Anda di halaman 1dari 8

BAB VII

Pemisahan dan Pemurnian Zat Padat

Campuran tersusun atas beberapa unsur ataupun senyawa kimia yang dapat dipisahkan
berdasarkan sifat zat penyusunnya. Contoh campuran antara lain udara, air laut, dan minyak
mentah.
Garam dapur, misalnya, merupakan hasil pemisahan dari campuran air laut, yang sebenarnya
tersusun atas air, garam, dan beberapa mineral. Begitu pula emas ditemukan sebagai bijih emas,
sebelumnya telah bercampur dengan tanah, pasir, dan batuan lain. Sehingga, untuk mendapatkan
emas murni, perlu dilakukan pemisahan campuran.
Sementara itu pemisahan campuran adalah proses yang dilakukan untuk memisahkan zat
penyusun campuran. Pemisahan campuran terbagi menjadi dua jenis, yakni pemisahan
berdasarkan sifat fisika dan pemisahan berdasarkan sifat kimia.

Proses pemisahan campuran


Berikut ini adalah jenis dari proses pemisahan campuran, antara lain:
1. Filtrasi
Filtrasi disebut juga penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat
padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan filtrasi
adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan menahan
zat padat yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari pori saringan dan meneruskan
pelarut. Filtrasi akan menghasilkan filtrat atau hasil filtrasi yang biasanya bening dan residu
(ampas).
Dalam filtrasi media penyaring memegang peranan penting. Media saring atau filter yang
digunakan harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut:
• Dapat menahan zat padat yang akan disaring, dan menghasilkan filtrat yang cukup jernih.
• Tidak mudah tersumbat.
• Tahan tehadap perubahan kimia dan kuat secara fisik
• Memungkinkan terjadinya penumpukan residu dan residu dapat dipisahkan dari filter
dengan mudah, total, dan bersih
Filtrasi dalam industri banyak menggunakan medium filter yang berbahan dasar kain
kanvas, Dalam hal ini terdapat kanvas dengan berbagai bobot dan anyaman, masing-masing
untuk penggunaan tertentu. Untuk zat cair yang bersifat korosif digunakan medium filter yang
lain, seperti kain wol, tenunan logam monel atau baja tahan karat, tenunan gelas atau, kertas.
Kain sintetis seperti nilon, polipropilena, saran dan Dacron juga sangat tahan secara kimia.
Filtrasi biasa dilakukan pada skala laboratorium sampai skala pilot plant/industri baik
dengan cara batch maupun kontinyu.
✓ Filtrasi Skala Laboratorium.
Filtrasi digunakan untuk memisahkan campuran heterogen zat padat yang tidak larut dalam
cairan. Penyaringan menggunakan corong gelas dan kertas saring dan hasil saringan disebut
filtrat.

✓ Filtrasi Skala Industri Filtrasi dalam skala industri dibedakan menjadi 3 jenis:
• Pressure Filtration, filtrasi yang dilakukan dengan menggunakan tekanan
• Gravity Filtration, filtrasi yang cairannya mengalir karena gaya berat
• Vacuum Filtration, filtrasi dengan cairan yang mengalir karena prinsip hampa udara
(penghisapan)

2. Sublimasi
Sublimasi adalah metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat tanpa
melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal,
denga bahan-bahan yang mudah menyublim, seperti kamfer dan iod.
Sublimasi yaitu perubahan wujud dari padat ke gas tanpa mencair terlebih dahulu.
Misalkan es yang langsung menguap tanpa mencair terlebih dahulu. Pada tekanan normal,
kebanyakan benda dan zat memiliki tiga wujud yang berlainan pada suhu yang berbeda-beda.
Pada kasus ini transisi dari wujud padat ke gas membutuhkan wujud antara. Namun untuk
beberapa antara, wujudnya bisa langsung berganti ke gas tanpa harus mencair. Ini bisa terjadi
apabila tekanan udara pada zat tersebut terlalu rendah untuk mencegah molekul-molekul ini
melepaskan diri dari wujud padat.Sublimasi juga dapat diartikan sebagai cara pemisahan
campuran yang didasarkan pada campuran zat yang memiliki satu zat yang apat
menyublim(perubahan wujud padat ke gas), sedangkan zat lainnya tidak dapat menyublim.
Contohnya, campuran iodin dan garam dapat dipisahkan dengan cara sublimasi.
Dari Ke
Padat Cair Gas Plasma
Padat N/A Mencair Menyublim -
Cair Membeku N/A Menguap -
Gas Mengkristal Mengembun N/A Ionisasi
Plasma - - Rekombinasi/Deionisasi N/A

