Anda di halaman 1dari 150

PRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 7 TAHUN 2006
TENTANG
PENGESAHAN UNITED /VA77O1VS CONVENTION AGAINST CORRUPTION, 2OO3
(KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA ANTI KORUPSI, 2OO3)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang a bahwa dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan


makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka
pemerintah bersama-sama masyarakat mengambil
langkah-Iangkah pencegahan dan pemberantasan tindak
pidana korupsi secara sistematis dan berkesinambungan;

b. bahwa tindak pidana korupsi tidak lagi merupakan


masalah lokal, akan tetapi merupakan fenomena
transnasional yang mempengaruhi seluruh masyarakat
dan perekonomian sehingga penting adanya kerja sama
internasional untuk pencegahan dan pemberantasannya
termasuk pemulihan atau pengembalian aset-aset hasil
tindak pidana korupsi;

c bahwa kerja sama internasional dalam pencegahan dan


pemberantasan tindak pidana korupsi perlu didukung oleh
integritas, akuntabilitas, dan manajemen pemerintahan
yang baik;

d. bahwa bangsa Indonesia telah ikut aktif dalam upaya


masyarakat internasional untuk pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana korupsi dengan telah
menandatangani United Nations Conuention Against
Comtption, 2003 (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
Anti Korupsi, 2003);
e bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu
membentuk Undang-Undang tentang Pengesahan United
Nations Conuention Against Comtption, 2003 (Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa Anti Korupsi, 2003);

Mengingat:...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

-2-
Mengingat 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 11, dan Pasal 20 Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan
Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3882);
3. Undang-Undang Nomor 24 Tallurr 2000 tentang Perjanjian
Internasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor aOl2l;

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:
Menetapkan UNDANG-UNDANG TENTANG PENGESAHAN UNITED
]VATIO]VS CONVENTION AGAINST CORRUPTION, 2OO3
(KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA ANTI
KORUPSr,2003).

Pasal 1

(1) Mengesahkan United Nations Conuention Against


Comtption, 2003 (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
Anti Korupsi, 2003) dengan Reseruation (Pensyaratan)
terhadap Pasal 66 ayat (21 tentang Penyelesaian
Sengketa.

(2) Salinan naskah asli United Nations Conuention Against


Comtption, 2003 (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
Anti Korupsi, 2003) dengan Reseruation (Pensyaratan)
terhadap Pasal 66 ayat (2) tentang Penyelesaian Sengketa
dalam bahasa Inggris dan terjemahannya dalam bahasa
Indonesia sebagaimana terlampir dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Undang-Undang ini.

Pasal 2

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

Agar
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
3

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta
pada tanggal 18 April 2006

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd
DR. H. SUSLO BAMBANG YLIDHOYONO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 18 April 2006

MENTEzu HUKUM DAN FIAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd
FIAMID AWALUDIN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2006 NOMOR 32

Salinan sesuai dengan aslinya


SEKRETARIAT NEGARA zu
Kepala Biro Hukum dan Administrasi
Peraturan Perundang-undangan,

@u
ZULFIAN LUBIS
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2006
TENTANG
PENGESAHAN UNITED NANONS CONVENTION AGAINST CORRUPTION, 2OO3
(KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA ANTI KORUPSI, 2OO3)

I UMUM
Tindak pidana korupsi merupakan ancaman terhadap prinsip-prinsip
demokrasi, yang menjunjung tinggi transparansi, akuntabilitas, dan
integritas, serta keamanan dan stabilitas bangsa Indonesia. Oleh karena
korupsi merupakan tindak pidana yang bersifat sistematik dan merugikan
pembangunan berkelanjutan sehingga memerlukan langkah-Iangkah
pencegahan dan pemberantasan yang bersifat menyeluruh, sistematis,
dan berkesinambungan baik pada tingkat nasional maupun tingkat
internasional. Dalam melaksanakan pencegahan dan pemberantasan
tindak pidana korupsi yang efisien dan efektif diperlukan dukungan
manajemen tala pemerintahan yang baik dan kerja sama internasional,
termasuk pengembalian aset-aset yang berasal dari tindak pidana
korupsi.
Selama ini pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi di
Indonesia sudah dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-
undangan khusus yang berlaku sejak tahun 1957 dan telah diubah
sebanyak 5 (lima) kali, akan tetapi peraturan perundang-undangan
dimaksud belum memadai, antara lain karena belum adanya kerja sama
internasional dalam masalah pengembalian hasil tindak pidana korupsi.
Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 18 Desember 2003 di Markas
Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa telah ikut menandatangani Konvensi
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Anti Korupsi yang diadopsi oleh
Sidang ke-58 Majelis Umum melalui Resolusi Nomor 5814 pada tanggal 31
Oktober 2003.

A. POKOK-POKOK PIKIRAN YANG MENDORONG LAHIRNYA KONVENSI

Pen5rusunan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa diawali sejak tahun


2000 di mana Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam
sidangnya ke-55 melalui Resolusi Nomor 55161 pada tanggal 6 Desember
2000 memandang perlu dirumuskannya instrumen hukum internasional
antikorupsi secara global. Instrumen hukum internasional tersebut amat
diperlukan untuk menjembatani sistem hukum yang berbeda dan
sekaligus memajukan upaya pemberantasan tindak pidana korupsi secara
efektif.

Untuk
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

Untuk tujuan tersebut, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa


membentuk Ad Hoc Committee (Komite Ad Hoc) yang bertugas
merundingkan draft Konvensi. Komite Ad Hoc yang beranggotakan
mayoritas negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa
memerlukan waktu hampir 2 (dua) tahun untuk menyelesaikan
pembahasan sebelum akhirnya menyepakati naskah akhir Konvensi
untuk disampaikan dan diterima sidang Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa.

B. ARTI PENTING KONVENSI BAGI INDONESIA

Ratifikasi Konvensi ini merupakan komitmen nasional untuk


meningkatkan citra bangsa Indonesia dalam percaturan politik
internasional. Arti penting lainnya dari ratifikasi Konvensi tersebut
adalah:
- untuk meningkatkan kerja sama internasional khususnya dalam
melacak, membekukan, menyita, dan mengembalikan aset-aset hasil
tindak pidana korupsi yang ditempatkan di luar negeri;
- meningkatkan kerja sama internasional dalam mewujudkan tata
pemerintahan yang baik;
- meningkatkan kerja sama internasional dalam pelaksanaan perjanjian
ekstradisi, bantuan hukum timbal balik, penyerahan narapidana,
pengalihan proses pidana, dan kerja sama penegakan hukum;
- mendorong terjalinnya kerja sama teknik dan pertukaran informasi
dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi di bawah
payung kerja sama pembangunan ekonomi dan bantuan teknis pada
lingkup bilateral, regional, dan multilateral; dan
- harmonisasi peraturan perundang-undangan nasional dalam
pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi sesuai dengan
Konvensi ini.

C. POKOK-POKOK ISI KONVENSI

Lingkup Konvensi pembukaan dan batang tubuh yang terdiri atas 8


(delapan) bab dan 71 (tujuh puluh satu) pasal dengan sistematika sebagai
berikut:

Bab I Ketentuan Umum, memuat Pernyataan Tujuan;


Penggunaan Istilah-istilah; Ruang lingkup Pemberlakuan;
dan Perlindungan Kedaulatan.

-BABII:...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

Bab II Tindakan-tindakan Pencegahan, memuat Kebijakan dan


Praktek Pencegahan Korupsi; Badan atau Badan-badan
Pencegahan Korupsi; Sektor Publik; Aturan Perilaku Bagi
Pejabat Publik; Pengadaan Umum dan Pengelolaan
Keuangan Fublik; Pelaporan Publik; Tindakan-tindakan
yang Berhubungan dengan Jasa-jasa Peradilan dan
Penuntutan; Sektor Swasta; Partisipasi Masyarakat; dan
Tindakan-tindakan untuk Mencegah Pencucian Uang.

Bab III Kriminalitas dan Penegakan Hukum, memuat Penyuapan


Pejabat-pejabat Publik Nasional, PenSruapan Pejabat-
pejabat Publik Asing dan Pejabat-pejabat Organisasi-
Organisasi Internasional Publik; Penggelapan,
Penyalahgunaan atau Penyimpangan lain Kekayaan oleh
Pejabat Publik; Memperdagangkan Pengaruh;
Penyalahgunaan Fungsi; Memperkaya Diri Secara Tidak
Sah; Penyuapan di Sektor Swasta; Penggelapan Kekayaan
di Sektor Swasta; Pencucian Hasil-Hasil Kejahatan;
Penyembunyian; Penghalangan Jalannya Proses
Pengadilan; Tanggung Jawab Badan-badan Hukum;
Keikutsertaan dan Percobaan; Pengetahlran, Maksud dan
Tujuan Sebagai Unsur Kejahatan; Aturan Pembatasan;
Penuntutan dan Pengadilan, dan Saksi-saksi; Pembekuan,
Penyitaan dan Perampasan; Perlindungan para Saksi, Ahli
dan Korban; Perlindungan bagi Orang-orang yang
Melaporkan; Akibat-akibat Tindakan Korupsi; Kompensasi
atas Kerugian; Badan-badan Berwenang Khusus; Kerja
Sama dengan Badan-badan Penegak Hukum; Kerja Sama
antar Badan-badan Berwenang Nasional; Kerja Sama
antara Badan-badan Berwenang Nasional dan Sektor
Swasta; Kerahasian Bank; Catatan Kejahatan; dan
Yurisdiksi.

BAB IV Kerja Sama Internasional. memuat Ekstradisi; Transfer


Narapidana; Bantuan Hukum Timbal Balik; Transfer
Proses Pidana; Kerja Sama Penegakan Hukum; Penyidikan
Bersama; dan Teknik-teknik Penyidikan Khusus.

BAB V Pengembalian Aset, memuat Pencegahan dan Deteksi


Transfer Hasil-hasil Kejahatan; Tindakan-tindakan untuk
Pengembalian Langsung atas Kekayaan; Mekanisme untuk
Pengembalian Kekayaan melalui Kerja Sama Internasional
dalam Perampasan; Kerja Sama Internasional untuk
T\rjuan Perampasan; Kerja Sama Khusus; Pengembalian
dan Penyerahan Aset; Unit Intelejen Keuangan; dan
Perj anj ian - perj anj ian dan Pen gaturan- pen gaturan Bilateral
dan Multilateral.

-BAB VI:...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

BAB VI Bantuan Teknis dan Pertukaran Informasi, memuat


Pelatihan dan Bantuan Teknis; Pengumpulan, Pertukaran,
dan Analisis Informasi tentang Korupsi; dan Tindakan-
tindakan lain; Pelaksanaan Konvensi melalui
Pembangunan Ekonomi dan Bantuan Teknis.
BAB VII Mekanisme-mekanisme Pelaksanaan, memuat Konferensi
Negara-negara Pihak pada Konvensi; dan Sekretariat.
BAB VIII Ketentuan-ketentuan Akhir, memuat Pelaksanaan
Konvensi; Penyelesaian Sengketa; Penandatanganan,
Pengesahan, Penerimaan, Persetujuan, dan Aksesi;
Pemberlakuan; Amandemen; Penarikan Diri; Penyimpanan
dan Bahasa-bahasa.

Sesuai dengan ketentuan Konvensi, Indonesia juga menyatakan


reseruation (pensyaratan) terhadap Pasal 66 ayat (21 Konvensi yang
mengatur upaya penyelesaian sengketa, seandainya terjadi, mengenai
penafsiran dan pelaksanaan Konvensi melalui Mahkamah
Internasional. Sikap ini diambil antara-lain atas pertimbangan bahwa
Indonesia tidak mengakui jurisdiksi yang mengikat secara clematis
(compulsory juisdiction) dari Mahkamah Internasional. Pensyaratan
tersebut bersifat prosedural sesuai dengan ketentuan internasional
yang berlaku.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Yang disahkan dalam Undang-Undang ini adalah United Nations
Conuention Against Comtption, 2003 (Konvensi PBB anti Korupsi,
2003).
Untuk kepentingan pemasyarakatannya, dipergunakan salinan
naskah asli dalam bahasa Inggris dan terjemahan dalam bahasa
Indonesia. Apabila terjadi perbedaan pengertian terhadap terjemahan
dalam bahasa Indonesia, maka dipergunakan salinan naskah aslinya
dalam bahasa Inggris.

Diajukannya Reseruation (pensyaratan) terhadap Pasal 66 ayat 2


adalah berdasarkan pada prinsip untuk tidak menerima kewajiban
dalam pengajuan perselisihan kepada Mahkamah Internasional
kecuali dengan kesepakatan Para Pihak.

Pasal 2
Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1T191146P 4620


PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

IAMPIRAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2006
TENTANG
PENGESAFIAN UN ITED /VATIONS COIVIZEMITO]V AGAI]VST C ORRWTION, 2 OO 3
(KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA ANTI KORUPSI, 2OO3)

RESERVATLON TO ARTICLE 66 PARAGRAPH2


UN ITED IVATIONS CO,IWEMTION AGAIIVST
CORRUPTION, 2OO3

Reseruatton:

The Gouernment oJ tfle Republtc oJ Indonesta does not constder ttselJ bound bg
the prouiston oJ article 66 paragraph 2 and takes tlrc posttton that disputes
relattng to the tnterpretatton and appLtcatton oJ tlrc Conuentton whtch can not be
settled through the channel proutdedJor tn paragraph2 oJ the sqtd arttcle mag be
reJerred to ttrc Internattonal Court oJ Jttsttce onlg totth the consent oJ tlrc parttes
to the dtsputes.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd
DR. H. SUSLO BAMBANG YUDHOYONO

Salinan sesuai dengan aslinya


SEKRETARIAT NEGARA RI
Kepala Biro Hukum dan Administrasi
Peraturan Perundang-undangan,

0@lm,:
ZULFIAN LUBIS
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA

IAMPIRAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2006
TENTANG
PENGESAFIAN UN ITED ]VATIO/VS COIVTEI\trIOIV AGAIIVS" C ORRU PTION, 2 OO 3
(KO NVENSI PERSERIKATAN BANGSA- BANGSA ANTI KO RUPSI, 2 OO3)

PENSYARATAN TERFIADAP PASAL 66 AYAT (2)


KONVENSI PERSERII{ATAN BANGSA-BANGSA
ANTI KORUPSI, 2OO3

Pensyaratan:

Pemerintah Republik Indonesia menyatakan Udak terikat ketentuan Pasal 66


ayat (2) Konvensi dan berpendirian bahwa apabila terjadi perselisihan akibat
perbedaan penafsiran atau penerapem isi Konvensi, yang tidak terselesaikan
melalui jalur sebagaimana diatur dalam ayat (2) pasal tersebut, dapat
menunjuk Mahkamah Internasional hanya berdasarkan kesepakatan para
Pihak yang berselisih.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Sdinan sesuai dengan aslinya


SEKRETARIAT NEGARA zu
Kepala Biro Hukum dan Administrasi
Peraturan Perundang-undangan,

ZULFIAN LUBIS
UNITED NATIONS CONVENTION AGAINST CORRUPTION, 2003
(KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA MENENTANG
KORUPSI, 2003)

(Terjemahan Tidak Resmi)

Preamble Pembukaan
The States Parties to this Convention, Negara-Negara Pihak pada Konvensi ini,
Concerned about the seriousness of Prihatin atas keseriusan masalah dan
problems and threats posed by corruption ancaman yang ditimbulkan oleh korupsi
to the stability and security of societies, terhadap stabilitas dan keamanan
undermining the institutions and values of masyarakat yang merusak lembaga-
democracy, ethical values and justice lembaga dan nilai-nilai demokrasi, nilai-
and jeopardizing sustainable nilai etika dan keadilan serta
development and the rule of law, mengacaukan pembangunan yang
berkelanjutan dan penegakan hukum,

Concerned also about the links between Prihatin juga atas hubungan antara
corruption and other forms of crime, in korupsi dan bentuk-bentuk lain
particular organized crime and economic kejahatan, khususnya kejahatan
crime, including money-laundering, terorganisir dan kejahatan ekonomi,
termasuk pencucian uang,

Concerned further about cases of Prihatin lebih lanjut atas kasus-kasus


corruption that involve vast quantities of korupsi yang melibatkan jumlah aset
assets, which may constitute a yang besar yang dapat merupakan
substantial proportion of the resources of bagian penting sumber-daya Negara, dan
States, and that threaten the political yang mengancam stabilitas politik dan
stability and sustainable development of pembangunan yang berkelanjutan
those States, Negara tersebut,

Convinced that corruption is no longer a Meyakini bahwa korupsi tidak lagi


local matter but a transnational merupakan masalah lokal, tetapi
phenomenon that affects all societies and merupakan fenomena internasional yang
economies, making international mempengaruhi seluruh masyarakat dan
cooperation to prevent and control it ekonomi, yang menjadikan kerja sama
essential, internasional untuk mencegah dan
mengendalikannya sangat penting,

Convinced also that a comprehensive Meyakini juga bahwa suatu pendekatan


and multidisciplinary approach is required yang komprehensif dan multidisipliner
to prevent and combat corruption diperlukan untuk mencegah dan
effectively, memberantas korupsi secara efektif,

Convinced further that the availability of Meyakini lebih lanjut bahwa keberadaan
technical assistance can play an bantuan teknis dapat memainkan

7
important role in enhancing the ability of peranan yang penting dalam
States, including by strengthening meningkatkan kemampuan Negara,
capacity and by institution-building, to termasuk dengan memperkuat kapasitas
prevent and combat corruption dan dengan peningkatan kemampuan
effectively, lembaga untuk mencegah dan
memberantas korupsi secara efektif,

Convinced that the illicit acquisition of Meyakini bahwa perolehan kekayaan


personal wealth can be particularly pribadi secara tidak sah dapat secara
damaging to democratic institutions, khusus merusak lembaga-lembaga
national economies and the rule of law, demokrasi, sistem ekonomi nasional, dan
penegakan hukum,

Determined to prevent, detect and deter Berketetapan untuk mencegah,


in a more effective manner international mendeteksi, dan menghambat dengan
transfers of illicitly acquired assets and to cara yang lebih efektif transfer
strengthen international cooperation in internasional aset yang diperoleh secara
asset recovery, tidak sah dan untuk memperkuat kerja
sama internasional dalam pengembalian
aset,

Acknowledging the fundamental Mengakui prinsip-prinsip dasar prosedur


principles of due process of law in hukum dalam proses pidana dan perdata
criminal proceedings and in civil or atau proses administratif untuk mengadili
administrative proceedings to adjudicate hak-hak atas kekayaan,
property rights,

Bearing in mind that the prevention and Mengingat bahwa pencegahan dan
eradication of corruption is a pemberantasan korupsi merupakan
responsibility of all States and that they tanggung jawab semua Negara dan
must cooperate with one another, with bahwa Negara-negara harus saling
the support and involvement of bekerja sama, dengan dukungan dan
individuals and groups outside the public keterlibatan orang-perorangan dan
sector, such as civil society, non- kelompok di luar sektor publik, seperti
governmental organizations and masyarakat madani, organisasi non-
community-based organizations, if their pemerintah, dan organisasi
efforts in this area are to be effective, kemasyarakatan agar upaya-upaya
dalam bidang ini dapat efektif,

Bearing also in mind the principles of Mengingat juga prinsip-prinsip


proper management of public affairs and pengelolaan yang baik urusan-urusan
public property, fairness, responsibility publik dan kekayaan publik, keadilan,
and equality before the law and the need tanggung jawab, dan kesetaraan di
to safeguard integrity and to foster a muka hukum dan kebutuhan untuk
culture of rejection of corruption, menjaga integritas dan untuk
meningkatkan budaya penolakan
terhadap korupsi,

Commending the work of the Menghargai hasil kerja Komisi


Commission on Crime Prevention and Pencegahan Kejahatan dan Peradilan
Criminal Justice and the United Nations Pidana dan Kantor Perserikatan
Office on Drugs and Crime in preventing Bangsa-Bangsa untuk Obat Terlarang
dan Kejahatan dalam mencegah dan

8
and combating corruption, memberantas korupsi,

Recalling the work carried out by other Mengingat hasil kerja organisasi-
international and regional organizations organisasi internasional dan regional
in this field, including the activities of the lainnya dalam bidang ini, termasuk
African Union, the Council of Europe, the kegiatan-kegiatan Uni Afrika, Dewan
Customs Cooperation Council (also Eropa, Dewan Kerja sama Kepabeanan
known as the World Customs (juga dikenal sebagai Organisasi
Organization), the European Union, the Kepabeanan Dunia), Uni Eropa, Liga
League of Arab States, the Organisation Negara- Negara Arab, Organisasi untuk
for Economic Cooperation and Kerja sama Ekonomi dan
Development and the Organization of Pembangunan dan Organisasi Negara-
American States, Negara Amerika,

Taking note with appreciation of Mencatat dengan penghargaan


multilateral instruments to prevent and instrumen-instrumen multilateral untuk
combat corruption, including, inter alia, mencegah dan memberantas korupsi,
the Inter-American Convention against termasuk antara lain Konvensi Antar
Corruption, adopted by the Organization Amerika Anti Korupsi yang disahkan
of American States on 29 March 1996,1 oleh Organisasi Negara-Negara
1
the Convention on the Fight against Amerika pada tanggal 29 Maret 1996,
Corruption involving Officials of the Konvensi tentang Pemberantasan
European Communities or Officials of Korupsi yang melibatkan Pejabat-
Member States of the European Union, pejabat Masyarakat Eropa atau
adopted by the Council of the European Pejabat-pejabat Negara-Negara
Union on 26 May 1997,2 the Convention Anggota Uni Eropa yang disahkan
on Combating Bribery of Foreign Public oleh Dewan Uni Eropa pada tanggal 26
2
Officials in International Business Mei 1997, Konvensi tentang
Transactions, adopted by the Memberantas Penyuapan Pejabat-
Organisation for Economic Cooperation pejabat Publik Asing dalam Transaksi-
and Development on 21 November transaksi Bisnis Internasional yang
1997,3 the Criminal Law Convention on disahkan oleh Organisasi untuk Kerja
Corruption, adopted by the Committee of Sama Ekonomi Dan Pembangunan pada
Ministers of the Council of Europe on 27 tanggal 21 November 1997,3 Konvensi
January 1999,4 the Civil Law Convention Hukum Pidana tentang Korupsi, yang
on Corruption, adopted by the Committee disahkan oleh Komite Menteri-menteri
of Ministers of the Council of Europe on 4 Dewan Eropa pada tanggal 27 Januari
November 1999,5 and the African Union 1999,4 Konvensi Hukum Perdata
Convention on Preventing and tentang Korupsi, yang disahkan oleh
Combating Corruption, adopted by the Komite Menteri-menteri Dewan Eropa
Heads of State and Government of the pada tanggal 4 November 1999,5 dan
African Union on 12 July 2003, Konvensi Uni Afrika tentang Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi, yang
disahkan oleh Kepala-kepala Negara dan

1
Lihat Dokumen E/1996/99.
2
Jurnal Resmi Masyarakat Eropa, C 195, 25 Juni 1997.
3
Lihat Dokumen PBB, “Corruption and Integrity Improvement Initiatives
in Developing Countries” (UN Publication, Sales No. E.98.III.B.18).
4
Dewan Eropa, European Treaty Series, No. 173.
5
Ibid, No. 174.
9
Pemerintahan Uni Afrika pada tanggal
12 Juli 2003,

Welcoming the entry into force on 29 Menyambut berlakunya Konvensi


September 2003 of the United Nations Perserikatan Bangsa-Bangsa Menentang
6
Convention against Transnational Kejahatan Lintas-Negara Terorganisir
Organized Crime,6 pada tanggal 29 September 2003,

Have agreed as follows: Telah menyetujui sebagai berikut:

Chapter I BAB I
General provisions Ketentuan Umum
Article 1 Pasal 1
Statement of purpose Tujuan
The purposes of this Convention are: Tujuan Konvensi ini adalah:

(a) To promote and strengthen measures (a) Meningkatkan dan memperkuat


to prevent and combat corruption upaya-upaya untuk mencegah dan
more efficiently and effectively; memberantas korupsi secara lebih
efisien dan efektif;

(b) To promote, facilitate and support (b) Meningkatkan, memfasilitasi, dan


international cooperation and mendukung kerja sama
technical assistance in the prevention internasional dan bantuan teknis
of and fight against corruption, dalam pencegahan dan
including in asset recovery; pemberantasan korupsi, termasuk
dalam pengembalian aset;

(c) To promote integrity, accountability (c) Meningkatkan integritas,


and proper management of public akuntabilitas, dan pengelolaan yang
affairs and public property. baik urusan-urusan publik dan
kekayaan publik.

Article 2 Pasal 2
Use of terms Penggunaan Istilah
For the purposes of this Convention: Dalam Konvensi ini :

(a) “Public official” shall mean: (a) “Pejabat publik” adalah:


(i) any person holding a legislative, (i) setiap orang yang memegang
executive, administrative or jabatan legislatif, eksekutif,
judicial office of a State Party, administratif, atau yudikatif di
whether appointed or elected, suatu Negara Pihak, baik diangkat
whether permanent or temporary, atau dipilih, baik tetap atau untuk
whether paid or unpaid, sementara, baik digaji atau tidak
irrespective of that person’s digaji, tanpa memperhatikan
seniority; senioritas orang itu;
(ii) any other person who performs a (ii) setiap orang yang
public function, including for a melaksanakan fungsi publik,
public agency or public enterprise, termasuk untuk suatu instansi
or provides a public service, as publik atau perusahaan publik,

6
Resolusi Majelis Umum 55/25, annex I.
10
defined in the domestic law of the atau memberikan layanan umum,
State Party and as applied in the sebagaimana dimaksud dalam
pertinent area of law of that State undang-undang nasional Negara
Party; Pihak dan sebagaimana berlaku
di bidang hukum yang sesuai di
Negara Pihak tersebut;

(iii) any other person defined as a (iii) setiap orang yang dinyatakan
“public official” in the domestic law sebagai “pejabat publik” dalam
of a State Party. However, for the undang-undang nasional Negara
purpose of some specific Pihak. Namun, untuk upaya-
measures contained in chapter II upaya tertentu sebagaimana
of this Convention, “public official” dimaksud dalam Bab II Konvensi
may mean any person who ini, “pejabat publik” dapat berarti
performs a public function or setiap orang yang melaksanakan
provides a public service as fungsi publik atau menyediakan
defined in the domestic law of the layanan umum sebagaimana
State Party and as applied in the dimaksud dalam undang- undang
pertinent area of law of that State nasional Negara Pihak dan
Party; sebagaimana berlaku di bidang
hukum yang sesuai di Negara
Pihak tersebut;

(b) “Foreign public official” shall mean (b) “Pejabat publik asing” adalah
any person holding a legislative, setiap orang yang memegang jabatan
executive, administrative or judicial legislatif, eksekutif, administratif,
office of a foreign country, whether atau yudikatif di suatu negara
appointed or elected; and any person asing, baik diangkat atau dipilih, dan
exercising a public function for a setiap orang yang melaksanakan
foreign country, including for a public fungsi publik untuk negara asing,
agency or public enterprise; termasuk untuk instansi publik atau
perusahaan publik;

(c) “Official of a public international (c) “Pejabat organisasi internasional


organization” shall mean an publik” adal;ah setiap pegawai sipil
international civil servant or any internasional atau setiap orang yang
person who is authorized by such an diberi kewenangan oleh organisasi
organization to act on behalf of that tersebut untuk bertindak atas nama
organization; organisasi tersebut;

(d) “Property” shall mean assets of every (d) “Kekayaan” adalah setiap jenis aset,
kind, whether corporeal or baik bertubuh atau takbertubuh,
incorporeal, movable or immovable, bergerak atau takbergerak, berwujud
tangible or intangible, and legal atau takberwujud, dan dokumen atau
documents or instruments evidencing instrumen hukum yang membuktikan
title to or interest in such assets; hak atas atau kepentingan dalam aset
tersebut;

(e) “Proceeds of crime” shall mean any (e) “Hasil kejahatan” adalah setiap
property derived from or obtained, kekayaan yang berasal atau
directly or indirectly, through the diperoleh, langsung atau tidak
commission of an offence; langsung, dari pelaksanaan
kejahatan;

(f) “Freezing” or “seizure” shall mean (f) “Pembekuan” atau “penyitaan” berarti
temporarily prohibiting the pelarangan sementara transfer,

11
transfer,nconversion, disposition or konversi, pelepasan atau pemindahan
movement of property or temporarily kekayaan, atau penempatan
assuming custody or control of sementara kekayaan dalam
property on the basis of an order pengawasan atau pengendalian
issued by a court or other competent berdasarkan perintah pengadilan atau
authority; pejabat berwenang lainnya;

(g) “Confiscation”, which includes (g) “Perampasan” yang meliputi


forfeiture where applicable, shall pembayaran denda, jika ada, adalah
mean the permanent deprivation of perampasan kekayaan secara tetap
property by order of a court or other berdasarkan perintah pengadilan atau
competent authority; pejabat berwenang lainnya;

(h) “Predicate offence” shall mean any (h) “Kejahatan asal” adalah setiap
offence as a result of which proceeds kejahatan yang mengakibatkan
have been generated that may bahwa hasil-hasil yang diperoleh
become the subject of an offence as dapat menjadi subyek dari kejahatan
defined in article 23 of this sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Convention; 23 Konvensi ini;

(i) “Controlled delivery” shall mean the (i) “Penyerahan terkendali” adalah cara
technique of allowing illicit or suspect untuk memungkinkan kiriman yang
consignments to pass out of, through taksah atau mencurigakan keluar
or into the territory of one or more dari, melalui atau masuk ke dalam
States, with the knowledge and under wilayah satu atau lebih Negara,
the supervision of their competent dengan sepengetahuan dan di bawah
authorities, with a view to the pengawasan pejabat berwenangnya,
investigation of an offence and the dalam rangka penyidikan kejahatan
identification of persons involved in dan identifikasi orang-orang yang
the commission of the offence. terlibat dalam pelaksanaan kejahatan.

Article 3 Pasal 3
Scope of application Ruang Lingkup Pemberlakuan
1. This Convention shall apply, in 1. Konvensi ini berlaku, sesuai dengan
accordance with its terms, to the ketentuan-ketentuannya, bagi
prevention, investigation and pencegahan, penyidikan dan
prosecution of corruption and to the penuntutan korupsi dan bagi
freezing, seizure, confiscation and pembekuan, penyitaan, perampasan
return of the proceeds of offences dan pengembalian hasil kejahatan
established in accordance with this menurut Konvensi ini.
Convention.
2. For the purposes of implementing this 2. Jika tidak dinyatakan lain, Konvensi
Convention, it shall not be necessary, ini wajib dilaksanakan tanpa
except as otherwise stated herein, for memperhatikan apakah kejahatan
the offences set forth in it to result in sebagaimana dimaksud dalam
damage or harm to state property. Konvensi ini menimbulkan kerugian
atau kerusakan pada kekayaan
negara.

