Anda di halaman 1dari 12

RESUME

Nama : Rizky Bachtiar Amri

NIM : 14030049

Kelas : Teknik Kimia B

Judul : Analisa Pengaruh Perpindahan Panas pada Kinerja Crystallizer

Tempat : Pabrik Gula PT.Rajawali II

1.1 Latar Belakang


Kristalisasi (crystallization) merupakan peristiwa pembentukan kristal –
kristal padat dalam suatu fase homogen. Baik itu dalam pembuatan partikel
padat di dalam uap seperti dalam hal pembuatan salju atau pembuatan partikel
partikel padat di dalam lelehan cair sebagai mana dalam pembuatan kristal
tunggal yang besar maupun kristalisasi dari larutan cair misalnya pembuatan
garam. Peristiwa kristalisasi ditandai dengan terbentuknya kristal padat.
Oleh karena itu, untuk mempelajari lebih lanjut mengenai apa proses
kristalisasi, bagaimana terjadinya proses kristalisasi, bagian – bagian apa saja
yang terdapat dalam proses kristalisasi dan bagaimana sudut pandang
kristalisasi yang dapat menjadi penting dalam dunia industri saat ini. Maka
dibuatlah sebuah resume mengenai proses kristalisasi yang terjadi pada suatu
material secara umum.

1.2 Tujuan Umum


1. Memenuhi program perkuliahan Tugas Akhir di semester VI sebagai

syarat kelulusan jenjang Diploma III.

2. Menerapkan dan membandingkan teori ilmu pengetahuan yang didapat

dari bangku perkuliahan dengan yang ada dilapangan.

1.3 Tujuan Khusus

1. Mengetahui jenis dan spesifikasi crystallizer

2. Mengetahui data aktual perpindahan panas pada crystallizer

3. Mengetahui pengaruh perpindahan panas pada crystallizer

1.4 Dasar Teori


1.4.1 Pengertian Crystallizer
Alat – alat kristalisasi disebut juga Crystallizer atau Kristallisator.
Alat – alat yang digunakan dalam proses kristalisasi terutama dalam skala
industri (dalam proses kristalisasi) sangat beragam. Hal ini disebabkan oleh
sifat – sifat bahan dan kondisi pertumbuhan kristal yang sangat bervariasi.
Disamping itu juga karena kristalisasi dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda
– beda (pemisahan bahan, pemurnian bahan, pemberian bentuk).
Kristalisasi adalah peristiwa pembentukan suatu kristal dari solute

dalam larutan toleransinya. Kristalisasi dapat terjadi sebagai pembentukan

partikel – partikel padat dalam uap seperti pada pembentukan salju sebagai

pembekuan lelehan cair. Sebagaimana dalam pembentukan kristal dari larutan

cair atau pembentukan kristal tunggal yang besar. Kristalisasi dapat dilakukan

dengan pendinginan, penguapan, dan penambahan solvent bahan kimia.


Coelfen, H dan Antonietti, M .2008. Kristalisasi merupakan

proses yang dipelajari dalam bidang ilmu alam dan juga mempunyai

penerapan yang penting. Karena sifat dari berbagai macam bentuk padat dan

material bergantung terhadap struktur kristal mereka masing-masing, ukuran

kristal dan tekstur timbal balik mereka.


McKetta, John J, 2003. Secara umum, kristalisasi dapat diartikan

pula sebagai permulaan dari kristal dari larutan yang sangat jenuh. Kuantitas

dari energi kinetok dari kristalisasi dan penggunaan untuk tujuan

pembentukannya dipelajari dalam bidang teknik kimia. Metode untuk

memperoleh kinetik kristalisasi dan metode untuk pengaplikasiannya dari

kinetik kristalisasi telah dikembangkan untuk berbagai macam proses dalam

dunia industri. Tipe mekanisme dari kristalisasi adalah menyusun nukleasi dan

pertumbuhan kristal yang bedar dengan penyusunan reguler dari sebuah

larutan mono molekuler yang didifusikan ke dalam permukaan kristal.


