A. Distilasi
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang memisahkan senyawa yang memiliki
perbedaan mudah atau tidaknya menguap, yaitu kecenderungan untuk berubah wujud
menjadi gas. Dengan kata lain, destilasi merupakan teknik pemisahan zat-zat dalam
campuran berdasarkan perbedaan titik didihnya. Seperangkat alat destilasi ditujukkan
pada Gambar.
Menurut Sunardi (2008: 148-151) dalam destilasi terdapat dua tahap yaitu tahap
penguapan dan tahap pengembunan. Dalam tahap penguapan, zat yang memiliki titik
didih rendah akan menguap terlebih dahulu kemudian zat yang memiliki titik didih lebih
tinggi akan tetap pada labu godog atau labu alas bulat. Zat yang menguap tersebut akan
memasuki kondensor dan terjadi proses pengembunan, dimana uap berubah menjadi cair,
dan cairan tersebut akan ditampung dalam labu destilat. Proses destilasi sering
diaplikasikan pada proses pengolahan air laut untuk memperoleh air murni, pada proses
pemisahan alkohol dengan air, proses pengolahan minyak bumi, dan lain-lain.
Jenis-Jenis Distalasi :
Distilasi sederhana
Distilasi fraksionisasi
Distilasi uap
Distilasi vakum
Distilasi lain: distilasi ekstraktif, distilasi azeotropik homogen, distilasi dengan
menggunakan garam berion, distilasi pressure-swing, distilasi reaktif, dan lain-lain.
B. Sublimasi
Menurut Kamilati (2009: 156) menyublim adalah perubahan wujud dari padat ke gas
atau dari gas ke padat. Jika partikel penyusun suatu zat padat diberikan kenaikan suhu
sebesar tertentu, maka partikel tersebut diturunkan, maka gas akan berupah menjadi
padat Penggunaan teknik ini hanya terbatas pada zat-zat yang dapat mengalami
penyubliman, diantaranya kapur barus, ammonium klorida, dan iodin.
Prosedur Sublimasi :
1. Campuran sampel diletakkan dalam cawan penguap.
2. Tutup cawan penguap dengan kertas saring yang telah dilubangi kecil-kecil dan
tutup lagi dengan corong kaca dengan posisi terbalik dan lehernya disumbat kertas.
3. Campuran diuapkan menggunakan pemanas / hotplate hingga seluruh sampel yang
ingin dipisahkan sudah menguap.
4. Amati serbuk/kristal yang terbentuk pada kertas saring dan corong kaca.
C. Rekristalisasi
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat dimana zat-zat tersebut
dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada
kelarutan zat dalam pelarut tertentu dikala suhu diperbesar. Konsentrasi total impurity
biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan bila dingin. Maka konsentrasi
impurity yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi
akan mengendap (Arsyad,2001).
Adapun syarat agar suatu pelarut dapat digunakan untuk rekristalisasi adalah yang
memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan
zat pengotor, tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal dan mudah dipisahkan dari
kristalnya. Prinsip dasar rekristalisasi adalah perbedaan ke larutan antara zat yang akan
dimurnikan dengan zat penyampurannya (Rositawati,2013).
Daftar Referensi
ARGANDI, R. (2012). PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INQUIRY
TERBIMBING DILENGKAPI KEGIATAN LABORATORIUM REAL DAN LABORATORIUM
VIRTUAL PADA POKOK BAHASAN PEMISAHAN CAMPURAN KELAS VII SMP NEGERI
I NGUTER TAHUN PELAJARAN.
Murti, G. S. W. (2022). laporan praktikum kimia organik I destilasi dan titik didih. Academia,
3–4.
Santi Sinala, S.Si., M.Si., Apt. dan Junaedi, S.Si., M.Farm., A. (2020). BAB I Dasar-dasar
Farmasi Fisika dan Sifat Fisika Molekul Topik 1 Dasar-dasar Farmasi Fisika. Farmasi
Fisika, 1, 1–147.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/07/07-Farmasi-
Fisik-E1_Reviewed_adhi.pdf#:~:text=Farmasi Fisika merupakan suatu ilmu yang
menggabungkan antara,sifat molekul maupun tentang sifat turunan suatu zat.