Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan negara keempat terbesar jumlah penduduknya
di dunia. Dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tingkat ekonomi
penduduk juga semakin besar. Sesuai dengan fokus kebijakan Presiden
Republik Indonesia yaitu pemerataan ekonomi yang berkeadilan bagi seluruh
rakyat Indonesia. Hal ini salah satunya dapat terwujud dengan adanya
industri. Menurut data Kementerian Republik Indonesia menyatakan bahwa
dengan adanya industri dapat menyerap tenaga kerja sekitar 15,39 juta orang
pada tahun 2014 dan hingga triwulan kedua tahun 2017 mencapai 16,57 juta
orang. Angka ini diprediksi akan meningkat mencapai 17,11 juta orang pada
tahun 2019. Salah satu industri yang memegang peranan penting bagi roda
ekonomi adalah industri kimia. Selain dapat menyerap tenaga kerja, dengan
ada industri kimia dapat menghentikan ketergantungan industri lain membeli
bahan baku secara impor. Salah satu bahan baku tersebut adalah Propilen
Glikol.
Propilen glikol adalah zat kimia dengan rumus kimia C3H8O2.
Berdasarkan tata nama IUPAC, 1,2-propanediol, mempunyai karakteristik
yaitu larutan jernih, kental, sedikit berbau, sedikit manis, dan tekanan uap
yang rendah. Secara komersial, propilen glikol dapat dibagi menjadi 2 yaitu
Propylene Glycol Industrial (PGI) dan Propylene Glycol USP (United State
Pharmacopia) (Martin dan Murphy,2000). Propylene Glycol Industrial dapat
digunakan sebagai salah satu bahan baku industri polyester. Sedangakan
Propylene Glycol USP dapat digunakan sebagai campuran makanan, obat-
obatan, kosmetik, dan beberapa aplikasi lain yang kemungkinan dapat
terserap di kulit (Martin dan Murphy, 2000).
Berdasarkan Data Pusat Statistik, sejak tahun 2007 hingga 2016
Indonesia mengimpor propilen glikol sebagai bahan baku industri sekitar 30
ribu ton per tahun. Kebutuhan tersebut diprediksi akan meningkat pada tahun

1
berikutnya. Selain memenuhi kebutuhan dalam negeri, propilen glikol dapat
diekspor ke luar negeri. Hal ini sangat menguntungkan bagi Indonesia yaitu
meningkatkan devisa. Oleh karena itu melihat peluang dan beberapa
keuntungan diatas, maka layak didirikan di Indonesia.

1.2. Kapasitas Prarancangan Pabrik


Kapasitas produksi dapat diartikan sebagai jumlah maksimal produksi
yang dapat diproduksi suatu pabrik dalam satu tahun. Pabrik yang didirikan
harus mempunyai kapasitas produksi yang optimal yaitu jumlah dan jenis
produk yang dihasilkan harus dapat menghasilkan laba yang maksimal.
Dalam menentukan kapasitas prarancangan pabrik diperlukan
beberapa pertimbangan diantaranya yaitu kebutuhan produk di Indonesia,
ketersediaan bahan baku, dan kapasitas pabrik sejenis yang sudah beroperasi.
Pada prarancangan pabrik propilen glikol ini direncanakan berkapasitas
65.000 ton/tahun dengan pertimbangan sebagai berikut :
1.2.1 Kebutuhan Propilen Glikol di Indonesia
Kebutuhan propilen glikol di Indonesia tiap tahunnya cenderung
mengalami peningkatan. Saat ini belum ada perusahaan di Indonesia
yang memproduksi propilen glikol sehingga seluruh kebutuhan industri
yang membutuhkan propilen glikol di dalam negeri masih harus
mengandalkan impor.

