Anda di halaman 1dari 9

PT.

TANI MAJU

Bibliografi Kasus: PT. TANI MAJU

Judul Kasus : PT. TANI MAJU


Tanggal : 19 Agustus 2010

Ruang Lingkup Kasus :


Kasus ini meliputi analisis atas laporan laba rugi komersial beserta data pendukung dalam
penyusunan rekonsiliasi fiskal.

Abstrak :
PT. TANI MAJU merupakan perusahaan manufaktur sekaligus perdagangan alat dan
produk pertanian. Doni selaku manajer pajak baru PT. TANI MAJU hendak melakukan
analisis atas data yang digunakan perusahaan dalam perhitungan pajak penghasilan badan
tahun pajak 2010.

Masalah-masalah yang berkaitan :


1. Taxable dan non taxable income
2. Deductible dan non deductible expenses
3. Perbedaan permanen dan temporer
4. Perhitungan PPh Badan

Tingkatan Kasus :
Konsep : 2 (sedang)
Analisis : 2 (sedang)
Penyajian : 2 (sedang)
PT. TANI MAJU

PT. TANI MAJU

PROFIL PERUSAHAAN
PT. TANI MAJU (“Perusahaan”) adalah perusahaan manufaktur sekaligus perdagangan
alat dan produk pertanian yang didirikan pada tanggal 20 April 2003 dan berkedudukan di
daerah Cikarang, Jawa barat. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) perusahaan: 01.490.056.9.021.000. Pembukuan
Perusahaan menggunakan Bahasa Indonesia dan mata uang rupiah dengan metode akrual.

Struktur kepemilikan Perusahaan adalah sebagai berikut:


Persentase
Nama Alamat
Kepemilikan
PT. Makmur Jaya Jl. Kalimantan No. 102, Jakarta 10340 40%
Harahap Jl. Antasari No. 220, Jakarta 28%
PT. Jaya Utama Jln. Thamrin No. 3, Jakarta 20%
Ani Kusuma Jln. Aceh No. 180, Jakarta 12%

PERMASALAHAN PERPAJAKAN PERUSAHAAN


Doni merupakan Manajer Pajak baru di PT TANI MAJU. Sebelum memutuskan untuk
menerima tawaran menjadi manajer pajak di PT TANI MAJU, DONI mendapatkan
informasi awal dari Direktur Keuangan bahwa Perusahaan dalam 5 tahun terakhir secara
rutin diperiksa oleh Kantor Pelayanan Pajak. Hasil dari setiap pemeriksaan pajak tersebut
adalah adanya SKPKB PPh Badan yang menunjukkan bahwa Perusahaan selalu mengalami
kurang bayar yang material untuk perhitungan PPh Badannya. Direktur Keuangan merasa
bahwa adanya SKPKB PPh Badan selama 5 tahun berturut-turut tersebut menunjukkan
bahwa terdapat permasalahan penanganan perpajakan di Perusahaan. Oleh karena itu,
Direktur Keuangan berharap manajer pajak yang baru dapat mengindikasi permasalahan

2
PT. TANI MAJU

yang ada dan mencari solusi pemecahannya sehingga Perusahaan tidak lagi menerima
SKPKB PPh Badan yang jumlahnya signifikan. Doni merasa tertantang dengan hal ini dan
bersedia menerima pekerjaan sebagai Manajer Pajak di PT. TANI MAJU.

Sebagai manajer yang baru, salah satu hal yang Doni coba pelajari adalah tentang
pembagian tugas yang ada di Divisi Perpajakan. Terdapat 3 staf perpajakan yang membantu
tugas Manajer Pajak, dimana pembagian tugasnya adalah satu orang bertugas mengurus
pajak potong/pungut (withholding taxes) dan PPh Pasal 25, satu orang mengurusi PPN dan
satu orang bertanggungjawab atas perhitungan PPh badan dan pajak yang lain. Tugas staf
pajak mulai dari membuat dokumen pajak terkait dengan transaksi sampai dengan membuat
laporan pajak dan menyimpannya sesuai dengan jenis pajak. Dokumen perpajakan
disimpan oleh masing-masing staf pajak sesuai dengan pembagian tugasnya. Penyimpanan
dokumen dilakukan masing-masing staf dengan cara yang menurut mereka masing-masing
paling memudahkan dalam bekerja.

DATA PERPAJAKAN PERUSAHAAN TAHUN 2010


Terkait dengan perhitungan PPh badan tahun pajak 2010, Doni juga mulai mengumpulkan
data-data yang dia rasa perlu dengan dibantu oleh staf yang bertugas untuk melakukan
perhitungan PPh badan. Berikut adalah data-data yang berhasil dikumpulkan oleh stafnya
tersebut:

OMSET USAHA
Besarnya penghasilan usaha yang dilaporkan dalam laporan laba rugi komersial Perusahaan
tahun 2010 adalah Rp 4,4 Milyar.

Berdasarkan SPT Masa PPN yang dilaporkan Perusahaan selama tahun 2010 terlihat:
1. Omset Penjualan Dalam Negeri Rp 5 Milyar
Omset Penjualan Ekspor Rp 0 Milyar
2. Penjualan Dalam Negeri yang menggunakan Faktur Pajak Standar Rp 4,5 Milyar

3
PT. TANI MAJU

Penjualan Dalam Negeri yang menggunakan Faktur Pajak Sederhana Rp 0,5 Milyar
3. Penjualan Dalam Negeri yang PPNnya dipungut sendiri Rp 3,5 Milyar
Penjualan Dalam Negeri yang PPNnya dibebaskan Rp 1 Milyar

Berikut adalah beberapa informasi lain terkait dengan omzet perusahaan tahun 2010:

 Pada bulan Desember 2009 Perusahaan melakukan penjualan alat pertanian senilai
Rp 450 juta yang sampai dengan akhir Desember 2009 belum diterima
pembayarannya. Faktur pajak dibuat Perusahaan pada bulan Januari 2010.

 Pada bulan Desember 2010 Perusahaan melakukan penjualan produk pertanian yang
PPNnya dibebaskan senilai Rp 200 juta yang sampai dengan akhir Desember 2010
belum diterima pembayarannya.

 Pada bulan Juli 2010 Perusahaan menggunakan sebagian persediaan produk


pertanian yang dimilikinya senilai Rp 50 juta untuk ditanam di area kantor dan
gudang Perusahaan.

 Pada tahun 2010 Perusahaan berperan serta mensukseskan Hari Lingkungan Hidup
dengan menyumbangkan produk pertanian senilai Rp 100 juta kepada Pemerintah
Daerah.

BEBAN KARYAWAN
Rincian dari beban karyawan berdasarkan General Ledger adalah sebagai berikut:
Karyawan Tetap
Gaji Rp 875 juta
Lembur Rp 87,5 juta
Tunjangan Transportasi Rp 50 juta
Bonus dan THR Rp175 juta
PPh 21 Karyawan Rp 235 juta
Makan Siang Rp 70 juta
Biaya pengobatan Rp 120 juta
Pakaian Seragam Rp 30 juta

Dalam penghitungan PPh Badan, staf bagian pajak melakukan koreksi atas makan siang
dan pakaian seragam. Menurut staf pajak tersebut, koreksi atas akun-akun ini sudah

4
PT. TANI MAJU

dilakukan Perusahaan sejak dahulu sehingga dia tetap melanjutkannya. Doni kemudian
meminta informasi dari bagian akuntansi dan mendapatkan informasi bahwa makan siang
hanya diberikan kepada karyawan bagian gudang sedangkan pakaian seragam diberikan
kepada satpam yang menjaga gudang dan gedung kantor Perusahaan.

Informasi mengenai remunerasi karyawan juga diperoleh dari perhitungan PPh 21 yang
terdapat dalam SPT 1721. Berikut adalah daftar penghasilan yang dimasukkan dalam
perhitungan PPh 21 perusahaan:
Karyawan Tetap
Gaji Rp 875 juta
Lembur Rp 87,5 juta
Tunjangan Transportasi Rp 50 juta
Bonus dan THR Rp175 juta

PPh 21 Karyawan tidak dimasukkan dalam perhitungan karena pajak ini dibayarkan
langsung oleh Perusahaan ke kas negara. Biaya pengobatan juga tidak dimasukkan dalam
perhitungan karena dibayarkan langsung oleh Perusahaan ke rumah sakit.
Sedangkan alasan tidak memasukkan makan siang dan pakaian seragam dalam perhitungan
PPh 21 karena merupakan natura bagi karyawan.
- PPh 21 yang dibayarkan perusahaan merupakan PPh 21 ditanggung perusahaan, tidak
menambah penghasilan karyawan, dan merupakan non-deductible expense
- Biaya pengobatan merupakan biaya yang ditanggung perusahaan, sehingga tidak
menambah penghasilan karyawan dan merupakan non-deductible expense
- Makan siang dan pakaian seragam merupakan deductible expense karena natura tersebut
hanya bagi sebagian karyawan, tidak dinikmati oleh seluruh karyawan

BEBAN BUNGA
Perusahaan mendapatkan pinjaman dari Bank ABC senilai Rp 2 Milyar. Tingkat bunga
10% selama 4 tahun. Jumlah yang dibayar pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 700 juta

5
PT. TANI MAJU

dimana Rp 500 juta merupakan pembayaran pokok pinjaman dan sisanya adalah bunga.
Perusahaan mengakui keseluruhan beban bunga tersebut dalam perhitungan laba fiskalnya.

Berdasarkan rekapitulasi SPT PPh Pasal 23 tahun 2010, tidak ditemukan pemotongan PPh
pasal 23 atas pembayaran bunga kepada Bank ABC. (pembayaran bunga atas pinjaman dari
Bank tidak dikenakan pemotongan PPh Pasal 23. Pasal 23 ayat (4) UU PPh)

BEBAN JASA KONSULTASI MANAJEMEN


Pada tahun 2010 Perusahaan membayar beban jasa konsultasi manajemen kepada PT. Jaya
Utama (pemegang saham) sebesar Rp 100 juta. Besarnya nilai konsultasi manajemen yang
sama dari perusahaan lain adalah Rp 75 juta.
jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau kepada
pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan
yang dilakukan, merupakan non-deductible expense. Dengan demikian, beban jasa
konsultasi manajemen kepada PT Jaya Utama selaku pemegang saham merupakan non-
deductible expense

INFORMASI LAIN-LAIN
Selain informasi tentang item-item di atas, Doni juga mendapatkan informasi lainnya
bahwa:
1. Perusahaan memiliki rata-rata deposito selama tahun 2010 sebesar Rp 2 Milyar
sedangkan rata-rata pinjaman yang dimiliki Perusahaan (pinjaman dari Bank ABC)
senilai Rp 1,75 Milyar. (bila rata2 pinjaman <= rata2 deposito, maka biaya bunga
merupakan non-deductible expense)
2. Perusahaan tidak membagikan deviden pada tahun 2010 ini.
3. Terdapat beberapa jenis biaya yang selalu dikoreksi oleh pemeriksa pajak yaitu:

 Beban perjalanan dinas, beban ini diberikan untuk pimpinan dan staf karyawan yang
melakukan perjalanan dinas secara lump sum.(termasuk deductible expense, karena
merupakan biaya yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kegiatan
usaha. Pasal 6 UU PPh)

6
PT. TANI MAJU

 Beban sumbangan, dimana Perusahaan memberikan sumbangan kepada


perorangan/institusi yang memberikan proposal /meminta langsung ke perusahaan maupun
sumbangan kepada korban-konban bencana nasional di Indonesia.
(beban sumbangan temasuk deductible expense. Pasal 6 ayat (1) huruf i UU PPh)
4. Perusahaan seharusnya memiliki kredit pajak PPh Pasal 25. Namun, dokumen
terkait dengan pajak ini belum berhasil ditemukan karena staf pajak yang mengurusi
pajak ini cuti melahirkan selama 3 bulan.