1.4.2 Klasifikasi Crystallizer
1.4.2.1 Forced Circulating Liquid Evaporator Crystallizer
Kristalisator jenis ini mengkombinasikan antara

pendingin dan evaporasi untuk mencapai kondisi supersaturasi

(larutan lewat jenuh)

1.4.2.2 Draft Tube Baffle (DTB) Crystallizer


Draft Tube Baffle (DTB) crystallizer atau plat buang
atau tabung isap kristalisasi merupakan salah satu dari beberapa jenis
alat kristalisator yang didasarkan pada pemisahan debu atau uap dari
bahan melalui fase lewat jenuh yang ditingkatkan sehingga diperoleh
kristal – kristal yang besar. Alat ini dilengkapi dengan tabung junjut
fungsi sekat untuk mengendalikan sirkulasi magma dan dilengkapi pula
oleh alat penggerak (argitator).
Proses kerja Draft Tube Baffle (DTB) crystallizer dapat
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
a) Proses Kristalisasi
Bahan sample dan cairan induk dimasukkan ke dalam
tangki DTB crystallizers melalui sebuah pipa Superheated
Solution From Hearter and Recirculation Pump, komponen ini
akan mendorong bahan naik ke atas dalam Draft Tube (tabung
isap). Di dalam tabung isap bahan akan tercampur dan mengalami
sirkulasi dengan bantuan Agitator (pemutar atau pengaduk) yang
berada di dalam tangki bagian bawah. Kedua bahan ini akan
membentuk magma melalui fase lewat jenuh yang ditingkatkan.
Magma yang terbentuk akan mengalami perubahan density
sehingga uap yang terkandung di dalamnya akan terlepas
kepermukaan magma menuju ke Vapors Separation (pemisahan
uap). Lalu mengalami proses nukleasi (pembentukan inti kristal),
kristal yang terbentuk akan mengendap ke dasar larutan dan
sebagian akan naik ke permukaan. Kristal yang mengendap akan
mengalami pemisahan antara kristal halus dengan kristal kasar
pada settling zone (zona penyelesaian), dimana sebagian kristal
akan dikeluarkan dari dasar tangki dan selebihnya dijadikan
umpan bersama cairan induk untuk melakukan proses sirkulasi
guna melarutkan partikel – partikel halus yang masih mengendap.
b) Proses Klarifikasi
Terjadi pemisahan pada bentuk kristal. Kristal yang
sesuai dengan keinginan akan diambil dan kristal yang belum
sesuai (ukuran besar atau kasar) akan dikembalikan ke zona
kristalisasi untuk proses lebih lanjut.
Produk yang diperoleh dengan menggunakan Draft Tube
Baffle (DTB) crystallizer adalah :
a. Natrium Karbonat (Sodium Carbonate)
b. Sodium Sulfat (Sodium Sulfate)
c. Natrium Nitrat (Sodium Nitrate)
d. Tembaga Sulfat (Copper Sulfate)
e. Sodium Sulfit (Sodium Sulfite)
f. Kalsium Klorida (Calcium Chloride)
g. Amonium Sulfat (Ammonium Sulfate)
h. Kalium Klorida (Potassium Chloride)
Keuntungan dari penggunaan Draft Tube Baffle (DTB)
crystallizer antara lain sebagai berikut :
a. Mampu memproduksi kristal – kristal dalam bentuk
tunggal.
b. Siklus operasionalnya lebih panjang.
c. Biaya operasi lebih rendah.
d. Kebutuhan ruang minimum.
e. Instrumen dapat dikendalikan dengan mudah.
f. Kesederhanaan operasi, memulai dan penyelesaian.

1.4.2.3 Forced Circulation Baffle Surface Cooled Crystallizer


Crystallizer jenis ini menggunakan prinsip sirkulasi
cairan atau larutan iknduk, dimana umpan maupun hasil kristalisasi akan
masuk ke dalam Shell and Tube Heat Exchangers untuk didinginkan
1.4.2.4 OSLO Evaporative Crystallizer
Crystallizer jenis ini dirancang berdasarkan adanya
perbedaan suspensi yang mulai terbentuk pada chamber of suspension.
Dimana terdapat HE eksternal yang bertujuan untuk membuat keadaan
lewat jenuh pada suhu supersaturasinya
1.4.2.5 Crystal Vacum Crystallizer
Prinsip kerjanya adalah Feed dicampur dengan cairan
yang di recycle dipompa ke ruang penguap untuk diuapkan secara
adiabatic sehingga terjadi larutan lewat jenuh. Larutan tersebut mengalir
melalui pipa ketangki kristalisasi sehingga terbentuk kristal di dalam
tangki kristalisasi, kemudian kristal dikeluarkan melalui dischargennya
dan cairannya di recycle. Dengan lat ini ukuran kristal yang diinginkan
dapat diatur dengan mengatur kecepatan pompa sirkulasi. Kalau
sirkulasinya lambar, maka kristal yang kecil – kecil pun akan larut
mengendap.
1.4.2.6 Circulating Magma Vacuum Crystallizer
Pada tipe kristaliser ini, baik kristal ataupun larutan di
sirkulasi diluar badan kristal. Setelah dipanaskan larutan akan dialirkan
ke badan kristaliser. Kondisi vakum menjadi penyebab menguapnya
pelarut, sehingga menjadi lewat jenuh dan dihasilkan kristal.
1.4.2.7 Batch Sttired Tank With Internal Cooling Tower
Crystallizer jenis ini dapat divariasikan terutama pada
bagian badan crystallizer yang dapat digunakan pengaduk atau tanpa
pengaduk. Umumnya bila dilengkapi dengan pengaduk waktu yang
diperlukan untuk menghasilkan kristal akan lebih cepat bila
dibandingkan dengan tanpa pengaduk. Koefisien perpidaan panas yang
terjadi sebesar 50 -200 Btu/hr ft2 0F, namun perbedaan temperature yang
diperbolehkan untuk mendapatkan keadaan lewat jenuh ialah sebesar 5 –
100F.
1.4.2 Proses Kristalisasi

Kristalisasi dapat memisahkan suatu campuran tertentu dari larutan


multi komponen sehingga didapat produk dalam bentuk kristal. Kristalisasi juga
dapat dipakai sebagai salah satu cara pemurnian karena lebih ekonomis. Operasi
kristalisasi terbagi menjadi :
a. Membuat larutan supersaturasi (lewat jenuh)
b. Pembuatan inti kristal
c. Pertumbuhan kristal
Dalam proses kristalisasi, terdiri atas dua buah kejadian besar,

yaitu nukleasi (nucleation) dan pertumbuhan kristal (crystal growth). Kristal

dibuat pada saat nuklei dibentuk dan kemudian ditumbuhkan. Proses kinetika

dari nukleasi dan pertumbuhan kristal membutuhkan keadaan yang sangat

jenuh, yang secara umum dapat diperoleh dengan mengubah suhu,

menghilangkan pelarut, atau dengan menambahkan agen penenggelam

(drowning-out agent) atau pendamping reaksi. Sistem kemudian menempatkan

diri untuk mendapatkan termodinamik melalui nukleasi dan pertumbuhan dari

nuklei. Jika suatu larutan mengandung partikel padatan dari luar daripada kristal

dari tipenya sendiri, maka nuklei dapat terbentuk hanya dengan nukleasi

homogen (homogeneus nucleation). Apabila terdapat keberadaan partikel dari

luar, nukleasi difasilitasi dan proses dikenal sebagai nukleasi heterogen

(heterogeneous nucleation). Kedua jenis nukleasi mengambil tempat dalam

kehadiran kristal dari larutan itu sendiri dan secara kolektif dikenal sebagai

nukleasi primer (primary nucleation). Ini didapatkan ketika keadaan spesifik

yang sangat jenuh, dikenal sebagai super saturasi metastabil yang didapatkan

dalam sistem. Akan tetapi, semi komersil dan kristalizer dalam industri, telah

diamati bahwa terdapat nuklei bahkan pada saat super saturasi rendah ketika

larutan dari kristalnya sendiri ada.


1.4.4 Perpindahan panas pada Crystallizer
James O. Maloney.2008. Panas adalah energi yang ditransfer

karena perbedaan suhu. Ada tiga mode perpindahan panas: konduksi,

konveksi, dan radiasi. Ketiganya dapat bertindak pada saat yang sama.
1.4.4.1 Perpindahan Kalor Konduksi
Chris Long, Naser Sayma.2009. Jika ada perbedaan

temperatur pada suatu benda, maka akan ada perpindahan

energi dari suhu tinggi ke suhu rendah, atau perpindahan panas

dari benda padat yang sat uke benda padat yang lain karena

terjadinya persinggungan fisik tanpa terjadinya perpindahan

molekul-nolekul dari benda padat itu sendiri.


