http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Kimia/0177%20Kim%201-5e.htm
Rabu,
4 April 2000
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi antara lain konsentrasi, sifat zat
yang bereaksi, suhu dan katalisator.
A. KONSENTRASI
Dari berbagai percobaan menunjukkan bahwa makin besar konsentrasi zat-zat yang
bereaksi makin cepat reaksinya berlangsung. Makin besar konsentrasi makin banyak zat-
zat yang bereaksi sehingga makinbesar kemungkinan terjadinya tumbukan dengan
demikian makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.
Sifat mudah sukarnya suatu zat bereaksi akan menentukan kecepatan berlangsungnya
reaksi.
- Reaksi antara senyawa kovalen umumnya berlangsung lambat.
Hal ini disebabkan karena untuk berlangsungnya reaksi tersebut dibutuhkan
energi untuk memutuskan ikatan-ikatan kovalen yang terdapat dalam molekul
zat yang bereaksi.
C. SUHU
Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan
menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan
bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih
besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan
transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara matematis
hubungan antara nilai tetapan laju reaksi (k) terhadap suhu dinyatakan oleh formulasi
ARRHENIUS:
k = A . e-E/RT
dimana:
D. KATALISATOR
Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud
memperbesar kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak
mengalami perubahan kimiawi yang permanen, dengan kata lain pada akhir reaksi
katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum
reaksi.
Kecepatan Reaksi
Kata Kunci: energi kinetik, kecepatan reaksi, konsentrasi reaksi
Ditulis oleh Zulfikar pada 16-09-2010
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/kecepatan-reaksi-dan-
energi/kecepatan-reaksi/
Dalam kehidupan sehari-hari segala sesuatu yang berubah selalu menjadi pertanyaan kapan
perubahan itu selesai, jika tidak tentu pertanyaan selanjutnya muncul berapa kecepatan
perubahan. Kita ambil contoh lain, misalnya jika kita mengendarai mobil dari kota Jember ke
kota Surabaya yang berjarak 200 km. Jika kita tahu waktu yang dibutuhkan misalnya 4 jam,
maka kita mengetahui kecepatan rata-rata, atau sebaliknya jika kita mengetahui kecepatan
rata-rata, kita dapat memprediksi waktu yang dibutuhkan.
Informasi tentang kecepatan berlangsungnya suatu reaksi amat penting diketahui, misalnya
bagi industri dapat memprediksi jumlah produk, lama waktu produksi dan mungkin sampai
dengan jumlah karyawan yang dibutuhkan dalam sebuah pabrik.
Untuk meninjau kecepatan reaksi, mari kita lihat terlebih dahulu bagaimana suatu reaksi
berlangsung.
Reaksi berlangsung karena adanya partikel-partikel, atom atau molekul yang bertumbukan
dan tidak semua tumbukan menghasilkan reaksi, hanya tumbukan dengan energi yang cukup
yang dapat menghasilkan reaksi. Energi tersebut dikenal dengan Energi aktifasi dan
didefinisikan sebagai energi kinetik minimum yang harus dimiliki atau diberikan kepada
partikel agar tumbukannya menghasilkan sebuah reaksi. Dalam Hubungannya dengan energi
atau ѐH, maka enegi aktifasi bukan bagian dari energi tersebut seperti dapat kita lihat pada
dua jenis reaksi eksoterm dan endoterm pada Gambar 10.1.
Gambar 10.1. Besarnya Energi aktifasi dalam reaksi eksoterm dan endoterm
A → B
Pada awal reaksi, yang ada hanya zat A, sedangkan zat B belum terbentuk. Selama reaksi
berjalan, secara perlahan-lahan zat A berkurang, dan zat B terbentuk atau bertambah. Secara
grafik dapat kita sederhanakan pada Gambar 10.2. Untuk lebih mudah memahami perhatikan
persamaan reaksi sebagai berikut :
A → B
Gambar 10.2. Perubahan konsentrasi zat A dan meningkatnya konsentrasi dalam selang
waktu
Pada awal reaksi, yang ada hanya zat A, sedangkan zat B belum terbentuk. Selama reaksi
berjalan, secara perlahan-lahan zat A berkurang, dan zat B terbentuk atau bertambah. Secara
grafik dapat kita sederhanakan pada Gambar 10.3. Sehingga kita dapat katakan bahwa
kecepatan reaksi adalah berkurangnya konsentrasi zat A dalam selang waktu tertentu, dengan
persamaan :
Gambar 10.3. Perubahan konsentrasi zat A dan meningkatnya konsentrasi dalam selang
waktu
Kecepatan reaksi dapat kita ubah dalam satuan konsentrasi B, yaitu bertambahnya
konsentrasi zat B dalam selang waktu tertentu. Jika kita rumuskan :
Guldenberg dan Waage mengamati kecepatan reaksi dan dan menyatakan bahwa kecepatan
reaksi bergantung pada konsentrasi dari zat yang bereaksi. Hubungan ini dirumuskan
“Kecepatan reaksi pada sistem homogen (satu fase) berbanding langsung dengan konsentrasi
zat-zat yang bereaksi dipangkatkan dengan koefisien masing-masing zat yang bereaksi sesuai
dengan persamaan reaksinya” (lihat Gambar 10.4).
Gambar 10.4. Kecepatan menurut Guldenberg dan Waage
a A + → b B
Maka menurut Guldenberg dan Waage, kecepatan reaksi zat A dan B menjadi zat C dan D
adalah:
V = kecepatan reaksi
k = konstanta kecepatan reaksi
[A] dan [B] = konsentrasi zat A dan zat B
a dan b = koefisien zat A dan zat B dalam persamaan reaksi.