Anda di halaman 1dari 13

NASKAH PUBLIKASI

PRARANCANGAN PABRIK FENOL DARI KUMEN


HIDROPEROKSIDA DAN KATALIS ASAM SULFAT DENGAN
PROSES DEKOMPOSISI KUMEN HIDROPEROKSIDA
KAPASITAS 60.000 TON/TAHUN

Disusun oleh:
MUHAMMAD SYAHAB
NIM. D 500 110 002

Dosen pembimbing:
Tri Widayatno, S.T., M.Sc., Ph.D
Hamid, ST., M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Surakarta, 17 November 2015
INTISARI

Fenol merupakan bahan kimia dalam industri yang masuk dalam kelas
hydrobenzen. Fenol banyak digunakan dalam industri terutama industri resin
fenolat, pembuatan bisfenol-A, industri plastik, dan lain sebagainya. Kebutuhan
fenol di Indonesia cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya. Oleh sebab
itu pendirian pabrik fenol di Indonesia sangat penting untuk mengurangi impor.
Pabrik fenol ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan tidak
menutup kemungkinan untuk diekspor.
Proses pembuatan fenol dilakukan dengan dekomoposisi kumen
hidroperoksida dengan katalis asam sulfat. Dekomoposisi kumen hidroperoksida
dijalankan pada reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) dengan kondisi operasi
suhu 65oC dan tekanan 2 atm. Reaksi di dalam reaktor bersifat eksotermis. Produk
samping yang utama dari proses ini adalah aseton. Pemurnian produk dilakukan
dengan proses destilasi, sehingga diperoleh produk dengan kemurnian 99,9%.
Pabrik fenol dirancang dengan kapasitas 60.000 ton/tahun yang beroperasi
selama 330 hari/tahun. Pabrik fenol ini membutuhkan bahan baku kumen
hidroperoksida (CHP) sebanyak 110.001,44 ton/tahun, dan asam sulfat sebanyak
395,00 ton/tahun. Unit utilitas sebagai penunjang proses produksi membutuhkan
air sebanyak 35.914,076 kg/jam yang diambil dari sungai Cisadene, saturated
steam sebanyak 37.347,86 kJ/jam diperoleh dari boiler dengan bahan bakar solar
sebanyak 4,25 liter/jam, kebutuhan listrik sebesar 73,701 kW listrik dipasok dari
PLN serta generator set sebagai cadangan, dan kebutuhan udara tekan sebesar
101,52 m3/jam.
Dari analisis ekonomi, pabrik fenol ini membutuhkan modal tetap (fixed
capital) sebesar Rp. 369.400.804.196,96 dan modal kerja (working capital)
sebesar Rp. 775.067.521.406,41. Keuntungan yang diperoleh sebelum pajak
sebesar Rp. 230.727.007.195,05 tiap tahun. Keuntungan sesudah pajak sebesar
Rp. 161.508.905.036,54 tiap tahun. Hasil analisis kelayakan menyatakan bahwa
percent return on investment (ROI) sebelum pajak sebesar 62,46% dan setelah
pajak sebesar 43,73%. Pay out time (POT) sebelum pajak 1,38 tahun sedangkan
setelah pajak sebesar 1,86 tahun. Break even point (BEP) sebesar 51,31%
kapasitas, dan shut down point (SDP) sebesar 41,96% kapasitas. Discounted cash
flow (DCF) sebesar 38%. Berdasarkan hasil analisa dengan parameter tersebut,
maka pabrik fenol ini layak untuk didirikan di Indonesia.

