Anda di halaman 1dari 14

TUGAS K3 SILIKA

PENGERTIAN SILIKA

Silika adalah senyawa hasil polimerisasi asam silikat yang tersusun dari rantai satuan
SiO4 tetrahedral dengan formula umum SiO2. Di alam senyawa silika ditemukan dalam
beberapa bahan alam seperti pasir, kuarsa, gelas, dan sebagainya. Silika sebagai
senyawa yang terdapat di alam berstruktur kristalin, sedangkan sebagai senyawa sintetis
adalah amorph. Secara sintetis senyawa silika dapat dibuat dari larutan silikat atau dari
pereaksi silan. Silika gel sebagai salah satu senyawa silika sintetis yang berstruktur
amorph. Silika gel merupakan salah satu bahan kimia berbentuk padatan yang banyak
dimanfaatkan sebagai adsorben. Hal ini disebabkan oleh mudahnya produksi dan juga
beberapa kelebihan yang lain, yaitu : sangat inert, hidrofilik, mempunyai kestabilan
termal dan mekanik yang tinggi serta relatif tidak mengembang dalam pelarut organik
jika dibandingkan dengan padatan resin polimer organik. Kualiatas yang berkaitan
dengan pemanfaatannya ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu struktur internal, ukuran
partikel, porositas, luas permukaan, ketahanan dan polaritasnya. Sifat sebagai penjerap
yang disebut juga sifat adsorptif adalah karena adanya situs aktif pada permukaan.
Kegunaan silika gel yang lazim adalah sebagai penjerap uap air pada penyimpanan
bahan – bahan yang bersifat higroskopis, atau mudah menyerap uap air seperti berbagai
produk makanan dan juga obat – obatan. Pada silika gel yang digunakan sebagai
penyerap uap air biasanya ditambahkan senyawa kobalt sebagai indikator untuk
mengetahui kapasitas uap air yang terserap.
Walaupun mempunyai berbagai kelebihan, ternyata silika gel juga mempunyai beberapa
kelemahan. Kelemahan tersebut adalah karena pada silika gel jenis situs aktif hanya
berupa gugus silanol ( -SiOH) dan siloksan ( Si-O-Si ). Gugus silanol ini mempunyai
sifat keasaman yang
rendah, disamping mempunyai oksigen sebagai atom donor yang sifatnya lemah. Namun
demikian adanya gugus silanol ( ≡Si-OH ) dan siloksan (≡Si-O-Si≡ ) ini juga
menguntungkan, karena memungkinkan terjadinya modifikasi. Pada modifikasi ini
mungkin tidak terjadi perubahan jenis gugus fungsi pada situs aktif. Kemungkinan lain
adalah modifikasi dengan merubah gugus fungsi pada situs aktifnya.

JENIS-JENIS SILIKA

1. Silika Presipitat
Silika presipitat yang biasa disebut particulate silika, terbentuk baik dari fase uap
maupun dari presipitasi larutan. Silika presipitat dalam bentuk powder atau bubuk
memiliki struktur yang lebih terbuka dengan volume pori yang lebih tinggi daripada
silika gel dalam bentuk yang sama. Silika dapat dipresipitasi dari larutan natrium
silikat dengan menggunakan konsentrasi yang lebih rendah daripada dalam
pembuatan gel. Proses presipitasi terjadi dalam beberapa langkah diantaranya adalah
nukleasi partikel, pertumbuhan partikel menjadi ukuran yang diinginkan, koagulasi
untuk membentuk akumulasi dengan kontrol pH dan konsentrasi ion natrium, serta
penguatan kumpulan partikel tanpa nukleasi lebih lanjut. Silika banyak digunakan di
industri karena sifat dan morfologinya yang unik.
Sifat Fisika dan Kimia Silika Presipitasi
Tabel 3. sifat fisika silika presipitat
Sifat Fisika
Bentuk Powder
Warna Putih
Kelarutan dalam air 0,012 g/l00 ml
Kandungan silika ±99%
Density 2,634 g/cm3
Spesific gravity 2
Sumber: (academia,2012)
Sifat Kimia :
Silika presipitat memilik dua gugus fungsi yang berbeda pada permukaanya,
yaitu gugus (Si-OH) dan gugus siloxane (Si-O-Si). Kedua gugus fungsi ini
mempengaruhi properti pada permukaan sekaligus aplikasi dari silika presipitasi itu
sendiri. Suatu permukaan dengan 5-6 gugus silanol per nm2, menghasilkan silika
presipirasi yang hidrofilik. Sedangkan gugus siloksan bersifat inert secara kimiawi
dan kereaktifannya menghasilkan silika presipitasi dengan permukaan yang beragam.
Sehingga reaksinya dengan organosilanes atau silikon membuatnya bersifat
hidrofobik. Kandungan–kandungan dalam silika presipitasi dapat dianalisa dengan
berbagai metode. Kandungan silika dapat diketahui secara gravimetri menggunakan
hydrofluoric acid, analisa zat pengotor berupa logam dapat dilakukan dengan AAS,
sedangkan kandungan sulfat dapat diperoleh dengan titrasi potensiometri (Welveni
dalam jurnal Okta, 2009).

