Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan taufiknya
kepada kami sehingga makalah ini dapat kami rampungkan.
Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas yang diberikan oleh
pengajar pada mata kuliah Alat Industri Kimia.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terimah kasih yang sebesar besarnya
kepada Dosen dan rekan rekan mahasiswa/mahasiswi yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
Kami sadari bahwa usaha giat kami yang selama ini kami lakukan
semaksimal mungkin, tetapi dengan itu kami perlu saran dalam rangka perbaikan
dan penyempurnaan makalah ini akan kami harapkan.
Pada akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan
terutama para pembaca umumnya.
Surakarta,
Oktober 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kristalisasi (crystallization) merupakan peristiwa pembentukan kristalkristal padat dalam suatu fase homogen. Baik itu dalam pembuatan partikel
padat didalam uap seperti dalam hal pembuatan salju atau pembuatan partikel
padat didalam lelehan cair sebagai mana dalam pembuatan kristal tunggal
yang besar maupun kristalisasi dari larutan cair misalnya pembuatan garam.
Peristiwa kristalisasi ditandai dengan terbentuknya kristal padat.
Agar kristal-kristal dapat terbentuk dari suatu larutan harus dalam
keadaan lewat jenuh. Konsentrasi bahan yang akan dikristal dalam larutan
harus lebih tinggi dari pada kelarutannya pada suhu yang bersangkutan
perbedaan konsentrasi ini dapat dianggap sebagai gaya pendorong kristalisasi.
Keadaan lewat jenuh dapat dicapai dengan cara berbeda-beda. Pemilihan
metoda tergantung pada apakah kelarutan dari bahan yang akan dikristalisasi
berubah sedikit atau banyak dengan suhunya. Yang biasa digunakan adalah
metoda-metoda berikut ini :
1.
2.
3.
4.
Pendinginan
Penguapan
Penguapan pendingina
Penambahan bahan lain
Kristal merupakan suatu benda mati yang terorganisasi dan dibentuk oleh
partikel-partikel (yang bisa berupa atom, molekul atau ion) tersusun dalam
suatu susunan tiga dimensi yang beraturan. Bentuk kristal dapat berupa
polyhedron yang mempunyai sudut-sudut tajam dan sisi yang rata, bentuk ini
dapat terbentuk jika kristal dibiarkan sehingga permukaannya tidak mendapat
gangguan dari kristal lain atau benda luar.
Berdasarkan sudut-sudut yang terbentuk kristal dibagi kedalam 7 kelas :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kubus (cubic)
Trigonal (trigonal)
Tetragonal (tetragonal
Heksagonal (hexagonal)
Ortorombik (orthorhombic)
Monoklin (monoclinic)
7. Triklin (triclinic)
Bentuk kristal yang geometri dapat dipelihara selama kristal itu tumbuh.
Satu muka kristal mungkin tumbuh jauh lebih cepat dari muka yang lain
sehingga menghasilkan kristal yang panjang dan berbentuk jarum. Laju
pertumbuhan setiap muka diukur dengan kecepatan translasi muka itu dalam
berpindah menjauhi pusat pada arah tegak lurus terhadap muka. Pertumbuhan
kristal merupakan suatu proses difusi, yang dimodifikasi oleh pengaruh
permukaan padat tempat pertumbuhan itu berlangsung. Molekul-molekul atau
ion-ion zat terlarut mencapai muka kristal yang tumbuh itu dengan cara difusi
melalui fase zat cair. Setelah mencapai permukaan molekul atau ion itu akan
ditampung oleh kristal dan disusun dalam kisi ruang. Proses difusi maupun
langkah antarmuka hanya dapat berlangsung jika larutan itu lewat jenuh.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kristallisator
Alat-alat kristalisasi disebut juga kristallisator. Alat-alat ini digunakan
dalam proses kristalisasi terutama dalam skala industri, alat-alat yang
digunakan dalam proses kristalisasi sangat beragam macam, hal ini
disebabkan oleh sifat-sifat bahan dan kondisi pertumbuhan kristal yang sangat
bervariasi. Disamping itu juga karena kristallisasi dilaksanakan untuk tujuan
yang berbeda-beda (pemisahan bahan, pemurnian bahan, pemberian bentuk).
memungkinkan
terjadinya
perpindahan
panas
(pemanasan,
sebagian Kristal akan dikeluarkan dari dasar tangki dan selebihnya dijadikan
umpan bersama cairan induk untuk melakukan proses sirkulasi guna
melarutkan partikel-partikel halus yang masih mengendap. Pada bagian
klarifikasi akan terjadi pemisahan pada bentuk kristal, Kristal yang sesuai
dengan keinginan akan diambil dan kristal yang belum sesuai (ukurannya
besar/kasar) akan dikembalikan ke zona kristalisasi untuk proses lebih lanjut.
c.
2.
3.
4.
5.
COOLING CRYSTALLIZERS
EVAPORATIVE CRYSTALLIZERS
FORCED CIRCULATION CRYSTALLIZERS
OSLO TYPE CRYSTALLIZERS
Proses Vapors Outlet, merupakan tempat proses keluarnya uap.
Superheated Solution From External Recirculation Loop merupakan
lingkaran sirkulasi yang letaknya pada bagian tengah dari Oslo Type
Crystallizer yang berfungsi untuk mendorong (mengalirkan) bahan yang
berasal dari pusat ke Draft tube untuk proses lebih lanjut.
Mother Liquor Overlow, merupakan tempat keluarnya cairan induk.
To External Recirculation Pump, merupakan pompa sirkulasi ulang
eksternal.
Settling zone, merupakan zona penyelesaian terdiri dari mother liquor
overflow dan to external recirculation pump.
Klasifikasi ukuran kristal di sini didasarkan atas gaya gravitasi dengan jalan
sebagai berikut:
Jika dalam kristalizer telah terbentuk kristal-kristal dengan ukuran
heterogen, maka kristal ni diklasifikasikan ukuranya dengan mengalirkan larutan
ini dari bawah ke atas dengan menggunakan ekstraktor pump. Dengan adanya
larutan jenuh ini, kristal dengan ukuran yang besar akan berada di bawah, dengan
demikian didapatkan produk dengan ukuran yang homogen. Disini untuk
mendapatkan kristal dengan ukuran tertentu dapat diatur dengan mengatur aliran
larutannya. Jika larutan mempunyai kecepatan tinggi, maka dakan didapat kristal
dengan ukuran yang besar dan menyebabkan turun ke bawah dan dapat
dikeluarkan sebagai produk.
Sistem sirkulasi ini simaksudkan agar inti kristal berkurang dimana
dibiarkan makin lama makin banyak. Karena inti kristal membutuhkan solute
untuk pertumbuhan selanjutnya. Padahal kecepatan feed masuk tetap, maka
diperlukan recycle dengan ukuran pompa sirkulasi yang bersama-sama feednya
masuk melalui heater sehingga larut dan masuk kembali ke dalam ruang
kristalisasi.
Ekstraksi pump bergunsi untuk membantu memisahkan kristal : prinsip
pemisahan berdasarkan peredaan berat kristal. Karena adanya gaya gravitasi maka
partikel (padat) berat akan lebih dahulu mengendap, sedangakan partikel ringan
akan masuk ke atas (karena adanya aliran ke bawah). Jadi ukuran kristal produk
bisa diatur dengan mengatur flowrate aliran dari bawah. Untuk mendapatkan
kristal yang besar, flow rate dibesarkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan