PERCOBAAN IX
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT PADAT
(SUBLIMASI DAN REKRISTALISASI)
OLEH
NAMA
STAMBUK
: F1C115084
KELOMPOK : IX (SEMBILAN)
ASISTEN
: TASRI
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zat atau bahan yang kita gunakan saat ini, seringkali kita dapatkan
memiliki kandungan yang tidak murni salah satu contohnya adalah bahan
makanan. Artinya, zat atau senyawa yang ada dalam makanan tersebut memiliki
zat atau senyawa lain di dalamnya dan bias jadi hal tersebut membahayakan saat
di konsumsi. Untuk dapat memurnikan suatu zat dari zat lain tersebut, ada
beberapa cara yang dapat digunakan. Apabila zat yang akan dimurnikan
merupakan zat padat sesuai dengan pecobaan saat ini, maka cara yang dapat kita
gunakan adalah dengan metode rekristalisasi dan sublimasi.
Metode rekristalisasi merupakan proses melarutkan zat padat tidak murni
dalam pelarut panas, yang dilanjutkan dengan pendinginan larutan tersebut untuk
membiarkan zat tersebut mengkristal. Dengan prinsip bahwa adanya perbedaan
kelarutan zat zat padat dalam pelarut tertentu baik dalam pelarut murni ataupun
campuran. Serta, suatu zat padat akan lebih mudah larut pada pelarut panas
disbanding dengan pelarut dingin. Sementara itu, sublimasi adalah suatu proses
dimana zat zat tertentu jika dipanaskan secara langsung berubaha dari bentuk
padat menjadi uap tanpa meleleh.
Berdasarkan hal hal di atas, maka sebagai mahasiswa kimia perlu
melakukan percobaan pemisahan dan pemurnia zat padat ini agar lebih memahami
secara langsung terutama dalam pemilihan zat pelarut untuk rekristalisasi. Dan
dapat mengaplikasikan pengetahuan teori dengan melakukan praktek di
laboratorium.
B. Rumusan Masalah
Hal hal yang menjadi rumusan masalah dalam percobaan ini, sebagai
berikut:
1. Bagaimana melakukan rekristlisasi dengan baik?
2. Bagaimana memilih pelarut yang sesuai untuk rekristalisasi?
3. Bagaimana menjernihkan dan menghilangkan warna larutan?
4. Bagaiman memisahkan dan memurnikan campuran dengan rekristalisasi?
C. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dapat kita capai setelah melakukan percobaan ini,
sebagai berikut:
1. Dapat melakukan rekristalisasi dengan baik.
2. Dapat memilih pelarut yang sesuai untuk rekristalisasi.
3. Dapat menjernihkan dan meghilangkan warna larutan.
4. Dapat memisahakan dan memurnikan campuran dengan rekristalisasi.
D. Manfaat
Manfaat yang dapat kita peroleh setelah melakukan percibaan ini, sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
a.
Menurut
lalu
didinginkan
kembali.
Syarat
pemisahan
III.
A. Waktu & Tempat
METODOLOGI PRAKTIKUM
Naftalena
Dimasukkan ke dalam gelas kimia
Ditutup dengan kaca arloji
Disumbat mulut gelas kimia dengan tissue
Diberikan es batudiatas kaca arloji
C. Prosedur Kerja
Dipanaskan
1. Sublimasi
Dihentikan pemanasannya bila semua zat telah menempel di kaca arloji
Diamati bentuk kristalnya
Terbentuk Kristal
2.
Rekristalisasi
NaCl
Residu
Filtrat
Ditampung ke dalam gelas kimia 50 ml
Didinginkan dengan air es
Disaring
Dipisahkan Kristal dan pelarutnya
Kristal NaCl
IV.
A. Hasil
NO
.
1.
Perlakuan
Sublimasi :
Naftalena + es
Hasil
Terbentuk kristal
batu +
2.
dipanaskan
Rekristalisasi:
NaCl +
Tidak terbentuk
methanol +
kristal
dipanaskan +
didinginkan
B. Pembahasan
Pemisahan dan pemurnian zat dapat dilakukan dengan berbagai cara, hal
tersebut tergantung pada zat yang akan dimurnikan. Apabila zat yang akan
dimurnikan adalah zat cair, maka cara atau metode yang dapat dilakukan salah
satunya adalah destilasi. Namun, apabila zat yang akan dimurnikan adalah zat
padat seperti pada percobaan ini, maka cara atau metode yang dapat dilakukan
adalah dengan Rekristalisasi dan Sublimasi.
