Anda di halaman 1dari 13

Prarancangan Pabrik

Phthalic Anhydride Proses Oksidasi Naphthalene


Kapasitas 70.000 ton / tahun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Indonesia sebagai negara berkembang dalam era globalisasi ini semakin
banyak melakukan pembangunan disegala bidang, salah satunya adalah
pembangunan diberbagai bidang industri termasuk di dalamnya industri kimia.
Kebijakan pemerintah dalam industri, terutama dengan didirikannya
pabrik-pabrik kimia di Indonesia diharapkan dapat mengurangi ketergantungan
dengan negara lain. Pabrik phthalic anhydride (PAN) merupakan industri kimia
bermutu, bernilai tinggi, padat ketrampilan dan padat teknologi.
Phthalic anhydride (C8H4O3) adalah senyawa kimia yang berbentuk kristal
berwarna putih dan berbau apak. Phthalic anhydride adalah bahan intermediate
yang merupakan bahan baku bagi industri lain. Phthalic anhydride bereaksi
langsung dengan alkohol, glikol dan gliserin membentuk ester yang digunakan
dalam plasticizer, resin, polyester, kendaraan bermotor, perahu, bak mandi,
ruangan shower, alkid resin (cat minyak), dan pewarna intermediate.
Phthalic anhydride utamanya dikonsumsi oleh industri yang memproduksi
phthalate plasticizer (56 % dari total industri), diikuti oleh industri unsaturated
polyester dan alkid resin sebanyak 17 % dari total produksi. Selain itu phthalic
anhydride juga digunakan oleh industri yang memproduksi halogenated
anhydride, polyester polyalcohol, pigmen, parfum dan obat-obatan serta penolak
serangga.
Penggunaan utama dari phthalic anhydride adalah sebagai zat intermediate
dalam produksi plastik dan vinyl chloride. Phthalate esters yang berfungsi sebagai
plasticizer didapatkan dari phthalic anhydride. Phthalic anhydride memiliki
kegunaan yang besar dalam memproduksi resin-resin polyester dan penggunaan
yang lebih kecil dalam memproduksi alkyd resin yang digunakan dalam cat dan
pernis, pewarna tertentu (anthraquinon, phtalein, rhodamin, phthalasionin,
fluorescein), penolak serangga dan urethane polyester polyol.

Winarti Astuti
D 500 030 002
1
Prarancangan Pabrik 2
Phthalic Anhydride Proses Oksidasi Naphthalene
Kapasitas 70.000 ton / tahun

Perkembangan industri yang memakai PAN memacu peningkatan


kebutuhan PAN dalam negeri dari tahun ke tahun., untuk pasar Asia Tenggara dan
Timur Tengah diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,8% dan 7,4%. Meskipun PAN
telah diprodruksi di dalam negeri tetapi kapasitas pabrik yang ada tidak dapat
memenuhi kebutuhan PAN dalam negeri, ditandai dengan masih besarnya jumlah
impor PAN pada tahun 2004 sebesar 25.888,058 ton/tahun.
Bahan baku yang dapat digunakan untuk memproduksi phthalic anhydride
adalah naphthalene dan o-xylene. Kebutuhan bahan baku ini masih didapatkan
dengan cara mengimpor dikarenakan tidak adanya industri dalam negeri yang
memproduksi kedua bahan baku tersebut. Impor terbanyak didapat dari negara
Singapura yang jaraknya relatif dekat dengan Indonesia, kontrak kerjasama perlu
diadakan dengan penyadia bahan baku sehingga kelangsungan kebutuhan bahan
baku dapat diandalkan.
Pendirian pabrik phthalic anhydride sangat menguntungkan dilihat dari
segi ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari harga produk phthalic anhydride yang
lebih tinggi dari bahan bakunya yaitu naphthalene. Satu kilogram phthalic
anhydride membutuhkan naphthalene sebanyak 0,98 kg, sehingga dilihat dari
harga phthalic anhydride maupun naphthalene pabrik ini sangat menguntungkan.
Bahan baku yang berupa naphthalene bersifat tidak larut dalam air, dalam
kondisi normal jumlah naphthalene yang dapat dilepaskan ke lingkungan sangat
kecil sehingga tidak membahayakan. Lebih lanjutnya, jika naphthalene lepas ke
lingkungan maka dampak yang akan ditimbulkan sangat kecil karena naphthalene
bersifat mudah menguap (volatil), untuk mencapai separuh konsentrasi awalnya
dibutuhkan waktu 4,2 sampai 7,3 jam.
Produk yang berupa phthalic anhydride, bahan ini memiliki sifat dapat
larut dalam air, di dalam air atau tanah yang lembab ia akan bereaksi membentuk
asam phthalic, karena sifatnya yang mudah bereaksi itulah maka phthalic
anhydride tidaklah berbahaya bagi lingkungan. Mikroorganisme yang hidup di air
maupun tanah juga dapat memecah phthalic anhydride.
Pendirian pabrik phthalic anhydride sejalan dengan kebijakan pemerintah
yang akan memacu pertumbuhan industri lain yang menyediakan bahan baku dan

Winarti Astuti
D 500 030 002
Prarancangan Pabrik 3
Phthalic Anhydride Proses Oksidasi Naphthalene
Kapasitas 70.000 ton / tahun

pembantu untuk proses pembuatan PAN, maupun industri lain yang menggunakan
bahan PAN. Pertumbuhan industri tersebut dapat menyerap tenaga kerja lebih
banyak dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini akan meningkatkan
stabilitas keamanan, tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat.
Kesimpulannya pendirian pabrik phthalic anhydride dengan bahan baku
naphthalene layak untuk didirikan.

1.2. Kapasitas Rancangan


Penentuan kapasitas rancangan pabrik phthalic anhydride dipengaruhi oleh
beberapa hal, yaitu perkiraan kebutuhan phthalic anhydride dunia dan dalam
negeri, kapasitas ekonomi minimal serta ketersediaan bahan baku.
1.2.1 Perkiraan kebutuhan dunia dan dalam negeri
Produksi phthalic anhydride dunia tercatat sebesar 3,2 juta ton
pada tahun 2000, untuk pangsa pasar terbesar yaitu plasticizer di Amerika
Serikat, Eropa Barat dan Jepang diperkirakan akan tumbuh di bawah 2%
per tahun antara tahun 2000 sampai 2005, berlawanan dengan pasar Asia
Tenggara dan Timur Tengah diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,8% dan
7,4%. Di Indonesia phthalic anhydride digunakan untuk industri dioctyl
phthalate (DOP) sebesar 44%, alkyd resin 31%, unsaturated polyester
resin 23% dan lainnya 12%.
Jumlah import phthalic anhydride nasional rata-rata per tahun
mengalami peningkatan seperti terlihat pada Tabel 1 Hal ini disebabkan
adanya perkembangan sektor industri yang menggunakan bahan baku
phthalic anhydride.

Winarti Astuti
D 500 030 002
Prarancangan Pabrik 4
Phthalic Anhydride Proses Oksidasi Naphthalene
Kapasitas 70.000 ton / tahun

