Anda di halaman 1dari 36

KELOMPOK 3, ANGGOTA :

SHALSA AYU SABILLA BELLA PUSPITA


1913353038 1913353037

KANIA FHARA R. DIAH KUSUMANING A.P


1913353026 1913353027

KATRINA CHIKA R. ALISYA GITA PUTRI T.


1913353031 1913353028
KELOMPOK 3, ANGGOTA :
YUNIAR FATMA FITRIA 1913353029
1913353025

ERMALA DEWI IQBAL UBAYDILLAH


1913353033 1913353032

M. ILHAM TISAN M. IRVAN SAPUTRA


191335303830 1913353034
TRANSUDAT & EKSUDAT
(PLEURA & PERIKARDIUM)

DOSEN : IWAN SARIYANTO, S.St.,M.Si


YUK MULAI!
CAIRAN EFUSI
• Dibedakan atas transudat dan eksudat.

• Transudat : cairan yang terbentuk bukan oleh proses radang,


umumnya disebabkan suatu proses sistemik.

• Eksudat : cairan yang terbentuk oleh radang/inflamasi

• Langkah awal untuk diagnosis dan dalam


menentukan jenis pemeriksaan laboratorium.

• Bila cairan adalah transudat pemeriksaan lanjutan (-)


TRANSUDAT & EKSUDAT
Normal : pleura, perikardium & peritoneum : sedikit cairan

Fungsi : pelumas diantara lapisan parietal & mesotelium viseral

Jumlah : dipengaruhi tek. osmotik, hidrostatik, permeabilitas,


pembuluh darah, limfe dan mesotel

Akumulasi : ketidakseimbangan pembentukan dan absorbsi


TABEL 1. LOKASI, CARA PENGAMBILAN, & JENIS CAIRAN
Anatomic site Procedure Fluid obtained
pleural cavity thoracentesis pleural fluid
peritoneal
paracentesis peritoneal fluid
cavity
(ascitic fluid)
perlcardial
pericardial aspiration pericardial fluid
cavity
Joint space loint aspiration
synovial fluid
(arthrocentesis)
spinal cord cerebrospinal
spinal tap, lumbar puncture
fluid
Transudat dibedakan dari eksudat melalui
serangkaian pemeriksaan.

Kadar protein total dan laktat dehidrogenase (LDH)


pada serum dan cairan efusi.

Transudat : Ratio protein total cairan terhadap serum < 0,5


Ratio LDH cairan terhadap serum < 0,6.

Eksudat : Ratio protein cairan terhadap serum > 0,5


Ratio LDH > 0,6.

Kombinasi rasio protein cairan/serum


dan ratio LDH cairan/serum hampir 100 %
dapat membedakan transudat dengan eksudat
TABEL 2. PERBEDAAN TRANSUDAT & EKSUDAT
Transudat Eksudat
Keruh, purulen,
Warna Kuning pucat/jernih
hemoragik/berdarah
Bekuan - -/+
Berat Jenis < 1.018 > 1.018
Rivalta - +
Leukosit < 1000 /uL Bervariasi, > 1000/uL
Eritrosit - / sedikit biasanya banyak
Hitung jenis MN (limfosit / mesotel) terutama PMN
Protein total < 50 % serum > 50% serum
Rasio protein cairan /
< 0,5 > 0,5
serum
> 60 %
LDH < 60% serum
serum
Rasio LDH cairan/
< 0,6 > 0,6
serum
=/< plasma
Glukosa = Plasma

Bakteri - +
PENGUMPULAN BAHAN PEMERIKSAAN
Bahan : torasentesis, perikardiosentesis, parasentesis (10-50 ml)

Bagi ke dalam beberapa tabung :

EDTA : makroskopik, hitung sel, morfologi, hitung jenis )


Heparin : pem. kimia (LDH, protein total, glukosa, amilase)
Heparin steril : mikrobiologik ( kultur, pewamaan Gram, BTA)
Spuit berisi heparin : pemeriksaan pH, sitologik

Diperiksa dalam waktu < 1 jam setelah pengambilan.

Bila tidak : simpan pada suhu 40C 


mencegah pertumbuhan kuman dan kerusakan sel.

Pada saat itu juga diambil darah untuk perhitungan ratio


PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Makroskopik

Jumlah : menunjukkan luasnya kelainan


Warna : transudat dapat berwarna kuning muda
eksudat tergantung penyebab

Transudat > kuning muda : cairan asites pasien sirosis hepatik

Eksudat > keruh - purulen : banyak leukosit dan protein


kuning : karena bilirubin
putih susu : karena kilus
hijau : karena infeksi Pseudomonas
hemoragik : aspirasi traumatik, perdarahan
intraabdominal atau intratorakal, tumor
Kejernihan : transudat jemih, eksudat keruh
tergantung pada komposisinya.

Bau : biasanya tidak berbau, keeuali bila terdapat


pembusukan protein misalnya pada infeksi
kuman anaerob dan E. coli.

Berat jenis : merefleksikan jumlah protein

Diperiksa dengan urinometer atau refraktometer.

Bekuan : transudat tidak mengandung bekuan,


eksudat dapat membeku bila mengandung
>> fibrinogen.

Tes rivalta : dasar > seromucin dalam eksudat.


konvensional > DD/ eksudat dan transudat
2. Mikroskopik

Hitung jumlah sel : cairan jemih atau agak keruh, cairan purulen (-)

Hitung lekosit > 1000/ul mengarah pada eksudat.

Hitung lekosit meningkat pada asites : peritonitis, sirosis, dan TBC

Hitung jenis sel : sediaan hapus dibuat tergantung sifat cairan.


- Jernih, sel sedikit : sentrifugasi , ambil sedimennya
- Keruh sekali/ purulen, dibuat sediaan hapus langsung.
- Jika terdapat bekuan, maka dari bekuan dibuat sediaan tipis.
- Diwamai dengan Wright atau Giemsa, hitung jenis 100-300 sel.

Hitung jenis : sel mononuklear (MN) dan polimorfonuklear (PMN)


MN : meliputi limfosit, sel mesotel dan sel plasma.
Predominasi PMN : inflamasi akut (pnei, infark paru, efusi TBC (dini).
> 50% lekosit merupakan limfosit kecil : TBC atau tumor
Kimia

• Kadar protein total, kolesterol, glukosa, aktivitas LDH.


Glukosa pada infeksi atau penyakit reumatoid : menurun
• Untuk cairan asites juga diperiksa amilase, amonia, ALP, CEA
Amilase meningkat pada pankratitis atau perforasi esofagus
Amonia : dd/ efusi atau ekstravasasi urin
ALP : meningkat pada infark, perforasi mediastinum
CEA : marker tumor
• Kadar trigliserida diukur untuk mengidentifikasi efusi kilus.

• Jika cairan tampak seperti susu: tes ekstraksi  kilus

Mikrobiologik

Dilakukan pewamaan Gram, BTA, dan kultur.


CAIRAN PLEURA
• Diproduksi oleh pleura parietal
(filtrasi plasma melalui sel endotel kapiler)

• Diabsorbsi oleh pleura visceral


(melalui pembuluh limfe dan sel mesotel)

• Efusi dpt terjadi pada :


1. Tekanan hidrostatik
2. Tekanan onkotik plasma
3. Permeabilitas kapiler
4. Absorbsi oleh pemb.limfe
INDIKASI & KOMPLIKASI ASPIRASI
• Indikasi :
• bila terdapat efusi
• untuk terapi
• bila terdapat hemotorak
• terdapat empiyema

• Komplikasi : hemotorak adan mediastinal shift)


CAIRAN PLEURA
Normal atau transudat : jernih dan berwarna kuning pucat

Kekeruhan biasanya disebabkan adanya leukosit  infeksi bakteri,


TBC atau gangguan imunologik

Tes untuk membedakan transudat atau eksudat :


kolesterol cairan pleura atau rasio kolesterol cairan/serum.
Jika kadar kolesterol cairan > 55 mg/dl atau rasio > 0.3 
eksudat.

Darah menunjukkan : hemotoraks (cedera tarumatik)


kerusakan membrane
akibat aspirasi yang traumatik

Cairan pleura seperti susu : kilus dari duktus torasikus


Hitung leukosit dan hitung jenis rutin dilakukan

Hitung sel > 1000 sel/ul dianggap meningkat.

Efusi tuberkulosis : kenaikan jumlah sel dengan predominasi limfosit


adanya sel plasma.

Infeksi bakteri : hitung sel meningkat dengan dominasi netrofil.

Peningkatan limfosit : juga ditemukan pada keganasan.

Sediaan hapus cairan dapat mengandung :


sel mesotel, makrofag dan sel tumor ganas.

Glukosa < 60 mg : TBC, infeksi bakteri, reumatoid dan keganasan.


CAIRAN PERIKARDIAL
.
Cairan perikardial normal : berjumlah 10-50 ml,jemih, kuning pucat

Yang sering : cairan keruh yang disebabkan oleh infeksi/keganasan.

Cairan dengan sedikit darah : tuberkulosis atau tumor.

Efusi hemoragik : pungsi jantung atau penggunaan obat anti koagulan.

Hitung leukosit > 1000 sel/ul  menunjukkan infeksi.

Peningkatan persentase netrofil : mengarah pada endokarditis bakterialis.

Pemeriksaan sitologik : untuk melihat sel ganas

Kadar glukosa < 60 mg : infeksi dan keganasan.

Gram dan kultur tidak diperiksa kecuali dicurigai endokarditis bakterialis.


CAIRAN PERITONEAL
Normal : jemih , kuning pucat.

Eksudat keruh pada infeksi bakteri dan jamur, hijau bila terdapat empedu.

Hitung eritrosit biasanya < 100.000 sel/ ul, jika meningkat  trauma

Jika cairan tampak berdarah, eritrosit tidak dihitung.

Hitung leukosit normal < 300 sel/ul  meningkat pada peritonitis bakterial
& sirosis.

Pem. sitologi : untuk mencari metastasis kanker.

Pemeriksaan kimia : kadar glukosa, amilase dan ALP.

Pewarnaan Gram dan kultur bakteri : jika dicurigai peritonitis bakterial.

Bila curiga TBC : pewamaan BT A.


ADA YANG INGIN DITANYAKAN?
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai