Anda di halaman 1dari 14

TUGAS RESUME PERTEMUAN III

Unsur Dan Senyawa Golongan 13(Al) Dan Golongan 14 (C, Si)

NAMA : Renisa Aldian


NIM : A1C122074
KELAS : REGULER C
MATA KULIAH : KIMIA ANORGANIK II
HARI/TANGGAL : SENIN, 26 FEBRUARI 2024

A. Kelimpahan

● Di Kerak Bumi : karbon hanya sekitar 0,08% dari massa kerak


bumi, menempatkannya sebagai unsur paling melimpah ke-15.
● Di Atmosfer : karbon ditemukan dalam bentuk karbon dioksida
(CO2), yang Menyusun sekitar 0,04% dari Volume Atmosfer.
● Di Tubuh manusia : karbon adalah unsur paling melimpah kedua
dalam tubuh manusia setelah oksigen, menyumbang sekitar 18%
dari massa tubuh.
● Di Alam Semesta : karbon adalah unsur paling melimpah keempat
di alam semesta setelah hydrogen, Helium, dan Oksigen,
diperkirakan menyumbang sekitar 0.3% dari massa materi baryonic.

B. Proses Ekstraksi/Isolasi
ALUMUNIUM :
Ekstraksi alumunium
● Aluminium diperoleh dari mineral bauksit
● Pemurnian bijih bauksit dari aluminium oksida dilakukan secara kontinyu.
Cryolite ditambahkan dalam titik leleh yang lebih rendah dan melarutkan
bijih.
● Ion-ion harus bebas bergerak menuju elektroda yang disebut katoda
(elektroda negatif) yang menarik ion positif, misalnya Al3+ dan anoda
(elektroda positif) yang menarik ion negatif, misalnya O2–
● Ketika arus DC dilewatkan melalui plat aluminium pada katoda (logam)
maka aluminium akan diendapkan di bagian bawah tangki.
● Pada anoda, gas oksigen terbentuk (non-logam). Ini menimbulkan masalah.
Pada suhu yang tinggi dalam sel elektrolit, gas oksigen akan membakar dan
mengoksidasi elektroda karbon menjadi gas beracun karbon monoksida
atau karbon dioksida. Sehingga elektrode harus diganti secara teratur dan
gas buang dihilangkan.
● Hal tersebut merupakan proses yang memerlukan biaya relatif banyak (6x
lebih banyak dari pada Fe) karena dalam proses ini membutuhkan energi
listrik yang mahal dalam jumlah yang banyak.
● Dua aturan yang umum :
● Logam dan hidrogen (dari ion positif), terbentuk pada elektroda
negatif (katoda).
● Non-logam (dari ion negatif), terbentuk pada elektroda positif
(anoda).
● Bijih bauksit dari aluminium oksida tidak murni (Al2O3 terbentuk dari ion
Al3+ dan ion O2–).
● Karbon (grafit) digunakan sebagai elektroda.
● Cryolite menurunkan titik leleh bijih dan menyimpan energi, karena ion-
ion harus bergerak bebas untuk membawa arus.
● Elektrolisis adalah penggunaan energi listrik DC yang megakibatkan
adanya perubahan kimia, misalnya dekomposisi senyawa untuk
membentuk endapan logam atau membebaskan gas. Adanya energi listrik
menyebabkan suatu senyawa akan terbelah.
● Sebuah elektrolit menghubungkan antara anoda dan katoda. Sebuah
elektrolit adalah lelehan atau larutan penghubung dari ion-ion yang
bergerak bebas yang membawa muatan dari sumber arus listrik.

SILIKON :
Ekstraksi Silikon
1. Pencairan dengan Alkali
● Pasir silika dicampur dengan NaOH atau KOH dan dipanaskan pada suhu
tinggi (1400-1600°C).
● Silika bereaksi dengan alkali membentuk natrium silikat (Na2SiO3) atau
kalium silikat (K2SiO3).
● Natrium silikat/kalium silikat dilarutkan dalam air dan disaring untuk
memisahkan kotoran.
● Silika diendapkan dari larutan dengan penambahan asam.
2. Proses Klorida
● Pasir silika dicampur dengan batubara dan dipanaskan dalam tungku
klorinasi pada suhu 1000-1200°C.
● Silika bereaksi dengan klorin membentuk silikon tetraklorida (SiCl4).
● Silikon tetraklorida dikondensasi dan dimurnikan.
● Silikon diendapkan dari silikon tetraklorida dengan hidrogen atau
magnesium.