Kata kunci: fenol, CHP, RATB


A. LATAR BELAKANG salah satunya adalah Fenol. Dewasa
Ilmu pengetahuan dan ini kebutuhan fenol terus bertambah
teknologi merupakan dua aspek seiring dengan perkembangan
penting yang harus dimiliki suatu industri - industri baru di Indonesia.
bangsa yang besar. Kemampuan Sehubungan dengan hal ini maka
bangsa untuk meningkatkan sangatlah tepat jika di Indonesia
kesejahateraan masyarakat didirikan pabrik fenol dengan tujuan
berbanding lurus dengan kemampuan mengurangi ketergantungan terhadap
sumber daya manusia yang dimiliki. negara lain, memenuhi kebutuhan
Salah satu upaya dalam dalam negeri dan tidak menutup
meningkatkan kesejahateran kemungkinan di ekspor ke luar
masyarakat yaitu dengan negeri
peningkatan pembangunan dalam Dengan mendirikan pabrik
bidang industri. Karena industri fenol, diharapkan kebutuhan industri
kimia merupakan industri yang vital kimia akan kebutuhan konsumsi
dan strategis bagi setiap bangsa bahan kimia baku maupun bahan
termasuk bangsa indonesia. kimia jadi dalam negeri dapat
Upaya pemerintah dalam dipenuhi serta dapat mestimulus
meningkatkan dan mengembangkan tumbuhnya industri-industri baru
teknologi khususnya dalam bidang yang berhubungan dengan fenol.
industri kimia semakin meningkat.
B. PERANCANGAN
Hal ini dapat dilihat dengan semakin KAPASITAS
meningkatnya teknologi hilir di
Penentuan kapasitas perancangan ini
Indonesia seperti industri obat-
didasarkan pada kebutuhan fenol di
obatan, plastik, resin dan lain-lain.
Indonesia. Di Indonesia sekarang ini
Namum pada kenyatannya
banyak pabrik yang menggunakan
kebutuhan konsumsi bahan kimia
fenol sebagai bahan baku
baku maupun bahan kimia jadi dalam
produksinya, diantaranya industri
negeri lebih besar dibandingkan
obat-obatan, plastik, resin dan lain-
produksi dalam negeri, sehingga
lain. Kebutuhan fenol di Indonesia
diperlukan impor dari negar lain
cenderung terus meningkat setiap
tahunnya. Berdasarkan data dari Biro 2. Dapat menghemat devisa negara
Pusat Statistik (BPS) diketahui yang cukup besar karena
bahwa impor fenol di Indonesia pada berkurangnya impor akan fenol
tahun 2007-2014 cenderung serta dapat mengurangi
meningkat, ditunjukkan pada ketergantungan pada negara lain.
Tabel 1. berikut (BPS, 2015): 3. Dapat memberikan kesempatan
Kapasitas bagi berdirinya industri-industri
No Pabrik (ton/tahun)
lain yang menggunakan fenol
1 2007 12.498
sebagai bahan baku.
2 2008 14.574
4. Dampak positif dari
3 2009 16.450
berkembangnya industri-industri
4 2010 16.386
5 2011 19.291 baru tersebut adalah terciptanya

6 2012 24.724 lapangan kerja baru yang dapat


7 2013 28.401 menyerap banyak tenaga kerja.
8 2014 38.164 C. PROSES PEMBUATAN
Tabel 1. Data Impor Negara Proses produksi fenol yang
Indonesia terhadap Fenol paling efisen dilakukan dengan
proses dekomposisi kumen
Berdasarkan pertimbangan
hidroperoksida. Proses ini dilakukan
kebutuhan dalam negeri yang
dengan cara mereaksikan kumen
semakin meningkat dan kapasitas
hidroperoksida dan asam sulfat
minimal pabrik yang sudah ada maka
sebagai katalisnya. Reaksi dijalankan
dalam perancangan ini dipilih
dalam Reaktor Alir Tangki
kapasitas 60.000 ton/tahun yang akan
Berpengaduk (RATB) pada suhu
didirikan pada tahun 2020. Kapasitas
65oC dan tekanan 1 atm.
perancangan pabrik fenol ini sengaja
Pada proses dekomposisi
ditetapkan sebesar itu dengan
kumen hidroperoksida terkonversi
harapan:
menjadi fenol dan aseton dengan
1. Dapat memenuhi kebutuhan
perbandingan 1,5 : 1. Reaksi
fenol dalam negeri yang terus
pembentukan fenol adalah reaksi
meningkat setiap tahun.
eksotermis, karena panas yang menggunakan katalis asam sulfat
dihasilkan pada reaksi dekomposisi 0,4 % dari berat total umpan pada
kumen hidroperoksida sangat besar. kondisi operasi 65oC tekanan 2 atm
Nilai HR = -235,53 kJ/mol untuk dan konversi mencapai 98%.
mempertahankan kondisi tersebut, (US Patent 5371305)
maka reaktor dilengkapi dengan koil
Persamaan perancangan :
agar panas dapat diserap oleh fluida