40000
35000
30000
Kebutuhan (Ton)

25000
20000
15000
10000
5000
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Tahun
Gambar 1.1 Grafik Kebutuhan Propilen Glikol tahun 2007-2016
(Badan Pusat Statistik, 2017)

2
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa kebutuhan impor
propilen glikol di Indonesia mengalami kenaikan rata-rata 7,3% tiap
tahunnya. Diperkirakan, kebutuhan Propilen Glikol yang akan terus
meningkat pada tahun-tahun berikutnya. Sehingga dapat diperoleh
proyeksi kebutuhan Propilen Glikol pada tahun 2017 sampai 2021 yang
dapat dilihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Proyeksi kebutuhan propilen glikol di Indonesia

Tahun Kebutuhan Impor (Ton)

2017 39431,01

2018 42309,47

2019 45398,06

2020 48712,12

2021 52268,10

Berdasarkan kenaikan jumlah kebutuhan impor tiap tahunnya


yang mengalami peningkatan dengan angka kenaikan impor rata-rata
sebesar 7,3% tiap tahunnya diperkirakan jumlah kebutuhan propilen
glikol di Indonesia yang harus dapat dipenuhi pada tahun 2021 sebesar
52268,1 ton/tahun.

1.2.2 Kapasitas Rancangan Minimum


Berdasarkan data pada Tabel 1.2 di bawah ini, diketahui bahwa
pabrik yang sudah beroperasi dengan kapasitas minimum adalah SKC
Chemical Ulsan dengan kapasitas produksi 50.000 ton/tahun dan pabrik
dengan kapasitas terbesar adalah Lyondell Bayport Texas dengan
kapasitas 250.000 ton/tahun. Kapasitas pendirian satu pabrik harus
berada di atas kapasitas minimal, atau paling tidak harus sama dengan
kapasitas pabrik yang sedang berjalan. Kapasitas pabrik yang
menguntungkan berkisar antara 22.000-275.000 ton/tahun (Meyers,
1986). Berikut ini merupakan beberapa pabrik propilen glikol yang telah
didirikan dan beroperasi di luar negeri :

3
Tabel 1.2 Pabrik Propilen Glikol di Dunia (CIC, Industri Kimia
Terpilih, November 2012)

Kapasitas
No Nama Perusahaan Lokasi
(Ton/Tahun)
1 Dow Chemical Company- Freeport Texas Amerika Serikat 160.000
2 Lyondell Bayport Texas Amerika Serikat 250.000
3 Arco Chemucal Co Amerika Serikat 140.000
4 Sintorgan Argentina 140.000
5 Dow Chemical (Australia) Ltd Australia 100.000
6 Dow Quirnica Brazil 120.000
7 Arrow Chemical Group Corp Cina 80.000
8 Shanghai Gaoqiao Petrochemical Cina 200.000
9 Sumitomo Chemical Jepang 90.000
10 Nihon Oxirane Sodegaura Jepang 90.000
11 Asahi Denka Koygo KK Jepang 180.000
12 Asahi Glass CO Ltd Jepang 150.000
13 Mitsui Toatsu Chemical Inc Jepang 140.000
14 Showa Denko KK Jepang 120.000
15 Tokyo Junyako Koygo Jepang 80.000
16 Endolchemie GmbH Jerman 110.000
17 Haarman & Reiner GmbH Jerman 66.000
18 SKC Chemical Ulsan Korea Selatan 50.000
19 Yukong ARCO Chemical Korea Selatan 130.000
20 Shell Jurong Island Singapore 90.000
21 Seraya Chemicals Singapore 65.000
22 Chiung Long Petrochemical Co Ltd Taiwan 100.000
23 Dow Chemical Company- Map Ta Phut Thailand 150.000

Berdasarkan Tabel 1.1 dimana kebutuhan Propilen Glikol pada


tahun 2021 didapatkan sebesar 52.268,1 ton/tahun yang dikaitkan dengan
pabrik yang sudah berdiri, maka pabrik Propilen Glikol ini direncanakan
memiliki kapasitas 65.000 ton/tahun sama dengan kapasitas salah satu
pabrik yang sedang berjalan. Diharapkan perancangan pabrik ini dapat

4
memenuhi kebutuhan Propilen Glikol di Indonesia dan sisanya dapat
diekspor untuk dapat memenuhi kebutuhan Propilen Glikol di dunia
khususnya di wilayah Asia sehingga dapat menambah devisa negara.

