Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH SILIKON

Davy pada tahun 1800 menganggap silika sebagai senyawa ketimbang


suatu unsur. Sebelas tahun kemudian pada tahun 1811, Gay Lussac dan
Thenard mungkin mempersiapkan amorphous sillikon tidak murni dengan
cara memanaskan kalium dengan silikon tetrafluorida.

Pada tahun 1824 Berzelius, yang dianggap sebagai penemu pertama


silikon, mempersiapkan amorphous silikon dengan metode yang sama dan
kemudian memurnikannya dengan membuang fluosilika dengan
membersihkannya berulang kali. Deville pada tahun 1854 pertama kali
mempersiapkan silikon kristal, bentuk alotropik kedua unsur ini.

Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Si dan nomor atom 14. Merupakan unsur terbanyak kedua di bumi.
Senyawa yang dibentuk bersifat paramagnetik.

2.2 SUMBER SILIKON

Silikon terdapat di matahari dan bintang-bintang dan merupakan


komponen utama satu kelas bahan meteor yang dikenal sebagai aerolites. Ia
juga merupakan komponen tektites.

Silikon membentuk 25.7% kerak bumi dalam jumlah berat, dan


merupakan unsur terbanyak kedua, setelah oksigen. Silikon tidak ditemukan
bebas di alam, tetapi muncul sebagian besar sebagai oksida dan sebagai
silikat. Pasir, quartz, batu kristal, amethyst, agate, flint, jasper dan opal
adalah beberapa macam bentuk silikon oksida. Granit, hornblende, asbestos,
feldspar, tanah liat, micA merupakan contoh beberapa mineral silikat.

Silikon dipersiapkan secara komersil dengan memanaskan silika dan


karbon di dalam tungku pemanas listrik, dengan menggunakan elektroda
karbon. Beberapa metoda lainnya dapat digunakan untuk mempersiapkan
unsur ini. Amorphous silikon dapat dipersiapkan sebagai bubuk cokelat
yang dapat dicairkan atau diuapkan. Proses Czochralski biasanya digunakan
untuk memproduksi kristal-kristal silikon yang digunakan untuk peralatan
semikonduktor. Silikon super murni dapat dipersiapkan dengan cara
dekomposisi termal triklorosilan ultra murni dalam atmosfir hidrogen dan
dengan proses vacuum float zone.

2.3 SIFAT-SIFAT KIMIA DAN FISIKA SILIKON

- Sifat Kimia

silikon
ikatan kristal dan padatan silikon

Silikon murni berwujud padat seperti logam dengan titik lebur


14100C. silikon dikulit bumi terdapat dalam berbagai bentuk silikat, yaitu
senyawa silikon dengan oksigen. Unsur ini dapat dibuat dari silikon
dioksida (SiO2) yang terdapat dalam pasir, melalui reaksi:

SiO2(s) + 2C(s) Si(s) + 2CO(g)

Silikon murni berstruktur seperti Intan ( tetrahedral) sehingga


sangat keras dan tidak menghantarkan listrik, jika dicampur dengan
sedikit unsur lain, seperti alumunium (Al) atau boron (B). silikon bersifat
semikonduktor (sedikit menghantarkan listrik), yang diperlukan dalam
berbagai peralatan, elektronik, seperti kalkulator dan Komputer. Itulah
sebabnya silikon merupakan zat yang sangat penting dalam dunia
modern. Untuk itu dibutuhkan silikon yang kemurniannya sangat tinggi
dan dapat dihasilkan dengan reaksi:

SiCl4(g) + 2H2(g) Si(s) + 4HCl(g)

Jari-jari silikon lebih besar dari karbon, sehingga tidak dapat


membentuk ikatan (rangkap dua atau tiga) sesamanya, hanya ikatan
tunggal (). Karena itu silikon tidak reaktif pada suhu kamar dan tidak
bereaksi dengan asam, tetapi dapat bereaksi dengan basa kuat seperti
NaOH.

Si(s) + 4OH-(aq) SiO4(aq) + 2H2(g)

Pada suhu tinggi, silikon dapat bereaksi dengan hidrogen


membentuk hidrida, dan dengan halogen membentuk halide, seperti:

Si(s) + 2H2 SiH4

Si(s) + 2Cl2 SiCl4

Batuan dan mineral yang mengandung silikon, umumnya


merupakan zat padat yang mempunyai titik tinggi, keras, yang setiap
keping darinya merupakan suatu kisi yang kontinu terdiri dari atom-atom
yang terikat erat. Sebuah contoh dari zat padat demikian, adalah silikon
dioksida, yang terdapat dialam dalam bentuk kuarsa, aqata (akik), pasir,
dan seterusnya.

Suatu sifat kimia yang penting dari silikon adalah kecenderungan


yang membentuk molekul yang signifikan besar. Silikon cenderung
membentuk ikatan tunggal (masing-masing membentuk 4 dan 3 ikatan
tunggal). Silikon membentuk molekul-molekul dan ion-ion raksasa, atom
oksigen membentuk kedudukan yang berselang-seling.
- Sifat Fisika

Konfigurasi [Ne] 3
S23P2
Fase Solid
Titik leleh 1687 K (14100 C, 5909 0F)
Titik didih 3538 K (2
355 0C,
5909 0F)
Distribusi Elektron 8,2
Energi Pen 8,2
gionan, eV/atm
Jari-jari kovalen atom 790 (1,17
A0)
Jari-jari ion 0,41 (Si4+)
Keelektronegatifan 1,8
Berat atom standar 28,085 g.mol-1
Bahan beku 50,21 KJ.mol-1
Kapasitas bahan (250C) 19,789 J.mol.K-1
Bahan pe 359 KJ.mol
-
Nguapan
1

Energi ikat diri, KJ mol-1 210-250


2.4 KARAKTERISTIK SILIKON

Atom silikon seperti halnya atom karbon, dapat membentuk empat


ikatan secara serentak silikon dalam susunan tetrahedral, unsur Si
mengkristal dengan struktur kubus pusat muka (fcc) seperti intan, silikon
bersifat semi konduktor. Dalam silika SiO2, setiap atom Si terikat pada
empat atom O dan tiap atom O terikat pada dua atom Si. Susunan struktur
tersebut membentuk jaringan yang sangat besar, yaitu struktur kristal
kovalen raksasa (seperti intan). Kuarsa mempunyai titik leleh tinggi dan
bersifat insulator. Kuarsa merupakan bentuk umum untuk silika namun,
sesungguhnya bentuk-bentuk silika lain banyak, sehingga umumnya disebut
mineral silika. Sebagian besar silika tidak larut dalam air. Hanya silikat dari
logam alkali yang dapat diperoleh sebagai senyawa yang larut dalam air.

Sifat umum dari mineral silikat adalah kekomplekan anion silikatnya,


namun struktur dasarnya merupakan tetrahedral sederhana dari empat atom
O disekitar atom pusat Si, tetrahedral ini dapat berupa:

- Unit terpisah
- Bergabung menjadi rantai atau cincin dari 2,3,4 atau 6 gugus
- Bergabung membentuk rantai tunggal yang panjang atau rantai ganda
- Tersusun dalam lembaran
- Terikat menjadi kerangka tiga dimensi

SiO44-(aq) + 4H+(aq) Si(OH)4(aq)


2.5 SENYAWA SILIKON

Senyawa-senyawa Si yang penting dalam kehidupan sehari-hari :

- Gelas dan Kaca


Merupakan senyawa campuran senyawa silikat. Gelas dibuat dengan
dengan cara memanaskan Na2CO3 dan CaCO3 dengan pasir (SiCO3).

- Semen
Merupakan senyawa Si yang terdiri atas campuran Kalsium dan
Kalsiumaluminat dibuat dengan cara memanaskan batuan yang
mengandung batuan kapur dengan tanah liat.

2.6 SILIKON DIOKSIDA

Nama IUPAC : Silikon dioksida


Nama lain : Kuarsa, Silika, Silikat oksida, Silikon (IV) oksida
Rumus molekul : O2Si
Massa molar : 60,08 g mol-1
Massa Exact : 59,966755777 g mol-1
Penampilan : Kristal Transparan
Kepadatan : 2,648 g cm-3
Titik lebur : 1600-1725 C,
K 1873-1998,
2912-3137 F
Titik didih : 2230 C,
2503 K,
4046 F
Kelarutan dalam air : 0,079 g L-1
Silika atau SiO2 murni terdapat dalam dua bentuk, kuarsa dan
kristobalit. Si selalu terikat secara tetrahedral kepada empat atom oksigen
namun ikatan-ikatannya mempunyai sifat cukup ionik. Dalam kristobalit,
atom-aton silikon ditempatkan seperti halnya atom-atom karbon dalam
intan, dengan atom-atom oksigen berada ditengah dari setiap pasangan.
Dalam kuarsa, terdapat heliks, sehingga terjadi kristal enansiomorf, dan hal
ini dapat dengan mudah dikenali dan dipisahkan secara mekanik.

