REPUBLIK INDONESIA
Mengingat:...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
Mengingat 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 11, dan Pasal 20 Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan
Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3882);
3. Undang-Undang Nomor 24 Tallurr 2000 tentang Perjanjian
Internasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor aOl2l;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan UNDANG-UNDANG TENTANG PENGESAHAN UNITED
]VATIO]VS CONVENTION AGAINST CORRUPTION, 2OO3
(KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA ANTI
KORUPSr,2003).
Pasal 1
Pasal 2
Agar
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
3
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 18 April 2006
ttd
DR. H. SUSLO BAMBANG YLIDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 18 April 2006
ttd
FIAMID AWALUDIN
@u
ZULFIAN LUBIS
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2006
TENTANG
PENGESAHAN UNITED NANONS CONVENTION AGAINST CORRUPTION, 2OO3
(KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA ANTI KORUPSI, 2OO3)
I UMUM
Tindak pidana korupsi merupakan ancaman terhadap prinsip-prinsip
demokrasi, yang menjunjung tinggi transparansi, akuntabilitas, dan
integritas, serta keamanan dan stabilitas bangsa Indonesia. Oleh karena
korupsi merupakan tindak pidana yang bersifat sistematik dan merugikan
pembangunan berkelanjutan sehingga memerlukan langkah-Iangkah
pencegahan dan pemberantasan yang bersifat menyeluruh, sistematis,
dan berkesinambungan baik pada tingkat nasional maupun tingkat
internasional. Dalam melaksanakan pencegahan dan pemberantasan
tindak pidana korupsi yang efisien dan efektif diperlukan dukungan
manajemen tala pemerintahan yang baik dan kerja sama internasional,
termasuk pengembalian aset-aset yang berasal dari tindak pidana
korupsi.
Selama ini pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi di
Indonesia sudah dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-
undangan khusus yang berlaku sejak tahun 1957 dan telah diubah
sebanyak 5 (lima) kali, akan tetapi peraturan perundang-undangan
dimaksud belum memadai, antara lain karena belum adanya kerja sama
internasional dalam masalah pengembalian hasil tindak pidana korupsi.
Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 18 Desember 2003 di Markas
Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa telah ikut menandatangani Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Anti Korupsi yang diadopsi oleh
Sidang ke-58 Majelis Umum melalui Resolusi Nomor 5814 pada tanggal 31
Oktober 2003.
Untuk
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-BABII:...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-BAB VI:...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal 1
Yang disahkan dalam Undang-Undang ini adalah United Nations
Conuention Against Comtption, 2003 (Konvensi PBB anti Korupsi,
2003).
Untuk kepentingan pemasyarakatannya, dipergunakan salinan
naskah asli dalam bahasa Inggris dan terjemahan dalam bahasa
Indonesia. Apabila terjadi perbedaan pengertian terhadap terjemahan
dalam bahasa Indonesia, maka dipergunakan salinan naskah aslinya
dalam bahasa Inggris.
Pasal 2
Cukup jelas
IAMPIRAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2006
TENTANG
PENGESAFIAN UN ITED /VATIONS COIVIZEMITO]V AGAI]VST C ORRWTION, 2 OO 3
(KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA ANTI KORUPSI, 2OO3)
Reseruatton:
The Gouernment oJ tfle Republtc oJ Indonesta does not constder ttselJ bound bg
the prouiston oJ article 66 paragraph 2 and takes tlrc posttton that disputes
relattng to the tnterpretatton and appLtcatton oJ tlrc Conuentton whtch can not be
settled through the channel proutdedJor tn paragraph2 oJ the sqtd arttcle mag be
reJerred to ttrc Internattonal Court oJ Jttsttce onlg totth the consent oJ tlrc parttes
to the dtsputes.
ttd
DR. H. SUSLO BAMBANG YUDHOYONO
0@lm,:
ZULFIAN LUBIS
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
IAMPIRAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2006
TENTANG
PENGESAFIAN UN ITED ]VATIO/VS COIVTEI\trIOIV AGAIIVS" C ORRU PTION, 2 OO 3
(KO NVENSI PERSERIKATAN BANGSA- BANGSA ANTI KO RUPSI, 2 OO3)
Pensyaratan:
ttd
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
ZULFIAN LUBIS
UNITED NATIONS CONVENTION AGAINST CORRUPTION, 2003
(KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA MENENTANG
KORUPSI, 2003)
Preamble Pembukaan
The States Parties to this Convention, Negara-Negara Pihak pada Konvensi ini,
Concerned about the seriousness of Prihatin atas keseriusan masalah dan
problems and threats posed by corruption ancaman yang ditimbulkan oleh korupsi
to the stability and security of societies, terhadap stabilitas dan keamanan
undermining the institutions and values of masyarakat yang merusak lembaga-
democracy, ethical values and justice lembaga dan nilai-nilai demokrasi, nilai-
and jeopardizing sustainable nilai etika dan keadilan serta
development and the rule of law, mengacaukan pembangunan yang
berkelanjutan dan penegakan hukum,
Concerned also about the links between Prihatin juga atas hubungan antara
corruption and other forms of crime, in korupsi dan bentuk-bentuk lain
particular organized crime and economic kejahatan, khususnya kejahatan
crime, including money-laundering, terorganisir dan kejahatan ekonomi,
termasuk pencucian uang,
Convinced further that the availability of Meyakini lebih lanjut bahwa keberadaan
technical assistance can play an bantuan teknis dapat memainkan
7
important role in enhancing the ability of peranan yang penting dalam
States, including by strengthening meningkatkan kemampuan Negara,
capacity and by institution-building, to termasuk dengan memperkuat kapasitas
prevent and combat corruption dan dengan peningkatan kemampuan
effectively, lembaga untuk mencegah dan
memberantas korupsi secara efektif,
Bearing in mind that the prevention and Mengingat bahwa pencegahan dan
eradication of corruption is a pemberantasan korupsi merupakan
responsibility of all States and that they tanggung jawab semua Negara dan
must cooperate with one another, with bahwa Negara-negara harus saling
the support and involvement of bekerja sama, dengan dukungan dan
individuals and groups outside the public keterlibatan orang-perorangan dan
sector, such as civil society, non- kelompok di luar sektor publik, seperti
governmental organizations and masyarakat madani, organisasi non-
community-based organizations, if their pemerintah, dan organisasi
efforts in this area are to be effective, kemasyarakatan agar upaya-upaya
dalam bidang ini dapat efektif,
8
and combating corruption, memberantas korupsi,
Recalling the work carried out by other Mengingat hasil kerja organisasi-
international and regional organizations organisasi internasional dan regional
in this field, including the activities of the lainnya dalam bidang ini, termasuk
African Union, the Council of Europe, the kegiatan-kegiatan Uni Afrika, Dewan
Customs Cooperation Council (also Eropa, Dewan Kerja sama Kepabeanan
known as the World Customs (juga dikenal sebagai Organisasi
Organization), the European Union, the Kepabeanan Dunia), Uni Eropa, Liga
League of Arab States, the Organisation Negara- Negara Arab, Organisasi untuk
for Economic Cooperation and Kerja sama Ekonomi dan
Development and the Organization of Pembangunan dan Organisasi Negara-
American States, Negara Amerika,
1
Lihat Dokumen E/1996/99.
2
Jurnal Resmi Masyarakat Eropa, C 195, 25 Juni 1997.
3
Lihat Dokumen PBB, “Corruption and Integrity Improvement Initiatives
in Developing Countries” (UN Publication, Sales No. E.98.III.B.18).
4
Dewan Eropa, European Treaty Series, No. 173.
5
Ibid, No. 174.
9
Pemerintahan Uni Afrika pada tanggal
12 Juli 2003,
Chapter I BAB I
General provisions Ketentuan Umum
Article 1 Pasal 1
Statement of purpose Tujuan
The purposes of this Convention are: Tujuan Konvensi ini adalah:
Article 2 Pasal 2
Use of terms Penggunaan Istilah
For the purposes of this Convention: Dalam Konvensi ini :
6
Resolusi Majelis Umum 55/25, annex I.
10
defined in the domestic law of the atau memberikan layanan umum,
State Party and as applied in the sebagaimana dimaksud dalam
pertinent area of law of that State undang-undang nasional Negara
Party; Pihak dan sebagaimana berlaku
di bidang hukum yang sesuai di
Negara Pihak tersebut;
(iii) any other person defined as a (iii) setiap orang yang dinyatakan
“public official” in the domestic law sebagai “pejabat publik” dalam
of a State Party. However, for the undang-undang nasional Negara
purpose of some specific Pihak. Namun, untuk upaya-
measures contained in chapter II upaya tertentu sebagaimana
of this Convention, “public official” dimaksud dalam Bab II Konvensi
may mean any person who ini, “pejabat publik” dapat berarti
performs a public function or setiap orang yang melaksanakan
provides a public service as fungsi publik atau menyediakan
defined in the domestic law of the layanan umum sebagaimana
State Party and as applied in the dimaksud dalam undang- undang
pertinent area of law of that State nasional Negara Pihak dan
Party; sebagaimana berlaku di bidang
hukum yang sesuai di Negara
Pihak tersebut;
(b) “Foreign public official” shall mean (b) “Pejabat publik asing” adalah
any person holding a legislative, setiap orang yang memegang jabatan
executive, administrative or judicial legislatif, eksekutif, administratif,
office of a foreign country, whether atau yudikatif di suatu negara
appointed or elected; and any person asing, baik diangkat atau dipilih, dan
exercising a public function for a setiap orang yang melaksanakan
foreign country, including for a public fungsi publik untuk negara asing,
agency or public enterprise; termasuk untuk instansi publik atau
perusahaan publik;
(d) “Property” shall mean assets of every (d) “Kekayaan” adalah setiap jenis aset,
kind, whether corporeal or baik bertubuh atau takbertubuh,
incorporeal, movable or immovable, bergerak atau takbergerak, berwujud
tangible or intangible, and legal atau takberwujud, dan dokumen atau
documents or instruments evidencing instrumen hukum yang membuktikan
title to or interest in such assets; hak atas atau kepentingan dalam aset
tersebut;
(e) “Proceeds of crime” shall mean any (e) “Hasil kejahatan” adalah setiap
property derived from or obtained, kekayaan yang berasal atau
directly or indirectly, through the diperoleh, langsung atau tidak
commission of an offence; langsung, dari pelaksanaan
kejahatan;
(f) “Freezing” or “seizure” shall mean (f) “Pembekuan” atau “penyitaan” berarti
temporarily prohibiting the pelarangan sementara transfer,
11
transfer,nconversion, disposition or konversi, pelepasan atau pemindahan
movement of property or temporarily kekayaan, atau penempatan
assuming custody or control of sementara kekayaan dalam
property on the basis of an order pengawasan atau pengendalian
issued by a court or other competent berdasarkan perintah pengadilan atau
authority; pejabat berwenang lainnya;
(h) “Predicate offence” shall mean any (h) “Kejahatan asal” adalah setiap
offence as a result of which proceeds kejahatan yang mengakibatkan
have been generated that may bahwa hasil-hasil yang diperoleh
become the subject of an offence as dapat menjadi subyek dari kejahatan
defined in article 23 of this sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Convention; 23 Konvensi ini;
(i) “Controlled delivery” shall mean the (i) “Penyerahan terkendali” adalah cara
technique of allowing illicit or suspect untuk memungkinkan kiriman yang
consignments to pass out of, through taksah atau mencurigakan keluar
or into the territory of one or more dari, melalui atau masuk ke dalam
States, with the knowledge and under wilayah satu atau lebih Negara,
the supervision of their competent dengan sepengetahuan dan di bawah
authorities, with a view to the pengawasan pejabat berwenangnya,
investigation of an offence and the dalam rangka penyidikan kejahatan
identification of persons involved in dan identifikasi orang-orang yang
the commission of the offence. terlibat dalam pelaksanaan kejahatan.
Article 3 Pasal 3
Scope of application Ruang Lingkup Pemberlakuan
1. This Convention shall apply, in 1. Konvensi ini berlaku, sesuai dengan
accordance with its terms, to the ketentuan-ketentuannya, bagi
prevention, investigation and pencegahan, penyidikan dan
prosecution of corruption and to the penuntutan korupsi dan bagi
freezing, seizure, confiscation and pembekuan, penyitaan, perampasan
return of the proceeds of offences dan pengembalian hasil kejahatan
established in accordance with this menurut Konvensi ini.
Convention.
2. For the purposes of implementing this 2. Jika tidak dinyatakan lain, Konvensi
Convention, it shall not be necessary, ini wajib dilaksanakan tanpa
except as otherwise stated herein, for memperhatikan apakah kejahatan
the offences set forth in it to result in sebagaimana dimaksud dalam
damage or harm to state property. Konvensi ini menimbulkan kerugian
atau kerusakan pada kekayaan
negara.
Article 4 Pasal 4
Protection of sovereignty Perlindungan Kedaulatan
1. States Parties shall carry out their 1. Negara Pihak wajib melaksanakan
obligations under this Convention in a kewajiban-kewajiban dalam Konvensi
manner consistent with the principles ini berdasarkan prinsip kedaulatan
12
of sovereign equality and territorial yang sejajar dan integritas wilayah
integrity of States and that of non- Negara serta prinsip tidak melakukan
intervention in the domestic affairs of intervensi terhadap masalah dalam
other States. negeri Negara lain.
Chapter II Bab II
Preventive measures Tindakan Pencegahan
Article 5 Pasal 5
Preventive anti-corruption policies Kebijakan dan Praktek Pencegahan
and practices Korupsi
1. Each State Party shall, in accordance 1. Negara Pihak wajib, sesuai dengan
with the fundamental principles of its prinsip-prinsip dasar sistem
legal system, develop and implement hukumnya, mengembangkan dan
or maintain effective, coordinated melaksanakan atau memelihara
anticorruption policies that promote kebijakan anti korupsi yang efektif
the participation of society and reflect dan terkoordinasi yang meningkatkan
the principles of the rule of law, partisipasi masyarakat dan
proper management of public affairs mencerminkan prinsip-prinsip
and public property, integrity, penegakan hukum, pengelolaan
transparency and accountability. urusan publik dan kekayaan publik
secara baik, integritas, transparansi
dan akuntabilitas.
13
projects aimed at the prevention of partisipasi dalam program dan proyek
corruption. internasional yang ditujukan untuk
pencegahan korupsi.
Article 6 Pasal 6
Preventive anti-corruption body or Badan atau badan-badan pencegahan
bodies korupsi
1. Each State Party shall, in accordance 1. Negara Pihak wajib, sesuai dengan
with the fundamental principles of its prinsip-prinsip dasar sistem
legal system, ensure the existence of hukumnya, mengusahakan adanya
a body or bodies, as appropriate, that badan atau badan-badan, jika
prevent corruption by such means as: dipandang perlu, yang mencegah
korupsi dengan cara seperti:
2. Each State Party shall grant the body 2. Negara Pihak wajib memberikan
or bodies referred to in paragraph 1 of kepada badan atau badan-badan
this article the necessary sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
independence, in accordance with the Pasal ini kemandirian yang
fundamental principles of its legal diperlukan, sesuai dengan prinsip-
system, to enable the body or bodies prinsip dasar sistem hukumnya, guna
to carry out its or their functions memungkinkan badan atau badan-
effectively and free from any undue badan tersebut melaksanakan fungsi-
influence. The necessary material fungsinya secara efektif dan bebas
resources and specialized staff, as dari pengaruh yang tidak semestinya.
well as the training that such staff Sumber-sumber material dan staf
may require to carry out their khusus yang diperlukan, juga
functions, should be provided. pelatihan yang mungkin dibutuhkan
staf tersebut untuk melaksanakan
fungsi-fungsinya wajib disediakan.
3. Each State Party shall inform the 3. Negara Pihak wajib memberikan
Secretary-General of the United kepada Sekretaris Jenderal
Nations of the name and address of Perserikatan Bangsa-Bangsa
the authority or authorities that may informasi mengenai nama dan alamat
assist other States Parties in badan atau badan-badan berwenang
developing and implementing specific yang dapat membantu Negara Pihak
measures for the prevention of lain mengembangkan dan
corruption. melaksanakan tindakan-tindakan
khusus untuk pencegahan korupsi.
