Anda di halaman 1dari 2

SOAL 1 (bobot 55)

CV Maju Tak Gentar (MTG) merupakan perusahaan jasa kontraktor listrik yang bekerjasama dengan
PLN APJ Kediri. MTG menggunakan job-order costing dalam mengakumulasikan biaya yang akan
dibebankan kepada setiap jasa yang diberikan. Pada tanggal 1 Oktober 2015, MTG masih memiliki
pekerjaan yang belum selesai yaitu :
Biaya yg sudah terserap (s.d. 30 September 2015)
Nilai Bahan Overhead
Job Jenis Pekerjaan kontrak Langsung TKL dibebankan Total
Perbaikan Trafo
J-311 M-3 UPJ Blitar Rp280 jt Rp 140 jt Rp14,04 jt Rp 12,96 jt Rp167 jt
Pasang jaringan
J-312 Perum P3KP Blitar Rp 60 jt Rp 30 jt Rp 3,8 jt Rp 3,6 jt Rp 37,4 jt
Rp340jt Rp204,4 jt

Aktivitas operasi bulan Oktober adalah menyelesaikan pekerjaan yang masih dalam proses dan
menerima job baru yaitu melakukan pemeliharaan rutin pada Sutet Sumber Gondo dengan nilai
kontrak Rp 140 jt (J-313), serta pasang jaringan di PT Menara Blitar (J-314) dengan nilai kontrak Rp 35
jt.

Biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas bulan Oktober adalah sebagai berikut ini:
Bahan TKL
Job Langsung JKL Tarif /JKL BTKL
J-311 Rp 15.000.000 1600 Rp 9.750 Rp 15.600.000
J-312 Rp - 200 Rp 9.500 Rp 1.900.000
J-313 Rp 90.000.000 600 Rp10.500 Rp 6.300.000
J-314 Rp 20.000.000 400 Rp 9.500 Rp 3.800.000
Rp125.000.000 Rp 27.600.000

Pada tanggal 21 Oktober 2015, Tim yang menangani PT PT Menara (J-314) melakukan kesalahan
yang berakibat penambahan pekerjaan untuk perbaikan dan pemasangan ulang jaringan yang
menghabiskan biaya bahan langsung senilai Rp 5 jt dan 80 jam kerja langsung dengan tarif per jam
Rp10.000. Meskipun demikian, untuk pekerjaan ini (J-314) masih ada beberapa MCB, kabel, dan
bahan jaringan yang sedikit rusak dan tidak terpakai bisa laku dijual kepada kontraktor lain seharga
Rp 6,5 jt.

Biaya overhead dibebankan ke job berdasarkan tarif yang ditentukan terlebih dahulu ( pre-
determined overhead rate) berbasis jam kerja langsung. Estimasi overhead tahun 2015 adalah Rp
302,4 juta pada 33.600 jam kerja langsung per tahun.

Data Job Status Report per 31 Oktober 2015 menunjukkan bahwa semua pekerjaan telah selesai
kecuali Job-311 karena masih menunggu beberapa sparepart yang harus diimpor dari Jerman.
Pekerjaan yang telah selesai, sudah difakturkan dan akan dibayar oleh pelanggan pada awal bulan
Nopember.

Adapun biaya overhead aktual yang terjadi pada bulan Oktober adalah sebagai berikut ini:
Bahan tidak langsung Rp 12.200.000
Pekerja tidak langsung Rp 9.200.000
Asuransi pekerja Rp 900.000
Asuransi peralatan Rp 500.000
Beban listrik, telepon, air Rp 1.210.000
Biaya keamanan dan sosial Rp 170.000
Depresiasi peralatan Rp 900.000
Rupa-rupa overhead Rp 820.000
Rp 25.900.000

Diminta :
1. Tentukan tarif overhead yang dibebankan pada tahun 2015!
2. Lakukan penjurnalan atas transaksi berikut ini:
a. Pembebanan biaya bahan langsung, TKL, dan overhead dibebankan pada pesanan (buat
total pada keseluruhan pesanan)
b. Penyelesaian pekerjaan dan pengakuan kerugian (jika ada)
c. Transaksi penjualan dengan metode perpetual
Untuk soal ini, diharuskan membuat skedul pendukung untuk biaya yg dibebankan ke Job.
3. Hitunglah over/under applied overhead pada bulan Oktober 2015!
4. Buatlah Laporan Laba Rugi (s.d. laba kotor saja) bulan Oktober 2015 (format ringkas
diperbolehkan)!

SOAL 2 (bobot 45)


PT HARINATA adalah perusahaan yang bergerak pada produksi kain mereka DANARATI. Untuk
membuat kain dibutuhkan pemrosesan di Departemen Pemintalan, Departemen Pewarnaan, dan
Departemen Finishing. Berikut ini adalah informasi produksi dan biaya yang terjadi pada Departemen
Pemintalan :

Informasi produksi
Unit dalam proses awal (80% konversi) 2.000 unit
Unit dimasukkan dalam proses 28.000
Unit selesai dan ditransfer ke Dept Pewarnaan 25.000
Unit cacat pada Inspeksi I 1.000
Unit cacat pada Inspeksi II ----0----
Unit dalam proses akhir (50% konversi) 4.000
Dalam proses pemintalan, Bahan Baku terdiri dari kelompok Bahan A dan kelompok Bahan B. Bahan
A dimasukkan di awal proses produksi, dan bahan B dimasukkan ketika proses konversi mencapai
75%.
Inspeksi cacat mutu/proses dilakukan 2 kali. Inspeksi I dilakukan ketika proses produksi mencapai
tingkat 75%, (atau pada saat akan dimasukkan Bahan B). Inspeksi II dilakukan ketika barang sudah
selesai dan akan ditransfer ke Departemen berikutnya. Setiap kegagalan proses produksi akan
dianggap sebagai kerugian dan dibebankan rekening pengendali overhead. Barang cacat pada
Inspeksi I bisa dijual seharga Rp 5.000 per unit, sedangkan barang cacat temuan Inspeksi II masih laku
dijual dengan harga rata-rata Rp 10.000 per unit. Perusahaan membuat gudang penampungan
barang cacat dan mencatat dalam rekening buku besar tersendiri sesuai dengan harga jual
potensialnya.

Informasi biaya
Biaya di persediaan Biaya
awal ditambahkan
periode ini
Bahan A Rp 10.000.000 Rp 147.500.000
Bahan B Rp 5.000.000 Rp 58.750.000
Tenaga kerja langsung Rp 8.320.000 Rp 137.367.500
Overhead pabrik Rp 4.992.000 Rp 82.420.500
Total Rp 28.312.000 Rp 426.038.000

Diminta :
1. Buatlah laporan biaya produksi bulan Oktober di Departemen Pemintalan! Metode yang
digunakan average.
2. Buatlah jurnal untuk mengakui adanya transfer biaya ke Departemen Pewarnaan dan
perlakuan akuntansi untuk barang cacat sesuai dengan kebijakan perusahaan!

Anda mungkin juga menyukai