Tabel 1. Jumlah Import phthalic anhydride


Tahun Import (ton/tahun)
2000 7.981,265
2001 5.840,848
2002 3.383,040
2003 5.354,847
2004 25.888,058
2005 11.506,686
2006 10.568,600
(BPS Semarang, 2006)
Kenaikan import phthalic anhydride diperkirakan pada tahun 2012
sekitar 23.446,2 ton / tahun.
1.2.2 Kapasitas Ekonomi Niminal
Kapasitas minimal yang ada dapat memberikan keuntungan pada
pendirian pabrik phthalic anhydride ini adalah 20.000 ton per tahun. Telah
berdiri lebih dari 110 pabrik di dunia berkapasitas antara 20.000 – 50.000
ton per tahun. Salah satu pabrik yang beroperasi pada kapasitas minimal
dan dapat memberikan keuntungan adalah State Authority Co, yang
belokasi di Yugoslavia. (Faith Keyes, 1961)
Penentuan kapasitas rancangan harus lebih dari kapasitas minimal
agar dapat mendatangkan keuntungan dan memenuhi kebutuhan dalam
negeri. Import phthalic anhydride pada tahun 2012 diperkirakan lebih dari
23.446,2 ton per tahun, masih diatas kapasitas minimal. Di Indonesia baru
terdapat 2 pabrik yang memproduksi phthalic anhydride yaitu
PT. Petrowidada berkapasitas 70.000 ton per tahun dengan kenaikan
produksi 15% per tahun dan PT. Indochem dengan kapasitas produksi
30.000 ton per tahun dan kenaikan produksi 20% per tahun. Total produksi
kedua pabrik itu belum mampu memenuhi kebutuhan total dalam negeri
terlihat dari meningkatnya volum import phthalic anhydride dari tahun ke
tahun.
(CIC, 2001)

Winarti Astuti
D 500 030 002
Prarancangan Pabrik 5
Phthalic Anhydride Proses Oksidasi Naphthalene
Kapasitas 70.000 ton / tahun

1.2.3 Ketersediaan Bahan Baku


Bahan baku berupa naphthalene untuk pembuatan phthalic
anhydride masih diimpor dari negara China. Sedangkan untuk udara
diambil dari lingkungan sekitar.

Perancangan pabrik phthalic anhydride yang direncanakan beroperasi


tahun 2012 dipilih kapasitas produksi sebesar 70.000 ton/tahun, dengan prioritas
utama memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga dapat mengurangi
pengeluaran negara.

1.3. Penentuan Lokasi Pabrik


Pabrik phthalic anhydride ini direncanakan untuk didirikan di kawasan
industri Cilegon, Propinsi Banten dengan pertimbagan sebagai berikut:
1.3.1 Faktor Primer
Faktor ini mempengaruhi tujuan utama dari pendirian pabrik.
Tujuan utama meliputi produksi dan distribusi produk yang diatur menurut
kualitas, waktu dan tempat yang dibutuhkan konsumen dengan tingkat
harga yang wajar sedangkan pabrik masih mendapat keuntungan dalam
jumlah yang cukup. Faktor utama tersebut adalah:
1. Prospek Pasar
Daerah Cilegon merupakan kawasan industri sehingga pemasaran
produk dalam negeri akan mudah mengingat kawasan Cilegon sebagai
pusat industri polimer yang berkembang pesat dewasa ini. Kelebihan
kapasitas yang mungkin terjadi dapat dengan mudah diekspor melalui
pelabuhan yang terletak relatif dekat.
2. Letak Sumber Bahan Baku
Bahan baku naphthalene masih diimpor dari luar negeri. Cilegon
merupakan daerah yang dekat dengan pelabuhan laut, akibatnya
kebutuhan bahan baku yang diambil dari luar negeri dapat dengan
mudah didapatkan. Bahan baku yang lain yaitu udara didapat dari
lingkungan sekitar.

Winarti Astuti
D 500 030 002
Prarancangan Pabrik 6
Phthalic Anhydride Proses Oksidasi Naphthalene
Kapasitas 70.000 ton / tahun

3. Fasilitas Transportasi
Sebagai kawasan industri, sarana transportasi darat di Cilegon
sudah memadai, dan letaknya yang dekat pelabuhan semakin
memudahkan dalam pengiriman produk ke luar negeri.
4. Tenaga Kerja
Tenaga kerja ahli (skilled labour) tidak mudah didapatkan disetiap
daerah tapi biasanya banyak berada di daerah yang dekat dengan
pusat-pusat pendidikan. Cilegon merupakan kawasan industri dan
lokasinya dekat dengan ibu kota negara sebagai pusat pendidikan
sehingga mudah untuk memperoleh tenaga ahli. Karena tingginya
jumlah pengangguran maka tidaklah sulit untuk memperoleh tenaga
kerja tanpa keahlian (unskilled labour).
5. Pembangkit Listrik, Air, Iklim dan Sarana Penunjang Lainnya
Tenaga listrik untuk pabrik ini sebagian dipenuhi dengan pasokan
dari PLN, penyediaan air, utilitas serta iklim telah memenuhi
persyaratan sebagai kawasan industri.

