Anda di halaman 1dari 3

Salah satu teknik pemisahan campuran adalah teknik kristalisasi.

Kristalisasi adalah
proses pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan, melt (campuran leleh),atau lebih
jarang pengendapan dari gas. Kristalisasi juga merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan
padat-cair, dimana terjadi perpindahan massa (mass transfer) dari suatu zat terlarut (solute) dari
cairan larutan ke fase kristal padat. Kristalisasi dilakukan berdasarkan pada prinsip kelarutan,
yakni suatu senyawa akan cenderung lebih cepat larut di dalam cairan panas apabila
dibandingkan senyawa tersebut berada dalam cairan dingin. Ketika senyawa berada pada
kondisi panas serta keadaannya jenuh kemudian dibiarkan untuk mendingin, maka zat terlarut
tidak akan lagi larut dalam pelarut dan akan membentuk kristal dengan senyawa murni.
Kristalisasi menjadi salah satu proses yang dipelajari dalam bidang ilmu alam dan juga
mempunyai penerapan yang penting. Karena sifat dari berbagai macam bentuk padat dan
material bergantung terhadap struktur kristal mereka masing-masing, ukuran kristal dan tekstur
timbal balik mereka. Kristalisasi juga diartikan sebagai teknik pemisahan dasar, yang
merupakan salah satu proses penyusunan diri yang paling sederhana untuk membuat orde dari
skala atomik hingga skala makroskopik.
Dalam proses kristalisasi terjadi dua buah kejadian besar, yaitu nukleasi (nucleation)
dan pertumbuhan kristal (crystal growth). Kristal dibuat pada saat nuklei dibentuk dan
kemudian ditumbuhkan. Proses kinetik dari nukleasi dan pertumbuhan kristal membutuhkan
keadaan yang sangat jenuh, yang secara umum dapat diperoleh dengan mengubah suhu,
menghilangkan pelarut, atau dengan menambahkan agen penenggelam atau pendamping reaksi.
Sistem kemudian menempatkan diri untuk mendapat kesetimbangan termodinamik melalui
nukleasi dan pertumbuhan dari nuklei. Jika suatu larutan mengandung partikel padatan dari luar
daripada kristal dari tipenya sendiri, maka nuklei dapat terbentuk hanya dengan nukleasi
homogen (homogeneous nucleation). Apabila terdapat keadaan partikel dari luar, nukleasi
difasilitasi dan prosesnya dikenal sebagai nukleasi heterogen (heterogeneous nucleation).
Kedua jenis nukleasi mengambil tempat dalam kehadiran kristal dari larutan itu sendiridan
secara kolektif dikenal sebagai nukleasi primer (primary nucleation). Ini didapatkan ketika
keadaan spesifik yang sangat jenuh, dikenal sebagai super saturasi metastabil, didapatkan dalam
sistem. Akan tetapi semi komersil dan kristalizer dalam industri, telah diamati dan terdapat
nuklei bahkan pada saat super saturasi rendah, yakni ketika larutan dari kristalnya sendiri ada.
Sementara itu, crystal growth merupakan pertumbuhan selanjutnya dari inti yang berhasil
mencapai ukuran cluster dari kristal. Nukleasi dan pertumbuhan kristal akan terus menerus
terjadi secara bersamaan saat keadaan jenuh masih terjadi. Saturasi atau kejenuhan merupakan
gaya dorong dari proses kristalisasi, maka laju nukleasi dan pertumbuhan di berikan gaya oleh
kejenuhan yang ada di dalam larutan. Bergantung pada kondisi yang ada, baik nukleasi dan
pertumbuhan kristal mungkin dominan terhadap yang lainnya, dan hasilnya diperoleh kristal
dengan bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Ketika keadaan saturasi habis, maka sistem pada
zat padat dan cairan telah mencapai kesetimbangan dan proses kristalisasi telah selesai, kecuali
kondisi yang kesetimbangannya sudah dimodifikasi sehingga larutan memiliki saturasi atau
tingkat kejenuhan yang tinggi. Banyak senyawa memiliki kemampuan untuk mengkristal
dengan struktur kristal yang berbeda.
Karakter proses kristalisasi ditentukan oleh termodinamika dan faktor kinetik, yang bisa
membuat proses ini sangat bervariasi dan sulit diknotrol. Faktor-faktor seperti tingkat
ketidakmurnian, metode penyamburan, desain wadah, dan profil pendinginan bisa berpengaruh
besar terhadap ukuran, jumlah,dan bentuk kristal yang dihasilkan. Ambil sebagai contoh sebuah
molekul yang terletak didalam kristal yang murni dan sempurna., yang kemudian dipanasi dari
luar. Pada titik suhu tertentu, molekul ini mendadak harus keluar dari posisinya, dan struktur
kompleks yang terbentuk di sekitar molekul ini menjadi ambruk. Menurut buku termodinamika,
sebuah bahan akan meleleh jika peningkatan entropi, S, pada sebuah sistem melalui pengacakan

1
molekul-molekul di dalam ruang (spatial randomization of the molecules) lebih besar nilainya
dari entalpi, H, disebabkan oleh pecahnya gaya-gaya dari kemasan kristal.
Hal ini terjadi jika suhu jalan meningkat. Dengan dasar yang sama, jika suhu campuran
leleh diturunkan, sebuah molekul akan duduk kembali dalam posisi struktur kristal. Tingkat
entropi berkurang karena naiknya tingkat keteraturan molekul-molekul di dalam ruang sistem
dikompensasi jauh lebih tinggi oleh panas dari pengacakan daerah luar sekitar ruang, karena
dibebaskannya panas fusi; yang berarti entropi semesta naik nilainya. Tetapi cairan-cairan yang
didinginkan dan bertingkah seperti di atas merupakan pengecualian dan bukan hal umum,
kendati hukum termodinamika kedua, kristalisasi biasanya terjadi pada suhu yang lebih rendah.
Ini hanya bisa berarti bahwa sebuah kristal lebih mudah dirusak daripada dibentuk, dan lebih
mudah melarutkan sebuah kristal sempurna didalam pelarut daripada membentuk sebuah kristal
sempurna kembali dari larutan itu. Selanjutnya, nukleasi dan pertumbuhan sebuah kristal terjadi
dibawah pengaruh kinetik dan bukan termodinamika.
Kristalisasi terbagi menjadi tiga macam, yaitu kristalisasi penguapan, kristalisasi
pendinginan, dan kristalisasi pemanasan dan pendinginan. Kristalisasi penguapan dilakukan jika
zat yang akan dipisahkan tahan terhadap panas dan titik bekunya lebih tinggi daripada titik didih
pelarut. Kristalisasi penguapan biasanya dilakukan oleh petani garam. Pada saat air pasang,
tambak-tambak air garam akan terisi air laut. Kemudian pada saat surut, air laut yang sudah
masuk ke tambak garam tidak akan kembali ke laut. Dengan adanya bantuan dari sinar
matahari, secara alami air laut yang berada di dalam tambak akan menguap dan lama kelamaan
menjadi kering, meninggalkan butiran kristal garam. Kristalisasi pendinginan dilakukan dengan
cara mendinginkan larutan. Pada saat suhu larutan turun, komponen zat yang memiliki titik
beku lebih tinggi akan membeku terlebih dahulu, sementara zat lain masih larut sehingga
keduanya dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Zat lain akan turun bersama pelarut
sebagai filtrat, sedangkan zat padat tetap tinggal di atas saringan sebagai residu. Kristalisasi
pemanasan dan pendinginan merupakan gabungan dari dua metode di atas. Larutan panas yang
jenuh dialirkan ke dalam ssebuah ruangan yang divakumkan. Sebagian pelarut akan menguap,
panas penguapan diambil dari larutan itu sendiri, sehingga larutan menjadi dingin dan lewat
jenuh. Metode ini di sebut kristalisasi vakum. Pembentukan kristal dapat terjadi bila suatu
larutan telah melampaui titik jenuhnya. Titik jenuh larutan adalah suatu titik ketika penambahan
partikel terlarut sudah tidak dapat menyebabkan partikel tersebut melarut, sehingga terbentuk
larutan jenuh. Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung jumlah maksimum partikel
terlarut pada suatu larutan pada suhu tertentu. Contohnya adalah NaCl ketika mencapai titik
jenuh maka akan terbentuk kristal. Berkurangnya air karena penguapan, menyebabkan larutan
melewati titik jenuh dan mempercepat terbentuknya kristal.
Alat-alat kristalisasi disebut juga crystallizer atau kristallisator. Alat-alat ini digunakan
dalam proses kristalisasi terutama dalam skala industri, alat- alat yang digunakan dalam proses
kristalisasi sangat beragam. Hal ini disebabkan oleh sifat-sifat bahan dan kondisi pertumbuhan
kristal yang sangat bervariasi. Alat tersebut di kelompokan dalam dua bagian,yaitu jenis
crystallizer dengan circulating magma dan crystallizer tanpa circulating magma. Berikut adalah
alat yang termasuk crystallizer dengan circulating magma : Forced Circulating Liquid
Evaporator Crystallizer, Draft Tube Braffle (DTB) Crystallizer, Forced Curculation Buffle
Surface Cooled Crystallizer, OSLO Evaporative Crystallizer, OSLO Surface Cooled
Crystallizer, Crystal Vacum Cristallizer, Circulating Magma Vacum Crystallizer. Berikut adalah
alat yang termasuk crystallizer tanpa circulating magma : Jacketed Pipe Scraped Crystallizer,
Batch Stirred Tank With Internal Cooling Coil, Direct Contact Refrigeration Crystallizer,
Twinned Crystallizer, APV-Kestner Long Tube Vertical Evaporative Crystallizer.

2
Daftar Pustaka : https://id.wikipedia.org/wiki/Kristalisasi,
http://zefdes.blogspot.co.id/2014/03/makalah-kristalisasi.html,
http://www.perpusku.com/2016/01/macam-macam-teknik-pemisahan-campuran.html.

Anda mungkin juga menyukai