Kuarsa dan kristobalit dapat saling dipertukarkan bila dipanaskan.


Proses ini lambat karena dibutuhkan pemutusan dan pembentukan kembali
ikatan-ikatan dan energi pengaktifannya tinggi. Walaupun demikian,
kecepatan perubahan amat sangat dipengaruhi oleh adanya pengotor, atau
oleh kehadiran oksida-oksida logam alkali.

Pendinginan lambat dari lelehan SiO2 atau pemanasan bentuk padatan


pada suhu yang lebih hangat memberikan bahan amorf yang nampak seperti
gelas dan benar-benar gelas dalam arti umum, yaitu suatu bahan yang tidak
mempunyai order beranah-panjang, tapi merupakan suatu deretan cincin
polimer, lembaran-lembaran, atau satuan-satuan tiga dimensi yang tak
beraturan.

Silika relatif tidak reaktif terhadap Cl2, H2, asam-asam dan sebagian
besar logam pada 250 atau walaupun pada suhu yang agak tinggi, tapi dapat
diserang oleh F2, HF aqua, hidroksida alkali, dan leburan karbonat-karbonat.
Hf aqua memberikan larutan yang mengandung fluorosilikat, misalnya,
SiF62-. Peleburan karbonat alkali berlebihan dengan SiO2 pada ~ 13000
memberikan produk komersial yang larut dalam air, dijual sebagai cairan
sirup yang mempunyai banyak kegunaan. Larutan akua natrium silikat
tampaknya mengandung ion [SiO2(OH)2]2- tetapi terdapat pula spesies
terpolimer yang bergantung pada pH dan konsentrasi.
- Struktur Kristal

Struktur tetrahedral unit silika (SiO4), blok bangunan dasar dari kaca paling
ideal.

Pada sebagian besar silikat, atom Si menunjukkan koordinasi


tetrahedral, dengan 4 atom oksigen yang mengelilingi sebuah atom Si pusat.
Contoh yang paling umum adalah dilihat dalam bentuk Kristal kuarsa SiO2
silika. Pada masing masing bentuk Kristal yang paling termodinamika
stabil silika, rata rata, semua 4 dari simpul (atau oksigen atom) dari tetra
hedral SiO4 dibagi dengan, menghasilkan rumus kimia bersih: SiO2.

SiO2 memiliki sejumlah bentuk Kristal yang berbeda (polimorf) selain


bentuk bentuk amorf. Dengan pengecualian stishovite dan silica berserat,
semua bentuk Kristal melibatkan unit SiO4 tetrahedral dihubungkan oleh
vektor bersama pada pengaturan yang berbeda. Silikon oksigen panjang
ikatan bervariasi antara bentuk Kristal yang berbeda, misalnya dalam
kuarsa panjang obligasi adalah 161 pm, sedangkan di tridimit itu di 154
171 pm jangkauan. Sudut Si O Si juga bervariasi antara nilai rendah
140 tridimit, sampai 180 pada tridimit. Pada kuarsa sudut Si
O Si adalah 144.
Silika berserat memiliki struktur yang serupa dengan SiS2 tetrahedral
SiO4 tepi sharing. Stishovite, bentuk tekanan yang lebih tinggi, sebaliknya
memiliki rutil seperti struktur di mana silicon adalah 6 koordinat. Kepadatan
stishovite adalah 4,287 g/cm3, yang membandingkan untuk kuarsa, yang
terpadat dari bentuk bentuk tekanan rendah, yang memiliki kerapatan
2,648 g/cm3. Perbedaan densitas dapat berasal dari peningkatan koordinasi
sebagai enam panjang terpendek ikatan Si Odalam stishovite (empat
panjang ikatan Si O dari 176 pm dan dua orang 181 pm) lebih besar dari
panjang ikatan Si O (161 pm) dalam kuarsa. Alam koordinasi
meningkatkan iconicity ikatan Si O. Tapi yang lebih penting adalah
pengamatan bahwa setiap penyimpangan dari standar parameter ini
merupakan perbedaan mikrostruktur atau variasi yang merupakan
pendekatan ke vitreous, amorfatau kaca padat.

