Anda di halaman 1dari 19

Upaya Pembuatan

Instrumen Hukum
tentang korupsi
Dosen Pembimbing : Dra. Marhamah,M.Kes

Kelompok 2:
1. R. Agfi Arvianita 1913353046
2. Kania Fhara R 1913353026
3. Alisya Gita T 1913353028
4. Dhita Ramadhanty 1913353010
5. Diah Kusumaning Ayu 1913353027
6. Ahmad Ilham 1913353002
7. Alinta Septianda 1913353043
8. Viola Chuzaifa 1913353003
9. Pitri Anisa 1913353023
10. M. Ilham Tisan 1913353030
korupsi
Korupsi merupakan permasalahan universal yang dihadapi oleh seluruh negara
dan masalah pelik yang sulit untuk diberantas, hal ini tidak lain karena masalah
korupsi bukan hanya berkaitan dengan permasalahan ekonomi semata, melainkan
juga terkait dengan permasalahan politik, kekuasaan dan penegakkan hukum.
01
Pengembangan
dan Pembuatan
02
Pembera ntasan
Tindak Pidana
03
Implementasi
Konvensi PBB
Korupsi Menentang
berbagai
Menurut Korupsi Dalam
Instrumen
Instrumen Perundang-
Hukum yang
Hukum Interna Undangan
mendukung
sional Nasional
Pencegahan dan
Pemberantasan
Korupsi
01
Pengembangan dan Pembuatan berbagai
Instrumen Hukum yang mendukung
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi
Untuk mendukung pencegahan dan pemberantasan
korupsi tidak cukup hanya mengandalkan satu
instrumen hukum yakni Undang-Undang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Berbagai
peraturan perundang-undangan atau instrumen
hukum lain perlu dikembangkan. Salah satu
peraturan perundang-undangan yang harus ada
untuk mendukung pemberantasan korupsi adalah
Undang-Undang Tindak Pidana Money
Laundering atau Pencucian Uang.
Salah satu peraturan perundang-undangan yang harus ada untuk mendukung
pemberantasan korupsi adalah

● Undang-Undang Tindak Pidana Money Laundering atau Pencucian Uang.

● Untuk melindungi saksi dan korban tindak pidana korupsi, perlu instrumen
hukum berupa UU Perlindungan Saksi dan Korban.
● Untuk memberdayakan Pers, perlu UU
yang mengatur mengenai Pers yang bebas.
● Bagaimana mekanisme masyarakat yang
akan melaporkan tindak pidana korupsi
dan penggunaan electronic surveillance
juga perlu diatur supaya tidak melanggar
privacy seseorang. Selain itu hak warga
negara untuk secara bebas menyatakan
pendapatnya harus pula diatur.
● Pasal-pasal yang mengkriminalisasi perbuatan seseorang yang akan
melaporkan tindak pidana korupsi serta menghalang-halangi penyelidikan,
penyidikan dan pemeriksaan tindak pidana korupsi seperti pasal mengenai
fitnah atau pencemaran nama baik perlu dikaji ulang dan bilamana perlu
diamandemen atau dihapuskan. Hal ini bertujuan untuk lebih
memberdayakan masyarakat. Masyarakat tidak boleh takut melaporkan
kasus korupsi yang diketahuinya.
Selain itu, untuk mendukung pemerintahan yang bersih,
• perlu instrumen Kode Etik atau code of conduct yang
ditujukan untuk semua pejabat publik, baik pejabat
eksekutif, legislatif maupun code of conduct bagi aparat
lembaga peradilan (kepolisian, kejaksaan dan pengadilan).
02
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Menurut Instrumen Hukum Internasional
RUANG
PERJANJIAN LINGKUP KONVENSI
INTERNASIO PERJANJIAN PBB
NAL INTERNASIO
NAL
PERJANJIAN INTERNASIONAL
Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antara
anggota masyarakat bangsa- bangsa dan bertujuan untuk
mengakibatkan akibat hukum tertentu.

Ada juga yang menyebutkan bahwa perjanjian internasional adalah


kata sepakat antara dua atau lebih subjek hukum internasional
(negara, tahta suci, kelompok pembebasan, organisasi
internasional) mengenai suatu obyek tertentu yang dirumuskan
secara tertulis dengan maksud untuk membentuk hubungan
hukum atau melahirkan hak dan kewajiban yang diatur oleh hukum
internasional.
RUANG LINGKUP
PERJANJIAN KONVENSI PBB
Berkaitan dengan pemberantasan tindak pidana korupsi, pada
INTERNASIONAL tahun 2003, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membentuk
Konvensi Anti Korupsi (United Nation Convention Against
Ruang lingkup perjanjian internasional meliputi Corruption - UNCAC) yang bertujuan untuk mencegah
obyek yang luas seperti bidang-bidang ekonomi, korupsi secara global dengan melakukan kerjasama
politik, sosial, kebudayaan, perdagangan, ilmu internasional untuk bersama-sama melakukan langkah-
pengetahuan dan teknik. Walaupun bermacam- langkah menghapuskan korupsi di seluruh dunia.
Konvensi ini diadopsi dalam Sidang Umum PBB pada
macam nama yang diberikan untuk perjanjian
Okotber 2003 dan telah ditandatangai oleh 140 negara
internasional mulai dari yang paling resmi dengan 38 negara di antaranya telah meratifikasinya.
sampai pada bentuk yang sangat sederhana,
semuanya sama-sama mempunyai kekuatan Konvensi PBB menentang Korupsi (UNCAC)
hukum dan mengikat pihak-pihak yang terkait. ini memiliki 4 pilar utama, yaitu: 12
1. pencegahan
2. penegakkan hukum
3. kerjasama internasional dan
4. pengembalian aset.
03
Implementasi Konvensi PBB
Menentang Korupsi Dalam
Perundang-Undangan Nasional
Adanya ratifikasi terhadap UNCAC Tahun
Secara Internasional Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi Telah Diatur Dalam Perjanjian
2002 membawa konsekuensi bahwa Indonesia
Internasional Dalam Bentuk Konvensi harus menerapkan dalam sistem hukum
Internasional, Yakni Palermo Convention Tahun nasional.
2000 Dan Khususnya United Convention Against Secara resmi Indonesia telah mengikatkan diri
Corruption (UNCAC) Atau Konvensi Perserikatan pada United Nations Convention Against
Bangsa-bangsa (PBB) Menentang Korupsi Tahun
Corruption (UNCAC).
2002, Dan Hal Ini Juga Telah Diratifikasi Oleh
Indonesia Melalui Undang-undang No. 7 Tahun
Hal semakin menegaskan bahwa Indonesia
2006. adalah bagian dari gerakan global melawan
korupsi. Namun, UNCAC tidak diterima
UNCAC atau yang sering disebut Konvensi PBB anti secara utuh oleh Indonesia.
korupsi merupakan suatu Konvensi anti korupsi
yang mencakup ketentuanketentuan kriminalisai,
kewajiban terhadap langkah-langkah pencegahan
dalam sektor publik dan privat, kerjasama
internasional dalam penyelidikan dan penegakan
hukum, langkah-langkah bantuan teknis, serta
ketentuan mengenai pengembalian asset.
● Sebelum Indonesia meratifikasi UNCAC, Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengusung
semangat pemberantasan tindak pidana korupsi. Dua yang utama bahkan lahir jauh sebelum UNCAC
hadir. Indonesia telah menerbitkan undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi pada awal
tahun 1970-an (UU No 3 Tahun 1971). Undang-undang ini kemudian diperbarui dengan terbitnya UU
No 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah UU No 20 Tahun 2001.
● Indonesia mempunyai Undang-Undang nomor 31 tahun 1999 jo Undang-Undang nomor 30 tahun 2001
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Kemudian terkait dengan pasal 6 UNCAC mengenai
Badan atau Badan-Badan Pencegahan atau Anti Korupsi, Indonesia telah memiliki KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi) yang disahkan melalui Undang-Undang nomor 30 tahun 2002.
● Indonesia juga mempunyai Undang-Undang nomor 15 tahun 2002 dan Undang-Undang nomor 25 tahun
2003 tentang Pencucian Uang yang mana disebutkan dalam pasal 14 UNCAC mengenai tindakan-
tindakan untuk mencegah pencucian uang.
● Indonesia sebagai negara yang telah menandatangani dan meratifikasi UNCAC tentunya mempunyai
kewajiban untuk segera mereformasi sistem hukumnya sesuai dengan ketentuan UNCAC.
kesimpulan
1 2
Implementasi Konvensi PBB Menentang
Korupsi Dalam Perundang-undangan Nasional
Berlakunya Konvensi PBB Anti Korupsi
Pasal 1 ayat (1) UU No 7 Tahun 2006
atau United Nations Convention Against
menyatakan mengesahkan Konvensi
Corruption (UNCAC) 2003, merupakan
Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti Korupsi,
Instrument Hukum Internasional yang
2003. Terkait dengan tindakan implementasi,
menjadi dasar hukum kerjasama
Indonesia juga mempunyai Undang-Undang
internasional pengembalian aset yang
nomor 31 tahun 1999 jo Undang-Undang
diperoleh secara tidak sah, membuka
nomor 30 tahun 2001 Tentang Pemberantasan
peluang bagi negara-negara dalam
Tindak Pidana Korupsi, KPK (Komisi Pembera
upaya pencegahan dan pemberantasan
ntasan Korupsi) yang disahkan melalui
kejahatan, termasuk tindak pidana
Undang-Undang nomor 30 tahun 2002,
korupsi. UNCAC mempunyai tujuan yang
Undang-Undang nomor 15 tahun 2002 dan
sangat ampuh untuk mencegah,
Undang-Undang nomor 25 tahun 2003
memajukan dan mengambil
tentang Pencucian Uang yang mana
langkahlangkah tegas dalam mencegah
disebutkan dalam pasal 14 UNCAC mengenai
dan melawan korupsi secara efektif
tindakan-tindakan untuk mencegah pencucian
uang.
Daftar pustaka
Tompodung,Schwars Marhani.2019.Aspek Hukum
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Menurut Instrumen
Hukum Internasional.ejournal.unsrat.ac.id (diakses 18
oktober 2020)
Dustira, Akper.2017.Upaya Pemberantasan Korupsi.
http://akperrsdustira.ac.id/wp-
content/uploads/2017/07/Buku-Pendidikan-Anti- Korupsi-
untuk-Perguruan-Tinggi-2017-bagian-2- .pdf (diakses
18 oktober 2020)
Terimakasi
h

+ +

KEJUJURAN adalah
kesederhanaan yang paling
mewah

Anda mungkin juga menyukai