Isolasi Silikon
1. Reduksi dengan Aluminium (Proses Kroll)
● Silika dicampur dengan aluminium bubuk dan dipanaskan dalam reaktor
pada suhu 1200-1300°C.
● Silika bereaksi dengan aluminium membentuk silikon dan aluminium
oksida.
● Silikon cair dipisahkan dari aluminium oksida dengan penyaringan.
2. Reduksi dengan Magnesium (Proses Pidgeon)
● Silika dicampur dengan magnesium bubuk dan dipanaskan dalam reaktor
pada suhu 1200-1300°C.
● Silika bereaksi dengan magnesium membentuk silikon dan magnesium
oksida.
● Silikon cair dipisahkan dari magnesium oksida dengan penyaringan.
Pemurnian Silikon
Silikon hasil reduksi masih mengandung pengotor, sehingga perlu
dimurnikan dengan berbagai metode seperti:
● Penyubliman
● Zona lebur
● Penarikan kristal
Produk akhir
Silikon murni yang dihasilkan dapat digunakan untuk berbagai aplikasi,
seperti:
● Industri elektronik
● Industri semikonduktor
● Industri baja
● Industri keramik

KARBON :
Proses Ekstraksi
1. Dari Karbonat:
● Pemanasan: Batu kapur dipanaskan pada suhu tinggi (900-1000°C)
untuk menghasilkan kapur tohor (CaO) dan karbon dioksida (CO2).
● Reaksi dengan asam: Batu kapur direaksikan dengan asam klorida
(HCl) untuk menghasilkan kalsium klorida (CaCl2) dan CO2.
2. Dari Karbon Dioksida:
● Penyerapan: CO2 diserap dari atmosfer atau gas buang industri
menggunakan larutan alkali seperti NaOH atau KOH.
● Kriogenik: CO2 dicairkan dan dipisahkan dari gas lain melalui proses
distilasi.
3. Dari Bahan Bakar Fosil:
● Penambangan: Batubara ditambang dari bumi dan diproses untuk
memisahkan kotoran.
● Penyulingan: Minyak bumi dipompa dari bumi dan disuling untuk
menghasilkan berbagai produk, seperti bensin, solar, dan gas alam.
4. Dari Biomassa:
● Pembakaran: Biomassa dibakar untuk menghasilkan panas dan CO2.
● Pirolisis: Biomassa dipanaskan tanpa oksigen untuk menghasilkan
biochar, gas, dan minyak.

Proses Isolasi
Setelah diekstraksi dari sumbernya, karbon dapat diisolasi dengan berbagai
metode, seperti:
● Filtrasi: Digunakan untuk memisahkan padatan dari larutan.
● Presipitasi: Digunakan untuk memisahkan zat terlarut dari larutan dengan
menambahkan zat lain yang akan bereaksi dengannya dan menghasilkan
endapan.
● Kristalisasi: Digunakan untuk memurnikan zat dengan
mengkristalkannya dari larutan.
Produk akhir:
Karbon yang diisolasi dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti:
● Industri baja: Sebagai bahan baku pembuatan baja.
● Industri kimia: Sebagai bahan baku pembuatan berbagai produk kimia.
● Industri energi: Sebagai bahan bakar.
● Industri elektronik: Sebagai bahan baku pembuatan semikonduktor.

C. Sifat Fisis Dan Kimia


ALUMUNIUM :
Sifat Kimia:
● Reaktivitas:
-Aluminium adalah logam yang umumnya tidak reaktif terhadap air
dan udara karena membentuk lapisan oksida pelindung pada
permukaannya.
-Logam ini dapat larut dalam larutan basa kuat dan membentuk
senyawa kompleks.
● Senyawa Karakteristik:
-Aluminium membentuk senyawa oksida, seperti aluminium oksida
(Al2O3), yang memiliki berbagai aplikasi, termasuk sebagai bahan
bangunan dan sebagai bahan tahan api.
● Titik Lebur dan Titik Didih:
-Aluminium memiliki titik lebur tinggi untuk logam, menunjukkan
sifat logam tahanpanas.
● Kepadatan:
-Kepadatan aluminium moderat, dan logam ini memiliki kepadatan
rendahdibandingkan dengan beberapa logam lainnya.
● Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin, air panas dan asam
asetat panas. Larut dalam basa, asam sulfat, asam hidroklorida

Sifat Fisika :

