Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan industri sebagai bagian dari usaha pembangunan jangka
panjang diarahkan untuk mencapai struktur ekonomi yang lebih maju. Untuk itu,
proses industrialisasi lebih dimantapkan untuk mendukung berkembangnya
industri sebagai penggerak peningkatan laju pertumbuhan ekonomi dan perluasan
lapangan kerja. Perkembangan industri di Indonesia khususnya industri kimia
terus meningkat, seiring dengan perkembangan zaman. Akibatnya kebutuhan
bahan baku dan bahan penunjang produksi juga semakin meningkat. Saat ini
masih banyak sekali bahan baku ataupun bahan penunjang industri- industri di
indonesia yang masih mengandalkan impor dari berbagai Negara maju di dunia.
Salah satunya adalah Isopropilbenzena .
Isopropilbenzena atau yang lebih dikenal dengan kumena merupakan
senyawa organik yang tergolong senyawa hidrokarbon aromatik. Kumena (C9H12)
adalah senyawa aromatic tersubstitusi di benzena, toluena dan seri etil benzena.
Kumena merupakan senyawa organik memiliki bau aromatik yang khas,
berwujud cair pada suhu 300C dan tekanan 1 atm, tidak berwarna, mudah
terbakar, dan memiliki titik didih 152,40C. (Kenny dan lee, 2013)
Kumena merupakan pelarut lemak dan resin yang telah diusulkan sebagai
pengganti benzena dalam banyak aplikasi industri. Kumena juga digunakan
sebagai konstituen dari beberapa pelarut berbasis minyak bumi, seperti nafta,
campuran bensin, dan bahan bakar diesel (Nirlipt, 2010). Selain itu kumena
merupakan senyawa tambahan yang berfungsi untuk meningkatkan nilai oktan
dari minyak mentah dan bahan bakar. Hampir semua kumena yang dihasilkan
sebagai senyawa murni pada skala industri dikonversi menjadi kumena
hidroperoksida, yang merupakan intermediate dalam sintesis bahan kimia industri
penting lainnya seperti industri phenol, aseton, nilon, polikarbonat dan epoxy
(Anonim, 2010). Sejak tahun 1950, kumena menjadi salah satu produk petrokimia
yang pertumbuhannya terus meningkat seiring semakin besarnya manfaat kumena

1
BAB I Pendahuluan 2

bagi industri, khususnya industri barang-barang sintetis. Industri ini tergolong


industri yang beresiko tinggi karena berdasarkan pertimbangan proses produksi
yang berlangsung secara keseluruhan.
Berdasarkan data BPS tahun 2010, untuk mencukupi kebutuhan aseton dan
phenol di Indonesia, masih melakukan impor dari negara lain. Oleh karena itu,
industri kumena mempunyai prospek yang cukup baik untuk dikembangkan di
Indonesia dikarenakan belum ada industri sejenis yang telah didirikan. Selain
untuk mengatasi ketergantungan akan impor kumena, manfaat yang lain juga
untuk mendorong berdirinya industri-industri kimia baru sekaligus ikut
memecahkan masalah ketenagakerjaan. Hal diatas dapat menjadi pertimbangan
yang cukup untuk mengkaji lebih dalam gagasan pendirian suatu industri kumena
di Indonesia.

1.2 Tujuan Pendirian Pabrik


Didirikannya pabrik kumena ini diharapkan mampu memberikan
keuntungan terhadap negara maupun masyarakat sekitar sebagai berikut :
1. Untuk menggerakkan pertumbuhan industri lain di Indonesia yang
menggunakan bahan baku serta bahan penunjang kumena
2. Membantu industri di Indonesia yang menggunakan kumena sebagai bahan
baku atau bahan penunjang, karena selain lebih murah juga kontinuitasnya
lebih terjaga.
3. Menghemat sumber devisa negara, memperlancar roda perekonomian,
meningkatkan penguasaan teknologi dan membuka lapangan kerja yang
baru.

1.3 Penentuan Kapasitas Pra-rancangan


Kapasitas rancangan pabrik kumena direncanakan dengan pertimbangan
sebagai berikut :
a. Proyeksi kebutuhan kumena di Indonesia
Kapasitas rancangan pabrik kumena direncanakan dengan pertimbangan
proyeksi kebutuhan kumena di Indonesia yang masih mengandalkan impor
dari Negara lain. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS),

PRA-RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN KUMENA DENGAN KAPASITAS PRODUKSI


100.000 TON/TAHUN, 2017
BAB I Pendahuluan 3

kebutuhan impor kumena di Indonesia sangat beragam setiap tahunnya. Data


impor tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 0.1 Data Impor Kumena (kode HS2902700000) Indonesia Tahun 2010-2016
Quantity
Tahun
US $ Ton
2010 2.801.850 2.901,318
2011 3.265.493 2.981,695
2012 4.211.311 2.472,431
2013 6.666.077 3.816,446
2014 4.458.622 2.840,196
2015 4.421.912 2.704,29
2016 6.389.759 4.801,985
Total kumena yang diimpor 32.215.024 22.518,361
(Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017)

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata rentang perubahan
kuantitas kumena yang diimpor sekitar 5,17% per tahun. Dengan asumsi
peningkatan impor kumena stabil sampai tahun 2020. Jadi, berdasarkan
proyeksi kebutuhan impor kumena di Indonesia pada tahun 2020 yaitu sekitar
4.590,2 ton. Kumena banyak dimanfaatkan dalam sintesis bahan kimia
industri seperti industri phenol, aseton, nilon, polikarbonat salah satunya.
Data konsumsi kumena dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 0.2 Data Konsumsi Kumena di Indonesia
Kapasitas Produksi
Industri Pabrik
(Ton/tahun)
Phenol PT. Metropolitan Phenol Pratama 40.000
PT. Batu Penggal Chemical Industri 35.000
Nilon PT. Indonesia Toray Synthetics 16.000
Polikarbonat PT. Impack Pratama 12.600
(Sumber : http://daftarperusahaanindonesia.com/, 2017)
b. Proyeksi kebutuhan kumena di Dunia
Selain di Indonesia, permintaan kumena didunia telah meningkat selama
dekade terakhir ini seperti yang ditunjukan pada gambar 1.1.

PRA-RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN KUMENA DENGAN KAPASITAS PRODUKSI


100.000 TON/TAHUN, 2017
BAB I Pendahuluan 4

Gambar 1.1 Permintaan Kumena Berbagai Daerah di Dunia


(Sumber: https://www.ihs.com/products/cumene-chemical-economics-handbook.html, 2016)

Asia Pasifik bertindak sebagai konsumen terbesar kumena di pasar dunia


(43%) diikuti oleh Amerika Utara dan Eropa Barat (masing-masing 22%).
Dalam waktu dekat pasar kumena diperkirakan akan tumbuh 4% per tahun
dalam lima tahun kedepan untuk memenuhi permintaan dari produsen phenol
dan aseton. Analisa perkembangan kumena di Dunia selama periode 2000 –
2020 ditunjukan pada gambar 1.2.

Gambar.1.2. Perkembangan Kumena di Dunia


(Sumber: http://www.process-worldwide.com/booming-petrochemical-industry-assures-
cumene-sales-to-grow-by-4-a-393591/, 2016)

Data statistik menunjukkan bahwa permintaan kumena di dunia naik dari


8.607.235 ton pada tahun 2000 menjadi 12.394.375 ton pada 2011, dan

PRA-RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN KUMENA DENGAN KAPASITAS PRODUKSI


100.000 TON/TAHUN, 2017
BAB I Pendahuluan 5

diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,2% untuk mencapai 17.988.934 ton pada
tahun 2020. (Sumber: GBI Research)

c. Kapasitas industri kumena di dunia


Kapasitas produksi kumena di dunia disajikan dalam Tabel 1.3 sebagai berikut:
Tabel 0.3 Data Kapasitas Produksi Kumena di Dunia
Pabrik Kapasitas
Lokasi
Europe (ton/tahun)
Montedison Priolo, Italia 220.000
Saras Sardinia, Italia 180.000
Ghulf Europort, Belanda 150.000
BP. Chemical Grangemounth, Inggris 95.000
Latin America
Petroleos Mexicanos Meksiko 40.000
Gulf Montreal, Kanada 60.000
Maxus Energy Corp. Venezuela 280.000
North America
Celanese Bishop, A.S. 290.000
Ghulf Philadelphia, A.S. 200.000
Shell Houston, A.S. 36.000
Dow Chemical Midland, A.S. 5.000
Middle East/Asia

