Anda di halaman 1dari 43

FOCUS GROUP

DISCUSSION

(TINJAUAN SEKILAS UNTUK PENGANTAR DISKUSI)

Oleh Dr. Nadirah, M.Sc


Pusat Teknologi Industri Proses, BPPT

Banten, 27 Agustus1 20

LATAR BELAKANG

Kebutuhan Produk Petrokimia yang semakin meningkat seiring dg pertumbuhan


100 Year of Independence
(Sumber: Menko Perekonomian)

UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian


PP No. 14 Tahun 2015 tentang RIPIN 2015 - 2035

Keterbatasan minyak bumi sebagai bahan baku petrokimia menyebabkan tdk

PENGEMBANGAN INDUSTRI
INDUSTRI HIJAU adalah industri yang dalam PROSES
PRODUKSINYA:

oMengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya


secara berkelanjutan;
oMampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi
MEMBERIKAN
lingkungan hidup;
MANFAAT
oDapat memberikan manfaat bagi
masyarakat.
(UU No.3/2014
tentang Perindustrian)

BAGI MASYARAKAT
( SOCIALLY INCLUSIVE
)

Industri
HIJAU

Bangsa Indonesia Hanyut oleh Arus


Konsumerisasi
Saat ini Tercatat Sebagai Pasar Besar
Bagi Produk Negara Lain

KONDISI SAAT INI


Kelemahan utama Industri Indonesia adalah pada DESAIN DAN BRAND.
Teknologi Industri rancang bangun dan rekayasa harus menjadi bagian
terintegrasi proses pengembangan industri Nasional yang berkontribusi
dalam peningkatan daya saing dan kemandirian.

PELAKSANAAN ENGINEERING DI DALAM NEGERI

Typical
EPCI
cost
distribut
ion

Level of
Influenc
e

EPCI Berperan sebagai lokomotif penarik


gerbong penggunaan produk barang/jasa dalam
negeri
Bobot nilai Procurement paling besar dalam
struktur biaya proyek EPC, sehingga peningkatan
TKDN nya sangat tergantung pada kemampuan
peningkatan produksi barang DN
Engineering merupakan unsur yang strategis
dalam EPCI, namun apresiasi terhadap Insinyur
yang rendah mengakibatkan pilihan kerja dalam
sektor non-teknik atau bekerja diluar negeri lebih
menarik dibandingkan bekerja sebagai Insinyur di

KEGIATAN DI BPPT TERKAIT PETROKIMIA

Program : Pengkajian dan Penerapan Teknologi Industri Petrok


Sasaran Strategis :
Meningkatnya inovasi dan layanan teknologi untuk daya
saing sektor produksi

Target Kegiatan :
Jumlah inovasi dan layanan teknologi industri petrokimia
dengan meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam
untuk mencapai target outcome antara lain :
Pupuk SRF/CRF
Pipa apung
Rubber air bag untuk peluncur kap
Kilang Mini
Propelan dan Bahan Peledak
Katalis

PROGRAM REVITALISASI INDUSTRI PUPUK NASIONAL


INPRES NO.2 TAHUN 2010

Meningkatkan produksi pupuk anorganik, organik dan hayati


Memperluas sebaran produksi pupuk
Mengembangankan keragaman jenis pupuk
Menggunakan teknologi yang ramah lingkungan
Melakukan penghematan bahan baku dan energi
Memperluas akses pasar untuk memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri

Melalui program revitalisasi tersebut, diharapkan tercapai


keseimbangan suplly demand pupuk urea pada tahun 2019,
bahkan total supply diharapkan 5% lebih tinggi dari total
demand.

BPPT MENGEMBANGKAN PUPUK LEPAS


LAMBAT SRF
Pupuk Lepas Lambat SRF adalah pupuk granul anorganik tunggal atau
majemuk yang menggunakan matrik dengan metode tertentu
sehingga pelepasan unsur hara pupuk ke tanah (media tanam) dapat
dikendalikan (lebih efisien) dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan
asupan unsur hara oleh tanaman dalam suatu waktu tertentu.
Berdasarkan hasil uji lapang, diperoleh efisiensi pemakaian pupuk 3050 % (Bila asumsi menghemat pupuk 30% dari total subsidi Rp. 18
Trilyun/th, maka aplikasi pupuk SRF dapat mengurangi beban subsidi
pupuk Rp.5,4 Trilyun/th)
Petani sangat diuntungkan karena pemakaian pupuk yang lebih
hemat, pemupukan sekali selama masa tanam sampai panen
sehingga dapat mengurangi ongkos pemupukan, mendapatkan
panen rata-rata meningkat sekitar 10%.

