Anda di halaman 1dari 34

17/18 Academic Year

1
 Hukum I Thermodinamika menerangkan
tentang prinsip konservasi energi yang
menyatakan bahwa :
“ Energi tidak dapat diciptakan dan
dimusnahkan, namun demikian energi
tersebut dapat diubah dari satu bentuk ke
bentuk yang lain menjadi kerja “

 Dari konsep ini, dapat dikatakan bahwa energi


dapat diubah menjadi kerja dan juga kerja
dapat diubah menjadi energi.

 Dalam kaitan dengan Thermodinamika salah


satu bentuk dari energi yang dimaksud adalah
Panas (Heat), dan kerja (Work).

2
EK = 0
Energi tidak
dapat EP = mgh
diciptakan
atau
dimusnahkan

Energi hanya
dapat diubah
dari satu EK = ½mu2
bentuk ke
bentuk lainnya EP = 0 EP = 0

EK = ½mu2
INTERNAL ENERGY (U)

INTERNAL ENERGY

ENERGI KINETIK ENERGI


POTENSIAL

Sebagai akibat gerakan Berhubungan dengan


molekul ikatan kimia dan juga
(translasi, rotasi dan elektron bebas pada
vibrasi) logam
4
4
GAS

GAS MONOATOMIK GAS POLIATOMIK

Energi kinetik akibat Energi kinetik akibat


gerakan translasi linier gerakan translasi,
dari atom tipe "hard rotasi, dan vibrasi
sphere"
5
CAIRAN
• Energi kinetik akibat adanya
gerakan translasi, rotasi, dan
vibrasi.
• Energi potensial akibat adanya
gaya tarik antar molekul.

6
6
U= Q + W

Konvensi tanda:

• Positif jika Q atau W ditransfer ke


dalam sistem
• Negatif jika Q atau W ditransfer
dari sistem
Untuk sistem tertutup yang mengalami proses yang
hanya menyebabkan perubahan internal energinya:

Ut = Q + W

Untuk perubahan yang sangat kecil:

dUt = Q + W

8
Mengingat bahwa:
Vt = n V dan Ut = n U

maka untuk sistem tertutup yang terdiri dari n mol:

(nU) = n U = Q + W

d(nU) = n dU = Q + W

Persamaan termodinamika biasanya ditulis untuk satu


satuan (massa atau mol). Jadi untuk n = 1:

U = Q + W

dU = Q + W
9
Proses reversibel adalah
proses yang arahnya dapat
dibalik karena adanya
perubahan infinitisimal l
(extremely small) dari
kondisi eksternal.

Ekspansi gas dalam silinder


10
RESUME: PROSES REVERSIBEL
• Tanpa friksi
• Perubahannya dari keadaan keseimbangan adalah
kecil sekali (infinitesimal)
• Melewati serangkaian keadaan keseimbangan
• Disebabkan oleh ketidakseimbangan gaya yang
besarnya infinitesimal
• Arahnya dapat diubah di sebarang titik oleh adanya
perubahan eksternal yang besarnya infinitesimal
• Jika arahnya dibalik, maka akan melewati jalur
semula dan akan kembali ke keadaan sistem dan
sekeliling mula-mula.
Usaha kompresi/ekspansi gas yang disebabkan oleh
pergeseran infinitesimal dari piston dalam silinder:

W =  P dVt

V2t
W    P dV t
t
V1

12
12
CONTOH SOAL
Satu rangkaian piston/silinder ditempatkan secara mendatar
di dalam suatu constant-temperature bath. Piston dapat
bergerak di dalam silinder tanpa gesekan. Ada gaya luar yang
menahan piston pada posisinya, melawan tekanan mula-mula
gas sebesar 14 bar. Volum gas mula-mula 0,03 m3. Gaya
eksternal yang bekerja pada piston dikurangi sedikit demi
sedikit, dan gas mengalami ekspansi secara isotermal sampai
volumnya menjadi 2 kali lipat. Jika hubungan antara volum gas
dan tekanan dapat dinyatakan dengan:

PVt = konstan

Berapa usaha yang dilakukan oleh gas pada saat ekspansi?