Unichem/ Phenolchemie Yanbu, Saudi Arabia 5.202


Mitsubishi Chemical Kashima, Japan 110.000
(Sumber : Mc.Ketta,J.J., and William, A. Cunningham, 2015)

Berdasarkan beberapa pertimbangan diatas, maka untuk perancangan awal


pabrik kumena ini ditetapkan 100.000 ton per tahun, dan diharapkan :
1. Dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri pada tahun 2020 yang mencapai
4.590,2 ton.
2. Kebutuhan akan kumena dalam industri di Indonesia dapat terpenuhi dan
akan merangsang pertumbuhan industri baru yang menggunakan bahan baku
serta bahan pembantu kumena sehingga dapat menciptakan lapangan
pekerjaan baru.

PRA-RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN KUMENA DENGAN KAPASITAS PRODUKSI


100.000 TON/TAHUN, 2017
BAB I Pendahuluan 6

3. Dapat diekspor sehingga menghasilkan devisa Negara.

1.4 Pemilihan Lokasi Pabrik


Lokasi pabrik kumena ini, ditetapkan dikawasan industri Merak, Banten.
Ditunjuk dari segi geografis dan ekonomis, lokasinya cukup strategis, karena
berdasarkan pertimbangan pada beberapa faktor yang telah ditetapkan oleh
pemerintah seperti lingkungan, sosial dan perluasan pabrik yang telah disiapkan
dengan baik. Selain itu faktor-faktor lainnya sebagai berikut :
1.4.1 Sumber Daya (Bahan Baku & SDM)
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kumena adalah propilena
dan benzena. PT. Chandra Asri Cilegon-Banten merupakan industri terbesar
penghasil propilena dan bahan baku benzena disediakan oleh Kilang Paraxylene
di Cilacap yang keduanya relatif berdekatan dengan Merak, sehingga masalah
pengangkutan cukup mudah dan biaya relatif lebih murah. Selain itu juga kawasan
industri Merak salah satu daerah yang menjadi tujuan bagi para tenaga kerja,
karena letaknya yang begitu strategis.
1.4.2 Pemasaran
Kumena merupakan bahan baku yang secara luas digunakan dalam industri
barang-barang sintesis, seperti industri phenol, aseton, nilon, polikarbonat dan
epoxy. Lokasi industri di Merak ini sangat strategis untuk pemasaran dalam negeri
(Jakarta, Cilegon, Merak, Serang dan Tanggerang) karena dekat dengan
pelabuhan.

1.4.3 Transportasi
Pengiriman bahan baku maupun pemasaran kumena selain untuk kebutuhan
negeri juga untuk diekspor keluar negeri, maka lokasi pabrik harus berdekatan
dengan fasilitas atau sarana penghubung baik laut maupun darat, supaya berjalan
lancar dan secara ekonomis lebih menguntungkan. Kawasan industri Merak,
Banten ini dekat dengan pelabuhan yang memadai seperti Pelabuhan Indonesia II
Cilegon, Pelabuhan Merak sebagai pelabuhan penyeberangan, lebih dekat ke
Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan internasional dan jalan raya
sepanjang Merak (Banten) sampai Gilimanuk (Bali).

PRA-RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN KUMENA DENGAN KAPASITAS PRODUKSI


100.000 TON/TAHUN, 2017
BAB I Pendahuluan 7

1.4.4 Utilitas
Utilitas diperlukan untuk menunjang kelancaran proses produksi tersebut
berupa air, steam, listrik dan lain-lain. Karena lokasi pendirian pabrik kumena
berdekatan dengan Selat Sunda maka kebutuhan air utilitas dapat terpenuhi.
Untuk penyediaan listrik diambil dari listrik PLTU Suralaya Jawa Barat maupun
dari utilitas pabrik – pabrik besar yang berada di Merak seperti PT. Bakrie Kasei
dan PT. PENI. Sedangkan kebutuhan steam dapat diperoleh dari industri
disekitarnya karena daerah Merak merupakan kawasan industri.