Article 7 Pasal 7
Public sector Sektor Publik
1. Each State Party shall, where 1. Negara Pihak wajib, menurut
appropriate and in accordance with kebutuhan dan sesuai dengan
14
the fundamental principles of its legal prinsip-prinsip dasar sistem
system, endeavour to adopt, maintain hukumnya, mengupayakan untuk
and strengthen systems for the mengadakan, melaksanakan dan
recruitment, hiring, retention, memperkuat sistem rekrutmen,
promotion and retirement of civil penempatan, pemakaian, promosi
servants and, where appropriate, dan pemensiunan pegawai sipil dan,
other non-elected public officials: bila dianggap perlu, pejabat publik
lain yang tidak melalui proses
pemilihan:
(a) That are based on principles of (a) yang didasarkan pada prinsip-
efficiency, transparency and prinsip efisiensi, transparansi, dan
objective criteria such as merit, kriteria obyektif seperti prestasi,
equity and aptitude; sikap adil, dan bakat;
(b) That include adequate procedures (b) yang meliputi tata cara yang
for the selection and training of memadai bagi seleksi dan
individuals for public positions pelatihan orang untuk jabatan
considered especially vulnerable publik yang khususnya
to corruption and the rotation, dianggap rawan korupsi serta
where appropriate, of such rotasi, jika dianggap perlu, orang
individuals to other positions; tersebut ke jabatan lain;
2. Each State Party shall also consider 2. Negara Pihak wajib juga
adopting appropriate legislative and mempertimbangkan untuk mengambil
administrative measures, consistent tindakan-tindakan legislatif dan
with the objectives of this Convention administratif yang layak, sesuai
and in accordance with the dengan tujuan Konvensi ini dan
fundamental principles of its domestic berdasarkan prinsip-prinsip dasar
law, to prescribe criteria concerning hukum nasionalnya, untuk
candidature for and election to public merumuskan kriteria pencalonan dan
office. pemilihan jabatan publik.
15
3. Each State Party shall also consider 3. Negara Pihak wajib juga
taking appropriate legislative and mempertimbangkan untuk
administrative measures, consistent mengambil tindakan-tindakan
with the objectives of this Convention legislatif dan administratif yang layak,
and in accordance with the sesuai dengan tujuan Konvensi ini
fundamental principles of its domestic dan berdasarkan prinsip-prinsip dasar
law, to enhance transparency in the hukum nasionalnya, untuk
funding of candidatures for elected meningkatkan transparansi dalam
public office and, where applicable, pendanaan pencalonan untuk
the funding of political parties. jabatan publik dan, bila dianggap
perlu, pendanaan partai-partai politik.
4. Each State Party shall, in accordance 4. Negara Pihak wajib, sesuai dengan
with the fundamental principles of its prinsip-prinsip dasar hukum
domestic law, endeavour to adopt, nasionalnya, mengupayakan untuk
maintain and strengthen systems that mengadakan, melaksanakan, dan
promote transparency and prevent memperkuat sistem yang
conflicts of interest. meningkatkan transparansi dan
mencegah benturan kepentingan.
Article 8 Pasal 8
Codes of conduct for public officials Kode Etik bagi Pejabat Publik
1. In order to fight corruption, each State 1. Untuk melawan korupsi, Negara
Party shall promote, inter alia, Pihak wajib meningkatkan, antara
integrity, honesty and responsibility lain, integritas, kejujuran dan
among its public officials, in tanggung jawab pada pejabat publik
accordance with the fundamental mereka, sesuai dengan prinsip-prinsip
principles of its legal system. dasar sistem hukumnya.
4. Each State Party shall also consider, 4. Negara Pihak wajib juga
in accordance with the fundamental mempertimbangkan, sesuai dengan
principles of its domestic law, prinsip-prinsip dasar hukum
establishing measures and systems nasionalnya, untuk mengambil
to facilitate the reporting by public tindakan-tindakan dan mengadakan
officials of acts of corruption to sistem guna memfasilitasi pelaporan
appropriate authorities, when such oleh pejabat publik tentang perbuatan
16
acts come to their notice in the korupsi kepada pejabat berwenang
performance of their functions. yang sesuai, jika dalam pelaksanaan
fungsinya ia mengetahui perbuatan
tersebut.
Article 9 Pasal 9
Public procurement and management Pengadaan Umum dan Pengelolaan
of public finances Keuangan Publik
1. Each State Party shall, in accordance 1. Negara Pihak wajib, sesuai dengan
with the fundamental principles of its prinsip-prinsip dasar sistem
legal system, take the necessary hukumnya, mengambil langkah-
steps to establish appropriate langkah yang perlu untuk membuat
systems of procurement, based on sistem pengadaan yang baik,
transparency, competition and berdasarkan transparansi, kompetisi
objective criteria in decision-making, dan kriteria obyektif dalam
that are effective, inter alia, in pengambilan keputusan yang efektif
preventing corruption. Such systems, untuk, antara lain, mencegah
which may take into account korupsi. Sistem tersebut, yang
appropriate threshold values in their dalam pelaksanaannya dapat
application, shall address, inter alia: mempertimbangkan nilai ambang
batas, wajib memperhatikan, antara
lain:
17
tenders; untuk menyiapkan dan
memasukkan penawarannya;
2. Each State Party shall, in accordance 2. Negara Pihak wajib, sesuai dengan
with the fundamental principles of its prinsip-prinsip dasar sistem
legal system, take appropriate hukumnya, tindakan-tindakan yang
measures to promote transparency sesuai untuk meningkatkan
and accountability in the management transparansi dan akuntabilitas dalam
of public finances. Such measures pengelolaan keuangan publik.
shall encompass, inter alia: Tindakan-tindakan tersebut harus
mencakup, antara lain:
(a) Procedures for the adoption of the (a) Tata cara penetapan anggaran
national budget; belanja nasional;
18
risk management and internal pengendalian internal yang efektif
control; and dan efisien; dan
3. Each State Party shall take such civil 3. Negara Pihak wajib mengambil
and administrative measures as may tindakan perdata dan administratif
be necessary, in accordance with the yang perlu, sesuai dengan prinsip-
fundamental principles of its domestic prinsip dasar sistem hukumnya,
law, to preserve the integrity of untuk menjamin integritas buku,
accounting books, records, financial catatan akuntansi, laporan
statements or other documents keuangan atau dokumen lain yang
related to public expenditure and terkait dengan pengeluaran dan
revenue and to prevent the pendapatan publik serta untuk
falsification of such documents. mencegah pemalsuan dokumen-
dokumen tersebut.
Article 10 Pasal 10
Public reporting Pelaporan Publik
Taking into account the need to combat Dengan mempertimbangkan kebutuhan
corruption, each State Party shall, in untuk memberantas korupsi, setiap
accordance with the fundamental Negara Pihak wajib, sesuai dengan
principles of its domestic law, take such prinsip-prinsip dasar sistem hukumnya,
measures as may be necessary to mengambil tindakan yang diperlukan
enhance transparency in its public untuk meningkatkan transparansi
administration, including with regard to its administrasi publik, termasuk yang
organization, functioning and decision- menyangkut organisasi, fungsi dan
making processes, where appropriate. pengambilan keputusan, jika dipandang
Such measures may include, inter alia: perlu. Tindakan-tindakan tersebut dapat
meliputi, antara lain:
(a) Adopting procedures or regulations (a) Menetapkan tata cara atau aturan
allowing members of the general yang memungkinkan anggota
public to obtain, where appropriate, masyarakat umum memperoleh, jika
information on the organization, dianggap perlu, informasi mengenai
functioning and decision-making organisasi, fungsi, dan pengambilan
processes of its public administration keputusan administrasi publik serta
and, with due regard for the protection keputusan dan tindakan hukum yang
of privacy and personal data, on menyangkut para anggota
decisions and legal acts that concern masyarakat dengan memperhatikan
members of the public; perlindungan atas privasi dan data
pribadi;
19
Article 11 Pasal 11
Measures relating to the judiciary and Tindakan yang Berhubungan dengan
prosecution services Layanan Peradilan dan Penuntutan
1. Bearing in mind the independence of 1. Mengingat kemandirian peradilan dan
the judiciary and its crucial role in perannya yang penting dalam
combating corruption, each State memberantas korupsi, Negara Pihak
Party shall, in accordance with the wajib, sesuai dengan prinsip-prinsip
fundamental principles of its legal dasar sistem hukumnya dan dengan
system and without prejudice to memperhatikan kemandirian
judicial independence, take measures peradilan, mengambil tindakan untuk
to strengthen integrity and to prevent memperkuat integritas dan mencegah
opportunities for corruption among kesempatan melakukan korupsi di
members of the judiciary. Such antara anggota peradilan. Tindakan
measures may include rules with itu dapat meliputi aturan mengenai
respect to the conduct of members of etika perilaku anggota peradilan.
the judiciary.
2. Measures to the same effect as those 2. Tindakan yang dampaknya serupa
taken pursuant to paragraph 1 of this dengan tindakan sebagaimana
article may be introduced and applied dimaksud pada ayat 1 dapat
within the prosecution service in those dilakukan dan diterapkan dalam
States Parties where it does not form layanan penuntutan di Negara Pihak
part of the judiciary but enjoys di mana layanan ini tidak merupakan
independence similar to that of the bagian dari peradilan tetapi memiliki
judicial service. kemandirian yang sama seperti pada
layanan peradilan.
Article 12 Pasal 12
Private sector Sektor swasta
1. Each State Party shall take 1. Negara Pihak wajib mengambil
measures, in accordance with the tindakan-tindakan, sesuai dengan
fundamental principles of its domestic prinsip-prinsip dasar hukum
law, to prevent corruption involving internalnya, untuk mencegah korupsi
the private sector, enhance yang melibatkan sektor swasta,
accounting and auditing standards in meningkatkan standar akuntansi dan
the private sector and, where audit di sektor swasta dan, jika
appropriate, provide effective, dipandang perlu, memberikan sanksi
proportionate and dissuasive civil, perdata, administratif atau pidana
administrative or criminal penalties for yang efektif, proporsional dan bersifat
failure to comply with such measures. larangan bagi yang tidak mematuhi
tindakan-tindakan tersebut.
2. Measures to achieve these ends may 2. Tindakan untuk mencapai tujuan ini
include, inter alia: dapat mencakup, antara lain:
20
honourable and proper profesi terkait secara benar,
performance of the activities of terhormat dan baik, dan
business and all relevant pencegahan benturan
professions and the prevention of kepentingan, serta bagi
conflicts of interest, and for the peningkatan penggunaan praktek
promotion of the use of good komersial yang baik dan dalam
commercial practices among hubungan kontraktual usaha
businesses and in the contractual dengan Negara;
relations of businesses with the
State;
(c) Promoting transparency among (c) Meningkatkan transparansi di
private entities, including, where badan swasta, termasuk, jika
appropriate, measures regarding dianggap perlu, melakukan
the identity of legal and natural tindakan yang menyangkut
persons involved in the identitas badan hukum dan orang-
establishment and management perorangan yang terlibat dalam
of corporate entities; pendirian dan pengelolaan badan
usaha;
21
as may be necessary, in accordance tindakan yang diperlukan, sesuai
with its domestic laws and regulations dengan hukum dan peraturan
regarding the maintenance of books nasionalnya menyangkut
and records, financial statement penyimpanan buku dan catatan,
disclosures and accounting and pengungkapan laporan keuangan
auditing standards, to prohibit the serta standar akuntansi dan audit,
following acts carried out for the untuk melarang perbuatan-perbuatan
purpose of committing any of the berikut yang dilakukan untuk
offences established in accordance melakukan kejahatan yang ditetapkan
with this Convention: dalam Konvensi ini:
(e) The use of false documents; and (e) Penggunaan dokumen palsu; dan
4. Each State Party shall disallow the 4. Negara Pihak wajib tidak
tax deductibility of expenses that membolehkan pengurangan pajak
constitute bribes, the latter being one atas biaya-biaya yang merupakan
of the constituent elements of the suap, mengingat suap merupakan
offences established in accordance satu dari unsur utama kejahatan
with articles 15 and 16 of this berdasarkan ketentuan pasal 15 dan
Convention and, where appropriate, pasal 16 Konvensi ini serta, jika
other expenses incurred in dianggap perlu, pengeluaran lain
furtherance of corrupt conduct. yang yang dikeluarkan untuk
melanjutkan perilaku korup.
Article 13 Pasal 13
Participation of society Partisipasi masyarakat
1. Each State Party shall take 1. Negara Pihak wajib mengambil
appropriate measures, within its tindakan-tindakan yang perlu, sesuai
means and in accordance with kewenangannya dan sesuai dengan
fundamental principles of its domestic prinsip-prinsip dasar hukum
law, to promote the active nasionalnya, untuk meningkatkan
participation of individuals and groups partisipasi aktif orang-perorangan dan
outside the public sector, such as civil kelompok di luar sektor publik, seperti
society, non-governmental masyarakat sipil, organisasi non-
organizations and community-based pemerintah dan organisasi
organizations, in the prevention of kemasyarakatan, dalam pencegahan
and the fight against corruption and to dan pemberantasan korupsi serta
22
raise public awareness regarding the meningkatkan kesadaran masyarakat
existence, causes and gravity of and akan adanya, penyebab dan
the threat posed by corruption. This kegawatan korupsi serta ancaman
participation should be strengthened yang ditimbulkan oleh korupsi.
by such measures as: Partisipasi ini harus diperkuat dengan
tindakan-tindakan seperti:
(b) Ensuring that the public has (b) Mengusahakan agar publik
effective access to information; memiliki akses yang efektif pada
informasi;
23
Article 14 Pasal 14
Measures to prevent money- Tindakan untuk mencegah pencucian
laundering uang
1. Each State Party shall: Negara Pihak wajib :
24
subject to safeguards to ensure melintasi perbatasannya, dengan
proper use of information and without memperhatikan syarat-syarat bagi
impeding in any way the movement of penggunaan informasi itu secara
legitimate capital. Such measures wajar serta tanpa menghambat
may include a requirement that pergerakan modal yang sah.
individuals and businesses report the Tindakan-tindakan tersebut dapat
cross-border transfer of substantial mencakup persyaratan agar orang-
quantities of cash and appropriate perorangan dan badan usaha
negotiable instruments. melaporkan transfer lintas-batas uang
tunai dan instrumen sekuritas dalam
jumlah besar.
25
Chapter III Bab III
Criminalization and law enforcement Kriminalisasi dan penegakan hukum
Article 15 Pasal 15
Bribery of national public officials Penyuapan pejabat publik nasional
Each State Party shall adopt such Negara Pihak wajib mengambil tindakan-
legislative and other measures as may be tindakan legislatif dan lainnya yang perlu
necessary to establish as criminal untuk menetapkan sebagai kejahatan,
offences, when committed intentionally: jika dilakukan dengan sengaja:
(a) The promise, offering or giving, to a (a) Janji, tawaran, atau pemberian
public official, directly or indirectly, of manfaat yang tidak semestinya
an undue advantage, for the official kepada pejabat publik, secara
himself or herself or another person langsung atau taklangsung, untuk
or entity, in order that the official act pejabat publik itu sendiri atau orang
or refrain from acting in the exercise atau badan lain agar pejabat itu
of his or her official duties; bertindak atau tidak bertindak
melaksanakan tugas resminya;
Article 16 Pasal 16
Bribery of foreign public officials and Penyuapan pejabat publik asing dan
officials of public international pejabat organisasi internasional
organizations publik
1. Each State Party shall adopt such 1. Negara Pihak wajib mengambil
legislative and other measures as tindakan-tindakan legislatif dan
may be necessary to establish as a lainnya yang perlu untuk menetapkan
criminal offence, when committed sebagai kejahatan, jika dilakukan
intentionally, the promise, offering or dengan sengaja, janji, tawaran atau
giving to a foreign public official or an pemberian manfaat yang tidak
official of a public international semestinya kepada pejabat publik
organization, directly or indirectly, of asing atau pejabat organisasi
an undue advantage, for the official internasional publik, secara langsung
himself or herself or another person atau tidak langsung, untuk pejabat
or entity, in order that the official act publik itu sendiri atau orang atau
or refrain from acting in the exercise badan lain agar pejabat itu bertindak
of his or her official duties, in order to atau tidak bertindak melaksanakan
obtain or retain business or other tugas resminya, untuk memperoleh
undue advantage in relation to the ataumempertahankan bisnis atau
conduct of international business. manfaat lain yang tidak semestinya
dalam kaitannya dengan pelaksanaan
bisnis internasional.
26
committed intentionally, the sebagai kejahatan, jika dilakukan
solicitation or acceptance by a foreign dengan sengaja, permintaan atau
public official or an official of a public penerimaan manfaat yang tidak
international organization, directly or semestinya oleh pejabat publik asing
indirectly, of an undue advantage, for atau pejabat organisasi publik
the official himself or herself or internasional, secara langsung atau
another person or entity, in order that tidak langsung, untuk pejabat itu
the official act or refrain from acting in sendiri atau orang atau badan lain
the exercise of his or her official agar pejabat itu bertindak atau tidak
duties. bertindak melaksanakan tugas
resminya.