1.3.2 . Faktor Sekunder


Faktor sekunder meliputi :
1. Harga tanah dan bangunan
Harga tanah disini telah diatur oleh pemerintah dan ditetapkan
sebagai kawasan industri.
2. Kemungkinan perluasan pabrik
Daerah Cilegon merupakan daerah dengan jumlah penduduk yang
relatif banyak, tetapi sebagai kawasan industri perluasan pemukiman
penduduk dibatasi agar upaya perluasan pabrik dapat berjalan dengan
lancar.

Winarti Astuti
D 500 030 002
Prarancangan Pabrik 7
Phthalic Anhydride Proses Oksidasi Naphthalene
Kapasitas 70.000 ton / tahun

3. Kawasan industri dan keadaan masyarakat


Peraturan daerah perlu dipelajari lebih dahulu, tetapi karena daerah
Merak dan sekitarnya telah ditetapkan sebagai kawasan industri tentunya
peraturan pemerintah daerah akan banyak membantu industri-industri
baru. Masyarakat daerah dapat dijadikan sebagai sumber tenaga kerja.

1.4. Tinjauan Pustaka


1.4.1 Macam-macam Proses
Phthalic anhydride pertama kali dibuat oleh Laurent pada tahun 1836
dengan mengoksidasi 1,2,3,4-tetrachloronaphthalene dengan asam nitrat dan
disebut naphthaleic.
Perkembangan selanjutnya dalam jumlah kecil dibuat sejumlah feedstock
orto tersubstitusi dengan proses cair dengan menggunakan pengoksida yang
mahal berupa asam nitrat atau kromat dan kalium permanganat. Pada akhir abad
ke-19 pembuatan phthalic anhydride dipatenkan oleh BASF pada tahun 1896 di
Jerman. Berbagai perbaikan proses dengan menggunakan asam sulfat
dikembangkan berikut beragam senyawa pengoksidasi dan katalis diujikan, tetapi
tidak satu pun dari metode-metode tersebut yang berhasil dan dapat menggantikan
proses asam sulfat sampai sebelum Perang Dunia I.
Pada tahun 1917 baik di Amerika Serikat maupun Jerman proses katalis
fase uap dikembangkan. Penelitian di Jerman dipusatkan pada pengoksidasi pada
temperatur rendah yang menghasilkan sistem katalis dengan umur panjang, yield
tinggi dan konversi yang rendah. Di Amerika Serikat katalis dikembangkan
dengan konversi yang tinggi pada temperatur tinggi tetapi dengan yield yang
rendah.
Banyak proses pada tahun-tahun awal perkembangan menggunakan sistem
fixed bed. Sistem fluidized bed diperkenalkan di Amerika Serikat oleh Sherwin-
Williams dan Bedger dengan beberapa perbaikan. Saat ini ada 4 proses reaksi
yang berbeda secara mendasar, yaitu:

Winarti Astuti
D 500 030 002
Prarancangan Pabrik 8
Phthalic Anhydride Proses Oksidasi Naphthalene
Kapasitas 70.000 ton / tahun

1. Oksidasi fase cair dari orto-xylen


Proses ini dikembangkan oleh Rhone Progil di Perancis. Phthalic
anhydride yang dihasilkan dengan proses ini digunakan untuk bahan baku
pabrik terephthalate acid. Pabrik phthalic anhydride dengan proses ini
didirikan di Perancis dengan kapasitas 23.000 ton per tahun. Oksidasi terjadi
pada suhu 150-245oC, dengan menggunakan katalis kombinasi kobal, mangan
dan garam bromin. Produk yang dihasilkan dengan kemurnian tinggi dengan
menggunakan beberapa dehidrator. Namun untuk memperoleh yield yang
tinggi diperlukan biaya yang sangat tinggi pula sehingga proses ini jarang
dipakai.
2. Oksidasi naphthalene dengan udara pada reaktor fluidized bed
Proses ini telah digunakan sejak 1945, meskipun 3 pabrik telah beroperasi
di Amerika Serikat dan Inggris, namun beberapa kesukaran dalam
pengoperasian dari proses ini seperti terjadinya penurunan aktivitas katalis
sehingga membutuhkan sejumlah tertentu pengganti katalis, menyebabkan
proses ini sejak tahun 1962 ditinggalkan. Prosesnya adalah naphthalene
dilewatkan pada katalis V2O5, reaksi terjadi pada suhu 340-385oC. Yield yang
dihasilkan tidak setinggi pada proses fixed bed. Kapasitas dalam proses ini
dapat dinaikan dengan menaikan tekanan operasi dan memperlama waktu
kontak naphthalene dengan katalis. Walaupun demikian, penggunaan fluidized
bed reactor dalam perkembangannya saat ini menjanjikan, terutama dengan
dukungan perkembangan kemampuan katalis.
3. Oksidasi naphthalene dengan udara pada reaktor fixed bed
Proses ini pada suhu 400-475oC, untuk mendinginkan reaktor digunakan
merkuri atau dengan mensirkulasi garam lebur (molten salt). Produk samping
berupa maleic anhydride didapat dalam jumlah banyak. Beberapa pemegang
paten untuk proses ini antara lain; Rihrol, Monsanto, Chevron-Oromite,
Scienntific Design dan Peching-Saint Gogalw.

Winarti Astuti
D 500 030 002
Prarancangan Pabrik 9
Phthalic Anhydride Proses Oksidasi Naphthalene
Kapasitas 70.000 ton / tahun

4. Oksidasi fase uap dari naphthalene /o-xylene


Saat ini proses ini paling sering digunakan untuk memproduksi phthalic
anhydride secara komersial. Naphthalene atau o-xylene direaksikan dengan
udara pada suhu 350-400oC dengan katalisator V2O5-TiO2 anatase. Yield yang
dihasilakan secara komersial adalah 93-98 kg phthalic anhydride tiap 100 kg
naphthalene. Paten untuk proses ini dipegang oleh Von Heyden, Jerman.
Pada tahun 1978 proses energi rendah mulai dikembangkan dengan
kapasitas awal 31.000 ton per tahun oleh Veba Chemie AG Bottrop Jerman
Barat dan tahun 1979 dengan kapasitas 23.000 ton per tahun oleh Stepan
Chemical Co. Taiwan. Modifikasi proses Von Heyden Low Energy Procces
dilakukan dengan rasio umpan bahan baku campuran antara o-xylene dan
udara dari 47 g/NM3 menjadi 40-60 g/NM3 dan dengan katalis modern yaitu
V2O5. Konsentrasi bahan baku campuran o-xylene dan udara dapat mencapai
90-100 g/NM3, menghasilkan yield sebesar 97-99 kg PAN dari 100 kg
naphthalene dan 110-112 kg PAN dari 100 kg o-xylene, proses ini
dikembangkan oleh Wacker Chemie GmbH.
Sedangkan proses yang dipilih pada pra-perancangan ini adalah proses
produksi phthalic anhydride dengan oksidasi naphthalene menggunakan
reaktor fluidized bed fase gas.

1.4.2. Kegunaan Produk


Phthalic anhydride merupakan produk kimia menengah, selain dapat
digunakan langsung pada beberapa industri juga dapat digunakan sebagai bahan
baku untuk pembuatan bahan lain. Beberapa industri yang menggunakan phthalic
anhydride sebagai bahan baku :
1. Industri phthalate plasticizer
Bahan ini dipakai untuk mengubah sifat-sifat fisika resin polivinil klorida.
Sebagai contoh jika phthalic anhydride direaksikan dengan etanol maka
akan menghasilkan dioctyl phthalate yang merupakan bahan dasar
pembuatan plastik.

Winarti Astuti
D 500 030 002
Prarancangan Pabrik 10
Phthalic Anhydride Proses Oksidasi Naphthalene
Kapasitas 70.000 ton / tahun

2. Industri unsaturated polyester


Bahan resin dibuat dengan reaksi kondensasi antara dikarboksilat dan
glikol. Dalam hal ini phthalic anhydride dipakai dalam pembuatan resin
yang banyak dipakai dalam bidang kosmetika, kelautan dan industri
lainnya.
3. Industri alkyd resin
Resin ini merupakan lapisan pelindung pada permukaan dinding (cat),
isolator listrik dan komponen elektronik.
4. Industri lainnya
Phthalic anhydride juga digunakan untuk membuat halogenated
anhydride dan polyester polialkohol, pigmen, parfum, obat-obatan dan
penolak serangga. (McKetta, Vol 23, 1991)

1.4.3. Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku dan Produk


Bahan Baku
1. Naphthalene
a. Sifat-sifat Fisis
ƒ Wujud, 25oC : padat
ƒ Warna : putih
ƒ Titik Leleh : 80,29oC
ƒ Titik Didih : 217,9oC
ƒ Densitas pada 20oC : 0,7858 gr/cc
ƒ Temperatur kritis : 475,2oC
ƒ Tekanan Kritis : 4051 KPa
b. Sifat-sifat Thermodinamis
ƒ Kapasitas panas, 25oC : 16,28 kal/grmoloC
ƒ Panas Penguapan : 10340 kal/mol
ƒ Panas Pembakaran : - 5158,4 kkal/mol
ƒ ∆Hf o, gas : 36,08 kkal/mol
ƒ Flash Point : 78oC
ƒ Batas flammability di udara : 1% vol

Winarti Astuti
D 500 030 002
Prarancangan Pabrik 11
Phthalic Anhydride Proses Oksidasi Naphthalene
Kapasitas 70.000 ton / tahun

c. Sifat-sifat Kimia
1. Oksidasi
Reaksi oksidasi naphthalene tergantung dari jenis zat pengoksidasi,
jenis katalis dan kondisi operasinya. Misalnya oksidasi
naphthalene dengan udara dengan katalis V2O5 pada suhu 350-
370oC akan menghasilkan phthalic anhydride. Sedangkan jika
digunakan katalis CrO3 pada suhu 25oC akan menghasilkan 3,4
naphthoquinone.
2. Sulfonasi
Pada reaksi sulfonasi naphthalene produk yang didapat sangat
tergantung dari kondisi operasinya. Sehingga jika diinginkan
produk tertentu maka perlu adanya pengaturan suhu. Misalnya
sulfonasi dengan asam sulfat pekat pada suhu rendah (60oC) maka
substitusi gugus sulfonil akan menempati posisi α. Sedangkan jika
suhu operasi dinaikkan sampai 165oC maka substitusi akan terjadi
pada posisi β. Reaksi sulfonasi naphthalene dengan penambahan
alkali banyak digunakan untuk pembuatan α-naphtol dan β-
naphtol yaitu bahan dasar pembuatan dyes (zat warna tekstil).
3. Hidrogenasi
Penambahan hidrogen pada naphthalene akan mengakibatkan
ikatan rangkap dari inti. Produk dari reaksi hidrogenasi
naphthalene tergantung pada kondisi operasi dan jenis katalis yang
digunakan. Misalnya jika naphthalene dihidrogenasi dengan media
Na-C2H5OH pada suhu dan tekanan kamar akan terbentuk
tetrahidronaphthalene. Sedangkan jika reaksi dijalankan pada suhu
25oC, tekanan 35 atm dengan katalis Pt maka yang dihasilkan
adalah dekahidronaphthalene. (Kirk Othmer,1983)

