PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Percobaan
a) Untuk mengetahui cara pemisahan dan pemurniaan dengan cara
filtrasi.
b) Untuk mengetahui cara pemisahan dan pemurniaan dengan cara
kristalisasi.
2
BAB II
Dasar Teori
2.1 Kristalisai
Kristalisasi ialah Proses pembentukan bahan padat dari
pengendapan larutan, melt (campuran leleh),atau lebih jarang
pengendapan langsung dari gas. Kristalisasi juga merupakan teknik
pemisahan kimia antarabahan padat-cair, di mana terjadi perpindahan
massa (mass transfer) dari suat zat terlarut (solute) dari cairanlarutan
ke fase kristal padat. Kristalisasi juga merupakan metode pemisahan
untuk memperoleh zat padat yangterlarut dalam suatu larutan. Dasar
metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan
titikbeku. Contoh proses kristalisasi : pembuatan gula pasir dari jus
tebu/beet, pembuatan kristal pupuk darilarutan induknya, dll
Kristalisasi dapat dilakukan dengan pendinginan, penguapan, dan
penambahan solvent bahan kimia.Kristalisasi dapat memisahkan suatu
campuran tertentu dari larutan multi komponen sehingga
didapatproduk dalam bentuk kristal. Kristalisasi dapat juga dipakai
sebagai salah satu cara pemurnian karena lebihekonomis. Operasi
kristalisasi terbagi menjadi:
1. Membuat larutan supersaturasi (lewat jenuh)
2. Pembuatan inti kristal
3. Pertumbuhan Kristal
Bila larutan telah mencapai derajat saturasi tertentu, maka di
dalam larutan akan terbentuk zat padatkristaline. Oleh sebab itu
derajat supersaturasi larutan merupakan faktor terpenting dalam
mengontrol operasikristalisasi
Cara mencapai suoersaturasi:
PendinginanYaitu mendinginkan larutan yang akan dikristalka
sampai keadaan supersaturasi dimana konsentrasi larutanlebih
besar dari konsentrasi larutan jenuh pada suhu tersebut.
3
Penguapan SolventLarutan disiapkan dalam evaporator untuk
dipekatkan, lalu dikristalkan dengan pendingn. Cara
inidigunakan untuk zat yang mempunyai kurva kelarutan agak
dalam.
Evaporasi AdiabatisLarutan dalam keadaan panas bila dimasukan
ke dalam ruang vacuum, maka terjadi penguapan
dengansendirinya, sebab tekanan totalnya menjadi lebih rendah
dari tekanan uap solvent pada suhu itu. Penguapandan turunya
suhu disertai kristalisasi.
Penambahan zat lain yang dapat menurunkan kelarutan zat yang
akan dikristalisasi, misalnya larutanNaOH ditambah gliserol, maka
kelarutan NaOH menjadi turun dan larutan NaOH mudah
diendapkan.
1. Primary Nukleus
Proses pembentukan inti kristal karena larutan telah mencapai
derajat supersaturasi yang cukup tinggi.
Homogen Nukleus
Nukleus disini pembentukannya spontan pada larutan dengan
supersaturasi tinggi, artinya nukleusterbentuk karena
penggabungan molekul-molekul solute sendiri.
Heterogen Nukleus
Pembentukan inti kristalnya masih dalam supersaturasi tinggi,
namun dapat dipercepat denganadanya partikel-partikel asing
seperti debu dan sebagainya.
2. Secondary Nukleus (Contact Nucleation)
Pembentukan inti kristal dengan akibat dari :
Tumbukan antarkristal induk
Tumbukan antar kristal dengan katalisator
4
Gerakan antara permukaan kristal yang relatif lebih kecil.
Dinyatakan dengan persamaan :
N = (a) (L)b (¨C)c (P)dDimana :
N : jumlah nukleus yang terbentu (number/jam)
L : ukuran kristal induk (mm)
C : derajat supersaturasi larutan (mol/lt) atau (oC)
P : power dari pengaduk (Hp)
a,b,c,d: konstanta-konstantaJika :
1. L >>> maka jumlah kristal yang terbentuk juga semakin besar,
krisatal makin besar menyebabkankemungkinan tumbukan semakin
banyak. Pecahan bagian kecil dari kristal menyebabkan
terbentuknyainti kristal.
