Anda di halaman 1dari 31

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau pelatihan. Oleh karena itu,
pendidikan sangatlah penting. Pendidikan juga harus sesuai dengan perkembangan zaman dan
teknologi saat ini. Untuk meningkatkan mutu pendidikan yang sesuai dengan perkembangan dan
tuntutan zaman tersebut, maka diperlukan peningkatan di segala bidang misalnya terpenuhinya
semua fasilitas-fasilitas penunjang pendidikan. Salah satu fasilitas penunjang pendidikan yang
sangat penting adalah adanya laboratorium di kampus.
Laboratorium ialah suatu tempat dilakukannya percobaan dan penelitian. Dalam
pengertian terbatas laboratorium ialah suatu ruangan yang tertutup dimana percobaan dan
penelitian dilakukan. Suatu tempat berupa bangunan yang dilengkapi sejumlah peralatan untuk
tempat kegiatan pembelajaran. Tempat yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan
eksperimen didalam sains atau melakukan pengujian dan analisis, bangunan atau ruang yang
dilengkapi peralatan untuk melangsungkan penelitian ilmiah ataupun praktik pembelajaran
bidang sains.
Agar tujuan-tujuan dalam penggunaan laboratorium dapat tercapai sesuai dengan peranan
dan manfaat laboratorium sekolah, maka diperlukan suatu sistem pengelolaan laboratorium yang
direncanakan, dilaksanakan, dievaluasi dan dikembangkan dengan baik. Pengelolaan
laboratorium itu mencakup fasilitas laboratorium, bahan habis dan alat-alat laboratorium,
organisasi dan administrasi laboratorium, sampai kepada perencanaan dan pelaksanaan seluruh
kegiatanlaboratorium.
2

Tujuan

1. Menjelaskan bagian laboratorium


2. Menjelaskan bagaimana desain yang baik dalam laboratorium
3. Mengetahui instalasi laboratorium

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian laboratorium ?


2. Apa fungsi dan tujuan laboratorium ?
3. Apa saja komoditi laboratorium lingkungan ?
4. Bagaimana penerapan K3 dalam laboratorium ?
5. Bagaimana penggolongan zona bahaya dalam laboratorium ?
6. Apa saja persyaratan umum dalam laboratorium ?
3

TINJAUAN PUSTAKA

Laboratorium

Laboratorium adalah tempat melakukan suatu riset ilmiah, eksperimen ataupun pelatihan
ilmiah. Laboratorium dapat dibedakan berdasarkan disiplin ilmu, seperti laboratorium biologi,
fisika, kimia dan matematika.
Pada laboratorium kimia misalnya, pekerjaan ilmiah yang dilakukan harus
memungkinkan kemajuan yang penting di dunia sains dan teknik. Laboratorium kimia menjadi
pusat pemerolehan pengetahuan dan pengembangan materi baru untuk digunakan seterusnya,
serta pusat pemantauan atau pengendalian bahan kimia yang saat ini digunakan secara rutin
dalam ribuan proses komersial.
Dalam laboratorium, setiap orang harus menanamkan sikap kesadaran keselamatan dan
keamanan serta praktik laboratorium yang bijak agar suasana dalam laboratorium menjadi
maksimal dan menyenangkan. Untuk itu diperlukan pengelolaan (management ) laboratorium,
yaitu usaha untuk mengelola laboratorium dengan baik.
Ada beberapa faktor yang menentukan pengelolaan laboratorium agar berjalan dengan
baik seperti tata ruang lab, peralatan lab, administrasi, inventarisasi, keselamatan dan keamanan
lab, skill (keterampilan) dalam laboratorium dan masih banyak lagi. Walaupun dapat didukung
alat yang canggih dan staf yang profesional, belum tentu laboratorium dapat beroperasi dengan
baik jika tidak didukung dengan manajemen laborartorium. Suatu manajemen yang baik
memiliki sistem organisasi yang baik, uraian kerja yang jelas, pemenfaatan fasilitas yang efektif,
efisien, serta administrasi lab yang baik juga. Untuk itu, disini akan dibahas secara rinci
komponen manajemen lab yang harus dibuat agar lab tersebut dapat beroperasi dengan baik.
4