2.3.1. Silika Gel


Silika Gel adalah butiran seperti kaca dengan bentuk yang sangat berpori, silika
dibuat secara sintetis dari natrium silikat. Walaupun namanya gel tapi tetap tergolong
dalam silika padat. Jangan terlalu mengartikan gel dalam pengertian suatu produk
yang bentuknya gel ataupun silicon gel.
Berdasarkan cara pembuatannya silika gel diagi menjadi dua macam,
diantaranya adalah :
a. Silika Gel Sintetis
Silika Gel Sintetis, dibuat dengan melalui proses dan pengolahan
menggunakan mesin. Yang mana terdapat perubahan bentuk dan jenis dari bahan
menjadi barang jadi. Dengan bahan dasar Pasir kwarsa dan Soda Ash dijadikan Silica
Gel (SiO3).
Dalam perkembangannya silica gel sintetis ada dua yaitu :
1. Silika Gel Putih (White)
Silika Gel White merupakan silica gel sintetis berupa butiran berwarna putih/
bening

2. Silika Gel Biru (Blue)


Silika Gel Blue merupakan silika gel sintetis yang dimodifikasi dengan
penambahan indikator warna biru. Indikator warna berubah menjadi merah bata pada
kondisi jenuh. Bahan ini mengandung kobalt klorida yang memiliki efek samping
bersifat karsinogenik dan menyebabkan iritasi pernapasan. Sebaiknya silika gel blue
dihindari penggunaannya dari produk makanan.

11

b. Silika Gel Alami (Natural)


Silika Gel Natural merupakan silika gel berbahan alami/natural seperti batu
zeolite dan zat lain yang terkandung senyawa silika didalamnya seperti halnya abu
cangkang dan fiber kelapa sawit yang diolah melalui proses aktivasi dan screening.
Jenis-jenis Silika

a. Silika Gel G

Silika gel adalah silika gel yang mengandung 13% kalsium sulfat sebagai zat

perekat. Jenis silika gel ini biasanya mengandung ion logam, terutama ion besi.

Kandungan ion besi ini dapat dihilangkan dengan mengembangkan olat TLC silika

gel G dengan sistem pelarut metanol : asam asam HCL pekat 9 : 1. Ion besi akan

bergerak bersama zat pelarut sampai ke ujung plat.Untuk selanjutnya plat tersebut

dikeringkan dan diaktifkan kembali.

b. Silika gel H

perbedaan silika gel G dan silika gel H ialah, bahwa silika gel H tidak

mengandung perekat kalsium sulfat . Silika gel H dipakai untuk memisahkan yang

bersifat spesifik, terutama lipida netral . Dengan menggunakan silika gel ini dapat

dipisahkan berbagai digliserida, seperti 1,2 digliserida dari 1,3 digliserida. Begitu juga

Fosfatidil gliserol dari polifliserida fosfat. c. Silka gel PF

Jenis silika gel ini diketemukan belakangan, yang dibuat sedemikian rupa

sehingga senyawa – senyawa organik yang terikat pada plat ini dapat mengadakan

fluoresensi. Oleh karena itu visualisasinya dapat dikerjakan dengan menempatkan plat

yang telah dikembangkan di dalam ruangan gelap atau dengan sinar ultra violet yang

bergelombang pendek.
2.3.2. Struktur Silika

Struktur tetrahedral unit silika (SiO4), blok bangunan dasar dari kaca paling ideal.