Berapa besar usaha yang akan dilakukan oleh gas jika gaya
eksternal dikurangi secara mendadak sampai gaya tsb menjadi
setengah dari gaya mula-mula.
13
PENYELESAIAN
V2t k
W    P dV t
P Vt =k P t
V1t V

dV tV2t
V2t
W  k t
  k ln t
V V 1
t
V1

Dengan: V1t  0,03 m3 dan V2t  0,06 m3

Maka bisa diperoleh:

 
k  PV t  P1 V1t  14  105 0,03  42.000 J

Maka: W =  42.000 ln (2) =  29.112 J


14
k 42.000
Tekanan akhirnya = P2  t   700.000 Pa  7 bar
V2 0,06

P1

P2

V1t V2t
Pada kasus kedua, P gas turun mendadak menjadi 7 bar.

W = - P Vt = - P (V2t – V1t)

W =  (7  105) (0,06  0,03) =  21.000 J

Proses kedua ini merupakan proses irreversibel, karena


perubahannya tidak berlangsung sedikit demi sedikit.

Jika dibandingkan dengan proses reversibel, maka


efisiensi dari proses yang kedua (irreversibel) adalah:

21.000
 0 ,721 Atau 72,1%
29.112
16
P

V1t V2t
17
Neraca energi untuk sistem homogen tertutup yang terdiri
dari n mol:
d(nU) = Q +  W

Untuk kerja yang reversibel:


 W =  P d(nV)
Jika kedua persamaan digabung:
d(nU) =  Q  P d(nV)
Untuk proses dengan V konstan, d(nV) = 0, sehingga:
 Q = d(nU)

Q = n U
Untuk n = 1  Q = U
18
Hukum I Termodinamika dapat ditulis sebagai:
Q = d(nU) + P d(nV) d(nU) =  Q  P d(nV)
Untuk proses dengan P konstan:
Q = d(nU) + d(nPV) = d{n (U + PV)}

Didefinisikan sebagai enthalpy (H)

H  U + PV (4.12)
Persamaan di atas dapat ditulis sebagai:
Q = d(nH) (4.13)
Q = n H (4.14)
Untuk n = 1  Q = H (4.14a)
19
Q
Definisi dari kapasitas panas C
dT
KAPASITAS PANAS PADA V KONSTAN
Untuk proses dengan V konstan  Q = U
 U 
Cv   
  T V
Untuk sistem tertutup yang mengalami proses pada V
konstan:
dU = CV dT (V konstan)
T2
U   CV dT (V konstan)
T1
T2
Q  n U  n  CV dT (V konstan)
T1 20
Q
C
dT

Untuk proses dengan V konstan  Q = U

dU (V konstan)
Cv 
dT

 U 
Cv   
  T V

21
KAPASITAS PANAS PADA P KONSTAN
Untuk proses dengan P konstan  Q = H
 H 
CP   
  T P

Untuk sistem tertutup yang mengalami proses pada P


konstan:
dH = CP dT (P konstan)
T2
H   C P dT (P konstan)
T1

Untuk proses reversibel pada P konstan:


T2
Q  n H  n  C P dT (P konstan)
T1
22
CONTOH 4.1
Udara pada 1 bar dan 298,15K dikompresi menjadi 5 bar dan
298,15 K melalui 2 proses yang berbeda:
a) Pendinginan pada P konstan diikuti dengan pemanasan
pada V konstan
b) Pemanasan pada V konstan diikuti dengan pendinginan
pada P konstan
Hitung panas dan usaha yang diperlukan, juga U dan H
udara untuk tiap alur proses. Kapasitas panas udara dianggap
tidak tergantung pada temperatur:
CV = 20,78 J mol-1 K-1 dan CP = 29,10 J mol-1 K-1
Untuk udara dianggap berlaku hubungan:
PV
 konstan
T
Pada 298,15K dan 1 bar Vudara = 0,02479 m3 mol-1
23
PENYELESAIAN

2 4
Pb (soal a)
(soal b)

1
(1 bar) Pa
3 T = 298 K

Vb = Vc Va = Vd

24
PV P1V1 P2V2
 konstan 
T T1 T2

T1 = T 2  P1V1 = P2 V2
P1 1
V2  V1  0,02479    0,004958 m3 mol
P2 5

(a) Proses pendinginan pada P konstan (1-3)


2
P2 4
P1V1 P3V3

T1 T3

P1 = P3 V1 V3 V2
  P1 3 1
V2 = V3 T1 T3 T3
V2 V1
V2  0,004958 
T3  T1  298 ,15    59 ,63 K
V1  0,02479  25
Pendinginan pada P konstan (1-3)