Article 17 Pasal 17
Embezzlement, misappropriation or Penggelapan, penyalahgunaan, atau
other diversion of property by a public penyimpangan lain kekayaan oleh
official pejabat publik
Each State Party shall adopt such Negara Pihak wajib mengambil tindakan-
legislative and other measures as may be tindakan legislatif dan lainnya yang perlu
necessary to establish as criminal untuk menetapkan sebagai kejahatan,
offences, when committed intentionally, jika dilakukan dengan sengaja,
the embezzlement, misappropriation or penggelapan, penyalahgunaan atau
other diversion by a public official for his penyimpangan lain oleh pejabat publik
or her benefit or for the benefit of another untuk kepentingan sendiri atau untuk
person or entity, of any property, public or kepentingan orang atau badan lain,
private funds or securities or any other terhadap kekayaan, dana atau sekuritas
thing of value entrusted to the public publik atau swasta atau barang lain yang
official by virtue of his or her position. berharga yang dipercayakan kepadanya
karena jabatannya.
Article 18 Pasal 18
Trading in influence Pemanfaatan pengaruh
Each State Party shall consider adopting Negara Pihak wajib mempertimbangkan
such legislative and other measures as untuk mengambil tindakan-tindakan
may be necessary to establish as legislatif dan lainnya yang perlu untuk
criminal offences, when committed menetapkan sebagai kejahatan, jika
intentionally: dilakukan dengan sengaja:
(a) The promise, offering or giving to a (a) Janji, tawaran atau pemberian
public official or any other person, manfaat yang tidak semestinya
directly or indirectly, of an undue kepada pejabat publik atau orang lain,
advantage in order that the public secara langsung atau tidak langsung,
official or the person abuse his or her agar pejabat publik atau orang itu
real or supposed influence with a menyalahgunakan pengaruhnya yang
view to obtaining from an ada atau yang dianggap ada dengan
administration or public authority of maksud memperoleh manfaat yang
the State Party an undue advantage tidak semestinya dari lembaga
for the original instigator of the act or pemerintah atau lembaga publik
for any other person; Negara Pihak untuk kepentingan
penghasut asli perbuatan itu atau
untuk orang lain;
27
another person in order that the dirinya atau untuk orang lain agar
public official or the person abuse his pejabat publik atau orang itu
or her real or supposed influence with menyalahgunaan pengaruhnya yang
a view to obtaining from an ada atau yang dianggap ada dengan
administration or public authority of maksud memperoleh manfaat yang
the State Party an undue advantage. tidak semestinya dari lembaga
pemerintah atau lembaga publik
Negara Pihak.
Article 19 Pasal 19
Abuse of functions Penyalahgunaan fungsi
Each State Party shall consider adopting Negara Pihak wajib mempertimbangkan
such legislative and other measures as untuk mengambil tindakan-tindakan
may be necessary to establish as a legislatif dan lainnya yang perlu untuk
criminal offence, when committed menetapkan sebagai kejahatan, jika
intentionally, the abuse of functions or dilakukan dengan sengaja,
position, that is, the performance of or penyalahgunaan fungsi atau jabatan,
failure to perform an act, in violation of dalam arti, melaksanakan atau tidak
laws, by a public official in the discharge melaksanakan suatu perbuatan, yang
of his or her functions, for the purpose of melanggar hukum, oleh pejabat publik
obtaining an undue advantage for himself dalam pelaksanaan tugasya, dengan
or herself or for another person or entity. maksud memperoleh manfaat yang tidak
semestinya untuk dirinya atau untuk
orang atau badan lain.
Article 20 Pasal 20
Illicit enrichment Memperkaya diri secara tidak sah
Subject to its constitution and the Dengan memperhatikan konstitusi dan
fundamental principles of its legal prinsip-prinsip dasar sistem hukumnya,
system, each State Party shall consider Negara Pihak wajib mempertimbangkan
adopting such legislative and other untuk mengambil tindakan-tindakan
measures as may be necessary to legislatif dan lainnya yang perlu untuk
establish as a criminal offence, when menetapkan sebagai kejahatan, jika
committed intentionally, illicit enrichment, dilakukan dengan sengaja, perbuatan
that is, a significant increase in the assets memperkaya diri, dalam arti,
of a public official that he or she cannot penambahan besar kekayaan pejabat
reasonably explain in relation to his or publik itu yang tidak dapat secara wajar
her lawful income. dijelaskannya dalam kaitan dengan
penghasilannya yang sah.
Article 21 Pasal 21
Bribery in the private sector Penyuapan di sektor swasta
Each State Party shall consider adopting Negara Pihak wajib mempertimbangkan
such legislative and other measures as untuk mengambil tindakan-tindakan
may be necessary to establish as legislatif dan lainnya yang perlu untuk
criminal offences, when committed menetapkan sebagai kejahatan, jika
intentionally in the course of economic, dilakukan dengan sengaja dalam rangka
financial or commercial activities: kegiatan ekonomi, keuangan atau
perdagangan:
(a) The promise, offering or giving, (a) Janji, penawaran atau pemberian,
directly or indirectly, of an undue secara langsung atau tidak langsung,
advantage to any person who directs manfaat manfaat yang tidak
or works, in any capacity, for a private semestinya kepada orang yang
28
sector entity, for the person himself or memimpin atau bekerja, dalam
herself or for another person, in order jabatan apapun, untuk badan sektor
that he or she, in breach of his or her swasta, untuk dirinya atau untuk
duties, act or refrain from acting; orang lain, agar ia, dengan melanggar
tugasnya, bertindak atau tidak
bertindak;
Article 22 Pasal 22
Embezzlement of property in the Penggelapan kekayaan di sektor
private sector swasta
Each State Party shall consider adopting Negara Pihak wajib mempertimbangkan
such legislative and other measures as untuk mengambil tindakan-tindakan
may be necessary to establish as a legislatif dan lainnya yang perlu untuk
criminal offence, when committed menetapkan sebagai kejahatan, jika
intentionally in the course of economic, dilakukan dengan sengaja, dalam rangka
financial or commercial activities, kegiatan ekonomi, keuangan atau
embezzlement by a person who directs perdagangan, penggelapan oleh orang
or works, in any capacity, in a private yang memimpin atau bekerja, dalam
sector entity of any property, private jabatan apapun, di badan sektor swasta,
funds or securities or any other thing of terhadap kekayaan, dana atau sekuritas
value entrusted to him or her by virtue of swasta atau barang lain yang berharga
his or her position. yang dipercayakan kepadanya karena
jabatannya.
Article 23 Pasal 23
Laundering of proceeds of crime Pencucian hasil kejahatan
1. Each State Party shall adopt, in 1. Negara Pihak wajib mengambil,
accordance with fundamental sesuai dengan prinsip-prinsip dasar
principles of its domestic law, such hukum nasionalnya, tindakan-
legislative and other measures as tindakan legislatif dan lainnya yang
may be necessary to establish as perlu untuk menetapkan sebagai
criminal offences, when committed kejahatan, jika dilakukan dengan
intentionally: sengaja:
29
or her action; konsekuensi hukum
perbuatannya.
(a) Each State Party shall seek to (a) Negara Pihak wajib berusaha
apply paragraph 1 of this article menerapkan ketentuan ayat 1
to the widest range of predicate dalam arti seluas-luasnya
offences; kejahatan asal;
(b) Each State Party shall include (b) Negara Pihak wajib memasukkan
as predicate offences at a sebagai kejahatan asal sekurang-
minimum a comprehensive kurangnya suatu rangkaian
range of criminal offences komprehensif kejahatan menurut
established in accordance with Konvensi ini;
this Convention;
(c) For the purposes of (c) Untuk maksud sub-ayat (b) di
subparagraph (b) above, atas, kejahatan asal meliputi
predicate offences shall include kejahatan yang dilakukan di
offences committed both within dalam dan di luar yurisdiksi
and outside the jurisdiction of Negara Pihak yang bersangkutan.
the State Party in question. Namun, kejahatan yang dilakukan
However, offences committed di luar yurisdiksi Negara Pihak
outside the jurisdiction of a State merupakan kejahatan asal hanya
Party shall constitute predicate jika perbuatan yang bersangkutan
offences only when the relevant merupakan kejahatan menurut
30
conduct is a criminal offence hukum nasional Negara tempat
under the domestic law of the perbuatan dilakukan dan
State where it is committed and merupakan kejahatan menurut
would be a criminal offence hukum nasional Negara Pihak
under the domestic law of the yang melaksanakan atau
State Party implementing or menerapkan pasal ini seandainya
applying this article had it been perbuatan tersebut dilakukan di
committed there; Negara Pihak itu.
(d) Each State Party shall furnish (d) Negara Pihak wajib menyerahkan
copies of its laws that give effect salinan undang-undang yang
to this article and of any menerapkan pasal ini dan
subsequent changes to such perubahan undang-undang itu
laws or a description thereof to atau keterangan mengenai hal itu
the Secretary-General of the kepada Sekretaris Jenderal
United Nations; Perserikatan Bangsa-Bangsa;
Article 24 Pasal 24
Concealment Penyembunyian
Without prejudice to the provisions of Dengan memperhatikan ketentuan pasal
article 23 of this Convention, each State 23 Konvensi ini, Negara Pihak wajib
Party shall consider adopting such mempertimbangkan untuk mengambil
legislative and other measures as may be tindakan-tindakan legislatif dan lainnya
necessary to establish as a criminal yang perlu untuk menetapkan sebagai
offence, when committed intentionally kejahatan, jika dilakukan dengan sengaja
after the commission of any of the setelah kejahatan dilakukan sesuai
offences established in accordance with dengan Konvensi ini tanpa berpartisipasi
this Convention without having dalam kejahatan tersebut,
participated in such offences, the penyembunyian atau penahanan terus-
concealment or continued retention of menerus kekayaan jika orang yang
property when the person involved knows terlibat mengetahui bahwa kekayaan itu
that such property is the result of any of adalah hasil dari kejahatan menurut
the offences established in accordance Konvensi ini.
with this Convention.
Article 25 Pasal 25
Obstruction of justice Penghalangan peradilan
Each State Party shall adopt such Negara Pihak wajib mengambil tindakan-
legislative and other measures as may be tindakan legislatif dan lainnya yang perlu
necessary to establish as criminal untuk menetapkan sebagai kejahatan,
offences, when committed intentionally: jika dilakukan dengan sengaja:
(a) The use of physical force, threats or (a) Penggunaan kekuatan fisik, ancaman
intimidation or the promise, offering atau intimidasi atau janji, tawaran
or giving of an undue advantage to atau pemberian manfaat yang tidak
induce false testimony or to interfere semestinya untuk memberikan
31
in the giving of testimony or the kesaksian palsu atau untuk
production of evidence in a mencampuri pemberian kesaksian
proceeding in relation to the atau pengajuan bukti dalam proses
commission of offences established hukum yang berkaitan dengan
in accordance with this Convention; pelaksanaan kejahatan menurut
Konvensi ini;
(b) The use of physical force, threats or (b) Penggunaan kekuatan fisik,
intimidation to interfere with the ancaman, intimidasi untuk
exercise of official duties by a justice mencampuri pelaksanaan tugas resmi
or law enforcement official in relation pejabat peradilan atau penegakan
to the commission of offences hukum yang berkaitan dengan
established in accordance with this pelaksanaan kejahatan menurut
Convention. Nothing in this Konvensi ini. Ketentuan sub-ayat ini
subparagraph shall prejudice the tidak mengurangi hak Negara Pihak
right of States Parties to have untuk mempunyai peraturan
legislation that protects other perundang-undangan yang
categories of public official. melindungi kelompok pejabat publik
lain.
Article 26 Pasal 26
Liability of legal persons Tanggung jawab badan hukum
1. Each State Party shall adopt such 1. Negara Pihak wajib mengambil
measures as may be necessary, tindakan-tindakan yang perlu, sesuai
consistent with its legal principles, to dengan prinsip-prinsip hukumnya,
establish the liability of legal persons untuk menetapkan tanggung jawab
for participation in the offences badan hukum yang berpartisipasi
established in accordance with this dalam kejahatan menurut Konvensi
Convention. ini.
4. Each State Party shall, in particular, 4. Negara Pihak wajib, pada khususnya,
ensure that legal persons held liable mengusahakan agar badan hukum
in accordance with this article are yang bertanggungjawab menurut
subject to effective, proportionate and pasal ini dikenakan sanksi pidana
dissuasive criminal or non-criminal atau non-pidana yang efektif,
sanctions, including monetary proporsional dan bersifat larangan,
sanctions. termasuk sanksi keuangan.
Article 27 Pasal 27
Participation and attempt Partisipasi dan percobaan
1. Each State Party shall adopt such 1. Negara Pihak wajib mengambil
legislative and other measures as tindakan-tindakan legislatif dan
may be necessary to establish as a lainnya yang perlu untuk menetapkan
criminal offence, in accordance with sebagai kejahatan, sesuai dengan
32
its domestic law, participation in any hukum nasionalnya, partisipasi dalam
capacity such as an accomplice, kapasitas apa pun seperti kakitangan,
assistant or instigator in an offence pembantu atau penghasut dalam
established in accordance with this kejahatan menurut Konvensi ini.
Convention.
2. Each State Party may adopt such 2. Negara Pihak dapat mengambil
legislative and other measures as tindakan-tindakan legislatif dan
may be necessary to establish as a lainnya yang perlu untuk menetapkan
criminal offence, in accordance with sebagai kejahatan, sesuai dengan
its domestic law, any attempt to hukum nasionalnya, percobaan untuk
commit an offence established in melakukan kejahatan menurut
accordance with this Convention. Konvensi ini.
3. Each State Party may adopt such 3. Negara Pihak dapat mengambil
legislative and other measures as tindakan-tindakan legislatif dan
may be necessary to establish as a lainnya yang perlu untuk menetapkan
criminal offence, in accordance with sebagai kejahatan, sesuai dengan
its domestic law, the preparation for hukum nasionalnya, persiapan
an offence established in accordance kejahatan menurut Konvensi ini.
with this Convention.
Article 28 Pasal 28
Knowledge, intent and purpose as Pengetahuan, maksud dan tujuan
elements of an offence sebagai unsur kejahatan
Knowledge, intent or purpose required as Pengetahuan, maksud dan tujuan yang
an element of an offence established in dipersyaratkan sebagai unsur dari
accordance with this Convention may be kejahatan menurut Konvensi ini dapat
inferred from objective factual disimpulkan dari hal-hal nyata yang
circumstances. objektif.
Article 29 Pasal 29
Statute of limitations Kadaluarsa
Each State Party shall, where Negara Pihak wajib, jika dipandang perlu,
appropriate, establish under its domestic menetapkan di dalam hukum
law a long statute of limitations period in nasionalnya, jangka waktu kadaluarsa
which to commence proceedings for any yang lama bagi pelaksanaan proses
offence established in accordance with terhadap kejahatan menurut Konvensi ini
this Convention and establish a longer dan menetapkan jangka waktu
statute of limitations period or provide for kadaluarsa yang lebih lama atau
the suspension of the statute of mengatur penundaan kadaluarsa jika
limitations where the alleged offender has tersangka pelaku telah menghindar dari
evaded the administration of justice. proses peradilan.
Article 30 Pasal 30
Prosecution, adjudication and Penuntutan, Pemeriksaan di
sanctions Pengadilan dan Sanksi
1. Each State Party shall make the 1. Negara Pihak wajib mengenakan
commission of an offence established sanksi terhadap pelaksanaan
in accordance with this Convention kejahatan menurut Konvensi ini
liable to sanctions that take into dengan memperhatikan berat
account the gravity of that offence. ringannya kejahatan.
2. Each State Party shall take such 2. Negara Pihak wajib mengambil
33
measures as may be necessary to tindakan-tindakan yang perlu untuk
establish or maintain, in accordance menetapkan atau mempertahankan,
with its legal system and sesuai dengan sistem hukum dan
constitutional principles, an prinsip-prinsip konstitusinya,
appropriate balance between any perimbangan yang wajar antara
immunities or jurisdictional privileges kekebalan atau hak istimewa
accorded to its public officials for the yurisdiksi yang diberikan kepada
performance of their functions and the pejabat publiknya untuk
possibility, when necessary, of melaksanakan fungsinya dan
effectively investigating, prosecuting kemungkinan, jika diperlukan, untuk
and adjudicating offences established menyidik, menuntut dan mengadili
in accordance with this Convention. kejahatan menurut Konvensi ini.
34
suspended or reassigned by the sementara atau dialih-tugaskan oleh
appropriate authority, bearing in mind pejabat yang berwenang, dengan
respect for the principle of the memperhatikan prinsip praduga tak
presumption of innocence. bersalah.
(a) Holding public office; and (a) Memegang jabatan publik; dan
Article 31 Pasal 31
Freezing, seizure and confiscation Pembekuan, penyitaan dan
perampasan
1. Each State Party shall take, to the 1. Negara Pihak wajib mengambil,
greatest extent possible within its sepanjang dimungkinkan dalam
domestic legal system, such sistem hukum nasionalnya, tindakan-
measures as may be necessary to tindakan yang perlu untuk
35
enable confiscation of: memungkinkan perampasan:
(a) Proceeds of crime derived from (a) Hasil kejahatan yang berasal dari
offences established in kejahatan menurut Konvensi ini
accordance with this Convention atau kekayaan yang nilainya
or property the value of which setara dengan hasil kejahatan itu;
corresponds to that of such
proceeds;
(b) Property, equipment or other (b) Kekayaan, peralatan atau sarana
instrumentalities used in or lain yang digunakan atau
destined for use in offences dimaksudkan untuk digunakan
established in accordance with untuk kejahatan menurut
this Convention. Konvensi ini.