Fungsi dan Tujuan Laboratorium

Fungsi Laboratorium

Laboratorium sebagai tempat kegiatan riset, penelitian, percobaan, pengamatan, serta pengujian
ilmiah memiliki banyak fungsi. Berikut ini beberapa fungsi laboratorium yang paling utama:
- Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu
- Memberikan keterampilan kerja bagi para peneliti, baik dari kalangan siswa, mahasiswa,
dosen, ataupun peneliti lainnya.
- Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti
- Menambah keahlian dan keterampilan para peneliti dalam mempergunakan alat media yang
tersedia di dalam laboratorium
- Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai berbagai macam keilmuan
- Dapat memupuk dan membina rasa percaya diri para peneliti terhadap penemuan yang
didapat
- Menjadi sumber belajar untuk memecahkan berbagai masalah melalui kegiatan praktik
- Laboratorium dapat menjadi sarana belajar bagi para siswa, mahasiswa, dosen, aktivis,
peneliti, dan lain-lain untuk memahami segala ilmu pengetahuan yang masih bersifat abstrak
sehingga menjadi sesuatu yang bersifat konkrit dan nyata

Tujuan Laboratorium

Keperluan layanan praktikum


laboratorium digunakan untuk keperluan layanan praktikum misalnya layanan dalam
praktikum pendidikan, layanan dalam menganalisis sampel dan sebagainya.
5

Tempat penelitian
Laboratorium sebagai tempat kegiatan riset, penelitian, percobaan, pengamatan, serta pengujian.
Bentuk pengabdian kepada masyarakat
Laboratorium merupakan bentuk pengabdian kepada masyakat artinya laboratorium
digunakan sebagai tempat pengujian sampel yang akan di produksi atau didistribusikan.

Komoditi pada Laboratorium Lingkungan

Penentuan komoditi yang akan ditangani adalah salah satu factor penentu dalam desain
laboratorium dan penentuan lokasinya. Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
laboratorium lingkungan memerlukan antara lain:

Laboratorium instrument

Laboratorium Instrumen digunakan untuk kegiatan praktikum kimia instrumen, kimia


makanan, dan kimia pemisahan lanjut. Peralatan pendukung utama yang tersedia adalah HPLC,
GC, GCMS, AAS, Spektrofotmeter UV/VIS, FTIR, COD/BOD, Turbidimeter, Centrifuge,
Freeze dryer, dan oven/furnace, dan water demineralizer.

Laboratorium konvensional

Laboratorium konvensional digunakan untuk kegiatan praktikum yang masih


menngunakan alat-alat konvensional untuk menetakan kadar dari suatu kandungan bahan.
peralatan yang digunakan pada laboratorium konvensional yaitu buret, oven, pendingin, dll.
Metode yang digunakan pada laboratorium adalah metode titrasi dan metode gravimetri.
6

Laboratorium mikrobiologi

Laboratorium mikrobiologi digunakan untuk kegiatan praktikum yang berhunbungan


dengan mikrobiologi. Mikrobiologi merupakan cabang ilmu dari biologi yang khusus membahas
jasad-jasad renik.

Ruang preparasi

Ruang preparasi digunakan untuk sebagai ruangan untuk mempreparasi sebuah sampel
yang akan dianalisis. Didalam ruang preparasi terdapat alat-alat gelas yang dapat digunakan
untuk mempreparasi sampel.

Ruang timbang

Ruang timbang digunakan untuk kegiatan menimbang berat suatu sampel yang akan
dianalisis. Didalam ruang timbang terdapat alat-alat lain seperti kuas dan bangku yang
digunakan untuk membantu kegiatan menimbang.

Ruang penyimpanan alat sampling

Ruang penyimpanan alat sampling digunakan sebagai ruangan untuk menyimpan alat-alat
kebutuhan sampling.

Ruang penyimpanan bahan bahan kimia

Ruang penyimpaan bahan-bahan kimia merupakan ruangan yang dgunakan untuk


menyimpan bahan kimia yang akan digunakan untuk analisis sampel.
7

Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium

Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup :


a. Lab harus memiliki kebijakan dan prosedur yang terdokumentasi untuk K3 personil
b. Lab harus memiliki prosedur tanggap darurat
c. Perangkat K3 di Lab :
 APD
Alat Pelindung Diri atau yang biasa disingkat dengan APD merupakan salah satu alat
yang mempunyai kemampuan untuk melindungi diri seorang analis yang fungsinya
mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja.
 Safety Shower
Safety shower merupakan salah satu peralatan keselamatan yang fungsinya untuk
membersihkan badan seorang analis ketika terkena tumpahan bahan kimia sehingga
terhindar dari cedera parah.
 Alat Pemadam Kebakaran
Alat pemadam kebakaran adalah peralatan keselamatan yang digunakan untuk
memadamkan api ringan yang terjadi karena kecelakaan kerja atau sumber lain.
 Bak Cuci
Bak cuci sangat diperlukan dalam sebuah laboratorium karena air tidak saja digunakan
untuk mencuci saja, tetapi sebagai sarana untuk melakukan analisis. Air yang digunakan
di laboratorium harus bersih, selalu mengalir melalui pipa-pipanya, kran bekerja dengan
baik, dan memiliki saluran pembuangan yang baik dan lancar.
 Alarm atau Petunjuk Arah Keluar Laboratorium
Laboratorium sebaiknya dilengkapi dengan petunjuk arah keluar lab dekat dengan pintu
keluar darurat yang dilengkapi juga dengan alarm untuk mengantisipasi adanya keadaan
darurat seperti gempa bumi dan kebakaran.
 Kotak P3K
8

Kotak P3K merupakan alat pertolongan pertama yang digunakan jika terjadi kecelakaan
ringan di tempat kerja seperti tergores benda tajam. Kotak ini biasanya berisi obat luka,
gunting, perban, dan alkohol.
 MSDS
MSDS atau Material Safety Data Sheet memuat informasi mengenai sifat-sifat bahan
kimia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaannya, dan penanganan apabila
terjadi kecelakaan akibat bahan kimia.

Penggolongan Zona Tingkat Bahaya

Laboratorium adalah suatu tempat dilakukannya percobaan dan penelitian. Tempat ini dapat
merupakan ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka. Laboratorium adalah suatu ruangan yang
tertutup di mana percobaan eksperimen dan penelitian dilakukan, pada ruangan tersebut terdapat tingkat
zona bahaya. Penggolongan zona tingkat bahaya dapat dibagi atas tiga antara lain:

Zona Bahaya Tingkat Tinggi

Zona bahaya tingkat tinggi dapat ditemukan pada aktivitas seperti:


- Menggiling batuan, mengayak
- Melarutkan dengan asam-asam kuat dan menguapkan asam kuat.
- Ekstraksi dengan pelarut organik yang sangat mudah terbakar
- Menguapkan pelarut organik
- Bekerja dengan vakum tinggi
- Membuat larutan dari asam-asam pekat
- Dekstruksi
- Bekerja dengan tekanan tinggi/ udara atau gas bertekanan tinggi.
- Penetapan kadar minyak atsiri dari daun/ akar/ bunga/ kulit (karena perlu pemanasan
berjam-jam dan alatnya relative besar).
- Mereaksikan senyawa-senyawa yang berbahaya
9

- Mereaksikan senyawa-senyawa yang tidak berbahaya tetapi menghasilkan senyawa yang


mudah menguap dan berbahaya
- Menyimpan (sementara) limbah pelarut organic berbahaya

Zona Bahaya Tingkat Sedang

Zona bahaya tingkat sedang dapat ditemukan pada aktivitas seperti:


- Membuat larutan bukan dari asam kuat/pengenceran
- Standardisasi larutan
- Pengendapan dan pengenapan
- Pengeringan
- Bekerja dengan vakum rendah
- Refluks misalnya pada penetapan bilangan penyabunan
- Peneraan alat-alat ukur seperti labu ukur dan pipet
- Penitaran pada umumnya
- Penetapan kadar air cara aufhauser
- Mereaksikan senyawa-senyawa yang tidak berbahaya dan hasilnya tidak berbahaya pula.

Zona Bahaya Tingkat Rendah

Zona bahaya tingkat rendah dapat ditemukan pada tempat antara lain:
- Meja Komputer
- Mikroskop
- Kamar timbang
- Penyimpanan peralatan gelas, suku cadang dll
- Alat-alat instrumental kecuali gas-gas tekannya
- Meja kerja
- Evaluasi data, dll.
- Tempat penyimpanan APD dan P3K.
10

Persyaratan Tata Letak Laboratorium Secara Umum

Dinding/pintu keamanan

Laboratorium harus benar-benar terpisah dari daerah luar (dibatasi dengan empat
dinding); antara lain untuk melokalisasi tumpahan bahan kimia berbahaya (bila terjadi
kecelakaan), dan mencegah personil dari luar memasuki daerah dimana sedang dilakukan
aktivitas yang berbahaya; Memiliki peralatan khusus untuk menjamin keamanan, seperti pintu-
pintu terkunci, lemari-lemari terkunci. Bilamana diperlukan tersedia tempat penyimpanan
mikroba berbahaya, obat-obat terlarang dan narkoba, bahan-bahan radioaktif dll.