1.3. Tinjauan Proses


1.3.1 Macam-Macam Proses Pembuatan Propilen Glikol
Secara komersial, Proses pembuatan Propilen Glikol dapat dibagi
menjadi 2 yaitu sebagai berikut :
1. Hidrolisis Propilen Oksida
Propilen Glikol dapat diproduksi dengan proses hidrolisis
yaitu mencampurkan propilen oksida dengan air secara berlebih
(Martin dan Murphy, 2000). Proses hidrolisis dapat terjadi secara
katalitik asam atau basa maupun non katalitik.
a. Hidrolisis propilen oksida tanpa menggunakan katalis
Reaksi :

Secara stokiometri, propilen oksida direaksikan


menggunakan air yang berlebih dengan perbandingan mol 1:15
pada suhu 120-190 0C dan tekanan 20 atm. Produk yang
dihasilkan 90% propilen glikol dan 10% produk samping yaitu
Dipropilen dan Tripopilen Glikol (Martin dan Murphy, 2000).
Konsekuensinya, ketiga produk yang dihasilkan secara simultan
dan dapat dipisahkan dengan destilasi (Ullmann, 1997).

5
b. Hidrolisis propilen oksida dengan menggunakan katalis asam
Reaksi :

Menurut penelitian dari Benham dan Kurata (1955)


menyatakan bahwa Propilen Glikol dapat diproduksi dengan
proses hidrolisis Propilen Oksida dan air dengan menambahkan
0,1% wt asam sulfat sebagai katalis. Proses berlangsung pada
reaktor PFR pada suhu 52 0C dan tekanan 3 atm. Setelah produk
keluar reaktor juga perlu dinetralisasi.
Sedangkan menurut Chan dan Seider (2004) menyatakan
bahwa Sodium Peroksida merupakan zat yang cocok
menetralisasi produk keluar reaktor. Titik didih Propilen
Oksida yang sangat rendah, mak kontrol suhu sangat penting di
dalam campuran. Hal ini dikarenakan untuk menjaga reaksi
berjalan dalam fase cair. Selain itu perlu ditambahkan zat lain
seperti metanol untuk mencegah fase split.
c. Hidrolisis propilen oksida dengan menggunakan katalis basa
Reaksi :

Propilen Glikol dapat diproduksi melalui proses hidrolis


Propilen Oksida dan air dengan menambahkan NaOH sebagai
katalis. Proses berlangsung pada reaktor CSTR pada suhu 70
0
C dan tekanan 1 atm. (Kirk dan Othmer, 1978).

6
2. Hidrogenasi Gliserol

Propilen Glikol dapat diproduksi melalui proses hidrogenasi


gliserol dengan bantuan katalis berupa 2,5% Cobalt, 0,45%
Palladium, dan 2,4% Renium yang berlangsung pada suhu 160-
240 0C dan tekanan 27-109 atm. Dari proses ini didapatkan
konversi sebesar 75-77 % serta selektivitas terhadap Propilen
Glikol sebesar 92-93% (Frye et al., 2015)
Proses ini menghasilkan reaksi samping yaitu 3,5% Etilen
glikol, 2,3% Sodium laktat, 0,4% Metanol, 0,2% Etanol, dan 0,5%
propanol sehingga sulit dalam pemisahan. Selain itu, Gliserol yang
dibutuhkan harus mempunyai kandungan bebas air hingga 90%.
Hal ini dikarenakan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak
diinginkan seperti stabilitas Propilen Glikol. Oleh karena itu,
diperlukan suatu proses pemisahan di awal sehingga hal ini
menyebabkan kenaikan biaya keseluruhan (Frye et al., 2015).

Jadi, berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomi dari beberapa


proses diatas dan pertimbangan mengenai kondisi proses, konversi,
selektivitas, serta ekonomi dari berbagai proses pembuatan propilen
glikol sesuai pada Tabel 1.3 maka proses yang dipilih adalah proses
hidrolisis propilen oksida tanpa menggunakan katalis.

7
Tabel 1.3 Macam-Macam Proses Pembuatan Propilen Glikol

Jenis Proses
Parameter Hidrolisis Propilen Oksida Hidrolisis Propilen Oksida Hidrolisis Propilen Oksida Hidrogenasi Gliserol dengan
Tanpa Katalis dengan Katalis Asam dengan Katalis Basa Katalis
Reaktan Propilen Oksida dan Air Propilen Oksida dan Air Propilen Oksida dan Air Gliserol dan Hidrogen
Suhu Operasi 120-190 0C 52 0C 70 0C 160-240 0C
Tekanan Operasi 20 atm 3 atm 1 atm 27-109 atm
Fase Reaksi Cair Cair Cair Cair
Jenis Reaktor PFR PFR CSTR Packed Bed
Konversi 90% 85% 70% 75-77%
2,5% Kobalt
Katalis - 0,1% H2SO4 NaOH 0,45% Paladium
2,4% Renium
Proses ini menghasilkan reaksi
Propilen oksida direaksikan Keluar reaktor perlu dinetralisasi Proses ini menghasilkan isomer
samping yaitu 3,5% Etilen glikol,
menggunakan air yang dengan Sodium peroksida. Selain diglikol yang tidak diinginkan.
2,3% Sodium laktat, 0,4%
Kelemahan berlebih dengan perbandingan itu, dibutuhkan zat tambahan Lebih banyak menghasilkan
Metanol, 0,2% Etanol, dan 0,5%
mol 1:15 pada tekanan yang yaitu metanol untuk mencegah glikol tingkat tinggi (Mc.Ketta,
propanol sehingga sulit dalam
tinggi split (Chan dan Seider, 2004). 1990).
pemisahan.
Sumber (Martin dan Murphy, 2000) (Benham dan Kurata, 1955) (Kirk dan Othmer, 1978) (Frye et al., 2015)

8
1.3.2 Kegunaan Produk
Sebanyak 45 % Propilen Glikol digunakan dalam pembuatan
resin polyester tidak jenuh (Kirk dan Othmer, 1978). Resin yang
dihasilkan terlarut dalam stiren dan monomer polimer lainnya, yang
kemudian diisi dengan pecahan gelas, inisiator polimerisasi peroksida,
dan zat tambahan lainnya membentuk material yang lebih keras hingga
dapat diaplikasikan pada otomotif, fiber glass, dan konstruksi (Ullmann,
1997). Selain itu, Propilen Glikol dapat diaplikasikan dalam bidang
makanan dan obat-obatan. Menurut, Badan Pengawas Obat dan Makanan
Amerika Serikat menyatakan bahwa Propilen Glikol dapat digunakan
dalam humektan, pelarut, dan pengawet makanan dan makanan ternak.
Sedangkan dalam pengolahan makanan dapat diaplikasikan sebagai
pelumas mesin, pelarut langsung, pembungkus, dan zat pendingin dalam
mesin pendingin (Ullmann, 1997).
Propilen Glikol apabila dikombinasikan dengan di- dan
tripropilen glikol dapat digunakan sebagai pelumas. Selain itu, Propilen
Glikol dapat dicampurkan pada berbagai cat lateks sehingga
menghasilkan cat yang tahan dalam kondisi panas maupun kering. Serta
aplikasi penggunaan propilen glikol yang lainnya seperti humektan pada
tembakau, detergen, dan lain sebagainya (Ullmann, 1997).
Sedangkan produk samping yaitu Dipropilen dan Tripopilen
Glikol dapat digunakan sebagai campuran dalam tinta dan cat
dikarenakan kedua zat tersebut terlarut sempurna dengan zat warna dan
zat pengikat lainnya (Ullmann, 1997).

1.3.3 Sifat Fisis, Kimia Bahan Baku dan Produk Reaksi


1. Bahan Baku
a. Propilen oksida
Rumus molekul : C3H6O
 Sifat Fisik
- Fase dan warna : cair tak berwarna
- Berat molekul : 58,081 g/mol