BAHAN DISKUSI:
1. Menyangkut staf karyawan pajak, menurut Anda apakah ada yang perlu diperbaiki
terkait dengan pembagian tugas dan pekerjaan mereka?
2. Menyangkut omset perusahaan:
a. Apakah diperlukan koreksi fiskal atas penghasilan usaha yang dilaporkan
dalam laporan laba rugi perusahaan? Jelaskan jawaban Anda!
b. Jelaskan hal-hal yang menyebabkan terjadinya perbedaan omset usaha
perusahaan dalam laporan laba rugi dengan yang terdapat di dalam SPT
PPN!
c. Terkait pertanyaan (b), apakah tindakan yang harus dilakukan PT TANI
MAJU?
3. Terkait beban karyawan:
a. Apakah perusahaan melakukan kesalahan dalam pengakuan beban karyawan
untuk menghitung laba fiskal? Jelaskan jawaban Anda!
b. Berikan masukan Anda kepada perusahaan mengenai kewajiban perpajakan
yang terkait dengan beban karyawan!
PPh 21 yang dibayarkan perusahaan merupakan PPh 21 ditanggung
perusahaan, tidak menambah penghasilan karyawan, dan merupakan non-
deductible expense
Biaya pengobatan merupakan biaya yang ditanggung perusahaan, sehingga
tidak menambah penghasilan karyawan dan merupakan non-deductible
expense

7
PT. TANI MAJU

Makan siang dan pakaian seragam merupakan deductible expense karena


natura tersebut hanya bagi sebagian karyawan, tidak dinikmati oleh seluruh
karyawan (Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.04/2000 Jo
KEP-213/PJ/2001 Jo SE-14/PJ.31/2003)
4. Terkait beban bunga, apakah perusahaan melakukan kesalahan dalam pengakuan
beban bunga untuk menghitung laba fiskal? Jelaskan jawaban Anda!
(bila rata2 pinjaman <= rata2 deposito, maka biaya bunga merupakan non-
deductible expense)
(pembayaran bunga atas pinjaman dari Bank ABC tidak dikenakan pemotongan PPh
Pasal 23. Pasal 23 ayat (4) UU PPh)
5. Sehubungan dengan beban konsultasi manajemen, jelaskan apakah diperlukan
koreksi atas beban konsultasi manajemen yang diakui perusahaan? Jelaskan
jawaban Anda!
jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau
kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan
dengan pekerjaan yang dilakukan, merupakan non-deductible expense. Dengan
demikian, beban jasa konsultasi manajemen kepada PT Jaya Utama selaku
pemegang saham merupakan non-deductible expense
6. Sehubungan dengan beban-beban yang sering dikoreksi:
a. Menurut pendapat Anda, apakah yang menyebabkan beban-beban tersebut
dikoreksi oleh pemeriksa pajak selama ini?
Beban perjalanan dinas, beban ini diberikan untuk pimpinan dan staf
karyawan yang melakukan perjalanan dinas secara lump sum
(termasuk deductible expense, karena merupakan biaya yang secara
langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. Pasal 6
ayat (1) huruf a UU PPh)
Beban sumbangan, dimana Perusahaan memberikan sumbangan kepada
perorangan/institusi yang memberikan proposal /meminta langsung ke
perusahaan maupun sumbangan kepada korban-korban bencana nasional di
Indonesia. (beban sumbangan temasuk deductible expense. Pasal 6 ayat (1)
huruf i UU PPh)

8
PT. TANI MAJU

b. Jelaskan tindakan dan kebijakan apa yang harus diubah/dilakukan PT TANI


MAJU untuk menjamin koreksi semacam itu tidak terjadi lagi?

Catatan :
Dalam menjawab pertanyaan diskusi, cantumkan peraturan perpajakan yang Anda
gunakan secara rinci.

Anda mungkin juga menyukai