Anda di halaman 1dari 16

KRISTALISASI

KELOMPOK 8
ANISAH NUR FAUZIAH (2019710450195)
HIRMAN SETIAWAN (2019710450204)
MOHAMMAD SAMSUDIN (2019710450211)
MUHAMMAAD RIZKY ARMILAH (2019710450200)

PROGRAM STUDI
TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

PROGRAM STURI LANJUTAN TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS JAYABAYA

2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................1

DAFTAR ISI.............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................3

1.2 Perumusan Masalah..................................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5

2.1 Pengertian Kristalisasi..............................................................................................5

2.2 Tujuan Kristalisasi....................................................................................................6

2.3 Prinsip Kerja Kristalisasi.........................................................................................7

2.4 Faktor yang mempengaruhi Kristalisasi.................................................................8

2.5 Jenis-jenis Kristalisasi...............................................................................................8

2.6 APLIKASI PROSES KRISTALISASI..................................................................10

2.7 Perbedaan kristalisasi dengan proses lainnya......................................................12

2.8 Trouble and troubleshooting kristalisasi...............................................................13

BAB III KESIMPULAN........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri pangan di Indonesia semakin berkembang. Material mungkin telah
lama hadir dalam kehidupan manusia lebih dari yang telah manusia sadari.
Transportasi, perumahan, komunikasi, rekreasi, dan produksi makanan merupakan
gambaran dari bagian kehidupan manusia setiap harinya. Sejarahnya, perkembangan
dan pergerakan masyarakat telah membuat masyarakat mempunyai kemampuan untuk
memproduksi dan memanipulasi material untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Manusia terdahulu mempunyai akses terhadap jumlah material yang sangat terbatas
yang telah tersedia dialam, seperti batu, kayu, cakar, kulit sebagai contohnya. Akan
tetapi, dengan perkembangan zaman membuat penemuan-penemuan baru mengenai
bagaimana caranya untuk memproduksi material yang mempunyai sifat yang lebih
baik daripada yang telah disediakan oleh alam (Callister, 2007).
Dalam waktu yang sangat lama, ilmuwan mulai mengerti tentang hubungan
antara elemen dasar dari material dan sifat-sifat dari material tersebut. Sehingga,
banyak sekali perkembangan yang terjadi dalam bidang yang mengkaji tentang
material. Banyak sekali material baru bermunculan dengan berbagai jenis cara untuk
membuatnya. Sejak dahulu kala NaCl ditemukan pda permukaan bebatuan setelah
mengalami pemanasan matahari. Contoh proses kristalisasi yang lain dalam industry
meliputi produksi garam dapur, gula, sodium sulphat, urea, dan lain-lain. Teknologi
kristalisasi berkembang dengan cepat akhir-akhir ini, melalui tangki sederhana
dimana pendinginan, penguapan, dan mungkin melalui pengaturan pH, Kristal
terbentuk pada proses kristalisasi larutan dipekatkan dan didinginkan sampai
konsentrasi zat terlarut melewati kelarutannya (supersaturation) pada suhu yang
bersangkutan. Zat terlarut akan keluar dari larutan dan membentuk zat padat
(Kristal/hablur) dalam keadaan yang hampir murni.

3
Teknik kristalisasi merupakan proses melarutnya zat padat tidak murni dalam
pelarut panas, yang dilanjutkan dengan pendinginan larutan tersebut untuk membiarka
zat tersebut mengkristal. kristalisasi ini didassarkan pada dua prinsip, yaitu:
1. Adanya perbedaan kelarutan zat-za padat dalam pelarut tertentu, baik dalam
pelarut murni maupun daam pelarut campuran.
2. Suatu zat padat akan lebih larut dalam pelarut panas dibandingkan dalam pelarut
dingin.
Sesuai dengan prinsip tersebut hal yang dapat menentukan keberhasilan pada
kristalisasi adalah memilih perat yang tepat. Dimana pelarut tersebut sukar
melarutkan senyawa pada suhu kamar, teapi dapat melarutkan dengan baik pada titik
didihnya.