9
- Titik Didih : 34,23℃ (1 atm)
- Titik Leleh : -111,93℃ (1 atm)
- Densitas : 312 kg/m3
- Viskositas : 0,36 Cp (10℃)
- Panas pelarutan : -45 kJ/kg (25℃)
- Spesific heat : 0,48 cal/g℃ (20℃)
- Entalpi standar : 248 kJ/kg
- Kelarutan dalam air : 40,5% (20℃)
(Ullmann, 1997)
 Sifat Kimia
- Bereaksi dengan air baik dengan dan tanpa katalis asam
maupun basa akan menghasilkan mono, di, tri dan 1,2 propilen
glikol
(Ullmann, 1997)

b. Air
Rumus molekul : H2O
 Sifat Fisik
- Fase dan warna : cair tak berwarna
- Berat molekul : 18,01 g/mol
- Titik Didih : 100℃ (1 atm)
- Titik Leleh : 0℃
- Densitas : 1 g/cm3
- Viskositas : 0,69 Cp
- Indeks bias : 1,333
- Heat of fusion : 1,43 kcal/gmol
- Heat of vaporization : 9,71 kcal/gmol
- Heat of formation : -68,31 kcal/gmol
(Perry’s Handbook, 2008)
 Sifat Kimia
- Melarutkan zat cair, padat, dan gas.
- Merupakan reagen penghidrolisa dalam proses hidrolisis.

10
2. Produk
a. Propilen glikol
Rumus molekul : C3H8O2
 Sifat fisik pada P= 1 atm, T= 25℃
- Berat molekul : 76,1 g/mol
- Titik didih : 187,4℃
- Titik leleh : ≤ 60℃
- Densitas : 1,032 g/ml
- Viskositas : 48,6 cp
- Tekanan uap : 0,017 kPa
- Specific heat : 2,51 J/ g.K
- Konduktivitas panas : 0,2061 W/ m.K
- Panas pembentukan : -422 kJ/mol
- Panas penguapan : 67 kJ/mol
(Martin dan Murphy, 2000)
 Sifat kimia
- Sifat kimia Propilen Glikol didasarkan pada gugus
hidroksilnya dan tipe reaksinya dengan alkohol.
(Ullmann, 1997)

b. Dipropilen glikol
Rumus molekul : C6H14O3
 Sifat fisik pada P= 1 atm, T= 25℃
- Berat molekul : 134,2
- Titik didih : 232,2℃
- Titik leleh : ≤ 40℃
- Densitas : 1,022 g/ml
- Viskositas : 75 cp
- Tekanan uap : 0,0021 kPa
- Specific heat : 2,18 J/ g.K
- Konduktivitas panas : 0,1672 W/ m.K
- Panas pembentukan : -628 kJ/mol

11
- Panas penguapan : 45,4 kJ/mol
(Martin dan Murphy, 2000)
 Sifat kimia
- Dapat terdekomposisi menjadi karbon monoksida dan karbon
dioksida.
(Kirk dan Othmer, 1978)

c. Tripropilen glikol
Rumus molekul : C9H20O4
 Sifat fisik pada P= 1 atm, T= 25℃
- Berat molekul : 192,3
- Titik didih : 265,1℃
- Titik leleh : ≤ 30℃
- Densitas : 1,019 g/ml
- Viskositas : 57,2 cp
- Tekanan uap : 0,0003 kPa
- Specific heat : 1,97 J/ g.K
- Konduktivitas panas : 0,1582 W/ m.K
- Panas pembentukan : -833 kJ/mol
- Panas penguapan : 35,4 kJ/mol
(Martin dan Murphy, 2000)
 Sifat kimia
- Dapat terdekomposisi menjadi karbon monoksida dan karbon
dioksida.
(Kirk dan Othmer, 1978)

1.4. Pemilihan Lokasi Pabrik


1.4.1. Ketersediaan Bahan Baku
Keberlangsungan produksi suatu pabrik sangat ditentukan oleh
ketersediaan bahan baku. Pada proses pembuatan Propilen Glikol,
dibutuhkan bahan baku berupa proplen oksida dan air. Propilen oksida
diperoleh dari Shell Eastern Petroleum Pte Ltd yang berada di Singapura

12
yang berkapasitas 500.000 ton/tahun. Sedangkan kebutuhan air dapat
diperoleh dari air laut.