Q = H = CP T
= (29,10) (59,63 – 298,15)
=  6.941 J
H = U + (PV)

U = H – (PV) = H – P V
= – 6.941 – (1  105) (0,004958 – 0,02479)
= – 4.958 J
U = Q + W

W = U – Q = – 4.958 + 6.941 = 1.983 J


26
Pemanasan pada V konstan (3-2)
Q = U = CV T = (20,78) (298,15 – 59,63) = 4.958 J

H = U + (PV) = H + V P
= 4.958 + 0,004958 (5 – 1)  105 = 6.941 J
U = Q + W
2
W = U – Q = 4.958 – 4.958 = 0 J P2 4

Untuk keseluruhan proses


Q =  6.941 + 4.958 =  1.983 J
P1 3 1
W = 1.983 + 0 = 1.983 J
V2 V1
U =  4.958 + 4.958 = 0 J
H =  6.941 + 6.941 = 0 J 27
(b) Proses pemanasan pada V konstan (1 – 4)
P1V1 P4V4

T1 T4 2
4
P2

V1 = V4 P1 P4 P2
 
P4 = P 2 T1 T4 T4
1
P2 5 P1 3
T4  T1  298 ,15    1.490 ,75 K
P1 1 V2 V1

Q = U = CV T
= (20,78) (1.490,75 – 298,15) = 24.788 J
U = Q + W  W = U – Q = 0
H = U + (PV) = U + V P
= 24.788 + 0,02479 (5 – 1)  105 = 34.704 J
28
Pendinginan pada P konstan (4 – 1)
Q = H = CP T
= (29,10) (298,15 – 1.490,75) = – 34.704 J
U = H – (PV) = H – P V
= – 34.704 – (5  105) (0,004958 – 0,02479) = – 24.788 J
U = Q + W
W = U – Q = – 24.788 + 34.704 = 9.914 J

Untuk keseluruhan proses P2


2
4

Q = 24.788 – 34.704 = - 9.916 J


W = 0 + 9.914 = 9.914 J
1
U = 24.788 – 24.788 = 0 J P1 3

H = 34.704 – 34.704 = 0 J V2 V29


1
CONTOH 4.2
Hitung H dan U untuk udara yang mengalami per-
ubahan dari keadaan mula-mula 40F dan 10 atm ke
keadaan akhir 140F dan 1 atm. Anggap bahwa untuk
udara berlaku:
PV
 konstan
T
Pada 40F dan 10 atm, volum molar udara V = 36,49
(ft3) (lb mol)-1. Kapasitas panas udara dianggap
konstan, CV = 5 dan CP = 7 (Btu) (lb mol)-1 (F)-1.

PENYELESAIAN
TA = 40F = (40 + 459,67) R = 499,67 R

TC = 140F = (140 + 459,67) R = 599,67 R


30
U dan H merupakan
state function, sehingga 40F
140F
nilainya tidak
tergantung pada 10 •A
jalannya proses.

Untuk memudahkan, P
maka proses dibagi 2: (atm) a

a. Pendinginan pada V
B b C
konstan (A-B) 1 • •
b. Pemanasan pada P
konstan (B-C) VA V VC

hingga dicapai kondisi


akhir.
31
PA VA 10 36 ,49
k k  0 ,7303
TA 499 ,67
PB VB PB VB 136 ,49 
k TB    49 ,97 R 
TB k 0 ,7303
PC VC TC 599 ,67
k VC  k  0 ,7303
TC PC 1
 437 ,93 ft 3 lb mol
1

LANGKAH a:
Ta = TB – TA = 49,97 – 499,67 = – 449,70 (R)
Ua = CV Ta = (5) (– 449,70) = – 2.248,5 (Btu)
Ha = Ua + V Pa
= – 2.248,5 + (36,49) (1 – 10) (2,7195) = – 3.141,6 (Btu)
32
LANGKAH b:

Tb = TC – TB = 599,67 – 49,97 = 549,70 (R)


Hb = CP Tb = (7) (549,70) = 3.847,9 (Btu)
Ub = Hb – P Vb
= 3.847,9 – (1) (437,93 – 36,49) (2,7195)
= 2.756,2 (Btu)

KESELURUHAN PROSES:

U = – 2.248,5 + 2.756,2 = 507,7 (Btu)


H = – 3.141,6 + 3.847,9 = 706,3 (Btu)

33
34

Anda mungkin juga menyukai