Efisiensi 30-50 % (Mengurangi subsidi pupuk + Rp.5,4 Trilyun/th)


Demplot di 16 kabupaten oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Panen meningkat sekitar 10%.
(BPTP): Departemen
Contoh
Demplot di BaliPertanian
dg SRF : Varietas Ciherang : 9,7 ton/ha, dg pupuk biasa 8,8 ton/ha.
Demplot di Tangerang : Varietas Inpari Sidenuk : 10,4 ton/ha, Varietas Mira 1 : 11 ton/

KEUNGGULAN

FORMULA PUPUK FLEKSIBLE


EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK 30-50 %
PRODUKTIVITAS TANAMAN TINGGI (MENINGKAT RATA-RATA 10 %)
PEMUPUKAN SEKALI SELAMA MASA TANAM (TANAMAN PANGAN)
FEED 100.000 tpy
APLIKASI MUDAH (DENGAN CARA DITEBAR)
BINDER YANG BIODEGRADABLE DAN RAMAH LINGKUNGAN.
DAPAT DIGUNAKAN UNTUK LAHAN BASAH MAUPUN KERING
MENGGUNAKAN BAHAN BAKU/PERALATAN LOKAL (TKDN TINGGI)
C
A
P
A
I
A
N

o Laboratorium design
Conseptual desain
Basic design
Front End Engineering Design (FEED)
Detil Engineering Design (DED)
o Pengujian skala bench
o Pilot Plant Kapasitas 300 tpy
o Pilot Project Kapasitas 10.000 tpy
o Pusri Palembang akan membuat Kapasitas
30.000 tpy

Pilot Plant SRF 300


tpy

Pilot Project SRF 10.00

Pilot Plant Syngas Kapasitas 15 KW


Dilengkapi dengan teknologi plasma
Dalam fisika dan kimia, plasma
disebut juga gas terionisasi karena
terbentuk dari gas yang terionisasi
oleh panas.
Pada saat ion-ion gas tereksitasi maka akan menghasilkan radikal-radikal
gas yang meiliki temperatur tinggi. Ionion gas tersebut sangat reaktif dan
memiliki memiliki suhu yang sangat tinggi antara 5.000C hingga 10.000C.
Apabila gas plasma tersebut dikenakan pada senyawa organik maka
asenyawa organik tersebut akan terurai menjadi komopenen-komponen
penyusunnya
Proses gasifikasi dengan menggunakan udara (O2+N2) meyebabkan produk syngas
didominasi dengan Nitrogen. Kehadiran N2 dalam syngas pD industri pupuk
(petrokimia) dapat mempersulit proses pemisahan Carbon Monoxide (CO). Selain itu
keberadaan Nitrogen ini akan memperkecil volume syngas (H2 dan CO) Hal ini
disebabkan titik didih N2 dan CO sangat dekat. Oleh karena itu syngas untuk bahan
baku industri pupuk dan petrokimia lainnya perlu bebas dari nitrogen.

Diagram Proses gasifikasi plasma

Sumber : BP Statistical Review of Worl Energy (June 2015)

OIL

Sumber : BP Statistical Review of Worl Energy (June 2015)

Sumber : BP Statistical Review of Worl Energy (June 2015)

GAS

Sumber : BP Statistical Review of Worl Energy (June 2015)

PerkembanganProduksi,
Impor dan Ekspor Minyak
Sumber : Outlook Energi Indonesia 2014

PerkembanganProduksi dan
Ekspor Gas
Sumber : Outlook Energi Indonesia 2014

Kilang Minyak Existing di Indonesia

1
10

4
No

Lokasi

Kapasit
as
(MBCD)

Sumber
Crude Oil

Complexity
Idle Refinery
7.5
3.1
4.0
3.3
11.9
2.4

TOTAL:
1.169,1
MBCD

5 6
7
Operator

P. Brandan
Dumai
Musi, Plaju
Cilacap
Balikpapan
Balongan
Kasim

Location

Refinery
Profile

N
o

Lokasi

Kapasi
tas
(MBCD
)

Sumber
Crude
Oil

Operator

Dumai

177

Domestik

PT Pertamina
(Persero)