Article 4 Pasal 4
Protection of sovereignty Perlindungan Kedaulatan
1. States Parties shall carry out their 1. Negara Pihak wajib melaksanakan
obligations under this Convention in a kewajiban-kewajiban dalam Konvensi
manner consistent with the principles ini berdasarkan prinsip kedaulatan

12
of sovereign equality and territorial yang sejajar dan integritas wilayah
integrity of States and that of non- Negara serta prinsip tidak melakukan
intervention in the domestic affairs of intervensi terhadap masalah dalam
other States. negeri Negara lain.

2. Nothing in this Convention shall 2. Konvensi ini tidak memberikan hak


entitle a State Party to undertake in kepada suatu Negara Pihak untuk
the territory of another State the mengambil tidakan dalam wilayah
exercise of jurisdiction and Negara Pihak lain untuk menerapkan
performance of functions that are yurisdiksi atau melaksanakan fungsi-
reserved exclusively for the fungsi yang menurut hukum nasional
authorities of that other State by its Negara Pihak lain secara khusus
domestic law. dimiliki oleh pejabat berwenangnya.

Chapter II Bab II
Preventive measures Tindakan Pencegahan
Article 5 Pasal 5
Preventive anti-corruption policies Kebijakan dan Praktek Pencegahan
and practices Korupsi
1. Each State Party shall, in accordance 1. Negara Pihak wajib, sesuai dengan
with the fundamental principles of its prinsip-prinsip dasar sistem
legal system, develop and implement hukumnya, mengembangkan dan
or maintain effective, coordinated melaksanakan atau memelihara
anticorruption policies that promote kebijakan anti korupsi yang efektif
the participation of society and reflect dan terkoordinasi yang meningkatkan
the principles of the rule of law, partisipasi masyarakat dan
proper management of public affairs mencerminkan prinsip-prinsip
and public property, integrity, penegakan hukum, pengelolaan
transparency and accountability. urusan publik dan kekayaan publik
secara baik, integritas, transparansi
dan akuntabilitas.

2. Each State Party shall endeavour to 2. Negara Pihak wajib mengupayakan


establish and promote effective untuk membangun dan
practices aimed at the prevention of meningkatkan praktek-praktek yang
corruption. efektif untuk tujuan pencegahan
korupsi.

3. Each State Party shall endeavour to 3. Negara Pihak wajib mengupayakan


periodically evaluate relevant legal untuk mengevaluasi instrumen-
instruments and administrative instrumen hukum dan upaya-upaya
measures with a view to determining administratif yang terkait secara
their adequacy to prevent and fight berkala agar memadai untuk
corruption. mencegah dan memberantas korupsi.

4. States Parties shall, as appropriate 4. Negara Pihak wajib, jika dipandang


and in accordance with the perlu dan sesuai dengan prinsip-
fundamental principles of their legal prinsip dasar sistem hukumnya,
system, collaborate with each other bekerja sama dengan Negara Pihak
and with relevant international and lain dan dengan organisasi
regional organizations in promoting internasional dan regional yang terkait
and developing the measures referred untuk meningkatkan dan
to in this article. That collaboration mengembangkan upaya-upaya
may include participation in sebagaimana dimaksud dalam Pasal
international programmes and ini. Kerja sama itu dapat meliputi

13
projects aimed at the prevention of partisipasi dalam program dan proyek
corruption. internasional yang ditujukan untuk
pencegahan korupsi.

Article 6 Pasal 6
Preventive anti-corruption body or Badan atau badan-badan pencegahan
bodies korupsi
1. Each State Party shall, in accordance 1. Negara Pihak wajib, sesuai dengan
with the fundamental principles of its prinsip-prinsip dasar sistem
legal system, ensure the existence of hukumnya, mengusahakan adanya
a body or bodies, as appropriate, that badan atau badan-badan, jika
prevent corruption by such means as: dipandang perlu, yang mencegah
korupsi dengan cara seperti:

(a) Implementing the policies referred (a) Mengimplementasikan kebijakan


to in article 5 of this Convention sebagaimama dimaksud dalam
and, where appropriate, Pasal 5 Konvensi ini dan, bila
overseeing and coordinating the dianggap perlu, mengawasi dan
implementation of those policies; mengkoordinasi implementasi
kebijakan itu;

(b) Increasing and disseminating (b) Meningkatkan dan


knowledge about the prevention menyebarluaskan pengetahuan
of corruption. tentang pencegahan korupsi.

2. Each State Party shall grant the body 2. Negara Pihak wajib memberikan
or bodies referred to in paragraph 1 of kepada badan atau badan-badan
this article the necessary sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
independence, in accordance with the Pasal ini kemandirian yang
fundamental principles of its legal diperlukan, sesuai dengan prinsip-
system, to enable the body or bodies prinsip dasar sistem hukumnya, guna
to carry out its or their functions memungkinkan badan atau badan-
effectively and free from any undue badan tersebut melaksanakan fungsi-
influence. The necessary material fungsinya secara efektif dan bebas
resources and specialized staff, as dari pengaruh yang tidak semestinya.
well as the training that such staff Sumber-sumber material dan staf
may require to carry out their khusus yang diperlukan, juga
functions, should be provided. pelatihan yang mungkin dibutuhkan
staf tersebut untuk melaksanakan
fungsi-fungsinya wajib disediakan.

3. Each State Party shall inform the 3. Negara Pihak wajib memberikan
Secretary-General of the United kepada Sekretaris Jenderal
Nations of the name and address of Perserikatan Bangsa-Bangsa
the authority or authorities that may informasi mengenai nama dan alamat
assist other States Parties in badan atau badan-badan berwenang
developing and implementing specific yang dapat membantu Negara Pihak
measures for the prevention of lain mengembangkan dan
corruption. melaksanakan tindakan-tindakan
khusus untuk pencegahan korupsi.

Article 7 Pasal 7
Public sector Sektor Publik
1. Each State Party shall, where 1. Negara Pihak wajib, menurut
appropriate and in accordance with kebutuhan dan sesuai dengan

14
the fundamental principles of its legal prinsip-prinsip dasar sistem
system, endeavour to adopt, maintain hukumnya, mengupayakan untuk
and strengthen systems for the mengadakan, melaksanakan dan
recruitment, hiring, retention, memperkuat sistem rekrutmen,
promotion and retirement of civil penempatan, pemakaian, promosi
servants and, where appropriate, dan pemensiunan pegawai sipil dan,
other non-elected public officials: bila dianggap perlu, pejabat publik
lain yang tidak melalui proses
pemilihan:

(a) That are based on principles of (a) yang didasarkan pada prinsip-
efficiency, transparency and prinsip efisiensi, transparansi, dan
objective criteria such as merit, kriteria obyektif seperti prestasi,
equity and aptitude; sikap adil, dan bakat;

(b) That include adequate procedures (b) yang meliputi tata cara yang
for the selection and training of memadai bagi seleksi dan
individuals for public positions pelatihan orang untuk jabatan
considered especially vulnerable publik yang khususnya
to corruption and the rotation, dianggap rawan korupsi serta
where appropriate, of such rotasi, jika dianggap perlu, orang
individuals to other positions; tersebut ke jabatan lain;

(c) That promote adequate (c) yang mendorong pemberian


remuneration and equitable pay imbalan yang memadai dan skala
scales, taking into account the gaji yang adil dengan
level of economic development of mempertimbangkan tingkat
the State Party; perkembangan ekonomi Negara
Pihak;

(d) That promote education and (d) yang meningkatkan program


training programmes to enable pendidikan dan pelatihan guna
them to meet the requirements for memungkinkan mereka
the correct, honourable and memenuhi persyaratan untuk
proper performance of public melaksanakan fungsi-fungsi publik
functions and that provide them secara yang benar, terhormat dan
with specialized and appropriate baik dan memberikan kepada
training to enhance their mereka pelatihan khusus dan
awareness of the risks of tepat untuk meningkatkan
corruption inherent in the kewaspadaan mereka pada risiko-
performance of their functions. risiko korupsi yang melekat pada
Such programmes may make pelaksanaan fungsi-fungsi
reference to codes or standards of mereka. Program-program
conduct in applicable areas. tersebut dapat mengacu pada
kode dan standar-standar etika di
bidang-bidang terkait.

2. Each State Party shall also consider 2. Negara Pihak wajib juga
adopting appropriate legislative and mempertimbangkan untuk mengambil
administrative measures, consistent tindakan-tindakan legislatif dan
with the objectives of this Convention administratif yang layak, sesuai
and in accordance with the dengan tujuan Konvensi ini dan
fundamental principles of its domestic berdasarkan prinsip-prinsip dasar
law, to prescribe criteria concerning hukum nasionalnya, untuk
candidature for and election to public merumuskan kriteria pencalonan dan
office. pemilihan jabatan publik.

15
3. Each State Party shall also consider 3. Negara Pihak wajib juga
taking appropriate legislative and mempertimbangkan untuk
administrative measures, consistent mengambil tindakan-tindakan
with the objectives of this Convention legislatif dan administratif yang layak,
and in accordance with the sesuai dengan tujuan Konvensi ini
fundamental principles of its domestic dan berdasarkan prinsip-prinsip dasar
law, to enhance transparency in the hukum nasionalnya, untuk
funding of candidatures for elected meningkatkan transparansi dalam
public office and, where applicable, pendanaan pencalonan untuk
the funding of political parties. jabatan publik dan, bila dianggap
perlu, pendanaan partai-partai politik.

4. Each State Party shall, in accordance 4. Negara Pihak wajib, sesuai dengan
with the fundamental principles of its prinsip-prinsip dasar hukum
domestic law, endeavour to adopt, nasionalnya, mengupayakan untuk
maintain and strengthen systems that mengadakan, melaksanakan, dan
promote transparency and prevent memperkuat sistem yang
conflicts of interest. meningkatkan transparansi dan
mencegah benturan kepentingan.

Article 8 Pasal 8
Codes of conduct for public officials Kode Etik bagi Pejabat Publik
1. In order to fight corruption, each State 1. Untuk melawan korupsi, Negara
Party shall promote, inter alia, Pihak wajib meningkatkan, antara
integrity, honesty and responsibility lain, integritas, kejujuran dan
among its public officials, in tanggung jawab pada pejabat publik
accordance with the fundamental mereka, sesuai dengan prinsip-prinsip
principles of its legal system. dasar sistem hukumnya.

2. In particular, each State Party shall 2. Khususnya, Negara Pihak wajib


endeavour to apply, within its own mengupayakan untuk menerapkan
institutional and legal systems, codes kode atau standar etik pelaksanaan
or standards of conduct for the fungsi-fungsi publik secara benar,
correct, honourable and proper terhormat dan baik di dalam sistem
performance of public functions. kelembagaan dan hukum.

3. For the purposes of implementing the 3. Untuk melaksanakan ketentuan pasal


provisions of this article, each State ini, Negara Pihak wajib, menurut
Party shall, where appropriate and in kebutuhan dan sesuai dengan
accordance with the fundamental prinsip-prinsip dasar sistem
principles of its legal system, take hukumnya, mencatat prakarsa-
note of the relevant initiatives of prakarsa terkait dari organisasi
regional, interregional and multilateral regional, antar regional dan
organizations, such as the multilateral seperti Kode Etik
International Code of Conduct for Internasional untuk Pejabat Publik
Public Officials contained in the annex yang tercantum dalam lampiran
to General Assembly resolution 51/59 Resolusi Majelis Umum Nomor
of 12 December 1996. 51/59 tanggal 12 Desember 1996.

4. Each State Party shall also consider, 4. Negara Pihak wajib juga
in accordance with the fundamental mempertimbangkan, sesuai dengan
principles of its domestic law, prinsip-prinsip dasar hukum
establishing measures and systems nasionalnya, untuk mengambil
to facilitate the reporting by public tindakan-tindakan dan mengadakan
officials of acts of corruption to sistem guna memfasilitasi pelaporan
appropriate authorities, when such oleh pejabat publik tentang perbuatan

16
acts come to their notice in the korupsi kepada pejabat berwenang
performance of their functions. yang sesuai, jika dalam pelaksanaan
fungsinya ia mengetahui perbuatan
tersebut.

5. Each State Party shall endeavour, 5. Negara Pihak wajib mengupayakan,


where appropriate and in accordance menurut kebutuhan dan sesuai
with the fundamental principles of its dengan prinsip-prinsip dasar hukum
domestic law, to establish measures nasionalnya untuk mengambil
and systems requiring public officials tindakan-tindakan dan mengadakan
to make declarations to appropriate sistem yang mewajibkan pejabat
authorities regarding, inter alia, their publik membuat pernyataan kepada
outside activities, employment, pejabat berwenang yang sesuai
investments, assets and substantial mengenai, antara lain, kegiatan
gifts or benefits from which a conflict sampingan, penempatan, investasi,
of interest may result with respect to aset dan pemberian atau manfaat
their functions as public officials. yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan dengan fungsinya
sebagai pejabat publik.

6. Each State Party shall consider 6. Negara Pihak wajib


taking, in accordance with the mempertimbangkan untuk
fundamental principles of its domestic mengambil, sesuai dengan prinsip-
law, disciplinary or other measures prinsip dasar hukum nasionalnya,
against public officials who violate the tindakan disipliner atau lainnya
codes or standards established in terhadap pejabat yang melanggar
accordance with this article. kode atau standar yang dibuat
berdasarkan pasal ini.

Article 9 Pasal 9
Public procurement and management Pengadaan Umum dan Pengelolaan
of public finances Keuangan Publik
1. Each State Party shall, in accordance 1. Negara Pihak wajib, sesuai dengan
with the fundamental principles of its prinsip-prinsip dasar sistem
legal system, take the necessary hukumnya, mengambil langkah-
steps to establish appropriate langkah yang perlu untuk membuat
systems of procurement, based on sistem pengadaan yang baik,
transparency, competition and berdasarkan transparansi, kompetisi
objective criteria in decision-making, dan kriteria obyektif dalam
that are effective, inter alia, in pengambilan keputusan yang efektif
preventing corruption. Such systems, untuk, antara lain, mencegah
which may take into account korupsi. Sistem tersebut, yang
appropriate threshold values in their dalam pelaksanaannya dapat
application, shall address, inter alia: mempertimbangkan nilai ambang
batas, wajib memperhatikan, antara
lain:

(a) The public distribution of (a) Pemberian informasi kepada


information relating to publik mengenai tata cara dan
procurement procedures and kontrak pengadaan, termasuk
contracts, including information on informasi mengenai undangan
invitations to tender and relevant tender dan informasi yang
or pertinent information on the bersangkutan atau penting
award of contracts, allowing dalam pemenangan kontrak,
potential tenderers sufficient time yang memberikan waktu yang
to prepare and submit their cukup kepada peserta tender

17
tenders; untuk menyiapkan dan
memasukkan penawarannya;

(b) The establishment, in advance, of (b) Penetapan, yang dilakukan


conditions for participation, sebelumnya, mengenai
including selection and award persyaratan bagi peserta,
criteria and tendering rules, and termasuk kriteria pemilihan dan
their publication; pemenangan serta aturan-aturan
tender, dan publikasinya;

(c) The use of objective and (c) Penggunaan kriteria obyektif


predetermined criteria for public dan yang telah ditentukan
procurement decisions, in order to sebelumnya, bagi keputusan
facilitate the subsequent pengadaan publik, guna
verification of the correct memudahkan verifikasi
application of the rules or berikutnya menyangkut
procedures; pelaksanaan aturan atau prosedur
secara benar;

(d) An effective system of domestic (d) Sistem peninjauan-kembali yang


review, including an effective efektif, termasuk sistem upaya-
system of appeal, to ensure legal banding yang efektif untuk
recourse and remedies in the menjamin adanya upaya dan
event that the rules or procedures penyelesaian hukum dalam hal
established pursuant to this aturan dan prosedur yang dibuat
paragraph are not followed; berdasarkan ayat ini tidak diikuti;

(e) Where appropriate, measures to (e) Jika diperlukan, aturan mengenai


regulate matters regarding hal-hal menyangkut orang yang
personnel responsible for bertanggung jawab atas
procurement, such as declaration pengadaan, seperti pernyataan
of interest in particular public mengenai kepentingan dalam
procurements, screening pengadaan publik tertentu,
procedures and training prosedur penyaringan dan
requirements. kebutuhan pelatihan tertentu.

2. Each State Party shall, in accordance 2. Negara Pihak wajib, sesuai dengan
with the fundamental principles of its prinsip-prinsip dasar sistem
legal system, take appropriate hukumnya, tindakan-tindakan yang
measures to promote transparency sesuai untuk meningkatkan
and accountability in the management transparansi dan akuntabilitas dalam
of public finances. Such measures pengelolaan keuangan publik.
shall encompass, inter alia: Tindakan-tindakan tersebut harus
mencakup, antara lain:

(a) Procedures for the adoption of the (a) Tata cara penetapan anggaran
national budget; belanja nasional;

(b) Timely reporting on revenue and (b) Pelaporan yang tepat-waktu


expenditure; mengenai pendapatan dan
pengeluaran;

(c) A system of accounting and (c) Sistem akuntansi dan standar


auditing standards and related audit serta pengawasan terkait;
oversight;
(d) Effective and efficient systems of (d) Sistem pengelolaan risiko dan

18
risk management and internal pengendalian internal yang efektif
control; and dan efisien; dan

(e) Where appropriate, corrective (e) Tindakan korektif, jika dipandang


action in the case of failure to perlu, apabila hal-hal yang
comply with the requirements dipersyaratkan dalam ayat ini
established in this paragraph. tidak dipenuhi.

3. Each State Party shall take such civil 3. Negara Pihak wajib mengambil
and administrative measures as may tindakan perdata dan administratif
be necessary, in accordance with the yang perlu, sesuai dengan prinsip-
fundamental principles of its domestic prinsip dasar sistem hukumnya,
law, to preserve the integrity of untuk menjamin integritas buku,
accounting books, records, financial catatan akuntansi, laporan
statements or other documents keuangan atau dokumen lain yang
related to public expenditure and terkait dengan pengeluaran dan
revenue and to prevent the pendapatan publik serta untuk
falsification of such documents. mencegah pemalsuan dokumen-
dokumen tersebut.

Article 10 Pasal 10
Public reporting Pelaporan Publik
Taking into account the need to combat Dengan mempertimbangkan kebutuhan
corruption, each State Party shall, in untuk memberantas korupsi, setiap
accordance with the fundamental Negara Pihak wajib, sesuai dengan
principles of its domestic law, take such prinsip-prinsip dasar sistem hukumnya,
measures as may be necessary to mengambil tindakan yang diperlukan
enhance transparency in its public untuk meningkatkan transparansi
administration, including with regard to its administrasi publik, termasuk yang
organization, functioning and decision- menyangkut organisasi, fungsi dan
making processes, where appropriate. pengambilan keputusan, jika dipandang
Such measures may include, inter alia: perlu. Tindakan-tindakan tersebut dapat
meliputi, antara lain:

(a) Adopting procedures or regulations (a) Menetapkan tata cara atau aturan
allowing members of the general yang memungkinkan anggota
public to obtain, where appropriate, masyarakat umum memperoleh, jika
information on the organization, dianggap perlu, informasi mengenai
functioning and decision-making organisasi, fungsi, dan pengambilan
processes of its public administration keputusan administrasi publik serta
and, with due regard for the protection keputusan dan tindakan hukum yang
of privacy and personal data, on menyangkut para anggota
decisions and legal acts that concern masyarakat dengan memperhatikan
members of the public; perlindungan atas privasi dan data
pribadi;

(b) Simplifying administrative procedures, (b) Menyederhanakan tata cara


where appropriate, in order to administratif, jika dipandang perlu,
facilitate public access to the untuk memudahkan akses publik
competent decision-making pada pejabat berwenang pengambil
authorities; and keputusan; dan

(c) Publishing information, which may (c) Mempublikasikan informasi, yang


include periodic reports on the risks of dapat mencakup laporan-laporan
corruption in its public administration. berkala mengenai risiko korupsi
dalam administrasi publik.

19
Article 11 Pasal 11
Measures relating to the judiciary and Tindakan yang Berhubungan dengan
prosecution services Layanan Peradilan dan Penuntutan
1. Bearing in mind the independence of 1. Mengingat kemandirian peradilan dan
the judiciary and its crucial role in perannya yang penting dalam
combating corruption, each State memberantas korupsi, Negara Pihak
Party shall, in accordance with the wajib, sesuai dengan prinsip-prinsip
fundamental principles of its legal dasar sistem hukumnya dan dengan
system and without prejudice to memperhatikan kemandirian
judicial independence, take measures peradilan, mengambil tindakan untuk
to strengthen integrity and to prevent memperkuat integritas dan mencegah
opportunities for corruption among kesempatan melakukan korupsi di
members of the judiciary. Such antara anggota peradilan. Tindakan
measures may include rules with itu dapat meliputi aturan mengenai
respect to the conduct of members of etika perilaku anggota peradilan.
the judiciary.
2. Measures to the same effect as those 2. Tindakan yang dampaknya serupa
taken pursuant to paragraph 1 of this dengan tindakan sebagaimana
article may be introduced and applied dimaksud pada ayat 1 dapat
within the prosecution service in those dilakukan dan diterapkan dalam
States Parties where it does not form layanan penuntutan di Negara Pihak
part of the judiciary but enjoys di mana layanan ini tidak merupakan
independence similar to that of the bagian dari peradilan tetapi memiliki
judicial service. kemandirian yang sama seperti pada
layanan peradilan.

Article 12 Pasal 12
Private sector Sektor swasta
1. Each State Party shall take 1. Negara Pihak wajib mengambil
measures, in accordance with the tindakan-tindakan, sesuai dengan
fundamental principles of its domestic prinsip-prinsip dasar hukum
law, to prevent corruption involving internalnya, untuk mencegah korupsi
the private sector, enhance yang melibatkan sektor swasta,
accounting and auditing standards in meningkatkan standar akuntansi dan
the private sector and, where audit di sektor swasta dan, jika
appropriate, provide effective, dipandang perlu, memberikan sanksi
proportionate and dissuasive civil, perdata, administratif atau pidana
administrative or criminal penalties for yang efektif, proporsional dan bersifat
failure to comply with such measures. larangan bagi yang tidak mematuhi
tindakan-tindakan tersebut.

2. Measures to achieve these ends may 2. Tindakan untuk mencapai tujuan ini
include, inter alia: dapat mencakup, antara lain:

(a) Promoting cooperation between (a) Meningkatkan kerja sama antar


law enforcement agencies and instansi penegakan hukum dan
relevant private entities; badan swasta terkait;

(b) Promoting the development of (b) Meningkatkan pengembangan


standards and procedures standar dan tata cara yang
designed to safeguard the dirancang untuk menjaga
integrity of relevant private integritas badan swasta terkait,
entities, including codes of termasuk kode etik bagi
conduct for the correct, pelaksanaan kegiatan usaha dan

20
honourable and proper profesi terkait secara benar,
performance of the activities of terhormat dan baik, dan
business and all relevant pencegahan benturan
professions and the prevention of kepentingan, serta bagi
conflicts of interest, and for the peningkatan penggunaan praktek
promotion of the use of good komersial yang baik dan dalam
commercial practices among hubungan kontraktual usaha
businesses and in the contractual dengan Negara;
relations of businesses with the
State;
(c) Promoting transparency among (c) Meningkatkan transparansi di
private entities, including, where badan swasta, termasuk, jika
appropriate, measures regarding dianggap perlu, melakukan
the identity of legal and natural tindakan yang menyangkut
persons involved in the identitas badan hukum dan orang-
establishment and management perorangan yang terlibat dalam
of corporate entities; pendirian dan pengelolaan badan
usaha;

(d) Preventing the misuse of (d) Mencegah penyalahgunaan tata


procedures regulating private cara yang mengatur badan
entities, including procedures swasta, meliputi tata cara
regarding subsidies and licenses mengenai subsidi dan lisensi
granted by public authorities for untuk kegiatan komersial yang
commercial activities; diberikan oleh badan publik;

(e) Preventing conflicts of interest by (e) Mencegah benturan kepentingan


imposing restrictions, as dengan mengenakan
appropriate and for a reasonable pembatasan-pembatasan, jika
period of time, on the professional dipandang perlu dan untuk jangka
activities of former public officials waktu yang wajar, terhadap
or on the employment of public kegiatan profesional mantan
officials by the private sector after pejabat publik atau terhadap
their resignation or retirement, penggunaan pejabat publik oleh
where such activities or sektor swasta setelah ia
employment relate directly to the mengundurkan diri atau pensiun,
functions held or supervised by jika kegiatan atau penggunaan
those public officials during their tersebut berkait langsung dengan
tenure; fungsi yang dipegang atau
diawasi oleh pejabat publik itu
selama masa jabatannya;

(f) Ensuring that private enterprises, (f) Mengusahakan agar perusahaan


taking into account their structure swasta, dengan memperhatikan
and size, have sufficient internal struktur dan ukurannya, memiliki
auditing controls to assist in pengendalian audit internal yang
preventing and detecting acts of cukup untuk membantu
corruption and that the accounts pencegahan dan deteksi
and required financial statements perbuatan korupsi dan agar
of such private enterprises are catatan dan laporan keuangan
subject to appropriate auditing perusahaan swasta tersebut
and certification procedures. tunduk pada tata cara audit dan
sertifikasi yang sesuai.

3. In order to prevent corruption, each 3. Untuk mencegah korupsi, Negara


State Party shall take such measures Pihak wajib mengambil tindakan-

21
as may be necessary, in accordance tindakan yang diperlukan, sesuai
with its domestic laws and regulations dengan hukum dan peraturan
regarding the maintenance of books nasionalnya menyangkut
and records, financial statement penyimpanan buku dan catatan,
disclosures and accounting and pengungkapan laporan keuangan
auditing standards, to prohibit the serta standar akuntansi dan audit,
following acts carried out for the untuk melarang perbuatan-perbuatan
purpose of committing any of the berikut yang dilakukan untuk
offences established in accordance melakukan kejahatan yang ditetapkan
with this Convention: dalam Konvensi ini:

(a) The establishment of off-the- (a) Pembuatan akuntasi pembukuan


books accounts; ekstra;

(b) The making of off-the-books or (b) Pembuatan transaksi yang


inadequately identified dicatat secara kurang jelas atau di
transactions; dalam buku ekstra;

(c) The recording of non-existent (c) Pencatatan pengeluaran fiktif;


expenditure;
(d) The entry of liabilities with (d) Pencatatan hutang dengan
incorrect identification of their identifikasi obyek yang tidak
objects; benar;

(e) The use of false documents; and (e) Penggunaan dokumen palsu; dan

(f) The intentional destruction of (f) Perusakan dokumen pembukuan


bookkeeping documents earlier dengan sengaja lebih awal dari
than foreseen by the law. yang ditetapkan oleh undang-
undang.

4. Each State Party shall disallow the 4. Negara Pihak wajib tidak
tax deductibility of expenses that membolehkan pengurangan pajak
constitute bribes, the latter being one atas biaya-biaya yang merupakan
of the constituent elements of the suap, mengingat suap merupakan
offences established in accordance satu dari unsur utama kejahatan
with articles 15 and 16 of this berdasarkan ketentuan pasal 15 dan
Convention and, where appropriate, pasal 16 Konvensi ini serta, jika
other expenses incurred in dianggap perlu, pengeluaran lain
furtherance of corrupt conduct. yang yang dikeluarkan untuk
melanjutkan perilaku korup.

Article 13 Pasal 13
Participation of society Partisipasi masyarakat
1. Each State Party shall take 1. Negara Pihak wajib mengambil
appropriate measures, within its tindakan-tindakan yang perlu, sesuai
means and in accordance with kewenangannya dan sesuai dengan
fundamental principles of its domestic prinsip-prinsip dasar hukum
law, to promote the active nasionalnya, untuk meningkatkan
participation of individuals and groups partisipasi aktif orang-perorangan dan
outside the public sector, such as civil kelompok di luar sektor publik, seperti
society, non-governmental masyarakat sipil, organisasi non-
organizations and community-based pemerintah dan organisasi
organizations, in the prevention of kemasyarakatan, dalam pencegahan
and the fight against corruption and to dan pemberantasan korupsi serta

22
raise public awareness regarding the meningkatkan kesadaran masyarakat
existence, causes and gravity of and akan adanya, penyebab dan
the threat posed by corruption. This kegawatan korupsi serta ancaman
participation should be strengthened yang ditimbulkan oleh korupsi.
by such measures as: Partisipasi ini harus diperkuat dengan
tindakan-tindakan seperti:

(a) Enhancing the transparency of (a) Meningkatkan transparansi dan


and promoting the contribution of mendorong kontribusi publik pada
the public to decision-making proses pengambilan keputusan;
processes;

(b) Ensuring that the public has (b) Mengusahakan agar publik
effective access to information; memiliki akses yang efektif pada
informasi;

(c) Undertaking public information (c) Melakukan kegiatan informasi


activities that contribute to non- publik yang menimbulkan sikap
tolerance of corruption, as well as non-toleransi terhadap korupsi,
public education programmes, serta program pendidikan publik,
including school and university meliputi kurikulum sekolah dan
curricula; universitas;

(d) Respecting, promoting and (d) Menghormati, mendorong dan


protecting the freedom to seek, melindungi kebebasan untuk
receive, publish and disseminate mencari, menerima,
information concerning corruption. mempublikasikan dan
That freedom may be subject to menyebarluaskan informasi
certain restrictions, but these shall tentang korupsi. Kebebasan itu
only be such as are provided for dapat dikenakan pembatasan
by law and are necessary: tertentu, akan tetapi hanya sejauh
yang ditetapkan dalam undang-
undang dan sejauh diperlukan:

(i) For respect of the rights or i) Untuk menghormati hak


reputations of others; atau nama baik pihak lain;

(ii) For the protection of national ii) Untuk melindungi


security or order public or of keamanan nasional atau
public health or morals. ketertiban umum atau
kesehatan atau moral
masyarakat.

