Anda di halaman 1dari 13

Tugas OTK III

Circulating Magma Crystallyzer

Oleh

Igin Ebeniene R 21030116060007 / A


Candra Kusuma 21030116060022 / A
Poeti Annisa 21030116060028 / A
Ariqho Budi Alqowi 21030116060042 / A

DEPARTEMEN TEKNOLOGI DAN INDUSTRI


PROGRAM STUDI DIPLOMA – III TEKNIK KIMIA
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat, petunjuk, kasih dan
karunia-Nya, penyusun diberikan kelancaran dalam membuat makalah ini. Karena semua itu
juga, penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan terselesaikan tepat pada
waktunya.

Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan pihak lain baik secara langsung maupun
tidak langsung, makalah ini tidak mungkin terselesaikan. Pada kesempatan ini penyusun ingin
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan
membimbing penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini disusun berdasarkan berbagai sumber yang berisikan ilmu pengetahuan
Operasi Teknik Kimia III. Maksud dan tujuan penyusun dalam menyusun makalah ini adalah
untuk membahas materi yang berkaitan dengan Circulating Magma Crystalizer.

Penyusun menyadari sebagai sebagai manusia biasa yang memiliki keterbatasan,


makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun, penyusun telah berusaha menyusun
makalah ini sebaik mungkin baik dari segi isi, bentuk, teknik penyajian, bahasa, dan lain-lain.
Penyusun sangat berharap agar makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pihak lain.

Semarang, 15 Maret 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam waktu yang sangat lama, ilmuwan mulai mengerti tentang hubungan
antara elemen dasar dari material dan sifat – sifat dari material tersebut. Sehingga
banyak sekali perkembangan yang terjadi dalam bidang yang mengkaji tentang
material. Banyak sekali material baru bermunculan dengan berbagai jenis cara untuk
membuatnya. Contoh dari jenis material yang sangat gencar dikembangkan adalah
material semikonduktor ataupun superkonduktor yang mempunyai keunggulan
dibandingkan material pada umumnya. Namun, sebelum jauh melangkah dalam
membahas hal tersebut, banyak sekali yang harus diketahui mengenai hal – hal dasar
yang menjadi bagian dalam membentuk suatu material. Salah satunya adalah
mengenai proses kristalisasi pada suatu material. Proses kristalisasi memegang
peranan penting dalam terbentuknya suatu material. Karena proses kristalisasi
merupakan salah satu proses dasar dalam terbentuknya suatu material.
Kristalisasi (crystallization) merupakan peristiwa pembentukan kristal –
kristal padat dalam suatu fase homogen. Baik itu dalam pembuatan partikel padat di
dalam uap seperti dalam hal pembuatan salju atau pembuatan partikel partikel padat di
dalam lelehan cair sebagai mana dalam pembuatan kristal tunggal yang besar maupun
kristalisasi dari larutan cair misalnya pembuatan garam. Peristiwa kristalisasi ditandai
dengan terbentuknya kristal padat.
Oleh karena itu, untuk mempelajari lebih lanjut mengenai apa proses
kristalisasi, bagaimana terjadinya proses kristalisasi, bagian – bagian apa saja yang
terdapat dalam proses kristalisasi dan bagaimana sudut pandang kristalisasi yang
dapat menjadi penting dalam dunia industri saat ini. Maka dibuatlah sebuah resume
mengenai proses kristalisasi yang terjadi pada suatu material secara umum.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar pembaca bisa mengetahui
lebih dalam lagi mengenai proses kristalisasi dan mengetahui lebih dalam tentang
sifat dan bentuk – bentuk material dalam proses kristalisasi.
1.3 Manfaat
1. Mengetahui macam – macam crystallizer dalam suatu industri.
2. Memberikan informasi mengenai bentuk – bentuk material dalam proses
kristalisasi.
3. Mengetahui macam – macam proses dalam kristalisasi.
4. Mengetahui mekanisme pembentukan kristal dengan menggunakan crystallizer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Crystallizer atau Kristallisator


Alat – alat kristalisasi disebut juga Crystallizer atau Kristallisator. Alat – alat yang
digunakan dalam proses kristalisasi terutama dalam skala industri (dalam proses
kristalisasi) sangat beragam. Hal ini disebabkan oleh sifat – sifat bahan dan kondisi
pertumbuhan kristal yang sangat bervariasi. Disamping itu juga karena kristalisasi
dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda – beda (pemisahan bahan, pemurnian bahan,
pemberian bentuk).
Kristalisasi adalah peristiwa pembentukan suatu kristal dari solute dalam larutan
toleransinya. Kristalisasi dapat terjadi sebagai pembentukan partikel – partikel padat
dalam uap seperti pada pembentukan salju sebagai pembekuan lelehan cair. Sebagaimana
dalam pembentukan kristal dari larutan cair atau pembentukan kristal tunggal yang besar.
Kristalisasi dapat dilakukan dengan pendinginan, penguapan, dan penambahan solvent
bahan kimia.
Kristalisasi merupakan proses yang dipelajari dalam bidang ilmu alam dan juga
mempunyai penerapan yang penting. Karena sifat dari berbagai macam bentuk padat dan
material bergantung terhadap struktur kristal mereka masing – masing, ukuran kristal dan
tekstur timbal balik mereka (Coelfen, H dan Antonietti, M .2008).
Secara umum, kristalisasi dapat diartikan pula sebagai permulaan dari kristal dari
larutan yang sangat jenuh. Kuantitas dari energi kinetok dari kristalisasi dan penggunaan
untuk tujuan pembentukannya dipelajari dalam bidang teknik kimia. Metode untuk
memperoleh kinetik kristalisasi dan metode untuk pengaplikasiannya dari kinetik
kristalisasi telah dikembangkan untuk berbagai macam proses dalam dunia industri. Tipe
mekanisme dari kristalisasi adalah menyusun nukleasi dan pertumbuhan kristal yang
bedar dengan penyusunan reguler dari sebuah larutan mono molekuler yang didifusikan
ke dalam permukaan kristal (McKetta, John J, 2003).
2.2 .Jenis – Jenis Crystallizer (Kristalisator)
A. Jenis Crystallyzer dengan Circulating Magma
a. Forced Circulating Liquid Evaporator Crystallizer
Kristalisator jenis ini mengkombinasikan antara pendingin dan evaporasi
untuk mencapai kondisi supersaturasi (larutan lewat jenuh).
Pada gambar diatas terlihat bahwa umpan berupa larutan induk terlebih
dahulu dilewatkan melalui sebuah Heat Exchangers untuk dipanaskan. Heat
Exchangers tersebut berada di dalam evaporator. Di dalam evaporator terjadi
flash evaporation yaitu terjadi pengurangan jumlah atau kandungan pelarut dan
terjadi peningkatan konsentrasi zat terlarut. Dimana saat itu juga, keadaan zat
terlarut yang sudah lewat jenuh atau supersaturasi. Larutan yang sudah berada
pada keadaan lewat jenuh tersebut dialirkan menuju badan crystallizer untuk
diperoleh padatan berupa kristal. Dimana pada badan crystallizer terdapat
mekanisme kristalisasi yaitu nukleasi dan pertumbuhan kristal. Produk kristal
dapat diambil sebagai hasil pada bagian bawah crystallizer , namun tidak semua
proses berjalan sempurna atau dengan kata lain tidak semua cairan induk
berubah menjadi padatan kristal. Karena itu ada proses pengembalian kembali
hasil pipa sirkulasi (circulating pipe) atau proses recycle hasil kristalisasi.
Terlihat bahwa umpan dan campuran umpan dengan hasil yang masih belum
padatan, dialirkan dengan paksa atau forced circulation, serta adanya Heat
Exchangers dapat membuat kenaikan titik didih yang sempurna. Kenaikan titik
didih pada Heat Exchangers pada Evaporator untuk dapat membuat larutan
menjadi lewat jenuh berkisar antara 3 – 10oF untuk sekali lewat. Bila kenaikan
titik didih yang diharapkan untuk mendapatkan kristal yang baik tidak sesuai,
maka dapat digunakan beberapa evaporator untuk menaikkan titik didih, dimana
konsentrasi zat terlarut akan meningkatkan juga. Karena mengalir secara paksa
menggunakan pompa, maka kecepatan aliran cukup tinggi, sehingga akan
mengakibatkan ketinggian permukaan larutan pada crystallizer tidak tetap atau
naik turun. Umumnya, crystallizer jenis ini dibangun dengan diameter 2 feet
atau pada skala industri sekitar 4 feet atau lebih.