Cepu

18

Domestik

Plaju

127.3

Domestik

PT Pertamina
(Persero)

PT Triwahana
Universal

Tuban

100

Domestik

PT TPPI

Balonga
n

125

Domestik

PT Pertamina
(Persero)

Balikpap
an

260

PT Pertamina
(Persero)

Cilacap

348

Impor

PT Pertamina
(Persero)

Domestik
, dan
Impor

Sorong

10

Domestik

PT Pertamina
(Persero)

Rencana Pembangunan Kilang


Roadmap Kilang Minyak Bumi Indonesia*
Lokasi

Kapasitas
(MBCD)

Medan
Bontang
Cilacap
Tuban

Sumber
Crude Oil

Operator

Perkiraan
Nilai Investasi
(juta $)

Domestik

PT. Indo Kilang


Prima

200

300

Impor

PT Pertamina
(Persero)

10,000

62

Impor

PT Pertamina
(Persero)

1,400

300

Impor

PT Pertamina
12,000
Rencana
Lokasi
Kilang
Baru
(Persero)

Tahun 20162020

Tahun 20212025

EPC dan
Produksi
EPC

EPC dan
Produksi

Produksi
EPC

EPC dan
Produksi

dan Saudi Aramco

TotalPada

668
tahun
2025,
kapasitas
kilang minyak
Indonesia
mencapai
1737,1 MBCD
Infrastruktur

23,600

Tahun
2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2023

2024

2025

Pengolahan (MBCD) 1.231,1 1.231,1 1.231,1 1.231,1 1.381,1 1.381,1 1.381,1 1.381,1 1.381,1 1.737,1
2

Refining Development Master Plan (RDMP) dan Grass Root Refinery


(GRR)
Kilang Pertamina memiliki total kapasitas + 1.060 mbsd, akan meningkatkan
bisnis kilang dengan
meng-upgrade
5 kilang eksisting dan membangun 1
New Grass
Root
Refinery untuk kebutuhan energi di Indonesia
kilang besar baru berskala
dunia
in Bontang
with PPP
scheme
(Government
plan)

Dumai refinery

Bontang refinery
Balikpapan refinery
Plaju refinery
Balongan refinery
New Grass
Root Refinery
in Tuban B to B
scheme with
Aramco

Tuban refinery
Cilacap refinery

Crude flexibility

Complexity

~2% S

8-9

of crude flexibility

NCI

Sulfur handling limit from


0.4% to ~2% S

Complexity improved
from 5 to 8-9

Product quality

EURO IV

Crude quantity

x2

up from EURO II

increased capacity

Gasoline from 500 to <50


ppm S
Diesel from 3,500 to <50
ppm S

From 820,000 BPD


to 1,610,000 BPD

KARAKTERISTIK

Kapasitas kecil ( < 15.000 bpd)


Proses sederhana ( terdiri Atmospheric Destilation Unit/
ADU & Vacuum destilation Unit/ VDU )
Produk yang dihasilkan terbatas ( Nafta, Kerosene, Diesel
Oil, Residual Oil )
Kilang minyak mini dibangun dari beberapa bagian atau
modul sehingga dapat dengan mudah diangkut dan
dipindahkan.
PERSYARATAN
BAHAN
BAKUremote/ di mulut tambang.
Dibangun
di wilayah
Minyak mentah yang digunakan sebagai bahan baku yang
paling optimal untuk kilang mini adalah minyak mentah
yang memiliki nilai API yang tinggi atau kondensat dengan
kandungan diesel yang relatif tinggi.
Kandungan garam maksimal sebesar 1Kg per 1000 barel
dan kandungan sulfur maksimum 1%.
Perlu penambahan unit Desalter dan Desulfurisasi apabila
kandungan garam dan sulfur melebihi yang dipersyaratkan.

PERBANDINGAN REFINERY DARI BERBAGAI JENIS BAHAN BAKU

Semakin rendah API semakin


banyak fraksi ringan yang
dihasilkan

BERAPA CONTOH KILANG MINI (EXISTING)

KILANG MINI MEGION, TYUMEN REGION, RUSSIA KAPASITAS 2000 bpd.


PRODUCT YIELD :
Naptha : 16%
Diesel : 36%
Residu : 48%
PT. TWU KAPASITAS 6.000 bpd.
Produk kilang TWU :
-Naptha/SRG,
-HSD/solar,
-MDO (Marine Diesel Oil)
dan
-VTB/Residu,
PUSDIKLAT LEMIGAS CEPU KAP. 3.600
bpd.

