KEL O M PO K 12
AY U N U RVI TA I ND RI A N T I 20 2 07 1 04 5 01 5 0
SR I RA H AYU FEB RI YA N TI 2 0 20 71 0 45 0 15 3
MO CH A MA D HI SAM A 2 0 20 71 0 45 01 4 5
SI T I N U RAI SYAH SI REG A R 20 2 07 1 04 5 01 43
LATAR
Perkembangan industri BELAKANG
kendaraan bermotor Di Indonesia Sebagian
dilakukan dalam rangka besar kendaraan
meningkatkan efisiensi menggunakan BBM
penggunaan BBM. berjenis Bensin.
Rendahnya kualitas BBM Salah satu besaran
berakibat penting yang
tidaksempurnanya menentukan kualitas
pembakaran BBM jenis bensin adalah
besarnya bilangan oktan.
Bilangan oktan
merupakan suatu
besaran yang cara untuk mengatasi hal
menggambarkan tersebut adalah dengan
kemudahan bensin penambahan bahan (aditif) Salah satu solusinya yaitu
untuk terbakar di pada bensin yang dapat dengan menambahkan
dalam mesin. meningkatkan bilangan ETBE (Etil Tersier Butil
oktan dan kandungan Eter) merupakan salah satu
oksigennya dari eter komersial yang
digunakan sebagai zat aditif
LATAR untuk meningkatkan kualitas
BELAKANG bensin melalui peningkatan
bilangan oktan dan
kandungan oksigennya.
•Dalam pembuatannya di butuhkan proses yang cukup komplex
•Sehingga dibutuhkan pemilihan dan pemakaian peralatan penunjang yang
tepat untuk mendapatkan keberhasilan produk yang berkualitas baik, salah
satu alat terpenting dalam prosesnya yaitu REAKTOR
•sehingga langkah pertama dalam desain proses adalah
pemilihan jenis reaktor.
1.F LU IDIZED B ED
R EAKTOR
(F B R ) dimana katalisnya terangkat oleh
•Reaktor
aliran gas reaktan. Keuntungan FBR :
Dan prosesnya terjadi secara isotermal. • Reaktor mempunyai kemampuan untuk
Perbedaannya dengan Fixed bed adalah memproses fluida dalam jumlah yang besar
pada Fluidized bed jumlah katalis lebih • Pengendalian temperatur lebih baik
sedikit dan katalis bergerak sesuai • Pencampuran (mixing) yang bagus untuk
kecepatan aliran gas yang masuk serta FBR katalis dan reaktan
memberikan luas permukaan yang lebih Kerugian FBR :
besar dari PBR • Perancangan-Pembangunannya kompleks
sehingga biaya mahal
• Jarang digunakan di (dalam) laboratorium
Reaktor gas cair dengan katalis
padat
2.Multi tube
Katalisator diisi lebih dari satu tumpuk katalisator.
Fixed bed dengan katalisator lebih dari satu tumpuk, banyak dipakai dalam
proses adiabatik. Jika reaksi yang terjadi sangat eksotermis pada konversi yang
masih kecil suhu gas sudah naik sampai lebih tinggi dari suhu maksimum yang
diperbolehkan untuk katalisator maka gas harus di dinginkan terlebih dahulu
kedalam alat penukar panas diluar reaktor dan selanjutnya dialirkan kembali ke
reaktor Jika reaksi bersifat endotermis maka penukar panas diluar reactor dapat
digunakan untuk pemanas gas reaksi.
FA K T O R P E M I L I H A N
TUJUAN PEMILIHAN JENIS REAKTOR
REAKTOR
FA K T O R L A I N D A L A M
1. Mendapat keuntungan yang 1. Fase zat pereaksi dan hasil
PEMILIHAN REAKTOR
besar reaksi
2. Biaya produksi rendah 2. Tipe reaksi dan persamaan 1.Jenis
3. Modal kecil/volume kecepatan reaksi, serta ada
2.Konsentrasi
reaktor minimum tidaknya reaksi samping
3. Kapasitas produksi 3.Temperatur
4. Operasinya sederhana dan
murah 4. Harga alat (reactor) dan biaya 4.Tekanan
5. Keselamatan kerja terjamin instalasinya 5.Fasa
6. Polusi terhadap 5. Kemampuan reactor untuk 6.Katalis
sekelilingnya (lingkungan) menyediakan luas permukaan
dijaga sekecil-kecilnya yang cukup untuk perpindahan
panas
PEMBAHASAN • Proses reaksi ini akan membentuk ETBE, selain itu
1. PROSES REAKSI juga akan terdapat etanol yang tidak bereaksi serta
butana dan 1-butena (inert).
• Komponen inert akan dipisahkan pada kolom
destilasi, sedangkan pada bagian bawah terdapat
• Proses produksi ETBE menggunakan dua ETBE yang masih mengandung 10-30% etanol.
prinsip proses yaitu reaksi dan pemisahan. Selanjutnya etanol akan dipisahkan dari ETBE
• Reaksi terjadi pada semua teknologi melalui proses ekstraksi.
proses sebagai akibat isothermal fixed bed • Proses ekstraksi berlangsung dalam ekstraktor
dari katalis yang ditambahkan ke dalam yang dioperasikan pada suhu 50° - 70°C dengan
reaktor. tekanan 0,1-0,2 Mpa dan menggunakan air sebagai
• ETBE disintesis dengan menggunakan pelarut. Raffinate dari ekstraktor terdiri dari
reaksi esterifikasi. sebagian besar ETBE yang mengandung sedikit
• Pada reaksi esterifikasi pembuatan ETBE air, kemudian etanol dan air diektraksi dan
umpan berupa etanol dan isobutena masuk diperoleh ETBE murni
dalam reaktor fixed bed multitube yang
dirangkai pada posisi vertikal sehingga
umpan masuk dari ujung reaktor.
• Reaksi terjadi selama umpan berada dalam
tube yang didalamnya terdapat katalis
amberlyst 15.
2. Mekanisme reaksi
” Prinsip
Kerja”
4. Tahap pemurnian produk
3. Tahap pembentukan produk
Reaksi • Produk dari reaktor dialirkan ke menara destilasi
untuk dipisahkan dari fraksi ringan sisa reaktan dan
• terjadi pada fase cair pada suhu campuran C4.
50° C dan tekanan 7 atm • Hasil atas menara destilasi : sisa reaktan isobutylene,
dengan katalis amberlyst 15 wet. campuran C4, dan sedikit ETBE.
Reaksi yang terjadi bersifat • Hasil bawah menara destilsi : ETBE, ethanol, dan air.
eksotermis cair-cair dengan katalis
padat karena itu digunakan Hasil bawah ini akan diturunkan tekanannya menjadi 1
reaktor fixed bed multitube atm dengan throtling valve kemudian dialirkan ke menara
dengan pendingin isotermal non destilasi kedua.
adiabatis. Produk keluaran berupa
cairan dengan komposisi ETBE Di Menara destilasi kedua, ETBE dipisahkan dengan
dengan konversi mencapai 90%, etanol. Hasil atas dari menara destilasi kedua adalah
sisa reaktan, dan campuran C4. ETBE. Sedangkan hasil bawah berupa ethanol, air, dan
sedikit ETBE lalu dialirkan ke menara destilasi ketiga
Dari segi konstruksi dan perawatan relatif lebih mudah karena bentuknya sederhana
dengan demikian maka biaya pembuatan, operasional dan perawatannya relatif lebih
murah, Proses ini menggunakan fixed bed multitube sebagai reaktornya karena reaksi
dalam fasa gas dan katalis berupa padatan.
pressure drop lebih kecil daripada fluidized bed, abrasi pada dinding tube dapat
diabaikan, tidak diperlukan pemisahan katalis dari gas keluaran reactor, pengendalian
suhu relatif mudah karena menggunakan tipe shell and tube, kemudian reaktor ini dapat
direaksikan dengan waktu tinggal dalam reaktor yang bervariasi.