Winarti Astuti
D 500 030 002
Prarancangan Pabrik 12
Phthalic Anhydride Proses Oksidasi Naphthalene
Kapasitas 70.000 ton / tahun

2. Udara
a. Sifat-sifat Fisis
Oksigen Nitrogen
ƒ Rumus Molekul O2 N2
ƒ Wujud gas gas
ƒ Berat molekul, g/gmol 31,99 28,013
ƒ Titik beku, K 55,4 63,3
ƒ Titik didih, K, 1 atm 90,2 77,4
ƒ Suhu kritis, K 154,6 126,2
ƒ Tekanan, atm 49,8 33,5
ƒ Volum kritis, cm3//gmol 73,4 89,5
ƒ Densitas (303 K), g/l 1,237 1,149
b. Sifat-sifat Kimia
Oksigen bereaksi dengan semua elemen lain kecuali gas mulia
helium, neon, argon, reaksi dengan oksigen dikenal dengan reaksi
pembakaran. Sebagian besar material harus dipanaskan hingga
temperatur tertentu untuk memulai proses ini, tetapi dengan adanya
uap air reaksi dengan oksigen sering terjadi secara perlahan meskipun
diatas suhu kamar.

Sifat-sifat Produk
Phthalic Anhydride
a. Sifat-sifat Fisis
ƒ Rumus molekul : C8H4O3
ƒ Berat molekul : 148,11 gr/mol
ƒ Wujud, 20oC : padat
ƒ Warna : putih
ƒ Titik didih (1atm) : 567,5 K
ƒ Titik leleh : 403,8 K
ƒ Temperatur kritis : 810 K
ƒ Tekanan kritis : 47 atm

Winarti Astuti
D 500 030 002
Prarancangan Pabrik 13
Phthalic Anhydride Proses Oksidasi Naphthalene
Kapasitas 70.000 ton / tahun

ƒ Berat jenis : 1,527 gr/cc


ƒ Flash point : 305 K
ƒ Flammable limit : 9,2 %vol
b. Sifat-sifat Termodinamik
ƒ Panas penguapan (567 K) : 501,15 kcal/gmol
ƒ Panas pembakaran : 779,02 kcal/gmol
ƒ ∆Hf o, gas : - 88,8 kcal/mol
c. Sifat-sifat Kimia
ƒ Pada fase cair dapat terhidrasi, dan dengan air dapat membentuk
asam phthalat, yang merupakan reaksi eksotermis.
ƒ Phthalic anhydride mengalami reaksi dekarboksilasi dan
menghasilkan asam benzoat dengan adanya steam.
ƒ Phthalic anhydride jika bereaksi dengan benzene dengan adanya
katalis AlCl3 pada suhu 75oC dan dilanjutkan dengan penambahan
asam sulfat maka akan membentuk anthraquinone.

1.4.4. Tinjauan Proses Secara Umum


Pada proses pembuatan phthalic anhydride dengan proses oksidasi
naphthalene menggunakan jenis Fluidized Bed Reactor dengan katalis vanadium
pentaoxide (V2O5) dengan penyangga silica gel. Reaksi berlangsung pada suhu
345 oC pada tekanan 2 atm.
Proses pembuatan phthalic anhydride dari naphthalene berdasarkan pada
reaksi oksidasi :
C10H8 (g) + 4,5 O2 (g) C8H4O3 (g) + 2CO2 (g) + 2H2O (g)
Naphthalene Phthalic Anhydride
Selain reaksi utama juga terjadi reaksi samping sebagai berikut :
C10H8 (g) + 6 O2 (g) C4H2O3 (g) +2 CO2 (g) + 2 H2O (g)
Naphthalene Maleic Anhydride
C10H8 (g) + 1,5 O2 (g) C10H6O2 (g) +H2O (g)
Napthalene Napthoquinone
( Turton Richard, 1998)

Winarti Astuti
D 500 030 002

Anda mungkin juga menyukai