5
secara teoritis dan ekonomi. Karena itu dalam kondisi
industridikenal sistem seeding (pemberian kristal nuklei). Nukleasi
ini disebut secondary nukleasi. Penambahanlarutan supersaturasi
melaui pendinginan setelah melalui kurva saturasi AB. Pada
konsentrasi ini di titik baruakan terbentuk inti kristal. Tetapi
mengingat efisiensi secar ekonomis, penambahan kristal pada
sistem iniakan memperoleh penghematan.
6
larutannya.Oleh karenaitu, larutan yang akan dikristalisasi harus
dibuat lewat jenuh terlebihdulu denganjalan penguapan atau
pendinginan
3. Pertumbuhan Kristal
2.2 Filtrasi
Filtrasi adalah proses yang digunakan untuk memisahkan padatan
dari cairan atau gas dengan menggunakan media saring yang
memungkinkan cairan tersebut lewat, tapi bukan padatan. Istilah
“filtrasi” berlaku baik filter itu mekanis, biologis, atau fisik. Cairan
yang melewati filter disebut filtrat. Media saringannya bisa berupa
filter permukaan, yang merupakan padatan yang menjebak partikel
padat, atau saringan dalam, yang merupakan bahan dasar yang
menjebak padatan.
Filtrasi biasanya merupakan proses yang tidak sempurna.
Beberapa cairan tetap berada di sisi umpan filter atau masih
berada di media filter dan beberapa padatan kecil lolos melalui
filter. Sebagai teknik kimia selalu ada beberapa produk yang
hilang, entah itu cairan atau padatan yang terkumpul.
Contoh Filtrasi
Filtrasi merupakan teknik pemisahan yang penting di laboratorium,
selain itu juga biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Pembuatan bir kopi melibatkan air panas yang melewati melalui
kopi bubuk dan saringan. Kopi cair adalah filtratnya. Teh celup juga
mempunyai proses yang sama, yaitu menggunakan kantong teh
(kertas filter).
7
Ginjal adalah contoh filter biologis. Darah disaring oleh glomerulus.
Molekul penting diserap kembali ke dalam darah.
AC dan banyak penyedot debu menggunakan filter HEPA untuk
menghilangkan debu dan serbuk kecil dari udara.
Banyak akuarium menggunakan filter yang mengandung serat yang
menangkap partikulat padat.
Filter sabuk memulihkan logam mulia selama penambangan.
Air dalam sumber air relatif murni karena telah disaring melalui
pasir dan batuan permeabel di tanah.
Metode Filtrasi
Ada berbagai jenis filtrasi. Metode mana yang digunakan sangat
bergantung pada apakah padatan adalah partikulat (tersuspensi)
atau dilarutkan dalam cairan.
8
dilarutkan. Metode yang umum adalah menempatkan wadah
dengan larutan dalam bak es sebelum filtrasi.
Filtrasi Panas: Dalam filtrasi panas, larutan, filter, dan corong
dipanaskan untuk meminimalkan pembentukan kristal selama
penyaringan. Corong beruap berguna karena tidak banyak daerah
permukaan untuk pertumbuhan kristal. Metode ini digunakan ketika
kristal akan menyumbat saluran atau untuk mencegah kristalisasi
komponen kedua dalam campuran.
Terkadang alat bantu filter digunakan untuk memperbaiki aliran
melalui filter. Contoh alat bantu filter adalah silika, tanah diatom,
perlit, dan selulosa. Alat bantu filter dapat ditempatkan pada filter
sebelum filtrasi atau dicampur dengan cairan. Alat bantu ini dapat
membantu mencegah penyumbatan saringan dan dapat
meningkatkan porositas “lapisan” atau umpan ke saringan.
Filtrasi Versus Sieving
Teknik pemisahan yang terkait adalah sieving. Sieving mengacu
pada penggunaan mesh tunggal atau lapisan berlubang untuk
mempertahankan partikel besar, sambil membiarkan bagian yang
lebih kecil keluar. Dalam filtrasi, sebaliknya, filter adalah kisi atau
memiliki banyak lapisan. Cairan mengikuti saluran di media untuk
melewati filter.
Alternatif untuk Filtrasi
Dalam beberapa situasi, ada metode pemisahan yang lebih baik
daripada penyaringan. Misalnya, untuk sampel yang sangat kecil
dimana penting untuk mengumpulkan filtrat, media saringan bisa
menyerap terlalu banyak cairan.
Dalam kasus lain, terlalu banyak padatan menjadi terjebak dalam
media saringan. Dua proses lain yang dapat digunakan untuk
memisahkan padatan dari cairan adalah dekantasi dan sentrifugasi.
Sentrifugasi melibatkan pemintalan sampel, memaksa padatan
yang lebih berat ke dasar wadah. Dekantansi bisa digunakan
9
mengikuti sentrifugasi atau dengan sendirinya. Dalam dekantasi,
cairan tersebut disedot atau dituangkan dari padatan setelah jatuh
dari larutan.
10
BAB III
Metodologi Percobaan
3.1 Alat-alat dan Bahan yang digunakan
Gelas ukur
Corong
11
Cawan Porselin
Kertas Saring
12
Pengaduk
Kaki Tiga
13
Pembakar spirtus
Garam
Gula
14
Kopi
Norit
Alkohol
15
Erlenmeyer
16
Larutan Gula Garam dan Alkohol
Waktu Suhu Keterangan
0 0 Larutan Bening sedikit Kekuning kuningan
5 45
10 65
15 75 Mendidih
20 75 Setelah alkohol sisa sedikit terlihat kristal kristal
gula
17
18
BAB IV
Analisa Data dan Pembahasan
Dari data yang diperoleh terdapat proses filtrasi dan kristalisai,
Proses filtrasi terjadi pada saat penyaringan menggunaka kertas saring
terhadap garam yang terkandung pada larutan 1, dan penyaringan
dengan kertas saring terhadap garam dan norit yang terkandung pada
larutan 2.
Sedangkan proses filtrasi terjadi pada saat pemanasan larutan 1 dan
larutan 2 sehingga terbentuk kristal kristal gula setelah pemanasan
selama 20 menit . Kristal kristal gula lebih terlihat pada larutan 1 karena
pada larutan 2 terdapat norit yang merupakan carbo absorben sehingga
gula yang terkandung sebagian ikut terserap norit dan tertahan oleh
kertas saring.
Jika larutan sampai di kisatkan maka kristal kristal gula akan terlihat
lebih jelas.
19
BAB V
Pertanyaan dan Jawaban
1. Terangkan Prinsip pemurnian denga kristalisasi!
2. Sebutkan syarat-syarat pelarut yang bisa digunakan dalam
kristalisasi dan bagaimana hubungantegangan permukaan pelarut
yang baik dengan yang tidak baik?
3. Apa usaha praktikan agar hasil yang didapat cukup murni dan
sample tidak banyak terbuang?
4. Apakah yang dimaksud dengan titik lebur dan bagaimana
hubunganya dengan kemurnian suatu zat?
Jawaban
20
f. Dapat melarutkan senyawa lain
g. Mempunyai daya larut yang tinggi
h. Berupa pemurni atau dengan kata lain pelarut biasanya
berupa pemurni
3. Agar sampel tidak banyak terbuang setelah melakukan
penimbangan harus dihitung secara akurat dan pada saat
penimbangan harus teliti agar tidak banyak zat yang terbuang.
4. Titik lebur dari suatu zat adalah keadaan dimana zat padat
berubah menjadi cairan dibawah tekanan 1 atm. Titik lebur juga di
artikan sebagai keadaan dimana terjadi keseimbangan antara fase
padat dengan fase lainya pada suatu zat. Jadi hubungannya untuk
menentukan suatu kemurnian zat dan meyakinkan kemurnian
suatu zat dengan dilakukan uji titik lebur pada zat tersebut.
21
BAB VI
Kesimpulan
a. Pelarutan
b. Penyaringan
c. Pemanasan
d. Pendinginan
22
molekul saat proses pemanasan, dan massanya berkurang dari
sebelumya karena ada beberapa zat filtrate yang menguap.
23