KEGIATAN SAAT INI & OUTPUT YANG DIHARAPKAN


Conceptual design kilang mini kap. 8.000 - 15.000 bpd (2015)
Basic Design kilang mini akan dilakukan dengan bekerja sama dg Kemenko
Maritim dan Sumberdaya, Kemen ESDM dan Pertamina
FEED & DED

Konfigurasi Kilang Mini

Unit Utama : Distillation


Process Units
ADU
VDU
Unit penunjang :
Steam Generation termasuk
Boiler Feed Water Preparation
System
Cooling Tower System
Desalter System
Flare System
Compressed Air System
Water&Waste Water Treatement
Units
Unit Tambahan :
Truck loading station
LPG Bottling System

USULAN PERAN BPPT PADA SEKTOR MIGAS

FEED atau Pre FEED Kilang Mini kapasitas 6000 bpd


Desain Engineering & pembuatan Prototipe Kilang Mini
kapasitas 35 bpd atau 5 ton/day. ( ADU, VDU,CDU,Katalis)
Kajian kapabilitas Kontraktor EPC untuk Hulu Migas
Kajian kapabilitas kontraktor EPC untuk Hilir (Pengolahan)
Migas
Kajian Peningkatan TKDN untuk sektor Hulu dan Hilir Migas.
Implementasi peralatan pendukung migas ( Mis: Pipa Apung
).
ESTIMASI
Desain Floating
Platform untuk
Migas ( BPPH )
BIAYA INVESTASI
(2015)

Kap 2.000 bpd


:US$ 8 juta (Sumber : Kajian Lemigas )
Kap 6.000 bpd
: US$ 45 Juta
( Sumber : PT
TWU )
Kap 18.000 bpd : US$ 150 Juta ( Sumber : PT. TWU )
Kap 300.000 350.000 bpd : US$ 9 Milyar ( Sumber :
Pertamina )

IDE PENGEMBANGAN MIGAS JANGKA PANJANG


PENCAPAIAN %
100
%
A

C
B

50%
D

10

15

A . Supporting Equipment Design ( Safety system equipment,


Regasifikasi LNG)
B. Subsystem Process Design ( a) Separation process : CO2
separation, Sulfur separation, b. Refinery Crude Oil Mini c)
LNG Mini, CNG plant)
C. Main Equipment Design ( Peralatan Destilasi, Cracking,
reforming)

TAHUN

Proses klasik : hidrodesulfurisasi, hidrodenitrogenasi


Katalis klasik masih tetap favorit : Co, Ni, Mo, W
Support klasik yang masih favorit: Silika, silikaalumina, zeolite
Nilai bisnis katalis refinery USD 4 billion/tahun
(75% hydroteating+cracking+isomerisasi)
Diperkirakan saat ini kebutuhan katalis dunia
mencapai 21 Milyar dolar Amerika, tetapi nilai
yang dibangkitkan dari katalis tersebut dapat
mencapai 11 15 trilyun dolar Amerika.
80%
kebutuhan dunia dipasok dari Amerika Serikat.

Sampel katalis skala Lab

Sampel katalis

Aplikasi katalis untuk proses BB

PRODUCT

APPLICATION

PROSES DAN IMPLEMENTASI ZEOLIT/SILIKA

AGRICULTURE

SRF

CATALYST

CATALYST

MOLECULAR
SIEVE

NANO
FILTRATION

GAS
SEPARATION

R&D

SENSOR

SOLAR CELL

MEMBRANE

MOLECULAR
SIEVE

ELEKTRONIK

SUPPORT
MEMBRAN

IMMERSION

TECHNOLOGY /

MEMBRANE
REACTOR
(Katalis)

INORGANIC
BATTERY

ACTIVATION

FORMULATION

POWDERING &
PURIFICATION

COATING
SINTERING

VAPOR
INFILTRATION

MODIFICATION

PTIP - BPPT

Manfaat BBN

Energi
Berkelanjutan
Solar Terbarukan

- Terbarukan
- Titik nyala lebih tinggi
- Kandungan sulfur dan aromatik lebih rendah
- Efesiensi pembakaran lebih tinggi
- Pelumasan yang lebih tinggi
Kekurangan Biodiesel