1.2 Perumusan Masalah


Dalam makalah ini ada beberapa perumusan masalah diantaranya:
1. Apa yang dimaksud dengan Kristalisasi?
2. Apa tujuan dari Kristalisasi?
3. Bagaimana prinsip kerja dari Kristalisasi?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi Kristalisasi?
5. Apa saja jenis dari Kristalizer?
6. Apa saja aplikasi dari Kristalisasi?
7. Apa saja perbedaan proses Kristalisasi dengan proses lain?
8. Apa contoh trouble beserta troubleshooting dari proses Kristalisasi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui apa itu Kristalisasi
2. Mengetahui tujuan dari Kristalisasi
3. Mengetahui prinsip kerja dari Kristalisasi
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja alat Kristalizer
5. Mengetahui saja jenis dari Kristalizer
6. Mengetahui aplikasi dari Kristalisasi
7. Mengetahui perbedaan proses Kristalisasi dengan proses lain
8. Mengetahui contoh trouble beserta troubleshooting dari proses Kristalisasi

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kristalisasi


Kristalisasi merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di
mana terjadi perpindahan massa (mass transfer) dari suatu zat terlarut (solute) dari
cairan larutan ke fase kristal padat. Pemisahan secara kristalisasi dilakukan untuk
memisahkan zat padat dari larutannya dengan jalan menguapkan pelarutnya.
Kristalisasi (dalam bahasa inggris crystallization) dari beberapa sumber yang
telah didapat memiliki beberapa pengertian, akan tetapi dengan inti yang saman.
Kristalisasi dapat diartikan sebagai suatu teknik yang digunakan dalam kimia
untuk memurnikan senyawa dalam bentuk padatan. Kristalisasi dilakukan
berdasarkan pada prinsip kelarutan, yakni suatu senyawa akan cenderung lebih
cepat larut di dalam cairan panas apabila dibandingkan senyawa tersebut berada
dalam cairan dingin. Ketika senyawa berada pada kondisi panas serta keadaannya
jenuh kemudian dibiarkan untuk mendingin, maka zat terlarut tidak akan lagi
larut dalam pelarut dan akan membentuk kristal dengan senyawa murni.
Selain itu, kristalisasi juga dapat diartikan sebagai proses alamiah dalam
pembentukan awal padatan kristal dari larutan, lelehan, atau keadaan jarang
deposisi secara langsung dari gas. Kristalisasi juga merupakan teknik pemisahan
cairan dan padatan, yangmana perpindahan masa dari suatu zat berbentuk terlarut
dari cairan larutan menjadi fase kristal padat murni.
Prinsip dari kristalisasi adalah bahwa senyawa padat akan mudah terlarut
dalam pelarut panas bila dibandingkan pada pelarut yang lebih dingin. Jika suatu
larutan senyawa tersebut dijenuhkan dalam keadaan panas dan kemudian
didinginkan,senyawa terlarut akan berkurang kelarutannya dan mulai mengendap,
membentuk kristal yang murni dan bebas dari pengotor. Kemurnian zat ini
disebabkan oleh pertumbuahan kristal zat telarut, sehingga za-zat ini dapat
dipisahkan dari pengotornya.

5
Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan dalam keadaan atau kondisi lewat
jenuh (supersaturated). Kondisi tersebut terjadinya karena pelarut sudah tidak
mampu melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat terlarut sudah melebihi
kapasitas pelarut. Sehingga kita dapat memaksa agar kristal dapat terbentuk
dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya, sehingga kondisi lewat jenuh dapat
dicapai. Proses pengurangan pelarut dapat dilakukan dengan empat cara yaitu,
penguapan, pendinginan, penambahan senyawa lain dan reaksi kimia.
Pabrik gula juga melakukan proses kristalisasi, tebu digiling dan dihasilkan
nira, nira tersebut selanjutnya dimasukkan kedalam alat vacuum evaporator,
Dalam alat ini dilakukan pemanasan sehingga kandungan air di dalam nira
menguap, dan uap tersebut dikeluarkan dengan melalui pompa, sehingga nira
kehilangan air berubah menjadi Kristal gula.
Ketiga teknik yang lain pendinginan, penambahan senyawa lain dan reaksi
kimia pada prinsipnya adalah sama yaitu mengurangi kadar pelarut didalam
campuran homogen. Kristal merupakan suatu benda mati yang terorganisasi dan
dibentuk oleh partikel-partikel (yang bisa berupa atom, molekul atau ion) tersusun
dalam suatu susunan tiga dimensi yang beraturan.
Bentuk kristal dapat berupa polyhedron yang mempunyai sudut-sudut tajam
dan sisi yang rata, bentuk ini dapat terbentuk jika kristal dibiarkan sehingga
permukaannya tidak mendapat gangguan dari kristal lain atau benda luar.
Tujuan dari proses kristalisasi adalah untuk mendapatkan produk (hasil)
dengan derajat kemurnian yang tinggi, selain itu bentuk serta ukurannya juga turut
menentukan kualitas kristal hasil. Ini semata-mata diperlukan untuk:
 Kemudahan filtrasi (penyaringan) pencucian.
 Pelaksanaan reaksi dengan bahan kimia lain.
 Kemudahan dalam proses pengangkutan dan penyimpanan.

Selain itu ciri-ciri suatu Kristal yang baik yaitu :

 Kuat
 Tidak menggumpal
 Memiliki ukuran yang seragam
 Tidak melekat pada kemasan

6
Sehingga CSD (crystal size distribution) distribusi ukuran kristal harus
dikendalikan dengan ketat.

2.2 Tujuan Kristalisasi


Tujuan dari proses kristalisasi adalah untuk mendapatkan produk (hasil)
dengan derajat kemurnian yang tinggi, selain itu bentuk serta ukurannya juga turut
menentukan kualitas kristal hasil. Ini semata-mata diperlukan untuk:
1. Kemudahan filtrasi (penyaringan) pencucian.
2. Pelaksanaan reaksi dengan bahan kimia lain.
3. Kemudahan dalam proses pengangkutan dan penyimpanan.

2.3 Prinsip Kerja Kristalisasi


Prinsip dari kristalisasi adalah bahwa senyawa padat akan mudah terlarut
dalam pelarut panas bila dibandingkan pada pelarut yang lebih dingin. Jika suatu
larutan senyawa tersebut dijenuhkan dalam keadaan panas dan kemudian
didinginkan,senyawa terlarut akan berkurang kelarutannya dan mulai mengendap,
membentuk kristal yang murni dan bebas dari pengotor. Kemurnian zat ini disebabkan
oleh pertumbuahan kristal zat telarut, sehingga za-zat ini dapat dipisahkan dari
pengotornya.

Gambar 2.3.1 Gambar Proses Kristalisasi

7
Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan dalam keadaan atau kondisi lewat
jenuh (supersaturated). Kondisi tersebut terjadinya karena pelarut sudah tidak mampu
melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat terlarut sudah melebihi kapasitas pelarut.
Sehingga kita dapat memaksa agar kristal dapat terbentuk dengan cara mengurangi
jumlah pelarutnya, sehingga kondisi lewat jenuh dapat dicapai.

2.4 Faktor yang mempengaruhi Kristalisasi


Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan kristalisasi :
a) Konsentrasi Larutan
Agar dicapai proses penempelan yang lebih cepat maka perlu di usahakan agar
larutan pada kejenuhan yang tinggi karena pada keadaan ini kandungan
sukrosanya lebih besar dibandingkan bila pada kejenuhan yang lebih rendah
sehingga proses penempelan pada inti kristal lebih cepat.
b) Kandungan Kotoran
Adanya kotoran yang terdapat di dalam bahan akan menyebabkan naiknya
viskositas sehingga berakibar turunnya nilai kemurnian, hal ini akan
mengakibatkan rendahnya kecepatan kristalisasi.
c) Bahan Pemanas
Merupakan bahan yang sangat diperlukan guna menguapkan air yang
dikandung oleh larutan, dapat menimbulkan sirkulasi yang sangat diperlukan
dalam proses kristalisasi.
d) Jenis Alat
Bejana tipe Serpentin umumnya akan lebih lama waktu masaknya
dibandingkan dengan bejana tipe Alandria, hal ini karena untuk bejana tipe
Serpentin membutuhkan tekanan bahan pemanas yang lebih besar, Universitas
Sumatera Utara yang kadang – kadang sulit untuk dapat dipenuhi pada pabrik
– pabrik gula yang lama. (Kusumadiyono,1982)

2.5 Jenis-jenis Kristalisasi


Alat-alat yang digunakan pada proses kristalisasi sangat beragam. Hal ini
disebabkan oleh sifat bahan dan kondisi pertumbuhan kristal yang sangat bervariasi,
Disamping itu, juga karena kristalisasi dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda-beda
(pemisahan bahan, pemurnian bahan, pemberian bentuk).

8
Kristalisasi ada dua macam, yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi
pendinginan.
a) Kristalisasi Penguapan
Kristalisasi penguapan dilakukan jika zat yang akan dipisahkan tahan terhadap
panas dan titik bekunya lebih tinggi daripada titik didih pelarut. Selain dengan
cara distilasi, garam juga bisa dipisahkan dari air dengan cara menguapkan airnya
sampai habis sehingga yang tertinggal sebagai residu hanyalah garamnya.

Gambar 2.5.1 Gambar Proses Pembuatan Garam

Contoh kristalisasi penguapan dilakukan oleh para petani garam. Pada saat air
pasang, tambak-tambak garam akan terisi air laut. Pada saat air surut maka air
laut yang sudah mengisi tambak garam akan tetap berada di tempat itu. Adanya
pengaruh sinar matahari mengakibatkan komponen air dari air laut dalam tambak
akan menguap dan komponen garamnya akan tetap dalam larutan. Jika
penguapan ini terus berlangsung, lama-kelamaan garam tersebut akan membentuk
kristal-kristal garam tanpa harus menunggu sampai airnya habis.

b) Kristalisasi Pendinginan
Kristalisasi pendinginan dilakukan dengan cara mendinginkan larutan. Pada saat
suhu larutan turun, komponen zat yang memiliki titik beku lebih tinggi akan
membeku terlebih dahulu, sementara zat lain masih larut sehingga keduanya
dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Zat lain akan turun bersama pelarut
sebagai filtrat, sedangkan zat padat tetap tinggal di atas saringan sebagai residu.

9
Alat-alat kristalisasi disebut kristalisator. Dalam alat ini, setiap persyaratan
(konsentrasi, suhu, gerakan) yang menunjang pertumbuhan inti atau benih kristal
harus dipenuhi. Untuk itu, pada umumnya diperlukan perlengkapan-perlengkapan
untuk memungkinkan perpindahan panas (pemanas, pendingin, penguapan) dan juga
Gerakan (pengadukan, penggulingan, pengangkutan). Kristallisator biasanya
dilengkapi dengan alat pemisah (filtrasi) yang dipasang dibelakang alat kristalisasi
dan alat pengering. Faktor-faktor yang menjadi dasar pemilihan sebuah alat
kristalisasi ialah misalnya:
1. Unjuk kerja kristalisasi yang diingikan
2. Cara operasi (tak kontinu, kontinu)
3. Kondisi bahan baku (larutan , lelehan)
4. Ukuran Kristal yang diinginkan
5. Bentuk Kristal yang diinginkan
6. Kemurnian kristalisat yang diinginkan
7. Kecendrungan produk untuk menbentuk kerak

Jenis-jenis kristalisator antara lain:


1. Draft Tube Baffle Crystallizer
2. Cooling Crystallizers
3. Evaporative crystallizers
4. Forced Circulation Crystallizer
5. Induced Circulation Crystallizer
6. Oslo Type Crystallizer
7. Vacum Crystallizer
8. Agitated Batch Crystallizer
9. Swenson Walker Crystallizer
10. Crystal Vacum Crystallizer
11. Oslo Surface Cooled Crystalizer

2.6 APLIKASI PROSES KRISTALISASI


Kristalisasi adalah salah satu dari berbagai macam cara proses pemisahan/
separasi yang banyak digunakan sebagai metoda untuk pemurnian,
artinya memisahkan salah satu senyawa  dari campuran senyawa-senyawa sehingga

10
diperoleh produk berupa kristal yang lebih murni. Dengan pengertian tersebut proses
kristalisasi dapat dilakukan dengan 2 metoda yaitu, kristalisasi dari larutan/solution
dan kristalisasi dari lelehan. Kebanyakan proses kristalisasi di industry kimia
menggunakan metoda kristalisasi dari larutan sedangkan metoda kristalisasi dari
lelehan banyak ditemui di industry gelas kristal dan
semikonduktor seperti kristal Silicon dan Ga-As untuk pembuatan dari
salah satu bagian dalam proses pembuatan gelas kristal chips integrated circuit.
Sasaran dari semua industri ini adalah untuk memperoleh atau mendapatkan produk
kristal yang kemurniannya memenuhi bakumutu yang ditetapkan dan kisaran ukuran
produk kristalnya pun sesuai permintaan pasar. Ketidaksesuaian kemurnian dan
ukuran produk Kristal ini akan membuat ongkos produksi menjadi mahal karena
mengharuskan dilakukannya reprosesing lagi yaitu dengan melarutkan kembali dalam
solven kemudian dilakukan rekristalisasi. Namun proses kristalisasi sangatlah luas di
tiap industri, sehingga pada pembahasan ini akandipaparkan mengenai aplikasi pada
industri gula.

