Anda di halaman 1dari 10

PRA RANCANGAN PABRIK N-BUTANOL DARI N-

BUTIRALDEHID DAN HIDROGEN MELALUI PROSES


HIDROGENASI DENGAN KAPASITAS 30.000
TON/TAHUN

1. Hari Ruhyadi
2019710450199
2. Muhammad Rizky Armilah
2019710450200
Mahasiswa Teknik Kimia S-1 FTI Universitas Jayabaya

Abstrak :
Pra rancangan pabrik n-butanol dengan proses hidrogenasi dengan
kemurnian 99,6 % direncanakan dengan kapasitas 30.000 ton/tahun. Dengan
memperhatikan beberapa faktor, seperti aspek penyediaan bahan baku,
transportasi, tenaga kerja, pangsa pasar, serta utilitas, maka lokasi pabrik yang
cukup strategis adalah di Kawasan Industri Cilegon, Banten, Jawa Barat.
Keunggulan proses hidrogenasi dibandingkan proses lain adalah konversi yang
mencapai 98,6% dan reaktor bekerja pada tekanan dan suhu yang tidak terlalu
tinggi (6,8 - 40,8 atm dan 100 - 200℃) sehingga mudah dicapai. Bahan baku
utama berupa n-butiraldehid dan hidrogen. Reaksi pembuatan n-butanol dilakukan
dengan mereaksikan n-butiraldehid dan hidrogen dalam reaktor fixed bed
multitube dan reaksi yang bersifat eksotermis sehingga dilengkapi dengan
pendingin. Hasil produk bawah berupa produk n-butanol pada suhu 116,7 oC dan
tekanan 1 atm. Produk n-butanol didinginkan dengan menggunakan HE-04
menjadi 35oC untuk penyimpanan. Untuk menunjang proses produksi didirikan
unit pendukung proses yang terdiri dari unit penyediaan air, steam, tenaga listrik,
penyediaan bahan bakar, serta unit pengolahan limbah. Bentuk perusahaan adalah
PT (Perseroan Terbatas) dengan struktur organisasi line staff. Sistem kerja terdiri
dari karyawan shift dan non shift. Hasil analisis ekonomi terhadap prarancangan
pabrik n-butanol diperoleh bahwa total investasi (TCI) sebesar US$ 1.845.631.992
dan dari analisis kelayakan diperoleh hasil ROI sesudah pajak 25,36 %. POT
sesudah pajak 2 tahun, BEP 23,9 %, dan IRR sebesar 14 %.

Abstract :
A pre-designed n-butanol plant with a hydrogenation process with a purity of
99.6% is planned with a capacity of 30,000 tons / year. By paying attention to several
factors, such as aspects of raw material supply, transportation, labor, market share, and
utilities, a strategic location for the factory is in the Cilegon Industrial Estate, Banten,
West Java. The advantages of the hydrogenation process compared to other processes are
the conversion which reaches 98.6% and the reactor operates at a pressure and

1
temperature that is not too high (6.8 - 40.8 atm and 100 - 200 ℃) so that it is easy to
achieve. The main raw materials are n-butyralaldehyde and hydrogen. The reaction of
making n-butanol is carried out by reacting n-butyralaldehyde and hydrogen in a fixed
bed multitube reactor and the reaction is exothermic so that it is equipped with a coolant.
The bottom product is n-butanol at a temperature of 116.7 oC and a pressure of 1 atm.
The n-butanol product was cooled using HE-04 to 35oC for storage. To support the
production process, a process support unit was established consisting of water supply,
steam, electricity, fuel supply, and waste treatment units. The form of the company is PT
(Limited Liability Company) with a line staff organizational structure. The work system
consists of shift and non shift employees. The results of the economic analysis of the n-
butanol factory design showed that the total investment (TCI) was US $ 1,845,631,992
and from the feasibility analysis the ROI after tax was 25.36%. POT after tax is 2 years,
BEP is 23.9%, and IRR is 14%.

