PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam teknik kimia kristalisasi dilakukan dalam alat pengkristal.
Kristalisasi adalah suatu unit operasi teknik kimia dimana senyawa kimia
dilarutkan dalam suatu
terpresipitasi dan terpisah di antara fasa. Sejak dahulu kala NaCl ditemukan pada
permukaan bebatuan setelah mengalami pemanasan matahari. Contoh proses
kristalisasi yang lain dalam industri meliputi produksi garam dapur, gula, sodium
sulphat, urea, dan lain-lain.
Teknologi kristalisasi berkembang dengan cepat akhir-akhir ini. melalui
tangki sederhana dimana pendinginan, penguapan, dan mungkin melalui
pengaturan pH, Kristal terbentuk pada proses kristalisasi larutan dipekatkan dan
didinginkan
sampai
konsentrasi
zat
terlarut
melewati
kelarutannya
(supersaturation) pada suhu yang bersangkutan. Zat terlarut akan keluar dari
larutan dan membentuk zat padat (Kristal/hablur) dalam keadaan yang hampir
murni. Proses kristalisasi adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair yang
sangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan kemurnian produk
hingga 100%.
Di dalam industri, bahan-bahan yang digunakan tidak jarang merupakan
bahan berat sehingga tidak dapat dijangkau dengan tenaga manusia dan terkadang
berbahaya apabila terjadi kontak langsung dengan manusia. Untuk itu diperlukan
tempat penyimpanan bahan dan juga alat transportasi khusus untuk mengangkut
bahan-bahan tersebut mengingat keterbatasan kemampuan tenaga manusia baik
itu berupa kapasitas bahan yang akan diangkut maupun keselamatan kerja dari
karyawan.Selain storage dan alat transportasi zat padat, feeder juga berperan
penting dalam industri. Feeder diperlukan untuk membantu proses masuk nya
umpan dalam proses industri. Selain bahan berbentuk gas dan cair, padatan juga
memiliki alat pengumpan (feeder) dengan spesifikasi sendiri-sendiri.Oleh karena
itu makalah ini dibuat untuk lebih mengetahui dan memahami proses penangan
1
zat padat dalam dunia teknik kimia. Dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal
mengenai alat-alat yang telah dijelaskan sebelumnya.
Dalam industri kimia, transportasi merupakan proses pengangkutan bahan
mentah dan energi dalam jumlah besar ke pabrik dan ke dalam peralatan, atau
pengangkutan produk-produk dan limbah ke luar pabrik. Berdasarkan keadaan
agregat dari bahan, transportasi dibedakan:
transportasi fluida (cair dan gas). Dalam suatu industri, pemindahan bahan baik
bahan mentah (raw material), bahan setengah jadi (intermediate product),
maupun bahan jadi (product) merupakan persoalan yang cukup penting untuk
efisiensi dan efektifitas secara keseluruhan proses. Bermacam-macam peralatan
transportasi diperlukan guna pemindahan bahan ini namun didalam bab ini hanya
dibahas peralatan transportasi bahan padat, khususnya menggunakan belt
conveyor, screw conveyor, dan bucket conveyor.
Secara Universal di dalam industri, bahan - bahan material terdapat
berbagai jenis yang terkadang sangat berat sehingga berbahaya bagi manusia.
Untuk itu diperlukan alat transportasi untuk mengangkut bahan - bahan tersebut
mengingat keterbatasan kemampuan tenaga manusia. Bahan yang diangkut
dipengaruhi kapasitas bahan, jenis bahan dan tujuan pengangkutan. Alat
pengangkut bertujuan untuk memudahkan kita dalam pemindahan suatu zat.
Salah satu jenis alat pengangkut yang sering dugunakan dalam industry adalah
conveyer yang berfungsi unuk mengangkut bahan-bahan padat. Pemilihan alat
pengangkut (conveying equipment) material padatan bergantung pada: kapasitas
material yang ditangani.jarak perpindahan material,
kondisi pengangkutan :
horizontal; atau vertical, ukuran (size), bentuk (shape) dan sifat material
(properties), harga peralatan tersebut.
22 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan kristalisasi?
2. Apa saja jenis-jenis dari kristalisasi?
3. Bagaimana mekanisme pembentukan kristal?
4. Apa saja syarat-syarat kristalisasi?
5. Apa saja yang mempengaruhi proses kristalisasi?
6. Apa saja jenis-jenis alat cristalyzer?
7. Bagaimana prinsip kerja alat cristalyzer?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Crystalizer
2.1.1 Kristalisasi
Kristalisasi (crystallization) merupakan peristiwa pembentukan
kristal-kristal padat dalam suatu fase homogen. Baik itu dalam pembuatan
partikel padat didalam uap seperti dalam hal pembuatan salju atau
pembuatan partikel padat didalam lelehan cair sebagai mana dalam
pembuatan kristal tunggal yang besar maupun kristalisasi dari larutan cair
misalnya pembuatan garam.
Prinsip dari kristalisasi adalah bahwa senyawa padat akan mudah
terlarut dalam pelarut panas bila dibandingkan pada pelarut yang lebih
dingin. Jika suatu larutan senyawa tersebut dijenuhkan dalam keadaan panas
dan kemudian didinginkan,senyawa terlarut akan berkurang kelarutannya
dan mulai mengendap, membentuk kristal yang murni dan bebas dari
pengotor. Kemurnian zat ini disebabkan oleh pertumbuahan kristal zat
telarut, sehingga za-zat ini dapat dipisahkan dari pengotornya.
Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan dalam keadaan atau
kondisi lewat jenuh (supersaturated). Kondisi tersebut terjadinya karena
pelarut sudah tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat
terlarut sudah melebihi kapasitas pelarut. Sehingga kita dapat memaksa agar
kristal dapat terbentuk dengan cara mengurangi
jumlah pelarutnya,
2.1.2
Metode ini merupakan gabungan dari dua metode diatas. Larutan panas
yang Jenuh dialirkan kedalam sebuah ruangan yang divakumkan.
Sebagian pelarut menguap, panas penguapan diambil dari larutan itu
sendiri, sehingga larutan menjadi dingin dan lewat jenuh. Metode ini
disebut kristalisasi vakum.
4. Penambahan bahan (zat) lain.
Untuk pemisahan bahan organic dari larutan seringkali ditambahkan
suatu garam. Garam ini larut lebih baik daripada bahan padat yang
dinginkan sehinga terjadi desakan dan membuat bahan padat menjadi
terkristalisasi.
Pembentukan kristal dapat juga terjadi bila suatu larutan telah
melampaui titik jenuhnya. Titik jenuh larutan adalah suatu titik ketika
penambahan partikel terlarut sudah tidak dapat menyebabkan partikel
tersebut melarut, sehingga terbentuk larutan jenuh. Larutan jenuh
adalah larutan yang mengandung jumlah maksimum partikel terlarut
pada suatu larutan pada suhu tertentu. Contohnya adalah NaCl ketika
mencapai titik jenuh maka akan terbentuk kristal. Berkurangnya air
karena penguapan, menyebabkan larutan melewati titik jenuh dan
2.1.3
2.1.4
Syarat-Syarat Kristalisasi
Kristalisasi dapat terjadi apabila telah memenuhi syarat-syarat berikut:
1. Larutan harus jenuh
Larutan yang mengandung jumlah zat berlarut berlebihan pada suhu
tertentu, sehingga kelebihan itu tidak melarut lagi. Jenuh berarti pelarut
telah seimbang zat terlarut atau jika larutan tidak dapat lagi melarutkan
zat terlarut, artinya konsentrasinya telah maksimal jika larutan jenuh
suatu zat padat didinginkan perlahan-lahan, sebagian zat terlarut akan
mengkristal, dalam arti diperoleh larutan super jenuh atau lewat jenuh
2. Larutan harus homogen
Partikel-partikel yang sangat kecil tetap tersebar merata biarpun
didiamkan dalam waktu lama.
3. Adanya perubahan suhu
Penurunan suhu secara drastis atau kenaikan suhu secara dratis
2.1.5
berjalan
cepat
maka
kristal
yang
memerlukan
penguapan
biasanya
pendinginan
atau
d e n g a n memakai vacuum.
5. Uniformity (keseragaman ukuran)
Kristal yang uniform dapat diperoleh dengan menambahkan kristal
halus pada larutan yang telah lewat jenuh. Disini Kristal halus
tersebut berfungsi sebagai inti kristal (bibitan). Kristal yang uniform
akan memberikan keseragaman dalam proses berikutnya t e r h a d a p
kristal tersebut. Disamping itu kristal yang uniform
menunjukkan bahwa proses pembuatanyya sangat teliti sehingga akan
lebih menarik.
2.1.6
menurunnya
suhu
dan
kristal.
Kristalisasi dalam Bentuk Pangan
Salah satu unsur pembentuk struktur dalam bahan atau produk
pangan adalah kristal. Berbagai produk pangan seperti permen dan cokelat
mengandung struktur dalam bentuk kristal. Komponen bahan pangan yg
terutama berperan membentuk kristal adalah air, gula, alkohol, lemak, dan
pati.
10
Pengertian Crystallizer
Dalam
proses
kristalisasi
disini,
digunakan
alat
Jenis-Jenis Crystalizer
A. Jenis Crystallizer dengan Circulating Magma
1. Forced Circulating Liquid Evaporator Cyrstallizer
11
evaporator
terjadi
flash
evaporation
yaitu,
terjadi
12
13
14
15
16
17
18
19
F, namun perbedaan
20
HE
didesain
dengan
sebaik-baiknya
terutama
luas
22
23
24
25
kering.
Kapasitas vibrating conveyor ditentukan oleh besarnya material
yang dibawa. Feed atau umpan yang dapat diangkut oleh vibrating
conveyor ini bisa berskala besar tetapi hanya feeder yang mempunyai
ukuran intermediate (1 3 in) sampai dengan yang berbentuk powder,
kerikil, semen, pasir dan lainnya. Kapasitas dari vibrating conveyor
sangat besar dari 100 ton / jam hingga gram atau ons. Jika serbuk yang
akan diangkut berbentuk sangat halus (dapat menghasilkan debu), maka
vibrating conveyer dilengkapi dengan penutup pada body vibrating
conveyer.
Jenis-jenis vibrating conveyer yaitu :
1. Unbalanced vibrator.
Type ini yang paling sering digunakan, karena menghasilkan sebuah
putaran yang berkekuatan tinggi.
2. Self Balancing Vibrator dan pendulum Vibratior.
Type yang bergerak secara bergantian.
3. Eccentrical Vibrator.
Vibrator yang menggunakan sebuah pegas yang dihubungkan dengan
tongkat.
4. Electromagnetic Vibrator
Vibrator digerakkan dengan suatu dynamo electrik magnet. Sehingga
menghasilkan getaran yang berasal dari arus listrik.
Awal feed masuk ke dalam alat vibrating conveyor yang terdiri dari
pan yang dilengkapi dengan per horizontal yang digetarkan oleh
lengan eksentrik yang berhubungan. Getaran tersebut menyebabkan
feed bergerak kedepan dan meloncat kecil ke atas sepanjang conveyor
Untuk menuju ke tempat yang lebih rendah /menuju alat lain.
Keuntungan dari vibrating conveyer :
Dapat mengangkut dengan kapasitas yang tinggi
Mempunyai standar kebersihan yang tinggi
Alat mudah dan cepat untuk dibersihkan
Mudah untuk di operasikan.
3. Pengangkutan Spiral (Screw Conveyer)
Alat ini pada dasarnya terbuat dari pisau yang berpilin
mengelilingi suatu sumbu sehingga bentuknya mirip sekrup. Pisau
berpilin ini disebut flight. Jenis konveyor ini berguna untuk mengangkut
bahan padat berbentuk halus atau bubur yang kering. Alat ini terbuat dari
26
27
28
29
sudah lumat.
Buckets for Wet or Sticky Materials :
Bucket yang lebih datar. Dipergunakan untuk mengangkut material
yang cenderung lengket. Salah satu contoh bucket for wet or sticky
materials yang biasa digunakan dalam industry makanan.