b. Draft Tube Baffle (DTB) Crystallizer


Draft Tube Baffle (DTB) crystallizer atau plat buang atau tabung isap
kristalisasi merupakan salah satu dari beberapa jenis alat kristalisator yang
didasarkan pada pemisahan debu atau uap dari bahan melalui fase lewat jenuh
yang ditingkatkan sehingga diperoleh kristal – kristal yang besar. Alat ini
dilengkapi dengan tabung junjut fungsi sekat untuk mengendalikan sirkulasi
magma dan dilengkapi pula oleh alat penggerak (argitator).
Proses kerja Draft Tube Baffle (DTB) crystallizer dapat dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu :
a) Proses Kristalisasi
Bahan sample dan cairan induk dimasukkan ke dalam tangki DTB
crystallizers melalui sebuah pipa Superheated Solution From Hearter and
Recirculation Pump, komponen ini akan mendorong bahan naik ke atas
dalam Draft Tube (tabung isap). Di dalam tabung isap bahan akan
tercampur dan mengalami sirkulasi dengan bantuan Agitator (pemutar
atau pengaduk) yang berada di dalam tangki bagian bawah. Kedua bahan
ini akan membentuk magma melalui fase lewat jenuh yang ditingkatkan.
Magma yang terbentuk akan mengalami perubahan density sehingga uap
yang terkandung di dalamnya akan terlepas kepermukaan magma menuju
ke Vapors Separation (pemisahan uap). Lalu mengalami proses nukleasi
(pembentukan inti kristal), kristal yang terbentuk akan mengendap ke
dasar larutan dan sebagian akan naik ke permukaan. Kristal yang
mengendap akan mengalami pemisahan antara kristal halus dengan kristal
kasar pada settling zone (zona penyelesaian), dimana sebagian kristal akan
dikeluarkan dari dasar tangki dan selebihnya dijadikan umpan bersama
cairan induk untuk melakukan proses sirkulasi guna melarutkan partikel –
partikel halus yang masih mengendap.
b) Proses Klarifikasi
Terjadi pemisahan pada bentuk kristal. Kristal yang sesuai dengan
keinginan akan diambil dan kristal yang belum sesuai (ukuran besar atau
kasar) akan dikembalikan ke zona kristalisasi untuk proses lebih lanjut.
Produk yang diperoleh dengan menggunakan Draft Tube Baffle
(DTB) crystallizer adalah :
a. Natrium Karbonat (Sodium Carbonate)
b. Sodium Sulfat (Sodium Sulfate)
c. Natrium Nitrat (Sodium Nitrate)
d. Tembaga Sulfat (Copper Sulfate)
e. Sodium Sulfit (Sodium Sulfite)
f. Kalsium Klorida (Calcium Chloride)
g. Amonium Sulfat (Ammonium Sulfate)
h. Kalium Klorida (Potassium Chloride)
Keuntungan dari penggunaan Draft Tube Baffle (DTB) crystallizer
antara lain sebagai berikut :
a. Mampu memproduksi kristal – kristal dalam bentuk tunggal.
b. Siklus operasionalnya lebih panjang.
c. Biaya operasi lebih rendah.
d. Kebutuhan ruang minimum.
e. Instrumen dapat dikendalikan dengan mudah.
f. Kesederhanaan operasi, memulai dan penyelesaian.

c. Forced Circulation Baffle Surface Cooled Crystallizer


Crystallizer jenis ini menggunakan prinsip sirkulasi cairan atau larutan
iknduk, dimana umpan maupun hasil kristalisasi akan masuk ke dalam Shell and
Tube Heat Exchangers untuk didinginkan.