1. Latar Belakang
Pada era perdagangan bebas, Indonesia menghasilkan bahan jadi maupun
seharusnya bisa menjadi komponen bahan baku untuk industri lain.
penting didalamnya. Indonensia Butanol merupakan bahan
memiliki sumber daya alam yang intermediate yang digunakan sebagai
sangat melimpah yang bisa dikonversi bahan baku industri hilir dalam industri
dalam berbagai bidang seperti tekstil, polimer, plastik, cat, surface
makanan, bahan kimia, properti dan coating, dan farmasi. Kebutuhan
masih banyak lagi. Demi membuat butanol di dalam negeri dan luar negeri
Indonesia yang bisa bersaing dengan terus meningkat setiap tahunnya,
produk luar negeri maka Indonesia sedangkan penyediaan untuk
harus bisa meningkatkan produksinya kebutuhan dalam negeri masih
dalam berbagai sektor. Sektor yang dipenuhi dengan cara impor. Oleh
perlu ditingkatkan salah satunya dalam karena itu pabrik butanol perlu
bidang industri. didirikan di Indonesia guna memenuhi
Dengan berkembangnya kebutuhan dalam negeri maupun untuk
peradaban manusia, dunia industri diekspor sehingga meningkatkan
dituntut untuk dapat lebih devisa Negara, membuka lapangan
meningkatkan teknologi tersebut, baik kerja baru pada penduduk disekitar
dengan penemuan-penemuan baru wilayah industri yang akan didirikan,
maupun pengembangan teknologi mendorong berdirinya pabrik-pabrik
sebelumnya. Perkembangan Industri di baru yang menggunakan bahan baku n-
Indonesia, khususnya industri kimia butanol.
terus meningkat baik industri yang

2
Gambar 1. Peta Lokasi Pabrik N-butanol di Indonesia
Fasilitas utulitas yang dibutuhkan industri Cilegon yang tidak jauh dari
meliputi air bahan bakar dan listrik. Untuk tempat pendirian pabrik n-butanol ini,
pemenuhan kebutuhan air diperoleh dari sehingga bisa menggunakan jalur
Air Laut yang nantinya akan diproses perpipaan. Bahan baku lainnya yaitu n-
menjadi air murni ataupun bekerjasama butiraldehid diimpor dari Cina.
dengan PT Krakatau Tirta Industri. Untuk Komunikasi sangatlah penting
listrik akan mudah didapatkan karena bagi kelangsungan produksi pabrik baik
dekat dengan PLTU Suralaya Serang untuk pemenuhan bahan baku,
Banten.air laut. Untuk listrik dan sarana- pendistribusian produk, maupun untuk
sarana lain dapat dengan mudah diperoleh kesejahteraan karyawan. Tuban merupakan
mengingat di kawasan industri ini telah daerah kota yang didukung dengan sinyal
banyak berdiri industri berskala besar komunikasi,yang,lancar.
lainnya. Jumlah impor Indonesia akan n-
Bahan baku pembuatan n-butanol butanol cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat
adalah n-butiraldehid dan gas hidrogen. dari data impor Badan Pusat statistik dari
Gas hidrogen yang digunakan berasal dari tahun 2015 – 2019 yang dimana angkanya
PT. Air Liquide yang berada di kawasan semakin meningkat.

3
Grafik Impor N-Butanol
35,000,000
30,000,000
f(x) = 806577.4 x − 1598283293.4
Kebutuhan (Kg) 25,000,000 R² = 0.29
20,000,000
15,000,000
10,000,000
5,000,000
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Tahun

Gambar 2. Impor n-butanol

Sejalan dengan program1. 2. Penentuan Kapasitas


pemerintah Indonesia untuk mengurangi Penentuan kapasitas produksi
ketergantungan terhadap bahan impor, dalam proses ini menggunakan data
menaikkan devisa negara melalui ekspor jumlah impor n-butanol tahun 2015-2019
dan menurunkan tingkat pengangguran, sebagai acuan data untuk memperkirakan
maka cukup tepat untuk kami mendirikan jumlah impor pada tahun 2023-2032.
pabrik n-butanol di Indonesia.
x n

Tabel 1. Data Impor N-butanol ∑ yi =an+b ∑ x i


i=1 i=1
x n n
Tahun Impor (kg)
2015 25.232.347
∑ x i y i=a ∑ x i +b ∑ x i2
i=1 i=1 i=1
2016 30.343.176 Bila jumlah nilai-nilai xi adalah
2017 27.364.386 sama dengan nol maka persamaannya
2018 31.079.762 menjadi sebagai berikut:
2019 28.896.941
a=
∑ yi
Metode regresi linier digunakan n
pada data impor n-butanol tahun 2012- ∑ xi y i
2016 untuk menentukan perkiraan jumlah b=
impor. Persamaan umum untuk regresi
∑ x i2
Setelah dilakukan perhitungan maka
linier yang digunakan adalah sebagai
didapatkan nilai a = 28.583 .322 dan b
berikut:
=806.577 .
y=a+bx (1.1)
Setelah nilai yang didapat disubstitusikan
Dimana untuk nilai a dan b dapat
ke persamaan (1.1), maka didapatkan data
dihitung menggunakan persamaan berikut :
sebagai berikut :

4
Tabel 2. Proyeksi Kebutuhan N-butanol di Cilegon yang tidak jauh dari tempat
Indonesia Tahun 2023-2032 pendirian pabrik n-butanol ini,
Tahun Kode Kebutuhan sehingga bisa menggunakan jalur
Impor perpipaan. Bahan baku lainnya yaitu n-
(ton/tahun)
butiraldehid diimpor dari Cina.
2023 6 33.422,7868
2024 7 34.229,3642 b. Pemasaran Produk
2025 8 35.035,9416 Pemasaran n-butanol selain
ditekankan untuk memenuhi kebutuhan
2026 9 35.842,519 dalam negeri, diharapkan pula dapat
2027 10 36.649,0964 diekspor ke luar negeri sehingga dapat
menambah devisa negara. n-butanol
2028 11 37.455,6738
memiliki banyak kegunaan karena
2029 12 38.262,2512 merupakan bahan baku untuk banyak
industri kimia, seperti industri tekstil,
2030 13 39.068,8286
polimer, plastik, cat, surface coating,
2031 14 39.875,406 dan farmasi
2032 15 40.681,9834
c. Kebutuhan Tenaga Kerja
Rerata 37.052,3851
Industri n-butanol merupakan
industri padat modal. Tenaga kerja yang
Dikarenakan hanya sedikit adanya dibutuhkan haruslah tenaga ahli yang
pabrik yang memproduksi di Indonesia mempunyai kemampuan mumpuni dalam
nilai impor n-butanol cukup tinggi. keseluruhan proses produksi. Sedangkan
Pembuatan pabrik n-butanol ini bertujuan untuk tenaga kerja pendukung dapat
untuk menekan angka impor n-butanol. terpenuhi dari masyarakat disekitar pabrik
Dengan mempertimbangkan hasil data mengingat Cilegon merupakan daerah
diatas, maka ditentukan bahwa kapasitas pemukiman penduduk, sehingga berdirinya
produksi pabrik yang akan dirancang pabrik ini turut pula mengurangi jumlah
adalah 30.000 ton per tahun. pengangguran di daerah sekitar Cilegon,
Banten.

3. Pemilihan Lokasi d. Transportasi dan Telekomunikasi


Lokasi Pabrik direncanakan berada Transportasi dapat
di kawasan Industri Cilegon, Banten. mempengaruhi kelancaran produksi suatu
Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pabrik karena penyaluran bahan baku
beberapa pertimbangan, antara lain : maupun produk berhubungan erat dengan
fasilitas transport yang ada. Cilegon
a. Bahan Baku berlokasi di provinsi Banten, dimana
Bahan baku pembuatan n- daerah ini sudah mempunyai akses jalan
butanol adalah n-butiraldehid dan gas darat yang terbilang bagus serta dekat
hidrogen. Gas hidrogen yang dengan pelabuhan.
digunakan berasal dari PT. Air Liquide
yang berada di kawasan industri

5
berupa gas dengan komposisi n-butanol
3. Uraian Proses dan sisa reaktan.
a. Tahapan Persiapan Bahan Baku
Bahan baku n-butiraldehid c. Tahapan Pemurnian Produk
disimpan dalam tangki n-butiraldehid yang Produk keluar dari reaktor pada
berbentuk silinder vertikal dengan suhu 200 ˚C dan tekanan 6 atm. Suhu gas
torispherical roof pada kondisi cair dengan hasil reaksi yang masih panas
suhu 35 oC dan tekanan 1 atm. Sedangkan dimanfaatkan sebagai pemanas pada heat
bahan baku hidrogen dipasok langsung dari exchanger sehingga suhunya turun dari 200
PT Air Liquid dengan menggunakan pipa – o
C menjadi 176,83 oC dan didinginkan lagi
pipa distribusi pada suhu 35 oC dan tekanan pada heat exchanger sampai suhunya
6,9 atm dan disimpan dalam tangki menjadi 101,2 oC. Gas yang keluar heat
berbentuk bola. exchanger dikondensasi dengan condenser)
Bahan baku n-butiraldehid cair sampai suhunya menjadi 29 oC dan
pada suhu 35 oC dialirkan dan ditekan embunan yang terbentuk dipisahkan dalam
dengan pompa hingga tekanannya menjadi flash drum.
6,9 atm dan dialirkan ke ke vaporizer untuk Gas hasil atas flash drum ditekan
diuapkan pada suhu 83 oC. Uap yang dengan kompresor sehingga tekanannya
terbentuk dicampur dengan umpan gas menjadi 6,9 atm untuk dicampurkan pada
hidrogen segar (mixing point 1). mixing point 2 dan akan dibuang sebagai
Campuran tersebut kemudian dicampur purge gas jika jumlah gas nitrogen dan air
dengan uap dari tangki akumulator sebagai sudah banyak. Sedangkan, hasil bawah
recycle (mixing point 2). Campuran gas flash drum berupa cairan dipanaskan pada
pada mixing point 2 ini kemudian heat exchanger sampai suhunya 117,47 oC,
dipanaskan pada heat exchanger untuk lalu diumpankan ke menara pada tekanan 1
selanjutnya menjadi umpan reaktor pada atm.
suhu 130 oC dan tekanan 6,9 atm. Hasil atas menara distilasi berupa
gas diembunkan dalam kondenser parsial .
b. Tahapan Reaksi Embunan yang dihasilkan dipisahkan
Reaksi terjadi pada fase gas pada dalam tangki accumulator dan dipompakan
suhu 200˚C dan tekanan 6,9 atm dengan kembali ke puncak menara distilasi. Bagian
katalis Cu-ZnO. Dengan persamaan reaksi uap tangki accumulator di-recycle
sebagai berikut : dicampurkan pada mixing point 2. Hasil
n-C3H7CHO(g) + H2 (g) n-C4H9OH (g) bawah menara distilasi masuk ke dalam
(n-butiraldehid) (hidrogen) (n-butanol) kettle reboiler dan diuapkan sebagian.
Hasil uapnya dikembalikan ke dalam
Reaksi yang terjadi bersifat eksotermis menara distilasi dan hasil cairnya pada
antara gas-gas dengan katalis padat, karena suhu 116,7 oC didinginkan dengan heat
itu digunakan reaktor fixed bed multitube exchanger sampai suhunya 35 oC untuk
dengan pendingin, pendingin yang kemudian dialirkan ke tangki produk
digunakan dalam proses adalah cooling dengan pompa.
water. Produk keluar reaktor pada suhu
200 ˚C dan tekanan 6 atm sehingga 5. Total Capital Investment
mencapai konversi 98%. Produk keluar Capital investment atau sering
disebut capex (Capital Expenditure) adalah
sejumlah biaya yang harus dikeluarkan

6
oleh perusahaan saat akan memulai suatu
Operational Expenditure
proyek. Biaya-biaya yang akan dikeluarkan
pada saat pendirian pabrik adalah sebagai
berikut : 18% manufacturing Cost
Over Head Cost
Fixed Manufacturing

82%

Diagram Capital Expenditure


Gambar 4. Rincian Operational
Fixed Calpital
Investment Expenditure
7. Pemasukan (Income)
Direct Fixed Calpital
33% 33% Investment Harga untuk produk adalah USD
Contigency 56,16/kg. Produk dikemas dalam bentuk
drum, dimana satu drum berisi 202,53 kg.
Contractor fee
Harga kemasan diambil 5% dari total harga
33% Working Capital
Investment produk per kemasan.
Harga per drum = (56,16 x 202,53) x 1,05
= USD 11695,86
Gambar 3. Rincian Capital Expenditure6.
Setelah dikemas, maka harga per
Operational Expenditure
kg produk menjadi berubah karena
Biaya operasional adalah biaya
tambahan dari harga kemasan.
yang berhubungan dengan pengoperasian
Harga per kg = 11695,86 / 202,53
perangkat, komponen, dan peralatan atau
= USD 57,75
fasilitas yang digunakan dalam pembuatan
Pemasukan seluruhnya berasal dari
produk. Biaya operasional biasanya
produk n-butanol. Harga jual produk
dibayar setiap tahun produksi. biaya
adalah USD 57,75 /kg. Pemasukan dapat
operasional ini kategorikan menjadi dua,
dihitung sebagai berikut:
general expense dan manufacturing cost.
Income = 57,75 x 45.000.000
Biaya produksi adalah biaya yang
= USD
terdiri dari biaya langsung produksi, biaya
2.958.750.000/tahun
tetap, dan biaya overhead pabrik. Untuk
8. Internal Rate OF Return (IRR)
biaya produksi langsung adalah biaya yang
Internal Rate of Returns (IRR)
langsung terhubung ke biaya-biaya
adalah salah satu parameter yang
produksi, seperti bahan baku, tenaga kerja
digunakan dalam analisis profitabilitas.
operasi, utilitas, dan pemeliharaan.
IRR adalah tingkat dimana nilai NPV
Bahan baku merupakan biaya yang
menjadi nol pada waktu yang ditentukan.
dominan dari biaya operasional. Biaya
IRR dapat dihitung dengan persamaan
untuk pembelian bahan baku adalah
berikut :
sebagai berikut : n=T
CF n
NPV =∑ −TCI=0
n=1 ( 1+i )n
Nilai IRR rata-rata tahunan yang
didapatkan dari perhitungan adalah 14%.
Nilai IRR yang didapat lebih tinggi dari
MARR, hal ini menunjukan bahwa proyek
ini dapat dilanjutkan dan menguntungkan.

7
.
Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah Edition,
kalkulasi arus kas dengan merubah nilai ke DAFTAR John
masa sekarang. Sebuah proyek dapat PUSTAKA Wiley and
dikatakan menguntungkan apabila nilai Baruth, Edward Sons. Inc,
NPV nya lebih dari nol. Perhitungan NPV E., editor. New
menggunakan persamaan sebagai berikut : (2005). York
n Water Brownell, Lloyd
P
NPV =PV + ∑ FV
m=1 F (
, i% , n ) Treatment E
Edwin H.
and

Dengan nilai IRR 14% maka nilai NPV Plant


Design 4th Young.
nya pada akhir tahun ke-10 adalah USD 1959.
297.729.381. Ed. New
York: Process
McGraw Equipment
9. Return of Investment Design.
Return of Investment (ROI) adalah Hill.
Bausbacher, Ed John
persentase profit tahunan yang dihasilkan Wiley &
oleh modal investasi. Perhitungan ROI and Roger
Hunt. Sons, inc.
menggunakan persamaan sebagai berikut : Cheremisinoff ,
(1993).
Annual net profit Nicholas
ROI= x 100 % Process
Invested capital P. 2000.
Plant
Nilai ROI yang didapatkan dari Handbook
Layout
perhitungan adalah 25,36% of
and Piping
Design. Chemical
10. Payback Period Processing
New
Payback Period adalah analisis Equipment
Jersey:
profitabilitas yang merefleksikan durasi .
PTR
sebuah investasi akan kembali. Nilai PP Butterwort
Prentice
dapat dilihat dari kumulatif arus kas secara h-
Hall, Inc,
NPV. Dari perhitungan nilai PP adalah 2 Heineman
Branan,
tahun. n.
Carl. 2002.
11. Break Even Point (BEP)` Coulson &
Rules of
Break Even Point (BEP) adalah Richardson
Thumb
analisis ekonomi yang digunakan untuk . 1983.
For
menentukan jumlah produk yang harus Chemical
Chemical
diproduksi untuk mengembalikan biaya Engineerin
Engineers.
investasi. BEP dapat dihitung sebagai g Design.
Houston :
berikut : Oxford :
El-Sevier.
Brown, G.G., El-Sevier.
Breakeven Point =¿ Chemical
1963,
Kapasitas per Tahun x Payback Period And
“Unit
Operation Process
Dengan PP sebesar 2 tahun maka ”, 14thed, Design
titik BEP ada pada jumlah produksi sebesar Modern Handbook.
(23,9 %). Asia New

8
York : 1978, Chemical Chemical
McGraw- “Transpor Technolog Processin
Hill. t Process y, 3rd g and
Couper, James et and Unit edition, Design”,
al. (2005). Operation McGraw Volume
Chemical ”, Hill. 20,
Process Prentice Kirk Othmer, Mercell
Equipment Hall 1998. Dekker,
: Selection Internatio “Encyclo Inc., New
and nal. pedia of York.
Green, D.W., Chemical Mobley, R.
Design
and Perry, Thacnolo Keith,
2nd Ed.
R. H., g”, 4nd.ed. editor.
Oxford:
2008, Vol.7. (2001).
Elsevier
“Perry’s Intescienc Plant
Inc. Chemical e Willey. Engineer’s
Couper, James. Engineers McCabe, Warren Handbook.
2003. HandBoo et al. Woburn:
Process k”, (1993). Buttlerwor
Engineerin 8thedition Unit thHeinema
g , Operation nn.
Economics McGraw-
of Perry, Robert H.
. New Hill inc.,
Chemical and Green,
York : New
Engineerin Don W.
Marcel York.
Gomes, Klein. g 5th Ed. (1997).
Dekker.
(2009). McGraw- Chemical
Douglas, J.M.,
Waste Hill Book Engineerin
1998,
Water Company. g
Conceptua
Manageme McKetta, John Handbook
l Design of
nt 1st Ed. J. 1977. 7th Ed.
Chemical
Jaipur: Encyclop McGraw-
Processes,
Oxford edia of Hill Book
McGraw
Book
Chemical Company.
Hill. Processin
Company. Seider, W.,
Eckenfelder, W. g and
Kern, Donald Q. Seader, J.,
Wesley Jr. Design.
(1965). Lewin, D.,
(2000). New
Process Widagdo,
Industrial York
Heat S. (2010).
Water CRC
Transfer. Product
Pollution Press.
McGraw- and
Control Mc.Ketta, J.J.,
Hill Book Process
3rd Ed. and
Company. Design
Beijing: Cunningh
Kirk-Othmer, am, W., Principles.
McGraw
1991, 1984, Synthesis,
Hill.
Enycloped “Encyclo Analysis
Geankoplis,
ia of pedia of and
J.C.,

9
Evaluation Occupatio
. 3rd Ed. nal Safety
John and
Wiley & Health
Sons. Standard
Sinnott RK, (OSHA
2005, 1910.36).
Chemical https://ww
Engineerin w.osha.gov
g Design, .
Coulson Walas, Stanley
and M. 1990,
Richardso Chemical
n’s Process
Chemical Equipment
Engineerin : Selection
g Vol 6, 4th and
ed., Design,
Elsevier Buther
Smith, Robin. Worths.
2005. (http://icis.com/
Chemical
pricing/commo
Process
Design and dity/butanol.ht
Integration ml) diakses
. England:
McGraw Rabu, 5
Hill Agustus 2020,
United States of
Departmen pukul 09.00
t of Labor . WIB.

10

Anda mungkin juga menyukai