Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan

Fasa diam yang digunakan pada percobaan KLT kali ini adalah silika gel GF 245.
Gel silika adalah butiran seperti kaca dengan bentuk yang sangat berpori,
silika dibuat secara sintetis dari natrium silikat. Walaupun namanya, gel silika
padat. Gel silika adalah mineral alami yang dimurnikan dan diolah menjadi
salah satu bentuk butiran atau manik-manik. Sebagai pengering, ia memiliki
ukuran pori rata-rata 2,4 nanometer dan memiliki afinitas yang kuat untuk
molekul air.
Silika gel merupakan suatu bentuk dari silika yang dihasilkan melalui
penggumpalan sol natrium silikat (NaSiO2). Sol mirip agar agar ini dapat
didehidrasi sehingga berubah menjadi padatan atau butiran mirip kaca yang
bersifat tidak elastis. Sifat ini menjadikan silika gel dimanfaatkan sebagai zat
penyerap, pengering dan penopang katalis. Garam garam kobalt dapat
diabsorpsi oleh gel ini.
Maksud dari GF pada silika gel GF 245 adlah G utnuk Gel dan F untuk
Fluoroesensi. Fluoresensi adalah emisi cahaya oleh suatu zat yang telah menyerap cahaya atau
lainnya radiasi elektromagnetik yang berbeda dari panjang gelombang . [1] Ini adalah bentuk
pendaran . Dalam kebanyakan kasus, cahaya yang dipancarkan memiliki panjang gelombang lebih
panjang, dan energi yang lebih rendah karena itu, dari pada radiasi yang diserap. Namun, ketika
radiasi elektromagnetik diserap sangat ketat, adalah mungkin untuk satu elektron untuk menyerap
dua foton , ini penyerapan dua-foton dapat menyebabkan emisi radiasi memiliki panjang
gelombang lebih pendek dari radiasi yang diserap.
Sedangkan angka 254 berarti bahwa silica gel akan berpendar bila disinari dgn sinar uv dg panjang
gelombang 254 nm.

Setelah Larutan yang terdiri dari ammonium, air, dan etanol didiamkan selama
15 menit, larutan diambil fasa organiknya. Pada saat praktikum, praktikan
sempat kesulitan untuk melihat apakah fasa organik dari larutan telah
terbentuk atau belum, karena secara kasat mata, tidak ada perubahan yang
terlihat. Namun, setelah diamati lebih seksama, terlihat fase organik dari
larutan tersebut. Pengambilan fase organik dilakukan dengan cara membuka
kran corong pisah secara perlahan-lahan agar fase cair dari larutan tidak ikut
terbawa. Bila fase cair dari larutan ikut terbawa, maka fasa gerak yang

digunakan sulit membawa sampel yang ingin diidentifikasi (paracetamol. Fasa


organik ditampung dalam chamber. Setelah fasa organik ini diambil dan
ditampung ke dalam chamber, diamkan fasa organik ini sekitar 15 menit agar
fasa organik ini menjdi jenuh. Fasa organik ini harus dijenuhkan terlebih dahulu
supaya keadaan atmosfer sama dan membantu mempercepat proses elusi.
Cara lain untuk menentukan bahwa fasa orgnaik sudah jenuh adalah dengan
menutup tabung rapat-rapat sehingga benar-benar solvent bebas dari udara.
Tanda bahwa solvent sudah benar-benar jenuh terlihat dengan adanya uap air
yang menyerupai kabut pada dinding tabung atau ketika tutup tabung dibuka,
masukkan satu jari ke dalam tabung (tetapi jangan sampai menyentuh
solvent), maka jari akan terasa hangat.
Setelah

Anda mungkin juga menyukai