2. Each State Party shall take 2. Negara Pihak wajib mengambil


appropriate measures to ensure that tindakan yang perlu untuk menjamin
the relevant anti-corruption bodies agar badan anti korupsi terkait
referred to in this Convention are sebagaimana dimaksud dalam
known to the public and shall provide Konvensi ini diketahui oleh publik dan
access to such bodies, where wajib memberikan akses pada badan
appropriate, for the reporting, tersebut, jika itu perlu, untuk
including anonymously, of any pelaporan, termasuk yang tanpa
incidents that may be considered to nama, atas setiap kejadian yang
constitute an offence established in dapat dianggap merupakan kejahatan
accordance with this Convention. menurut Konvensi ini.

23
Article 14 Pasal 14
Measures to prevent money- Tindakan untuk mencegah pencucian
laundering uang
1. Each State Party shall: Negara Pihak wajib :

(a) Institute a comprehensive Membentuk rezim pengaturan dan


domestic regulatory and pengawasan internal yang
supervisory regime for banks and komprehensif untuk bank dan
non-bank financial institutions, lembaga keuangan non-bank,
including natural or legal persons termasuk orang-perorangan dan
that provide formal or informal badan hukum yang memberikan
services for the transmission of jasa resmi atau takresmi
money or value and, where pengiriman uang atau nilai dan,
appropriate, other bodies jika dpandang perlu, badan lain
particularly susceptible to money- yang khususnya rawan pencucian
laundering, within its competence, uang, untuk, di dalam
in order to deter and detect all kewenangannya, menangkal dan
forms of money-laundering, which mendeteksi semua bentuk
regime shall emphasize pencucian uang, dan rezim
requirements for customer and, tersebut waiib menekankan
where appropriate, beneficial mengenai persyaratan bagi
owner identification, record- nasabah dan, jika diperlukan,
keeping and the reporting of identifikasi penerima hak,
suspicious transactions; pencatatan dan pelaporan
transaksi yang mencurigakan;

(b) Without prejudice to article 46 of Dengan tidak mengurangi ketentuan


this Convention, ensure that pasal 46 Konvensi ini,
administrative, regulatory, law mengusahakan agar badan
enforcement and other authorities berwenang di bidang administrasi,
dedicated to combating money- regulasi, penegakan hukum dan
laundering (including, where lainnya yang bertugas
appropriate under domestic law, memberantas pencucian uang
judicial authorities) have the ability (termasuk badan peradilan, jika itu
to cooperate and exchange perlu menurut hukum nasional)
information at the national and memiliki kemampuan untuk
international levels within the bekerja sama dan tukar-menukar
conditions prescribed by its informasi di tingkat nasional dan
domestic law and, to that end, internasional berdasarkan
shall consider the establishment persyaratan yang ditentukan oleh
of a financial intelligence unit to hukum nasional dan, dalam
serve as a national centre for the rangka itu, wajib
collection, analysis and mempertimbangkan pembentukan
dissemination of information unit intelijen keuangan yang
regarding potential money- bertindak sebagai pusat nasional
laundering. yang melakukan pengumpulan,
analisis, dan penyebarluasan
informasi mengenai pencucian
uang.

2. States Parties shall consider Negara Pihak wajib mempertimbangkan


implementing feasible measures to untuk melakukan tindakan-tindakan
detect and monitor the movement of yang layak guna mendeteksi dan
cash and appropriate negotiable memantau pergerakan uang tunai
instruments across their borders, dan instrumen surat berharga yang

24
subject to safeguards to ensure melintasi perbatasannya, dengan
proper use of information and without memperhatikan syarat-syarat bagi
impeding in any way the movement of penggunaan informasi itu secara
legitimate capital. Such measures wajar serta tanpa menghambat
may include a requirement that pergerakan modal yang sah.
individuals and businesses report the Tindakan-tindakan tersebut dapat
cross-border transfer of substantial mencakup persyaratan agar orang-
quantities of cash and appropriate perorangan dan badan usaha
negotiable instruments. melaporkan transfer lintas-batas uang
tunai dan instrumen sekuritas dalam
jumlah besar.

3. States Parties shall consider Negara Pihak wajib mempertimbangkan


implementing appropriate and untuk melakukan tindakan-tindakan
feasible measures to require financial yang wajar dan layak untuk
institutions, including money mewajibkan lembaga keuangan,
remitters: termasuk pengirim uang :

(a) To include on forms for the Untuk di dalam formulir transfer


electronic transfer of funds and elektronik dana dan pesan terkait,
related messages accurate and mencantumkan informasi yang
meaningful information on the tepat dan penting mengenai asal-
originator; usulnya;

(b) To maintain such information Untuk menyimpan informasi tersebut


throughout the payment chain; di sepanjang rangkaian
and pembayaran; dan

(c) To apply enhanced scrutiny to Untuk menerapkan ketelitian ekstra


transfers of funds that do not atas transfer dana yang tidak
contain complete information on mencantumkan informasi lengkap
the originator. mengenai asal-usulnya;

4. In establishing a domestic regulatory Dalam membentuk rezim pengaturan dan


and supervisory regime under the pengawasan nasional berdasarkan
terms of this article, and without ketentuan pasal ini, dan dengan
prejudice to any other article of this memperhatikan pasal lain Konvensi
Convention, States Parties are called ini, Negara Pihak dihimbau untuk
upon to use as a guideline the berpedoman pada prakarsa
relevant initiatives of regional, organisasi regional, antar-regional
interregional and multilateral dan multilateral terkait yang
organizations against money- menentang pencucian uang.
laundering.
5. States Parties shall endeavour to Negara Pihak wajib berupaya
develop and promote global, regional, mengembangkan dan mendorong
subregional and bilateral cooperation kerja sama global, regional,
among judicial, law enforcement and subregional dan bilateral antara
financial regulatory authorities in badan peradilan, regulasi, penegakan
order to combat money-laundering. hukum dan keuangan untuk
memberantas pencucian uang.

25
Chapter III Bab III
Criminalization and law enforcement Kriminalisasi dan penegakan hukum
Article 15 Pasal 15
Bribery of national public officials Penyuapan pejabat publik nasional
Each State Party shall adopt such Negara Pihak wajib mengambil tindakan-
legislative and other measures as may be tindakan legislatif dan lainnya yang perlu
necessary to establish as criminal untuk menetapkan sebagai kejahatan,
offences, when committed intentionally: jika dilakukan dengan sengaja:

(a) The promise, offering or giving, to a (a) Janji, tawaran, atau pemberian
public official, directly or indirectly, of manfaat yang tidak semestinya
an undue advantage, for the official kepada pejabat publik, secara
himself or herself or another person langsung atau taklangsung, untuk
or entity, in order that the official act pejabat publik itu sendiri atau orang
or refrain from acting in the exercise atau badan lain agar pejabat itu
of his or her official duties; bertindak atau tidak bertindak
melaksanakan tugas resminya;

(b) The solicitation or acceptance by a (b) Permintaan atau penerimaan manfaat


public official, directly or indirectly, of yang tidak semestinya oleh pejabat
an undue advantage, for the official publik, secara langsung atau tidak
himself or herself or another person langsung, untuk pejabat itu sendiri
or entity, in order that the official act atau orang atau badan lain agar
or refrain from acting in the exercise pejabat itu bertindak atau tidak
of his or her official duties. bertindak melaksanakan tugas
resminya.

Article 16 Pasal 16
Bribery of foreign public officials and Penyuapan pejabat publik asing dan
officials of public international pejabat organisasi internasional
organizations publik
1. Each State Party shall adopt such 1. Negara Pihak wajib mengambil
legislative and other measures as tindakan-tindakan legislatif dan
may be necessary to establish as a lainnya yang perlu untuk menetapkan
criminal offence, when committed sebagai kejahatan, jika dilakukan
intentionally, the promise, offering or dengan sengaja, janji, tawaran atau
giving to a foreign public official or an pemberian manfaat yang tidak
official of a public international semestinya kepada pejabat publik
organization, directly or indirectly, of asing atau pejabat organisasi
an undue advantage, for the official internasional publik, secara langsung
himself or herself or another person atau tidak langsung, untuk pejabat
or entity, in order that the official act publik itu sendiri atau orang atau
or refrain from acting in the exercise badan lain agar pejabat itu bertindak
of his or her official duties, in order to atau tidak bertindak melaksanakan
obtain or retain business or other tugas resminya, untuk memperoleh
undue advantage in relation to the ataumempertahankan bisnis atau
conduct of international business. manfaat lain yang tidak semestinya
dalam kaitannya dengan pelaksanaan
bisnis internasional.

2. Each State Party shall consider 2. Negara Pihak wajib


adopting such legislative and other mempertimbangkan untuk mengambil
measures as may be necessary to tindakan-tindakan legislatif dan lain
establish as a criminal offence, when yang perlu untuk menetapkan

26
committed intentionally, the sebagai kejahatan, jika dilakukan
solicitation or acceptance by a foreign dengan sengaja, permintaan atau
public official or an official of a public penerimaan manfaat yang tidak
international organization, directly or semestinya oleh pejabat publik asing
indirectly, of an undue advantage, for atau pejabat organisasi publik
the official himself or herself or internasional, secara langsung atau
another person or entity, in order that tidak langsung, untuk pejabat itu
the official act or refrain from acting in sendiri atau orang atau badan lain
the exercise of his or her official agar pejabat itu bertindak atau tidak
duties. bertindak melaksanakan tugas
resminya.

Article 17 Pasal 17
Embezzlement, misappropriation or Penggelapan, penyalahgunaan, atau
other diversion of property by a public penyimpangan lain kekayaan oleh
official pejabat publik
Each State Party shall adopt such Negara Pihak wajib mengambil tindakan-
legislative and other measures as may be tindakan legislatif dan lainnya yang perlu
necessary to establish as criminal untuk menetapkan sebagai kejahatan,
offences, when committed intentionally, jika dilakukan dengan sengaja,
the embezzlement, misappropriation or penggelapan, penyalahgunaan atau
other diversion by a public official for his penyimpangan lain oleh pejabat publik
or her benefit or for the benefit of another untuk kepentingan sendiri atau untuk
person or entity, of any property, public or kepentingan orang atau badan lain,
private funds or securities or any other terhadap kekayaan, dana atau sekuritas
thing of value entrusted to the public publik atau swasta atau barang lain yang
official by virtue of his or her position. berharga yang dipercayakan kepadanya
karena jabatannya.

Article 18 Pasal 18
Trading in influence Pemanfaatan pengaruh
Each State Party shall consider adopting Negara Pihak wajib mempertimbangkan
such legislative and other measures as untuk mengambil tindakan-tindakan
may be necessary to establish as legislatif dan lainnya yang perlu untuk
criminal offences, when committed menetapkan sebagai kejahatan, jika
intentionally: dilakukan dengan sengaja:

(a) The promise, offering or giving to a (a) Janji, tawaran atau pemberian
public official or any other person, manfaat yang tidak semestinya
directly or indirectly, of an undue kepada pejabat publik atau orang lain,
advantage in order that the public secara langsung atau tidak langsung,
official or the person abuse his or her agar pejabat publik atau orang itu
real or supposed influence with a menyalahgunakan pengaruhnya yang
view to obtaining from an ada atau yang dianggap ada dengan
administration or public authority of maksud memperoleh manfaat yang
the State Party an undue advantage tidak semestinya dari lembaga
for the original instigator of the act or pemerintah atau lembaga publik
for any other person; Negara Pihak untuk kepentingan
penghasut asli perbuatan itu atau
untuk orang lain;

(b) The solicitation or acceptance by a (b) Permintaan atau penerimaan manfaat


public official or any other person, yang tidak semestinya oleh pejabat
directly or indirectly, of an undue publik atau orang lain, secara
advantage for himself or herself or for langsung atau tidak langsung, untuk

27
another person in order that the dirinya atau untuk orang lain agar
public official or the person abuse his pejabat publik atau orang itu
or her real or supposed influence with menyalahgunaan pengaruhnya yang
a view to obtaining from an ada atau yang dianggap ada dengan
administration or public authority of maksud memperoleh manfaat yang
the State Party an undue advantage. tidak semestinya dari lembaga
pemerintah atau lembaga publik
Negara Pihak.

Article 19 Pasal 19
Abuse of functions Penyalahgunaan fungsi
Each State Party shall consider adopting Negara Pihak wajib mempertimbangkan
such legislative and other measures as untuk mengambil tindakan-tindakan
may be necessary to establish as a legislatif dan lainnya yang perlu untuk
criminal offence, when committed menetapkan sebagai kejahatan, jika
intentionally, the abuse of functions or dilakukan dengan sengaja,
position, that is, the performance of or penyalahgunaan fungsi atau jabatan,
failure to perform an act, in violation of dalam arti, melaksanakan atau tidak
laws, by a public official in the discharge melaksanakan suatu perbuatan, yang
of his or her functions, for the purpose of melanggar hukum, oleh pejabat publik
obtaining an undue advantage for himself dalam pelaksanaan tugasya, dengan
or herself or for another person or entity. maksud memperoleh manfaat yang tidak
semestinya untuk dirinya atau untuk
orang atau badan lain.

Article 20 Pasal 20
Illicit enrichment Memperkaya diri secara tidak sah
Subject to its constitution and the Dengan memperhatikan konstitusi dan
fundamental principles of its legal prinsip-prinsip dasar sistem hukumnya,
system, each State Party shall consider Negara Pihak wajib mempertimbangkan
adopting such legislative and other untuk mengambil tindakan-tindakan
measures as may be necessary to legislatif dan lainnya yang perlu untuk
establish as a criminal offence, when menetapkan sebagai kejahatan, jika
committed intentionally, illicit enrichment, dilakukan dengan sengaja, perbuatan
that is, a significant increase in the assets memperkaya diri, dalam arti,
of a public official that he or she cannot penambahan besar kekayaan pejabat
reasonably explain in relation to his or publik itu yang tidak dapat secara wajar
her lawful income. dijelaskannya dalam kaitan dengan
penghasilannya yang sah.

Article 21 Pasal 21
Bribery in the private sector Penyuapan di sektor swasta
Each State Party shall consider adopting Negara Pihak wajib mempertimbangkan
such legislative and other measures as untuk mengambil tindakan-tindakan
may be necessary to establish as legislatif dan lainnya yang perlu untuk
criminal offences, when committed menetapkan sebagai kejahatan, jika
intentionally in the course of economic, dilakukan dengan sengaja dalam rangka
financial or commercial activities: kegiatan ekonomi, keuangan atau
perdagangan:

(a) The promise, offering or giving, (a) Janji, penawaran atau pemberian,
directly or indirectly, of an undue secara langsung atau tidak langsung,
advantage to any person who directs manfaat manfaat yang tidak
or works, in any capacity, for a private semestinya kepada orang yang

28
sector entity, for the person himself or memimpin atau bekerja, dalam
herself or for another person, in order jabatan apapun, untuk badan sektor
that he or she, in breach of his or her swasta, untuk dirinya atau untuk
duties, act or refrain from acting; orang lain, agar ia, dengan melanggar
tugasnya, bertindak atau tidak
bertindak;

(b) The solicitation or acceptance, (b) Permintaan atau penerimaan, secara


directly or indirectly, of an undue langsung atau tidak langsung,
advantage by any person who directs manfaat yang tidak semestinya oleh
or works, in any capacity, for a private orang yang memimpin atau bekerja,
sector entity, for the person himself or dalam jabatan apapun, di badan
herself or for another person, in order sektor swasta, untuk dirinya atau
that he or she, in breach of his or her untuk orang lain, agar ia, dengan
duties, act or refrain from acting. melanggar tugasnya, bertindak atau
tidak bertindak.

Article 22 Pasal 22
Embezzlement of property in the Penggelapan kekayaan di sektor
private sector swasta
Each State Party shall consider adopting Negara Pihak wajib mempertimbangkan
such legislative and other measures as untuk mengambil tindakan-tindakan
may be necessary to establish as a legislatif dan lainnya yang perlu untuk
criminal offence, when committed menetapkan sebagai kejahatan, jika
intentionally in the course of economic, dilakukan dengan sengaja, dalam rangka
financial or commercial activities, kegiatan ekonomi, keuangan atau
embezzlement by a person who directs perdagangan, penggelapan oleh orang
or works, in any capacity, in a private yang memimpin atau bekerja, dalam
sector entity of any property, private jabatan apapun, di badan sektor swasta,
funds or securities or any other thing of terhadap kekayaan, dana atau sekuritas
value entrusted to him or her by virtue of swasta atau barang lain yang berharga
his or her position. yang dipercayakan kepadanya karena
jabatannya.

Article 23 Pasal 23
Laundering of proceeds of crime Pencucian hasil kejahatan
1. Each State Party shall adopt, in 1. Negara Pihak wajib mengambil,
accordance with fundamental sesuai dengan prinsip-prinsip dasar
principles of its domestic law, such hukum nasionalnya, tindakan-
legislative and other measures as tindakan legislatif dan lainnya yang
may be necessary to establish as perlu untuk menetapkan sebagai
criminal offences, when committed kejahatan, jika dilakukan dengan
intentionally: sengaja:

(a) (i) The conversion or transfer of (a)(i) Konversi atau transfer


property, knowing that such kekayaan, padahal
property is the proceeds of mengetahui bahwa kekayaan
crime, for the purpose of tersebut adalah hasil
concealing or disguising the kejahatan, dengan maksud
illicit origin of the property or menyembunyikan atau
of helping any person who is menyamarkan asal-usul tidak
involved in the commission of sah kekayaan itu atau
the predicate offence to evade membantu orang yang terlibat
the legal consequences of his dalam pelaksanaan kejahatan
asal untuk menghindari

29
or her action; konsekuensi hukum
perbuatannya.

(ii) The concealment or disguise (ii) Penyembunyian atau


of the true nature, source, penyamaran sifat sebenarnya,
location, disposition, sumber, lokasi, pelepasan,
movement or ownership of or pergerakan atau pemilikan
rights with respect to property, atau hak yang berkenaan
knowing that such property is dengan kekayaan, padahal
the proceeds of crime; mengetahui bahwa kekayaan
itu adalah hasil kejahatan;

(b) Subject to the basic concepts of its (b) Dengan memperhatikan


legal system: konsep dasar sistem hukumnya:

(i) The acquisition, possession or (i)Perolehan, pemilikan atau


use of property, knowing, at penggunaan kekayaan,
the time of receipt, that such padahal mengetahui, pada
property is the proceeds of waktu menerimanya, bahwa
crime; kekayaan itu adalah hasil
kejahatan;

(ii) Participation in, association (ii)Partisipasi dalam, hubungan


with or conspiracy to commit, dengan atau
attempts to commit and aiding, persekongkolan untuk
abetting, facilitating and melakukan, percobaan
counseling the commission of untuk melakukan dan
any of the offences membantu, memfasilitasi
established in accordance with dan menganjurkan
this article. pelaksanaan kejahatan
menurut pasal ini;

2. For purposes of implementing or 2. Untuk melaksanakan atau


applying paragraph 1 of this article: menerapkan ketentuan ayat 1:

(a) Each State Party shall seek to (a) Negara Pihak wajib berusaha
apply paragraph 1 of this article menerapkan ketentuan ayat 1
to the widest range of predicate dalam arti seluas-luasnya
offences; kejahatan asal;

(b) Each State Party shall include (b) Negara Pihak wajib memasukkan
as predicate offences at a sebagai kejahatan asal sekurang-
minimum a comprehensive kurangnya suatu rangkaian
range of criminal offences komprehensif kejahatan menurut
established in accordance with Konvensi ini;
this Convention;
(c) For the purposes of (c) Untuk maksud sub-ayat (b) di
subparagraph (b) above, atas, kejahatan asal meliputi
predicate offences shall include kejahatan yang dilakukan di
offences committed both within dalam dan di luar yurisdiksi
and outside the jurisdiction of Negara Pihak yang bersangkutan.
the State Party in question. Namun, kejahatan yang dilakukan
However, offences committed di luar yurisdiksi Negara Pihak
outside the jurisdiction of a State merupakan kejahatan asal hanya
Party shall constitute predicate jika perbuatan yang bersangkutan
offences only when the relevant merupakan kejahatan menurut

30
conduct is a criminal offence hukum nasional Negara tempat
under the domestic law of the perbuatan dilakukan dan
State where it is committed and merupakan kejahatan menurut
would be a criminal offence hukum nasional Negara Pihak
under the domestic law of the yang melaksanakan atau
State Party implementing or menerapkan pasal ini seandainya
applying this article had it been perbuatan tersebut dilakukan di
committed there; Negara Pihak itu.

(d) Each State Party shall furnish (d) Negara Pihak wajib menyerahkan
copies of its laws that give effect salinan undang-undang yang
to this article and of any menerapkan pasal ini dan
subsequent changes to such perubahan undang-undang itu
laws or a description thereof to atau keterangan mengenai hal itu
the Secretary-General of the kepada Sekretaris Jenderal
United Nations; Perserikatan Bangsa-Bangsa;

(e) If required by fundamental (e) Jika diwajibkan oleh prinsip-


principles of the domestic law of prinsip dasar hukum nasional
a State Party, it may be suatu Negara Pihak, dapat
provided that the offences set ditentukan bahwa kejahatan
forth in paragraph 1 of this sebagaimana dimaksud pada ayat
article do not apply to the 1 tidak berlaku bagi orang yang
persons who committed the melakukan kejahatan asal.
predicate offence.

Article 24 Pasal 24
Concealment Penyembunyian
Without prejudice to the provisions of Dengan memperhatikan ketentuan pasal
article 23 of this Convention, each State 23 Konvensi ini, Negara Pihak wajib
Party shall consider adopting such mempertimbangkan untuk mengambil
legislative and other measures as may be tindakan-tindakan legislatif dan lainnya
necessary to establish as a criminal yang perlu untuk menetapkan sebagai
offence, when committed intentionally kejahatan, jika dilakukan dengan sengaja
after the commission of any of the setelah kejahatan dilakukan sesuai
offences established in accordance with dengan Konvensi ini tanpa berpartisipasi
this Convention without having dalam kejahatan tersebut,
participated in such offences, the penyembunyian atau penahanan terus-
concealment or continued retention of menerus kekayaan jika orang yang
property when the person involved knows terlibat mengetahui bahwa kekayaan itu
that such property is the result of any of adalah hasil dari kejahatan menurut
the offences established in accordance Konvensi ini.
with this Convention.

Article 25 Pasal 25
Obstruction of justice Penghalangan peradilan
Each State Party shall adopt such Negara Pihak wajib mengambil tindakan-
legislative and other measures as may be tindakan legislatif dan lainnya yang perlu
necessary to establish as criminal untuk menetapkan sebagai kejahatan,
offences, when committed intentionally: jika dilakukan dengan sengaja:

(a) The use of physical force, threats or (a) Penggunaan kekuatan fisik, ancaman
intimidation or the promise, offering atau intimidasi atau janji, tawaran
or giving of an undue advantage to atau pemberian manfaat yang tidak
induce false testimony or to interfere semestinya untuk memberikan

31
in the giving of testimony or the kesaksian palsu atau untuk
production of evidence in a mencampuri pemberian kesaksian
proceeding in relation to the atau pengajuan bukti dalam proses
commission of offences established hukum yang berkaitan dengan
in accordance with this Convention; pelaksanaan kejahatan menurut
Konvensi ini;

(b) The use of physical force, threats or (b) Penggunaan kekuatan fisik,
intimidation to interfere with the ancaman, intimidasi untuk
exercise of official duties by a justice mencampuri pelaksanaan tugas resmi
or law enforcement official in relation pejabat peradilan atau penegakan
to the commission of offences hukum yang berkaitan dengan
established in accordance with this pelaksanaan kejahatan menurut
Convention. Nothing in this Konvensi ini. Ketentuan sub-ayat ini
subparagraph shall prejudice the tidak mengurangi hak Negara Pihak
right of States Parties to have untuk mempunyai peraturan
legislation that protects other perundang-undangan yang
categories of public official. melindungi kelompok pejabat publik
lain.

Article 26 Pasal 26
Liability of legal persons Tanggung jawab badan hukum
1. Each State Party shall adopt such 1. Negara Pihak wajib mengambil
measures as may be necessary, tindakan-tindakan yang perlu, sesuai
consistent with its legal principles, to dengan prinsip-prinsip hukumnya,
establish the liability of legal persons untuk menetapkan tanggung jawab
for participation in the offences badan hukum yang berpartisipasi
established in accordance with this dalam kejahatan menurut Konvensi
Convention. ini.

2. Subject to the legal principles of the 2. Dengan memperhatikan prinsip-


State Party, the liability of legal prinsip hukum Negara Pihak,
persons may be criminal, civil or tanggung jawab badan hukum dapat
administrative. bersifat pidana, perdata atau
administratif.

3. Such liability shall be without 3. Tanggung jawab tersebut tidak


prejudice to the criminal liability of the mengurangi tanggung jawab pidana
natural persons who have committed orang-perorangan yang melakukan
the offences. kejahatan.

4. Each State Party shall, in particular, 4. Negara Pihak wajib, pada khususnya,
ensure that legal persons held liable mengusahakan agar badan hukum
in accordance with this article are yang bertanggungjawab menurut
subject to effective, proportionate and pasal ini dikenakan sanksi pidana
dissuasive criminal or non-criminal atau non-pidana yang efektif,
sanctions, including monetary proporsional dan bersifat larangan,
sanctions. termasuk sanksi keuangan.

Article 27 Pasal 27
Participation and attempt Partisipasi dan percobaan
1. Each State Party shall adopt such 1. Negara Pihak wajib mengambil
legislative and other measures as tindakan-tindakan legislatif dan
may be necessary to establish as a lainnya yang perlu untuk menetapkan
criminal offence, in accordance with sebagai kejahatan, sesuai dengan

32
its domestic law, participation in any hukum nasionalnya, partisipasi dalam
capacity such as an accomplice, kapasitas apa pun seperti kakitangan,
assistant or instigator in an offence pembantu atau penghasut dalam
established in accordance with this kejahatan menurut Konvensi ini.
Convention.

2. Each State Party may adopt such 2. Negara Pihak dapat mengambil
legislative and other measures as tindakan-tindakan legislatif dan
may be necessary to establish as a lainnya yang perlu untuk menetapkan
criminal offence, in accordance with sebagai kejahatan, sesuai dengan
its domestic law, any attempt to hukum nasionalnya, percobaan untuk
commit an offence established in melakukan kejahatan menurut
accordance with this Convention. Konvensi ini.

3. Each State Party may adopt such 3. Negara Pihak dapat mengambil
legislative and other measures as tindakan-tindakan legislatif dan
may be necessary to establish as a lainnya yang perlu untuk menetapkan
criminal offence, in accordance with sebagai kejahatan, sesuai dengan
its domestic law, the preparation for hukum nasionalnya, persiapan
an offence established in accordance kejahatan menurut Konvensi ini.
with this Convention.

Article 28 Pasal 28
Knowledge, intent and purpose as Pengetahuan, maksud dan tujuan
elements of an offence sebagai unsur kejahatan
Knowledge, intent or purpose required as Pengetahuan, maksud dan tujuan yang
an element of an offence established in dipersyaratkan sebagai unsur dari
accordance with this Convention may be kejahatan menurut Konvensi ini dapat
inferred from objective factual disimpulkan dari hal-hal nyata yang
circumstances. objektif.

Article 29 Pasal 29
Statute of limitations Kadaluarsa
Each State Party shall, where Negara Pihak wajib, jika dipandang perlu,
appropriate, establish under its domestic menetapkan di dalam hukum
law a long statute of limitations period in nasionalnya, jangka waktu kadaluarsa
which to commence proceedings for any yang lama bagi pelaksanaan proses
offence established in accordance with terhadap kejahatan menurut Konvensi ini
this Convention and establish a longer dan menetapkan jangka waktu
statute of limitations period or provide for kadaluarsa yang lebih lama atau
the suspension of the statute of mengatur penundaan kadaluarsa jika
limitations where the alleged offender has tersangka pelaku telah menghindar dari
evaded the administration of justice. proses peradilan.

Article 30 Pasal 30
Prosecution, adjudication and Penuntutan, Pemeriksaan di
sanctions Pengadilan dan Sanksi
1. Each State Party shall make the 1. Negara Pihak wajib mengenakan
commission of an offence established sanksi terhadap pelaksanaan
in accordance with this Convention kejahatan menurut Konvensi ini
liable to sanctions that take into dengan memperhatikan berat
account the gravity of that offence. ringannya kejahatan.

2. Each State Party shall take such 2. Negara Pihak wajib mengambil

33
measures as may be necessary to tindakan-tindakan yang perlu untuk
establish or maintain, in accordance menetapkan atau mempertahankan,
with its legal system and sesuai dengan sistem hukum dan
constitutional principles, an prinsip-prinsip konstitusinya,
appropriate balance between any perimbangan yang wajar antara
immunities or jurisdictional privileges kekebalan atau hak istimewa
accorded to its public officials for the yurisdiksi yang diberikan kepada
performance of their functions and the pejabat publiknya untuk
possibility, when necessary, of melaksanakan fungsinya dan
effectively investigating, prosecuting kemungkinan, jika diperlukan, untuk
and adjudicating offences established menyidik, menuntut dan mengadili
in accordance with this Convention. kejahatan menurut Konvensi ini.

3. Each State Party shall endeavour to 3. Negara Pihak wajib mengupayakan


ensure that any discretionary legal agar setiap kewenangan hukum
powers under its domestic law diskresioner dalam hukum
relating to the prosecution of persons nasionalnya menyangkut penuntutan
for offences established in terhadap orang atas kejahatan
accordance with this Convention are menurut Konvensi ini dilaksanakan
exercised to maximize the untuk memaksimalkan keefektivan
effectiveness of law enforcement tindakan penegakan hukum terhadap
measures in respect of those offences kejahatan tersebut dan dengan
and with due regard to the need to memperhatikan kebutuhan untuk
deter the commission of such menangkal terjadinya kejahatan.
offences.
4. In the case of offences established in 4. Menyangkut kejahatan menurut
accordance with this Convention, Konvensi ini, Negara Pihak wajib
each State Party shall take mengambil tindakan yang perlu,
appropriate measures, in accordance sesuai dengan hukum nasionalnya
with its domestic law and with due dan dengan memperhatikan hak
regard to the rights of the defense, to pembelaan, agar persyaratan yang
seek to ensure that conditions dikenakan dalam kaitan dengan
imposed in connection with decisions putusan tentang pelepasan sebelum
on release pending trial or appeal pemeriksaan pengadilan atau
take into consideration the need to banding, ditetapkan dengan
ensure the presence of the defendant memperhatikan kebutuhan untuk
at subsequent criminal proceedings. menjamin kehadiran terdakwa pada
proses pidana selanjutnya.

5. Each State Party shall take into 5. Negara Pihak wajib


account the gravity of the offences mempertimbangkan berat-ringannya
concerned when considering the kejahatan yang bersangkutan ketika
eventuality of early release or parole mempertimbangkan saat bagi
of persons convicted of such pelepasan lebih awal atau
offences. pembebasan bersyarat bagi orang
yang dihukum karena kejahatan
tersebut.

6. Each State Party, to the extent 6. Negara Pihak, sepanjang sesuai


consistent with the fundamental dengan prinsip-prinsip dasar sistem
principles of its legal system, shall hukumnya, wajib mempertimbangkan
consider establishing procedures untuk menetapkan tata cara bagi
through which a public official pejabat publik yang didakwa atas
accused of an offence established in kejahatan menurut Konvensi ini
accordance with this Convention may, untuk, jika dipandang perlu,
where appropriate, be removed, diberhentikan, diberhentikan

34
suspended or reassigned by the sementara atau dialih-tugaskan oleh
appropriate authority, bearing in mind pejabat yang berwenang, dengan
respect for the principle of the memperhatikan prinsip praduga tak
presumption of innocence. bersalah.

7. Where warranted by the gravity of the 7. Dengan memperhatikan beratnya


offence, each State Party, to the kejahatan, Negara Pihak, sepanjang
extent consistent with the tidak bertentangan dengan prinsip-
fundamental principles of its legal prinsip dasar sistem hukumnya, wajib
system, shall consider establishing mempertimbangkan untuk
procedures for the disqualification, by menetapkan dengan perintah
court order or any other appropriate pengadilan atau cara lain yang
means, for a period of time sesuai, untuk jangka waktu yang
determined by its domestic law, of ditentukan oleh hukum nasionalnya,
persons convicted of offences tata cara yang tidak membolehkan
established in accordance with this orang yang dihukum karena
Convention from: kejahatan menurut Konvensi ini
untuk:

(a) Holding public office; and (a) Memegang jabatan publik; dan

(b) Holding office in an enterprise (b) Memegang jabatan dalam


owned in whole or in part by the perusahaan yang dimiliki
State. seluruhnya atau sebagiannya oleh
Negara.

8. Paragraph 1 of this article shall be 8. Ketentuan sebagaimana dimaksud


without prejudice to the exercise of pada ayat 1 tidak mengurangi
disciplinary powers by the competent pelaksanaan kewenangan disipliner
authorities against civil servants. terhadap pegawai sipil oleh pejabat
yang berwenang.

9. Nothing contained in this Convention 9. Ketentuan Konvensi ini tidak


shall affect the principle that the mempengaruhi prinsip bahwa uraian
description of the offences tentang kejahatan menurut Konvensi
established in accordance with this ini dan pembelaan hukum yang
Convention and of the applicable berlaku atau prinsip hukum lainnya
legal defenses or other legal yang mengatur keabsahan perilaku
principles controlling the lawfulness of tunduk pada hukum nasional Negara
conduct is reserved to the domestic Pihak dan bahwa kejahatan tersebut
law of a State Party and that such akan dituntut dan dihukum sesuai
offences shall be prosecuted and dengan hukum itu.
punished in accordance with that law.
10. States Parties shall endeavour to 10. Negara Pihak wajib berupaya untuk
promote the reintegration into society meningkatkan pemasyarakatan-
of persons convicted of offences kembali orang yang dihukum karena
established in accordance with this kejahatan menurut Konvensi ini.
Convention.

Article 31 Pasal 31
Freezing, seizure and confiscation Pembekuan, penyitaan dan
perampasan
1. Each State Party shall take, to the 1. Negara Pihak wajib mengambil,
greatest extent possible within its sepanjang dimungkinkan dalam
domestic legal system, such sistem hukum nasionalnya, tindakan-
measures as may be necessary to tindakan yang perlu untuk

35
enable confiscation of: memungkinkan perampasan:

(a) Proceeds of crime derived from (a) Hasil kejahatan yang berasal dari
offences established in kejahatan menurut Konvensi ini
accordance with this Convention atau kekayaan yang nilainya
or property the value of which setara dengan hasil kejahatan itu;
corresponds to that of such
proceeds;
(b) Property, equipment or other (b) Kekayaan, peralatan atau sarana
instrumentalities used in or lain yang digunakan atau
destined for use in offences dimaksudkan untuk digunakan
established in accordance with untuk kejahatan menurut
this Convention. Konvensi ini.

2. Each State Party shall take such 2. Negara Pihak wajib mengambil
measures as may be necessary to tindakan-tindakan yang perlu untuk
enable the identification, tracing, mengidentifikasi, melacak,
freezing or seizure of any item membekukan atau menyita setiap
referred to in paragraph 1 of this barang sebagaimana dimaksud pada
article for the purpose of eventual ayat 1 untuk tujuan perampasan.
confiscation.
3. Each State Party shall adopt, in 3. Negara Pihak wajib mengambil,
accordance with its domestic law, sesuai dengan hukum nasionalnya,
such legislative and other measures tindakan-tindakan legislatif dan
as may be necessary to regulate the lainnya yang perlu untuk mengatur
administration by the competent pengadministrasian oleh pejabat yang
authorities of frozen, seized or berwenang atas kekayaan yang
confiscated property covered in dibekukan, disita atau dirampas
paragraphs 1 and 2 of this article. sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dan ayat 2.

4. If such proceeds of crime have been 4. Jika hasil kejahatan telah diubah atau
transformed or converted, in part or in dikonversi, sebagiannya atau
full, into other property, such property seluruhnya, ke dalam kekayaan lain,
shall be liable to the measures maka sebagai gantinya, kekayaan
referred to in this article instead of the tersebut wajib dikenakan tindakan-
proceeds. tindakan sebagaimana dimaksud
dalam pasal ini.

5. If such proceeds of crime have been 5. Jika hasil kejahatan telah bercampur
intermingled with property acquired dengan kekayaan yang diperoleh dari
from legitimate sources, such sumber-sumber yang sah, maka
property shall, without prejudice to dengan tidak mengurangi
any powers relating to freezing or kewenangan yang berkaitan dengan
seizure, be liable to confiscation up to pembekuan atau penyitaan, kekayaan
the assessed value of the tersebut wajib dikenakan perampasan
intermingled proceeds. sampai nilai perkiraan dari hasil
kejahatan yang dicampur tersebut.

6. Income or other benefits derived from 6. Pendapatan atau manfaat lain yang
such proceeds of crime, from property berasal dari hasil kejahatan, dari
into which such proceeds of crime kekayaan yang berasal dari
have been transformed or converted perubahan atau konversi hasil
or from property with which such kejahatan atau dari kekayaan yang
proceeds of crime have been telah bercampur dengan hasil

36
intermingled shall also be liable to the kejahatan, wajib juga dikenakan
measures referred to in this article, in tindakan-tindakan sebagaimana
the same manner and to the same dimaksud dalam pasal ini, dengan
extent as proceeds of crime. cara dan lingkup yang sama seperti
hasil kejahatan.

7. For the purpose of this article and 7. Untuk melaksanakan pasal ini dan
article 55 of this Convention, each pasal 55 Konvensi ini, Negara Pihak
State Party shall empower its courts wajib memberikan kewenangan
or other competent authorities to kepada pengadilan atau badan
order that bank, financial or berwenangnya yang lain untuk
commercial records be made memerintahkan agar dokumen bank,
available or seized. A State Party keuangan atau perusahaan diberikan
shall not decline to act under the atau disita. Negara Pihak tidak boleh
provisions of this paragraph on the menolak melaksanakan ketentuan
ground of bank secrecy. pasal ini dengan alasan kerahasian
bank.

8. States Parties may consider the 8. Negara Pihak dapat


possibility of requiring that an offender mempertimbangkan kemungkinan
demonstrate the lawful origin of such untuk mewajibkan pelaku untuk
alleged proceeds of crime or other menunjukkan kesyahan asal-usul dari
property liable to confiscation, to the apa yang diduga sebagai hasil
extent that such a requirement is kejahatan atau kekayaan lain yang
consistent with the fundamental dikenakan perampasan, sepanjang
principles of their domestic law and kewajiban tersebut sesuai dengan
with the nature of judicial and other prinsip-prinsip dasar hukum
proceedings. nasionalnya dan dengan proses
pengadilan dan proses lainnya.

9. The provisions of this article shall not 9. Ketentuan pasal ini tidak boleh
be so construed as to prejudice the merugikan hak pihak ketiga yang
rights of bona fide third parties. beritikad baik.

10. Nothing contained in this article shall 10. Ketentuan pasal ini tidak
affect the principle that the measures mempengaruhi prinsip bahwa
to which it refers shall be defined and tindakan-tindakan sebagaimana
implemented in accordance with and dimaksud dalam pasal ini diartikan
subject to the provisions of the dan dilaksanakan sesuai dengan dan
domestic law of a State Party. tunduk pada ketentuan-ketentuan
hukum nasional Negara Pihak.

Article 32 Pasal 32
Protection of witnesses, experts and Perlindungan saksi, ahli dan korban
victims
1. Each State Party shall take 1. Negara Pihak wajib mengambil
appropriate measures in accordance tindakan-tindakan yang perlu sesuai
with its domestic legal system and dengan sistem hukum nasionalnya
within its means to provide effective dan kemampuannya, untuk
protection from potential retaliation or memberikan perlindungan yang
intimidation for witnesses and experts efektif terhadap kemungkinan
who give testimony concerning pembalasan atau intimidasi, bagi
offences established in accordance saksi dan ahli yang memberikan
with this Convention and, as kesaksian mengenai kejahatan
appropriate, for their relatives and menurut Konvensi ini dan, sepanjang
perlu, bagi keluarganya serta orang-

37
other persons close to them. orang lain yang dekat dengannya.

2. The measures envisaged in 2. Tindakan-tindakan sebagaimana


paragraph 1 of this article may dimaksud pada ayat 1 dapat, dengan
include, inter alia, without prejudice to memperhatikan hak terdakwa
the rights of the defendant, including termasuk haknya atas proses hukum,
the right to due process: meliputi, antara lain:

(a) Establishing procedures for the (a) Menetapkan tatacara


physical protection of such perlindungan fisik bagi orang
persons, such as, to the extent dengan, sepanjang perlu dan
necessary and feasible, relocating layak, memindahkannya ke
them and permitting, where tempat lain dan, sepanjang perlu,
appropriate, non-disclosure or tidak mengizinkan pengungkapan
limitations on the disclosure of atau membatasi pengungkapan
information concerning the identity informasi mengenai identitas dan
and whereabouts of such persons; keberadaan orang tersebut;

(b) Providing evidentiary rules to (b) Membuat aturan pembuktian yang


permit witnesses and experts to memungkinkan saksi dan ahli
give testimony in a manner that memberikan kesaksian dengan
ensures the safety of such cara yang menjamin
persons, such as permitting keselamatannya, seperti
testimony to be given through the kesaksian yang diberikan melalui
use of communications teknologi komunikasi seperti video
technology such as video or other atau sarana lain yang sesuai.
adequate means.
3. States Parties shall consider entering 3. Negara Pihak wajib
into agreements or arrangements with mempertimbangkan untuk
other States for the relocation of mengadakan perjanjian atau
persons referred to in paragraph 1 of pengaturan dengan Negara lain untuk
this article. pemindahan orang sebagaimana
dimaksud pada ayat 1.

4. The provisions of this article shall also 4. Ketentuan pasal ini berlaku juga bagi
apply to victims insofar as they are korban sepanjang ia menjadi saksi.
witnesses.
5. Each State Party shall, subject to its 5. Negara Pihak wajib, berdasarkan
domestic law, enable the views and hukum nasionalnya, memungkinkan
concerns of victims to be presented pendapat dan kekuatiran korban
and considered at appropriate stages dikemukakan dan dipertimbangkan
of criminal proceedings against pada tahap yang sesuai di dalam
offenders in a manner not prejudicial proses pidana terhadap pelaku
to the rights of the defense. dengan cara yang tidak mengabaikan
hak pembelaan.

Article 33 Pasal 33
Protection of reporting persons Perlindungan pelapor
Each State Party shall consider Negara Pihak wajib mempertimbangkan
incorporating into its domestic legal untuk memasukkan ke dalam sistem
system appropriate measures to provide hukum nasionalnya tindakan-tindakan
protection against any unjustified yang perlu untuk memberikan
treatment for any person who reports in perlindungan terhadap perlakuan yang
good faith and on reasonable grounds to tidak adil bagi orang yang melaporkan
the competent authorities any facts dengan itikat baik dan dengan alasan-

38
concerning offences established in alasan yang wajar kepada pihak yang
accordance with this Convention. berwenang fakta-fakta mengenai
kejahatan menurut Konvensi ini.

Article 34 Pasal 34
Consequences of acts of corruption Akibat tindakan korupsi
With due regard to the rights of third Dengan memperhatikan hak-hak pihak
parties acquired in good faith, each State ketiga yang diperoleh dengan itikat baik,
Party shall take measures, in accordance Negara Pihak wajib mengambil tindakan-
with the fundamental principles of its tindakan, sesuai dengan prinsip-prinsip
domestic law, to address consequences dasar hukum nasionalnya, untuk
of corruption. In this context, States mengatasi akibat-akibat korupsi. Dalam
Parties may consider corruption a kaitan ini, Negara Pihak dapat
relevant factor in legal proceedings to mempertimbangkan korupsi sebagai
annul or rescind a contract, withdraw a faktor yang relevan dalam proses hukum
concession or other similar instrument or untuk membatalkan atau meniadakan
take any other remedial action. kontrak, mencabut konsesi atau
instrumen lain yang sama atau
mengambil tindakan pemulihan lain.

Article 35 Pasal 35
Compensation for damage Kompensasi kerugian
Each State Party shall take such Negara Pihak wajib mengambil tindakan-
measures as may be necessary, in tindakan yang perlu, sesuai dengan
accordance with principles of its domestic prinsip-prinsip hukum nasionalnya, untuk
law, to ensure that entities or persons menjamin agar badan atau orang yang
who have suffered damage as a result of menderita kerugian sebagai akibat dari
an act of corruption have the right to perbuatan korupsi mempunyai hak untuk
initiate legal proceedings against those mengajukan tuntutan hukum terhadap
responsible for that damage in order to mereka yang bertanggung jawab atas
obtain compensation. kerugian itu untuk memperoleh
kompensasi.

Article 36 Pasal 36
Specialized authorities Badan khusus
Each State Party shall, in accordance Negara Pihak wajib, sesuai dengan
with the fundamental principles of its prinsip-prinsip dasar sistem hukumnya,
legal system, ensure the existence of a menjamin adanya badan atau badan-
body or bodies or persons specialized in badan atau orang-orang khusus untuk
combating corruption through law memberantas korupsi melalui penegakan
enforcement. Such body or bodies or hukum. Badan atau badan-badan atau
persons shall be granted the necessary orang-orang tersebut harus diberikan
independence, in accordance with the kemandirian yang diperlukan, sesuai
fundamental principles of the legal dengan prinsip-prinsip sistem hukum
system of the State Party, to be able to Negara Pihak, agar dapat melaksanakan
carry out their functions effectively and fungsi-fungsi mereka secara efektif dan
without any undue influence. Such tanpa pengaruh yang tidak semestinya.
persons or staff of such body or bodies Orang-orang atau staf dari badan atau
should have the appropriate training and badan-badan tersebut harus memiliki
resources to carry out their tasks. pelatihan dan sumber-daya yang
memadai untuk melaksanakan tugas-
tugas mereka.

39
Article 37 Pasal 37
Cooperation with law enforcement Kerja sama dengan badan penegakan
authorities hukum
1. Each State Party shall take 1. Negara Pihak wajib mengambil
appropriate measures to encourage tindakan-tindakan yang perlu untuk
persons who participate or who have mendorong orang yang berpartisipasi
participated in the commission of an atau telah berpartisipasi dalam
offence established in accordance pelaksanaan suatu kejahatan
with this Convention to supply menurut Konvensi ini untuk memberi
information useful to competent informasi yang berguna kepada
authorities for investigative and badan yang berwenang untuk tujuan
evidentiary purposes and to provide penyidikan dan pembuktian serta
factual, specific help to competent memberikan bantuan yang nyata dan
authorities that may contribute to khusus kepada badan yang
depriving offenders of the proceeds of berwenang untuk melepaskan hasil
crime and to recovering such kejahatan dari pelaku kejahatan dan
proceeds. mengambil hasil itu.

2. Each State Party shall consider 2. Negara Pihak wajib


providing for the possibility, in mempertimbangkan untuk
appropriate cases, of mitigating memberikan kemungkinan, dalam
punishment of an accused person kasus tertentu, untuk mengurangi
who provides substantial cooperation hukuman terdakwa yang memberikan
in the investigation or prosecution of kerja sama yang penting dalam
an offence established in accordance penyidikan atau penuntutan kejahatan
with this Convention. menurut Konvensi ini.

3. Each State Party shall consider 3. Negara Pihak wajib


providing for the possibility, in mempertimbangkan untuk
accordance with fundamental memberikan peluang, sesuai dengan
principles of its domestic law, of prinsip-prinsip dasar hukum
granting immunity from prosecution to nasionalnya, untuk memberikan
a person who provides substantial kekebalan terhadap penuntutan
cooperation in the investigation or kepada orang yang menunjukkan
prosecution of an offence established kerja sama yang penting dalam
in accordance with this Convention. penyidikan atau penuntutan kejahatan
menurut Konvensi ini.

4. Protection of such persons shall be, 4. Perlindungan bagi orang tersebut


mutatis mutandis, as provided for in wajib diberikan, mutatis mutandis,
article 32 of this Convention. sebagaimana diatur dalam pasal 32
Konvensi ini.

5. Where a person referred to in 5. Jika orang sebagaimana dimaksud


paragraph 1 of this article located in pada ayat 1 yang berada di suatu
one State Party can provide Negara Pihak dapat memberikan
substantial cooperation to the kerja sama yang penting kepada
competent authorities of another pejabat yang berwenang dari Negara
State Party, the States Parties Pihak lain, maka Negara-Negara
concerned may consider entering into Pihak tersebut dapat
agreements or arrangements, in mempertimbangkan untuk
accordance with their domestic law, mengadakan perjanjian atau
concerning the potential provision by pengaturan, sesuai dengan hukum
the other State Party of the treatment nasional masing-masing, mengenai
set forth in paragraphs 2 and 3 of this kemungkinan pemberian perlakuan
sebagaimana dimaksud pada ayat 2

40
article. dan ayat 3.

Article 38 Pasal 38
Cooperation between national Kerjasama antara badan nasional
authorities yang berwenang
Each State Party shall take such Negara Pihak wajib mengambil tindakan-
measures as may be necessary to tindakan yang perlu untuk mendorong,
encourage, in accordance with its sesuai dengan hukum nasionalnya, kerja
domestic law, cooperation between, on sama antara, di satu pihak, badan
the one hand, its public authorities, as berwenangnya serta pejabat publiknya,
well as its public officials, and, on the dan, di lain pihak, badan berwenangnya
other hand, its authorities responsible for yang bertanggung jawab atas penyidikan
investigating and prosecuting criminal dan penuntutan kejahatan. Kerja sama
offences. Such cooperation may include: tersebut dapat meliputi :

(a) Informing the latter authorities, on (a) Memberikan kepada badan


their own initiative, where there are berwenang yang disebut belakangan,
reasonable grounds to believe that informasi atas prakarsa mereka
any of the offences established in sendiri, dalam hal terdapat alasan-
accordance with articles 15, 21 and alasan yang wajar untuk meyakini
23 of this Convention has been bahwa kejahatan yang dilakukan
committed; or sesuai dengan pasal 15, pasal 21 dan
pasal 23 Konvensi ini telah dilakukan;
atau

(b) Providing, upon request, to the latter (b) Memberikan, atas permintaan, semua
authorities all necessary information. informasi yang diperlukan kepada
badan berwenang yang disebut
belakangan;

Article 39 Pasal 39
Cooperation between national Kerjasama antara badan nasional
authorities and the private sector yang berwenang dan sektor swasta
1. Each State Party shall take such 1. Negara Pihak wajib mengambil
measures as may be necessary to tindakan-tindakan yang perlu untuk
encourage, in accordance with its mendorong, sesuai dengan hukum
domestic law, cooperation between nasionalnya, kerjasama antara badan
national investigating and prosecuting nasional yang berwenang melakukan
authorities and entities of the private penyidikan dan penuntutan dan
sector, in particular financial badan-badan sektor swasta,
institutions, relating to matters khususnya lembaga keuangan,
involving the commission of offences berkaitan dengan hal-hal menyangkut
established in accordance with this pelaksanaan kejahatan menurut
Convention. Konvensi ini.

2. Each State Party shall consider 2. Negara Pihak wajib


encouraging its nationals and other mempertimbangkan untuk mendorong
persons with a habitual residence in warga negaranya dan orang lain yang
its territory to report to the national berkediaman tetap dalam wilayahnya
investigating and prosecuting untuk menyampaikan laporan
authorities the commission of an mengenai terjadinya kejahatan
offence established in accordance menurut Konvensi ini kepada badan
with this Convention. nasional yang berwenang melakukan
penyidikan dan penuntutan.

41
Article 40 Pasal 40
Bank secrecy Kerahasiaan bank
Each State Party shall ensure that, in the Negara Pihak wajib mengusahakan agar
case of domestic criminal investigations dalam penyidikan pidana atas kejahatan
of offences established in accordance menurut Konvensi ini terdapat
with this Convention, there are mekanisme yang memadai di dalam
appropriate mechanisms available within sistem hukum nasionalnya untuk
its domestic legal system to overcome mengatasi hambatan-hambatan yang
obstacles that may arise out of the mungkin timbul dari penerapan undang-
application of bank secrecy laws. undang tentang kerahasiaan bank.

Article 41 Pasal 41
Criminal record Catatan kejahatan
Each State Party may adopt such Negara Pihak dapat mengambil tindakan-
legislative or other measures as may be tindakan legislatif atau lainnya yang perlu
necessary to take into consideration, untuk mempertimbangkan, berdasarkan
under such terms as and for the purpose persyaratan dan untuk maksud yang
that it deems appropriate, any previous dianggapnya layak, penghukuman di
conviction in another State of an alleged Negara lain atas pelaku dengan tujuan
offender for the purpose of using such untuk mempergunakan informasi itu di
information in criminal proceedings dalam proses pidana yang berkaitan
relating to an offence established in dengan kejahatan menurut Konvensi ini.
accordance with this Convention.

Article 42 Pasal 42
Jurisdiction Yurisdiksi
1. Each State Party shall adopt such 1. Negara Pihak wajib mengambil
measures as may be necessary to tindakan-tindakan yang perlu untuk
establish its jurisdiction over the menetapkan yurisdiksinya atas
offences established in accordance kejahatan menurut Konvensi ini jika:
with this Convention when:
(a) The offence is committed in the (a) Kejahatan itu dilakukan di dalam
territory of that State Party; or wilayah Negara Pihak itu; atau

(b) The offence is committed on (b) Kejahatan itu dilakukan di atas


board a vessel that is flying the kapal yang berbendera Negara
flag of that State Party or an Pihak itu atau pesawat terbang
aircraft that is registered under the yang terdaftar berdasarkan
laws of that State Party at the time undang-undang Negara Pihak itu
that the offence is committed. pada saat kejahatan dilakukan.

2. Subject to article 4 of this Convention, 2. Dengan memperhatikan ketentuan


a State Party may also establish its pasal 4 Konvensi ini, Negara Pihak
jurisdiction over any such offence dapat juga menetapkan yurisdiksinya
when: atas suatu kejahatan jika:

(a) The offence is committed against (a) Kejahatan itu dilakukan terhadap
a national of that State Party; or warga negara Negara Pihak itu;
atau

(b) The offence is committed by a (b) Kejahatan itu dilakukan oleh


national of that State Party or a warga negara Negara Pihak itu
stateless person who has his or atau orang tanpa

42
her habitual residence in its kewarganegaraan yang
territory; or berkediaman tetap di dalam
wilayahnya; atau

(c) The offence is one of those (c) Kejahatan itu merupakan salah
established in accordance with satu dari kejahatan-kejahatan
article 23, paragraph 1 (b) (ii), of sebagaimana dimaksud dalam
this Convention and is committed pasal 23 ayat 1 (b) (ii) Konvensi
outside its territory with a view to ini dan dilakukan di luar
the commission of an offence wilayahnya dengan tujuan untuk
established in accordance with melaksanakan kejahatan
article 23, paragraph 1 (a) (i) or (ii) sebagaimana dimaksud dalam
or (b) (i), of this Convention within pasal 23 ayat 1 (a) (i) atau (ii) atau
its territory; or (b) (i) Konvensi ini di dalam
wilayahnya; atau

(d) The offence is committed against (d) Kejahatan itu dilakukan terhadap
the State Party. Negara Pihak.

3. For the purposes of article 44 of this 3. Untuk tujuan pasal 44 Konvensi ini,
Convention, each State Party shall Negara Pihak wajib mengambil
take such measures as may be tindakan-tindakan yang perlu untuk
necessary to establish its jurisdiction menetapkan yurisdiksinya atas
over the offences established in kejahatan menurut Konvensi ini jika
accordance with this Convention tersangka pelaku berada di
when the alleged offender is present wilayahnya dan Negara Pihak itu
in its territory and it does not extradite tidak mengekstradisi orang itu karena
such person solely on the ground that alasan bahwa orang itu adalah warga
he or she is one of its nationals. negaranya.

4. Each State Party may also take such 4. Negara Pihak dapat juga mengambil
measures as may be necessary to tindakan-tindakan yang perlu untuk
establish its jurisdiction over the menetapkan yurisdiksi atas kejahatan
offences established in accordance menurut Konvensi ini jika tersangka
with this Convention when the alleged pelaku berada di wilayahnya dan
offender is present in its territory and tidak diekstradisi.
it does not extradite him or her.
5. If a State Party exercising its 5. Jika Negara Pihak yang
jurisdiction under paragraph 1 or 2 of melaksanakan yurisdiksinya
this article has been notified, or has berdasarkan ayat 1 atau ayat 2
otherwise learned, that any other diberitahu, atau mengetahui, bahwa
States Parties are conducting an suatu Negara Pihak lain sedang
investigation, prosecution or judicial melakukan penyidikan, penuntutan
proceeding in respect of the same atau proses pengadilan berkenaan
conduct, the competent authorities of dengan hal yang sama, maka pejabat
those States Parties shall, as yang berwenang dari Negara-Negara
appropriate, consult one another with Pihak itu wajib, sepanjang perlu,
a view to coordinating their actions. berkonsultasi satu sama lain untuk
mengkoordinasikan tindakan-tindakan
mereka.

6. Without prejudice to norms of general 6. Tanpa mengurangi norma-norma


international law, this Convention hukum internasional umum, Konvensi
shall not exclude the exercise of any ini tidak mengesampingkan
criminal jurisdiction established by a pelaksanaan yurisdiksi pidana yang
State Party in accordance with its ditetapkan oleh suatu Negara Pihak

43
domestic law. sesaui dengan hukum nasionalnya.

Chapter IV Bab IV
International cooperation Kerjasama Internasional
Article 43 Pasal 43
International cooperation Kerjasama internasional
1. States Parties shall cooperate in 1. Negara Pihak wajib bekerja sama
criminal matters in accordance with dalam masalah-masalah kejahatan
articles 44 to 50 of this Convention. sesuai dengan ketentuan pasal 44
Where appropriate and consistent sampai pasal 50 Konvensi ini.
with their domestic legal system, Sepanjang perlu dan sesuai dengan
States Parties shall consider assisting sistem hukum nasional masing-
each other in investigations of and masing, Negara-Negara Pihak wajib
proceedings in civil and administrative mempertimbangkan untuk saling
matters relating to corruption. membantu penyidikan dan proses
dalam masalah-masalah perdata dan
admistratif yang berkaitan dengan
korupsi.

2. In matters of international 2. Dalam masalah-masalah kerja sama


cooperation, whenever dual internasional, dalam hal kriminalitas
criminality is considered a ganda dianggap sebagai persyaratan,
requirement, it shall be deemed maka hal itu dianggap sebagai telah
fulfilled irrespective of whether the dipenuhi tanpa memperhatikan
laws of the requested State Party apakah undang-undang Negara Pihak
place the offence within the same yang diminta menempatkan kejahatan
category of offence or denominate the itu ke dalam kategori kejahatan yang
offence by the same terminology as sama atau menyebut kejahatan itu
the requesting State Party, if the dengan istilah yang sama seperti di
conduct underlying the offence for Negara Pihak yang meminta, jika
which assistance is sought is a perbuatan yang mendasari kejahatan
criminal offence under the laws of yang menjadi alasan permintaan
both States Parties. bantuan adalah kejahatan menurut
undang-undang kedua Negara Pihak.

Article 44 Pasal 44
Extradition Ekstradisi
1. This article shall apply to the offences 1. Pasal ini berlaku bagi kejahatan-
established in accordance with this kejahatan menurut Konvensi ini jika
Convention where the person who is orang yang diminta untuk
the subject of the request for diekstradisikan berada di wilayah
extradition is present in the territory of Negara Pihak yang diminta, dengan
the requested State Party, provided ketentuan bahwa kejahatan yang
that the offence for which extradition menjadi dasar permintaan ekstradisi
is sought is punishable under the itu dapat dihukum menurut hukum
domestic law of both the requesting nasional Negara Pihak yang meminta
State Party and the requested State dan Negara Pihak yang diminta.
Party.
2. Notwithstanding the provisions of 2. Menyimpang dari ketentuan ayat 1,
paragraph 1 of this article, a State Negara Pihak yang hukumnya
Party whose law so permits may grant membolehkan, dapat mengabulkan
the extradition of a person for any of ekstradisi untuk kejahatan yang diatur
the offences covered by this dalam Konvensi ini yang menurut

44
Convention that are not punishable hukum nasionalnya tidak dapat
under its own domestic law. dihukum.

3. If the request for extradition includes 3. Jika permintaan ekstradisi meliputi


several separate offences, at least beberapa kejahatan yang terpisah,
one of which is extraditable under this dan sekurang-kurangnya satu dari
article and some of which are not kejahatan itu dapat diekstradisi
extraditable by reason of their period menurut pasal ini dan kejahatan
of imprisonment but are related to lainnya tidak dapat diekstradisi
offences established in accordance dengan karena alasan jangka waktu
with this Convention, the requested penghukumannya tetapi mempunyai
State Party may apply this article also kaitan dengan kejahatan menurut
in respect of those offences. Konvensi ini, maka Negara Pihak
yang diminta dapat menerapkan
pasal ini juga bagi kejahatan-
kejahatan itu.