Wujud : Padat
Warna : Silver
Berat Atom : 26,981538 g/mol
Titik leleh : 660,45 oC
Titik Didih : 2520 oC
Massa Jenis : 2,699 g/cm3 (pada 20 oC)
Elektronegatifitas : 1,5
Energi Ionisasi I : 557,5 kJ/mol
Energi Ionisasi II : 1816,7 kJ/mol
Energi Ionisasi III : 2744,8 kJ/mol

SILIKON :
Sifat Fisika :
Sifat Kimia :
Silikon merupakan metaloid yang siap untuk memberikan atau
berbagi 4 elektron terluarnya, sehingga memungkinkan banyak ikatan
kimia. Kebanyakan asam tidak bereaksi dengan silikon, kecuali asam nitrat
dan asam hidrofluorat. Silikon dengan 4 elektron valensi mempunyai
kemungkinan untuk bergabung dengan elemen atau senyawa kimia lainnya
pada kondisi yang sesuai.
Silikon lebih reaktif dari karbon. Pada suhu tinggi silikon dapat
berikatan dengan halogen membentu senyawa biner. Bila silikon bereaksi,
tidak ada kecenderungan dari atom-atom silikon untuk kehilangan
elektron-elektron terluar dan membentuk kation sederhana seperti Si4+,
karena ion-ion kecil ini akan mempunyai rapatan muatan tinggi. Namun
atom-atom ini biasanya bereaksi dengan penggunaan bersama elektron-
elektron atom tersebut untuk membentuk ikatan kovalen. Bila dipanaskan
dalam udara, unsur-unsur tersebut bereaksi dengan oksigen dalam reaksi
pembakaran yang sangat eksotermik untuk membentuk oksida SiO2
(silika) yang bersifat asam.
Karbon dapat membentuk ikatan tunggal maupun ikatan rangkap
dua dan rangkap tiga, sedangkan pada silikon hanya dapat membentuk
ikatan tunggal saja. Hal ini dikarenakan untuk membentuk ikatan phi
(rangkap) dibutuhkan jarak yang dekat (ideal). Karbon memiliki ukuran
atom yang kecil sehingga jari-jari atomnya pun juga kecil sehingga jarak
ikatan antara C dan C dekat dan memungkinkan terbentuknya ikatan phi
(rangkap). Sedangkan silikon memiliki ukuran atom yang besar sehingga
jari-jari atomnya pun besar. Jari-jari yang besar ini menyebabkan jarak
ikatan antara Si dan Si semakin jauh sehingga sulit untuk membentuk
ikatan phi (rangkap).
CARBON :
Sifat Fisika :
Nomor atom :6
Jenis : non- logam
Wujud : Padatan
Densitas (g/cm3 ) : 2.62 (grafit)
Titik leleh (0C) : 3.837
Titik didih (0C) : 4.197

Jari-jari atom (pm) : 77 J


ari-jari ion (pm) : 260 (-4)
Elektronegatifitas : 1.086
Potensial reduksi : 2.5

Sifat Kimia :

1. Keelektronegatifan

Karbon memiliki elektronegatifan yang lebih tinggi daripada hidrogen dan logam,
tetapi lebih rendah daripada nitrogen dan oksigen. Keelektronegatifan ini
memungkinkan karbon untuk membentuk ikatan kovalen yang kuat dengan atom
lain.

2. Tetravalensi

Setiap atom karbon memiliki empat elektron valensi yang dapat digunakan untuk
membentuk ikatan kimia. Hal ini memungkinkan karbon untuk membentuk berbagai
macam senyawa dengan atom lain.

3. Katenasi

Karbon memiliki kemampuan untuk mengikat atom karbon lain, membentuk rantai
panjang dan struktur cincin. Kemampuan ini memungkinkan karbon untuk
membentuk berbagai macam senyawa organik, seperti protein, karbohidrat, dan
lipid.

4. Ikatan rangkap
Karbon dapat membentuk ikatan rangkap dua dan rangkap tiga dengan atom lain.
Ikatan rangkap ini lebih kuat dan lebih pendek daripada ikatan tunggal, dan
memungkinkan karbon untuk membentuk berbagai macam senyawa dengan sifat
yang berbeda.

5. Isomerisme

Karbon dapat membentuk isomer, yaitu senyawa dengan rumus molekul yang sama
tetapi struktur yang berbeda. Isomerisme dapat memberikan senyawa dengan sifat
yang berbeda.

6. Reaktivitas

Karbon memiliki reaktivitas kimia yang tinggi. Karbon dapat bereaksi dengan
berbagai macam atom dan senyawa lain untuk membentuk berbagai macam
senyawa baru.

