PENDAHULUAN
1
Reaksi sintesis dibutyl phthalate merupakan reaksi esterifikasi yang dapat
terjadi dari senyawa yang memiliki gugus karboksilat (R-COOH) dengan
gugus hidroksil (-OH). Berdasarkan eksperimen Berman, dkk. (1948), reaksi
pembetukan dibutyl phthalate sebagai berikut:
Reaksi 1:
Reaksi 2:
H2SO4
2
yang menggunakan bahan baku dibutyl phthalate, sehingga menciptakan
diversifikasi produk yang mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi.
4. Membuka lapangan kerja baru sehingga menurunkan tingkat
penggangguran.
5. Meningkatkan sumber daya manusia melalui proses alih tekhnologi.
Tabel 1.1 Data Impor Dibutyl phthalate (Biro Pusat Statistik, 2020)
Tahun Impor (Ton)
2010
3659,02
2011
3846,33
2012
3732,87
2013
4933,33
2014
4129,9
2015
5183,02
2016
2017 5923,72
10398,1
2018
8911,8
2019
9165,21
3
Dengan metode least square, dapat diperoleh persamaan liniear
untuk kebutuhan impor yaitu 741,6x + 1909,5. Pabrik direncanakan mulai
beroperasi pada tahun 2023. Sehingga dapat diperkirakan kebutuhan impor
dibutyl phthalate pada tahun 2023 sebagai berikut:
y = 741,6x + 1909,5
y = 741,6 (13) + 1909,5
y = 11.550,3 ton
Berdasarkan prediksi jumlah impor dibutyl phthalate tahun 2023, akan
dibuat pabrik dibutyl phthalate dengan kapasitas rancangan 25.000
ton/tahun untuk memenuhi kebutuhan dibutyl phthalate di Indonesia.
4
Untuk mengetahui kebutuhan bahan baku phthalic anhydride (PA)
dan n-Butanol, dapat dihitung dengan stoikiometri berdasarkan reaksi.
dibutyl phthalate yang perlu dihasilkan sebanyak 3156,566 kg/jam atau
11,31541 kmol/jam. Dengan konversi 98,4% dan yield 98%, maka
kebutuhan phthalic anhydride start up adalah :
PA : 100/98 x 11,31541 kmol/jam
3
: 11,54634 kmol/jam
: 1708,858 kg/jam
Dengan perbandingan mol PA dan n-Butanol adalah 1:3 sehingga
kebutuhan n-Butanol start up :
n-Butanol : 11,54634 x 3 kmol/jam
: 34,63902 kmol/jam
: 2563,288 kg/jam
Dengan recycle, kebutuhan PA dan n-Butanol berkurang menjadi
PA : 1684,083 kg/jam
n-Butanol : 1695,447 kg/jam
Dengan hari kerja 330 hari, 24 jam maka kebutuhan PA dan n-Butanol
selama setahun dan start up
PA : 1684,083 kg/jam x 329 hari/tahun x 24 jam/hari /
1000 kg/ton + 1708,858 kg/jam x 1 hari/tahun x 24 jam/hari / 1000 kg/ton
: 13473,26 ton/tahun
n-Butanol : 1695,447 kg/jam x 329 hari/tahun x 24 jam/hari /
1000 kg/ton + 2563,288 kg/jam x 1 hari/tahun x 24 jam/hari / 1000 kg/ton
: 13462,23 ton/tahun
Berdasarkan kapasitas produksi seperti pada Tabel 1.2 kebutuhan
bahan baku dapat terpenuhi. Dibutuhkan bahan baku phthalic anhydride
sebesar 13473,26 ton/tahun dan n-Butanol sebesar 13462,23 ton/tahun.
5
1.2.3. Kapasitas Pabrik Dibutyl phthalate yang Telah Berproduksi.
Di Indonesia belum ditemukan pabrik dibutyl phthalate yang berdiri,
sedangkan di dunia telah berdiri pabrik dibutyl phthalate. Data pabrik
penghasil dibutyl phthalate di dunia bisa dilihat pada Tabel 1.3
Tabel 1.3. Data Pabrik Penghasil Dibutyl phthalate di Dunia
Kapasitas
No Pabrik Lokasi
(ton/tahun)
Henan Premtec Enterprise
1. Henan, China 35.000
Corporation
Jinan Yuntian Chemical
2. Shandong, China 100.000
Co., Ltd.
Dezhou Jupont Chemical
3. Shandong, China 6.000
Co., Ltd.
Tianjin Kaifengshun
4. Tianjin, China 120.000
Chemicals Co., Ltd.
Puyang Yongo Chemical
5. Henan, China 40.000
Company Ltd.
Zhengzhou Mahaco
6. Henan, China 36.000
Industrial Corp Ltd.