2. Each State Party shall take such 2. Negara Pihak wajib mengambil
measures as may be necessary to tindakan-tindakan yang perlu untuk
enable the identification, tracing, mengidentifikasi, melacak,
freezing or seizure of any item membekukan atau menyita setiap
referred to in paragraph 1 of this barang sebagaimana dimaksud pada
article for the purpose of eventual ayat 1 untuk tujuan perampasan.
confiscation.
3. Each State Party shall adopt, in 3. Negara Pihak wajib mengambil,
accordance with its domestic law, sesuai dengan hukum nasionalnya,
such legislative and other measures tindakan-tindakan legislatif dan
as may be necessary to regulate the lainnya yang perlu untuk mengatur
administration by the competent pengadministrasian oleh pejabat yang
authorities of frozen, seized or berwenang atas kekayaan yang
confiscated property covered in dibekukan, disita atau dirampas
paragraphs 1 and 2 of this article. sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dan ayat 2.
4. If such proceeds of crime have been 4. Jika hasil kejahatan telah diubah atau
transformed or converted, in part or in dikonversi, sebagiannya atau
full, into other property, such property seluruhnya, ke dalam kekayaan lain,
shall be liable to the measures maka sebagai gantinya, kekayaan
referred to in this article instead of the tersebut wajib dikenakan tindakan-
proceeds. tindakan sebagaimana dimaksud
dalam pasal ini.
5. If such proceeds of crime have been 5. Jika hasil kejahatan telah bercampur
intermingled with property acquired dengan kekayaan yang diperoleh dari
from legitimate sources, such sumber-sumber yang sah, maka
property shall, without prejudice to dengan tidak mengurangi
any powers relating to freezing or kewenangan yang berkaitan dengan
seizure, be liable to confiscation up to pembekuan atau penyitaan, kekayaan
the assessed value of the tersebut wajib dikenakan perampasan
intermingled proceeds. sampai nilai perkiraan dari hasil
kejahatan yang dicampur tersebut.
6. Income or other benefits derived from 6. Pendapatan atau manfaat lain yang
such proceeds of crime, from property berasal dari hasil kejahatan, dari
into which such proceeds of crime kekayaan yang berasal dari
have been transformed or converted perubahan atau konversi hasil
or from property with which such kejahatan atau dari kekayaan yang
proceeds of crime have been telah bercampur dengan hasil
36
intermingled shall also be liable to the kejahatan, wajib juga dikenakan
measures referred to in this article, in tindakan-tindakan sebagaimana
the same manner and to the same dimaksud dalam pasal ini, dengan
extent as proceeds of crime. cara dan lingkup yang sama seperti
hasil kejahatan.
7. For the purpose of this article and 7. Untuk melaksanakan pasal ini dan
article 55 of this Convention, each pasal 55 Konvensi ini, Negara Pihak
State Party shall empower its courts wajib memberikan kewenangan
or other competent authorities to kepada pengadilan atau badan
order that bank, financial or berwenangnya yang lain untuk
commercial records be made memerintahkan agar dokumen bank,
available or seized. A State Party keuangan atau perusahaan diberikan
shall not decline to act under the atau disita. Negara Pihak tidak boleh
provisions of this paragraph on the menolak melaksanakan ketentuan
ground of bank secrecy. pasal ini dengan alasan kerahasian
bank.
9. The provisions of this article shall not 9. Ketentuan pasal ini tidak boleh
be so construed as to prejudice the merugikan hak pihak ketiga yang
rights of bona fide third parties. beritikad baik.
10. Nothing contained in this article shall 10. Ketentuan pasal ini tidak
affect the principle that the measures mempengaruhi prinsip bahwa
to which it refers shall be defined and tindakan-tindakan sebagaimana
implemented in accordance with and dimaksud dalam pasal ini diartikan
subject to the provisions of the dan dilaksanakan sesuai dengan dan
domestic law of a State Party. tunduk pada ketentuan-ketentuan
hukum nasional Negara Pihak.
Article 32 Pasal 32
Protection of witnesses, experts and Perlindungan saksi, ahli dan korban
victims
1. Each State Party shall take 1. Negara Pihak wajib mengambil
appropriate measures in accordance tindakan-tindakan yang perlu sesuai
with its domestic legal system and dengan sistem hukum nasionalnya
within its means to provide effective dan kemampuannya, untuk
protection from potential retaliation or memberikan perlindungan yang
intimidation for witnesses and experts efektif terhadap kemungkinan
who give testimony concerning pembalasan atau intimidasi, bagi
offences established in accordance saksi dan ahli yang memberikan
with this Convention and, as kesaksian mengenai kejahatan
appropriate, for their relatives and menurut Konvensi ini dan, sepanjang
perlu, bagi keluarganya serta orang-
37
other persons close to them. orang lain yang dekat dengannya.
4. The provisions of this article shall also 4. Ketentuan pasal ini berlaku juga bagi
apply to victims insofar as they are korban sepanjang ia menjadi saksi.
witnesses.
5. Each State Party shall, subject to its 5. Negara Pihak wajib, berdasarkan
domestic law, enable the views and hukum nasionalnya, memungkinkan
concerns of victims to be presented pendapat dan kekuatiran korban
and considered at appropriate stages dikemukakan dan dipertimbangkan
of criminal proceedings against pada tahap yang sesuai di dalam
offenders in a manner not prejudicial proses pidana terhadap pelaku
to the rights of the defense. dengan cara yang tidak mengabaikan
hak pembelaan.
Article 33 Pasal 33
Protection of reporting persons Perlindungan pelapor
Each State Party shall consider Negara Pihak wajib mempertimbangkan
incorporating into its domestic legal untuk memasukkan ke dalam sistem
system appropriate measures to provide hukum nasionalnya tindakan-tindakan
protection against any unjustified yang perlu untuk memberikan
treatment for any person who reports in perlindungan terhadap perlakuan yang
good faith and on reasonable grounds to tidak adil bagi orang yang melaporkan
the competent authorities any facts dengan itikat baik dan dengan alasan-
38
concerning offences established in alasan yang wajar kepada pihak yang
accordance with this Convention. berwenang fakta-fakta mengenai
kejahatan menurut Konvensi ini.
Article 34 Pasal 34
Consequences of acts of corruption Akibat tindakan korupsi
With due regard to the rights of third Dengan memperhatikan hak-hak pihak
parties acquired in good faith, each State ketiga yang diperoleh dengan itikat baik,
Party shall take measures, in accordance Negara Pihak wajib mengambil tindakan-
with the fundamental principles of its tindakan, sesuai dengan prinsip-prinsip
domestic law, to address consequences dasar hukum nasionalnya, untuk
of corruption. In this context, States mengatasi akibat-akibat korupsi. Dalam
Parties may consider corruption a kaitan ini, Negara Pihak dapat
relevant factor in legal proceedings to mempertimbangkan korupsi sebagai
annul or rescind a contract, withdraw a faktor yang relevan dalam proses hukum
concession or other similar instrument or untuk membatalkan atau meniadakan
take any other remedial action. kontrak, mencabut konsesi atau
instrumen lain yang sama atau
mengambil tindakan pemulihan lain.
Article 35 Pasal 35
Compensation for damage Kompensasi kerugian
Each State Party shall take such Negara Pihak wajib mengambil tindakan-
measures as may be necessary, in tindakan yang perlu, sesuai dengan
accordance with principles of its domestic prinsip-prinsip hukum nasionalnya, untuk
law, to ensure that entities or persons menjamin agar badan atau orang yang
who have suffered damage as a result of menderita kerugian sebagai akibat dari
an act of corruption have the right to perbuatan korupsi mempunyai hak untuk
initiate legal proceedings against those mengajukan tuntutan hukum terhadap
responsible for that damage in order to mereka yang bertanggung jawab atas
obtain compensation. kerugian itu untuk memperoleh
kompensasi.
Article 36 Pasal 36
Specialized authorities Badan khusus
Each State Party shall, in accordance Negara Pihak wajib, sesuai dengan
with the fundamental principles of its prinsip-prinsip dasar sistem hukumnya,
legal system, ensure the existence of a menjamin adanya badan atau badan-
body or bodies or persons specialized in badan atau orang-orang khusus untuk
combating corruption through law memberantas korupsi melalui penegakan
enforcement. Such body or bodies or hukum. Badan atau badan-badan atau
persons shall be granted the necessary orang-orang tersebut harus diberikan
independence, in accordance with the kemandirian yang diperlukan, sesuai
fundamental principles of the legal dengan prinsip-prinsip sistem hukum
system of the State Party, to be able to Negara Pihak, agar dapat melaksanakan
carry out their functions effectively and fungsi-fungsi mereka secara efektif dan
without any undue influence. Such tanpa pengaruh yang tidak semestinya.
persons or staff of such body or bodies Orang-orang atau staf dari badan atau
should have the appropriate training and badan-badan tersebut harus memiliki
resources to carry out their tasks. pelatihan dan sumber-daya yang
memadai untuk melaksanakan tugas-
tugas mereka.
39
Article 37 Pasal 37
Cooperation with law enforcement Kerja sama dengan badan penegakan
authorities hukum
1. Each State Party shall take 1. Negara Pihak wajib mengambil
appropriate measures to encourage tindakan-tindakan yang perlu untuk
persons who participate or who have mendorong orang yang berpartisipasi
participated in the commission of an atau telah berpartisipasi dalam
offence established in accordance pelaksanaan suatu kejahatan
with this Convention to supply menurut Konvensi ini untuk memberi
information useful to competent informasi yang berguna kepada
authorities for investigative and badan yang berwenang untuk tujuan
evidentiary purposes and to provide penyidikan dan pembuktian serta
factual, specific help to competent memberikan bantuan yang nyata dan
authorities that may contribute to khusus kepada badan yang
depriving offenders of the proceeds of berwenang untuk melepaskan hasil
crime and to recovering such kejahatan dari pelaku kejahatan dan
proceeds. mengambil hasil itu.
40
article. dan ayat 3.
Article 38 Pasal 38
Cooperation between national Kerjasama antara badan nasional
authorities yang berwenang
Each State Party shall take such Negara Pihak wajib mengambil tindakan-
measures as may be necessary to tindakan yang perlu untuk mendorong,
encourage, in accordance with its sesuai dengan hukum nasionalnya, kerja
domestic law, cooperation between, on sama antara, di satu pihak, badan
the one hand, its public authorities, as berwenangnya serta pejabat publiknya,
well as its public officials, and, on the dan, di lain pihak, badan berwenangnya
other hand, its authorities responsible for yang bertanggung jawab atas penyidikan
investigating and prosecuting criminal dan penuntutan kejahatan. Kerja sama
offences. Such cooperation may include: tersebut dapat meliputi :
(b) Providing, upon request, to the latter (b) Memberikan, atas permintaan, semua
authorities all necessary information. informasi yang diperlukan kepada
badan berwenang yang disebut
belakangan;
Article 39 Pasal 39
Cooperation between national Kerjasama antara badan nasional
authorities and the private sector yang berwenang dan sektor swasta
1. Each State Party shall take such 1. Negara Pihak wajib mengambil
measures as may be necessary to tindakan-tindakan yang perlu untuk
encourage, in accordance with its mendorong, sesuai dengan hukum
domestic law, cooperation between nasionalnya, kerjasama antara badan
national investigating and prosecuting nasional yang berwenang melakukan
authorities and entities of the private penyidikan dan penuntutan dan
sector, in particular financial badan-badan sektor swasta,
institutions, relating to matters khususnya lembaga keuangan,
involving the commission of offences berkaitan dengan hal-hal menyangkut
established in accordance with this pelaksanaan kejahatan menurut
Convention. Konvensi ini.
41
Article 40 Pasal 40
Bank secrecy Kerahasiaan bank
Each State Party shall ensure that, in the Negara Pihak wajib mengusahakan agar
case of domestic criminal investigations dalam penyidikan pidana atas kejahatan
of offences established in accordance menurut Konvensi ini terdapat
with this Convention, there are mekanisme yang memadai di dalam
appropriate mechanisms available within sistem hukum nasionalnya untuk
its domestic legal system to overcome mengatasi hambatan-hambatan yang
obstacles that may arise out of the mungkin timbul dari penerapan undang-
application of bank secrecy laws. undang tentang kerahasiaan bank.
Article 41 Pasal 41
Criminal record Catatan kejahatan
Each State Party may adopt such Negara Pihak dapat mengambil tindakan-
legislative or other measures as may be tindakan legislatif atau lainnya yang perlu
necessary to take into consideration, untuk mempertimbangkan, berdasarkan
under such terms as and for the purpose persyaratan dan untuk maksud yang
that it deems appropriate, any previous dianggapnya layak, penghukuman di
conviction in another State of an alleged Negara lain atas pelaku dengan tujuan
offender for the purpose of using such untuk mempergunakan informasi itu di
information in criminal proceedings dalam proses pidana yang berkaitan
relating to an offence established in dengan kejahatan menurut Konvensi ini.
accordance with this Convention.
Article 42 Pasal 42
Jurisdiction Yurisdiksi
1. Each State Party shall adopt such 1. Negara Pihak wajib mengambil
measures as may be necessary to tindakan-tindakan yang perlu untuk
establish its jurisdiction over the menetapkan yurisdiksinya atas
offences established in accordance kejahatan menurut Konvensi ini jika:
with this Convention when:
(a) The offence is committed in the (a) Kejahatan itu dilakukan di dalam
territory of that State Party; or wilayah Negara Pihak itu; atau
(a) The offence is committed against (a) Kejahatan itu dilakukan terhadap
a national of that State Party; or warga negara Negara Pihak itu;
atau
42
her habitual residence in its kewarganegaraan yang
territory; or berkediaman tetap di dalam
wilayahnya; atau
(c) The offence is one of those (c) Kejahatan itu merupakan salah
established in accordance with satu dari kejahatan-kejahatan
article 23, paragraph 1 (b) (ii), of sebagaimana dimaksud dalam
this Convention and is committed pasal 23 ayat 1 (b) (ii) Konvensi
outside its territory with a view to ini dan dilakukan di luar
the commission of an offence wilayahnya dengan tujuan untuk
established in accordance with melaksanakan kejahatan
article 23, paragraph 1 (a) (i) or (ii) sebagaimana dimaksud dalam
or (b) (i), of this Convention within pasal 23 ayat 1 (a) (i) atau (ii) atau
its territory; or (b) (i) Konvensi ini di dalam
wilayahnya; atau
(d) The offence is committed against (d) Kejahatan itu dilakukan terhadap
the State Party. Negara Pihak.
3. For the purposes of article 44 of this 3. Untuk tujuan pasal 44 Konvensi ini,
Convention, each State Party shall Negara Pihak wajib mengambil
take such measures as may be tindakan-tindakan yang perlu untuk
necessary to establish its jurisdiction menetapkan yurisdiksinya atas
over the offences established in kejahatan menurut Konvensi ini jika
accordance with this Convention tersangka pelaku berada di
when the alleged offender is present wilayahnya dan Negara Pihak itu
in its territory and it does not extradite tidak mengekstradisi orang itu karena
such person solely on the ground that alasan bahwa orang itu adalah warga
he or she is one of its nationals. negaranya.
4. Each State Party may also take such 4. Negara Pihak dapat juga mengambil
measures as may be necessary to tindakan-tindakan yang perlu untuk
establish its jurisdiction over the menetapkan yurisdiksi atas kejahatan
offences established in accordance menurut Konvensi ini jika tersangka
with this Convention when the alleged pelaku berada di wilayahnya dan
offender is present in its territory and tidak diekstradisi.
it does not extradite him or her.
5. If a State Party exercising its 5. Jika Negara Pihak yang
jurisdiction under paragraph 1 or 2 of melaksanakan yurisdiksinya
this article has been notified, or has berdasarkan ayat 1 atau ayat 2
otherwise learned, that any other diberitahu, atau mengetahui, bahwa
States Parties are conducting an suatu Negara Pihak lain sedang
investigation, prosecution or judicial melakukan penyidikan, penuntutan
proceeding in respect of the same atau proses pengadilan berkenaan
conduct, the competent authorities of dengan hal yang sama, maka pejabat
those States Parties shall, as yang berwenang dari Negara-Negara
appropriate, consult one another with Pihak itu wajib, sepanjang perlu,
a view to coordinating their actions. berkonsultasi satu sama lain untuk
mengkoordinasikan tindakan-tindakan
mereka.
43
domestic law. sesaui dengan hukum nasionalnya.