Dalam
indutri
pertambangan,
bucket
conveyer
biasanya
b. Apron Conveyer
Apron Conveyor digunakan untuk variasi yang lebih luas dan untuk
beban yang lebih berat dengan jarak yang pendek. Apron Conveyor
yang sederhana terdiri dari dua rantai yang dibuat dari mata rantai
yang dapat ditempa dan ditanggalkan dengan alat tambahan A. Palang
kayu dipasang pada alat tambahan A diantara rantai dengan seluruh
tumpuan dari tarikan conveyor. Untuk bahan yang berat dan
pengangkutan yang lama dapat ditambahkan roda (roller) pada alat
31
besar.
Perawatan murah.
Kelemahan -kelemahan apron konveyor :
32
Jarak yang dapat ditempuh dari belt conveyer adalah jarak jauh
dengan arah horizontal ataupun dengan sedikit kemiringan.
Belt
33
4. Kelembaban.
Udara dengan kelembaban yang tinggi dapat mempercepat kerusakan
pada mesin motor.
5. Pengontrolan kerja dan penservisan
Semua alat-alat pengangkut wajib dikontrol setiap beberapa periode
dan diservis untuk mengurangi kerusakan pada alat.
Cara Kerja :
Feed dimasukkan ke dalam corong tuang yang memiliki
kemirngan tertentu agar material tidak jatuh atau tumpah. Melaui corong
tuang, feed dijatukan ke atas belt dapat pula dengan pengabungan alat.
Belt akan bergerak sesuai dengan arah tertentu, idler akan membantu
menentukan kemiringan dan juga belokan-belokan pada belt.
Bentuk Belt :
1. Flat Belt (Sabuk datar)
Belt yang berbentuk horizontal dari awal sampai akhir pengangkutan.
2. Troughed Belt (Sabuk Lengkung)
Belt yang digunakan pada ketinggian dan kemiringan tertentu dan
mempunyai banyak lengkungan dengan arah tertentu pula.
Pengeluaran material material dari belt dilakukan dengan tiga cara yaitu
:
a. Gaya berat
Suatu metode yang dipakai pada proses pengeluaran alat melalui
ujung belt tanpa menggunaka alat (memanfaatkan gaya gravitasi).
b. Penggaruk (Scraper)
Suatu metode pengeluaran material yang terletak pada sisi ujung kiri
maupun kanan belt. Scrapper terbuat dari lempengan logam yang
diletakkan diagonal dengan belt dan pada sisi atas. Bila bahan yang
diangkut menyentuh logam, maka benda akan bergerak ke sisi tepi dan
jatuh.
c. Idler Miring
Idler yang diletakkan pada bawah belt dengan posisi miring, sehingga
material yang ada di atas belt.
7. Plate Conveyer
Pada prinsipnya, plate conveyer memiliki cara kaerja yang sama
dengan belt conveyer. Tetapi pada plate conveyer tidak dilapisi dengan
sabuk, jadi material langsung bersentuhan dengan idler dengan jarak
antar idler yang lumayan besar. Sehingga alat ini lebih cocok untuk
34
35
37
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Crystallizer adalah alat yang digunakan untuk memperoleh atau membuat kristal
dari larutannya.
2. Faktor yang mempengaruhi proses kristalisasi yaitu kecepatan kristalisasi, hasil
kristalisasi, kemurnian dan ukuran kristal, energi yang diperlukan dan
Uniformity (keseragaman ukuran)
3. Crystallizer dibagi menjadi dua jenis yaitu Jenis Crystallizer dengan Circulating
Magma dan Jenis Crystallizer Tanpa Circulating Magma
4. Alat pengangkut di industry terdiri atas alat pengangkut gaya berat, screw
conveyer, vibrating conveyer, bucket conveyer, chain conveyer, belt conveyer,
roller conveyer, pneumatic conveyer, trolley conveyer.
5. Alat pengangkut di industry disesuaikan dengan lingkungan dan jenis material
yang akan diangkut, serta kemampuan alat yang akan digunakan.
3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca, khususnya para mahasiswa/i untuk lebih aktif
mengumpulkan referensi mengenai crystallizer dan alat transportasi dan
mempelajarinya agar lebih mengetahui crystallizer dan alat transportasi dalam
suatu industri kimia.
38