Anda di halaman 1dari 3

3.

2 Pembahasan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan , diperoleh hasil percobaan dalam mengidentifikasi
pelarut yang sesuai dengan senyawa otganik padat . Percobaan pertama dengan menggunakan
sampel Pracetamol dan pelarut berupa Aquades, Alkohol,Dietil eter, Aseton ,Toluena, Heksana.
Pelarut Aquades, sampel paracetamol yang dilarutkan dengan aquades pada suhu kamar
Paracetamol tidak larut dengan pelarut Aquades, begitu pula saat larutan tersebut dipanaskan dan
didinginkan. Akuades yang merupakan pelarut yang baik untuk melarutkan parasetamol,
dikarenakan perbedaan titik didih akuades dengan parasetamol juga relative jauh sehingga hasil dari
percobaan tersebut salah.

Pelarut Alkohol, sampel paracetamol yang dilarutkan dengan Alkohol pada suhu kamar Paracetamol
tidak larut dengan pelarut Alkohol begitu pula saat larutan tersebut dipanaskan dan didinginkan.Hal
ini dikarenakan parasetamol memiliki kelarutan yang sangat rendah dari hidrokarbon nlainnya atau
semi polar. Alkohol juga sebagai pelarut memiliki sifat lebih polar dari hidrokarbon mampu menjadi
pelarut yang baik untuk molekul polar, sehingga parasetamol yang memiliki sifat semi polar dapat
larut dan tidak larut pada pelarut alkohol yang memilki sifat polar.

Pelarut Dietil eter, sampel paracetamol yang dilarutkan dengan Dietil eter pada suhu kamar
Paracetamol tidak larut dengan pelarut Dietil eter, begitu pula saat larutan tersebut dipanaskan dan
didinginkan. Hal ini dikarenakan dietil eter merupakan pelarut non polar , dan sampel paracetamol
memiliki sifat semi polar sehingga kemungkinan untuk larut sedikit.

Pelarut Aseton, sampel paracetamol yang dilarutkan dengan Aseton pada suhu kamar Paracetamol
tidak larut dengan pelarut aseton. Hal ini dikarenakan aseton merupakan pelarut polar , sehingga
saat dipanaskan sampel paracetamol larut ke dalam pelarut aseton, proses pemanasan yang
dilakukan berfungsi untuk mempercepat reaksi dan energi kinetik pada partikel partikel yang
termuat dalam larutan tersebut sehingga tumbukan antar partikel sering terjadi , sehingga aseton
dan paracetamol yaang mengalami tumbukan akan terpecah dan larut dalam pelarut tersebut.

Pelarut Toluena dan Heksana , sampel paracetamol yang dilarutkan dengan Toluena pada suhu
kamar Paracetamol tidak larut dengan pelarut toluena, begitu pula saat larutan tersebut dipanaskan
dan didinginkan. Sampel paracetamol yang dilarutkan dengan Toluena pada suhu kamar
Paracetamol tidak larut dengan pelarut toluena, begitu pula saat larutan tersebut dipanaskan dan
didinginkan. Hal ini dikarenakan toluena dan merupakan pelarut non polar , dan sampel paracetamol
memiliki sifat semi polar sehingga kemungkinan untuk larut sedikit.

. Percobaan kedua dengan menggunakan sampel Bodrex dan pelarut berupa Aquades, Alkohol,Dietil
eter, Aseton ,Toluena, Heksana. Pelarut Aquades, sampel bodrex yang dilarutkan dengan aquades
pada suhu kamar bodrex tidak larut dengan pelarut Aquades, begitu pula saat larutan tersebut
dipanaskan dan didinginkan. Hal ini dikarenakan bodrex mengandung asetanilida bersifat polar.
Selain asetanilida, bodrex memiliki kandungan parasetamol bersifat semi polar di dalamnya
Sehingga untuk melarutkan Paracetamol dibutuhkan pelarut yang memiliki sifat yang sama dengan
pelarutnya. Aquades yang dimana sebagai pelarut dalam percobaan ini memilki sifat polar , alhasil
bodrex yang dilarutkan dengan aseton seharusnya larut karna memiliki sifat senyawa yang sama.
Pelarut Alkohol, sampel bodrex yang dilarutkan dengan Alkohol pada suhu kamar bodrex tidak larut
dengan pelarut Aquades, begitu pula saat larutan tersebut dipanaskan dan didinginkan. Hal ini
dikarenakan parasetamol yang terkandung di dalam bodrex memiliki kelarutan yang sangat rendah
dari hidrokarbon nlainnya atau semi polar. Alkohol juga sebagai pelarut memiliki sifat lebih polar dari
hidrokarbon mampu menjadi pelarut yang baik untuk molekul polar, sehingga bodrex yang memiliki
sifat semi polar dapat larut dan tidak larut pada pelarut alkohol yang memilki sifat polar.