Chapter IV Bab IV
International cooperation Kerjasama Internasional
Article 43 Pasal 43
International cooperation Kerjasama internasional
1. States Parties shall cooperate in 1. Negara Pihak wajib bekerja sama
criminal matters in accordance with dalam masalah-masalah kejahatan
articles 44 to 50 of this Convention. sesuai dengan ketentuan pasal 44
Where appropriate and consistent sampai pasal 50 Konvensi ini.
with their domestic legal system, Sepanjang perlu dan sesuai dengan
States Parties shall consider assisting sistem hukum nasional masing-
each other in investigations of and masing, Negara-Negara Pihak wajib
proceedings in civil and administrative mempertimbangkan untuk saling
matters relating to corruption. membantu penyidikan dan proses
dalam masalah-masalah perdata dan
admistratif yang berkaitan dengan
korupsi.
Article 44 Pasal 44
Extradition Ekstradisi
1. This article shall apply to the offences 1. Pasal ini berlaku bagi kejahatan-
established in accordance with this kejahatan menurut Konvensi ini jika
Convention where the person who is orang yang diminta untuk
the subject of the request for diekstradisikan berada di wilayah
extradition is present in the territory of Negara Pihak yang diminta, dengan
the requested State Party, provided ketentuan bahwa kejahatan yang
that the offence for which extradition menjadi dasar permintaan ekstradisi
is sought is punishable under the itu dapat dihukum menurut hukum
domestic law of both the requesting nasional Negara Pihak yang meminta
State Party and the requested State dan Negara Pihak yang diminta.
Party.
2. Notwithstanding the provisions of 2. Menyimpang dari ketentuan ayat 1,
paragraph 1 of this article, a State Negara Pihak yang hukumnya
Party whose law so permits may grant membolehkan, dapat mengabulkan
the extradition of a person for any of ekstradisi untuk kejahatan yang diatur
the offences covered by this dalam Konvensi ini yang menurut
44
Convention that are not punishable hukum nasionalnya tidak dapat
under its own domestic law. dihukum.
45
take this Convention as the legal Bangsa-Bangsa apakah akan
basis for cooperation on menggunakan Konvensi ini
extradition with other States sebagai dasar hukum bagi kerja
Parties to this Convention; and sama ekstradisi dengan Negara
Pihak lain pada Konvensi ini; dan
(b) If it does not take this Convention (b) Jika Negara Pihak itu tidak
as the legal basis for cooperation menggunakan Konvensi ini
on extradition, seek, where sebagai dasar hukum bagi
appropriate, to conclude treaties kerjasama ekstradisi,
on extradition with other States mengupayakan, sepanjang perlu,
Parties to this Convention in order untuk mengadakan perjanjian
to implement this article. ekstradisi dengan Negara Pihak
lain pada Konvensi ini untuk
melaksanakan pasal ini.
46
ekstradisi.
11. A State Party in whose territory an 11. Negara Pihak yang di dalam
alleged offender is found, if it does not wilayahnya ditemukan tersangka
extradite such person in respect of an pelaku, jika Negara Pihak itu tidak
offence to which this article applies mengekstradisi orang itu untuk
solely on the ground that he or she is kejahatan yang terkena penerapan
one of its nationals, shall, at the pasal ini karena alasan bahwa orang
request of the State Party seeking itu adalah warga negaranya, wajib,
extradition, be obliged to submit the atas permintaan Negara Pihak yang
case without undue delay to its memohon ekstradisi, untuk
competent authorities for the purpose menyerahkan kasus itu tanpa
of prosecution. Those authorities shall penundaan yang tidak perlu kepada
take their decision and conduct their pejabat berwenangnya untuk
proceedings in the same manner as dilakukan penuntutan. Pejabat yang
in the case of any other offence of a berwenang itu wajib mengambil
grave nature under the domestic law putusan dan melaksanakan proses
of that State Party. The States Parties dengan cara yang sama seperti untuk
concerned shall cooperate with each kasus lain yang berat menurut hukum
other, in particular on procedural and nasional Negara Pihak itu. Negara-
evidentiary aspects, to ensure the Negara Pihak yang bersangkutan
efficiency of such prosecution. wajib saling bekerja sama, khususnya
menyangkut aspek prosedur dan
pembuktian, untuk menjamin efisiensi
penuntutan tersebut.
12. Whenever a State Party is permitted 12. Jika suatu Negara Pihak dibolehkan
under its domestic law to extradite or oleh hukum nasionalnya untuk
otherwise surrender one of its mengekstradisi atau menyerahkan
nationals only upon the condition that warga negaranya dengan syarat
the person will be returned to that bahwa orang itu akan dikembalikan
State Party to serve the sentence ke Negara Pihak itu untuk menjalani
imposed as a result of the trial or hukuman yang dijatuhkan sebagai
proceedings for which the extradition akibat pengadilan atau proses hukum
or surrender of the person was sought yang menjadi dasar permintaan
and that State Party and the State ekstradisi atau pemindahan orang itu
Party seeking the extradition of the dan Negara Pihak itu serta Negara
person agree with this option and Pihak yang memohon ekstradisi
other terms that they may deem menyetujui opsi ini dan syarat-syarat
appropriate, such conditional lain yang dianggap layak, maka
extradition or surrender shall be ekstradisi atau penyerahan bersyarat
sufficient to discharge the obligation itu sudah cukup untuk melepaskan
set forth in paragraph 11 of this kewajiban sebagaimana dimaksud
article. pada ayat 11.
13. If extradition, sought for purposes of 13. Jika ekstradisi, yang diminta dalam
enforcing a sentence, is refused rangka melaksanakan suatu
because the person sought is a hukuman, ditolak karena orang yang
national of the requested State Party, diminta adalah warga negara Negara
the requested State Party shall, if its Pihak yang diminta, maka Negara
domestic law so permits and in Pihak yang diminta, jika hukum
conformity with the requirements of nasionalnya membolehkannya dan
such law, upon application of the berdasarkan syarat-syarat yang
requesting State Party, consider the ditetapkan dalam hukum tersebut,
enforcement of the sentence imposed atas permohonan Negara Pihak yang
under the domestic law of the meminta, wajib mempertimbangkan
47
requesting State Party or the untuk melaksanakan hukuman yang
remainder thereof. dijatuhkan berdasarkan hukum
nasional Negara Pihak yang meminta
atau sisa hukuman tersebut.
14. Any person regarding whom 14. Setiap orang yang sedang menjalani
proceedings are being carried out in proses hukum yang berkaitan dengan
connection with any of the offences to kejahatan yang dapat dikenakan
which this article applies shall be penerapan pasal ini, wajib dijamin
guaranteed fair treatment at all stages untuk diperlakukan dengan adil pada
of the proceedings, including semua tahap proses, termasuk
enjoyment of all the rights and menikmati semua hak dan jaminan
guarantees provided by the domestic yang diberikan oleh hukum nasional
law of the State Party in the territory Negara Pihak tempat orang itu
of which that person is present. berada.
15. Nothing in this Convention shall be 15. Ketentuan Konvensi ini tidak boleh
interpreted as imposing an obligation ditafsirkan sebagai memberikan
to extradite if the requested State kewajiban untuk melakukan ekstradisi
Party has substantial grounds for jika Negara Pihak yang diminta
believing that the request has been memiliki alasan-alasan yang kuat
made for the purpose of prosecuting untuk meyakini bahwa permintaan itu
or punishing a person on account of telah diajukan untuk tujuan
that person’s sex, race, religion, penuntutan atau penghukuman
nationality, ethnic origin or political seseorang berdasarkan kelamin, ras,
opinions or that compliance with the agama, kebangsaan, asal etnis atau
request would cause prejudice to that aliran politik orang itu atau bahwa
person’s position for any one of these pengabulan permintaan itu akan
reasons. membahayakan kedudukan orang itu
karena satu dari alasan-alasan
tersebut.
16. States Parties may not refuse a 16. Negara Pihak tidak boleh menolak
request for extradition on the sole permintaan ekstradisi semata-mata
ground that the offence is also karena alasan bahwa kejahatan itu
considered to involve fiscal matters. dianggap melibatkan juga masalah
perpajakan.
17. Before refusing extradition, the 17. Sebelum menolak ekstradisi, Negara
requested State Party shall, where Pihak yang diminta wajib, sepanjang
appropriate, consult with the perlu, berkonsultasi dengan Negara
requesting State Party to provide it Pihak yang meminta untuk
with ample opportunity to present its memberikan kesempatan yang cukup
opinions and to provide information kepadanya untuk menyampaikan
relevant to its allegation. pendapatnya dan memberikan
informasi yang terkait dengan
persangkaannya.
18. States Parties shall seek to conclude 18. Negara-Negara Pihak wajib
bilateral and multilateral agreements mengupayakan untuk mengadakan
or arrangements to carry out or to perjanjian atau pengaturan bilateral
enhance the effectiveness of dan multilateral untuk melaksanakan
extradition. atau meningkatkan efektivitas
ekstradisi.
48
Article 45 Pasal 45
Transfer of sentenced persons Pemindahan orang terhukum
States Parties may consider entering into Negara-Negara Pihak dapat
bilateral or multilateral agreements or mempertimbangkan untuk mengadakan
arrangements on the transfer to their perjanjian atau pengaturan bilateral atau
territory of persons sentenced to multilateral mengenai pemindahan ke
imprisonment or other forms of wilayahnya orang yang dihukum dengan
deprivation of liberty for offences pidana penjara atau dengan bentuk lain
established in accordance with this perampasan kebebasan karena
Convention in order that they may kejahatan menurut Konvensi ini agar
complete their sentences there. orang itu dapat menyelesaikan
hukumannya di sana.
Article 46 Pasal 46
Mutual legal assistance Bantuan hukum timbal-balik
1. States Parties shall afford one 1. Negara Pihak wajib saling
another the widest measure of mutual memberikan sebesar mungkin
legal assistance in investigations, bantuan hukum timbal-balik bagi
prosecutions and judicial proceedings penyidikan, penuntutan dan proses
in relation to the offences covered by pengadilan berkaitan dengan
this Convention. kejahatan menurut Konvensi ini.
(d) Examining objects and sites; (d) Memeriksa barang dan tempat;
49
records, including government, yang relevan, termasuk catatan
bank, financial, corporate or pemerintah, bank, keuangan,
business records; perusahaan atau usaha;
(i) Any other type of assistance that (i) Bantuan lain yang tidak
is not contrary to the domestic law bertentangan dengan hukum
of the requested State Party; nasional Negara Pihak yang
diminta;
50
receiving State Party shall notify the yang membebaskan kepada seorang
transmitting State Party prior to the terdakwa. Dalam hal demikian,
disclosure and, if so requested, Negara Pihak yang menerima wajib,
consult with the transmitting State sebelum informasi diungkapkan,
Party. If, in an exceptional case, memberitahu kepada Negara Pihak
advance notice is not possible, the yang menyampaikan dan, jika
receiving State Party shall inform the diminta, berkonsultasi dengan Negara
transmitting State Party of the Pihak yang menyampaikan. Jika
disclosure without delay. dalam keadaan luar biasa
pemberitahuan di muka itu tidak
memungkinkan, Negara Pihak yang
menerima wajib dengan segera
menginformasikan kepada Negara
Pihak yang menyampaikan mengenai
pengungkapan itu.
6. The provisions of this article shall not 6. Ketentuan pasal ini tidak
affect the obligations under any other mempengaruhi kewajiban dalam
treaty, bilateral or multilateral, that traktat bilateral atau multilateral yang
governs or will govern, in whole or in mengatur atau akan mengatur,
part, mutual legal assistance. seluruhnya atau sebagiannya,
mengenai bantuan hukum timbal-
balik.
8. States Parties shall not decline to 8. Negara Pihak tidak boleh menolak
render mutual legal assistance untuk memberikan bantuan hukum
pursuant to this article on the ground timbal-balik berdasarkan pasal ini
of bank secrecy. dengan alasan kerahasiaan bank.
(b) States Parties may decline to (b) Negara Pihak dapat menolak
render assistance pursuant to this memberikan bantuan menurut
51
article on the ground of absence pasal ini dengan alasan tidak
of dual criminality. However, a ada kriminalitas ganda. Namun
requested State Party shall, where demikian, Negara Pihak yang
consistent with the basic concepts diminta wajib, sepanjang sesuai
of its legal system, render dengan konsep dasar sistem
assistance that does not involve hukumnya, memberikan bantuan
coercive action. Such assistance yang tidak melibatkan tindakan
may be refused when requests yang bersifat paksaan. Bantuan
involve matters of a de minimis tersebut dapat ditolak jika
nature or matters for which the permintaan melibatkan masalah-
cooperation or assistance sought masalah yang bersifat de
is available under other provisions minimis atau masalah-masalah
of this Convention; yang pemberian kerjasama atau
bantuannya diatur menurut
ketentuan lain dalam Konvensi
ini;
(c) Each State Party may consider (c) Negara Pihak dapat
adopting such measures as may mempertimbangkan untuk
be necessary to enable it to mengambil tindakan-tindakan
provide a wider scope of yang perlu untuk memungkinkan
assistance pursuant to this article pemberian bantuan menurut
in the absence of dual criminality. pasal ini dengan lingkup yang
lebih luas jika tidak ada
kriminalitas ganda.
10. A person who is being detained or is 10. Seseorang yang sedang ditahan atau
serving a sentence in the territory of sedang menjalani hukuman di wilayah
one State Party whose presence in suatu Negara Pihak tetapi dibutuhkan
another State Party is requested for kehadirannya di Negara Pihak lain
purposes of identification, testimony untuk tujuan identifikasi, kesaksian
or otherwise providing assistance in atau memberikan bantuan untuk
obtaining evidence for investigations, memperoleh bukti bagi penyidikan,
prosecutions or judicial proceedings penuntutan atau proses pengadilan
in relation to offences covered by this yang berkaitan dengan kejahatan
Convention may be transferred if the menurut Konvensi ini dapat
following conditions are met: dipindahkan jika syarat-syarat berikut
dipenuhi:
(a) The person freely gives his or her (a) Orang tersebut secara sukarela
informed consent; memberikan persetujuannya;
(b) The competent authorities of both (b) Pejabat berwenang kedua Negara
States Parties agree, subject to Pihak setuju, dengan syarat-
such conditions as those States syarat yang dianggap layak oleh
Parties may deem appropriate. Negara-Negara Pihak itu.
52
State Party from which the person Negara Pihak yang
was transferred; memindahkan;
(b) The State Party to which the (b) Negara Pihak yang meminta
person is transferred shall without pemindahan wajib dengan segera
delay implement its obligation to melaksanakan kewajiban
return the person to the custody of mengembalikan orang itu ke
the State Party from which the dalam tahanan Negara Pihak
person was transferred as agreed yang memindahkan sebagaimana
beforehand, or as otherwise disepakati sebelumnya, atau
agreed, by the competent sebagaimana disepakati lain, oleh
authorities of both States Parties; pejabat berwenang kedua Negara
Pihak;
(c) The State Party to which the (c) Negara Pihak yang meminta
person is transferred shall not pemindahan tidak boleh
require the State Party from which mewajibkan Negara Pihak yang
the person was transferred to memindahkan untuk melakukan
initiate extradition proceedings for proses ekstradisi bagi
the return of the person; pengembalian orang itu;
(d) The person transferred shall (d) Orang yang dipindahkan akan
receive credit for service of the menerima pengurangan hukuman
sentence being served in the yang dijalani di Negara yang
State from which he or she was memindahkannya untuk waktu
transferred for time spent in the yang dijalaninya selama ia ditahan
custody of the State Party to di Negara Pihak yang meminta
which he or she was transferred. pemindahan;
12. Unless the State Party from which a 12. Jika tidak disetujui oleh Negara Pihak
person is to be transferred in yang memindahkan orang menurut
accordance with paragraphs 10 and ketentuan ayat 10 dan ayat 11, maka
11 of this article so agrees, that orang itu, apa pun
person, whatever his or her kewarganegaraannya, tidak boleh
nationality, shall not be prosecuted, dituntut, ditahan, dihukum atau
detained, punished or subjected to dikenakan pembatasan apapun
any other restriction of his or her terhadap kebebasan pribadinya
personal liberty in the territory of the dalam wilayah Negara yang meminta
State to which that person is pemindahan berkenaan dengan
transferred in respect of acts, perbuatan, kelalaian atau
omissions or convictions prior to his penghukuman sebelum
or her departure from the territory of keberangkatannya dari wilayah
the State from which he or she was Negara yang memindahkannya.
transferred.
13. Each State Party shall designate a 13. Negara Pihak wajib menunjuk badan
central authority that shall have the pusat yang bertanggungjawab dan
responsibility and power to receive berwenang menerima permintaan
requests for mutual legal assistance bantuan hukum timbal-balik dan
and either to execute them or to entah melaksanakannya entah
transmit them to the competent meneruskannya kepada badan
authorities for execution. Where a berwenang untuk dilaksanakan.