pendingin.
Persamaan kecepatan Reaksi :
D. TINJAUAN KINETIKA
(-rA) = k.CA
Tinjauan kinetika digunakan
Stoikiometri :
untuk menentukan nilai kecepatan
laju reaksi, agar dapat digunakan
Dari data diatas dapat diketahui: data
untuk merancang reaktor. Laju reaksi
batch, t = 0.25 jam, Xa = 98%
kimia sangat dipengaruhi oleh
sehingga tetapan kecepatan reaksi (k)
besarnya konsentrasi reaktan.
dapat dihitung sebesar:
Semakin besar konsentrasi reaktan
[-ln (1-0,98)]
yang digunakan, laju reaksi akan
meningkat. Laju reaksi juga
dipengaruhi oleh nilai konstanta laju E. DESKRIPSI PROSES
reaksi (k). Konstanta laju reaksi (k) Bahan baku kumen
adalah perbandingan antara laju hidroperoksida (CHP) diimpor dari
reaksi dengan konsentrasi reaktan Cina yang selanjutnya disimpan
(Fogler, 1992). dalam tangki penyimpanan (F-01)
Ditinjau dari kinetikanya, pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm,
reaksi dekomposisi kumen untuk kebutuhan 10 hari. Kumen
hidroperoksida termasuk reaksi hidroperoksida yang digunakan
orde 1 (Mc Ketta, 1987). memiliki kemurnian 90% dengan
Reaksi dekomposisi kumen impuritas 10% yang terdiri dari
hidroperoksida akan berlangsung kumen dan air.
selama 25-40 menit dengan
Bahan baku CHP yang Produk hasil atas Menara Destilasi
disimpan dalam tangki penyimpanan (D-1) kemudian dialirkan ke Menara
(F-01) di pompa dengan pompa Destilasi (D-02) untuk ditingkatkan
(L-01) ke reaktor melalui heater kemurnianya menjadi 99,9%.
(H-01) hingga mencapai suhu 65oC. Sedangkan hasil bawah Menara
pemanasan tersebut bertujuan untuk Destilasi (D-01) diumpankan ke
menyesesuai dengan kondisi operasi Menara Destilasi (D-03) yang
reaktor. bertujuan untuk memisahkan H2SO4
Proses dekomposisi kumen yang merupakan hasil bawah menara
hidroperoksida berlangsung dalam yang selanjutnya dialirkan menuju ke
reaktor (R) menjadi fenol dan aseton. arus 4 sebagai bahan Recycle menuju
terjadi dengan kondisi operasi fase reaktor (R). Sedangkan hasil atas
cair-cair, irreversible, eksotermis, menara dialirkan menuju Menara
isotermal, non adiabatis. Destilasi (D-04) yang bertujuan
Jenis reaktor yang digunakan mengambil fenol dan CHP yang
adalah Reaktor Alir Tangki masih terbawa pada hasil atas
Berpengaduk (RATB) seri 3 dengan Menara Destilasi (D-03). Kumen dan
koil pendingin pada masing-masing kumen hidroperoksida yang menjadi
reaktor. Fungsi pengaduk untuk produk atas menara destilasi (D-04)
mencampur katalis asam sulfat kemudian dipisahkan kembali dalam
dengan reaktan. Sedangkan koil menara destilasi (D-05). Sedangkan
digunakan untuk pendinginan karena hasil bawah menara berupa fenol
reaksinya eksotermis dimana perlu 99,99 %. Pada menara destilasi (D-
pendinginan agar suhunya tetap pada 05) kumen hidroperoksida akan
suhu operasi. menjadi produk atas dan sekaligus
Produk keluar Reaktor (R) menjadi umpan Recycle reaktor (R).
dialirkan menuju Menara Destilasi Sedangkan hasil bawah menara
(D-01) untuk memisahkan produk berupa kumen 99,5 %
samping yang merupakan hasil atas
F. SPESIFIKASI ALAT PROSES
menara yang berupa aseton 98,5% Alat-alat yang digunakan
dan impuritas berupa air 1,5%. dalam proses produksi fenol harus
disesuaikan dengan kapasitas Jenis : Sieve Tray
peracangan dan standar internasional Kondisi Operasi
yang umum digunakan. Dari hasil - Umpan : P = 2 atm
perhitungan data spesifikasi alat T = 183,52 oC
proses pabrik metil metakrilat - Atas : P = 2 atm
dengan kapasitas 60.000 ton/ tahun T = 77,94 oC
adalah sebagai berikut: - Bawah : P = 2 atm
1. Menara Distilasi-01 T = 230,49 oC
Kode : D-01 D menara : 1,022 m
Fungsi : Untuk memisahkan Tebal shell : 3/16 in
air dan kumen Tebal head : 3/16 in
Jenis : Sieve Tray Tinggi menara : 26,46 m
Kondisi Operasi Σ plate actual : 57 buah
- Umpan : P = 2 atm Konstruksi :
o
T = 106,39 C Carbon Steel SA-135
- Atas : P = 2 atm 3. Menara Distilasi-03
T = 82,52 oC Kode : D-03
- Bawah : P = 2 atm Fungsi : Untuk memisahkan
T = 203,45 oC H2SO4
D menara : 0,805 m Jenis : Sieve Tray
Tebal shell : 3/16 in Kondisi Operasi
Tebal head : 3/16 in - Umpan : P = 2 atm
Tinggi menara : 37,62 m T = 203,45 oC
Σ plate actual : 82 buah - Atas : P = 2 atm
Konstruksi : T = 203,24 oC
Stainless Steel SA-304 - Bawah : P = 2 atm