3. Kristalisasi
Kristalisasi adalah proses pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu
larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku.
Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan, melt (campuran
leleh), atau lebih jarang pengendapan langsung dari gas. Kristalisasi juga merupakan teknik
pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di mana terjadi perpindahan massa (mass transfer)
dari suat zat terlarut (solute) dari cairan larutan ke fase kristal padat.

→ Pelarut ditambahkan (jernih) ke dalam senyawa (jingga) → Pelarut ditambahkan untuk


menghasilkan larutan senyawa jenuh (jingga) + zat tak larut (ungu) → Larutan senyawa jenuh
(jingga) disaring untuk menghilangkan zat tidak dapat larut (ungu) → Larutan senyawa jenuh
(jingga) dibiarkan dingin dari waktu ke waktu untuk memberikan kristal (jingga) dan larutan
jenuh (jingga-pucat).
Karakter proses kristalisasi ditentukan oleh termodinamika dan faktor kinetik, yang bisa
membuat proses ini sangat bervariasi dan sulit dikontrol. Faktor-faktor seperti tingkat
ketidakmurnian, metode penyamburan, desain wadah, dan profil pendinginan bisa berpengaruh
besar terhadap ukuran, jumlah dan bentuk kristal yang dihasilkan.
Ambil sebagai contoh sebuah molekul yang terletak di dalam kristal yang murni dan
sempurna, yang kemudian dipanasi dari luar. Pada titik suhu tertentu, melukul ini mendadak
harus keluar dari posisinya, dan struktur komplex yang terbentuk sekitar molekul ini ambruk
jadinya. Menurut buku termodinamika, sebuah bahan adalah meleleh jika peningkatan
entropi, S, pada sebuah sistem melalui pengacakan molekul-molekul di dalam ruang (spatial
randomization of the molecules) lebih besar nilainya dari entalpi, H, disebabkan oleh pecahnya
gaya-gaya dari kemasan kristal.