State Party has a special region or Dalam hal Negara Pihak mempunyai
territory with a separate system of daerah atau wilayah khusus dengan
mutual legal assistance, it may sistem bantuan hukum timbal-balik
designate a distinct central authority yang berbeda, Negara Pihak dapat
that shall have the same function for menunjuk badan pusat tersendiri
53
that region or territory. Central yang memiliki fungsi yang sama untuk
authorities shall ensure the speedy daerah atau wilayah itu. Badan pusat
and proper execution or transmission wajib mengusahakan pelaksanaan
of the requests received. Where the dan penyampaian secara cepat dan
central authority transmits the request benar setiap permintaan yang
to a competent authority for diterima. Dalam hal badan pusat
execution, it shall encourage the meneruskan permintaan itu kepada
speedy and proper execution of the pejabat yang berwenang untuk
request by the competent authority. dilaksanakan, badan pusat itu wajib
The Secretary-General of the United mendorong agar permintaan itu
Nations shall be notified of the central dilaksanakan secara cepat dan benar
authority designated for this purpose oleh badan berwenang. Sekretaris
at the time each State Party deposits Jenderal Perserikatan Bangsa-
its instrument of ratification, Bangsa wajib diberitahu mengenai
acceptance or approval of or badan pusat yang ditunjuk untuk
accession to this Convention. tujuan ini pada saat Negara Pihak
Requests for mutual legal assistance menyerahkan instrumen pengesahan,
and any communication related penerimaan atau persetujuan atas
thereto shall be transmitted to the atau aksesi pada Konvensi ini.
central authorities designated by the Permintaan bantuan hukum timbal-
States Parties. This requirement shall balik dan komunikasi yang berkaitan
be without prejudice to the right of a dengan hal itu wajib disampaikan
State Party to require that such kepada badan pusat yang ditunjuk
requests and communications be oleh Negara Pihak. Kewajiban ini
addressed to it through diplomatic tidak mengurangi hak Negara Pihak
channels and, in urgent untuk meminta agar permintaan dan
circumstances, where the States komunikasi itu ditujukan kepadanya
Parties agree, through the melalui saluran diplomatik dan, untuk
International Criminal Police situasi yang mendesak, yang disetujui
Organization, if possible. oleh Negara-Negara Pihak, melalui
Organisasi Polisi Kriminal
Internasional, jika mungkin.
14. Requests shall be made in writing or, 14. Permintaan harus diajukan secara
where possible, by any means tertulis atau, jika memungkinkan,
capable of producing a written record, dengan cara yang dapat
in a language acceptable to the menghasilkan catatan tertulis, dalam
requested State Party, under bahasa yang dapat diterima oleh
conditions allowing that State Party to Negara Pihak yang diminta, dengan
establish authenticity. The Secretary- syarat-syarat yang membolehkan
General of the United Nations shall be Negara Pihak itu untuk memeriksa
notified of the language or languages otensititas. Sekretaris Jenderal
acceptable to each State Party at the Perserikatan Bangsa-Bangsa wajib
time it deposits its instrument of diberitahu mengenai bahasa atau
ratification, acceptance or approval of bahasa-bahasa yang dapat diterima
or accession to this Convention. In oleh setiap Negara Pihak pada saat
urgent circumstances and where menyerahkan instrumen pengesahan,
agreed by the States Parties, penerimaan atau persetujuan atas
requests may be made orally but shall atau aksesi pada Konvensi ini. Untuk
be confirmed in writing forthwith. situasi yang mendesak dan jika
disetujui oleh Negara-Negara Pihak,
permintaan dapat diajukan secara
lisan tetapi harus selanjutnya
dikonfirmasikan secara tertulis.
15. A request for mutual legal assistance 15. Permintaan bantuan hukum timbal-
54
shall contain: balik harus memuat:
(b) The subject matter and nature of (b) Masalah pokok dan sifat
the investigation, prosecution or penyidikan, penuntutan atau
judicial proceeding to which the proses pengadilan yang berkaitan
request relates and the name and dengan permintaan tersebut serta
functions of the authority nama dan fungsi dari pejabat
conducting the investigation, yang melakukan penyidikan,
prosecution or judicial proceeding; penuntutan atau proses
pengadilan;
(c) A summary of the relevant facts, (c) Ringkasan fakta yang relevan,
except in relation to requests for kecuali yang berkaitan dengan
the purpose of service of judicial permintaan untuk tujuan
documents; penyampaian dokumen-dokumen
pengadilan;
(f) The purpose for which the (f) Tujuan dari permintaan alat bukti,
evidence, information or action is informasi atau tindakan.
sought.
16. The requested State Party may 16. Negara Pihak yang diminta dapat
request additional information when it meminta informasi tambahan jika
appears necessary for the execution dirasa perlu untuk melaksanakan
of the request in accordance with its permintaan itu sesuai dengan hukum
domestic law or when it can facilitate nasionalnya atau jika hal itu dapat
such execution. memudahkan pelaksanaannya.
55
at the request of the other, permit the Pihak yang pertama dapat, atas
hearing to take place by video permintaan pihak lainnya,
conference if it is not possible or mengizinkan sidang dilakukan
desirable for the individual in question dengan video conference jika tidak
to appear in person in the territory of mungkin atau tidak dikehendaki
the requesting State Party. States bahwa orang yang bersangkutan
Parties may agree that the hearing hadir langsung di wilayah Negara
shall be conducted by a judicial Pihak yang meminta. Negara-Negara
authority of the requesting State Party Pihak dapat menyepakati bahwa
and attended by a judicial authority of sidang itu dilaksanakan oleh pejabat
the requested State Party. pengadilan Negara Pihak yang
meminta dan dihadiri oleh pejabat
pengadilan Negara Pihak yang
diminta.
19. The requesting State Party shall not 19. Negara Pihak yang meminta tidak
transmit or use information or boleh menyampaikan atau
evidence furnished by the requested menggunakan informasi atau bukti
State Party for investigations, yang diberikan oleh Negara Pihak
prosecutions or judicial proceedings yang diminta bagi penyelidikan,
other than those stated in the request penuntutan atau proses pengadilan
without the prior consent of the yang lain daripada yang dinyatakan
requested State Party. Nothing in this dalam permintaan tanpa persetujuan
paragraph shall prevent the lebih dahulu Negara Pihak yang
requesting State Party from disclosing diminta. Ketentuan ayat ini tidak
in its proceedings information or menghalangi Negara Pihak yang
evidence that is exculpatory to an meminta untuk mengungkapkan
accused person. In the latter case, kepada terdakwa di dalam proses
the requesting State Party shall notify hukumnya informasi atau bukti yang
the requested State Party prior to the bersifat membebaskan. Dalam hal
disclosure and, if so requested, terakhir ini, Negara Pihak yang
consult with the requested State meminta wajib memberitahukan
Party. If, in an exceptional case, kepada Negara Pihak yang diminta
advance notice is not possible, the sebelum pengungkapan dilakukan
requesting State Party shall inform dan, jika diminta, berkonsultasi
the requested State Party of the dengan Negara Pihak yang diminta.
disclosure without delay. Jika dalam keadaan tertentu
pemberitahuan lebih dulu itu tidak
mungkin dilakukan, Negara Pihak
yang meminta wajib dengan segera
memberitahukan pengungkapan itu
kepada Negara Pihak yang diminta.
20. The requesting State Party may 20. Negara Pihak yang meminta dapat
require that the requested State Party mempersyaratkan Negara Pihak yang
keep confidential the fact and diminta agar menjaga kerahasiaan
substance of the request, except to fakta dan isi permintaan, kecuali
the extent necessary to execute the sepanjang yang diperlukan untuk
request. If the requested State Party melaksanakan permintaan itu. Jika
cannot comply with the requirement of Negara Pihak yang diminta tidak
confidentiality, it shall promptly inform dapat memenuhi persyaratan
the requesting State Party. kerahasiaan, Negara Pihak itu wajib
dengan segera memberitahukan hal
itu kepada Negara Pihak yang
meminta.
56
21. Mutual legal assistance may be 21. Bantuan hukum timbal-balik dapat
refused: ditolak :
(a) If the request is not made in (a) Jika permintaan itu diajukan tidak
conformity with the provisions of sesuai dengan ketentuan pasal
this article; ini;
(b) If the requested State Party (b) Jika Negara Pihak yang diminta
considers that execution of the berpendapat bahwa pelaksanaan
request is likely to prejudice its permintaan itu akan merugikan
sovereignty, security, ordre public kedaulatan, keamanan, ketertiban
or other essential interests; umum atau kepentingan
mendasar lainnya;
(c) If the authorities of the requested (c) Jika pejabat Negara Pihak yang
State Party would be prohibited by diminta dilarang oleh hukum
its domestic law from carrying out nasionalnya untuk melakukan
the action requested with regard tindakan yang diminta dalam
to any similar offence, had it been kaitannya dengan kejahatan yang
subject to investigation, sama, seandainya bagi kejahatan
prosecution or judicial itu dilakukan penyidikan,
proceedings under their own penuntutan atau proses
jurisdiction; pengadilan berdasarkan
yurisdiksinya sendiri;
(d) If it would be contrary to the legal (d) Jika hal itu akan bertentangan
system of the requested State dengan sistem hukum Negara
Party relating to mutual legal Pihak yang diminta dalam
assistance for the request to be kaitannya dengan bantuan hukum
granted. timbal-balik bagi permintaan yang
akan dikabulkan.
22. States Parties may not refuse a 22. Negara Pihak tidak boleh menolak
request for mutual legal assistance on permintaan bantuan hukum timbal-
the sole ground that the offence is balik semata-mata karena alasan
also considered to involve fiscal bahwa kejahatan itu dianggap
matters. melibatkan juga masalah-masalah
perpajakan.
23. Reasons shall be given for any 23. Alasan-alasan harus diberikan untuk
refusal of mutual legal assistance. penolakan bantuan hukum timbal-
balik.
24. The requested State Party shall 24. Negara Pihak yang diminta wajib
execute the request for mutual legal sesegera mungkin melaksanakan
assistance as soon as possible and permintaan bantuan hukum timbal-
shall take as full account as possible balik dan wajib sedapat mungkin
of any deadlines suggested by the memenuhi tenggat waktu yang
requesting State Party and for which disarankan oleh Negara Pihak yang
reasons are given, preferably in the meminta dan alasan-alasan untuk itu
request. The requesting State Party wajib diberikan, lebih disukai jika
may make reasonable requests for dicantumkan di dalam permintaan itu.
information on the status and Negara Pihak yang meminta dapat
progress of measures taken by the meminta informasi tentang status dan
requested State Party to satisfy its perkembangan tindakan yang diambil
request. The requested State Party oleh Negara Pihak yang diminta untuk
shall respond to reasonable requests memenuhi permintaannya. Negara
57
by the requesting State Party on the Pihak yang diminta wajib menanggapi
status, and progress in its handling, of permintaan yang wajar dari Negara
the request. The requesting State Pihak yang meminta mengenai status
Party shall promptly inform the dan perkembangan penanganan
requested State Party when the permintaan itu. Negara Pihak yang
assistance sought is no longer meminta wajib dengan segera
required. menginformasikan kepada Negara
Pihak yang diminta jika bantuan yang
diminta tidak lagi diperlukan.
25. Mutual legal assistance may be 25. Bantuan hukum timbal-balik dapat
postponed by the requested State ditunda oleh Negara Pihak yang
Party on the ground that it interferes diminta dengan alasan bahwa hal itu
with an ongoing investigation, mencampuri penyidikan, penuntutan
prosecution or judicial proceeding. atau proses yang sedang berjalan.
26. Before refusing a request pursuant to 26. Sebelum menolak suatu permintaan
paragraph 21 of this article or menurut berdasarkan ketentuan ayat
postponing its execution pursuant to 21 atau menunda pelaksanaannya
paragraph 25 of this article, the berdasarkan ketentuan ayat 25,
requested State Party shall consult Negara Pihak yang diminta wajib
with the requesting State Party to berkonsultasi dengan Negara Pihak
consider whether assistance may be yang meminta untuk
granted subject to such terms and mempertimbangkan apakah bantuan
conditions as it deems necessary. If dapat diberikan sesuai dengan
the requesting State Party accepts ketentuan-ketentuan dan syarat-
assistance subject to those syarat yang dianggapnya perlu. Jika
conditions, it shall comply with the Negara Pihak yang meminta
conditions. menerima bantuan sesuai dengan
syarat-syarat itu, ia wajib mematuhi
syarat-syarat tersebut.
58
judicial authorities, an opportunity of oleh pejabat pengadilan, diberikan
leaving, has nevertheless remained kesempatan pergi, akan tetapi ia
voluntarily in the territory of the tetap tinggal secara sukarela di
requesting State Party or, having left wilayah Negara Pihak yang meminta,
it, has returned of his or her own free atau, setelah meninggalkan negara
will. itu, kembali lagi atas kemauannya
sendiri.
28. The ordinary costs of executing a 28. Biaya-biaya yang biasa untuk
request shall be borne by the memenuhi permintaan wajib dibayar
requested State Party, unless oleh Negara Pihak yang meminta,
otherwise agreed by the States kecuali disepakati lain oleh Negara-
Parties concerned. If expenses of a Negara Pihak yang bersangkutan.
substantial or extraordinary nature are Jika diperlukan atau akan diperlukan
or will be required to fulfil the request, pengeluaran-pengeluaran yang besar
the States Parties shall consult to atau luar biasa untuk memenuhi
determine the terms and conditions permintaan itu, Negara-Negara Pihak
under which the request will be wajib berkonsultasi untuk
executed, as well as the manner in menentukan syarat-syarat bagi
which the costs shall be borne. pemenuhan permintaan, serta
bagaimana biaya-biaya itu akan
ditanggung.
29. The requested State Party: 29. Negara Pihak yang diminta:
(b) May, at its discretion, provide to (b) Dapat, atas kebijakannya sendiri,
the requesting State Party in memberikan kepada Negara
whole, in part or subject to such Pihak yang meminta, seluruh,
conditions as it deems sebagian atau berdasarkan syarat
appropriate, copies of any yang dianggapnya perlu, salinan
government records, documents dari catatan, dokumen atau
or information in its possession informasi kepemerintahan yang
that under its domestic law are not dimilikinya yang menurut hukum
available to the general public. nasionalnya tidak terbuka untuk
masyarakat umum.
30. States Parties shall consider, as may 30. Negara Pihak wajib
be necessary, the possibility of mempertimbangkan, sepanjang perlu,
concluding bilateral or multilateral kemungkinan untuk mengadakan
agreements or arrangements that perjanjian atau pengaturan bilateral
would serve the purposes of, give atau multilateral untuk melaksanakan
practical effect to or enhance the maksud, menindaklanjuti atau
provisions of this article. meningkatkan ketentuan pasal ini.
Article 47 Pasal 47
Transfer of criminal proceedings Pengalihan proses pidana
States Parties shall consider the Negara Pihak wajib mempertimbangkan
possibility of transferring to one another kemungkinan mengalihkan ke Negara
59
proceedings for the prosecution of an Pihak lain proses penuntutan kejahatan
offence established in accordance with menurut Konvensi ini jika pengalihan itu
this Convention in cases where such dianggap untuk kepentingan proses
transfer is considered to be in the peradilan yang baik, khususnya dalam
interests of the proper administration of hal ada beberapa yurisdiksi yang terlibat,
justice, in particular in cases where agar perhatian dapat dipusatkan pada
several jurisdictions are involved, with a penuntutan.
view to concentrating the prosecution.
Article 48 Pasal 48
Law enforcement cooperation Kerjasama penegakan hukum
1. States Parties shall cooperate closely 1. Negara-Negara Pihak wajib saling
with one another, consistent with their bekerja sama dengn erat, sesuai
respective domestic legal and dengan sistem hukum dan
administrative systems, to enhance pemerintahan masing-masing, untuk
the effectiveness of law enforcement meningkatkan keefektivan tindakan
action to combat the offences covered penegakan hukum untuk
by this Convention. States Parties memberantas kejahatan-kejahatan
shall, in particular, take effective menurut Konvensi ini. Negara-Negara
measures: Pihak wajib, khususnya, mengambil
tindakan-tindakan yang efektif:
(b) To cooperate with other States (b) Untuk bekerja sama dengan
Parties in conducting inquiries Negara Pihak lain dalam
with respect to offences covered melakukan penyelidikan atas
by this Convention concerning: kejahatan menurut Konvensi ini
menyangkut:
60
instrumentalities used or yang digunakan atau
intended for use in the direncanakan untuk
commission of such offences; digunakan dalam
melaksanakan kejahatan
itu;
61
shall make full use of agreements or Konvensi ini. Sepanjang perlu,
arrangements, including international Negara Pihak wajib memanfaatkan
or regional organizations, to enhance secara maksimal perjanjian atau
the cooperation between their law pengaturan, termasuk organisasi
enforcement agencies. internasional atau regional, untuk
meningkatkan kerja sama antara
instansi-instansi penegakan hukum.