2. Menara Distilasi-02 T = 267,92 oC

Kode : D-02 D menara : 0,874 m


Fungsi : Untuk Memurnikan Tebal shell : 3/16 in
Aseton Tebal head : 3/16 in
Tinggi menara : 46,66 m
Σ plate actual : 102 buah - Umpan : P = 2 atm
Konstruksi : T = 180,47 oC
Stainless Steel SA-304 - Atas : P = 2 atm
T = 179,36 oC
4. Menara Distilasi-04 - Bawah : P = 2 atm
Kode : D-04 T = 183,15 oC
Fungsi : Untuk memisahkan D menara : 1,652 m
CHP dan kumen Tebal shell : 3/16 in
dengan fenol Tebal head : 3/16 in
Jenis : Sieve Tray Tinggi menara : 22 m
Kondisi Operasi Σ plate actual : 48 buah
- Umpan : P = 2 atm Konstruksi :
o
T = 203,24 C Stainless Steel SA-304
- Atas : P = 2 atm 6. Reaktor (R-01)
o
T = 180,47 C Kode : R-01
- Bawah : P = 2 atm Jumlah :3
o
T = 207,69 C Fungsi :Mendekomposisi
D menara : 0,931m kumen hidroperoksida
Tebal shell : 3/16 in menjadi fenol dan
3
Tebal head : /16 in aseton dengan katalis
Tinggi menara : 49,43 m asam sulfat
Σ plate actual : 105 buah Jenis alat : Reaktor alir tangki
Konstruksi : berpengaduk (RATB)
Stainless Steel SA-304 Konversi
5. Menara Distilasi-05 - reaktor 1 : 67%
Kode : D-05 - reaktor 2 : 89%
Fungsi : Untuk memisahkan - reaktor 3 : 96%
CHP dengan kumen
Kondisi operasi
Jenis : Sieve Tray
Tekanan : 2 atm
Kondisi Operasi
Suhu : 65 oC
Dimensi Air
pembangkit
Diameter : 0,418 m steam 24.898,58 7.189,90
Tinggi : 1,102 m Air sanitasi 2.909,37