Pada umumnya pemrosesan tebu di pabrik gula dibagi menjadi beberapatahap


yang dikenal dengan proses pemerahan (gilingan), pemurnian, penguapan, kristalisasi,
pemisahan dan penyelesaian (sugar handling). Proses kristalisas iadalah proses
pembentukan kristal gula. Sebelum dilakukan kristaliasi dalam pan masak
(crystallizer) nira kental terlebih dahulu direaksikan dengan gas SO2 sebagai
bleaching dan untuk menurunkan viskositas masakan (nira). Dalam proses kristalisasi
gula dikenal sistem masak ACD, ABCD, ataupun ABC.

Tingkat masakan (kristalisasi) tergantung pada kemurnian nira kental. Apabila
HK nira kental >85% maka dapat dilakukan empat tingkat masakan (ABCD). Dan
apabila HK nira kental <85% dilakukan tiga tingkat masakan (ACD). Pada saat ini
dengan kondisi bahan baku yang rendah pabrik gula menggunakan sistem masakan
ACD, dengan masakan A sebagai produk utama. Langkah pertama dari proses
kristalisasi adalah menarik masakan (nira pekat) untuk diuapkan airnya sehingga
mendekati kondisi jenuhnya, dengan pemekatan secara terus menerus koefisien
kejenuhannya akan meningkat. pada keadaan lewat jenuh maka akan terbentuk
suatu pola Kristal sukrosa. Setelah itu langkah membuat bibit, yaitu dengan
memasukkan bibit gula kedalam pan masak kemudian melakukan proses pembesaran

11
kristal. Pada proses masak ini kondisi Kristal harus dijaga jangan sampai larut
kembali ataupun terbentuk tidak beraturan.

Setelah diperkirakan proses masak cukup, selanjutnya larutan dialirkan ke
palung pendingin (receiver) untuk proses Na-kristalisasi. Tujuan dari palung
pendingin ialah : melanjutkan proses kristalisasi yang telah terbentuk dalam pan
masak, dengan adanya pendinginan di palung pendingin dapat menyebabkan
penurunan suhu masakan dan nilai kejenuhan naik sehingga dapat mendorong
menempelnya sukrosa pada kristal yang telah terbentuk. Untu  lebih
menyempurnakan dalam proses kristalisasi maka palung pendingin
dilengkapi pengaduk agar dapat sirkulasi

2.7 Perbedaan kristalisasi dengan proses lainnya

1. Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat
padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar
pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat
terlarutnya. Penyaring akan menahan zat padat yang mempunyai ukuran partikel
lebih besar dari pori saringan dan meneruskan pelarut. Proses filtrasi yang
dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk larutan atau berwujud cair
kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang
tertinggal dipenyaring disebut residu. (ampas). Metode ini dimanfaatkan untuk
membersihkan air dari sampah pada pengolahan air, menjernihkan preparat kimia
di laboratorium, menghilangkan pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi dan
obat-obat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula.
Penyaringan di laboratorium dapat menggunakan kertas saring dan penyaring
buchner. Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat dari bahan kaca yang
kuat dilengkapi dengan alat penghisap.

2. Sublimasi
Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat
tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim
akan tertinggal. bahan-bahan yang menggunakan metode ini adalah bahan yang
mudah menyublim, seperti kamfer dan iod.

12
3. Kristalisasi
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang
terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu
pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi
penguapan dan kristalisasi pendinginan. Contoh proses kristalisasi dalam
kehidupan sehari-hari adalah pembuatan garam dapur dari air laut. Mula-mula air
laut ditampung dalam suatu tambak, kemudian dengan bantuan sinar matahari
dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan garam dalam bentuk
kasar dan masih bercampur dengan pengotornya, sehingga untuk mendapatkan
garam yang bersih diperlukan proses rekristalisasi (pengkristalan
kembali). Contoh lain adalah pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu
dihancurkan dan diperas untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan
penguap hampa udara sehingga air tebu tersebut menjadi kental, lewat jenuh, dan
terjadi pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga diperoleh
gula putih atau gula pasir.