Article 49 Pasal 49
Joint investigations Penyidikan bersama
States Parties shall consider concluding Negara Pihak wajib mempertimbangkan
bilateral or multilateral agreements or untuk mengadakan perjanjian atau
arrangements whereby, in relation to pengaturan bilateral atau multilateral
matters that are the subject of yang, dalam kaitan dengan masalah
investigations, prosecutions or judicial yang menjadi pokok penyidikan,
proceedings in one or more States, the penuntutan atau proses pengadilan di
competent authorities concerned may satu atau lebih Negara, dapat digunakan
establish joint investigative bodies. In the oleh pejabat berwenang yang
absence of such agreements or bersangkutan untuk mengadakan
arrangements, joint investigations may be penyidikan bersama. Jika perjanjian atau
undertaken by agreement on a case-by- pengaturan semacam itu tidak ada,
case basis. The States Parties involved penyidikan bersama dapat dilakukan
shall ensure that the sovereignty of the dengan perjanjian atas dasar kasus per
State Party in whose territory such kasus. Negara Pihak yang terlibat wajib
investigation is to take place is fully mengusahakan agar kedaulatan Negara
respected. Pihak yang di wilayahnya dilakukan
penyidikan semacam itu dihormati
sepenuhnya.
Article 50 Pasal 50
Special investigative techniques Teknik penyidikan khusus
1. In order to combat corruption 1. Untuk memberantas korupsi secara
effectively, each State Party shall, to efektif, Negara Pihak wajib,
the extent permitted by the basic sepanjang dimungkinkan oleh prinsip-
principles of its domestic legal system prinsip dasar sistem hukum
and in accordance with the conditions nasionalnya dan berdasarkan syarat-
prescribed by its domestic law, take syarat yang ditetapkan oleh hukum
such measures as may be necessary, nasionalnya, mengambil tindakan-
within its means, to allow for the tindakan yang perlu, sesuai
appropriate use by its competent kemampuannya, untuk mengizinkan
authorities of controlled delivery and, pejabat berwenangnya menggunakan
where it deems appropriate, other penyerahan terkendali dan,
special investigative techniques, such sepanjang dianggap layak, teknik-
as electronic or other forms of teknik penyidikan khusus lain, seperti
surveillance and undercover pengintaian elektronik atau bentuk
operations, within its territory, and to lain pengintaian atau operasi rahasia,
allow for the admissibility in court of di dalam wilayahnya, dan untuk
memungkinkan agar bukti yang
62
evidence derived therefrom. diperoleh dari kegiatan itu diterima
oleh pengadilan.
Chapter V Bab V
Asset recovery Pengembalian Aset
Article 51 Pasal 51
General provision Ketentuan umum
The return of assets pursuant to this Pengembalian aset menurut bab ini
chapter is a fundamental principle of this merupakan prinsip dasar Konvensi ini,
Convention, and States Parties shall dan Negara Pihak wajib saling
afford one another the widest measure of memberikan kerjasama dan bantuan
cooperation and assistance in this seluas mungkin untuk itu.
regard.
63
Article 52 Pasal 52
Prevention and detection of transfers Pencegahan dan Deteksi Transfer
of proceeds of crime Hasil Kejahatan
1. Without prejudice to article 14 of this 1. Tanpa mengurangi ketentuan pasal
Convention, each State Party shall 14 Konvensi ini, Negara Pihak wajib
take such measures as may be mengambil tindakan-tindakan yang
necessary, in accordance with its perlu, sesuai dengan hukum
domestic law, to require financial nasionalnya, untuk mewajibkan
institutions within its jurisdiction to lembaga keuangan dalam
verify the identity of customers, to yurisdiksinya untuk meneliti identitas
take reasonable steps to determine nasabah, untuk mengambil langkah-
the identity of beneficial owners of langkah yang wajar guna menetapkan
funds deposited into high-value identitas pemilik dari dana yang
accounts and to conduct enhanced disimpan dalam rekening yang
scrutiny of accounts sought or bernilai besar dan untuk
maintained by or on behalf of melaksanakan ketelitian ekstra atas
individuals who are, or have been, rekening yang dibuat atau dipegang
entrusted with prominent public oleh atau atas nama perorangan yang
functions and their family members dipercayakan atau telah dipercayakan
and close associates. Such enhanced pada jabatan publik yang penting dan
scrutiny shall be reasonably designed para anggota keluarga serta mitra
to detect suspicious transactions for dekatnya. Ketelitian ekstra itu harus
the purpose of reporting to competent dirancang secara memadai untuk
authorities and should not be so mendeteksi transaksi-transaksi yang
construed as to discourage or prohibit mencurigakan untuk tujuan pelaporan
financial institutions from doing kepada pejabat yang berwenang dan
business with any legitimate tidak boleh ditafsirkan sedemikian
customer. untuk mencegah atau melarang
lembaga keuangan melakukan
kegiatan usaha dengan nasabah
yang sah.
64
(b) Where appropriate, notify financial (b) Sepanjang diperlukan,
institutions within its jurisdiction, at memberitahukan kepada lembaga
the request of another State Party keuangan di dalam yurisdiksinya,
or on its own initiative, of the atas permintaan Negara Pihak
identity of particular natural or lain atau atas prakarsanya sendiri,
legal persons to whose accounts mengenai identitas orang atau
such institutions will be expected badan hukum tertentu yang
to apply enhanced scrutiny, in rekening-rekeningnya perlu
addition to those whom the diberikan ketelitian ekstra oleh
financial institutions may lembaga tersebut, selain dari
otherwise identify. orang atau badan hukum yang
diidentifkasi oleh lembaga
keuangan.
65
domestic law, effective financial mengadakan, sesuai dengan hukum
disclosure systems for appropriate nasionalnya, sistem pengungkapan
public officials and shall provide for keuangan yang efektif untuk para
appropriate sanctions for non- pejabat publik yang sesuai dan wajib
compliance. Each State Party shall mengatur sanksi yang sesuai jika
also consider taking such measures tidak dipatuhi. Negara Pihak wajib
as may be necessary to permit its juga mempertimbangkan untuk
competent authorities to share that mengambil tindakan-tindakan yang
information with the competent perlu untuk mengizinkan pejabat
authorities in other States Parties berwenangnya memberikan informasi
when necessary to investigate, claim itu kepada pejabat berwenang
and recover proceeds of offences Negara Pihak yang lain jika ada
established in accordance with this keperluan untuk menyidik, menuntut
Convention. dan mengembalikan hasil dari
kejahatan menurut Konvensi ini.
Article 53 Pasal 53
Measures for direct recovery of Tindakan untuk pengembalian
property kekayaan secara langsung
Each State Party shall, in accordance Negara Pihak wajib, sesuai dengan
with its domestic law: hukum nasionalnya:
66
harmed by such offences; and dirugikan oleh kejahatan itu; dan
Article 54 Pasal 54
Mechanisms for recovery of property Mekanisme pengembalian kekayaan
through international cooperation in melalui kerjasama internasional untuk
confiscation perampasan
1. Each State Party, in order to provide 1. Untuk memberikan bantuan hukum
mutual legal assistance pursuant to timbal-balik menurut ketentuan pasal
article 55 of this Convention with 55 Konvensi ini menyangkut
respect to property acquired through kekayaan yang diperoleh dari atau
or involved in the commission of an yang terlibat dalam pelaksanaan
offence established in accordance kejahatan menurut Konvensi ini,
with this Convention, shall, in Negara Pihak wajib, sesuai dengan
accordance with its domestic law: hukum nasionalnya:
(a) Take such measures as may be (a) Mengambil tindakan yang perlu
necessary to permit its competent untuk mengizinkan pejabat
authorities to give effect to an berwenangnya melaksanakan
order of confiscation issued by a perintah perampasan yang
court of another State Party; dikeluarkan oleh pengadilan
Negara Pihak lain;
(b) Take such measures as may be (b) Mengambil tindakan yang perlu
necessary to permit its competent untuk mengizinkan pejabat
authorities, where they have berwenangnya, yang ada dalam
jurisdiction, to order the yurisdiksinya, memerintahkan
confiscation of such property of perampasan kekayaan yang
foreign origin by adjudication of an berasal dari luar negeri dengan
offence of money-laundering or putusan tentang kejahatan
such other offence as may be pencucian uang atau kejahatan
within its jurisdiction or by other lain yang ada dalam yurisdiksinya
procedures authorized under its atau dengan prosedur lain yang
domestic law; and dimungkinkan oleh hukum
nasionalnya; dan
67
kasus lain yang sesuai.
68
Article 55 Pasal 55
International cooperation for purposes Kerjasama internasional untuk tujuan
of confiscation perampasan
1. A State Party that has received a 1. Negara Pihak yang telah menerima
request from another State Party permintaan dari Negara Pihak lain
having jurisdiction over an offence yang mempunyai yurisdiksi atas suatu
established in accordance with this kejahatan menurut Konvensi ini untuk
Convention for confiscation of merampas hasil kejahatan, kekayaan,
proceeds of crime, property, alat atau sarana lain sebagaimana
equipment or other instrumentalities dimaksud dalam pasal 31 ayat 1
referred to in article 31, paragraph 1, Konvensi ini yang ada di wilayahnya
of this Convention situated in its wajib, sepanjang dimungkinkan dalam
territory shall, to the greatest extent sistem hukum nasionalnya:
possible within its domestic legal
system:
(a) Submit the request to its (a) menyampaikan permintaan itu
competent authorities for the kepada pejabat berwenangnya
purpose of obtaining an order of dengan tujuan untuk memperoleh
confiscation and, if such an order perintah perampasan dan untuk
is granted, give effect to it; or menindak-lanjuti, jika perintah itu
diberikan; atau
69
3. The provisions of article 46 of this 3. Ketentuan pasal 46 Konvensi ini
Convention are applicable, mutatis berlaku, mutatis mutandis, bagi pasal
mutandis, to this article. In addition to ini. Selain dari informasi yang diatur
the information specified in article 46, dalam pasal 46 ayat 15, permintaan
paragraph 15, requests made yang diajukan berdasarkan pasal ini
pursuant to this article shall contain: harus memuat:
70
to the provisions of its domestic law dan menurut ketentuan-ketentuan
and its procedural rules or any hukum nasionalnya dan hukum
bilateral or multilateral agreement or acaranya atau perjanjian atau
arrangement to which it may be pengaturan bilateral atau multilateral
bound in relation to the requesting yang membuatnya terikat pada
State Party. Negara Pihak yang meminta.
5. Each State Party shall furnish copies 5. Negara Pihak wajib menyerahkan
of its laws and regulations that give salinan undang-undang dan
effect to this article and of any peraturan-peraturan yang
subsequent changes to such laws melaksanakan pasal ini serta
and regulations or a description perubahan-perubahannya atau
thereof to the Secretary-General of keterangan mengenai hal itu kepada
the United Nations. Sekretaris Jenderal Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
6. If a State Party elects to make the 6. Jika suatu Negara Pihak memilih
taking of the measures referred to in untuk mengambil tindakan-tindakan
paragraphs 1 and 2 of this article sebagaimana dimaksud pada ayat 1
conditional on the existence of a dan ayay 2 tergantung pada adanya
relevant treaty, that State Party shall traktat yang sesuai, Negara Pihak itu
consider this Convention the wajib mempertimbangkan Konvensi
necessary and sufficient treaty basis. ini sebagai dasar traktat yang perlu
dan cukup.
9. The provisions of this article shall not 9. Ketentuan pasal ini tidak boleh
be construed as prejudicing the rights ditafsirkan sebagai
of bona fide third parties. mengesampingkan hak-hak pihak
ketiga yang beritikad baik.
Article 56 Pasal 56
Special cooperation Kerjasama khusus
Without prejudice to its domestic law, Tanpa mengurangi hukum nasionalnya,
each State Party shall endeavour to take Negara Pihak wajib berupaya mengambil
measures to permit it to forward, without tindakan-tindakan untuk
prejudice to its own investigations, memungkinkannya meneruskan, tanpa
prosecutions or judicial proceedings, mengurangi penyidikan, penuntutan atau
information on proceeds of offences proses pengadilannya sendiri, informasi
71
established in accordance with this mengenai hasil kejahatan menurut
Convention to another State Party Konvensi ini kepada Negara Pihak lain
without prior request, when it considers tanpa diminta, bilamana ia berpendapat
that the disclosure of such information bahwa pengungkapan informasi itu dapat
might assist the receiving State Party in membantu Negara Pihak lain untuk
initiating or carrying out investigations, memulai atau melakukan penyidikan,
prosecutions or judicial proceedings or penuntutan atau proses peradilan atau
might lead to a request by that State dapat mengarah pada pengajuan
Party under this chapter of the permintaan oleh Negara Pihak lain itu
Convention. berdasarkan bab ini.
Article 57 Pasal 57
Return and disposal of assets Pengembalian dan penyerahan aset
1. Property confiscated by a State Party 1. Kekayaan yang dirampas oleh suatu
pursuant to article 31 or 55 of this Negara Pihak berdasarkan pasal 31
Convention shall be disposed of, atau 55 Konvensi ini wajib
including by return to its prior diserahkan, termasuk dengan
legitimate owners, pursuant to pengembalian kepada para pemilik
paragraph 3 of this article, by that sah sebelumnya, berdasarkan
State Party in accordance with the ketentuan ayat 3, oleh Negara Pihak
provisions of this Convention and its sesuai dengan ketentuan Konvensi ini
domestic law. dan hukum nasionalnya.
2. Each State Party shall adopt such 2. Negara Pihak wajib mengambil
legislative and other measures, in tindakan-tindakan legislatif dan
accordance with the fundamental lainnya, sesuai dengan prinsip-
principles of its domestic law, as may prinsip dasar hukum nasionalnya,
be necessary to enable its competent yang perlu untuk memungkinkan
authorities to return confiscated pejabat berwenangnya
property, when acting on the request mengembalikan kekayaan yang
made by another State Party, in dirampas, ketika bertindak atas
accordance with this Convention, permintaan yang diajukan oleh
taking into account the rights of bona Negara Pihak lain, sesuai dengan
fide third parties. Konvensi ini, dengan memperhatikan
hak-hak pihak ketiga yang beritikad
baik.
72
yang meminta;
(b) In the case of proceeds of any (b) Untuk kasus hasil dari kejahatan
other offence covered by this lain menurut Konvensi ini, jika
Convention, when the confiscation perampasan dilakukan sesuai
was executed in accordance with dengan ketentuan pasal 55
article 55 of this Convention and Konvensi ini dan atas dasar
on the basis of a final judgement putusan akhir di Negara Pihak
in the requesting State Party, a yang meminta, suatu persyaratan
requirement that can be waived by yang dapat dikesampingkan oleh
the requested State Party, return Negara Pihak yang diminta,
the confiscated property to the mengembalikan kekayaan yang
requesting State Party, when the dirampas kepada Negara Pihak
requesting State Party reasonably yang meminta, jika Negara Pihak
establishes its prior ownership of yang meminta menetapkan
such confiscated property to the secara memadai pemilikan
requested State Party or when the sebelumnya atas kekayaan yang
requested State Party recognizes dirampas kepada Negara Pihak
damage to the requesting State yang diminta atau jika Negara
Party as a basis for returning the Pihak yang diminta mengakui
confiscated property; adanya kerugian terhdap Negara
Pihak yang meminta sebagai
dasar untuk mengembalikan
kekayaan yang dirampas itu.
(c) In all other cases, give priority (c) Untuk kasus lain, memberikan
consideration to returning prioritas bagi pengembalian
confiscated property to the kekayaan yang dirampas kepada
requesting State Party, returning Negara Pihak yang meminta,
such property to its prior legitimate mengembalikan kekayaan itu
owners or compensating the kepada para pemilik sah
victims of the crime. sebelumnya atau memberi
kempensasi kepada korban
kejahatan.
73
Article 58 Pasal 58
Financial intelligence unit Unit intelijens keuangan
States Parties shall cooperate with one Negara-Negara Pihak wajib saling
another for the purpose of preventing and bekerja sama untuk mencegah dan
combating the transfer of proceeds of memberantas transfer hasil dari
offences established in accordance with kejahatan menurut Konvensi ini dan
this Convention and of promoting ways meningkatkan cara dan sarana untuk
and means of recovering such proceeds mengembalikan hasil itu dan, untuk
and, to that end, shall consider tujuan itu, wajib mempertimbangkan
establishing a financial intelligence unit to untuk membentuk unit intelijen keuangan
be responsible for receiving, analysing yang bertanggung jawab atas
and disseminating to the competent penerimaan, analisis dan
authorities reports of suspicious financial penyebarluasan laporan mengenai
transactions. transaksi keuangan yang mencurigakan
kepada pejabat-pejabat yang berwenang.