4. Each of the offences to which this 4. Kejahatan yang dapat dikenakan


article applies shall be deemed to be penerapan pasal ini harus dianggap
included as an extraditable offence in termasuk dalam kejahatan yang
any extradition treaty existing dapat diekstradisi di dalam perjanjian
between States Parties. States ekstradisi antara Negara-negara
Parties undertake to include such Pihak. Negara-negara Pihak akan
offences as extraditable offences in memasukkan kejahatan tersebut
every extradition treaty to be sebagai kejahatan yang dapat
concluded between them. A State diekstradisi di dalam perjanjian
Party whose law so permits, in case it ekstradisi yang akan dibuat di antara
uses this Convention as the basis for mereka. Negara Pihak yang
extradition, shall not consider any of hukumnya membolehkannya, dalam
the offences established in hal Negara Pihak itu menggunakan
accordance with this Convention to be Konvensi ini sebagai dasar untuk
a political offence. ekstradisi, tidak boleh
memperlakukan kejahatan menurut
Konvensi ini sebagai kejahatan politik.

5. If a State Party that makes extradition 5. Jika Negara Pihak yang


conditional on the existence of a mempersyaratkan ekstradisi pada
treaty receives a request for adanya perjanjian menerima
extradition from another State Party permintaan ekstradisi dari Negara
with which it has no extradition treaty, Pihak lain yang tidak mempunyai
it may consider this Convention the perjanjian ekstradisi dengan Negara
legal basis for extradition in respect of Pihak itu, maka Negara Pihak itu
any offence to which this article dapat mempertimbangkan Konvensi
applies. ini sebagai dasar hukum ekstradisi
bagi kejahatan yang dapat dikenakan
penerapan pasal ini.

6. A State Party that makes extradition 6. Negara Pihak yang mempersyaratkan


conditional on the existence of a ekstradisi pada adanya perjanjian
treaty shall: wajib:

(a) At the time of deposit of its (a) Pada saat penyimpanan


instrument of ratification, instrumen pengesahan,
acceptance or approval of or penerimaan atau persetujuan atau
accession to this Convention, aksesi Konvensi ini,
inform the Secretary-General of memberitahukan kepada
the United Nations whether it will Sekretaris Jenderal Perserikatan

45
take this Convention as the legal Bangsa-Bangsa apakah akan
basis for cooperation on menggunakan Konvensi ini
extradition with other States sebagai dasar hukum bagi kerja
Parties to this Convention; and sama ekstradisi dengan Negara
Pihak lain pada Konvensi ini; dan

(b) If it does not take this Convention (b) Jika Negara Pihak itu tidak
as the legal basis for cooperation menggunakan Konvensi ini
on extradition, seek, where sebagai dasar hukum bagi
appropriate, to conclude treaties kerjasama ekstradisi,
on extradition with other States mengupayakan, sepanjang perlu,
Parties to this Convention in order untuk mengadakan perjanjian
to implement this article. ekstradisi dengan Negara Pihak
lain pada Konvensi ini untuk
melaksanakan pasal ini.

7. States Parties that do not make 7. Negara-Negara Pihak yang tidak


extradition conditional on the mempersyaratkan ekstradisi pada
existence of a treaty shall recognize adanya perjanjian wajib mengakui
offences to which this article applies kejahatan yang dapat dikenakan
as extraditable offences between penerapan pasal ini sebagai
themselves. kejahatan yang dapat diekstradisi di
antara Negara-Negara Pihak itu.

8. Extradition shall be subject to the 8. Ekstradisi tunduk pada syarat-syarat


conditions provided for by the yang ditetapkan dalam hukum
domestic law of the requested State nasional Negara Pihak yang diminta
Party or by applicable extradition atau dalam perjanjian ekstradisi yang
treaties, including, inter alia, berlaku, termasuk antara lain,
conditions in relation to the minimum persyaratan yang terkait dengan
penalty requirement for extradition syarat hukuman minimum untuk
and the grounds upon which the ekstradisi dan alasan-alasan bagi
requested State Party may refuse Negara Pihak yang diminta untuk
extradition. menolak ekstradisi.
9. States Parties shall, subject to their 9. Negara Pihak wajib, berdasarkan
domestic law, endeavour to expedite hukum nasionalnya, berupaya untuk
extradition procedures and to simplify mempercepat prosedur ekstradisi dan
evidentiary requirements relating menyederhanakan persyaratan
thereto in respect of any offence to pembuktian yang berkaitan dengan
which this article applies. itu menyangkut kejahatan yang dapat
dikenakan penerapan pasal ini.

10. Subject to the provisions of its 10. Berdasarkan ketentuan-ketentuan


domestic law and its extradition hukum nasionalnya dan perjanjian
treaties, the requested State Party ekstradisinya, Negara Pihak yang
may, upon being satisfied that the diminta, setelah meyakini keadaan-
circumstances so warrant and are keadaan yang ada menghendaki
urgent and at the request of the demikian atau sifatnya mendesak dan
requesting State Party, take a person atas permintaan Negara Pihak yang
whose extradition is sought and who meminta, dapat mengambil orang
is present in its territory into custody yang dimintakan ekstradisi dan yang
or take other appropriate measures to berada dalam wilayahnya untuk
ensure his or her presence at ditahan atau mengambil tindakan-
extradition proceedings. tindakan yang perlu lainnya untuk
menjamin kehadirannya pada proses

46
ekstradisi.

11. A State Party in whose territory an 11. Negara Pihak yang di dalam
alleged offender is found, if it does not wilayahnya ditemukan tersangka
extradite such person in respect of an pelaku, jika Negara Pihak itu tidak
offence to which this article applies mengekstradisi orang itu untuk
solely on the ground that he or she is kejahatan yang terkena penerapan
one of its nationals, shall, at the pasal ini karena alasan bahwa orang
request of the State Party seeking itu adalah warga negaranya, wajib,
extradition, be obliged to submit the atas permintaan Negara Pihak yang
case without undue delay to its memohon ekstradisi, untuk
competent authorities for the purpose menyerahkan kasus itu tanpa
of prosecution. Those authorities shall penundaan yang tidak perlu kepada
take their decision and conduct their pejabat berwenangnya untuk
proceedings in the same manner as dilakukan penuntutan. Pejabat yang
in the case of any other offence of a berwenang itu wajib mengambil
grave nature under the domestic law putusan dan melaksanakan proses
of that State Party. The States Parties dengan cara yang sama seperti untuk
concerned shall cooperate with each kasus lain yang berat menurut hukum
other, in particular on procedural and nasional Negara Pihak itu. Negara-
evidentiary aspects, to ensure the Negara Pihak yang bersangkutan
efficiency of such prosecution. wajib saling bekerja sama, khususnya
menyangkut aspek prosedur dan
pembuktian, untuk menjamin efisiensi
penuntutan tersebut.

12. Whenever a State Party is permitted 12. Jika suatu Negara Pihak dibolehkan
under its domestic law to extradite or oleh hukum nasionalnya untuk
otherwise surrender one of its mengekstradisi atau menyerahkan
nationals only upon the condition that warga negaranya dengan syarat
the person will be returned to that bahwa orang itu akan dikembalikan
State Party to serve the sentence ke Negara Pihak itu untuk menjalani
imposed as a result of the trial or hukuman yang dijatuhkan sebagai
proceedings for which the extradition akibat pengadilan atau proses hukum
or surrender of the person was sought yang menjadi dasar permintaan
and that State Party and the State ekstradisi atau pemindahan orang itu
Party seeking the extradition of the dan Negara Pihak itu serta Negara
person agree with this option and Pihak yang memohon ekstradisi
other terms that they may deem menyetujui opsi ini dan syarat-syarat
appropriate, such conditional lain yang dianggap layak, maka
extradition or surrender shall be ekstradisi atau penyerahan bersyarat
sufficient to discharge the obligation itu sudah cukup untuk melepaskan
set forth in paragraph 11 of this kewajiban sebagaimana dimaksud
article. pada ayat 11.

13. If extradition, sought for purposes of 13. Jika ekstradisi, yang diminta dalam
enforcing a sentence, is refused rangka melaksanakan suatu
because the person sought is a hukuman, ditolak karena orang yang
national of the requested State Party, diminta adalah warga negara Negara
the requested State Party shall, if its Pihak yang diminta, maka Negara
domestic law so permits and in Pihak yang diminta, jika hukum
conformity with the requirements of nasionalnya membolehkannya dan
such law, upon application of the berdasarkan syarat-syarat yang
requesting State Party, consider the ditetapkan dalam hukum tersebut,
enforcement of the sentence imposed atas permohonan Negara Pihak yang
under the domestic law of the meminta, wajib mempertimbangkan

47
requesting State Party or the untuk melaksanakan hukuman yang
remainder thereof. dijatuhkan berdasarkan hukum
nasional Negara Pihak yang meminta
atau sisa hukuman tersebut.

14. Any person regarding whom 14. Setiap orang yang sedang menjalani
proceedings are being carried out in proses hukum yang berkaitan dengan
connection with any of the offences to kejahatan yang dapat dikenakan
which this article applies shall be penerapan pasal ini, wajib dijamin
guaranteed fair treatment at all stages untuk diperlakukan dengan adil pada
of the proceedings, including semua tahap proses, termasuk
enjoyment of all the rights and menikmati semua hak dan jaminan
guarantees provided by the domestic yang diberikan oleh hukum nasional
law of the State Party in the territory Negara Pihak tempat orang itu
of which that person is present. berada.

15. Nothing in this Convention shall be 15. Ketentuan Konvensi ini tidak boleh
interpreted as imposing an obligation ditafsirkan sebagai memberikan
to extradite if the requested State kewajiban untuk melakukan ekstradisi
Party has substantial grounds for jika Negara Pihak yang diminta
believing that the request has been memiliki alasan-alasan yang kuat
made for the purpose of prosecuting untuk meyakini bahwa permintaan itu
or punishing a person on account of telah diajukan untuk tujuan
that person’s sex, race, religion, penuntutan atau penghukuman
nationality, ethnic origin or political seseorang berdasarkan kelamin, ras,
opinions or that compliance with the agama, kebangsaan, asal etnis atau
request would cause prejudice to that aliran politik orang itu atau bahwa
person’s position for any one of these pengabulan permintaan itu akan
reasons. membahayakan kedudukan orang itu
karena satu dari alasan-alasan
tersebut.

16. States Parties may not refuse a 16. Negara Pihak tidak boleh menolak
request for extradition on the sole permintaan ekstradisi semata-mata
ground that the offence is also karena alasan bahwa kejahatan itu
considered to involve fiscal matters. dianggap melibatkan juga masalah
perpajakan.

17. Before refusing extradition, the 17. Sebelum menolak ekstradisi, Negara
requested State Party shall, where Pihak yang diminta wajib, sepanjang
appropriate, consult with the perlu, berkonsultasi dengan Negara
requesting State Party to provide it Pihak yang meminta untuk
with ample opportunity to present its memberikan kesempatan yang cukup
opinions and to provide information kepadanya untuk menyampaikan
relevant to its allegation. pendapatnya dan memberikan
informasi yang terkait dengan
persangkaannya.

18. States Parties shall seek to conclude 18. Negara-Negara Pihak wajib
bilateral and multilateral agreements mengupayakan untuk mengadakan
or arrangements to carry out or to perjanjian atau pengaturan bilateral
enhance the effectiveness of dan multilateral untuk melaksanakan
extradition. atau meningkatkan efektivitas
ekstradisi.

48
Article 45 Pasal 45
Transfer of sentenced persons Pemindahan orang terhukum
States Parties may consider entering into Negara-Negara Pihak dapat
bilateral or multilateral agreements or mempertimbangkan untuk mengadakan
arrangements on the transfer to their perjanjian atau pengaturan bilateral atau
territory of persons sentenced to multilateral mengenai pemindahan ke
imprisonment or other forms of wilayahnya orang yang dihukum dengan
deprivation of liberty for offences pidana penjara atau dengan bentuk lain
established in accordance with this perampasan kebebasan karena
Convention in order that they may kejahatan menurut Konvensi ini agar
complete their sentences there. orang itu dapat menyelesaikan
hukumannya di sana.

Article 46 Pasal 46
Mutual legal assistance Bantuan hukum timbal-balik
1. States Parties shall afford one 1. Negara Pihak wajib saling
another the widest measure of mutual memberikan sebesar mungkin
legal assistance in investigations, bantuan hukum timbal-balik bagi
prosecutions and judicial proceedings penyidikan, penuntutan dan proses
in relation to the offences covered by pengadilan berkaitan dengan
this Convention. kejahatan menurut Konvensi ini.

2. Mutual legal assistance shall be 2. Bantuan hukum timbal-balik wajib


afforded to the fullest extent possible diberikan sebesar-besarnya
under relevant laws, treaties, berdasarkan undang-undang, traktat,
agreements and arrangements of the perjanjian dan pengaturan Negara
requested State Party with respect to Pihak yang diminta bagi penyidikan,
investigations, prosecutions and penuntutan dan proses pengadilan
judicial proceedings in relation to the yang berkaitan dengan kejahatan
offences for which a legal person may yang memungkinan
be held liable in accordance with pertanggungjawaban badan hukum
article 26 of this Convention in the sesuai dengan ketentuan pasal 26
requesting State Party. Konvensi ini di Negara Pihak yang
meminta.

3. Mutual legal assistance to be afforded 3. Bantuan hukum timbal-balik yang


in accordance with this article may be akan diberikan sesuai dengan pasal
requested for any of the following ini dapat diminta untuk tujuan-tujuan
purposes: berikut:

(a) Taking evidence or statements (a) Mengambil bukti atau pernyataan


from persons; dari orang;

(b) Effecting service of judicial (b) Menyampaikan dokumen


documents; pengadilan;

(c) Executing searches and seizures, (c) Melakukan penyelidikan dan


and freezing; penyitaan serta pembekuan;

(d) Examining objects and sites; (d) Memeriksa barang dan tempat;

(e) Providing information, evidentiary (e) Memberikan informasi, barang


items and expert evaluations; bukti dan penilaian ahli;

(f) Providing originals or certified (f) Memberikan dokumen asli atau


copies of relevant documents and salinan resminya dan catatan

49
records, including government, yang relevan, termasuk catatan
bank, financial, corporate or pemerintah, bank, keuangan,
business records; perusahaan atau usaha;

(g) Identifying or tracing proceeds of (g) Mengidentifikasi atau melacak


crime, property, instrumentalities hasil kejahatan, kekayaan, sarana
or other things for evidentiary atau hal lain untuk tujuan
purposes; pembuktian;

(h) Facilitating the voluntary (h) Memfasilitasi kehadiran orang


appearance of persons in the secara sukarela di Negara Pihak
requesting State Party; yang meminta;

(i) Any other type of assistance that (i) Bantuan lain yang tidak
is not contrary to the domestic law bertentangan dengan hukum
of the requested State Party; nasional Negara Pihak yang
diminta;

(j) Identifying, freezing and tracing (j) Mengidentifikasi, membekukan


proceeds of crime in accordance dan melacak hasil kejahatan
with the provisions of chapter V of sesuai dengan ketentuan-
this Convention; ketentuan Bab V Konvensi ini.

(k) The recovery of assets, in (k) Mengembalikan aset, sesuai


accordance with the provisions of dengan ketentuan-ketentuan Bab
chapter V of this Convention. V Konvensi ini.

4. Without prejudice to domestic law, the 4. Tanpa mengurangi hukum nasional,


competent authorities of a State Party pejabat berwenang suatu Negara
may, without prior request, transmit Pihak dapat, tanpa permintaan lebih
information relating to criminal dahulu, menyampaikan informasi
matters to a competent authority in yang berkaitan dengan masalah-
another State Party where they masalah pidana kepada pejabat
believe that such information could berwenang di Negara Pihak lain yang
assist the authority in undertaking or meyakini bahwa informasi itu dapat
successfully concluding inquiries and membantu untuk melakukan atau
criminal proceedings or could result in menuntaskan penyelidikan dan
a request formulated by the latter proses pidana atau dapat
State Party pursuant to this menghasilkan permintaan yang
Convention. dirumuskan oleh Negara Pihak lain itu
sesuai dengan Konvensi ini.

5. The transmission of information 5. Penyampaian informasi berdasarkan


pursuant to paragraph 4 of this article ketentuan ayat 4 tidak boleh
shall be without prejudice to inquiries mengurangi penyelidikan dan proses
and criminal proceedings in the State pidana di Negara dari pejabat
of the competent authorities providing berwenang yang memberikan
the information. The competent informasi. Pejabat berwenang yang
authorities receiving the information menerima informasi wajib mematuhi
shall comply with a request that said permintaan agar informasi itu
information remain confidential, even dirahasiakan, meski untuk sementara
temporarily, or with restrictions on its waktu, atau digunakan dengan
use. However, this shall not prevent pembatasan-pembatasan tertentu.
the receiving State Party from Namun demikian, hal ini tidak
disclosing in its proceedings menghalangi Negara Pihak yang
information that is exculpatory to an menerima untuk di dalam proses
accused person. In such a case, the hukumnya mengungkapkan informasi

50
receiving State Party shall notify the yang membebaskan kepada seorang
transmitting State Party prior to the terdakwa. Dalam hal demikian,
disclosure and, if so requested, Negara Pihak yang menerima wajib,
consult with the transmitting State sebelum informasi diungkapkan,
Party. If, in an exceptional case, memberitahu kepada Negara Pihak
advance notice is not possible, the yang menyampaikan dan, jika
receiving State Party shall inform the diminta, berkonsultasi dengan Negara
transmitting State Party of the Pihak yang menyampaikan. Jika
disclosure without delay. dalam keadaan luar biasa
pemberitahuan di muka itu tidak
memungkinkan, Negara Pihak yang
menerima wajib dengan segera
menginformasikan kepada Negara
Pihak yang menyampaikan mengenai
pengungkapan itu.

6. The provisions of this article shall not 6. Ketentuan pasal ini tidak
affect the obligations under any other mempengaruhi kewajiban dalam
treaty, bilateral or multilateral, that traktat bilateral atau multilateral yang
governs or will govern, in whole or in mengatur atau akan mengatur,
part, mutual legal assistance. seluruhnya atau sebagiannya,
mengenai bantuan hukum timbal-
balik.

7. Paragraphs 9 to 29 of this article shall 7. Ketentuan ayat 9 sampai ayat 29


apply to requests made pursuant to berlaku bagi permintaan yang
this article if the States Parties in diajukan berdasarkan pasal ini jika
question are not bound by a treaty of Negara-Negara Pihak yang
mutual legal assistance. If those bersangkutan tidak terikat oleh traktat
States Parties are bound by such a mengenai bantuan hukum timbal-
treaty, the corresponding provisions balik. Jika Negara-Negara Pihak
of that treaty shall apply unless the terikat oleh traktat sedemikian,
States Parties agree to apply ketentuan-ketentuan yang
paragraphs 9 to 29 of this article in bersangkutan dalam traktat itu
lieu thereof. States Parties are berlaku kecuali Negara Pihak setuju
strongly encouraged to apply those untuk menerapkan ketentuan ayat 9
paragraphs if they facilitate sampai ayat 29 sebagai
cooperation. penggantinya. Negara-Negara Pihak
sangat didorong untuk menerapkan
ketentuan ayat-ayat tersebut jika
mereka memfasilitasi kerjasama.

8. States Parties shall not decline to 8. Negara Pihak tidak boleh menolak
render mutual legal assistance untuk memberikan bantuan hukum
pursuant to this article on the ground timbal-balik berdasarkan pasal ini
of bank secrecy. dengan alasan kerahasiaan bank.

9. (a) A requested State Party, in 9. (a)Dalam menanggapi permintaan


responding to a request for bantuan menurut pasal ini jika tidak
assistance pursuant to this article ada kriminalitas ganda, Negara Pihak
in the absence of dual criminality, yang diminta wajib
shall take into account the mempertimbangkan tujuan Konvensi
purposes of this Convention, as ini sebagaimana dimaksud dalam
set forth in article 1; pasal 1;

(b) States Parties may decline to (b) Negara Pihak dapat menolak
render assistance pursuant to this memberikan bantuan menurut

51
article on the ground of absence pasal ini dengan alasan tidak
of dual criminality. However, a ada kriminalitas ganda. Namun
requested State Party shall, where demikian, Negara Pihak yang
consistent with the basic concepts diminta wajib, sepanjang sesuai
of its legal system, render dengan konsep dasar sistem
assistance that does not involve hukumnya, memberikan bantuan
coercive action. Such assistance yang tidak melibatkan tindakan
may be refused when requests yang bersifat paksaan. Bantuan
involve matters of a de minimis tersebut dapat ditolak jika
nature or matters for which the permintaan melibatkan masalah-
cooperation or assistance sought masalah yang bersifat de
is available under other provisions minimis atau masalah-masalah
of this Convention; yang pemberian kerjasama atau
bantuannya diatur menurut
ketentuan lain dalam Konvensi
ini;

(c) Each State Party may consider (c) Negara Pihak dapat
adopting such measures as may mempertimbangkan untuk
be necessary to enable it to mengambil tindakan-tindakan
provide a wider scope of yang perlu untuk memungkinkan
assistance pursuant to this article pemberian bantuan menurut
in the absence of dual criminality. pasal ini dengan lingkup yang
lebih luas jika tidak ada
kriminalitas ganda.

10. A person who is being detained or is 10. Seseorang yang sedang ditahan atau
serving a sentence in the territory of sedang menjalani hukuman di wilayah
one State Party whose presence in suatu Negara Pihak tetapi dibutuhkan
another State Party is requested for kehadirannya di Negara Pihak lain
purposes of identification, testimony untuk tujuan identifikasi, kesaksian
or otherwise providing assistance in atau memberikan bantuan untuk
obtaining evidence for investigations, memperoleh bukti bagi penyidikan,
prosecutions or judicial proceedings penuntutan atau proses pengadilan
in relation to offences covered by this yang berkaitan dengan kejahatan
Convention may be transferred if the menurut Konvensi ini dapat
following conditions are met: dipindahkan jika syarat-syarat berikut
dipenuhi:

(a) The person freely gives his or her (a) Orang tersebut secara sukarela
informed consent; memberikan persetujuannya;

(b) The competent authorities of both (b) Pejabat berwenang kedua Negara
States Parties agree, subject to Pihak setuju, dengan syarat-
such conditions as those States syarat yang dianggap layak oleh
Parties may deem appropriate. Negara-Negara Pihak itu.

11. For the purposes of paragraph 10 of 11. Untuk tujuan ayat 10 :


this article:
(a) The State Party to which the (a) Negara Pihak yang meminta
person is transferred shall have pemindahan memiliki
the authority and obligation to kewenangan dan kewajiban untuk
keep the person transferred in menahan orang yang
custody, unless otherwise dipindahkan, kecuali diminta lain
requested or authorized by the atau diberi kewenangan lain oleh

52
State Party from which the person Negara Pihak yang
was transferred; memindahkan;

(b) The State Party to which the (b) Negara Pihak yang meminta
person is transferred shall without pemindahan wajib dengan segera
delay implement its obligation to melaksanakan kewajiban
return the person to the custody of mengembalikan orang itu ke
the State Party from which the dalam tahanan Negara Pihak
person was transferred as agreed yang memindahkan sebagaimana
beforehand, or as otherwise disepakati sebelumnya, atau
agreed, by the competent sebagaimana disepakati lain, oleh
authorities of both States Parties; pejabat berwenang kedua Negara
Pihak;

(c) The State Party to which the (c) Negara Pihak yang meminta
person is transferred shall not pemindahan tidak boleh
require the State Party from which mewajibkan Negara Pihak yang
the person was transferred to memindahkan untuk melakukan
initiate extradition proceedings for proses ekstradisi bagi
the return of the person; pengembalian orang itu;

(d) The person transferred shall (d) Orang yang dipindahkan akan
receive credit for service of the menerima pengurangan hukuman
sentence being served in the yang dijalani di Negara yang
State from which he or she was memindahkannya untuk waktu
transferred for time spent in the yang dijalaninya selama ia ditahan
custody of the State Party to di Negara Pihak yang meminta
which he or she was transferred. pemindahan;

12. Unless the State Party from which a 12. Jika tidak disetujui oleh Negara Pihak
person is to be transferred in yang memindahkan orang menurut
accordance with paragraphs 10 and ketentuan ayat 10 dan ayat 11, maka
11 of this article so agrees, that orang itu, apa pun
person, whatever his or her kewarganegaraannya, tidak boleh
nationality, shall not be prosecuted, dituntut, ditahan, dihukum atau
detained, punished or subjected to dikenakan pembatasan apapun
any other restriction of his or her terhadap kebebasan pribadinya
personal liberty in the territory of the dalam wilayah Negara yang meminta
State to which that person is pemindahan berkenaan dengan
transferred in respect of acts, perbuatan, kelalaian atau
omissions or convictions prior to his penghukuman sebelum
or her departure from the territory of keberangkatannya dari wilayah
the State from which he or she was Negara yang memindahkannya.
transferred.
13. Each State Party shall designate a 13. Negara Pihak wajib menunjuk badan
central authority that shall have the pusat yang bertanggungjawab dan
responsibility and power to receive berwenang menerima permintaan
requests for mutual legal assistance bantuan hukum timbal-balik dan
and either to execute them or to entah melaksanakannya entah
transmit them to the competent meneruskannya kepada badan
authorities for execution. Where a berwenang untuk dilaksanakan.
State Party has a special region or Dalam hal Negara Pihak mempunyai
territory with a separate system of daerah atau wilayah khusus dengan
mutual legal assistance, it may sistem bantuan hukum timbal-balik
designate a distinct central authority yang berbeda, Negara Pihak dapat
that shall have the same function for menunjuk badan pusat tersendiri

53
that region or territory. Central yang memiliki fungsi yang sama untuk
authorities shall ensure the speedy daerah atau wilayah itu. Badan pusat
and proper execution or transmission wajib mengusahakan pelaksanaan
of the requests received. Where the dan penyampaian secara cepat dan
central authority transmits the request benar setiap permintaan yang
to a competent authority for diterima. Dalam hal badan pusat
execution, it shall encourage the meneruskan permintaan itu kepada
speedy and proper execution of the pejabat yang berwenang untuk
request by the competent authority. dilaksanakan, badan pusat itu wajib
The Secretary-General of the United mendorong agar permintaan itu
Nations shall be notified of the central dilaksanakan secara cepat dan benar
authority designated for this purpose oleh badan berwenang. Sekretaris
at the time each State Party deposits Jenderal Perserikatan Bangsa-
its instrument of ratification, Bangsa wajib diberitahu mengenai
acceptance or approval of or badan pusat yang ditunjuk untuk
accession to this Convention. tujuan ini pada saat Negara Pihak
Requests for mutual legal assistance menyerahkan instrumen pengesahan,
and any communication related penerimaan atau persetujuan atas
thereto shall be transmitted to the atau aksesi pada Konvensi ini.
central authorities designated by the Permintaan bantuan hukum timbal-
States Parties. This requirement shall balik dan komunikasi yang berkaitan
be without prejudice to the right of a dengan hal itu wajib disampaikan
State Party to require that such kepada badan pusat yang ditunjuk
requests and communications be oleh Negara Pihak. Kewajiban ini
addressed to it through diplomatic tidak mengurangi hak Negara Pihak
channels and, in urgent untuk meminta agar permintaan dan
circumstances, where the States komunikasi itu ditujukan kepadanya
Parties agree, through the melalui saluran diplomatik dan, untuk
International Criminal Police situasi yang mendesak, yang disetujui
Organization, if possible. oleh Negara-Negara Pihak, melalui
Organisasi Polisi Kriminal
Internasional, jika mungkin.

14. Requests shall be made in writing or, 14. Permintaan harus diajukan secara
where possible, by any means tertulis atau, jika memungkinkan,
capable of producing a written record, dengan cara yang dapat
in a language acceptable to the menghasilkan catatan tertulis, dalam
requested State Party, under bahasa yang dapat diterima oleh
conditions allowing that State Party to Negara Pihak yang diminta, dengan
establish authenticity. The Secretary- syarat-syarat yang membolehkan
General of the United Nations shall be Negara Pihak itu untuk memeriksa
notified of the language or languages otensititas. Sekretaris Jenderal
acceptable to each State Party at the Perserikatan Bangsa-Bangsa wajib
time it deposits its instrument of diberitahu mengenai bahasa atau
ratification, acceptance or approval of bahasa-bahasa yang dapat diterima
or accession to this Convention. In oleh setiap Negara Pihak pada saat
urgent circumstances and where menyerahkan instrumen pengesahan,
agreed by the States Parties, penerimaan atau persetujuan atas
requests may be made orally but shall atau aksesi pada Konvensi ini. Untuk
be confirmed in writing forthwith. situasi yang mendesak dan jika
disetujui oleh Negara-Negara Pihak,
permintaan dapat diajukan secara
lisan tetapi harus selanjutnya
dikonfirmasikan secara tertulis.

15. A request for mutual legal assistance 15. Permintaan bantuan hukum timbal-

54
shall contain: balik harus memuat:

(a) The identity of the authority (a) Identitas pejabat yang


making the request; mengajukan permintaan;

(b) The subject matter and nature of (b) Masalah pokok dan sifat
the investigation, prosecution or penyidikan, penuntutan atau
judicial proceeding to which the proses pengadilan yang berkaitan
request relates and the name and dengan permintaan tersebut serta
functions of the authority nama dan fungsi dari pejabat
conducting the investigation, yang melakukan penyidikan,
prosecution or judicial proceeding; penuntutan atau proses
pengadilan;

(c) A summary of the relevant facts, (c) Ringkasan fakta yang relevan,
except in relation to requests for kecuali yang berkaitan dengan
the purpose of service of judicial permintaan untuk tujuan
documents; penyampaian dokumen-dokumen
pengadilan;

(d) A description of the assistance (d) Uraian tentang bantuan yang


sought and details of any diminta dan rincian tentang
particular procedure that the prosedur tertentu yang oleh
requesting State Party wishes to Negara Pihak yang meminta
be followed; dikehendaki untuk diikuti;

(e) Where possible, the identity, (e) Sepanjang memungkinkan,


location and nationality of any identitas, lokasi, dan
person concerned; and kewarganegaraan orang yang
bersangkutan; dan

(f) The purpose for which the (f) Tujuan dari permintaan alat bukti,
evidence, information or action is informasi atau tindakan.
sought.
16. The requested State Party may 16. Negara Pihak yang diminta dapat
request additional information when it meminta informasi tambahan jika
appears necessary for the execution dirasa perlu untuk melaksanakan
of the request in accordance with its permintaan itu sesuai dengan hukum
domestic law or when it can facilitate nasionalnya atau jika hal itu dapat
such execution. memudahkan pelaksanaannya.