4. Distilasi
Distilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan yang
berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik
didih yang berbeda. Dasar pemisahan adalah titik didih yang berbeda. Bahan yang
dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau cair, tahan terhadap
pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat. Proses pemisahan
yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara titik didih
bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang diinginkan akan menguap, uap
dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung
dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya
disebut residu. Contoh distilasi adalah proses penyulingan minyak bumi,
pembuatan minyak kayu putih, dan memurnikan air minum.

5. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan campuran
dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah kelarutan bahan
dalam pelarut tertentu.

13
6. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu bahan dari
pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga
menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini dipakai
untuk memurnikan air dari kotoran renik atau mikroorganisme, memutihkan gula
yang berwarna coklat karena terdapat kotoran.

7. Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan
perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar pemisahan metode ini
adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya absorbsi oleh bahan penyerap, dan
volatilitas (daya penguapan). Contoh proses kromatografi sederhana adalah
kromatografi kertas untuk memisahkan tinta. 

2.8 Trouble and troubleshooting kristalisasi

Trouble

Kristalisator vakum dengan bentuk yang sederhana memiliki keterbatasan dari


segi kristalisasi, selain itu evaporasi dan pendinginan hanya berlangsung di dalam
lapisan zat cair didekat permukaan magma, sehingga terjadi perbedaan gradien
konsentrasi disamping gradien suhu pada permukaan itu. Ditambah lagi, kristal akan
cenderung mengendap di dasar kristalisator, dimana hampir tak terdapat keadaan
lewat-jenuh atau bahkan tak terdapat sama sekali, sehingga mengurangi tingkat
efiensi operasi pada kristalisator.

Troubleshooting

Diperlukan suatu alat pengaduk agar magma dapat terangkat dan teraduk
dengan baik untuk menyamakan gradien konsentrasi dan suhu sehingga kristal itu
tersuspensi. Kristalisator vakum sederhana bukan merupakan metode yang baik untuk
mengendalikan nukleasi, klasifikasi, ataupun untuk mengeluarkan inti dan kristal
yang sangat kecil dan kelebihan.

14
BAB III

KESIMPULAN

1. Kristalisasi merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di mana


terjadi perpindahan massa (mass transfer) dari suatu zat terlarut (solute) dari cairan
larutan ke fase kristal padat.
2. Tujuan dari proses kristalisasi: Kemudahan filtrasi (penyaringan) pencucian. Pelaksanaan
reaksi dengan bahan kimia lain, Kemudahan dalam proses pengangkutan dan
penyimpanan.
3. Prinsip dari kristalisasi adalah bahwa senyawa padat akan mudah terlarut
dalam pelarut panas bila dibandingkan pada pelarut yang lebih dingin.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan kristalisasi : Konsentrasi Larutan,
Kandungan Kotoran, Bahan Pemanas, Jenis Alat
5. Jenis dari Kristalizer ada dua yaitu : Kristalisasi Penguapan dan kristalisasi pendinginan.
6. kristalisasi dari larutan/solution dan kristalisasi dari lelehan. Kebanyakan proses
kristalisasi di industry kimia menggunakan metoda kristalisasi dari larutan sedangkan
metoda kristalisasi dari lelehan banyak ditemui di industry gelas kristal dan
semikonduktor seperti kristal Silicon dan Ga-As untuk pembuatan dari
salah satu bagian dalam proses pembuatan gelas kristal chips integrated circuit.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2019. Kristalisasi. “https://quipper.co.id/kristalisasi/”


Anonim, 2019. Pengertian Kristalisasi, Contoh, Gambar, dan Macam-Macam Kristalisasi.
http://www.biomagz.com/2019/01/pengertian-kristalisasi-contoh-gambar-
macam.html

Mulyani, Dewi. 2016. Kajian suhu kristalisasi dan konsentrasi etanol pada kristalisasi molase
yang dijernihkan. Bandung: Universitas Pasundan.

Selvy, F. 2010. Kristalisasi dalam Industri. [Online]. http://www.chem-is-try.org/


materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dan-analisis/kristalisasi/ . Diakses tanggal
10 April 2020.

Zulfikar. 2011. Kristalisasi. [Online]. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/ki


mia-kesehatan/pemisahan-kimia-dan-analisis/kristalisasi/ . Diakses tanggal 10 April 2020.

16

Anda mungkin juga menyukai