Tebal shell : 3/16 in Tabel 2. Data Kebutuhan Air Pabrik


3
Tebal head : /16 in Fenol
Pengaduk H. ANALISIS EKONOMI
Jenis : Turbin dengan 6 Analisis ekonomi dalam
blade plate suatu perancangan pabrik diperlukan
Diameter : 0,139 m untuk memperkiraan besarnya
Σ baffle :8 keuntungan (laba) yang diperoleh,
BHP : 2,5 Hp lamanya pengembalian modal
Tinggi pengaduk : 0,0483 m investasi, kelayakan investasi dan
Lebar pengaduk : 0,0603 m terjadinya titik impas. Analisis
Lebar baffle : 0,0410 m ekonomi juga digunakan untuk
Tinggi cairan : 0,63640 m mengetahui apakah pabrik yang akan
Pendingin : didirikan dapat menguntungkan dan
Jenis : Coil Single Helix layak didirikan atau tidak (Aries dan
Kondisi Operasi : Newton, 1995). Berdasarkan evaluasi
o
- Suhu Masuk : 25 C ekonomi yang telah dilakukan,
o
- Suhu Keluar : 35 C pabrik direncanakan beroperasi
Jumlah lilitan : 15 selama 330 hari pertahun dengan
Tinggi koil : 0,43 m modal tetap sebesar
Volume koil : 0,042 m3 Rp. 369.400.804.196,96 pertahun.
Kontruksi : Modal kerja sebesar
Stainless steel SA-304 Rp. 775.067.521.406,41 pertahun.
Jumlah : 1 buah Keuntungan yang didapat setelah
G. UTILITAS dipotong pajak mencapai
Rp. 161.508.905.036,54 pertahun.
Kebutuhan Make-up
(kg/jam) (kg/jam) Hasil analisis kelayakan menyatakan
Air
pendingin 110.409,18 3.577,25
bahwa percent return on investment
(ROI) sebelum pajak sebesar 62,46%
dan setelah pajak sebesar 43,73%. 2. ROI (return on investment)
Pay out time (POT) sebelum pajak sebelum pajak adalah 62,46%.
1,38 tahun sedangkan setelah pajak ROI (return on investment)
sebesar 1,86 tahun. Break even point sesudah pajak adalah 43,73%.
(BEP) sebesar 51,31% kapasitas, dan ROI (return on invesment)
shut down point (SDP) sebesar sebelum pajak untuk pabrik
41,96% kapasitas. Discounted cash beresiko rendah minimal 11%
flow (DCF) sebesar 51,31%. Hasil (Aries dan Newton, 1995).
analisa ini dapat ditunjukkan dalam 3. POT (pay out time) sebelum
gambar 2 berikut: pajak adalah 1,38 tahun
POT (pay out time) sesudah
pajak adalah 1,86 tahun
POT (pay out time) sebelum
pajak untuk pabrik beresiko
rendah maksimal 5 tahun (Aries
dan Newton, 1995).
4. BEP (break event point) adalah
Gambar 2. Grafik Parameter Analisis
51,31%
Ekonomi
SDP (shut down point) adalah
I. KESIMPULAN
41,96%
Hasil analisis kelayakan
BEP untuk pabrik kimia pada
ekonomi menyatakan bahwa pabrik
umumnya berkisar antara
metil metakrilat layak
40%-60%.
dipertimbangkan untuk didirikan dan
5. DCF (discounted cash flow)
dikaji lebih lanjut. Hal ini ditunjukan
adalah 40,14%