Article 59 Pasal 59
Bilateral and multilateral agreements Perjanjian dan pengaturan bilateral
and arrangements dan multilateral
States Parties shall consider concluding Negara Pihak wajib mempertimbangkan
bilateral or multilateral agreements or untuk mengadakan perjanjian atau
arrangements to enhance the pengaturan bilateral atau multilateral
effectiveness of international cooperation untuk meningkatkan keefektivan
undertaken pursuant to this chapter of kerjasama internasional yang dilakukan
the Convention. berdasarkan bab ini.
Chapter VI Bab VI
Technical assistance and information Bantuan teknis dan pertukaran
exchange informasi
Article 60 Pasal 60
Training and technical assistance Pelatihan dan bantuan teknis
1. Each State Party shall, to the extent 1. Negara Pihak wajib, sepanjang perlu,
necessary, initiate, develop or membuat, mengembangkan atau
improve specific training programmes menyempurnakan program-program
for its personnel responsible for pelatihan khusus bagi personilnya
preventing and combating corruption. yang bertanggung jawab mencegah
Such training programmes could deal, dan memberantas korupsi. Program-
inter alia, with the following areas: program pelatihan itu dapat
menyangkut, antara lain, bidang-
bidang sebagai berikut:
74
(c) Training competent authorities in (c) Pelatihan pejabat yang
the preparation of requests for berwenang dalam menyiapkan
mutual legal assistance that meet permintaan bantuan hukum
the requirements of this timbal-balik yang memenuhi
Convention; persyaratan-persyaratan Konvensi
ini.
(f) Detecting and freezing of the (f) Deteksi dan pembekuan transfer
transfer of proceeds of offences hasil kejahatan yang dilakukan
established in accordance with sesuai dengan Konvensi ini;
this Convention;
(g) Surveillance of the movement of (g) Pengintaian terhadap pergerakan
proceeds of offences established hasil kejahatan yang dilakukan
in accordance with this sesuai dengan Konvensi ini dan
Convention and of the methods terhadap metoda-metoda yang
used to transfer, conceal or digunakan untuk mentransfer,
disguise such proceeds; menyembunyikan atau
menyamarkan hasil itu;
(h) Appropriate and efficient legal and (h) Mekanisme hukum dan
administrative mechanisms and administrasi yang tepat dan
methods for facilitating the return efisien serta metoda-metoda
of proceeds of offences untuk memfasilitasi pengembalian
established in accordance with hasil kejahatan yang dilakukan
this Convention; sesuai dengan Konvensi ini; dan
2. States Parties shall, according to their 2. Negara Pihak wajib, sesuai dengan
capacity, consider affording one kemampuan masing-masing,
another the widest measure of mempertimbangkan untuk saling
technical assistance, especially for memberikan bantuan teknis seluas
the benefit of developing countries, in mungkin, khususnya untuk Negara-
their respective plans and Negara berkembang, dalam rencana-
programmes to combat corruption, rencana dan program-program
including material support and training masing-masing untuk memberantas
in the areas referred to in paragraph 1 korupsi, termasuk dukungan material
75
of this article, and training and dan pelatihan di bidang-bidang
assistance and the mutual exchange sebagaimana dimaksud pada ayat 1,
of relevant experience and dan pelatihan serta bantuan dan
specialized knowledge, which will pertukaran pengalaman yang relevan
facilitate international cooperation dan pengetahuan khusus, yang akan
between States Parties in the areas of memfasilitasi kerjasama antar Negara
extradition and mutual legal Pihak di bidang ekstradisi dan
assistance. bantuan hukum timbal-balik.
76
transition to apply this Convention upaya Negara-Negara berkembang
through technical assistance dan Negara-Negara dengan ekonomi
programmes and projects. dalam transisi untuk menerapkan
Konvensi ini melalui program dan
proyek bantuan teknis.
Article 61 Pasal 61
Collection, exchange and analysis of Pengumpulan, pertukaran dan analisis
information on corruption informasi tentang korupsi
1. Each State Party shall consider 1. Negara Pihak wajib
analysing, in consultation with mempertimbangkan untuk
experts, trends in corruption in its menganalisis, dengan berkonsultasi
territory, as well as the circumstances dengan para ahli, kecenderungan
in which corruption offences are dalam korupsi di wilayahnya, juga
committed. keadaan-keadaan apa yang
menyebabkan kejahatan korupsi
dilakukan.
Article 62 Pasal 62
Other measures: implementation of Tindakan lain: pelaksanaan Konvensi
the Convention through economic melalui pembangunan ekonomi dan
development and technical assistance bantuan teknis
1. States Parties shall take measures 1. Negara Pihak wajib mengambil
77
conducive to the optimal tindakan-tindakan yang mendukung
implementation of this Convention to pelaksanaan optimal Konvensi ini
the extent possible, through sepanjang memungkinkan, melalui
international cooperation, taking into kerjasama internasional, dengan
account the negative effects of mempertimbangkan akibat-akibat
corruption on society in general, in negatif korupsi terhadap masyarakat
particular on sustainable pada umumnya, dan pada khususnya
development. terhadap pembangunan yang
berkelanjutan.
78
kejahatan yang atau kekayaan
yang disita sesuai dengan
ketentuan-ketentuan Konvensi ini;
79
of this Convention. Thereafter, regular satu tahun setelah Konvensi ini mulai
meetings of the Conference of the berlaku. Setelah itu, pertemuan
States Parties shall be held in regular Konperensi Negara Pihak
accordance with the rules of harus dilaksanakan sesuai dengan
procedure adopted by the aturan tata tertib yang diputuskan
Conference. oleh Konperensi itu.
80
(e) Reviewing periodically the (e) Mengkaji secara berkala
implementation of this Convention pelaksanaan Konvensi ini oleh
by its States Parties; Negara Pihak;
6. Each State Party shall provide the 6. Negara Pihak wajib memberikan
Conference of the States Parties with informasi kepada Konperensi Negara
information on its programmes, plans Pihak tentang program, rencana dan
and practices, as well as on praktek, serta tindakan administratif
legislative and administrative dan legislatif dalam melaksanakan
measures to implement this Konvensi ini, sebagaimana diwajibkan
Convention, as required by the oleh Konperensi Negara Pihak.
Conference of the States Parties. The Konperensi Negara Pihak wajib
Conference of the States Parties shall memeriksa cara yang paling efektif
examine the most effective way of untuk menerima dan bertindak atas
receiving and acting upon information, dasar informasi, termasuk, antara
including, inter alia, information lain, informasi yang diterima dari
received from States Parties and from Negara Pihak dan dari organisasi
competent international organizations. internasional yang kompeten.
Inputs received from relevant non- Masukan-masukan yang diterima dari
governmental organizations duly organisasi non-pemerintah yang
accredited in accordance with terkait, yang dimungkinkan menurut
procedures to be decided upon by the prosedur yang akan diputuskan oleh
Conference of the States Parties may Konperensi Negara Pihak dapat juga
also be considered. dipertimbangkan.
81
Convention.
Article 64 Pasal 64
Secretariat Sekretariat
1. The Secretary-General of the United 1. Sekretaris Jenderal Perserikatan
Nations shall provide the necessary Bangsa-Bangsa wajib menyediakan
secretariat services to the Conference layanan kesekretariatan yang
of the States Parties to the diperlukan pada Konperensi Negara
Convention. Pihak pada Konvensi ini.
(b) Upon request, assist States (b) Jika diminta, membantu Negara
Parties in providing information to Pihak dalam memberikan
the Conference of the States informasi kepada Konperensi
Parties as envisaged in article 63, Negara Pihak sebagaimana
paragraphs 5 and 6, of this dimaksud dalam pasal 63 ayat 5
Convention; and dan ayat 6 Konvensi ini; dan
2. Each State Party may adopt more 2. Negara Pihak dapat mengambil
strict or severe measures than those tindakan-tindakan yang lebih ketat
provided for by this Convention for atau keras daripada yang diatur
preventing and combating corruption. dalam Konvensi ini untuk mencegah
dan memberantas korupsi.
82
Article 66 Pasal 66
Settlement of disputes Penyelesaian sengketa
1. States Parties shall endeavour to 1. Negara Pihak wajib berupaya untuk
settle disputes concerning the menyelesaikan sengketa mengenai
interpretation or application of this penafsiran atau penerapan Konvensi
Convention through negotiation. ini melalui perundingan.
2. Any dispute between two or more 2. Sengketa antara dua atau lebih
States Parties concerning the Negara Pihak mengenai penafsiran
interpretation or application of this atau penerapan Konvensi ini yang
Convention that cannot be settled tidak dapat diselesaikan melalui
through negotiation within a perundingan dalam waktu yang wajar
reasonable time shall, at the request wajib, atas permintaan salah satu
of one of those States Parties, be Negara Pihak, diajukan ke arbitrase.
submitted to arbitration. If, six months Jika dalam waktu enam bulan setelah
after the date of the request for permintaan pengajuan ke arbitrase,
arbitration, those States Parties are Negara-Negara Pihak itu tidak dapat
unable to agree on the organization of bersepakat mengenai struktur
the arbitration, any one of those arbitrase, salah satu Negara Pihak
States Parties may refer the dispute dapat mengajukan sengketa itu
to the International Court of Justice by kepada Mahkamah Internasional
request in accordance with the dengan permintaan sesuai dengan
Statute of the Court. Statuta Mahkamah Internasional.
3. Each State Party may, at the time of 3. Negara Pihak pada saat
signature, ratification, acceptance or penandatanganan, pengesahan,
approval of or accession to this penerimaan atau persetujuan atas
Convention, declare that it does not atau aksesi terhadap Konvensi ini
consider itself bound by paragraph 2 dapat menyatakan tidak terikat pada
of this article. The other States ketentuan ayat 2. Negara Pihak lain
Parties shall not be bound by tidak akan terikat oleh ketentuan ayat
paragraph 2 of this article with respect 2 terhadap Negara Pihak yang telah
to any State Party that has made membuat pensyaratan itu.
such a reservation.
4. Any State Party that has made a 4. Negara Pihak yang telah membuat
reservation in accordance with pensyaratan sesuai dengan
paragraph 3 of this article may at any ketentuan ayat 3 dapat setiap saat
time withdraw that reservation by menarik kembali pensyaratan itu
notification to the Secretary-General dengan pemberitahuan kepada
of the United Nations. Sekretaris Jenderal Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
Article 67 Pasal 67
Signature, ratification, acceptance, Penandatanganan, pengesahan,
approval and accession penerimaan, persetujuan dan aksesi
1. This Convention shall be open to all 1. Konvensi ini terbuka untuk
States for signature from 9 to 11 penandatanganan oleh semua
December 2003 in Merida, Mexico, Negara dari tanggal 9 sampai tanggal
and thereafter at United Nations 11 Desember 2003 di Merida, Mexico,
Headquarters in New York until 9 dan setelah itu di Markas Besar
December 2005. Perserikatan Bangsa-Bangsa di New
York sampai tanggal 9 Desember
2005.
83
2. This Convention shall also be open 2. Konvensi ini juga terbuka untuk
for signature by regional economic penandatanganan oleh organisasi-
integration organizations provided organisasi integrasi ekonomi regional
that at least one member State of dengan ketentuan bahwa sekurang-
such organization has signed this kurangnya satu Negara anggota dari
Convention in accordance with organisasi tersebut telah
paragraph 1 of this article. menandatangani Konvensi ini sesuai
dengan ketentuan ayat 1.
4. This Convention is open for accession 4. Konvensi ini terbuka untuk aksesi
by any State or any regional oleh Negara atau organisasi integrasi
economic integration organization of ekonomi manapun jika sekurang-
which at least one member State is a kurangnya satu Negara anggotanya
Party to this Convention. Instruments merupakan Pihak pada Konvensi ini.
of accession shall be deposited with Instrumen aksesi wajib disimpan pada
the Secretary-General of the United Sekretaris Jenderal Perserikatan
Nations. At the time of its accession, Bangsa-Bangsa. Pada waktu aksesi,
a regional economic integration suatu organisasi integrasi ekonomi
organization shall declare the extent regional wajib menyatakan lingkup
of its competence with respect to kewenangannya berkenaan dengan
matters governed by this Convention. hal-hal yang diatur oleh Konvensi ini.
Such organization shall also inform Organisasi tersebut harus juga
the depositary of any relevant menginformasikan kepada penyimpan
modification in the extent of its mengenai perubahan-perubahan
competence. yang berkaitan dengan lingkup
kewenangannya.
Article 68 Pasal 68
Entry into force Saat-Berlaku
1. This Convention shall enter into force 1. Konvensi ini akan berlaku pada hari
on the ninetieth day after the date of kesembilanpuluh sejak tanggal
deposit of the thirtieth instrument of penyimpanan ketigapuluh instrumen
84
ratification, acceptance, approval or pengesahan, penerimaan,
accession. For the purpose of this persetujuan atau aksesi. Untuk tujuan
paragraph, any instrument deposited ayat ini, instrumen yang disimpan
by a regional economic integration oleh suatu organisasi integrasi
organization shall not be counted as ekonomi regional tidak dihitung
additional to those deposited by sebagai tambahan instrumen yang
member States of such organization. telah disimpan oleh Negara anggota
organisasi tersebut.
2. For each State or regional economic 2. Bagi setiap Negara atau organisasi
integration organization ratifying, integrasi ekonomi regional yang
accepting, approving or acceding to mengesahkan, menerima, menyetujui
this Convention after the deposit of atau mengaksesi Konvensi ini setelah
the thirtieth instrument of such action, penyimpanan instrumen yang
this Convention shall enter into force ketigapuluh, Konvensi ini akan
on the thirtieth day after the date of berlaku pada hari ketiga puluh setelah
deposit by such State or organization tanggal penyimpanan instrumen oleh
of the relevant instrument or on the Negara atau organisasi itu atau pada
date this Convention enters into force tanggal mulai berlakunya Konvensi ini
pursuant to paragraph 1 of this article, berdasarkan ayat 1, yang mana yang
whichever is later. lebih dulu berlaku.
Article 69 Pasal 69
Amendment Amandemen
1. After the expiry of five years from the 1. Lima tahun terhitung sejak Konvensi
entry into force of this Convention, a ini mulai berlaku, suatu Negara Pihak
State Party may propose an dapat mengusulkan amandemen dan
amendment and transmit it to the mengajukannya kepada Sekretaris
Secretary-General of the United Jenderal Perserikatan Bangsa-
Nations, who shall thereupon Bangsa, yang akan meneruskan usul
communicate the proposed amandemen itu kepada Negara-
amendment to the States Parties and Negara Pihak dan kepada Konperensi
to the Conference of the States Negara-Negara Pihak pada Konvensi
Parties to the Convention for the ini untuk dipertimbangkan dan
purpose of considering and deciding diputuskan. Konperensi Negara-
on the proposal. The Conference of Negara Pihak wajib berupaya untuk
the States Parties shall make every mencapai konsensus atas setiap
effort to achieve consensus on each amandemen. Jika semua upaya untuk
amendment. If all efforts at consensus mencapai konsensus gagal dan tidak
have been exhausted and no tercapai kesepakatan, maka untuk
agreement has been reached, the dapat diterima, amandemen itu
amendment shall, as a last resort, membutuhkan, sebagai upaya
require for its adoption a two-thirds terakhir, suara mayoritas dua pertiga
majority vote of the States Parties dari Negara-Negara Pihak yang hadir
present and voting at the meeting of dan memberikan suara pada
the Conference of the States Parties. pertemuan Konperensi Negara-
Negara Pihak itu.
85
organizations shall not exercise their anggotanya yang merupakan Pihak
right to vote if their member States pada Konvensi ini. Organisasi-
exercise theirs and vice versa. organisasi tersebut tidak boleh
melaksanakan hak mereka untuk
memberikan suara jika Negara-
Negara anggotanya melaksanakan
haknya dan demikian sebaliknya.
Article 71 Pasal 71
Depositary and languages Penyimpanan dan bahasa
1. The Secretary-General of the United 1. Sekretaris Jenderal Perserikatan
86
Nations is designated depositary of Bangsa-Bangsa ditunjuk untuk
this Convention. menyimpan Konvensi ini.
2. The original of this Convention, of 2. Teks asli Konvensi ini, yang dalam
which the Arabic, Chinese, English, bahasa Arab, Cina, Inggris, Perancis,
French, Russian and Spanish texts Rusia dan Spanyol adalah sama-
are equally authentic, shall be sama otentik, akan disimpan pada
deposited with the Secretary-General Sekretaris Jenderal Perserikatan
of the United Nations. Bangsa-Bangsa.
Terjemahan ini merupakan hasil kerjasama antara Direktorat Pembinaan Jaringan Kerja Antar
Komisi dan Instansi dan Biro Hukum, Komisi Pemberantasan Korupsi.
87