T(Scair - Spadat) > Hcair - Hpadat

Gcair < Gpadat


Hal ini terjadi jika suhu jalan meningkat. Dengan dasar yang sama, kalau suhu campuran
leleh diturunkan, sebuah molekul akan duduk kembali dalam posisi struktur kristal. Tingkat
Entropi berkurang karena naiknya tingkat keteraturan molekul-molekul di dalam ruang sistem
dikompensasi jauh lebih tinggi oleh panas dari pengacakan daerah luar sekitar ruang, karena
dibebaskannya panas fusi; yang berarti entropi semesta naik nilainya.
Tetapi cairan-cairan yang didinginkan dan bertingkah seperti di atas merupakan
kekecualian dan bukan hal umum, kendati hukum termodinamika kedua, kristalisasi biasanya
terjadi pada suhu yang lebih rendah (supercooling). Ini hanya bisa berarti bahwa sebuah kristal
lebih mudah dirusak daripada dibentuk. Dan ini juga berarti, biasanya lebih mudah melarutkan
sebuah kristal sempurna di dalam pelarut daripada membentuk sebuah kristal sempurna
kembali dari larutan itu.
Selanjutnya, nukleasi (pembentukan butiran inti) dan pertumbuhan sebuah kristal terjadi di
bawah pengaruh kinetik, dan bukan termodinamik.
4. Ekstraksi
Ekstraksi ialah metode pemisahan campuran dengan melarutkan bahan campuran dalam
pelarut yang sesuai. Ekstraksi padat-cair (leaching) adalah proses pemisahan zat yang dapat
melarut (solut) dari suatu campurannya dengan padatan yang tidak dapat larut (inert) dengan
menggunakan pelarut cair. Proses yang terjadi didalam leaching ini biasanya disebut juga
dengan difusi. Perbedaan aktivitas kimia antara fasa padatan dan fasa pelarut mencerminkan
seberapa jauh system berada dari kesetimbangan, sehingga akan menentukan pula laju solute
antar fasa.
Kesetimbangan fasa dalam system padatan solute pelarut ini mengikuti prinsip-prinsip
sebagai berikut :
• Pada kondisi termodinamika tertentu (P, T tertentu) terdapat hubungan kesetimbangan
yang dapat digambarkan dalam bentuk kurva kesetimbangan
• Pada system yang telah setimbang tidak terjadi difusi netto komponen-komponen diantara
kedua fasa. Ini berarti laju difusi dari fasa padatan ke fasa pelarut sama dengan laju difusi
dari fasa pelarut ke fasa padatan.
• Untuk system yang belum tercapai kesetimbangannya, difusi komponen-komponen
mendorong system menuju kesetimbangan
5. Absorbsi
Absorbsi ialah metode pemisahan untuk membersihkan bahan dari pengotornya dengan
cara penarikan bahan pengabsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan bahan
pengabsorbsi, misalnya memutihkan gula yang berwarna cokelat karena terdapat kotoran.
Dalam ilmu kimia, absorpsi atau penyerapan adalah fenomena fisika atau kimia atau
suatu proses di mana atom, molekul atau ion memasuki fase ruah – bahan cair atau padat.
Absorpsi berbeda dengan adsorpsi, karena molekul-molekul yang mengalami absorpsi
memasuki volume, tidak hanya di permukaan saja (seperti yang terjadi pada adsorpsi). Istilah
yang lebih umum adalah serapan (bahasa Inggris: sorption), yang meliputi absorpsi, adsorpsi,
dan pertukaran ion. Absorpsi adalah suatu kondisi di mana sesuatu memasuki zat lain.
Proses absorpsi berarti bahwa zat menangkap dan memindahkan
energi. Absorben mendistribusikan bahan yang ditangkapnya secara menyeluruh,
sementara adsorben hanya mendistribusikannya di permukaan saja.
Proses gas atau cair yang menembus ke dalam badan adsorben secara umum dikenal
sebagai absorpsi. Proses absorpsi berarti bahwa zat menangkap dan memindahkan
energi. Absorben mendistribusikan bahan yang ditangkapnya secara menyeluruh,
sementara adsorben hanya mendistribusikannya di permukaan saja.
Proses gas atau cair yang menembus ke dalam badan adsorben secara umum dikenal
sebagai absorpsi. Absorpsi kimia atau absorpsi reaktif adalah reaksi kimia antara bahan yang
diabsorpsi dan yang mengabsorbsi. Kadang-kadang, ia merupakan kombinasi dengan absorpsi
fisika. Absorpsi jenis ini bergantung pada stoikiometri reaksi dan konsentrasi reaktannya
6. Evaporasi
Evaporasi merupakan pemisahan yang didasarkan pada perbedaan zat menguap. Metode
ini diterapkan untuk memisahkan campuran yang zat penyusunnya adalah padatan dan cairan,
di mana padatan larut dalam cairan.
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair
(contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan
dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-
angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.
Evaporasi dapat pula diartikan sebagai proses difusi uap air ke atmosfer dari
permukaan air yang terbuka bebas. Termasuk diantaranya adalah kehilangan air dari danau,
sungai, bahkan awan dan tanah jenuh dan permukaan tumbuhan, tetapi tidak menggabungkan