Struktur amorf dari gelas silika (SiO 2) dalam dua dimensi

Pada sebagian besar silikat, atom Si menunjukkan koordinasi tetrahedral, dengan 4 atom

oksigen yang mengelilingi sebuah atom Si pusat. Contoh yang paling umum adalah

dilihat dalam bentuk Kristal kuarsa SiO2 silika. Pada masing – masing bentuk Kristal

yang paling termodinamika stabil silika, rata – rata, semua 4 dari simpul (atau oksigen

atom) dari tetra hedra SiO4 dibagi dengan orang lain, menghasilkan rumus kimia bersih:

SiO2

Misalnya, dalam sel unit alfa – kuarsa, saham tetra hedron pusat semua 4 dari sudut

atom O nya, 2 wajah – saham tetra hedra berpusat 2 atom O sudut mereka, dan 4 tepi

berbagi – berpusat terahedra hanya satu dari mereka O atom dengan tetrahedral SiO4
lainnya. Hal ini membuat rata – rata bersih 12 dari 24 total simpul bahwa sebagian dari

tetra hedra SiO4 7 yang dianggap sebagai bagian dari sel satuan untuk silica.

SiO2 memiliki sejumlah bentuk Kristal yang berbeda (polimorf) selain bentuk – bentuk

amorf. Dengan pengecualian stishovite dan silica berserat, semua bentuk Kristal

melibatkan unit SiO4 tetrahedral dihubungkan oleh vektor bersama pada pengaturan

yang berbeda. Silikon – oksigen panjang ikatan bervariasi antara bentuk Kristal yang

berbeda, misalnya dalam α – kuarsa panjang obligasi adalah 161 pm, sedangkan di α –

tridimit itu di 154 – 171 pm jangkauan. Sudut Si – O – Si juga bervariasi antara nilai

rendah 140° α – tridimit, sampai 180° pada β – tridimit. Pada α

– kuarsa sudut Si – O – Si adalah 144°.

Silika berserat memiliki struktur yang serupa dengan SiS2 etrahedra SiO4 tepi – sharing.

Stishovite, bentuk tekanan yang lebih tinggi, sebaliknya memilikirutil seperti struktur di

mana silicon adalah 6 koordinat. Kepadatan stishovite adalah 4,287 g/cm3, yang

membandingkan untuk α – kuarsa, yang terpadat dari bentuk – bentuk tekanan rendah,

yang memiliki kerapatan 2,648 g/cm3. Perbedaan densitas dapat berasal dari

peningkatan koordinasi sebagai enam panjang terpendek ikatan Si

– Odalam stishovite (empat panjang ikatan Si – O dari 176 pm dan dua orang 181 pm)

lebih besar dari panjang ikatan Si – O (161 pm) dalam α – kuarsa. Alam koordinasi

meningkatkan iconicity ikatan Si – O. Tapi yang lebih penting adalah pengamatan

bahwa setiap penyimpangan dari standar parameter ini merupakan perbedaan

mikrostruktur atau variasi yang merupakan pendekatan ke vitreous, amorfatau kaca

padat.
Perhatikan bahwa satu – satunya bentuk yang stabil dalam kondisi normal adalah α –

kuarsa dan ini adalah bentuk yang dioksida silicon Kristal biasanya dihadapi. Dalam

kotoran alam di Kristal kuarsa α – dapat menimbulkan warna.

Perhatikan juga bahwa kedua mineral temperature tinggi, kristobalit dan tridimit,

memiliki keduanya kerapatan yang lebih rendah dan indeks bias dari kuarsa. Karena

komposisi identik, yang menyebabkan perbedaan harus dalam jarak meningkat pada

suhu tinggi mineral. Seperti biasa dengan berbagai zat, semakin tinggi suhu semakin

jauh terpisah atom karena energy getaran meningkat. Mineral tekanan tinggi, seifertite,

stishovite, dan coesite, di sisi lain, memiliki kerapatan yang lebih tinggi dan indeks bias

jika dibandingkan dengan kuarsa. Hal inimungkin disebabkan oleh kompresi kuat dari

atom yang harus terjadi selama pembentukan mereka, menghasilkan struktur yang lebih

kental.