1.5 Ketersediaan Bahan Baku


Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kumena adalah benzena dan
propilena. Di Indonesia, produsen terbesar propilena yaitu PT. Chandra Asri
Petrochemical yang berlokasi di Cilegon - Banten. Propilena yang diproduksi di
PT. Chandra Asri Petrochemical sendiri sekitar 470.000 ton/tahun (Sumber:
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, 2016). Sedangkan bahan baku
benzena diperoleh dari Kilang Paraxylene di Cilacap yang memproduksi benzena
sekitar 270.000 ton/tahun (Sumber: www.pertamina.com, 2017). Dengan adanya
produsen bahan baku dalam negeri, maka kebutuhan bahan baku cukup tersedia
dan mudah memperolehnya.

1.6 Margin Keuntungan Kotor


Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan
profitabilitas yang dicapai oleh sebuah pabrik biasanya adalah rentabilitas atau
profitabilitas usaha. Perhitungan rasio ini dilakukan dengan Margin Keuntungan
Kotor (MKK). Reaksi dalam pembuatan kumena adalah sebagai berikut :
Reaksi I
C6H6 + CH3CH = CH2  C9H12
Benzena Propilena Isopropil Benzena
Reaksi II
C9H12 + CH3CH = CH2  C12H18
Isopropil Benzene Propilena Di-Isopropil Benzena
Konversi 99,9%
Selektifitas 0,817

PRA-RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN KUMENA DENGAN KAPASITAS PRODUKSI


100.000 TON/TAHUN, 2017
BAB I Pendahuluan 8

Berdasarkan reaksi di atas, margin keuntungan kotor dapat dihitung


dengan mengetahui terlebih dahulu data harga reaktan dan produk. Data harga
reaktan (propilena & benzena) dan produk kumena ditunjukkan pada Tabel 1.4.

Tabel 1.4 Data Harga Propilena, Benzena, dan Kumena


Berat Molekul Harga
Komponen Harga (Rp/Kg)
(Kg/Kmol) (Rp/Ton)
Benzena 78 8.816.874,00 8.816,874
Propilena 42 568.666,99 568,666
Kumena 120 29.333.332,60 29.333,332

(Sumber : https://www.marketpublisher.com, 2017)

Dari persamaan berikut, sesuai dengan selektifitas 0,817, dengan basis kalkulasi
produk kumena 1 kg :
C6H6 + C3H6  C9H12 ...........................................................R1

0,00681 kmol 0,00681 kmol 0,00681 kmol

C9H12 + C3H6  C12H18 ............................................................R2


0,00153 kmol 0,00153 kmol 0,00153 kmol

Bahan Baku = Propilen dan Benzena yang dibutuhkan


Propilen total yang dibutuhkan = Propilen R1 + Propilen R2
= 0,00834 kmol
Benzena dibuat perbandingan 3 : 1 dengan propilen
Benzena total yang dibutuhkan = Benzena R1
= 3 x 0,00681 = 0,02043 kmol = 1,594 kg
Konversi 99,9%, sehingga kebutuhan minimum dari propilen = 100/99,9 x
0,00834 = 0,00834 kmol = 0,351 kg propilen

Produk = kumena
kumena yang dihasilkan = kumena R1 + kumena R2

PRA-RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN KUMENA DENGAN KAPASITAS PRODUKSI


100.000 TON/TAHUN, 2017
BAB I Pendahuluan 9

= 0,00834 kmol = 1 kg

MKK = Pendapatan – Pembelian Bahan Baku


MKK = {(0,817 x pendapatan R1)+ (0,183 x pendapatan R2)} – {(0,817 x
pembelian bahan baku R1 (Propilen + Benzena)) + ((0,183 x pembelian bahan
baku R2 (Propilen + Benzena))}

MKK = Rp 29.333,332 – {(0,351 x Rp 568,666) + (1,594 x Rp 8.816,874)}

MKK = Rp 29.333,332 – (Rp 199,204 + Rp 14.054,097)

MKK = Rp. 15.080,031/ kg kumena

PRA-RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN KUMENA DENGAN KAPASITAS PRODUKSI


100.000 TON/TAHUN, 2017

Anda mungkin juga menyukai