Di dalam dinding ketel tersebut panas akan

dirambatkan oleh molekul-molekul dinding ketel sebelah luar

yang berbatasan dengan api, menuju ke molekul-molekul

dinding ketel sebelah dalam yang berbatasan dengan air, uap

ataupun udara. Laju pepindahan kalor konduksi :


dT
Q = -k. A Persamaan 1.1
dx
Keterangan :

q = Laju perpindahan kalor,

dT/dx = Gradien suhu pada arah aliran kalor

k = Konduktivitas termal bahan,

a. Konduksi panas pada keadaan tetap


James O. Maloney.2008. Apabila temperatur

dari suatu benda pada dua tempat adalah tetap

dan berlainan, maka akan terjadi konduksi

panas. Konduksi panas demikian yakni antara


bagian dengan temperatur tetap disebut

konduksi panas pada keadaan tetap. Arus

konduksi tentunya bergantung juga kepada

distribusi temperatur tetap ini pada benda itu,

di samping bentuk benda itu sendiri.


ΔT
Q = k. A Persamaan 1.2
Δx
b. Konduksi panas pada keadaan tidak tetap
Konduksi panas pada keadaan tidak

tetap terjadi apabila temperatur pada kedua

ujung arus panas tidaklah tetap melainkan

berubah menurut waktu. Hal ini juga terjadi

pada keadaan tetap sebelum tercapainya

keseimbangan. Jadi pada konduksi panas pada

keadaan tidak tetap, selain variabel-variabel t

dan x, juga ikut serta variabel waktu.


c. Konduksi Termal
Konduksi termal adalah suatu fenomena transport

di mana perbedaan temperatur menyebabkan transfer energi

termal dari satu daerah benda panas ke daerah yang sama

pada temperatur yang lebih rendah.


1.4.4.2 Perpindahan Kalor Radiasi
Chris Long, Naser Sayma.2009. Perpindahan panas

secara radiasi adalah perpindahan panas antara suatu benda ke

benda yang lain dengan jalan melalui gelombang-gelombang


elektro magnetis tanpa tergantung pada ada atau tidaknya

media atau zat di antara benda yang menerima pancaran panas

tersebut.
Bidang yang akan dipanasi hanya dapat menerima

perpindahan panas secara pancaran bila bidang/benda tersebut

dapat bersentuhan dengan api tersebut. Dan bila sesuatu

benda/bidang terhalang dengan api, maka bidang/benda

tersebut tidak akan memperoleh panas secara pancaran.


Qp = s AT4 Persamaan 1.3
Keterangan :
s = Konstata Stephan-Boltzman

A = Heat Transfer Area

T = Temperatur

1.4.4.3 Perpindahan panas secara konveksi

Chris Long, Naser Sayma.2009. Perpindahan pans

secara aliran atau konveksi adalah perpindahan panas yang

dilakukan oleh molekul-molukel suatu fluida (cair ataupun

gas). Molekul-molekul fluida tersebut dalam gerakannya

melayang-layamg kesana kemari membawa sejumlah panas.

Pada saat molekul fluida tersebut menyentuh dinding ketel

maka panasnya dibagikan sebagian. Jumlah panas yang

diserahkan secara konveksi :


Qk = α.F.(TApi-TDinding) KJ/jam Persamaan 1.4

Keterangan :

α = angka peralihan panas dari api ke dinding ketel

F = luas bidang yang dipanasi

T = Temperatur

a. Konveksi Bebas
James O. Maloney.2008. Konveksi alami terjadi

ketika cairan berkontak dengan permukaan padat suhu

yang berbeda. Perbedaan suhu menciptakan kerapatan

gradien yang mendorong konveksi alami atau bebas.


b. Konveksi Paksaan
Perpindahan panas konveksi paksa mungkin

adalah mode yang paling umum dalam industri proses.

Aliran paksa mungkin internal atau eksternal. Sub bagian

ini secara singkat memperkenalkan korelasi untuk

memperkirakan koefisien perpindahan panas untuk aliran

dalam tabung dan saluran; mengalir melintasi

piring,silinder, dan bola; mengalir melalui bank tabung


DAFTAR PUSTAKA

Coelfen, H dan Antonietti, M.2008.Mesocrystals and Nonclassical


Crystallization.United Kingdom (UK) : John Wiley and Sons Ltd.

Long Chris, Sayma Naser.2009. Heat Transfer 1st Edition. USA : Bookboon.

Maloney, James O. 2008. Perry’s Chemical Engineers Handbook 8st. USA: The Mc

Graw-Hill Compenies

Anda mungkin juga menyukai