Faujasit silica adalah bentuk lain dari silica kristalin. Hal ini diperoleh dengan

dealuminasi dari natrium rendah, ultra – stabil zeolite Y dengan kombinasi asam dan

pemanasan. Produk yang dihasilkan mengandung lebih dari 99% silika, memiliki

kristalinitas yang tinggi dan luas permukaan yang tinggi (lebih dari 800 m2 / g). Faujasit

– silica memiliki stabilitas termal dan asam yang sangat tinggi. Sebagai contoh, ia

mempertahankan tingkat tinggi agar molekul jarak jauh (atau kristalinitas) bahkan

setelah mendidih dalam asam klorida pekat. Film tipis silica tumbuh pada wafer silicon

melalui metode oksidasi termal bias sangat bermanfaat dalam mikroelektronik, di mana

mereka bertindak sebagai isolator listrik dengan stabilitas kimia tinggi. Dalam aplikasi
listrik, dapat melindungi silikon, biayatoko, blok saat ini, dan bahkan bertindak sebagai

jalur terkontrol untuk membatasialiran arus.

2.3.3. struktur kristal SiO2

Kristal simetri ρ
Bentuk Pearson simbol , g / Catatan Struktur
kelompok No cm 3
Rantai heliks membuat
rombohedral
kristal tunggal individu
(trigonal)
α-kuarsa 2.648 optik aktif; α-kuarsa
hP9, P3 1 21
bertobat untuk β-kuarsa
No.152 [14] pada 846 K

terkait erat dengan α-kuarsa


bersegi enam (dengan sudut Si-O-Si dari
β-kuarsa hP18, P6 2 22, 2.533 155 °) dan optik aktif; β-
No.180 [15] kuarsa bertobat untuk β-
tridimit pada 1140 K

ortorombik
metastabil bentuk di bawah
α-tridimit oS24, C222 1, 2.265 tekanan normal
No.20 [16]

terkait erat dengan α-


bersegi enam
tridimit; β-tridimit
β-tridimit hP12, P6 3 / mmc,
mengkonversi ke β-
No 194 [16] kristobalit pada 2010 K
bersegi empat
metastabil bentuk di bawah
α-kristobalit tP12, P4 1 2 1 2, 2.334 tekanan normal

No 92 [17]

kubik terkait erat dengan α-


β-kristobalit cF104, Fd 3 m, kristobalit; meleleh pada
No.227 [18] 1978 K

sodalite kandang
kubik dihubungkan oleh prisma
faujasite cF576, Fd 3 m, 1.92 heksagonal; 12-beranggota
No.227 [19] cincin pembukaan pori,
struktur faujasite. [10]
Si 5 O 10, Si 6 O 12 cincin;
kubik (cP *, P4 2
mineral selalu ditemukan
32, No.208) [5]
melanophlogite 2.04 dengan hidrokarbon dalam
atau tetragonal (P4
ruang interstisial-a
[20]
2 / nbc)
clathrasil [21]

Si 5 O 10, Si 4 O 14, Si 8 O 16
bersegi empat
cincin; disintesis dari kaca
keatite tP36, P4 1 2 1 2, 3.011 silika dan alkali pada 600-
No 92 [22] 900K dan 40-400 MPa

monoklinik
moganite mS46, C2 / c, Si 4 O 8 dan Si 6 O 12 cincin
No.15 [23]
monoklinik
coesite mS48, C2 / c, 2.911 Si 4 O 8 dan 8 SI O 16 cincin;
900 K dan 3-3,5 GPa
No.15 [24]

Salah satu terpadat


Bersegi empat (bersama dengan seifertite)
stishovite tP6, P4 2 / MNM, 4.287 polimorf silika; rutil mirip
136 [25] dengan 6 kali lipat Si
terkoordinasi; 7,5-8,5 GPa

ortorombik seperti SiS 2 terdiri dari


berserat oI12, Ibam, No.72 1.97 rantai berbagi tepi, meleleh
[26]
pada ~ 1700 K

Salah satu terpadat


(bersama dengan stishovite)
ortorombik
seifertite 4.294 polimorf silika; dihasilkan
op, Pbcn [27] pada tekanan di atas 40
GPa. [28]
2. JENIS SILIKA YANG MEMBAHAYAKAN BAGI PERNAFASAN

Silikosis merupakan penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat menghirup debu silika,
sehingga mengakibatkan peradangan dan pembentukan jaringan parut pada paru-paru.
Silikosis bersifat mematikan, tidak dapat disembuhkan, dan terkadang berakibat fatal bagi
paru-paru. Silikosis terjadi ketika pekerja menghirup debu silika kristal, partikel berukuran
sangat kecil tersebut masuk ke dalam dan terperangkap di paru-paru. Hal ini mengakibatkan
luka pada jaringan paru-paru dari ukuran kecil menjadi besar yang dikenal dengan nama
nodul. Semakin lama, nodul tumbuh semakin besar, sehingga mengakibatkan penderita
mengalami kesulitan bernapas.