Energi Fosil
Solar Minyak
Bumi

- Viskositas lebih tinggi


- Titik tuang dan pengkabutan
lebih tinggi
- Kandungan NOx lebih tinggi
- Nilai panas lebih rendah
-Perlu ada modifikasi terhadap
mesin diesel

Salah satu jenis dari BBN generasi II

BBN non-Ester

Sifat Solar Minyak Bumi

Memeperlihatkan sifat setara dengan solar


minyak bumi

Titik tuang dan pengkabutan yang


rendah
Emisi Nox yang lebih rendah
Nilai panas lebih tinggi
Aus mesin yang lebih rendah

GREEN/RENEWABLE DIESEL

Nilai panas yang lebih tinggi

Kandungan oksigen yang lebih rendah

TANTANGAN PENGEMBANGAN KATALIS SAAT


INI

Tatangan klasik katalis untuk better hydroprocessing:


selektif
aktif
stabil
Dihadapkan pada :
- pertumbuhan kebutuhan energi
- perubahan karakteristik crude oilPerubahan karakter crude oil
Crude lebih berat (densitas lebih
- perubahan spesifikasi mesin
besar)
- peraturan terkait Lingkungan
Kandungan sulfur bertambah
- kompetisi antar vendor katalis
(sampai 1,2%)
Syncrude : mengandung 2-4x
sulfur, dan
nitrogen
dan aromatik
Perubahan spesifikasi mesin kendaraan
tantangan
peraturan lingkungan
Low CO2, SOx, NOx, VOC, PM emissions
Perlu fuel yang lebih bersih
Perlu katalis untuk exhaust

TREND PENGEMBANGAN KATALIS SAAT INI


Guard bed catalyst untuk proteksi Ni, V, Fe, Si, As : disain pori
katalis
Peningkatan aktivitas hydrogen :
- kelarutan hydrogen yang kecil di fasa katalis
- menggunakan trickle bed reactor?
Material baru katalis :
- mesopores : 1-30 nm
- MCM-41?
Aturan Lingkungan hidup
- penurunan aromatic pada solar dari 25% menjadi 5%
menurunkan emisi PM 30%, 28% CO, 10% NOx
- kenaikan angka setana dari 50 ke 58 menurunkan
emisi 26%
Hydroprosessing biomass HDO untuk menghasilkan green
diesel

Komponen Aktif Katalis


Kelas

Konduktivitas/tipe reaksi

Reaksi

Logam

Redoks konduktor

Hidrogenasi

Oksida dan

Redoks semikonduktor

sulfide

Oksida

Ion karbonium insulator

Contoh

Hidrogenolisis

Fe, Ni, Pt,

Oksidasi

Pd, Cu Ag

Hidrogenasi selektif

NiO, ZnO

Hidrogenasi

CuO

oksidasi

Cr2O3, MoS2

Polimerisasi

Al2O3, SiO2

Isomerisasi

MgO

Cracking

Zeolit

Dehidrasi

The major components in modern cat


cracking
Zeolite

Matrix

Filler &
Binder
Additive

Molecular sieve with the silica and alumina basic building block
Example : Faujasite, X type zeolite, Y type zeolite, ZSM-5,
silicalite.
Faujasite : Pore size ca. 8 , surface area : 600 m2/g.
Zeolite play a significant role in the overall performance of
catalyst
Matrix is component of catalyst other than zeolite.
Active matrix : having catalytic activity.
Example : alumina, silicalite
Zeolite pore is not suitable for large molecule hydrocarbon, and
prevent the zeolite from deactivated premature due to
impurities (Vanadium, basic nitrogen)
Filler and binder Function : to provide physical integrity end
mechanical strength (density, attrition resistance, particle size
distribution, etc)
Clay : kaolinite [Al2(OH)2, Si2O5]
Additive : To enhance the performance of cat cracker ; alter the
yield and pollutant reduction.

BEBERAPA CONTOH KATALIS


ZEOLIT
Zeolite
Type

Pore
size ()

Si/Al
ratio

Application

Zeolite A

4.1

2-5

Gas separation, Bio-fuel


purification

Faujasite

7.4

3-6

Catalytic cracking and


hydrocracking

ZSM-5

5.2 x 5.8 30 200

Xylene isomerization,
benzene, alkylation,
catalytic cracking,
catalyst dewaxing and
methanol conversion

Mordenit
e

6.7 x 7.0 10 - 12

Hydro-isomerization,
dewaxing

DEFINISI PRODUK
Pipa apung adalah salah satu produk karet teknik yang memiliki
spesifikasi khusus, dimana dalam penggunaannya pipa apung
tersebut harus mampu menahan beban kerja akibat tekanan
pompa, ketahanan terhadap lingkungan air laut, ketahanan
terhadap material yang dialirkan dan memiliki berat jenis lebih
rendah dari pada air laut sehingga dapat mengapung.