7. Keberagaman Senyawa

Karbon dapat membentuk lebih banyak senyawa daripada unsur lainnya. Saat ini,
lebih dari 10 juta senyawa karbon telah diketahui, dan jumlah ini terus meningkat.

Karbon tidak bersifat toksik dan merupakan unsur yang sangat tidak reaktif. Meskipun
begitu, karbon dapat bereaksi dengan unsur halogen dan oksigen

D. Proses Pembuatan
ALUMINIUM :
Unsur Aluminium diperoleh dari elektrolisis bauksit yang dilarutkan
dalam kriolit cair. Proses ini dikenal dengan proses Hall. Pada proses ini
bauksit ditempatkan dalam tangki baja yang dilapisi karbon dan berfungsi
sebagai katode. Adapun anode berupa batang-batang karbon yang
dicelupkan dalam campuran.
Proses Halt-Heroult
1) Pelarutan Bauksit
Al2O2(s) + 2NaOH(aq) + 2H2O(l)
→ 2NaAl(OH)4(aq)
2) Pengendapan
2NaAl(OH)4(aq) +
CO2(g)
→ 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)
3) Pemanasan
2Al(OH)3(s) → Al2O3(s) + 3H2O(g)
Selanjutnya Proses Elektrolisis Bauksit yang dicampur dengan lelehan
Kriolit agar titik didihnya turun.
Elektroda yang Digunakan adalah Grafit. Oksigen yang dihasilkan
bereaksi dengan grafit, sehingga anoda harus diganti Ketika telah habis.
SILIKON :
Silikon diperoleh dengan cara mereduksi SiO2 menggunakan karbon atau
kalsium karbida (CaC2) dalam dapur listrik.

CARBON :
Proses pembuatan karbon memiliki dua tahap yang harus dilakukan
yaitu (1) Tahap Karbonisasi dan (2) Tahap Pemurnian karbon. Tahap
karbonisasi dilakukan untuk menghasilkan arang dan tahap pemurnian
karbon untuk menghilangkan hidrokarbon yang melapisi permukaan arang
sehingga porositas arang meningkat (Lempang, 2014).
1) Karbonisasi
Metode karbonisasi dapat dibagi menjadi dua tahap pemanasan
yaitu (1) pemanasan yang dilakukan pada suhu rendah untuk
mengurangi kadar air dan mendestruksi struktur kristalin, dan (2)
perlakuan dengan menggunakan suhu tinggi dilakukan untuk
mengubah sumber karbon menjadi partikel karbon (Rahman
dkk., 2015).
2) Pemurnian Karbon
Pemurnian karbon merupakan proses yang bertujuan
meningkatkan luas permukaan dan volume pori-pori karbon serta
menghilangkan pengotor hidrokarbon. Pemurnian karbon dapat
dilakukan dengan aktivator bahan kimia (pemurnian karbon
kimia) ataupun dengan pemanasan pada temperature tinggi
(pemurnian karbon fisika). Pemurnian karbon secara kimia dalam
pembuatan karbon dapat menggunakan HCl (Gumelar &
Hendrawan, 2015). Pemurnian karbon cara fisika merupakan
pemurnian karbon arang menggunakan oksidator lemah,
misalnya uap air, gas CO2, N2, O2 dan gas pengoksidasi lainnya.
Pada umumnya, prinsip pemurnian karbon ini dimulai dengan
mengaliri gas-gas ringan berupa uap air, CO2, atau udara ke
dalam retort yang berisi arang. Proses pemurnian karbon dengan
uap air atau gas CO2 berlangsung sangat lambat, sedangkan pada
suhu di atas 1000 ˚C, akan menyebabkan kerusakan struktur kisi-
kisi heksagonal arang (Lempang, 2014).

E. Identifikasi Pemanfaatan Unsur Dan Senyawa Golongan 13(Al) Dan


Golongan 14 (C, Si)
ALUMUNIUM :
1. Industri Transportasi: Aluminium digunakan dalam pembuatan
kendaraan bermotor, pesawat terbang, dan sepeda karena sifatnya yang
ringan, tahan korosi, dan kuat.
2. Pembungkus dan Kemasan: Aluminium foil digunakan dalam
pembungkus makanan dan minuman karena sifatnya yang tahan terhadap
korosi dan sifat isolator panas yang baik.
3. Konstruksi: Aluminium digunakan dalam konstruksi bangunan karena
kekuatannya yang relatif tinggi dan ketahanannya terhadap korosi. Ini
digunakan dalam bingkai jendela, pintu, atap, dan fasad.
4. Industri Listrik: Aluminium digunakan dalam kabel listrik karena
konduktivitas listriknya yang baik.
5. Industri Ruang Angkasa: Aluminium digunakan dalam pembuatan
komponen pesawat luar angkasa dan satelit karena sifat ringannya.
6. Industri Makanan: Karena ketahanannya terhadap korosi, aluminium
digunakan dalam peralatan memasak seperti panci dan wajan.

SILIKON :
a. Silikon dioksida secara luas digunakan dalam pembuatan kaca dan batu
bata.
b. Silica gel, bentuk koloid silikon dioksida, mudah menyerap
kelembaban dan digunakan sebagai desikan. Silikon membentuk
senyawa yang berguna lainnya. Silikon karbida (SiC) hampir sekeras
berlian dan digunakan sebagai abrasif.
c. Natrium silikat (Na2SiO3), juga dikenal sebagai gelas air, digunakan
dalam produksi sabun, perekat dan sebagai pengawet telur.
d. Silikon tetraklorida (SiCl4) digunakan untuk membuat layar asap.
e. Silikon juga merupakan unsur penting dalam silikon, kelas bahan yang
digunakan untuk hal-hal seperti pelumas, agen polishing, isolator listrik
dan implan medis.
f. Bahan-bahan yang mengandung silikon yang dikenal baik :
● Keramik
● Semen
● Kaca
● Silikon
● Zeolit
KARBON :
Ada banyak kegunaan terbatas karbon dalam bentuk unsurnya. Tapi
setelah menggabungkan dengan unsur lain, berubah dirinya menjadi zat
yang berguna untuk berbagai hal antara lain :
1. Digunakan sebagai unsur dekoratif dalam barang-barang perhiasan.
2. Bahan bakar fosil seperti gas metana, minyak mentah, bensin, dan
diesel mengandung persentase tinggi karbon. Bahkan gas memasak
yang kita gunakan adalah hidrokarbon.
3. Karbon digunakan sebagai dasar pelarut untuk tinta yang digunakan
dalam printer inkjet.
4. Unsur ini digunakan dalam industri otomotif sebagai pigmen hitam.
5. Plastik merupakan polimer karbon.
6. ‘Vegetable carbon’ atau karbon aktif sering digunakan sebagai agen
pemutih atau penyerap gas yang banyak digunakan dalam sistem
filtrasi.
7. Karbon (dalam bentuk karbon dioksida) juga digunakan dalam
minuman bersoda, alat pemadam kebakaran, dan bahan pembuat es
kering.
8. Barang sehari-hari seperti parfum, semir sepatu, dan kertas karbon
menggunakan karbon.
9. Dalam metalurgi, karbon monoksida digunakan sebagai agen pereduksi
untuk memperoleh unsur dan senyawa lainnya.
10.Karbon dalam bentuk ‘freon’ digunakan dalam alat dan sistem
pendingin.
11.Banyak pemotong logam dan alat-alat tahan panas diproduksi dari
karbon.
12.Salah satu bahan yang paling berlimpah yaitu plastik, dihasilkan dari
polimer karbon sintetis.
Selain berbagai kegunaan diatas, karbon juga berperan dalam tubuh
manusia, diantaranya :
i. Karbon bertindak sebagai makronutrien bagi tubuh dalam bentuk
karbohidrat. Untuk diketahui, setiap bagian tubuh manusia terdiri dan
memerlukan sejumlah besar unsur ini.
ii. Karbon berperan utama dalam banyak proses kehidupan yang
kompleks dan penting. Karbon dalam tubuh berikatan dengan banyak
atom lain sehingga membuat tubuh berfungsi serta membantu
pertumbuhan. Sekitar 18% tubuh manusia terdiri dari karbon.
iii. Unsur ini merupakan dasar dari protein, lemak, dan asam nukleat dalam
tubuh manusia. Ini berarti karbon memainkan peran penting dalam
fisiologi tubuh manusia.
iv. Karbon dioksida yang kita keluarkan pada saat respirasi mengandung
karbon. Kadar tidak normal karbon dioksida dalam tubuh dapat
menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Oleh karena itu, penting
untuk menjaga tingkat normal karbon dioksida dalam tubuh.
v. Semua kegiatan metabolisme yang berlangsung dalam tubuh
melibatkan karbon sebagai komponen dasar. Sebagai contoh, hormon
dan enzim mengandung karbon.
vi. Arang aktif digunakan dalam pengobatan untuk menyerap berbagai
racun atau gas yang diproduksi dalam tubuh manusia
MINDMAPPING Kelompok 2

Anda mungkin juga menyukai