Gejala dari silikosis tidak akan timbul cepat sesaat setelah pekerja menghirup debu silika.
Biasanya gejala timbul setelah pekerja terpapar selama 20-30 tahun. Tetapi, pada kasus
peledakan pasir, pekerjaan terowongan, pembuatan alat pengampelas sabun, atau jenis
pekerjaan dengan kadar silika tinggi, gejala dapat timbul dalam kurun waktu kurang dari 10
tahun.

Gejala:
Demam,sesak napas,terkadang bibir atau telinga membiru,mudah lelah, berat badan turun
drastis karena kehilangan nafsu makan,nyeri dada.

Berdasarkan lama dan jenis paparan debu silika, silikosis dibagi menjadi 3 jenis, antara lain:

Silikosis kronis (chronic silicosis): gejala terlihat dalam jangka waktu lebih dari 10 tahun
setelah terkena paparan debu silika kristal konsentrasi rendah.Silikosis akselerasi
(accelerated silicosis): gejala terlihat dalam jangka waktu 5-10 tahun setelah pekerja terkena
paparan awal debu silika kristal konsentrasi tinggi.Silikosis akut (acute silicosis): gejala
berkembang dalam jangka waktu beberapa minggu atau kurang dari 5 tahun, setelah pekerja
terkena paparan debu silika kristal konsentrasi tinggi secara terus-menerus.

Apa pencegahan yang harus dilakukan untuk melindungi pekerja dari paparan debu silika?

Untuk perusahaan:

Mengganti material − cara terbaik untuk menghilangkan bahaya adalah mengganti dengan
material lain yang tidak mengandung silika kristal. Mengubah metode kerja – untuk jenis
aktivitas yang menghasilkan paparan debu silika tingkat sedang dan tinggi sebaiknya
menggunakan metode basah.Melakukan engineering controls − menggunakan local exhaust
ventilation atau spray systems untuk mengurangi paparan debu silika. Juga memasang
sistem penampung debu, seperti dust collector, bag filter, dll.Menyediakan alat pelindung
diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya, seperti pelindung pernapasan dan pakaian
pelindung .Memberi pelatihan kepada pekerja tentang bahaya paparan silika, cara
pengendaliannya, dan cara menggunakan alat pelindung diri.Membuat program yang
berhubungan dengan paparan debu silika. Mengevaluasi paparan debu di area kerja untuk
tindakan perbaikan berkelanjutan,Melakukan upaya personal hygiene, seperti mencuci
tangan,Memasang sign APD pelindung pernapasan, APD pakaian pelindung, dan semua hal
yang berhubungan dengan potensi bahaya paparan debu silica.

Untuk pekerja:
Memahami bahaya paparan debu silika bagi kesehatan dan apa saja pengendalian yang harus
dilakukan.Mengurangi paparan debu silika dengan menghindari paparan (bila
memungkinkan), menggunakan metode basah, dan/ atau menggunakan pelindung
pernapasan serta pakaian pelindung.Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala sesuai
regulasi perusahaanHindari makan, minum, atau merokok di area yang terpapar debu
silica.Cuci tangan dan wajah sebelum makan, minum, atau merokok di luar area paparan
debu’Mandi (bila memungkinkan) dan ganti pakaian pelindung.

3. PROSESNYA MASUKNYA SILIKA KE DALAM SALURAN PERNAFASAN


Silikosis terjadi ketika bernafas,debu silika dengan ukuran partikel yang sangat kecil masuk
ke dalam dan terperangkap kedalam paru paru yang mengakibatkan rusaknya jaringan tubuh,
yang mengakibatkan jaringan paru paru luka dari ukuran kecil menjadi bukat yang dikenal
dengan nodule, semakin. Lama nodule akan semakin besar dan banyak,sehingga
mengakibatkan kita sulit bernafas.

Anda mungkin juga menyukai