Jendela

Untuk laboratorium yang menangani bahan biologis atau pangan, jendela dan pintunya
dilengkapi dengan kasa penahan insekta (lalat dll).

Lantai

Lantai harus tidak dapat ditembus oleh tumpahan bahan, penutup lantai dijadikan satu
dengan dinding (missal dengan perekat, las panas vinil flooring, dan slab baja dengan lapisan
epoksi; Lantai pada lokasi penyimpanan bahan korosif harus dari bahan yang kedap cairan.
11

Bak cuci tangan

Setiap laboratorium harus mempunyai bak cuci tangan yang letaknya dekat dengan pintu
keluar.Penting sekali mencuci tangan sebelum meninggalkan laboratorium, untuk membersihkan
tangan dari bahan kimia/biologis yang menempel baik disadari ataupun tidak. Bak cuci tangan
harus mempunyai bibir yang cukup untuk menghindari percikan air ke lantai, agar lantai tidak
lincin.

Pintu masuk dan keluar Laboratorium

The National Fire Protection Association (NFPA) mensyaratkan laboratorium yang


memiliki ruang asam, gas tekan, cairan kriogenik, dan berpotensi terjadi ledakan harus memiliki
dua jalan ke luar kearah yang berbeda. Daun pintu harus membuka kearah luar, karena bilamana
daun pintu membuka kearah dalam akan menyumbat orang-orang yang panic yang sedang
berusaha keluar laboratorium. Daun pintu bilamana dibuka tidak boleh menghalangi koridor.
Lebar sisa daun pintu yang menghalangi koridor maksimum 7 inch (17,5 cm). Dimensi pintu:
(a) Pintu masuk utama: 42 inch (105 cm) X 84 inch (210 cm), agar peralatan dapat masuk
dengan mudah; (b) Pintu keluar: 36 inch (90 cm) X 80 inch (200 cm) – rekomendasi the
American National Institute. Pintu yang tidak tembus pandang perlu dipasang panel kaca kira-
kira 9 sqft, dan tingginya cukup agar orang berkursi roda dapat melihat melaluinya. Pegangan
pintu harus berbentuk pengungkit bukan knob, agar muda digenggam.
12

Lokasi Furniture

 Inventarisasikan aktivitas-aktivitas utama yang akan dilakukan, dan kelompokkan


menurut tingkat bahayanya;
 Lemari asam dan lokasi tempat aktivitas berbahaya dijauhkan dari pintu masuk utama,
tetapi dekat dengan pintu keluar;
 Meja tulis, computer data entry, mikroskop ditempatkan jauh dari zone bahaya tinggi,
dekat pintu keluar.

Meja kerja laboratorium (bench)

 Meja lab dalam laboratorium satu unit modul biasanya menempel sepanjang dinding
laboratorium
 Meja lab dapat juga ditengah-tengah laboratorium: (1) Tipe pulau (tidak ada bagian meja
lab yang menempel ke dinding), dan (2) Tipe semenanjung (salah satu lebar meja
menempel ke dinding), Bahan meja harus dari material yang kokoh/kuat yang telah
melalui finishing, serta mudah direparasi. Bilamana peralatan/instrument ditempatkan
harus stabil. Meja lab didesain agar lutut orang yang bekerja sambil duduk dapat masuk
ke bawah meja lab. Bila perlu ada tempat kerja untuk orang cacat, termasuk penyediaan
bahan dan tempat cuci tangan;
 Dilengkapi dengan bibir meja, bahan: Melamine laminate atau keramik komposit,
dilengkapi saluran pembuangan, instalasi listrik dilengkapi dengan “ground”, dilengkapi
dengan saklar on-off, dan memiliki sumber listrik darurat “emergency power
13

Lokasi lemari asam

 Operasi berbahaya harus dilakukan dalam ruang asam (chemical fume hood).
 Letaknya jauh dari pintu masuk utama dan dari jalan mondar-mandir orang, tetapi dekat
dengan pintu keluar.
 Bilamana laboratorium terlalu panjang, lemari asam dapat ditempatkan didekat pintu
masuk dengan dipisahkan dengan dinding.
 Lemari asam tidak boleh digunakan untuk penyimpanan bahan/ pereaksi kimia.