Silika biasa diperoleh melalui proses penambangan yang dimulai dari


menambang pasir kuarsa sebagai bahan baku. Pasir kuarsa tersebut
kemudian dilakukan proses pencucian untuk membuang pengotor yang
kemudian dipisahkan dan dikeringkan kembali sehingga diperoleh pasir
dengan kadar silika yang lebih besar bergantung dengan keadaan kuarsa dari
tempat penambangan. Pasir inilah yang kemudian dikenal dengan pasir
silika atau silika dengan kadar tertentu.

Silika biasanya dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dengan


berbagai ukuran tergantung aplikasi yang dibutuhkan seperti dalam industri
ban, karet, gelas, semen, beton, keramik, tekstil, kertas, kosmetik,
elektronik, cat, film, pasta gigi, dan lain-lain. Untuk proses penghalusan
atau memperkecil ukuran dari pasir silika umumnya digunakan metode
milling dengan ball mill untuk menghancurkan ukuran pasir silika yang
besar-besar menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, silika dengan ukuran
yang halus inilah yang biasanya bayak digunakan dalam industri.
Saat ini dengan perkembangan teknologi mulai banyak aplikasi
penggunaan silika pada industri semakin meningkat terutama dalam
penggunaan silika pada ukuran partikel yang kecil sampai skala mikron atau
bahkan nanosilika. Kondisi ukuran partikel bahan baku yang diperkecil
membuat produk memiliki sifat yang berbeda yang dapat meningkatkan
kualitas. Sebagai salah satu contoh silika dengan ukuran mikron banyak
diaplikasikan dalam material building, yaitu sebagai bahan campuran pada
beton. Rongga yang kosong di antara partikel semen akan diisi oleh
mikrosilika sehingga berfungsi sebagai bahan penguat beton (mechanical
property) dan meningkatkan daya tahan (durability). Selama ini kebutuhan
mikrosilika dalam negeri dipenuhi oleh produk impor. Ukuran lainnya yang
lebih kecil adalah nanosilika bnyak digunakan pada aplikasi di industri ban,
karet, cat, kosmetik, elektronik, dan keramik. Sebagai salah satu contoh
adalah pada produk ban dan karet secara umum. Manfaat dari penambahan
nanosilika pada ban akan membuat ban memiiki daya lekat yang lebih baik
terlebih pada jalan salju, mereduksi kebisingan yang ditimbulkan dan usia
ban lebih pajang daripada produk ban tanpa penambahan nanosilika.

Untuk memperoleh ukuran silika sampai pada ukuran nano/


mikrosilika perlu perlakuan khusus pada prosesnya. Untuk mikrosilika
biasanya dapat diperoleh dengan metode special milling, yaitu metode
milling biasa yang sudah dimodifikasi khusus sehingga kemampuan untuk
menghancurkannya jauh lebih efektif, dengan metode ini bahkan
dimungkinkan juga memperoleh silika sampai pada skala nano. Sedangkan
untuk nanosilika bisa diperoleh dengan metode-metode tertentu yang
sekarang telah banyak diteliti diantaranya adalah sol-gel process, gas phase
process, chemical precipitation, emulsion techniques, dan plasma spraying
& foging proses (Polimerisasi silika terlarut menjadi organo silika).
2.7 REAKSI DENGAN HALOGEN

Silikon bereaksi dengan halogen secara umum, bahkan sampai


terbakar dalam gas flour (menggunakan suatu atom halogen).

Si + 2X2 SiX4

2.8 ASAM-OKSI YANG UMUM

Bila dipanaskan dalam udara, unsur ini bereaksi dengan oksigen


dalam reaksi pembakaran yang sangat eksotermik untuk membentuk oksida
SiO2, pada hakikatnya tidak reaktif dengan air pada suhu-suhu biasa.
Namun, dua asam silikat sederhana adalah asam ortosilikat, H4SiO4, dan
asam metasilikat, H2SiO3. Kedua senyawa ini praktis dan larut dalam air,
tetapi mereka memang bereaksi dengan basa.

Contohnya:

H4SiO4(s) + 4 NaOH(aq) Na4SiO4(aq) + H2O(aq)

(nartium ortosilikat)

Bila kering sebagian (parsial) asam silikat disebut gel silika (suatu
asam yang agak mirip dengan garam buatan, NaCl). Dalam bentuk ini ia
mempunyai kapasitas menyerap yang besar terhadap uap air, belerang
dioksida, asam sitrat, benzena dan zat-zat lain, ia digunakan secara luas
sebagai bahan untuk menghilangkan kelembaban dalam wadah-wadah kecil
yang tertutup.
Garam-garam asam oksi dari kedua asam silikat tadi meliputi;

- Na2SiO3 (natrium metasilikat)


- Na4SiO4 (natrium ortosilikat)
- Mg2SiO4 (magnesium ortosilikat)
- LiAl(SiO3)2 (litium alumunium metasilikat)

Semua silikat ini kecuali silikat dari Na+, K+, Rb+, Cs+, dan NH4+,
praktis tidak larut dalam air.