17. A request shall be executed in 17. Permintaan wajib dilaksanakan


accordance with the domestic law of sesuai dengan hukum nasional
the requested State Party and, to the Negara Pihak yang diminta dan,
extent not contrary to the domestic sepanjang tidak bertentangan dengan
law of the requested State Party and hukum nasional Negara Pihak yang
where possible, in accordance with diminta dan jika memungkinkan,
the procedures specified in the sesuai dengan prosedur yang disebut
request. dalam permintaan itu.

18. Wherever possible and consistent 18. Sepanjang memungkinkan dan


with fundamental principles of sesuai dengan prinsip-prinsip dasar
domestic law, when an individual is in hukum nasional, jika seseorang
the territory of a State Party and has berada di wilayah suatu Negara Pihak
to be heard as a witness or expert by dan harus didengar sebagai saksi
the judicial authorities of another atau ahli oleh pejabat pengadilan
State Party, the first State Party may, Negara Pihak lain, maka Negara

55
at the request of the other, permit the Pihak yang pertama dapat, atas
hearing to take place by video permintaan pihak lainnya,
conference if it is not possible or mengizinkan sidang dilakukan
desirable for the individual in question dengan video conference jika tidak
to appear in person in the territory of mungkin atau tidak dikehendaki
the requesting State Party. States bahwa orang yang bersangkutan
Parties may agree that the hearing hadir langsung di wilayah Negara
shall be conducted by a judicial Pihak yang meminta. Negara-Negara
authority of the requesting State Party Pihak dapat menyepakati bahwa
and attended by a judicial authority of sidang itu dilaksanakan oleh pejabat
the requested State Party. pengadilan Negara Pihak yang
meminta dan dihadiri oleh pejabat
pengadilan Negara Pihak yang
diminta.

19. The requesting State Party shall not 19. Negara Pihak yang meminta tidak
transmit or use information or boleh menyampaikan atau
evidence furnished by the requested menggunakan informasi atau bukti
State Party for investigations, yang diberikan oleh Negara Pihak
prosecutions or judicial proceedings yang diminta bagi penyelidikan,
other than those stated in the request penuntutan atau proses pengadilan
without the prior consent of the yang lain daripada yang dinyatakan
requested State Party. Nothing in this dalam permintaan tanpa persetujuan
paragraph shall prevent the lebih dahulu Negara Pihak yang
requesting State Party from disclosing diminta. Ketentuan ayat ini tidak
in its proceedings information or menghalangi Negara Pihak yang
evidence that is exculpatory to an meminta untuk mengungkapkan
accused person. In the latter case, kepada terdakwa di dalam proses
the requesting State Party shall notify hukumnya informasi atau bukti yang
the requested State Party prior to the bersifat membebaskan. Dalam hal
disclosure and, if so requested, terakhir ini, Negara Pihak yang
consult with the requested State meminta wajib memberitahukan
Party. If, in an exceptional case, kepada Negara Pihak yang diminta
advance notice is not possible, the sebelum pengungkapan dilakukan
requesting State Party shall inform dan, jika diminta, berkonsultasi
the requested State Party of the dengan Negara Pihak yang diminta.
disclosure without delay. Jika dalam keadaan tertentu
pemberitahuan lebih dulu itu tidak
mungkin dilakukan, Negara Pihak
yang meminta wajib dengan segera
memberitahukan pengungkapan itu
kepada Negara Pihak yang diminta.

20. The requesting State Party may 20. Negara Pihak yang meminta dapat
require that the requested State Party mempersyaratkan Negara Pihak yang
keep confidential the fact and diminta agar menjaga kerahasiaan
substance of the request, except to fakta dan isi permintaan, kecuali
the extent necessary to execute the sepanjang yang diperlukan untuk
request. If the requested State Party melaksanakan permintaan itu. Jika
cannot comply with the requirement of Negara Pihak yang diminta tidak
confidentiality, it shall promptly inform dapat memenuhi persyaratan
the requesting State Party. kerahasiaan, Negara Pihak itu wajib
dengan segera memberitahukan hal
itu kepada Negara Pihak yang
meminta.

56
21. Mutual legal assistance may be 21. Bantuan hukum timbal-balik dapat
refused: ditolak :

(a) If the request is not made in (a) Jika permintaan itu diajukan tidak
conformity with the provisions of sesuai dengan ketentuan pasal
this article; ini;

(b) If the requested State Party (b) Jika Negara Pihak yang diminta
considers that execution of the berpendapat bahwa pelaksanaan
request is likely to prejudice its permintaan itu akan merugikan
sovereignty, security, ordre public kedaulatan, keamanan, ketertiban
or other essential interests; umum atau kepentingan
mendasar lainnya;

(c) If the authorities of the requested (c) Jika pejabat Negara Pihak yang
State Party would be prohibited by diminta dilarang oleh hukum
its domestic law from carrying out nasionalnya untuk melakukan
the action requested with regard tindakan yang diminta dalam
to any similar offence, had it been kaitannya dengan kejahatan yang
subject to investigation, sama, seandainya bagi kejahatan
prosecution or judicial itu dilakukan penyidikan,
proceedings under their own penuntutan atau proses
jurisdiction; pengadilan berdasarkan
yurisdiksinya sendiri;

(d) If it would be contrary to the legal (d) Jika hal itu akan bertentangan
system of the requested State dengan sistem hukum Negara
Party relating to mutual legal Pihak yang diminta dalam
assistance for the request to be kaitannya dengan bantuan hukum
granted. timbal-balik bagi permintaan yang
akan dikabulkan.

22. States Parties may not refuse a 22. Negara Pihak tidak boleh menolak
request for mutual legal assistance on permintaan bantuan hukum timbal-
the sole ground that the offence is balik semata-mata karena alasan
also considered to involve fiscal bahwa kejahatan itu dianggap
matters. melibatkan juga masalah-masalah
perpajakan.

23. Reasons shall be given for any 23. Alasan-alasan harus diberikan untuk
refusal of mutual legal assistance. penolakan bantuan hukum timbal-
balik.

24. The requested State Party shall 24. Negara Pihak yang diminta wajib
execute the request for mutual legal sesegera mungkin melaksanakan
assistance as soon as possible and permintaan bantuan hukum timbal-
shall take as full account as possible balik dan wajib sedapat mungkin
of any deadlines suggested by the memenuhi tenggat waktu yang
requesting State Party and for which disarankan oleh Negara Pihak yang
reasons are given, preferably in the meminta dan alasan-alasan untuk itu
request. The requesting State Party wajib diberikan, lebih disukai jika
may make reasonable requests for dicantumkan di dalam permintaan itu.
information on the status and Negara Pihak yang meminta dapat
progress of measures taken by the meminta informasi tentang status dan
requested State Party to satisfy its perkembangan tindakan yang diambil
request. The requested State Party oleh Negara Pihak yang diminta untuk
shall respond to reasonable requests memenuhi permintaannya. Negara

57
by the requesting State Party on the Pihak yang diminta wajib menanggapi
status, and progress in its handling, of permintaan yang wajar dari Negara
the request. The requesting State Pihak yang meminta mengenai status
Party shall promptly inform the dan perkembangan penanganan
requested State Party when the permintaan itu. Negara Pihak yang
assistance sought is no longer meminta wajib dengan segera
required. menginformasikan kepada Negara
Pihak yang diminta jika bantuan yang
diminta tidak lagi diperlukan.

25. Mutual legal assistance may be 25. Bantuan hukum timbal-balik dapat
postponed by the requested State ditunda oleh Negara Pihak yang
Party on the ground that it interferes diminta dengan alasan bahwa hal itu
with an ongoing investigation, mencampuri penyidikan, penuntutan
prosecution or judicial proceeding. atau proses yang sedang berjalan.

26. Before refusing a request pursuant to 26. Sebelum menolak suatu permintaan
paragraph 21 of this article or menurut berdasarkan ketentuan ayat
postponing its execution pursuant to 21 atau menunda pelaksanaannya
paragraph 25 of this article, the berdasarkan ketentuan ayat 25,
requested State Party shall consult Negara Pihak yang diminta wajib
with the requesting State Party to berkonsultasi dengan Negara Pihak
consider whether assistance may be yang meminta untuk
granted subject to such terms and mempertimbangkan apakah bantuan
conditions as it deems necessary. If dapat diberikan sesuai dengan
the requesting State Party accepts ketentuan-ketentuan dan syarat-
assistance subject to those syarat yang dianggapnya perlu. Jika
conditions, it shall comply with the Negara Pihak yang meminta
conditions. menerima bantuan sesuai dengan
syarat-syarat itu, ia wajib mematuhi
syarat-syarat tersebut.

27. Without prejudice to the application of 27. Tanpa mengurangi penerapan


paragraph 12 of this article, a witness, ketentuan ayat 12, seorang saksi, ahli
expert or other person who, at the atau orang lain yang, atas permintaan
request of the requesting State Party, Negara Pihak yang meminta, setuju
consents to give evidence in a untuk memberikan bukti dalam suatu
proceeding or to assist in an proses hukum atau untuk membantu
investigation, prosecution or judicial suatu penyidikan, penuntutan atau
proceeding in the territory of the proses pengadilan di dalam wilayah
requesting State Party shall not be Negara Pihak yang meminta tidak
prosecuted, detained, punished or boleh dituntut, ditahan, dihukum atau
subjected to any other restriction of dikenakan pembatasan lain atas
his or her personal liberty in that kebebasan pribadinya di wilayah itu
territory in respect of acts, omissions berkenaan dengan perbuatan,
or convictions prior to his or her kelalaian atau penghukuman sebelum
departure from the territory of the keberangkatannya dari wilayah
requested State Party. Such safe Negara Pihak yang diminta. Jaminan
conduct shall cease when the keamanan itu berakhir ketika saksi,
witness, expert or other person ahli atau orang lain itu, setelah jangka
having had, for a period of fifteen waktu limabelas hari berturut-turut
consecutive days or for any period atau jangka waktu lain yang
agreed upon by the States Parties disepakati Negara-Negara Pihak
from the date on which he or she has sejak tanggal ketika kepadanya
been officially informed that his or her secara resmi diberitahukan bahwa
presence is no longer required by the kehadirannya tidak lagi diperlukan

58
judicial authorities, an opportunity of oleh pejabat pengadilan, diberikan
leaving, has nevertheless remained kesempatan pergi, akan tetapi ia
voluntarily in the territory of the tetap tinggal secara sukarela di
requesting State Party or, having left wilayah Negara Pihak yang meminta,
it, has returned of his or her own free atau, setelah meninggalkan negara
will. itu, kembali lagi atas kemauannya
sendiri.

28. The ordinary costs of executing a 28. Biaya-biaya yang biasa untuk
request shall be borne by the memenuhi permintaan wajib dibayar
requested State Party, unless oleh Negara Pihak yang meminta,
otherwise agreed by the States kecuali disepakati lain oleh Negara-
Parties concerned. If expenses of a Negara Pihak yang bersangkutan.
substantial or extraordinary nature are Jika diperlukan atau akan diperlukan
or will be required to fulfil the request, pengeluaran-pengeluaran yang besar
the States Parties shall consult to atau luar biasa untuk memenuhi
determine the terms and conditions permintaan itu, Negara-Negara Pihak
under which the request will be wajib berkonsultasi untuk
executed, as well as the manner in menentukan syarat-syarat bagi
which the costs shall be borne. pemenuhan permintaan, serta
bagaimana biaya-biaya itu akan
ditanggung.

29. The requested State Party: 29. Negara Pihak yang diminta:

(a) Shall provide to the requesting (a) Wajib memberikan kepada


State Party copies of government Negara Pihak yang meminta,
records, documents or information salinan dari catatan, dokumen
in its possession that under its atau informasi kepemerintahan
domestic law are available to the yang dimilikinya yang menurut
general public; hukum nasionalnya terbuka untuk
masyarakat umum.

(b) May, at its discretion, provide to (b) Dapat, atas kebijakannya sendiri,
the requesting State Party in memberikan kepada Negara
whole, in part or subject to such Pihak yang meminta, seluruh,
conditions as it deems sebagian atau berdasarkan syarat
appropriate, copies of any yang dianggapnya perlu, salinan
government records, documents dari catatan, dokumen atau
or information in its possession informasi kepemerintahan yang
that under its domestic law are not dimilikinya yang menurut hukum
available to the general public. nasionalnya tidak terbuka untuk
masyarakat umum.

30. States Parties shall consider, as may 30. Negara Pihak wajib
be necessary, the possibility of mempertimbangkan, sepanjang perlu,
concluding bilateral or multilateral kemungkinan untuk mengadakan
agreements or arrangements that perjanjian atau pengaturan bilateral
would serve the purposes of, give atau multilateral untuk melaksanakan
practical effect to or enhance the maksud, menindaklanjuti atau
provisions of this article. meningkatkan ketentuan pasal ini.

Article 47 Pasal 47
Transfer of criminal proceedings Pengalihan proses pidana
States Parties shall consider the Negara Pihak wajib mempertimbangkan
possibility of transferring to one another kemungkinan mengalihkan ke Negara

59
proceedings for the prosecution of an Pihak lain proses penuntutan kejahatan
offence established in accordance with menurut Konvensi ini jika pengalihan itu
this Convention in cases where such dianggap untuk kepentingan proses
transfer is considered to be in the peradilan yang baik, khususnya dalam
interests of the proper administration of hal ada beberapa yurisdiksi yang terlibat,
justice, in particular in cases where agar perhatian dapat dipusatkan pada
several jurisdictions are involved, with a penuntutan.
view to concentrating the prosecution.

Article 48 Pasal 48
Law enforcement cooperation Kerjasama penegakan hukum
1. States Parties shall cooperate closely 1. Negara-Negara Pihak wajib saling
with one another, consistent with their bekerja sama dengn erat, sesuai
respective domestic legal and dengan sistem hukum dan
administrative systems, to enhance pemerintahan masing-masing, untuk
the effectiveness of law enforcement meningkatkan keefektivan tindakan
action to combat the offences covered penegakan hukum untuk
by this Convention. States Parties memberantas kejahatan-kejahatan
shall, in particular, take effective menurut Konvensi ini. Negara-Negara
measures: Pihak wajib, khususnya, mengambil
tindakan-tindakan yang efektif:

(a) To enhance and, where (a) Untuk meningkatkan dan,


necessary, to establish channels sepanjang perlu, untuk
of communication between their mengadakan saluran komunikasi
competent authorities, agencies antara pejabat yang berwenang,
and services in order to facilitate instansi dan dinas agar
the secure and rapid exchange of mempermudah pertukaran
information concerning all aspects informasi secara aman dan cepat
of the offences covered by this menyangkut semua aspek
Convention, including, if the kejahatan menurut Konvensi ini,
States Parties concerned deem it termasuk, jika dianggap perlu oleh
appropriate, links with other Negara Pihak yang bersangkutan,
criminal activities; kaitan dengan kegiatan kriminal
lain.

(b) To cooperate with other States (b) Untuk bekerja sama dengan
Parties in conducting inquiries Negara Pihak lain dalam
with respect to offences covered melakukan penyelidikan atas
by this Convention concerning: kejahatan menurut Konvensi ini
menyangkut:

(i) The identity, whereabouts and (i) Identitas, keberadaan dan


activities of persons suspected kegiatan orang yang
of involvement in such dicurigai terlibat dalam
offences or the location of kejahatan itu atau lokasi
other persons concerned; orang lain yang
bersangkutan;

(ii) The movement of proceeds of (ii) Pergerakan hasil kejahatan


crime or property derived from atau kekayaan yang
the commission of such berasal dari pelaksanaan
offences; kejahatan itu;

(iii) The movement of property, (iii) Pergerakan kekayaan,


equipment or other peralatan atau sarana lain

60
instrumentalities used or yang digunakan atau
intended for use in the direncanakan untuk
commission of such offences; digunakan dalam
melaksanakan kejahatan
itu;

(c) To provide, where appropriate, (c) Untuk memberikan, sepanjang


necessary items or quantities of perlu, barang atau bahan yang
substances for analytical or perlu untuk tujuan analisis atau
investigative purposes; penyidikan;

(d) To exchange, where appropriate, (d) Untuk bertukar, sepanjang perlu,


information with other States informasi dengan Negara Pihak
Parties concerning specific means lain mengenai alat dan cara yang
and methods used to commit digunakan untuk melakukan
offences covered by this kejahatan menurut Konvensi ini,
Convention, including the use of termasuk penggunaan identitas
false identities, forged, altered or palsu, dokumen palsu, yang
false documents and other means diubah, atau yang dipalsukan dan
of concealing activities; cara lain untuk menyembunyikan
kegiatan;

(e) To facilitate effective coordination (e) Untuk memfasilitasi koordinasi


between their competent yang efektif antara pejabat yang
authorities, agencies and services berwenang, instansi dan dinas
and to promote the exchange of serta untuk meningkatkan
personnel and other experts, pertukaran personil dan ahli lain,
including, subject to bilateral termasuk penempatan petugas
agreements or arrangements penghubung, dengan
between the States Parties memperhatikan perjanjian atau
concerned, the posting of liaison pengaturan bilateral antara
officers; Negara Pihak yang bersangkutan;

(f) To exchange information and (f) Untuk bertukar informasi dan


coordinate administrative and mengkoordinasikan tindakan-
other measures taken as tindakan yang diambil sepanjang
appropriate for the purpose of perlu untuk tujuan identifikasi dini
early identification of the offences kejahatan menurut Konvensi ini.
covered by this Convention.
2. With a view to giving effect to this 2. Dalam rangka melaksanakan
Convention, States Parties shall Konvensi ini, Negara-Negara Pihak
consider entering into bilateral or wajib mempertimbangkan untuk
multilateral agreements or mengadakan perjanjian atau
arrangements on direct cooperation pengaturan bilateral atau multilateral
between their law enforcement mengenai kerjasama langsung antara
agencies and, where such instansi penegakan hukum dan untuk
agreements or arrangements already menyesuaikan perjanjian atau
exist, amending them. In the absence pengaturan jika sudah ada. Jika tidak
of such agreements or arrangements ada perjanjian atau pengaturan
between the States Parties semacam itu antara Negara-Negara
concerned, the States Parties may Pihak yang bersangkutan, Negara-
consider this Convention to be the Negara Pihak itu dapat
basis for mutual law enforcement mempertimbangkan Konvensi ini
cooperation in respect of the offences sebagai dasar bagi kerja sama
covered by this Convention. penegakan hukum bersama
Whenever appropriate, States Parties berkenaan dengan kejahatan menurut

61
shall make full use of agreements or Konvensi ini. Sepanjang perlu,
arrangements, including international Negara Pihak wajib memanfaatkan
or regional organizations, to enhance secara maksimal perjanjian atau
the cooperation between their law pengaturan, termasuk organisasi
enforcement agencies. internasional atau regional, untuk
meningkatkan kerja sama antara
instansi-instansi penegakan hukum.

3. States Parties shall endeavour to 3. Negara Pihak wajib mengupayakan


cooperate within their means to untuk bekerja sama sesuai
respond to offences covered by this kemampuan masing-masing untuk
Convention committed through the mengatasi kejahatan menurut
use of modern technology. Konvensi ini yang dilakukan melalui
penggunaan teknologi modern.

Article 49 Pasal 49
Joint investigations Penyidikan bersama
States Parties shall consider concluding Negara Pihak wajib mempertimbangkan
bilateral or multilateral agreements or untuk mengadakan perjanjian atau
arrangements whereby, in relation to pengaturan bilateral atau multilateral
matters that are the subject of yang, dalam kaitan dengan masalah
investigations, prosecutions or judicial yang menjadi pokok penyidikan,
proceedings in one or more States, the penuntutan atau proses pengadilan di
competent authorities concerned may satu atau lebih Negara, dapat digunakan
establish joint investigative bodies. In the oleh pejabat berwenang yang
absence of such agreements or bersangkutan untuk mengadakan
arrangements, joint investigations may be penyidikan bersama. Jika perjanjian atau
undertaken by agreement on a case-by- pengaturan semacam itu tidak ada,
case basis. The States Parties involved penyidikan bersama dapat dilakukan
shall ensure that the sovereignty of the dengan perjanjian atas dasar kasus per
State Party in whose territory such kasus. Negara Pihak yang terlibat wajib
investigation is to take place is fully mengusahakan agar kedaulatan Negara
respected. Pihak yang di wilayahnya dilakukan
penyidikan semacam itu dihormati
sepenuhnya.

Article 50 Pasal 50
Special investigative techniques Teknik penyidikan khusus
1. In order to combat corruption 1. Untuk memberantas korupsi secara
effectively, each State Party shall, to efektif, Negara Pihak wajib,
the extent permitted by the basic sepanjang dimungkinkan oleh prinsip-
principles of its domestic legal system prinsip dasar sistem hukum
and in accordance with the conditions nasionalnya dan berdasarkan syarat-
prescribed by its domestic law, take syarat yang ditetapkan oleh hukum
such measures as may be necessary, nasionalnya, mengambil tindakan-
within its means, to allow for the tindakan yang perlu, sesuai
appropriate use by its competent kemampuannya, untuk mengizinkan
authorities of controlled delivery and, pejabat berwenangnya menggunakan
where it deems appropriate, other penyerahan terkendali dan,
special investigative techniques, such sepanjang dianggap layak, teknik-
as electronic or other forms of teknik penyidikan khusus lain, seperti
surveillance and undercover pengintaian elektronik atau bentuk
operations, within its territory, and to lain pengintaian atau operasi rahasia,
allow for the admissibility in court of di dalam wilayahnya, dan untuk
memungkinkan agar bukti yang

62
evidence derived therefrom. diperoleh dari kegiatan itu diterima
oleh pengadilan.

2. For the purpose of investigating the 2. Untuk tujuan penyidikan kejahatan


offences covered by this Convention, menurut Konvensi ini, Negara Pihak
States Parties are encouraged to dianjurkan untuk mengadakan, jika
conclude, when necessary, perlu, perjanjian atau pengaturan
appropriate bilateral or multilateral bilateral atau multilateral yang sesuai
agreements or arrangements for untuk menggunakan teknik
using such special investigative penyidikan khusus itu dalam rangka
techniques in the context of kerjasama di tingkat internasional.
cooperation at the international level. Perjanjian atau pengaturan itu wajib
Such agreements or arrangements diadakan dan dilaksanakan dengan
shall be concluded and implemented mematuhi sepenuhnya prinsip
in full compliance with the principle of kesetaraan kedaulatan Negara dan
sovereign equality of States and shall wajib dilaksanakan dengan mengikuti
be carried out strictly in accordance secara ketat ketentuan-ketentuan
with the terms of those agreements or yang terdapat dalam perjanjian atau
arrangements. pengaturan itu.

3. In the absence of an agreement or 3. Dalam hal perjanjian atau pengaturan


arrangement as set forth in paragraph sebagaimana dimaksud pada ayat 2
2 of this article, decisions to use such tidak ada, keputusan untuk
special investigative techniques at the menggunakan teknik penyidikan
international level shall be made on a khusus itu di tingkat internasional
case-by-case basis and may, when wajib dilakukan atas dasar kasus per
necessary, take into consideration kasus dan dapat, jika perlu,
financial arrangements and memperhatikan pengaturan dan
understandings with respect to the akibat keuangan berkenaan dengan
exercise of jurisdiction by the States pelaksanaan yurisdiksi oleh Negara
Parties concerned. Pihak yang bersangkutan.

4. Decisions to use controlled delivery at 4. Keputusan untuk menggunakan


the international level may, with the penyerahan terkendali di tingkat
consent of the States Parties internasional dapat, dengan
concerned, include methods such as persetujuan Negara-Negara Pihak,
intercepting and allowing the goods or meliputi metoda seperti pencegatan
funds to continue intact or be dan pembiaran barang atau dana
removed or replaced in whole or in secara utuh atau dipindahkan atau
part. ditukar seluruhnya atau sebagiannya.

Chapter V Bab V
Asset recovery Pengembalian Aset
Article 51 Pasal 51
General provision Ketentuan umum
The return of assets pursuant to this Pengembalian aset menurut bab ini
chapter is a fundamental principle of this merupakan prinsip dasar Konvensi ini,
Convention, and States Parties shall dan Negara Pihak wajib saling
afford one another the widest measure of memberikan kerjasama dan bantuan
cooperation and assistance in this seluas mungkin untuk itu.
regard.

63
Article 52 Pasal 52
Prevention and detection of transfers Pencegahan dan Deteksi Transfer
of proceeds of crime Hasil Kejahatan
1. Without prejudice to article 14 of this 1. Tanpa mengurangi ketentuan pasal
Convention, each State Party shall 14 Konvensi ini, Negara Pihak wajib
take such measures as may be mengambil tindakan-tindakan yang
necessary, in accordance with its perlu, sesuai dengan hukum
domestic law, to require financial nasionalnya, untuk mewajibkan
institutions within its jurisdiction to lembaga keuangan dalam
verify the identity of customers, to yurisdiksinya untuk meneliti identitas
take reasonable steps to determine nasabah, untuk mengambil langkah-
the identity of beneficial owners of langkah yang wajar guna menetapkan
funds deposited into high-value identitas pemilik dari dana yang
accounts and to conduct enhanced disimpan dalam rekening yang
scrutiny of accounts sought or bernilai besar dan untuk
maintained by or on behalf of melaksanakan ketelitian ekstra atas
individuals who are, or have been, rekening yang dibuat atau dipegang
entrusted with prominent public oleh atau atas nama perorangan yang
functions and their family members dipercayakan atau telah dipercayakan
and close associates. Such enhanced pada jabatan publik yang penting dan
scrutiny shall be reasonably designed para anggota keluarga serta mitra
to detect suspicious transactions for dekatnya. Ketelitian ekstra itu harus
the purpose of reporting to competent dirancang secara memadai untuk
authorities and should not be so mendeteksi transaksi-transaksi yang
construed as to discourage or prohibit mencurigakan untuk tujuan pelaporan
financial institutions from doing kepada pejabat yang berwenang dan
business with any legitimate tidak boleh ditafsirkan sedemikian
customer. untuk mencegah atau melarang
lembaga keuangan melakukan
kegiatan usaha dengan nasabah
yang sah.

2. In order to facilitate implementation of 2. Untuk memfasilitasi pelaksanaan


the measures provided for in tindakan-tindakan sebagimana
paragraph 1 of this article, each State dimaksud pada ayat 1, Negara Pihak,
Party, in accordance with its domestic sesuai dengan hukum nasionalnya
law and inspired by relevant initiatives dan dengan mengikuti prakarsa-
of regional, interregional and prakarsa organisasi regional, antar-
multilateral organizations against regional dan multilateral yang
money-laundering, shall: bersangkutan terhadap pencucian
uang, wajib:

(a) Issue advisories regarding the (a) Mengeluarkan pedoman


types of natural or legal person to mengenai jenis orang atau badan
whose accounts financial hukum yang rekening-
institutions within its jurisdiction rekeningnya perlu diberikan
will be expected to apply ketelitian ekstra oleh lembaga
enhanced scrutiny, the types of keuangan di dalam yurisdiksinya,
accounts and transactions to jenis rekening dan transaksi yang
which to pay particular attention perlu diberikan perhatian khusus
and appropriate account-opening, serta tindakan-tindakan yang akan
maintenance and record-keeping diambil dalam pembukaan
measures to take concerning such rekening, penyimpanan dan
accounts; and pembukuan menyangkut
rekening-rekening tersebut; dan

64
(b) Where appropriate, notify financial (b) Sepanjang diperlukan,
institutions within its jurisdiction, at memberitahukan kepada lembaga
the request of another State Party keuangan di dalam yurisdiksinya,
or on its own initiative, of the atas permintaan Negara Pihak
identity of particular natural or lain atau atas prakarsanya sendiri,
legal persons to whose accounts mengenai identitas orang atau
such institutions will be expected badan hukum tertentu yang
to apply enhanced scrutiny, in rekening-rekeningnya perlu
addition to those whom the diberikan ketelitian ekstra oleh
financial institutions may lembaga tersebut, selain dari
otherwise identify. orang atau badan hukum yang
diidentifkasi oleh lembaga
keuangan.

3. In the context of paragraph 2 (a) of 3. Dalam rangka ketentuan ayat 2 (a),


this article, each State Party shall Negara Pihak wajib melaksanakan
implement measures to ensure that tindakan-tindakan untuk menjamin
its financial institutions maintain agar lembaga keuangannya
adequate records, over an menyimpan catatan yang memadai,
appropriate period of time, of selama jangka waktu yang layak,
accounts and transactions involving tentang rekening-rekening dan
the persons mentioned in paragraph 1 transaksi-transaksi yang melibatkan
of this article, which should, as a orang-orang sebagaimana dimaksud
minimum, contain information relating pada ayat 1, dan catatan itu
to the identity of the customer as well sekurang-kurangnya memuat
as, as far as possible, of the informasi yang berkaitan dengan
beneficial owner. identitas nasabah dan, sejauh
memungkinkan, identitas pemilik.

4. With the aim of preventing and 4. Untuk maksud mencegah dan


detecting transfers of proceeds of mendeteksi transfer hasil dari
offences established in accordance kejahatan menurut Konvensi ini,
with this Convention, each State Party Negara Pihak wajib melaksanakan
shall implement appropriate and tindakan-tindakan yang tepat dan
effective measures to prevent, with efektif untuk mencegah, dengan
the help of its regulatory and bantuan badan pengatur dan
oversight bodies, the establishment of pengawas, pendirian bank yang tidak
banks that have no physical presence mempunyai keberadaan fisik dan
and that are not affiliated with a yang tidak terafiliasi pada suatu
regulated financial group. Moreover, kelompok keuangan. Selain itu,
States Parties may consider requiring Negara Pihak dapat
their financial institutions to refuse to mempertimbangkan untuk
enter into or continue a correspondent mewajibkan lembaga keuangannya
banking relationship with such menolak mengadakan atau
institutions and to guard against meneruskan hubungan koresponden
establishing relations with foreign perbankan dengan lembaga
financial institutions that permit their semacam itu dan untuk menghindari
accounts to be used by banks that hubungan dengan lembaga keuangan
have no physical presence and that asing yang mengizinkan rekeningnya
are not affiliated with a regulated digunakan oleh bank yang tidak
financial group. mempunyai keberadaan fisik dan
yang tidak terafiliasi pada suatu
kelompok keuangan.