Tempat Penyimpanan Peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

 Lokasinya paling baik dekat pintu masuk dan mudah terlihat.


 Tempat ini tidak boleh diisi dengan barang-barang lain seperti pakaian, tas dan alat-alat
lain.
 Ada papan berisi petunjuk aturan keselamatan kerja. Di lokasi ini tersedia antara lain:
Pencuci mata (eyewash fontain), shower emergensi, alat pemadam kebakaran, apron dari
plastic/karet, pelindung mata/ safety spectacles/ goggles/ face shield, rubber/ plastic
gloves, fire blanket, chemical spill kit, obat-obat P3K, dan alat pembantu pernafasan. Isi
P3K tidak boleh kurang, sehingga tidak ada waktu terbuang bilamana terjadi kecelakaan
14

Ruang untuk kerja dua orang personil laboratorium.

Ukuran Lebar; menurut DIBERARDINIS dkk,1993 satu modul lab dapat muat:

 2 meja lab @ 30 inch (75 cm), sepanjang kiri dan kanan dinding, total: 60 inch (150
cm)
 2 rak lab @ 6 inch (15 cm), menempel pada kiri dan kanan dinding, total: 12 inch (
30 cm)
 Lebar jalan 60 inch (150cm),ditengah-tengah: 60 inch ( 150 cm)
 Total lebar satu modul:132 inch (330 cm)
 Ukuran Panjang; pada umumnya antara 20 -30 ft (660 – 990 cm), serta tidak lebih dari
35 ft (1155 cm)

Kondisi Akomodasi dan Lingkungan menurut peraturan menteri lingkungan hidup

1. Laboratorium lingkungan harus memiliki ruangan yang memenuhi persyaratan sesuai


peruntukannya, antara lain :
a) ruang penyimpanan contoh uji termasuk contoh uji arsip disesuaikan dengan
kebutuhan dengan suhu 4ºC ± 2ºC
b) ruang timbang yang bebas debu dilengkapi meja bebas getar dengan suhu ruangan
20ºC ± 3ºC dan kelembaban 45% - 65% serta disarankan untuk menggunakan pintu
ganda
c) ruang preparasi contoh uji dilengkapi meja dengan ukuran minimal lebar 90 cm,
tinggi 80 cm dan panjang disesuaikan kebutuhan
d) ruang instrumen dengan suhu ruangan 20oC ± 3oC dan kelembaban 45% - 65%,
misalnya untuk: Spektrofotometer UV-Vis disarankan berukuran minimal 6 m2
1) AAS/ICP/Hg-analyzer disarankan berukuran minimal 7,5 m2 yang dilengkapi
dengan exhaust fan dan penyimpanan gas harus berada di luar ruangan
15

2) GC/GC-MS/HPLC/IC disarankan berukuran minimal 6 m2 yang dilengkapi


dengan exhaust fan dan penyimpanan gas harus berada di luar ruangan
e) ruang mikrobiologi yang dilengkapi dengan ruang steril dan bebas debu (Laminar
Air Flow Cabinet) untuk pengujian mikroorganisme.
f) ruang penyimpanan bahan kimia atau standar acuan atau bahan acuan dengan suhu
ruangan dan kelembaban disesuaikan dengan persyaratan
g) lemari asam harus digunakan untuk preparasi menggunakan bahan kimia pekat atau
pelarut organik yang mudah menguap.
2. Jarak minimum antar meja kerja harus dipertimbangkan untuk kenyamanan dalam
melakukan kegiatan laboratorium. Posisi meja kerja sedapat mungkin tidak
mengganggu kegiatan personel lain.