dengan hasil analisa kelayakan
DCF yang dapat diterima harus
ekonomi sebagai berikut:
lebih besar dari bunga pinjaman
1. Keuntungan sebelum pajak
di bank. Besarnya DCF untuk
sebesar Rp. 230.727.007.195,05
pabrik beresiko rendah minimal
Keuntungan sesudah pajak
1,5 kali besarnya bunga bank.
sebesar Rp. 161.508.905.036,54
DAFTAR PUSTAKA Horace E, Hood 1994, Process for
Producing Phenol from
Aries, R, S, dan Newton, R.D, 1955, Cumene, US Patent 5371305.
“Chemical Engineering Cost Kern, D. Q., 1965, “Process Heat
Estimation”, Mc Graw Book Transfer”, Mc. Graw-Hill
Company, New York. BookCompany Inc.,
Badan Pusat Statistik, 2007-2015, Singapura.
“Statistik Perdagangan Luar Kirk, R. E., dan Othmer, D. F., 1995,
Negeri Indonesia”, Import “Encyclopedia of Chemical
Menurut Jenis Barang dan Technology”, 4th edition, vol.
Negara Asal, Jakarta, 16, John Wiley and Sons
http://www.bps.go.id, diakses Company Inc., New York.
Jum’at, 20 September 2014, Levenspiel, O., 1976, Chemical
pukul 19.00 WIB. Reaction Engineering, 2nd
Brownell, L.E., dan Young, E.H., ed., John Wiley and Sons,
1979, “Process Engineering inc., Toronto.
Design”, 3rd ed, Willey Perry, R. H., dan Green, D., 1999,
Eastern Ltd. New Delhi. “Perry’s Chemical
Coulson, J.H., dan Richardson, J.F., Engineer’s Hand Book”, 7th
1983, “Chemical Engineering ed, Mc Graw Hill Book
Design”, vol. 6, Pergason Company Inc., New York.
Press, Oxford. Peters, M. S., dan Timmerhaus, E.
Faith, W.L., Keyes, D.B., and Clark, D., 1980, “Plant Design and
R.I., 1970, Industrial Economy for Chemical
rd
Chemistry, JohnWiley and Engineer’s”, 3 ed, Mc Graw
Sons, London. Hill Book Company Inc.,
Fogler, 1992, ” Elements of Singapore.
Chemical Reaction Mc Ketta, j.j. and Cunningham,
Engineering ”, 4th edition, W.A., 1987, Encyclopedia of
Prentice-Hall International, Chemical Processing and
Inc, Amerika.
Design, Vol 5, Marcel
Decker inc., New York.
Peters, M.S. and Timmerhaus, K.D.,
2003, Plant Design and
Economic for Chemical
Engineering, 5th ed.,
McGraw-Hill International
Book Company Inc., New
York.
Powell, S.T., 1954, Water
Conditioning for Industry,
McGraw-Hill Book
Company, Tokyo.
Rase, H.F., and Holmes, J.R., 1977,
Chemical Reactor Design for
Process Plant, Volume One :
Principles and Techniques,
John Wiley and Sons, Inc.,
New York.
Ullmann’s, 1989, “Encyclopedia of
Industrial Chemistry”,
Weiihim Fifth Completely
Revised Edition, John Wiley
and Sons Company Inc.,
Jerman
Yaws, 1999, “Thermodynamic and
Physical Properties Data”,
Mc.Graw-Hill Book
Company Inc., Singapura.

Anda mungkin juga menyukai