5. Each State Party shall consider 5. Negara Pihak wajib


establishing, in accordance with its mempertimbangkan untuk

65
domestic law, effective financial mengadakan, sesuai dengan hukum
disclosure systems for appropriate nasionalnya, sistem pengungkapan
public officials and shall provide for keuangan yang efektif untuk para
appropriate sanctions for non- pejabat publik yang sesuai dan wajib
compliance. Each State Party shall mengatur sanksi yang sesuai jika
also consider taking such measures tidak dipatuhi. Negara Pihak wajib
as may be necessary to permit its juga mempertimbangkan untuk
competent authorities to share that mengambil tindakan-tindakan yang
information with the competent perlu untuk mengizinkan pejabat
authorities in other States Parties berwenangnya memberikan informasi
when necessary to investigate, claim itu kepada pejabat berwenang
and recover proceeds of offences Negara Pihak yang lain jika ada
established in accordance with this keperluan untuk menyidik, menuntut
Convention. dan mengembalikan hasil dari
kejahatan menurut Konvensi ini.

6. Each State Party shall consider taking 6. Negara Pihak wajib


such measures as may be necessary, mempertimbangkan untuk mengambil
in accordance with its domestic law, tindakan-tindakan yang perlu, sesuai
to require appropriate public officials dengan hukum nasionalnya, untuk
having an interest in or signature or mewajibkan para pejabat publik yang
other authority over a financial sesuai yang mempunyai kepentingan
account in a foreign country to report dalam atau tandatangan atau
that relationship to appropriate kewenangan lain atas suatu rekening
authorities and to maintain di negara asing untuk melaporkan
appropriate records related to such hubungan itu kepada pejabat
accounts. Such measures shall also berwenang yang sesuai dan untuk
provide for appropriate sanctions for menyimpan catatan-catatan yang
non-compliance. sesuai yang berkaitan dengan
rekening-rekening itu. Tindakan-
tindakan itu wajib juga memberikan
sanksi yang sesuai jika tidak dipatuhi.

Article 53 Pasal 53
Measures for direct recovery of Tindakan untuk pengembalian
property kekayaan secara langsung
Each State Party shall, in accordance Negara Pihak wajib, sesuai dengan
with its domestic law: hukum nasionalnya:

(a) Take such measures as may be (a) Mengambil tindakan-tindakan yang


necessary to permit another State perlu untuk mengizinkan Negara
Party to initiate civil action in its Pihak lain melakukan tindakan
courts to establish title to or perdata di pengadilannya untuk
ownership of property acquired menetapkan hak atas atau pemilikan
through the commission of an dari kekayaan yang diperoleh dari
offence established in accordance pelaksanaan kejahatan menurut
with this Convention; Konvensi ini;

(b) Take such measures as may be (b) Mengambil tindakan-tindakan yang


necessary to permit its courts to perlu untuk mengizinkan
order those who have committed pengadilannya memerintahkan
offences established in accordance kepada mereka yang telah melakukan
with this Convention to pay kejahatan menurut Konvensi ini untuk
compensation or damages to membayar kompensasi atau kerugian
another State Party that has been kepada Negara Pihak lain yang

66
harmed by such offences; and dirugikan oleh kejahatan itu; dan

(c) Take such measures as may be (c) Mengambil tindakan-tindakan yang


necessary to permit its courts or perlu untuk mengizinkan pengadilan
competent authorities, when having atau badan berwenangnya, ketika
to decide on confiscation, to harus memutus tentang perampasan,
recognize another State Party’s untuk menerima klaim Negara lain
claim as a legitimate owner of sebagai pemilik sah dari kekayaan
property acquired through the yang diperoleh dari pelaksanaan
commission of an offence kejahatan menurut Konvensi ini.
established in accordance with this
Convention.

Article 54 Pasal 54
Mechanisms for recovery of property Mekanisme pengembalian kekayaan
through international cooperation in melalui kerjasama internasional untuk
confiscation perampasan
1. Each State Party, in order to provide 1. Untuk memberikan bantuan hukum
mutual legal assistance pursuant to timbal-balik menurut ketentuan pasal
article 55 of this Convention with 55 Konvensi ini menyangkut
respect to property acquired through kekayaan yang diperoleh dari atau
or involved in the commission of an yang terlibat dalam pelaksanaan
offence established in accordance kejahatan menurut Konvensi ini,
with this Convention, shall, in Negara Pihak wajib, sesuai dengan
accordance with its domestic law: hukum nasionalnya:

(a) Take such measures as may be (a) Mengambil tindakan yang perlu
necessary to permit its competent untuk mengizinkan pejabat
authorities to give effect to an berwenangnya melaksanakan
order of confiscation issued by a perintah perampasan yang
court of another State Party; dikeluarkan oleh pengadilan
Negara Pihak lain;

(b) Take such measures as may be (b) Mengambil tindakan yang perlu
necessary to permit its competent untuk mengizinkan pejabat
authorities, where they have berwenangnya, yang ada dalam
jurisdiction, to order the yurisdiksinya, memerintahkan
confiscation of such property of perampasan kekayaan yang
foreign origin by adjudication of an berasal dari luar negeri dengan
offence of money-laundering or putusan tentang kejahatan
such other offence as may be pencucian uang atau kejahatan
within its jurisdiction or by other lain yang ada dalam yurisdiksinya
procedures authorized under its atau dengan prosedur lain yang
domestic law; and dimungkinkan oleh hukum
nasionalnya; dan

(c) Consider taking such measures (c) mempertimbangkan untuk


as may be necessary to allow mengambil tindakan-tindakan
confiscation of such property yang perlu untuk memungkinkan
without a criminal conviction in perampasan kekayaan itu tanpa
cases in which the offender disertai penghukuman pidana
cannot be prosecuted by reason dalam kasus-kasus yang
of death, flight or absence or in pelakunya tidak dapat dituntut
other appropriate cases. karena meninggal dunia,
melarikan diri atau tidak
ditemukan atau dalam kasus-

67
kasus lain yang sesuai.

2. Each State Party, in order to provide 2. Untuk memberikan bantuan hukum


mutual legal assistance upon a timbal-balik atas permintaan yang
request made pursuant to paragraph diajukan menurut ketentuan ayat 2
2 of article 55 of this Convention, pasal 55 Konvensi ini, Negara Pihak
shall, in accordance with its domestic wajib, sesuai dengan hukum
law: nasionalnya:

(a) Take such measures as may be (a) mengambil tindakan-tindakan


necessary to permit its competent yang perlu untuk mengizinkan
authorities to freeze or seize pejabat berwenangnya
property upon a freezing or membekukan atau menyita
seizure order issued by a court or kekayaan berdasarkan perintah
competent authority of a pembekuan atau penyitaan yang
requesting State Party that dikeluarkan oleh pengadilan atau
provides a reasonable basis for pejabat berwenang Negara Pihak
the requested State Party to yang meminta yang memberikan
believe that there are sufficient dasar yang memadai bagi Negara
grounds for taking such actions Pihak yang diminta untuk
and that the property would meyakini bahwa terdapat alasan-
eventually be subject to an order alasan yang cukup untuk
of confiscation for purposes of mengambil tindakan-tindakan itu
paragraph 1 (a) of this article; dan bahwa kekayaan tersebut
akan pada akhirnya dikenakan
perintah perampasan untuk tujuan
ketentuan ayat 1 (a);

(b) Take such measures as may be (b) mengambil tindakan-tindakan


necessary to permit its competent yang perlu untuk mengizinkan
authorities to freeze or seize pejabat berwenangnya
property upon a request that membekukan atau menyita
provides a reasonable basis for kekayaan atas permintaan yang
the requested State Party to memberikan dasar yang memadai
believe that there are sufficient bagi Negara Pihak yang diminta
grounds for taking such actions untuk meyakini bahwa terdapat
and that the property would alasan-alasan yang cukup untuk
eventually be subject to an order mengambil tindakan-tindakaan itu
of confiscation for purposes of dan bahwa kekayaan tersebut
paragraph 1 (a) of this article; and akan pada akhirnya dikenakan
perintah perampasan untuk tujuan
ketentuan ayat 1 (a); dan

(c) Consider taking additional (c) mempertimbangkan untuk


measures to permit its competent mengambil tindakan-tindakan
authorities to preserve property for tambahan untuk mengizinkan
confiscation, such as on the basis pejabat berwenangnya menahan
of a foreign arrest or criminal kekayaan itu guna perampasan,
charge related to the acquisition of seperti atas dasar putusan negara
such property. asing atau tuduhan pidana yang
berkaitan dengan perolehan
kekayaan itu.

68
Article 55 Pasal 55
International cooperation for purposes Kerjasama internasional untuk tujuan
of confiscation perampasan
1. A State Party that has received a 1. Negara Pihak yang telah menerima
request from another State Party permintaan dari Negara Pihak lain
having jurisdiction over an offence yang mempunyai yurisdiksi atas suatu
established in accordance with this kejahatan menurut Konvensi ini untuk
Convention for confiscation of merampas hasil kejahatan, kekayaan,
proceeds of crime, property, alat atau sarana lain sebagaimana
equipment or other instrumentalities dimaksud dalam pasal 31 ayat 1
referred to in article 31, paragraph 1, Konvensi ini yang ada di wilayahnya
of this Convention situated in its wajib, sepanjang dimungkinkan dalam
territory shall, to the greatest extent sistem hukum nasionalnya:
possible within its domestic legal
system:
(a) Submit the request to its (a) menyampaikan permintaan itu
competent authorities for the kepada pejabat berwenangnya
purpose of obtaining an order of dengan tujuan untuk memperoleh
confiscation and, if such an order perintah perampasan dan untuk
is granted, give effect to it; or menindak-lanjuti, jika perintah itu
diberikan; atau

(b) Submit to its competent (b) menyampaikan kepada pejabat


authorities, with a view to giving berwenangnya, dengan tujuan
effect to it to the extent requested, untuk menindak-lanjuti, jika
an order of confiscation issued by diminta, perintah perampasan
a court in the territory of the yang dikeluarkan oleh pengadilan
requesting State Party in di wilayah Negara Pihak yang
accordance with articles 31, meminta sesuai dengan ketentuan
paragraph 1, and 54, paragraph 1 pasal 31 ayat 1 dan pasal 54 ayat
(a), of this Convention insofar as it 1 (a) Konvensi ini, sepanjang hal
relates to proceeds of crime, tersebut berkaitan dengan hasil
property, equipment or other kejahatan, kekayaan, alat atau
instrumentalities referred to in sarana lain sebagaimana
article 31, paragraph 1, situated in dimaksud dalam pasal 31 ayat 1,
the territory of the requested State yang berada di wilayah Negara
Party. Pihak yang diminta.

2. Following a request made by another 2. Setelah suatu permintaan diajukan


State Party having jurisdiction over an oleh Negara Pihak lain yang
offence established in accordance mempunyai yurisdiksi atas suatu
with this Convention, the requested kejahatan menurut Konvensi ini,
State Party shall take measures to Negara Pihak yang diminta wajib
identify, trace and freeze or seize mengambil tindakan-tindakan untuk
proceeds of crime, property, mengidentifikasi, melacak dan
equipment or other instrumentalities membekukan atau menyita hasil
referred to in article 31, paragraph 1, kejahatan, kekayaan, alat dan sarana
of this Convention for the purpose of lain sebagaimana dimaksud dalam
eventual confiscation to be ordered pasal 31 ayat 1 Konvensi ini untuk
either by the requesting State Party tujuan perampasan yang akan
or, pursuant to a request under diperintahkan oleh Negara Pihak
paragraph 1 of this article, by the yang meminta atau, berdasarkan
requested State Party. permintaan menurut ketentuan ayat 1,
oleh Negara Pihak yang diminta.

69
3. The provisions of article 46 of this 3. Ketentuan pasal 46 Konvensi ini
Convention are applicable, mutatis berlaku, mutatis mutandis, bagi pasal
mutandis, to this article. In addition to ini. Selain dari informasi yang diatur
the information specified in article 46, dalam pasal 46 ayat 15, permintaan
paragraph 15, requests made yang diajukan berdasarkan pasal ini
pursuant to this article shall contain: harus memuat:

(a) In the case of a request pertaining (a) Bagi permintaan yang


to paragraph 1 (a) of this article, a menyangkut ketentuan ayat 1 (a),
description of the property to be uraian mengenai kekayaan yang
confiscated, including, to the akan dirampas, termasuk,
extent possible, the location and, sepanjang memungkinkan, lokasi
where relevant, the estimated dan, jika relevan, perkiraan nilai
value of the property and a kekayaan serta pernyataan
statement of the facts relied upon mengenai fakta-fakta yang
by the requesting State Party diyakini oleh Negara Pihak yang
sufficient to enable the requested meminta yang cukup untuk
State Party to seek the order memungkinkan Negara Pihak
under its domestic law; yang diminta untuk
mengupayakan perintah
berdasarkan hukum nasionalnya;

(b) In the case of a request pertaining (b) Bagi permintaan yang


to paragraph 1 (b) of this article, a menyangkut ketentuan ayat 1 (b),
legally admissible copy of an salinan sah perintah perampasan
order of confiscation upon which yang menjadi dasar pengajuan
the request is based issued by the permintaan, yang dikeluarkan
requesting State Party, a oleh Negara Pihak yang meminta,
statement of the facts and pernyataan mengenai fakta-fakta
information as to the extent to dan informasi mengenai lingkup
which execution of the order is yang diminta dalam pelaksanaan
requested, a statement specifying perintah itu, pernyataan tentang
the measures taken by the tindakan-tindakan Negara Pihak
requesting State Party to provide yang meminta yang dilakukan
adequate notification to bona fide untuk menyampaikan
third parties and to ensure due pemberitahuan yang cukup
process and a statement that the kepada pihak ketiga yang
confiscation order is final; beritikad baik dan untuk menjamin
perlindungan hukum serta
pernyataan bahwa perintah
perampasan itu bersifat final;

(c) In the case of a request pertaining (c) Bagi permintaan yang


to paragraph 2 of this article, a menyangkut ketentuan ayat 2,
statement of the facts relied upon pernyataan mengenai fakta-fakta
by the requesting State Party and yang diyakini oleh Negara Pihak
a description of the actions yang meminta dan uraian tentang
requested and, where available, a tindakan-tindakan yang diminta
legally admissible copy of an dan, jika ada, salinan sah perintah
order on which the request is yang menjadi dasar pengajuan
based. permintaan;

4. The decisions or actions provided for 4. Keputusan atau tindakan-tindakan


in paragraphs 1 and 2 of this article sebagaimana dimaksud pada ayat 1
shall be taken by the requested State dan ayat 2 harus diambil oleh Negara
Party in accordance with and subject Pihak yang diminta sesuai dengan

70
to the provisions of its domestic law dan menurut ketentuan-ketentuan
and its procedural rules or any hukum nasionalnya dan hukum
bilateral or multilateral agreement or acaranya atau perjanjian atau
arrangement to which it may be pengaturan bilateral atau multilateral
bound in relation to the requesting yang membuatnya terikat pada
State Party. Negara Pihak yang meminta.

5. Each State Party shall furnish copies 5. Negara Pihak wajib menyerahkan
of its laws and regulations that give salinan undang-undang dan
effect to this article and of any peraturan-peraturan yang
subsequent changes to such laws melaksanakan pasal ini serta
and regulations or a description perubahan-perubahannya atau
thereof to the Secretary-General of keterangan mengenai hal itu kepada
the United Nations. Sekretaris Jenderal Perserikatan
Bangsa-Bangsa.

6. If a State Party elects to make the 6. Jika suatu Negara Pihak memilih
taking of the measures referred to in untuk mengambil tindakan-tindakan
paragraphs 1 and 2 of this article sebagaimana dimaksud pada ayat 1
conditional on the existence of a dan ayay 2 tergantung pada adanya
relevant treaty, that State Party shall traktat yang sesuai, Negara Pihak itu
consider this Convention the wajib mempertimbangkan Konvensi
necessary and sufficient treaty basis. ini sebagai dasar traktat yang perlu
dan cukup.

7. Cooperation under this article may 7. Kerjasama berdasarkan pasal ini


also be refused or provisional dapat juga ditolak atau tindakan-
measures lifted if the requested State tindakan sementara dihentikan jika
Party does not receive sufficient and Negara Pihak yang diminta tidak
timely evidence or if the property is of menerima bukti yang cukup dan
a de minimis value. tepat-waktu atau jika kekayaan itu
bernilai de minimis.

8. Before lifting any provisional measure 8. Sebelum menghentikan suatu


taken pursuant to this article, the tindakan sementara yang dilakukan
requested State Party shall, wherever berdasarkan pasal ini, Negara Pihak
possible, give the requesting State yang diminta wajib, jika
Party an opportunity to present its dimungkinkan, memberikan kepada
reasons in favour of continuing the Negara Pihak yang meminta,
measure. kesempatan untuk menyampaikan
alasan-alasannya yang mendukung
agar tindakan itu dilanjutkan.

9. The provisions of this article shall not 9. Ketentuan pasal ini tidak boleh
be construed as prejudicing the rights ditafsirkan sebagai
of bona fide third parties. mengesampingkan hak-hak pihak
ketiga yang beritikad baik.

Article 56 Pasal 56
Special cooperation Kerjasama khusus
Without prejudice to its domestic law, Tanpa mengurangi hukum nasionalnya,
each State Party shall endeavour to take Negara Pihak wajib berupaya mengambil
measures to permit it to forward, without tindakan-tindakan untuk
prejudice to its own investigations, memungkinkannya meneruskan, tanpa
prosecutions or judicial proceedings, mengurangi penyidikan, penuntutan atau
information on proceeds of offences proses pengadilannya sendiri, informasi

71
established in accordance with this mengenai hasil kejahatan menurut
Convention to another State Party Konvensi ini kepada Negara Pihak lain
without prior request, when it considers tanpa diminta, bilamana ia berpendapat
that the disclosure of such information bahwa pengungkapan informasi itu dapat
might assist the receiving State Party in membantu Negara Pihak lain untuk
initiating or carrying out investigations, memulai atau melakukan penyidikan,
prosecutions or judicial proceedings or penuntutan atau proses peradilan atau
might lead to a request by that State dapat mengarah pada pengajuan
Party under this chapter of the permintaan oleh Negara Pihak lain itu
Convention. berdasarkan bab ini.

Article 57 Pasal 57
Return and disposal of assets Pengembalian dan penyerahan aset
1. Property confiscated by a State Party 1. Kekayaan yang dirampas oleh suatu
pursuant to article 31 or 55 of this Negara Pihak berdasarkan pasal 31
Convention shall be disposed of, atau 55 Konvensi ini wajib
including by return to its prior diserahkan, termasuk dengan
legitimate owners, pursuant to pengembalian kepada para pemilik
paragraph 3 of this article, by that sah sebelumnya, berdasarkan
State Party in accordance with the ketentuan ayat 3, oleh Negara Pihak
provisions of this Convention and its sesuai dengan ketentuan Konvensi ini
domestic law. dan hukum nasionalnya.

2. Each State Party shall adopt such 2. Negara Pihak wajib mengambil
legislative and other measures, in tindakan-tindakan legislatif dan
accordance with the fundamental lainnya, sesuai dengan prinsip-
principles of its domestic law, as may prinsip dasar hukum nasionalnya,
be necessary to enable its competent yang perlu untuk memungkinkan
authorities to return confiscated pejabat berwenangnya
property, when acting on the request mengembalikan kekayaan yang
made by another State Party, in dirampas, ketika bertindak atas
accordance with this Convention, permintaan yang diajukan oleh
taking into account the rights of bona Negara Pihak lain, sesuai dengan
fide third parties. Konvensi ini, dengan memperhatikan
hak-hak pihak ketiga yang beritikad
baik.

3. In accordance with articles 46 and 55 3. Sesuai dengan ketentuan pasal 46


of this Convention and paragraphs 1 dan pasal 55 Konvensi ini dan ayat 1
and 2 of this article, the requested dan ayat 2, Negara Pihak yang
State Party shall: diminta wajib :

(a) In the case of embezzlement of (a) Untuk kasus penggelapan dana


public funds or of laundering of publik atau pencucian dana yang
embezzled public funds as digelapkan sebagaimana
referred to in articles 17 and 23 of dimaksud dalam pasal 17 dan
this Convention, when pasal 23 Konvensi ini, jika
confiscation was executed in perampasan dilaksanakan sesuai
accordance with article 55 and on dengan ketentuan pasal 55 dan
the basis of a final judgement in atas dasar putusan akhir di
the requesting State Party, a Negara Pihak yang meminta,
requirement that can be waived by suatu persyaratan yang dapat
the requested State Party, return dikesampingkan oleh Negara
the confiscated property to the Pihak yang diminta,
requesting State Party; mengembalikan kekayaan yang
dirampas kepada Negara Pihak

72
yang meminta;

(b) In the case of proceeds of any (b) Untuk kasus hasil dari kejahatan
other offence covered by this lain menurut Konvensi ini, jika
Convention, when the confiscation perampasan dilakukan sesuai
was executed in accordance with dengan ketentuan pasal 55
article 55 of this Convention and Konvensi ini dan atas dasar
on the basis of a final judgement putusan akhir di Negara Pihak
in the requesting State Party, a yang meminta, suatu persyaratan
requirement that can be waived by yang dapat dikesampingkan oleh
the requested State Party, return Negara Pihak yang diminta,
the confiscated property to the mengembalikan kekayaan yang
requesting State Party, when the dirampas kepada Negara Pihak
requesting State Party reasonably yang meminta, jika Negara Pihak
establishes its prior ownership of yang meminta menetapkan
such confiscated property to the secara memadai pemilikan
requested State Party or when the sebelumnya atas kekayaan yang
requested State Party recognizes dirampas kepada Negara Pihak
damage to the requesting State yang diminta atau jika Negara
Party as a basis for returning the Pihak yang diminta mengakui
confiscated property; adanya kerugian terhdap Negara
Pihak yang meminta sebagai
dasar untuk mengembalikan
kekayaan yang dirampas itu.

(c) In all other cases, give priority (c) Untuk kasus lain, memberikan
consideration to returning prioritas bagi pengembalian
confiscated property to the kekayaan yang dirampas kepada
requesting State Party, returning Negara Pihak yang meminta,
such property to its prior legitimate mengembalikan kekayaan itu
owners or compensating the kepada para pemilik sah
victims of the crime. sebelumnya atau memberi
kempensasi kepada korban
kejahatan.

4. Where appropriate, unless States 4. Sepanjang perlu, jika Negara-Negara


Parties decide otherwise, the Pihak tidak memutuskan lain, Negara
requested State Party may deduct Pihak yang diminta dapat mengurangi
reasonable expenses incurred in pengeluaran-pengeluaran yang wajar
investigations, prosecutions or judicial yang terjadi dalam penyidikan,
proceedings leading to the return or penuntutan atau proses peradilan
disposition of confiscated property yang mengarah pada pengembalian
pursuant to this article. atau penyerahan kekayaan yang
dirampas berdasarkan pasal ini.

5. Where appropriate, States Parties 5. Sepanjang perlu, Negara-Negara


may also give special consideration to Pihak dapat juga memberikan
concluding agreements or mutually pertimbangan khusus untuk
acceptable arrangements, on a case- mengadakan perjanjian atau
by-case basis, for the final disposal of pengaturan yang dapat diterima
confiscated property. bersama, atas dasar kasus per kasus,
untuk penyerahan akhir kekayaan
yang dirampas.

73
Article 58 Pasal 58
Financial intelligence unit Unit intelijens keuangan
States Parties shall cooperate with one Negara-Negara Pihak wajib saling
another for the purpose of preventing and bekerja sama untuk mencegah dan
combating the transfer of proceeds of memberantas transfer hasil dari
offences established in accordance with kejahatan menurut Konvensi ini dan
this Convention and of promoting ways meningkatkan cara dan sarana untuk
and means of recovering such proceeds mengembalikan hasil itu dan, untuk
and, to that end, shall consider tujuan itu, wajib mempertimbangkan
establishing a financial intelligence unit to untuk membentuk unit intelijen keuangan
be responsible for receiving, analysing yang bertanggung jawab atas
and disseminating to the competent penerimaan, analisis dan
authorities reports of suspicious financial penyebarluasan laporan mengenai
transactions. transaksi keuangan yang mencurigakan
kepada pejabat-pejabat yang berwenang.

Article 59 Pasal 59
Bilateral and multilateral agreements Perjanjian dan pengaturan bilateral
and arrangements dan multilateral
States Parties shall consider concluding Negara Pihak wajib mempertimbangkan
bilateral or multilateral agreements or untuk mengadakan perjanjian atau
arrangements to enhance the pengaturan bilateral atau multilateral
effectiveness of international cooperation untuk meningkatkan keefektivan
undertaken pursuant to this chapter of kerjasama internasional yang dilakukan
the Convention. berdasarkan bab ini.

Chapter VI Bab VI
Technical assistance and information Bantuan teknis dan pertukaran
exchange informasi
Article 60 Pasal 60
Training and technical assistance Pelatihan dan bantuan teknis
1. Each State Party shall, to the extent 1. Negara Pihak wajib, sepanjang perlu,
necessary, initiate, develop or membuat, mengembangkan atau
improve specific training programmes menyempurnakan program-program
for its personnel responsible for pelatihan khusus bagi personilnya
preventing and combating corruption. yang bertanggung jawab mencegah
Such training programmes could deal, dan memberantas korupsi. Program-
inter alia, with the following areas: program pelatihan itu dapat
menyangkut, antara lain, bidang-
bidang sebagai berikut:

(a) Effective measures to prevent, (a) Tindakan-tindakan yang efektif


detect, investigate, punish and untuk mencegah, mendeteksi,
control corruption, including the menyidik, menghukum dan
use of evidence-gathering and mengendalikan korupsi, termasuk
investigative methods; penggunaan metoda-metoda
pengumpulan bukti dan
penyidikan;

(b) Building capacity in the (b) Peningkatan kemampuan dalam


development and planning of pengembangan dan perencanaan
strategic anticorruption policy; kebijakan strategis anti korupsi;

74
(c) Training competent authorities in (c) Pelatihan pejabat yang
the preparation of requests for berwenang dalam menyiapkan
mutual legal assistance that meet permintaan bantuan hukum
the requirements of this timbal-balik yang memenuhi
Convention; persyaratan-persyaratan Konvensi
ini.

(d) Evaluation and strengthening of (d) Evaluasi dan penguatan lembaga,


institutions, public service pengelolaan layanan umum dan
management and the pengelolaan keuangan publik,
management of public finances, termasuk pengadaan barang
including public procurement, and publik, dan sektor swasta;
the private sector;
(e) Preventing and combating the (e) Pencegahan dan pemberantasan
transfer of proceeds of offences transfer hasil kejahatan yang
established in accordance with dilakukan sesuai dengan
this Convention and recovering Konvensi ini dan pengembalian
such proceeds; hasil itu;

(f) Detecting and freezing of the (f) Deteksi dan pembekuan transfer
transfer of proceeds of offences hasil kejahatan yang dilakukan
established in accordance with sesuai dengan Konvensi ini;
this Convention;
(g) Surveillance of the movement of (g) Pengintaian terhadap pergerakan
proceeds of offences established hasil kejahatan yang dilakukan
in accordance with this sesuai dengan Konvensi ini dan
Convention and of the methods terhadap metoda-metoda yang
used to transfer, conceal or digunakan untuk mentransfer,
disguise such proceeds; menyembunyikan atau
menyamarkan hasil itu;

(h) Appropriate and efficient legal and (h) Mekanisme hukum dan
administrative mechanisms and administrasi yang tepat dan
methods for facilitating the return efisien serta metoda-metoda
of proceeds of offences untuk memfasilitasi pengembalian
established in accordance with hasil kejahatan yang dilakukan
this Convention; sesuai dengan Konvensi ini; dan

(i) Methods used in protecting (i) Metoda-metoda yang digunakan


victims and witnesses who dalam melindungi korban dan
cooperate with judicial authorities; saksi yang bekerjasama dengan
and pejabat peradilan; dan

(j) Training in national and (j) Pelatihan mengenai peraturan


international regulations and in nasional dan internasional serta
languages. pelatihan mengenai bahasa.

2. States Parties shall, according to their 2. Negara Pihak wajib, sesuai dengan
capacity, consider affording one kemampuan masing-masing,
another the widest measure of mempertimbangkan untuk saling
technical assistance, especially for memberikan bantuan teknis seluas
the benefit of developing countries, in mungkin, khususnya untuk Negara-
their respective plans and Negara berkembang, dalam rencana-
programmes to combat corruption, rencana dan program-program
including material support and training masing-masing untuk memberantas
in the areas referred to in paragraph 1 korupsi, termasuk dukungan material

75
of this article, and training and dan pelatihan di bidang-bidang
assistance and the mutual exchange sebagaimana dimaksud pada ayat 1,
of relevant experience and dan pelatihan serta bantuan dan
specialized knowledge, which will pertukaran pengalaman yang relevan
facilitate international cooperation dan pengetahuan khusus, yang akan
between States Parties in the areas of memfasilitasi kerjasama antar Negara
extradition and mutual legal Pihak di bidang ekstradisi dan
assistance. bantuan hukum timbal-balik.

3. States Parties shall strengthen, to the 3. Negara Pihak wajib memperkuat,


extent necessary, efforts to maximize sepanjang perlu, upaya-upaya
operational and training activities in memaksimalkan kegiatan operasional
international and regional dan pelatihan pada organisasi-
organizations and in the framework of organisasi internasional dan regional
relevant bilateral and multilateral dan dalam rangka perjanjian atau
agreements or arrangements. pengaturan bilateral dan multilateral
yang relevan.

4. States Parties shall consider assisting 4. Negara Pihak wajib


one another, upon request, in mempertimbangkan untuk saling
conducting evaluations, studies and membantu, atas permintaan, dalam
research relating to the types, causes, melakukan evaluasi, studi dan riset
effects and costs of corruption in their yang berkaitan dengan jenis, sebab,
respective countries, with a view to akibat dan biaya korupsi di Negara
developing, with the participation of masing-masing, dengan tujuan untuk
competent authorities and society, mengembangkan, dengan partisipasi
strategies and action plans to combat pejabat yang berwenang dan
corruption. masyarakat, strategi dan rencana aksi
untuk memberantas korupsi.

5. In order to facilitate the recovery of 5. Untuk memfasilitasi pengembalian


proceeds of offences established in hasil dari kejahatan menurut
accordance with this Convention, Konvensi ini, Negara Pihak dapat
States Parties may cooperate in bekerjasama untuk memberikan
providing each other with the names nama para ahli yang dapat membantu
of experts who could assist in pencapaian tujuan itu.
achieving that objective.
6. States Parties shall consider using 6. Negara Pihak wajib
subregional, regional and mempertimbangkan untuk
international conferences and menggunakan konperensi sub-
seminars to promote cooperation and regional, regional dan internasional
technical assistance and to stimulate untuk meningkatkan kerjasama dan
discussion on problems of mutual bantuan teknis serta untuk
concern, including the special mendorong diskusi tentang
problems and needs of developing persoalan-persoalan yang menjadi
countries and countries with perhatian bersama, termasuk
economies in transition. persoalan-persoalan dan kebutuhan-
kebutuhan khusus Negara-Negara
berkembang dan Negara-Negara
dengan ekonomi dalam transisi.

7. States Parties shall consider 7. Negara Pihak wajib


establishing voluntary mechanisms mempertimbangkan untuk
with a view to contributing financially menetapkan mekanisme sukarela
to the efforts of developing countries dengan tujuan memberikan
and countries with economies in sumbangan keuangan kepada upaya-

76
transition to apply this Convention upaya Negara-Negara berkembang
through technical assistance dan Negara-Negara dengan ekonomi
programmes and projects. dalam transisi untuk menerapkan
Konvensi ini melalui program dan
proyek bantuan teknis.

8. Each State Party shall consider 8. Negara Pihak wajib


making voluntary contributions to the mempertimbangkan untuk
United Nations Office on Drugs and memberikan sumbangan-sumbangan
Crime for the purpose of fostering, sukarela kepada Dinas Perserikatan
through the Office, programmes and Bangsa-Bangsa Mengenai Obat
projects in developing countries with a Terlarang dan Kejahatan untuk tujuan
view to implementing this Convention. mengembangkan, melalui Dinas
tersebut, program-program dan
proyek-proyek di Negara-Negara
berkembang dengan tujuan
melaksanakan Konvensi ini.

Article 61 Pasal 61
Collection, exchange and analysis of Pengumpulan, pertukaran dan analisis
information on corruption informasi tentang korupsi
1. Each State Party shall consider 1. Negara Pihak wajib
analysing, in consultation with mempertimbangkan untuk
experts, trends in corruption in its menganalisis, dengan berkonsultasi
territory, as well as the circumstances dengan para ahli, kecenderungan
in which corruption offences are dalam korupsi di wilayahnya, juga
committed. keadaan-keadaan apa yang
menyebabkan kejahatan korupsi
dilakukan.

2. States Parties shall consider 2. Negara Pihak wajib


developing and sharing with each mempertimbangkan untuk
other and through international and mengembangkan dan saling berbagi
regional organizations statistics, melalui statistik organisasi
analytical expertise concerning internasional dan regional, keahlian
corruption and information with a view analitis mengenai korupsi dan
to developing, insofar as possible, informasi untuk mengembangkan,
common definitions, standards and sepanjang memungkinkan, definisi,
methodologies, as well as information standar dan metodologi bersama,
on best practices to prevent and serta informasi tentang praktek-
combat corruption. praktek terbaik untuk mencegah dan
memberantas korupsi.

3. Each State Party shall consider 3. Negara Pihak wajib


monitoring its policies and actual mempertimbangkan untuk memantau
measures to combat corruption and kebijakan dan tindakan nyatanya
making assessments of their untuk memberantas korupsi dan
effectiveness and efficiency. membuat penilaian mengenai
keefektivan dan keefisiennnya.

Article 62 Pasal 62
Other measures: implementation of Tindakan lain: pelaksanaan Konvensi
the Convention through economic melalui pembangunan ekonomi dan
development and technical assistance bantuan teknis
1. States Parties shall take measures 1. Negara Pihak wajib mengambil

77
conducive to the optimal tindakan-tindakan yang mendukung
implementation of this Convention to pelaksanaan optimal Konvensi ini
the extent possible, through sepanjang memungkinkan, melalui
international cooperation, taking into kerjasama internasional, dengan
account the negative effects of mempertimbangkan akibat-akibat
corruption on society in general, in negatif korupsi terhadap masyarakat
particular on sustainable pada umumnya, dan pada khususnya
development. terhadap pembangunan yang
berkelanjutan.

2. States Parties shall make concrete 2. Negara Pihak wajib melakukan


efforts to the extent possible and in upaya-upaya nyata sepanjang
coordination with each other, as well memungkinkan dan dengan
as with international and regional berkoordinasi satu sama lain, juga
organizations: dengan organisasi-organisasi
internasional dan regional:

(a) To enhance their cooperation at (a) Untuk meningkatkan kerjasama di


various levels with developing berbagai tingkat dengan negara-
countries, with a view to negara berkembang, untuk
strengthening the capacity of the memperkuat kedudukan negara-
latter to prevent and combat negara itu dalam mencegah dan
corruption; memberantas korupsi;

(b) To enhance financial and material (b) Untuk meningkatkan bantuan


assistance to support the efforts of keuangan dan material guna
developing countries to prevent mendukung upaya-upaya negara-
and fight corruption effectively and negara berkembang dalam
to help them implement this mencegah dan melawan korupsi
Convention successfully; secara efektif dan untuk
membantu negara-negara itu
melaksanakan Konvensi ini;

(c) To provide technical assistance to (c) Untuk memberikan bantuan teknis


developing countries and kepada negara-negara
countries with economies in berkembang dan negara-negara
transition to assist them in dengan ekonomi dalam transisi
meeting their needs for the guna membantu negar-negara itu
implementation of this untuk memenuhi kebutuhan-
Convention. To that end, States kebutuhan mereka dalam
Parties shall endeavour to make melaksanakan Konvensi ini. Untuk
adequate and regular voluntary tujuan itu, Negara Pihak harus
contributions to an account berupaya untuk memberikan
specifically designated for that sumbangan-sumbangan sukarela
purpose in a United Nations yang cukup dan teratur ke
funding mechanism. States rekening yang khusus untuk
Parties may also give special tujuan itu dalam suatu mekanisme
consideration, in accordance with pendanaan Perserikatan Bangsa-
their domestic law and the Bangsa. Negara Pihak dapat juga
provisions of this Convention, to memberikan pertimbangan
contributing to that account a khusus, sesuai dengan hukum
percentage of the money or of the nasional masing-masing dan
corresponding value of proceeds ketentuan-ketentuan Konvensi ini
of crime or property confiscated in untuk menyumbang kepada
accordance with the provisions of rekening itu suatu persentase
this Convention; uang atau nilai setara dari hasil

78
kejahatan yang atau kekayaan
yang disita sesuai dengan
ketentuan-ketentuan Konvensi ini;

(d) To encourage and persuade other (d) Untuk mendorong dan


States and financial institutions as menghimbau Negara lain dan
appropriate to join them in efforts lembaga keuangan lain sepanjang
in accordance with this article, in perlu untuk bergabung dalam
particular by providing more upaya-upaya menurut pasal ini,
training programmes and modern khususnya dengan memberikan
equipment to developing countries program pelatihan dan peralatan
in order to assist them in modern yang lebih banyak kepada
achieving the objectives of this Negara-Negara berkembang guna
Convention. membantu Negara-Negara itu
dalam mencapai tujuan-tujuan
Konvensi ini.

3. To the extent possible, these 3. Sepanjang memungkinkan, tindakan-


measures shall be without prejudice tindakan ini harus dilakukan dengan
to existing foreign assistance memperhatikan komitmen-komitmen
commitments or to other financial bantuan asing yang ada atau
cooperation arrangements at the pengaturan kerjasama keuangan lain
bilateral, regional or international di tingkat bilateral, regional atau
level. internasional.

4. States Parties may conclude bilateral 4. Negara Pihak dapat mengadakan


or multilateral agreements or perjanjian atau pengaturan bilateral
arrangements on material and atau multilateral mengenai bantuan
logistical assistance, taking into material dan logistik, dengan
consideration the financial mempertimbangkan pengaturan
arrangements necessary for the keuangan yang perlu untuk sarana-
means of international cooperation sarana kerjasama internasional
provided for by this Convention to be sebagaimana dimaksud dalam
effective and for the prevention, Konvensi ini agar efektif dan untuk
detection and control of corruption. pencegahan, deteksi dan
pengendalian korupsi.

Chapter VII Bab VII


Mechanisms for implementation Mekanisme pelaksanaan
Article 63 Pasal 63
Conference of the States Parties to the Konperensi Negara Pihak pada
Convention Konvensi
1. A Conference of the States Parties to 1. Konperensi Para Negara Pihak pada
the Convention is hereby established Konvensi dengan ini ditetapkan untuk
to improve the capacity of and meningkatkan kemampuan dari dan
cooperation between States Parties to kerjasama antar Negara Pihak untuk
achieve the objectives set forth in this mencapai tujuan-tujuan sebagaimana
Convention and to promote and dimaksud dalam Konvensi ini dan
review its implementation. untuk meningkatkan dan mengkaji
pelaksanaannya.

2. The Secretary-General of the United 2. Sekretaris Jenderal Perserikatan


Nations shall convene the Conference Bangsa-Bangsa wajib
of the States Parties not later than menyelenggarakan Konperensi
one year following the entry into force Negara Pihak selambat-lambatnya

79
of this Convention. Thereafter, regular satu tahun setelah Konvensi ini mulai
meetings of the Conference of the berlaku. Setelah itu, pertemuan
States Parties shall be held in regular Konperensi Negara Pihak
accordance with the rules of harus dilaksanakan sesuai dengan
procedure adopted by the aturan tata tertib yang diputuskan
Conference. oleh Konperensi itu.

3. The Conference of the States Parties 3. Konperensi Negara Pihak wajib


shall adopt rules of procedure and membuat aturan tata tertib dan aturan
rules governing the functioning of the yang mengatur berfungsinya
activities set forth in this article, kegiatan-kegiatan sebagaimana
including rules concerning the dimaksud dalam pasal ini, termasuk
admission and participation of aturan mengenai penerimaan dan
observers, and the payment of partisipasi para peninjau, dan
expenses incurred in carrying out pembayaran biaya-biaya pelaksanaan
those activities. kegiatan-kegiatan itu.

4. The Conference of the States Parties 4. Konperensi Negara Pihak wajib


shall agree upon activities, menyetujui kegiatan, tata tertib dan
procedures and methods of work to metoda kerja untuk mencapai tujuan-
achieve the objectives set forth in tujuan sebagaimana dimaksud pada
paragraph 1 of this article, including: ayat 1, termasuk :

(a) Facilitating activities by States (a) Memfasilitasi kegiatan-kegiatan


Parties under articles 60 and 62 Negara Pihak berdasarkan pasal
and chapters II to V of this 60 dan pasal 62 serta bab II
Convention, including by sampai bab V Konvensi ini,
encouraging the mobilization of termasuk dengan mendorong
voluntary contributions; mobilisasi sumbangan-
sumbangan sukarela;

(b) Facilitating the exchange of (b) Memfasilitasi pertukaran informasi


information among States Parties antar Negara Pihak tentang pola-
on patterns and trends in pola dan kecenderungan-
corruption and on successful kecenderungan dalam korupsi
practices for preventing and dan tentang praktek-praktek yang
combating it and for the return of berhasil untuk mencegah dan
proceeds of crime, through, inter memberantasnya serta untuk
alia, the publication of relevant pengembalian hasil-hasil
information as mentioned in this kejahatan, melalui, antara lain,
article; publikasi informasi yang relevan
sebagaimana dimaksud dalam
pasal ini;

(c) Cooperating with relevant (c) Bekerjasama dengan organisasi


international and regional dan mekanisme regional dan
organizations and mechanisms internasional terkait serta
and non-governmental organisasi non-pemerintah;
organizations;
(d) Making appropriate use of (d) Memanfaatkan secara baik
relevant information produced by informasi terkait yang dihasilkan
other international and regional oleh mekanisme regional dan
mechanisms for combating and internasional lain dalam
preventing corruption in order to memberantas dan mencegah
avoid unnecessary duplication of korupsi untuk menghindari
work; duplikasi kerja yang tidak perlu;

80
(e) Reviewing periodically the (e) Mengkaji secara berkala
implementation of this Convention pelaksanaan Konvensi ini oleh
by its States Parties; Negara Pihak;

(f) Making recommendations to (f) Membuat rekomendasi untuk


improve this Convention and its meningkatkan Konvensi ini dan
implementation; pelaksanaannya;

(g) Taking note of the technical (g) Mencatat persyaratan-persyaratan


assistance requirements of States bantuan teknis Negara Pihak
Parties with regard to the berkenaan dengan pelaksanaan
implementation of this Convention Konvensi ini dan menyarankan
and recommending any action it tindakan yang dianggap perlu
may deem necessary in that dalam kaitan itu;
respect.
5. For the purpose of paragraph 4 of this 5. Untuk melaksanakan ketentuan ayat
article, the Conference of the States 4, Konperensi Negara Pihak harus
Parties shall acquire the necessary memperoleh pengetahuan yang
knowledge of the measures taken by cukup mengenai tindakan-tindakan
States Parties in implementing this yang diambil oleh Negara Pihak
Convention and the difficulties dalam melaksanakan Konvensi ini
encountered by them in doing so dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi
through information provided by them dalam pelaksanaannya melalui
and through such supplemental informasi yang mereka berikan dan
review mechanisms as may be melalui mekanisme kajian tambahan
established by the Conference of the sebagaimana yang dapat ditetapkan
States Parties. oleh Konperensi Negara Pihak;

6. Each State Party shall provide the 6. Negara Pihak wajib memberikan
Conference of the States Parties with informasi kepada Konperensi Negara
information on its programmes, plans Pihak tentang program, rencana dan
and practices, as well as on praktek, serta tindakan administratif
legislative and administrative dan legislatif dalam melaksanakan
measures to implement this Konvensi ini, sebagaimana diwajibkan
Convention, as required by the oleh Konperensi Negara Pihak.
Conference of the States Parties. The Konperensi Negara Pihak wajib
Conference of the States Parties shall memeriksa cara yang paling efektif
examine the most effective way of untuk menerima dan bertindak atas
receiving and acting upon information, dasar informasi, termasuk, antara
including, inter alia, information lain, informasi yang diterima dari
received from States Parties and from Negara Pihak dan dari organisasi
competent international organizations. internasional yang kompeten.
Inputs received from relevant non- Masukan-masukan yang diterima dari
governmental organizations duly organisasi non-pemerintah yang
accredited in accordance with terkait, yang dimungkinkan menurut
procedures to be decided upon by the prosedur yang akan diputuskan oleh
Conference of the States Parties may Konperensi Negara Pihak dapat juga
also be considered. dipertimbangkan.

7. Pursuant to paragraphs 4 to 6 of this 7. Berdasarkan ketentuan ayat 4 sampai


article, the Conference of the States ayat 6, Konperensi Negara Pihak
Parties shall establish, if it deems it harus menetapkan, jika dianggap
necessary, any appropriate perlu, mekanisme atau badan yang
mechanism or body to assist in the tepat untuk membantu pelaksanaan
effective implementation of the Konvensi ini secara efektif.

81
Convention.

Article 64 Pasal 64
Secretariat Sekretariat
1. The Secretary-General of the United 1. Sekretaris Jenderal Perserikatan
Nations shall provide the necessary Bangsa-Bangsa wajib menyediakan
secretariat services to the Conference layanan kesekretariatan yang
of the States Parties to the diperlukan pada Konperensi Negara
Convention. Pihak pada Konvensi ini.

2. The secretariat shall: 2. Sekretariat wajib :

(a) Assist the Conference of the (a) Membantu Konperensi Negara


States Parties in carrying out the Pihak dalam melaksanakan
activities set forth in article 63 of kegiatan-kegiatan sebagaimana
this Convention and make dimaksud dalam pasal 63
arrangements and provide the Konvensi ini dan membuat
necessary services for the pengaturan serta memberikan
sessions of the Conference of the layanan yang diperlukan untuk
States Parties; sidang-sidang Konperensi Negara
Pihak;

(b) Upon request, assist States (b) Jika diminta, membantu Negara
Parties in providing information to Pihak dalam memberikan
the Conference of the States informasi kepada Konperensi
Parties as envisaged in article 63, Negara Pihak sebagaimana
paragraphs 5 and 6, of this dimaksud dalam pasal 63 ayat 5
Convention; and dan ayat 6 Konvensi ini; dan

(c) Ensure the necessary (c) Mengadakan koordinasi yang


coordination with the secretariats diperlukan dengan sekretariat
of relevant international and organisasi internasional dan
regional organizations. regional terkait.

Chapter VIII Bab VIII


Final provisions Ketentuan Penutup
Article 65 Pasal 65
Implementation of the Convention Pelaksanaan Konvensi
1. Each State Party shall take the 1. Negara Pihak wajib mengambil
necessary measures, including tindakan-tindakan yang perlu,
legislative and administrative termasuk tindakan-tindakan legislatif
measures, in accordance with dan administratif, sesuai dengan
fundamental principles of its domestic prinsip-prinsip dasar dari hukum
law, to ensure the implementation of nasionalnya, untuk menjamin
its obligations under this Convention. pelaksanaan kewajiban-kewajibannya
berdasarkan Konvensi ini;

2. Each State Party may adopt more 2. Negara Pihak dapat mengambil
strict or severe measures than those tindakan-tindakan yang lebih ketat
provided for by this Convention for atau keras daripada yang diatur
preventing and combating corruption. dalam Konvensi ini untuk mencegah
dan memberantas korupsi.

82
Article 66 Pasal 66
Settlement of disputes Penyelesaian sengketa
1. States Parties shall endeavour to 1. Negara Pihak wajib berupaya untuk
settle disputes concerning the menyelesaikan sengketa mengenai
interpretation or application of this penafsiran atau penerapan Konvensi
Convention through negotiation. ini melalui perundingan.

2. Any dispute between two or more 2. Sengketa antara dua atau lebih
States Parties concerning the Negara Pihak mengenai penafsiran
interpretation or application of this atau penerapan Konvensi ini yang
Convention that cannot be settled tidak dapat diselesaikan melalui
through negotiation within a perundingan dalam waktu yang wajar
reasonable time shall, at the request wajib, atas permintaan salah satu
of one of those States Parties, be Negara Pihak, diajukan ke arbitrase.
submitted to arbitration. If, six months Jika dalam waktu enam bulan setelah
after the date of the request for permintaan pengajuan ke arbitrase,
arbitration, those States Parties are Negara-Negara Pihak itu tidak dapat
unable to agree on the organization of bersepakat mengenai struktur
the arbitration, any one of those arbitrase, salah satu Negara Pihak
States Parties may refer the dispute dapat mengajukan sengketa itu
to the International Court of Justice by kepada Mahkamah Internasional
request in accordance with the dengan permintaan sesuai dengan
Statute of the Court. Statuta Mahkamah Internasional.

3. Each State Party may, at the time of 3. Negara Pihak pada saat
signature, ratification, acceptance or penandatanganan, pengesahan,
approval of or accession to this penerimaan atau persetujuan atas
Convention, declare that it does not atau aksesi terhadap Konvensi ini
consider itself bound by paragraph 2 dapat menyatakan tidak terikat pada
of this article. The other States ketentuan ayat 2. Negara Pihak lain
Parties shall not be bound by tidak akan terikat oleh ketentuan ayat
paragraph 2 of this article with respect 2 terhadap Negara Pihak yang telah
to any State Party that has made membuat pensyaratan itu.
such a reservation.
4. Any State Party that has made a 4. Negara Pihak yang telah membuat
reservation in accordance with pensyaratan sesuai dengan
paragraph 3 of this article may at any ketentuan ayat 3 dapat setiap saat
time withdraw that reservation by menarik kembali pensyaratan itu
notification to the Secretary-General dengan pemberitahuan kepada
of the United Nations. Sekretaris Jenderal Perserikatan
Bangsa-Bangsa.

Article 67 Pasal 67
Signature, ratification, acceptance, Penandatanganan, pengesahan,
approval and accession penerimaan, persetujuan dan aksesi
1. This Convention shall be open to all 1. Konvensi ini terbuka untuk
States for signature from 9 to 11 penandatanganan oleh semua
December 2003 in Merida, Mexico, Negara dari tanggal 9 sampai tanggal
and thereafter at United Nations 11 Desember 2003 di Merida, Mexico,
Headquarters in New York until 9 dan setelah itu di Markas Besar
December 2005. Perserikatan Bangsa-Bangsa di New
York sampai tanggal 9 Desember
2005.

83
2. This Convention shall also be open 2. Konvensi ini juga terbuka untuk
for signature by regional economic penandatanganan oleh organisasi-
integration organizations provided organisasi integrasi ekonomi regional
that at least one member State of dengan ketentuan bahwa sekurang-
such organization has signed this kurangnya satu Negara anggota dari
Convention in accordance with organisasi tersebut telah
paragraph 1 of this article. menandatangani Konvensi ini sesuai
dengan ketentuan ayat 1.

3. This Convention is subject to 3. Konvensi ini berlaku melalui


ratification, acceptance or approval. pengesahan, penerimaan atau
Instruments of ratification, acceptance persetujuan. Instrumen pengesahan,
or approval shall be deposited with penerimaan atau persetujuan wajib
the Secretary-General of the United disimpan pada Sekretaris Jenderal
Nations. A regional economic Perserikatan Bangsa-Bangsa.
integration organization may deposit Organisasi integrasi ekonomi regional
its instrument of ratification, dapat menyimpan instrumen
acceptance or approval if at least one pengesahan, penerimaan atau
of its member States has done persetujuannya jika sekurang-
likewise. In that instrument of kurangnya satu dari Negara
ratification, acceptance or approval, anggotanya telah melakukan hal yang
such organization shall declare the sama. Dalam instrumen pengesahan,
extent of its competence with respect penerimaan atau persetujuan,
to the matters governed by this organisasi tersebut wajib menyatakan
Convention. Such organization shall lingkup kewenangannya berkenaan
also inform the depositary of any dengan hal-hal yang diatur oleh
relevant modification in the extent of Konvensi ini. Organisasi tersebut juga
its competence. wajib menginformasikan kepada
penyimpan mengenai perubahan-
perubahan yang berkaitan dengan
lingkup kewenangannya.

4. This Convention is open for accession 4. Konvensi ini terbuka untuk aksesi
by any State or any regional oleh Negara atau organisasi integrasi
economic integration organization of ekonomi manapun jika sekurang-
which at least one member State is a kurangnya satu Negara anggotanya
Party to this Convention. Instruments merupakan Pihak pada Konvensi ini.
of accession shall be deposited with Instrumen aksesi wajib disimpan pada
the Secretary-General of the United Sekretaris Jenderal Perserikatan
Nations. At the time of its accession, Bangsa-Bangsa. Pada waktu aksesi,
a regional economic integration suatu organisasi integrasi ekonomi
organization shall declare the extent regional wajib menyatakan lingkup
of its competence with respect to kewenangannya berkenaan dengan
matters governed by this Convention. hal-hal yang diatur oleh Konvensi ini.
Such organization shall also inform Organisasi tersebut harus juga
the depositary of any relevant menginformasikan kepada penyimpan
modification in the extent of its mengenai perubahan-perubahan
competence. yang berkaitan dengan lingkup
kewenangannya.

Article 68 Pasal 68
Entry into force Saat-Berlaku
1. This Convention shall enter into force 1. Konvensi ini akan berlaku pada hari
on the ninetieth day after the date of kesembilanpuluh sejak tanggal
deposit of the thirtieth instrument of penyimpanan ketigapuluh instrumen

84
ratification, acceptance, approval or pengesahan, penerimaan,
accession. For the purpose of this persetujuan atau aksesi. Untuk tujuan
paragraph, any instrument deposited ayat ini, instrumen yang disimpan
by a regional economic integration oleh suatu organisasi integrasi
organization shall not be counted as ekonomi regional tidak dihitung
additional to those deposited by sebagai tambahan instrumen yang
member States of such organization. telah disimpan oleh Negara anggota
organisasi tersebut.

2. For each State or regional economic 2. Bagi setiap Negara atau organisasi
integration organization ratifying, integrasi ekonomi regional yang
accepting, approving or acceding to mengesahkan, menerima, menyetujui
this Convention after the deposit of atau mengaksesi Konvensi ini setelah
the thirtieth instrument of such action, penyimpanan instrumen yang
this Convention shall enter into force ketigapuluh, Konvensi ini akan
on the thirtieth day after the date of berlaku pada hari ketiga puluh setelah
deposit by such State or organization tanggal penyimpanan instrumen oleh
of the relevant instrument or on the Negara atau organisasi itu atau pada
date this Convention enters into force tanggal mulai berlakunya Konvensi ini
pursuant to paragraph 1 of this article, berdasarkan ayat 1, yang mana yang
whichever is later. lebih dulu berlaku.

Article 69 Pasal 69
Amendment Amandemen
1. After the expiry of five years from the 1. Lima tahun terhitung sejak Konvensi
entry into force of this Convention, a ini mulai berlaku, suatu Negara Pihak
State Party may propose an dapat mengusulkan amandemen dan
amendment and transmit it to the mengajukannya kepada Sekretaris
Secretary-General of the United Jenderal Perserikatan Bangsa-
Nations, who shall thereupon Bangsa, yang akan meneruskan usul
communicate the proposed amandemen itu kepada Negara-
amendment to the States Parties and Negara Pihak dan kepada Konperensi
to the Conference of the States Negara-Negara Pihak pada Konvensi
Parties to the Convention for the ini untuk dipertimbangkan dan
purpose of considering and deciding diputuskan. Konperensi Negara-
on the proposal. The Conference of Negara Pihak wajib berupaya untuk
the States Parties shall make every mencapai konsensus atas setiap
effort to achieve consensus on each amandemen. Jika semua upaya untuk
amendment. If all efforts at consensus mencapai konsensus gagal dan tidak
have been exhausted and no tercapai kesepakatan, maka untuk
agreement has been reached, the dapat diterima, amandemen itu
amendment shall, as a last resort, membutuhkan, sebagai upaya
require for its adoption a two-thirds terakhir, suara mayoritas dua pertiga
majority vote of the States Parties dari Negara-Negara Pihak yang hadir
present and voting at the meeting of dan memberikan suara pada
the Conference of the States Parties. pertemuan Konperensi Negara-
Negara Pihak itu.

2. Regional economic integration 2. Organisasi-organisasi integrasi


organizations, in matters within their ekonomi regional, untuk masalah-
competence, shall exercise their right masalah dalam kewenangan mereka,
to vote under this article with a wajib melaksanakan hak mereka
number of votes equal to the number untuk memberikan suara berdasarkan
of their member States that are pasal ini dengan sejumlah suara yang
Parties to this Convention. Such setara dengan jumlah Negara-Negara

85
organizations shall not exercise their anggotanya yang merupakan Pihak
right to vote if their member States pada Konvensi ini. Organisasi-
exercise theirs and vice versa. organisasi tersebut tidak boleh
melaksanakan hak mereka untuk
memberikan suara jika Negara-
Negara anggotanya melaksanakan
haknya dan demikian sebaliknya.

3. An amendment adopted in 3. Suatu amandemen yang diputuskan


accordance with paragraph 1 of this sesuai dengan ketentuan ayat 1
article is subject to ratification, memerlukan syarat pengesahan,
acceptance or approval by States penerimaan atau persetujuan oleh
Parties. Negara Pihak.
4. An amendment adopted in 4. Suatu amandemen yang diputuskan
accordance with paragraph 1 of this sesuai dengan ayat 1 akan
article shall enter into force in respect mempunyai kekuatan berlaku pada
of a State Party ninety days after the suatu Negara Pihak, sembilanpuluh
date of the deposit with the Secretary- hari setelah tanggal penyimpanan
General of the United Nations of an pada Sekretaris Jenderal
instrument of ratification, acceptance Perserikatan Bangsa-Bangsa,
or approval of such amendment. instrumen pengesahan, penerimaan
atau persetujuan atas amandemen
itu.
5. When an amendment enters into 5. Bilamana suatu amandemen
force, it shall be binding on those mempunyai kekuatan berlaku, ia
States Parties which have expressed mengikat Para Negara Pihak itu yang
their consent to be bound by it. Other telah menyatakan persetujuannya
States Parties shall still be bound by untuk terikat olehnya. Para Negara
the provisions of this Convention and Pihak lainnya masih terikat dengan
any earlier amendments that they ketentuan-ketentuan Konvensi ini dan
have ratified, accepted or approved. amandemen-amandemen
sebelumnya yang manapun yang
telah mereka sahkan, terima atau
setujui.
Article 70 Pasal 70
Denunciation Penarikan diri
1. A State Party may denounce this 1. Negara Pihak dapat menarik diri dari
Convention by written notification to Konvensi ini dengan pemberitahuan
the Secretary-General of the United tertulis kepada Sekretaris Jenderal
Nations. Such denunciation shall Perserikatan Bangsa-Bangsa.
become effective one year after the Penarikan diri akan berlaku efektif
date of receipt of the notification by satu tahun sejak tanggal
the Secretary-General. pemberitahuan itu diterima oleh
Sekretaris Jenderal.

2. A regional economic integration 2. Organisasi integrasi ekonomi regional


organization shall cease to be a Party akan berhenti menjadi Pihak pada
to this Convention when all of its Konvensi ini bilamana semua Negara
member States have denounced it. anggotanya telah menarik diri.

Article 71 Pasal 71
Depositary and languages Penyimpanan dan bahasa
1. The Secretary-General of the United 1. Sekretaris Jenderal Perserikatan

86
Nations is designated depositary of Bangsa-Bangsa ditunjuk untuk
this Convention. menyimpan Konvensi ini.

2. The original of this Convention, of 2. Teks asli Konvensi ini, yang dalam
which the Arabic, Chinese, English, bahasa Arab, Cina, Inggris, Perancis,
French, Russian and Spanish texts Rusia dan Spanyol adalah sama-
are equally authentic, shall be sama otentik, akan disimpan pada
deposited with the Secretary-General Sekretaris Jenderal Perserikatan
of the United Nations. Bangsa-Bangsa.

IN WITNESS WHEREOF, the SEBAGAI BUKTI, yang bertandatangan


undersigned plenipotentiaries, being duly di bawah ini, duta-duta besar berkuasa
authorized thereto by their respective penuh, yang dikuasakan untuk itu oleh
Governments, have signed this Pemerintah masing-masing, telah
Convention. menandatangani Konvensi ini.
.

Terjemahan ini merupakan hasil kerjasama antara Direktorat Pembinaan Jaringan Kerja Antar
Komisi dan Instansi dan Biro Hukum, Komisi Pemberantasan Korupsi.

Informasi lebih lanjut hubungi:


rooseno@kpk.go.id
Johnson.ginting@kpk.go.id

87

Anda mungkin juga menyukai