Jarak antar meja kerja, disarankan sebagai berikut:

(a) pekerja di salah satu sisi meja, tidak ada pekerja lain yang lewat dibelakangnya maka
jarak minimum 1020 mm;
b) pekerja di salah satu sisi meja, namun ada pekerja lain yang lewat dibelakangnya maka
jarak minimum 1200 mm;
(c) pekerja di salah satu sisi meja pada dua meja yang sejajar, tidak ada pekerja lain yang
lewat dibelakangnya maka jarak minimum 1350 mm;
(d) pekerja di salah satu sisi meja pada dua meja yang sejajar, namun ada pekerja lain yang
lewat dibelakangnya maka jarak minimum 1800 mm.
16

PEMBAHASAN

Jenis Laboratorium di Seameo Biotrop

Laboratorium Analisa Air dan Udara

Laboratorium Analisa Air dan Udara menyediakan layanan untuk menganalisa kualitas
air dan udara dan juga memberikan layanan konsultasi untuk penilaian dan pengukuran keadaan
lingkungan di lapangan.

Laboratorium Analisa Tanah dan Tanaman

Laboratorium Analisa Tanah dan Tanaman memberikan layanan analisa unsur-unsur hara
tanah dan tanaman. Selain itu juga memberikan layanan analisa fisika tanah.

Laboratorium Analisa Pangan dan Pakan


Laboratorium Analisa Pangan dan Pakan memberikan layanan analisa produk-produk
pangan seperti vitamin dan mineral. Selain itu juga memberikan Program Pelatihan HACCP
bekerjasama dengan instansi/lembaga terkait.

Laboratorium Kultur Jaringan


Laboratorium Kultur Jaringan menghasilkan plantlets dan bibit berbagai jenis tanaman.
Laboratorium ini juga memberikan konsultasi teknis kepada siapa saja yang tertarik dengan
pengusahaan tanaman.

Laboratorium Terpadu
Laboratorium terpadu dilengkapi dengan fasilitas yang menunjang penelitian di bidang
bioteknologi, biologi, kimia, dan disiplin ilmu yang terkait lainnya. Fasilitas yang terdapat di
laboratorium terpadu antara lain DNA sequencer, PCR (Polymerase Chain Reaction), Eliza
17

Reader, Spektrofotometer UV-VIS, Ultrasonic Cleaners, HPLC (High Performance Liquid


Chromatography), GC (Gas Chromatography) dan Regulator.
Parameter Pengujian
Para:meter yang dapat diuji di Services Laboratory SEAMEO BIOTROP sebagai berikut

Jenis Analisa Parameter Pengujian

Analisa Tanah N, P, Ca, Mg, Na, Al/H, pH, C organic, Texture, Cu, Zn, Mn, Fe,
B, humic acid, dan sifat-sifat fisika tanah.

Analisa Tanaman N, P, C, K, Ca, Mg, Na, Cu, Zn, Mn, Fe, B.

Analisa Makanan Aflatoksin (B1, B2, G1, G2).

Kultur Jaringan Semaian bibit kayu jati (Tectona grandis), pisang (Musa spp.),
pisang abaca (Musa textilis) dan jenis pohon hutan lainnya
(misalnya Eucalyptus spp., Gmelina spp. dan Dyera costulata),
serta tanaman hias.

Analisa Air Parameter fisika-kimia yang mencakup: temperatur, warna,


kekeruhan, daya konduksi, kadar garam, total padatan terikat, total
padatan terlarut, pH, kadar alkali, kekerasan, oksigen terlarut,
BOD, COD, nitrat, nitrit, amonia bebas, orthophosphate, sulfat,
silika, sulfida, surfaktan, fenol, minyak dan lemak, klor, klor bebas,
flouride, sianida, kalsium, magnesium, besi, mangan, barium,
tembaga, seng, chromium hexavalen, total kromium, klor,
cadmium, merkuri, timah, arsen, selenium, nikel, kobalt, sodium,
dan bahan organik.
Paremeter biologi perairan meliputi: plankton dan invertebrata
makro bentos
Parameter mikro biologi meliputi: Escherichia coli, total coliform.

Analisa Kualitas Udara SO2, CO, NOX, H2S, NH3, O3, Pb (Pengukuran di lapang meliputi
temperatur udara dan kelembaban, kecepatan dan arah angin,
partikel debu, dan tingkat kebisingan (dBA). Pengukuran
intensitas cahaya.

Analisa PCR DNA bakteri, tanaman, dan hewan; RNA tanaman.