Pelarut Dietil eter, sampel bodrex yang dilarutkan dengan Dietil eter pada suhu kamar bodrex tidak
larut dengan pelarut Aquades, begitu pula saat larutan tersebut dipanaskan dan didinginkan. Hal ini
dikarenakan dietil eter merupakan pelarut non polar , dan sampel bodrex memiliki sifat semi polar
sehingga memiliki tingkat kelarutan yang rendah.

Pelarut Aseton, sampel bodrexl yang dilarutkan dengan Aseton pada suhu kamar bodrex
tidak larut dengan pelarutaseton . Saat dipanaskan sampel paracetamol larut ke dalam pelarut
aseton dan saat didinginkan larutan tetap larut. Hal ini dikarenakan proses pemanasan yang
dilakukan berfungsi untuk mempercepat reaksi dan energi kinetik pada partikel partikel yang
termuat dalam larutan tersebut sehingga tumbukan antar partikel sering terjadi , sehingga aseton
dan paracetamol yaang mengalami tumbukan akan terpecah dan larut dalam pelarut tersebut.

Pelarut Toluena dan heksana , sampel bodrex yang dilarutkan dengan Toluena pada suhu kamar ,
begitu pula saat larutan tersebut dipanaskan dan didinginkan bodrex tidak larut dengan pelarut
toluena. Sampel bodrex yang dilarutkan dengan heksanapada suhu kamar bodrex tidak larut dengan
pelarut toluena ,begitu pula saat larutan tersebut dipanaskan dan didinginkan.Hal ini dikarenakan
toluena dan heksana merupakan pelarut non polar , dan sampel bodrex memiliki sifat semi polar
sehingga kemungkinan untuk larut sedikit.

. Percobaan ketiga dengan menggunakan sampel Ponstan dan pelarut berupa Aquades,
Alkohol,Dietil eter, Aseton ,Toluena, Heksana. Pelarut Aquades, sampel ponstan yang dilarutkan
dengan aquades pada suhu kamar ponstan tidak larut dengan pelarut Aquades, begitu pula saat
larutan tersebut dipanaskan dan didinginkan. Hal ini dikarenakan ponstan yang mengandung asam
mefenamat memiliki kelarutan yang kecil dalam air (0,0041 g/100 ml (25C) dan 0,008 g/100 ml
(37C).

Pelarut Alkohol, sampel ponstan yang dilarutkan dengan Alkohol pada suhu kamar ponstan larut
dengan pelarut Alkohol , begitu pula saat larutan tersebut dipanaskan dan didinginkan. Hal ini
dikarenakan pelarut semi polar seperti alkohol dapat menginduksi suatu derajat polaritas dalam
molekul pelarut polar sehingga senyawa semi polar dapat bertindak sebagai pelarut perantara yang
dapat menyebabkan bercampurnya larutan tersebut.

Pelarut Dietil eter, sampel ponstan yang dilarutkan dengan Dietil eter pada suhu kamar ponstan
tidak larut dengan pelarutdietil eter, begitu pula saat larutan tersebut dipanaskan dan didinginkan.
Dieti eter merupakan pelarut non polar , dan sampel ponstan memiliki sifat non polar sehingga
kemungkinan sampel tersebut untuk larut besar, sehingga hasil dari percobaan ini salah.

Pelarut Aseton, sampel ponstan yang dilarutkan dengan Aseton pada suhu kamar ponstan tidak larut
dengan pelarut ponstan. Saat dipanaskan sampel ponstan larut ke dalam pelarut aseton, proses
pemanasan yang dilakukan berfungsi untuk mempercepat reaksi dan energi kinetik pada partikel
partikel yang termuat dalam larutan tersebut sehingga tumbukan antar partikel sering terjadi ,
sehingga aseton dan ponstan yaang mengalami tumbukan akan terpecah dan larut dalam pelarut
tersebut.

Pelarut toluena dan Heksana , sampel ponstan yang dilarutkan dengan toluena suhu kamar larut
dengan pelarut, dan tidak larut saat dipanaskan dan didinginkan.Pelarut heksana suhu kamar larut
dengan pelarut, dan tidak larut saat dipanaskan dan didinginkan.Seharusnya pelarut toluena dan
heksana memiliki sifat non polar dapat melarutkan senyawa yang memiliki sifat dengan pelarutnya
yaitu ponstan atau asam mefenamat bersifat non polar sehingga hasil dari percobaan ini salah.

Anda mungkin juga menyukai