Tabel 1.3 kapasitas produksi minimal di dunia adalah sebesar 6.000
ton/tahun. Sedangkan, kebutuhan dibutyl phthalate di dalam negeri adalah
sebesar 11550,3 ton/tahun. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka
ditetapkan kapasitas prarancangan pabrik dibutyl phthalate yang akan
didirikan pada tahun 2023 sebesar 25.000 ton/tahun dengan alasan sebagai
berikut:
6
1.3 Pemilihan Lokasi Pabrik
Lokasi suatu pabrik akan mempengaruhi kedudukan pabrik
dalam persaingan dan penentuan kelangsungan produksi. Pemilihan
lokasi pembangunan pabrik yang ideal dilihat baik dari aspek Teknik
seperti letak pusat industri, fasilitas pendukung yang tersedia (air,
utilitas, dll) maupun aspek non-teknis (ekonomi, sosial, hokum).
Faktor- Faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
lokasi pabrik adalah:
1. Faktor Primer:
• Transportasi
• Pembangkit listrik
• Daerah pemasaran
2. Faktor Sekunder:
7
dengan ketersediaan bahan bakunya.
2. Daerah Pemasaran
Produksi dibutyl phthalate diutamakan untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri, terutama untuk industri plastik seperti
kulit imitasi dari jenis PVC, kabel listrik, kabel telepon, pipa, sol
sepatu dan lain sebagainya. Pemilihan lokasi akan sangat
menguntungkan jika didirikan di suatu Kawasan industri yang
membutuhkan dibutyl phthalate.
3. Transportasi
Lokasi pabrik harus didukung dengan infrastruktur
transportasi yang baik, melalui jalur darat maupun laut untuk
mempernudah proses transportasi bahan baku maupun produk.
Oleh karena itu fasilitas jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara
san gat diperlukan.
4. Ketersediaan Energi, Air, dan Utilitas
Dalam Operasinya, pabrik membutuhkan air, energi
(listrik), steam, dan kebutuhan utilitas lainnya untuk keperluan
rumah tangga pabrik. Oleh karena, itu, lokasi pabrik hendaknya
berdekatan dengan sumber air seperti sungai, waduk, atau laut
sehingga ketersediaan air terjamin. Sumber energi terutama energi
listrik dapat dipenuhi dengan instalasi kabel listrik bekerjasama
dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN).
5. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja merupakan pihak yang menjalankan proses
produksi pabrik sehingga performa tenaga kerja mempengaruhi
kinerja pabrik. Tenaga kerja harus memenuhi kriteria dan keahlian
masing-masing di bidangnya. Maka dipilih lokasi yang sanggup
memenuhi spesifikasi tersebut agar jalannya produksi lancar.
8
kondisi sosial masyarakat di sekitar produksi. Dukungan dari
masyarakat sekitar sangat membantu dalam perkembangan suatu
pabrik. Kebijakan pemerintah setempat juga turut mempengaruhi
lokasi pabrik. Jumlah lahan yang tersedia pun menjadi acuan
penting.
9
Tabel 1.4 Pemilihan Lokasi Pabrik
Rp. 3.867.874,40
10
Dari lokasi diatas, dilakukan penilaian dari berbagai kriteria seperti
daerah pemasaran, transportasi, ketenagakerjaan, ketersediaan air,
energi, dan utilitas lainnya, serta kondisi geografis dan sosial di sekitar
lokasi. Berikut table penilaian lokasi Gresik, Jawa Timur:
Daerah Pemasaran 7
Transportasi 9
Ketenagakerjaan 8
11
1.4 Tinjauan Pustaka
1.4.1 Proses Pembuatan Dibutyl Phthalate
Hanya terdapat satu macam proses yang digunakan dalam
memproduksi dibutyl phthalate dan digunakan pada pabrik-pabrik di
dunia yaitu reaksi esterifikasi. Secara umum, dibutyl phthalate
diproduksi dengan mereaksikan phthalic anhydride dan n-butanol.
Untuk mempercepat reaksi esterifikasi digunakan katalis asam sulfat.
Kebutuhan asam sulfat sebagai katalis adalah sebanyak 1% berat dari
jumlah produk. Reaktor yang digunakan adalah reaktor alir tangki
berpengaduk (RATB) yang dilapisi jaket pemanas untuk
mempertahankan panas di dalam reaktor pada suhu 80-150 oC
(Berman,1948).
Reaksi pembentukan dibutyl phthalate yang terjadi di dalam
reaktor adalah sebagai berikut (Berman, 1948)
Reaksi 1 :
Reaksi 2 :
H2SO4
12
Sedangkan hasil bawah dari menara distilasi yaitu produk berupa
dibutyl phthalate dibawa ke tangki penyimpanan produk.
d. Pelapis kertas
1.4.3 Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku, Bahan Pembantu dan
13
Sifat Kimia (Kirk Othmer, 1998)
2. n-Butanol
14
Sifat Kimia (Kirk Orthmer, 1998)
1. Esterifikasi
2. Dehidrasi
b. Bahan Pembantu
15
- Rumus molekul : H2SO4
1. Bersifat korosif
Sifat Fisik
16
- Kelarutan dalam air : sangat larut
c. Produk
17
- Titik didih (1 atm) : 340 oC
18