Pada gambar di atas, umpan dan recycle kristalisasi bersama – sama masuk
ke dalam medium pendingin. Namun kelemahannya adalah, panjang untuk
pertukaran panas pada HE dan kecepatan umpan serta recycle kristalisasi sangat
di perhitungkan, sebab jika terjadi kesalahan penurunan suhu untuk dapat
melakukan kristalisasi pada proses pendinginan tidak berlangsung secara
optimal. Oleh karena itu, pompa untuk sirkulasi sangat dikontrol dengan baik.
Adanya pompa menyebabkan cairan induk akan mengalir secara turbulen. Bila
kristal sudah terbentuk pada cairan induk yang sudah lewat jenuh, maka kristal
akan turun karena adanya gaya gravitasi dan perbedaan massa jenis. Kristal
dari crystallizer jenis ini berukuran besar antara 30 – 100 mesh.

d. OSLO Evaporative Crystallizer


Crystallizer ini dirancang berdasarkan adanya perbedaan suspensi yang
mulai terbentuk pada chamber of suspension. Dimana terdapat HE eksternal
yang bertujuan untuk membuat keadaan lewat jenuh pada suhu
supersaturasinya.

e. OSLO Surface Cooled Crystallizer


Tidak jauh berbeda dengan OSLO Evaporative Crystallizer, hanya saja
cairan induk didinginkan terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam crystallizer.
f. Crystal Vacum Crystallizer

Prinsip kerjanya adalah Feed dicampur dengan cairan yang di recycle dipompa ke
ruang penguap untuk diuapkan secara adiabatic sehingga terjadi larutan lewat jenuh. Larutan
tersebut mengalir melalui pipa ketangki kristalisasi sehingga terbentuk kristal di dalam
tangki kristalisasi, kemudian kristal dikeluarkan melalui dischargennya dan cairannya di
recycle. Dengan lat ini ukuran kristal yang diinginkan dapat diatur dengan mengatur
kecepatan pompa sirkulasi. Kalau sirkulasinya lambar, maka kristal yang kecil – kecil pun
akan larut mengendap.

g. Circulating Magma Vacuum Crystallizer

Pada tipe kristaliser ini, baik kristal ataupun larutan di sirkulasi diluar badan kristal.
Setelah dipanaskan larutan akan dialirkan ke badan kristaliser. Kondisi vakum menjadi
penyebab menguapnya pelarut, sehingga menjadi lewat jenuh dan dihasilkan kristal.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal,


yaitu:
Kristalisasi adalah peristiwa pembentukan suatu kristal dari solute dalam larutan
toleransinya. Kristalisasi dapat terjadi sebagai pembentukan partikel – partikel padat
dalam uap seperti pada pembentukan salju sebagai pembekuan lelehan cair.
Sebagaimana dalam pembentukan kristal dari larutan cair atau pembentukan kristal
tunggal yang besar. Kristalisasi dapat dilakukan dengan pendinginan, penguapan, dan
penambahan solvent bahan kimia.
Alat – alat kristalisasi disebut juga Crystallizer atau Kristallisator. Alat – alat
yang digunakan dalam proses kristalisasi terutama dalam skala industri (dalam proses
kristalisasi) sangat beragam. Crystallizer ada bermacam – macam dengan prinsip
kerjanya masing – masing dan fungsi masing – masing.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2013 Alat Kristalisas (http://domas09.blogspot.co.id/2013/02/alat- kristalisasi.html ,

Anonim.2014.Kristalisasi.(Online),(http://zefdes.blogspot.co.id/2014/03/makala
h- kristalisasi.html

Coelfen, H dan Antonietti, M.2008.Mesocrystals and Nonclassical Crystallization.United


Kingdom (UK) : John Wiley and Sons Ltd.

McKetta, John J.2003. Unit Operation Handbook Volume 1 Mass Transfer. New
York : Marcel Dekker.

Anda mungkin juga menyukai