1.4.2. Pertimbangan Lokasi Pabrik


Lokasi pabrik sangat berpengaruh terhadap lancarnya kegiatan
yang ada di pabrik. Oleh karena itu, pemilihan lokasi yang secara teknis
maupun ekonomis baik, dipengaruhi oleh beberapa pertimbangan
diantaranya jarak dengan sumber bahan baku, pasar, utilitas, transportasi,
dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa kota yang berpeluang sebagai lokasi
pendirian pabrik Propilen glikol adalah Medan, Palembang, dan Cilegon.
Dari ketiga kota tersebut akan dipilih yang terbaik. Berikut ini penjelasan
dari ketiga kota tersebut :
a. Medan
Medan adalah ibukota dari Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan
letak bahan baku, Medan termasuk kota yang dekat dengan sumber
bahan baku yaitu Singapura. Hal ini juga didukung bahwa Medan
mempunyai pelabuhan ekspor impor yaitu Pelabuhan Belawan. Selain
itu kondisi transportasi darat di Medan juga cukup memadai. Sedangkan
berdasarkan letak pasar, Propilen Glikol dapat dipasarkan ke PT.
Unilever Oleochemical Indonesia Tbk yang terletak di Kota
Simalungun. Sementara berdasarkan penyediaan utilitas seperti pasokan
listrik maka dimungkinkan akan menggunakan pasokan listrik dari
PLTU dan PLTG Belawan. Sementara untuk Upah Minimum Regional
(UMR) tenaga kerja adalah sebesar Rp 1.961.354.
b. Palembang
Palembang adalah ibukota dari Provinsi Sumatera Selatan.
Berdasarkan letak bahan baku, Palembang termasuk kota yang dekat
dengan sumber bahan baku yaitu Singapura. Hal ini juga didukung
bahwa Palembang mempunyai pelabuhan ekspor impor yaitu
Pelabuhan Tanjung Api-Api. Selain itu kondisi transportasi darat di
Palembang juga cukup memadai. Sedangkan berdasarkan letak pasar,

13
Propilen Glikol dapat dipasarkan di Pulau Sumatra dan Pulau Jawa.
Sementara berdasarkan penyediaan utilitas seperti pasokan listrik maka
dimungkinkan akan menggunakan pasokan listrik PT. PLN (Persero)
WS2JB. Sementara untuk Upah Minimum Regional (UMR) tenaga
kerja adalah sebesar Rp 2.388.000.
c. Cilegon
Cilegon adalah kota yang terletak di Provinsi Banten. Bahan baku
propilen oksida yang diimpor dari Singapura, maka lokasi pabrik harus
dekat dengan pelabuhan untuk memudahkan transportasi. Salah satu
pelabuhan yang ada yaitu Pelabuhan Indonesia II. Sementara untuk
transportasi darat, kawasan Cilegon juga menyediakan jalan raya
maupun jalan tol dalam kondisi memadai. Sedangkan berdasarkan letak
pasar, Propilen Glikol dapat dipasarkan di beberapa pabrik seperti PT.
Unilever Indonesia Tbk di Cikarang, Jawa Barat, PT. Paragon
Technology Innovation (PTI) di Kawasan Industri Cibodas, Tangerang,
PT. Sari Ayu Indonesia di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta,
Procter and Gamble (P&G) di Kawasan Industri Sukamakmur,
Karawang, Jawa Barat, dan lain sebagainya. Sementara berdasarkan
penyediaan utilitas seperti pasokan listrik maka dimungkinkan akan
menggunakan pasokan listrik dari PLN yang dipasok dari unit Suralaya.
Sementara untuk Upah Minimum Regional (UMR) tenaga kerja adalah
sebesar Rp 1.931.180.

Dari ketiga lokasi diatas, maka pemilihan lokasi dapat dilakukan


dengan memberikan penilaian terhadap lokasi tersebut berdasarkan
beberapa pertimbangan seperti letak bahan baku, pasar, kondisi
transportasi darat, penyediaan utilitas seperti pasokan listrik, dan upah
tenaga kerja. Berikut ini adalah table penilaian dari ketiga lokasi
tersebut.