kehilangan transpirasi dari tumbuhan. Sangat penting untuk membedakan antara proses
evaporasi yang hanya memperhatikan badan air yang bebas dan yang berasal
dari evapotranspirasi
Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila tidak
cairan akan berubah menjadi uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling bertumbukan
mereka saling bertukar energi dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka
bertumbukan. Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu molekul
mendapatkan energi yang cukup untuk menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di dekat
permukaan cairan molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan "menguap"
Ada cairan yang kelihatannya tidak menguap pada suhu tertentu di dalam gas tertentu
(contohnya minyak makan pada suhu kamar). Cairan seperti ini memiliki molekul-molekul
yang cenderung tidak menghantar energi satu sama lain dalam pola yang cukup buat memberi
satu molekul "kecepatan lepas" - energi panas - yang diperlukan untuk berubah menjadi uap.
Namun cairan seperti ini sebenarnya menguap, hanya saja prosesnya jauh lebih lambat dan
karena itu lebih tak terlihat
Penguapan adalah bagian esensial dari siklus air. Uap air di udara akan berkumpul
menjadi awan. Karena pengaruh suhu, partikel uap air yang berukuran kecil dapat bergabung
(berkondensasi) menjadi butiran air dan turun hujan.[2] Siklus air terjadi terus menerus. Energi
surya menggerakkan penguapan air dari samudera, danau, embun dan sumber air lainnya.
Dalam hidrologi penguapan dan transpirasi (yang melibatkan penguapan di dalam stomata
tumbuhan) secara kolektif diistilahkan sebagai evapotranspirasi.
Faktor- faktor yang memengaruhi
Besar kecilnya evaporasi dipengaruhi oleh faktor suhu air, suhu udara, kelembapan
tanah, kecepatan angin, tekanan udara, dan sinar matahari. Beberapa faktor penting yang
memengaruhi laju evaporasi secara langsung atau tidak langsung diantaranya ialah:
• Radiasi matahari dan daratan
Radiasi total matahari dan bumi menyedia asupan panas yang terus menerus ke
permukaan air dan dengan demikian sangat mempengaruhi radiasi gelombang panjang dan
pendek yang keluar dari / melalui permukaan dan berakibat pada suhu permukaan air, yang
pada gilirannya mengatur proses penguapan. Keseimbangan radiasi dengan demikian
menentukan laju hilangnya air dari permukaan.
• Aliran udara diatas permukaan
Lapisan tipis udara yang bersentuhan dengan dan dekat permukaan evaporasi
memperoleh uap air dari permukaan. Aliran udara itu secara konstan disingkirkan dari
permukaan oleh angin, membawa aliran udara baru yang bersentuhan dengan permukaan
penguapan. Selain itu, turbulensi yang ada menimbulkan proses pertukaran antara lapisan
tipis udara yang bersentuhan dengan permukaan dan lapisan yang berada tepat di atasnya.
Dengan demikian kecepatan angin dan derajat turbulensi pada permukaan penguapan
sangat memengaruhi laju evaporasi.
• Suhu permukaan penguapan dan udara
Suhu permukaan penguapan dan suhu udara di lapisan terendah di atasnya, yang
menentukan gradien suhu langsung di atas permukaan merupakan faktor penting yang
memengaruhi laju penguapan dari permukaan, karena suhu permukaan akan menentukan
radiasi gelombang panjang yang keluar.
• Kelembaban/uap air
Kelembaban relatif atau uap air di permukaan dan gradien tekanan uap dalam
lapisan tipis udara yang berada langsung di atas permukaan, memengaruhi laju evaporasi
dari permukaan karena evaporasi secara langsung proporsional dengan perbedaan antara
tekanan uap jenuh pada permukaan air di suhu air permukaan dan tekanan uap udara di
lapisan tipis, pada suhu udara
• Sifat dan ukuran permukaan evaporasi
Pada badan air, kekasaran permukaan memengaruhi keseimbangan radiasi dan
memengaruhi juga evaporasi yang berlangsung, sementara itu evaporasi dari permukaan
tanah bergantung pada jumlah uap lembab yang tersedia pada permukaan penguapan,
komposisi tanah, tipe tutupan vegetasi di atasnya, dan sebagainya. Ukuran permukaan
penguapan juga memengaruhi laju evaporasi karena massa udara dapat termodifikasi saat
bergerak di atas area permukaan yang luas yang mungkin memiliki variasi suhu udara / air
/ permukaan serta variasi kelembapan dan aliran angin di atas permukaan penguapan yang
besar.
• Kedalaman air
Kedalaman badan air memengaruhi laju evaporasi karena kemampuan danau
dalam untuk menyimpan panas pada musim panas dan melepaskannya kembali pada
musim dingin, sehingga memengaruhi nilai evaporasi bulanan atau musiman.

Anda mungkin juga menyukai