Percobaan pemisahan dan pemurnian zat padat kali ini, diawali dengan
metode sublimasi. Dalam metode sublimasi ini, bahan yang digunakan adalah
naftalena atau sering disebut kapur barus atau kamper. Naftalena (C10H8)
digunakan karena merupakan salah satu bahan yang mudah mengalami sublimasi,
dan paling mudah ditemukan. Naftalena dihancurkan dan dimasukkan ke dalam
gelas kimia 50 ml dan ditutup dengan kaca arloji.
Selain itu, dalam sublimasi ini juga digunakan es batu yang diletakkan
pada kaca arloji yang menutupi gelas kimia yang berisi naftalena. Penggunaan es
batu ini bertujuan agar naftalen dapat menempel pada kaca arloji dan membentuk
Kristal. Sebab, naftalen yang bersifat mudah mengalami sublimasi ini. Dan suhu
rendah atau dalam keadaan dingin terjadi proses sublimasi dari gas menjadi padat.
Oleh karena itu, es batu diletakkan di atas kaca arloji agar dapat mempertahankan
kekristalan dari naftalen tersebut.
Naftalen juga dipanaskan, sebab proses sublimasi dari padat ke gas terjadi
pada suhu tinggi. Sehingga, naftalen yang telah dihancurkan dan dimasukkan ke
dalam gelas kimia serta mengalami pemanasan, akan menghasilkan uap. Dimana
uap tersebut akan menempel pada kaca arloji dan membentuk Kristal. Sebab
terjadi proses sublimasi dari gas ke padat karena adanya suhu dingin dari es batu.
Percobaan kedua yaitu rekristalisasi NaCl. Dalam rekristalisasi ini, hal
yang pertama perlu dilakukan dan yang paling penting adalah memilih pelarut
yang tepat. Menurut Ahmadi (2010), Jenis pelarut berperan penting pada
proses kristalisasi karena pelarutan merupakan faktor penting
pada proses kristalisasi. Dan hal yang perlu diingat bahwa
kelarutan
suatu
komponen
dalam
pelarut
ditentukan
oleh
akan
meningkat
sedemikian
hingga,
sampai
tercapai
kondisi
supersaturasi.
Namun, berdasarkan hasil percobaan ini kami tidak melihat adanya
pembentukan Kristal meskipun telah didinginkan. Hal ini mungkin disebabkan
oleh zat pelarut yang digunakan dalam hal ini methanol tidak lagi dalam kualitas
yang baik. Sebab, methanol yang kami gunakan sudah lama atau telah mencapai
batas waktunya.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan pemisahan dan pemurnian zat padat (sublimasi dan
rekristalisasi) ini, dapat kita simpulkan sebagai berikut:
1. Rekristalisasi adalah salah satu cara pemurnian zat padat. Dimana,
rekristalisasi dilakukan dengan cara melarutkan suatu zat dengan pelarut yang
tepat, kemudian dikristalkan kembali.
2. Zat pelarut yang tepat harus dipilih sesuai dengan kepolaran yang dimiliki.zat
terlarut polar akan larut pada pelarut yag polar, begitupun sebaliknya.
3. Pada percobaan ini tidak dilakukan penjernihan dan pemurnian warna larutan.
4. Cara memisahkan dan memurnikan zat padat dengan cara rekristalisasi adalah
dengan melarutkan zat yang akan dimurnikan dengan memilih zat pelarut
yang tepat kemudian dikristalkan kembali. Sementara sublimasi dilakukan
dengan menyublim zat padat menjadi gas dengan cara dipanaskan, kemudian
dipadatkan kembali dengan diberikan es batu.
B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan setelah melakukan percobaan ini, agar
pihak laboratorium atau pihak yang bertanggung jawab atas pengadaan bahan
dapat memperhatikan ketersediaan bahan serta kualitas bahan yang dimiliki,
apakah masih dapat digunakan atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, C., dkk, 1994, Pengantar Praktikum Kimia Organik, Yogyakarta: UGM
Press.
Ahmadi, K., 2010, Kristalisasi Pelarut Suhu Rendah pada Pembuatan Konsentrat
Vitamin E dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit: Kajian Jenis Pelarut,
Jurnal Teknologi Pertania,. Vol 11 (1)
Pinalla, A., 2011, Penentuan Metode Rekristalisasi yang Tepat untuk
Meningkatkan Kemurnian Kristal Amonium Perklorat (AP), Majalah
Sains dan Teknologi Dirgantara, Vol 6 (2)
Rositawati, A. L., Taslim, C. M., Soetrisnanto, D., 2013, Rekristalisasi Garam
Rakyat Dari Daerah Demak untuk Mencapai SNI Garam Industri, Jurnal
Teknologi Kimia dan Industri, Vol 2 (4)
Svehla, 1979, Buku Ajar Vogel: Analisis Anorganik Kuantitatif
Makro dan Semimikro, Jakarta : PT Kalman Media Pusaka