Total kebutuhannya pipa apung untuk industri


pengerukan, pertambangan dan perminyakan + 450
buah/tahun
Biaya Pengadaan Marine Hose per tahun adalah US$
12.320.000
Keseluruhan produk tersebut sampai dengan saat ini
Dimensi
yang
banyak digunakan :
masih
diimpor
Industri Pengerukan 26 dan 28 x 10 m
Industri Perminyakan 12dan 16 x 10.7 m

Potensi pasar Pipa Apung di Indonesia


No.
1.

Kelompok
Industri
Pertambanga
n

Konsumen

Dimensi

Kebutuhan

PT. Tambang Timah

16x10.000 mm
26x10.000 mm

20 btg/tahun
20 btg/tahun

26x10.000 mm
26x10.000 mm
16x10.000 mm

160 btg
20 btg/thn
10 btg/thn

16x10.000 mm

300 btg/thn

2.

Pengerukan

Dredging Malaysia
PT. RUKINDO
PT.
Indopratama
Agung

3.

Perminyakan

PT. Pertamina

Penggunaan Rubber
Air Bag di Galangan
Kapal - China

Proses Manufaktur Prototipe


Rubber Air Bag di Industri Hilir
Karet Nasional

Uji Coba Prototipe Rubber


Air Bag di Galangan Kapal Pekalongan

PENGALAMAN BPPT
Litbangyasa:
o Design &
Engineering
o Prototyping

Bina Industri:

Paten Bersama

DED Pabrik pupuk NPK 100.000 tpy

o Performance test pabrik pupuk NPK PT.


Pupuk Kaltim
o Pendampingan pendampingan konsultansi
teknis dalam rangka pembangunan pabrik
pupuk KALTIM 5
o Analisis quick arm loader fasilitas bongkar
muat pupuk, PT. Pupuk Kaltim
o Design Pabrik Pupuk Kiserit, kerjasama
TekMIRA
o Pemilihan teknologi asam sulfat untuk
pupuk NPK
o Kajian pemilihan lahan cluster pabrik pupuk
NPK
PT. Pupuk Kaltim
o Evaluasi Dan Rekomendasi Teknis Terhadap
Deviasi Pekerjaan EPC Kontraktor (ToyoIKPT) Pada Proses Pembangunan Boiler

Pabrik PKT 5

Design Kiserit

RENCANA KEGIATAN PEMBUATAN FS & FEED


+ Desain Pabrik Pupuk NPK 100.000 ton/th (Revitalisasi
Industri Pupuk Nasional) :
Kerjasama
membuat
rancangan
pabrik
pupuk ton/th
NPK 100.000
ton/th
+ DesainPIHC
Pabrik
Pupuk
SRF-NPK
30.000
:
Kerjasama PT. Pusri Palembang, membuat rancangan pabrik pupuk SRF NPK
30.000 ton/th

+ Revamping Pabrik Pupuk PKT 2 & Optimalisasi PKT 1:


Kerjasama PT. Pupuk Kaltim, melaksanakan revamping unit PKT-2 dan
Optimalisasi PKT-1

+ Pengembangan Pupuk CRF :

Kerjasama PT. Pupuk Kaltim, mengembangkan


produk Controlled Release Fertilizer (CRF)

+ Implementasi Pupuk SRF :


Kerjasama PTPN 6, Jambi : Rancang Bangun dan
rekayasa pabrik pupuk SRF untuk perkebunan
kelapa sawit.

+ Design Engineering Kilang Mini :


Pembuatan Design Engineering Kilang Mini

+ Design Engineering Syngas:


Pembuatan Design Engineering Syngas untuk
petrokimia

PKT-1

PKT-2

TERIMA KASIH

o
o
o
o

TEKNOLOGI PROSES PEMBUATAN NITROGLISERIN


NAC/SAC
DOUBLE BASED PROPELAN
FUZE BOMB P-100

Review Technology NG Rheinmetal

Fuze bomb P-100

Anda mungkin juga menyukai