14
Tabel 1.4. Penilaian Lokasi Pabrik Berdasarkan Beberapa
Pertimbangan
Letak
Transportasi Tenaga
Lokasi Bahan Pasar Utilitas
Darat Kerja
Baku
Medan 9 9 9 9 9
Palembang 10 9 10 9 8
Cilegon 7 10 9 9 10

Dari Tabel 1.4 diatas dapat disimpulkan bahwa pabrik Propilen


Glikol akan didirikan di Palembang, Sumatera Selatan. Propilen Glikol
tepatnya akan berdiri di Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api
yang terletak di Banyuasin, Sumatra Selatan. Berikut ini adalah letak
geografis Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api, Banyuasin,
Sumatra Selatan.

Gambar 1.2 Peta Lokasi Rencana Pendirian Pabrik

Pemilihan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api sebagai


lokasi pabrik dikarenakan beberapa faktor diantaranya sebagai berikut.
1. Letak Bahan Baku
Sumber bahan baku adalah faktor yang paling penting dalam
pemilihan lokasi pabrik, dimana dalam proses produksi pabrik sangat

15
bergantung pada ketersediaan bahan baku ini. Bahan baku produksi
propilen glikol adalah propilen oksida dan air. Mengingat bahan baku
propilen oksida perlu diimpor dari Shell Eastern Petroleum Pte Ltd,
Singapura maka lokasi pabrik harus berada dekat dengan pelabuhan
untuk mempermudah transportasi. Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung
Api-Api terletak berdekatan dengan Pelabuhan Tanjung Api-Api yaitu
pelabuhan ekspor impor di Palembang.
2. Pasar
Pemilihan lokasi pasar didasarkan akan minat konsumen, biaya
produk dan biaya transportasi pengiriman produk. Produk propilen
glikol sebagian besar ditujukan bagi industri di Indonesia. Selain itu,
Produksi juga dimaksudkan untuk ekspor, sehingga pemilihan lokasi
tepat karena dekat dengan pelabuhan ekspor impor. Mengingat
termasuk dalam weight gain product maka lokasi yang strategis lebih
menguntungkan konsumen.
3. Sarana Transportasi
Lokasi pabrik harus dekat dengan akses yang mudah dicapai
sehingga tidak sulit dalam pengiriman bahan baku dan pengiriman
produk. Kawasan Ekonomi Khusus didukung oleh beberapa akses
diantara Jalan Nasional Palembang-Tanjung Api-Api, Jalan Tol
Palembang-Tanjung Api-Api, akses menuju Pelabuhan Boom Baru dan
Pelabuhan Tanjung Carat, serta jalur kereta api dengan rute Kertapati-
Simpang-Tanjung Api-Api dan Muara Enim-Tanjung Api-Api.
4. Tenaga Kerja
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kepadatan
penduduk yang tinggi, sehingga masalah penyediaan tenaga kerja mulai
dari tenaga kasar sampai tenaga ahli diharapkan mudah terpenuhi
melalui recruitment.
5. Utilitas
Utilitas utama yang diperlukan antara lain penyediaan air, bahan
bakar, dan listrik. Untuk kebutuhan air dapat dipenuhi dari air laut.
Kebutuhan bahan bakar dapat diperoleh dari kerjasama dengan pihak

16
lain sedangkan kebutuhan listrik dapat diperoleh dari gardu listrik yang
berada di Kawasan Ekonomi Khusus dengan kapasitas 2x30 MW.
6. Perluasan Areal Pabrik
Kawasan Ekonomi Khusus ini memiliki kondisi tanah yang relatif
masih sangat luas areanya dan merupakan tanah datar, dengan kondisi
iklim yang relatif stabil sepanjang tahun sangat menguntungkan
sehingga memungkinkan adanya perluasan area tanpa mengganggu
permukiman penduduk disamping sebagai salah satu kawasan industri
di Indonesia sehingga manajemen dampak lingkungan dapat dikelola
dengan baik.
7. Kebijakan Pemerintah
Lokasi pabrik yang dipilih merupakan daerah kawasan yang saat
ini sedang dikembangkan oleh pemerintah pusat dan daerah. Kawasan
Ekonomi Khusus menjadi kawasan percontohan yang diyakini dapat
menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatra
Selatan sehingga pemerintah daerah akan banyak memberikan
kemudahan bagi industri baru yang akan didirikan di sana terutama
dalam hal perizinan yang menyangkut kebijakan pemerintah baik.

17

Anda mungkin juga menyukai