Semua silikat yang larut, membentuk larutan yang berasifat basa bila
dilarutkan dalam air. Ion SiO32-, bertindak sebagai basa dengan
menghilangkan proton dari air.

SiO32-(aq) + H2O(aq) HSiO3-(aq) + OH-(aq)

Suatu sifat kimia yang penting dari silikon adalah kecenderungan


yang membentuk molekul yang signifikan besar. Silikon cenderung
membentuk ikatan tunggal (masing-masing membentuk 4 dan 3 ikatan
tunggal). Silikon membentuk molekul-molekul dan ion-ion raksasa, atom
oksigen membentuk kedudukan yang berselang-seling.

2.9 REAKTIFITAS SILIKON DAN SENYAWANYA

Kereaktifan silikon sama halnya dengan boron dan karbon yaitu


sangat tak reaktif pada suhu biasa. Bila mereka bereaksi, tak ada
kecendrungan dari atom-atom mereka untuk kehilangan elektron-elektron
terluar dan membentuk kation sederhana, seperti B3+, C4+ dan Si4+. Ion-ion
kecil ini akan mempunyai rapatan muatan begitu tinggi, sehingga
eksistensinya tidaklah mungkin. Namun atom-atom ini biasanya bereaksi
dengan persekutuan antara elektron merekamembentuk ikatan kovalen. Bila
dipanaskan dalam udara, unsur-unsur itu bereaksi dengan oksigen dalam
reaksi pembakaran yang sangat eksotermik untuk membentuk oksida B2O3,
CO2 dan SiO2,Ketiga oksida ini bersifat asam.

SiO2 pada hakikatnya tidak reaktif dengan air pada suhu-suhu biasa.
Namun dua asam silikat sederhana adalah asam ortosilikat, H4SiO4 dan
asam metasilikat, H2SiO3- Kedua senyawa ini praktis tak larut dalam air,
tetapi mereka bereaksi dengan basa, contohnya :

H4SiO4(s) + 4NaOH(aq) Na4SiO4(aq) + 4H2O(aq)

Bila kering sebagian (parsial), asam silikat disebut gel silika (suatu
bahan yang agak mirip dengan garam batuan, NaCl). Dalam bentuk ini, ia
mempunyai kapasitas menyerap yang besar terhadap uap air, belerang
dioksida, asam nitrat, benzena dan zat-zat lain. Ia digunakan secara luas
sebagai bahan untuk menghilangkan kelembaban dalam wadah-wadah kecil.

2.10 KEGUNAAN SILIKON DAN SENYAWA SILIKON

Penggunaan penting dari silikon adalah dalam pembuatan transistor,


chips, komputer dan sel surya. Untuk tujuan itu diperlukan silikon ultra
murni. Silikon juga digunakan dalam berbagai jenis alise dengan besi (baja).
Sedangkan senyawa silikon digunakan dalam industri. Silica dan silikat
digunakan untuk membuat gelas, keramik, porselin dan semen.

Larutan pekat natrium silikat (Na2SiO3), suatu zat padat amorf yang
tidak berwarna, yang disebut water glass, digunakan untuk pengawetan telur
dan sebagai perekat, juga sebagai bahan pengisi (fillir) dalam detergent.
Silikon karbida (SiC), merupakan zat padat yang sangat keras
digunakan untuk ampelas (abrasive) dan pelindung untuk pesawat ulang alik
terhadap suhu yang tinggi sewaktu kembali kebumi. Silica gel, suatu zat
padat amorf yang sangat berfori, dibuat dengan melepas sebagian air dari
asam silikat (H2SiO3) atau (SiO2H2O). silica gel bersifat higroskopis
(mengikat air) sehingga digunakan sebagai pengering dalam berbagai
macam produk.

Bahan-bahan yang mengandung silikon yang dikenal baik :


a. Keramik.
b. Semen
c. Kaca
d. Silikon
e. Zeolit

Anda mungkin juga menyukai