PENDAHULUAN
1
2
Data pada tabel 1.2 kemudian dibuat grafik untuk mendapatkkan persamaan
regresi linier dari impor diphenylamine di Indonesia.
Impor Diphenylamine
80
y = 0,0302x
70
Jumlah (ton/tahun)
R² = -7E-04
60
50
40
30
20
10
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Tahun
8
9
10
11
diphenylamine dalam fase vapor dan amonia dalam fase gas dengan suhu keluar
500oC dan tekanan 7,5 atm.
Bahan baku yang masuk ke dalam reaktor bereaksi dengan bantuan katalis
alumina padat hingga menghasilkan output yang terdiri dari beberapa komponen.
Komponen tersebut adalah aniline, nitrobenzene, diphenylamine dan amonia
dengan kondisi suhu 500⁰C dan tekanan 7,5 atm dengan fase uap. Produk reaktor
kemudian dimanfaatkan panasnya untuk menguapkan umpan reaktor di V-101.
Selanjutnya, uap produk reaktor di kondensasikan di kondensor parsial (C-101).
Sebagian produk reaktor terkondensasi pada suhu 196,85oC (condensable gas).
Proses pemurnian hasil utama dilakukan pertama kali dengan memisahkan amonia
(non-condensable gas) dengan cara mengembunkan aniline, nitrobenzene, dan
diphenylamine sebagai hasil bawah separator drum (S-101). Kemudian
komponen tersebut diturunkan suhunya sampai 125oC dengan bantuan cooler
(E-103). Dan setelah dari cooler berfasa uap jenuh masuk ke dalam menara
distilasi (T-101) untuk pemisahan antara diphenylamine dengan komponen
lainnya sehingga di peroleh produk diphenylamine dengan kemurnian 99,98%.
diphenylamine yang titik didihnya tinggi dan dialirkan tangki produk. Sedangkan
hasil atasT-101 akan di recycle masuk ke vaporizer (V-101).
Amonia yang dipisahkan dari reaktor kemudian dinaikkan tekanannya dan
didinginkan didalam kondensor (E-105) dan disimpan kedalam tangki
penyimpanan amonia (ST-102). Sebelum masuk menara distilasi (T-101),
campuran aniline, nitrobenzene, dan diphenylamine diturunkan tekanannya
sampai 1 atm di expander valve. Kemudian untuk hasil atas menara distilasi yang
kaya akan kandungan aniline dikembalikan sebagai umpan reaktor pada suhu
184,58oC. Kemudian hasil bawah menara distilasi pada suhu 299,18oC yang kaya
akan kandungan diphenylamine didinginkan di cooler (E-109) sampai suhu 125oC
dan selanjutnya melewati drum flacker (FL-101) untuk mengubah cairan
diphenylamine menjadi padatan diphenylamine yang selanjutnya dipacking di
bawah belt conveyer (BC-101) setelah disimpan didalam bin (B-101).
NH3 NH3
T-102
R-101
P = 7, 5 atm
T = 500o C
CD-102
P =15 atm
C6 H5 NH2
T = 40o C
C6 H5 NH2 C6 H5 NO2 CD-103
(C6 H5 )2 NH
C6 H5 NO2 P = 1 atm
(C6 H5 )2 NH
NH3
T = 184,58o C
MD-101 C6 H5 NH2
C6 H5 NO2
C6 H5 NH2 P = 1 atm (C6 H5 )2 NH
C6 H5 NH2
C6 H5 NO2 T = 196,, 85o C
T-101 VP-101 SP-101 CD-101 (C6 H5 )2 NH
C6 H5 N2 C6 H5 NO2 NH3
P = 1 atm P = 1 atm P = 1 atm P = 7, 5 atm
T = 30o C T = 135,, 27o C T = 135,, 27o C T = 196,, 85o C
C6 H5 NH2
NH3
C6 H5 NO2
C6 H5 NH2
C6 H5 NO2
C6 H5 NH2
SP-102 C6 H5 NO2
P = 1 atm (C6 H5 )2 NH
T-103
(C6 H5 )2 NH
Sistem organisasi adalah suatu hal yang berkaitan erat terhadap efektivitas
dalam peningkatan kemampuan perusahaan. Setiap perusahaan memiliki
manajemen yang memegang berbagai peranan penting yang menentukan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan untuk diwujudkan bersama. Dengan
adanya manajemen yang teratur baik dari kinerja sumber daya manusia maupun
terhadap fasilitas yang ada secara otomatis organisasi akan berkembang.
13
14
Untuk kegiatan produksi karyawan shift dibagi menjadi 4 regu dimana 3 regu
bekerja dan 1 regu istirahat dan begitu seterusnya dengan jam kerja selama 8
jam/hari. Sedangkan untuk pengamanan pabrik dan kebersihan kantor karyawan
shift dibagi menjadi 3 regu yang terdiri dari 2 regu kerja dan 1 regu istirahat.
2. Karyawan non-shift
Karyawan non-shift adalah karyawan yang tidak menangani proses produksi
secara langsung. Karyawan non-shift ini seperti direktur, staff ahli, kepala bagian,
kepala seksi, dan sebagainya. Karyawan ini dalam 1 minggu bekerja biasanya
selama 5 hari.
PEMEGANG SAHAM
DEWAN KOMISARIS
DIREKTUR UTAMA
KASI KEUANGAN
KASI DISTRIBUSI
KASI AKUNTING
KASI PRODUKSI
KASI TEKNIK
PERSONALIA
PEMASARAN
PENGADAAN
KASI UMUM
KASI
KASI
KASI
KARYAWAN
Wewenang Komando
Wewenang Koordinasi
2. Dewan Komisaris
Dewan komisaris dipilih dalam RUPS untuk mewakili para pemegang
saham dalam mengawasi jalannya perusahaan.
3. Direktur Utama
Direktur Utama merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan dan
bertanggung jawab sepenuhnya dalam sangkut pautnya terhadap
perusahaan.
17
4. Staff Ahli
Staff Ahli bertugas untuk memberikan masukan, baik berupa saran, nasehat,
maupun pandangan terhadap segala aspek operasional perusahaan kepada
direktur.
5. Sekretaris
Diangkat oleh direktur untuk menangani masalah administrasi perusahaan.
22
23
( ) ................................. (5.1)
( ) ...................... (5.2)
heavy pada distilat dan bottom, data laju alir distilat dan bottom, serta data rata-
rata relative volatility (Geankoplis, 1993):
x .D x .W
log LD HW
Nm x HD .D x LW .W ................................ (5.4)
log L,av
Keterangan :
Nm = Jumlah stage minimum
xLD = fraksi komponen light key pada distilat
xHD = fraksi komponen heavy key pada distilat
xHW = fraksi komponen heavy key pada bottom
xLW = fraksi komponen light key pada bottom
D = Laju alir distilat (kg/jam)
W = Laju alir bottom (kg/jam)
............................................ (5.5)
................................................ (5.6)
Refluks rasio optimal yang digunakan untuk banyak sistem biasanya yaitu
berkisar 1,2-1,5 kali Rmin. Pada menara distilasi pertama dan kedua refluks
rasio yang digunakan sebesar 1,2 kali Rmin sedangkan pada menara distilasi
ketiga sebesar 1,5 kali Rmin.
[ ( )( ) ] ................. (5.8)
Keterangan :
Ne = Jumlah stage teoritis diatas feed-plate
Ns = Jumlah stage teoritis dibawah feed plate
xHF = Fraksi komponen heavy key pada umpan
25
9. Tebal Tray
Untuk tebal plate yang digunakan adalah 5 mm (3/16 in), sedangkan untuk
bahan carbon steel tebal plate yang digunakan adalah 5 mm. Untuk menara
distilasi ini digunakan bahan carbon steel, sehingga tebal plate yang digunakan =
5 mm. (Coulson, 1983).
26
Keterangan :
f = 17404,5 psi (Peters and Timmerhaus, 1991)
c = 0,125 in (Brownell and Young, 1959)
E = 0,8 (Brownell and Young, 1959)
W = Stress-intensification factor for torispherical dished heads
………………………(5.11)
………………..……………(5.12)
28
Keterangan:
MT = Momen pada penyambungan skirt (ft lb)
hT = Ketinggian skirt (ft)
V = Total shear (lb)
= PW.D.H
c. Tebal Skirt
Tebal skirt dihitung dengan menggunakan persamaan:
……………………(5.14)
(Hal 76 Megyesy,1983)
Keterangan:
t = Tebal skirt (in)
R = Radius luar dari skirt (in)
S = Nilai stress dari head atau material skirt (psi)
W = Berat kolom (lb)
……………………………(5.15)
(Hal 78 Megyesy,1983)
29
Keterangan:
M = Momen pada base ring berdasarkan tekanan angin (psi)
AB = Area di dalam lingkaran bolt (in2)
CB = Circumference pada lingkaran bolt (in)
b. Menentukan area bolt
Area bolt dihitung dengan menggunakan persamaan:
………………..……..………(5.16)
(Hal 74 Megyesy,1983)
Keterangan:
T = Maximum tension (lb/lin in)
SB = Maximum allowable stress dari material (psi)
N = Jumlah anchor bolt (Tabel B Megyesy,1983)
Luas area bolt dapat dilihat pada tabel A Megyesy,1983
………………..……………(5.17)
(Hal 79 Megyesy,1983)
Keterangan:
Pc = Kompresi maksimum pada base ring (psi)
AB = Luas area di dalam skirt (in2)
30
(Hal 79 Megyesy,1983)
Keterangan:
fb = Safe bearing load pada concrete (Tabel E Megyesy,1983)
…………….………………(5.19)
(Hal 79 Megyesy,1983)
Keterangan:
Ii = I2 + I3 (Tabel A Megyesy, 1983)
√ ……………….….………(5.20)
………………..……….….…(5.21)
Keterangan:
H = Beban dari tekanan internal, lb
Hp = Beban joint tight, lb
Hp = ……………………..….…(2.25)
(Hal 240 Brownell &Young, 1959)
…………………………..……….…(5.26)
Am1 ………………..………………….…(5.27)
………………………………….…(5.28)
………..………….…………(5.30)
c. Flange moment
Ma = W x hG …………..………..…..……….(5.35)
(Brownell &Young, 1959)
HD = 0,785 B2 P ………………............………(5.36)
(Brownell &Young, 1959)
Keterangan:
HD = Hydrostatic and force pada area dalam flange, lb
B = Diameter dalam flange, in
P = Tekanan desain, psi
b. Level arm
c. Moment
MD = HD x hD ………………….……………….(2.38)
(Hal 245 Brownell &Young, 1959)
d. Nilai HG
HG = Wm1 – H …………………………………(5.39)
(Hal 245 Brownell &Young, 1959)
e. Level arm
hG = 0,5 (BC-G) ………………………………..(5.40)
(Hal 245 Brownell &Young, 1959)
f. Moment
MG = HG x hG ………………….…………..…(5.41)
(Hal 245 Brownell &Young, 1959)
g. Nilai HT
HT = H – HD ………………..…………….…(5.42)
(Hal 245 Brownell &Young, 1959)
34
h. Level arm
hT = 0,5 (hD + hG) ……………….……………(5.43)
(Hal 245 Brownell & Young, 1959)
i. Moment
MT = HT x hT ………………...……………(5.44)
(Hal 245 Brownell & Young, 1959)
j. Jumlah moment untuk kondisi operasi
Mo = MD + MG + MT ……………….………...(5.45)
(Hal 245 Brownell & Young, 1959)
27. Tebal Flange
Adapun tebal flange dihitung melalui persamaan:
√ ……………..…….……………..(5.46)
1. Kontrol Temperature
Kontrol temperature dilakukan pada menara distilasi dengan tujuan untuk
mengoptimasikan pemisahan, mencegah flooding, meminimalkan biaya steam,
dan memaksimalkan keuntungan. Kontrol temperature pada kolom distilasi,
menghasilkan ukuran temperature yang kemudian dikirim ke distributed control
system (DCS). DCS mempunyai software yang bias memerintahkan control valve
untuk melakukan perlakuan.
2. Kontrol Tekanan
Apabila tekanan pada kolom menurun, maka control valve terbuka agar
tekanan pada kolom kembali normal.
3. Kontrol Level
Kontrol level berfungsi sebagai penunjuk ketinggian atau level suatu
cairan yang terdapat pada kolom distilasi. Bila jumlah campuran yang berada di
dalam kolom distilasi sudah mencapai batas maksimum ketinggian, maka control
valve akan terbuka sehingga cairan dapat dialirkan kembali untuk melakukan
proses berikutnya.
5,655
0,3
10
39
Anchor Bolt
Area dalam lingkaran bolt 1384,74 in2
Circumference 131,88 in
Maximum Tension 11,8667 lb/in
Jumlah baut 8 buah
Area Bolt 1,249 in2
Bolt Size 1 ½ in
Bolt Root Area 1,294 in2
Faktor Korosi 0,125 in2
Total area 1,419 in2
I2 dan I3 1,875 in dan 0,375 in
Butt Weld
Jenis Penyangga
0,00258
42
43
Perhitungan Direct Cost dan Indirect Cost dapat dilihat pada Lampiran E
................................................ ………(6.1)
Pada pabrik ini nilai BEP yang diperoleh adalah sebesar 32%, ini
dikatakan layak karena menurut Peters et al (2003) menyatakan BEP <50% sudah
memenuhi kelayakan suatu plant untuk dijalankan. Dan BEP tercapai saat proyek
dapat mengembalikan investasi dan biaya operasi dan tidak ada terjadinya
keuntungan maupun kerugian, pada pabrik ini BEP tercapai setelah 3,3 tahun
pabrik beroperasi. Adapun perhitungan BEP dapat dilihat pada Lampiran H.
Keuntungan dinyatakan dalam dua bentuk, yaitu:
1. Keuntungan sebelum pajak
Keuntungan sebelum pajak adalah total pendapatan dikurangi total
production cost dan pengembalian pinjaman.
2. Keuntungan setelah pajak
Keuntungan setelah pajak adalah keuntungan sebelum pajak dikurangi pajak
BAB VII
KESIMPULAN
7.1 Kesimpulan
1. Lokasi Pabrik Diphenylamine dari Aniline direncanakan berada di daerah
Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat dengan kapasitas pabrik
sebesar 10.000 ton / tahun
2. Desain alat utama adalah Menara Distilasi (T-101) yang berfungsi untuk
memisahkan produk utama diphenylamine dengan produk samping
ammonia. Jenis menara distilasi yang digunakan adalah Menara Distilasi
Sieve Tray Fixed Bed Multitube.