18

Peralatan Pengujian
Peralatan Pengujian Kegunaan
Atomic Absorption Untuk menentukan kandungan logam pada tanah, tanaman
Spectrophotometer dan air
Gas Chromatography Untuk menentukan residu insektisida, asam lemak bebas dan
bahan aktif pada tanaman
High Performance Liquid Untuk menentukan vitamin, mikotoksin dan bahan aktif pada
Chromatography tanaman
Spectrophotometer Untuk menentukan kandungan besi, fosfat, fenol dan deterjen
DNA sequencer Untuk menentukan rangkaian DNA
Polymerase Chain Reaction Untuk memperkuat urutan rangkaian DNA melalui siklus
(PCR) denaturasi dan replikasi
Sound Level Meter Untuk mengukur tingkat kebisingan suara
Higrometer Untuk mengukur kelembaban udara
High Volume Sampler Untuk mengumpulkan partikel-partikel yang terikat di
atmosfir
Low Volume Sampler Untuk mengumpulkan partikel-partikel yang terikat di
atmosfir
Impinger Untuk mengumpulkan SO2, NOX, H2S, NH3, CO, O3 di udara
Spectrophotometer Untuk menentukan parameter-parameter fisika-kimia contoh
air
Disolved Oxygen Meter Untuk menentukan oksigen terlarut pada berbagai kedalaman
air
Kemmerer Water Sampler Untuk mengumpulkan contoh air pada berbagai kedalaman air
Ekman Grab Untuk mengumpulkan tingkat invertebrata makro bentos di
sucratum danau, arus, muara perairan laut
pH meter Untuk menentukan nilai pH di air dan tanah
Analytical Balances Untuk mengukur berat sampel
19

Komoditi pada laboratorium lingkungan di Seameo Biotrop

Penentuan komoditi pada laboratorium lingkungan Seameo Biotrop terdiri dari :

Laboratorium instrument

Gambar 1. Ruang Instrument

Pada Seameo Biotrop terdapat beberapa instrument, yaitu sebagai berikut :

Atomic Absorption Untuk menentukan kandungan logam pada tanah, tanaman dan air
Spectrophotometer
Gas Chromatography Untuk menentukan residu insektisida, asam lemak bebas dan bahan
aktif pada tanaman
High Performance Liquid Untuk menentukan vitamin, mikotoksin dan bahan aktif pada
Chromatography tanaman
Spectrophotometer Untuk menentukan kandungan besi, fosfat, fenol dan deterjen
DNA sequencer Untuk menentukan rangkaian DNA
Polymerase Chain Reaction (PCR) Untuk memperkuat urutan rangkaian DNA melalui siklus denaturasi
dan replikasi
Spectrophotometer Untuk menentukan parameter-parameter fisika-kimia contoh air
20

Laboratorium Konvensional

Gambar 2. Oven pada ruang konvensional

Laboratorium konvensional pada laboratorium SEAMEO BIOTROP digunakan untuk


mengnalisis kadar dari suatu sampel yang memiliki kadar yang besar yang tidak dapat dianalisis
melalui alat instrumentasi.

Laboratorium Mikrobiologi

Gambar 3. Laboratorium Mikrobioogi Seameo Biotrop

Pada Seameo Biotrop laboratorium mikrobiologi digunakan dalam setiap pengujian yang
berhubungan dengan mikroorganisme seperti pengujian makanan atau minuman yang terdapat di
laboratorium pangan, pengolahan air dan udara pada laboratorium lingkungan.
21

Ruang Preparasi

Gambar 4. Ruang Preparasi

Pada Seameo Biotrop ruang preparasi digunakan untuk melakukan penyiapan sampel
yang akan dianalisis serta dilakukan pengukuran menggunakan alat instrument.

Ruang Timbang

Gambar 5. Ruang timbang

Pada Seameo Biotrop antara ruang timbang dengan tempat penyimpanan bahan kimia
terletak berdekatan namun hal ini menyalahi aturan yang berlaku karena ruang timbang
diharuskan steril dan terpisah dari bahan kimia.
22

Ruang Penyimpanan Alat Sampling

Pada Seameo Biotrop ruang penyimpanan alat sampling terletak bersebelahan dengan
ruang preparasi sampel. Ruang penyimpanan alat sampling ini digunakan untuk menyimpan
peralatan sampling udara dan air.

Ruang Penyimpanan Bahan-bahan Kimia

Gambar 6. Ruang penyimpanan bahan kimia

Pada Seameo Biotrop terdapat ruang penyimpanan bahan kimia yang tertata dengan rapi
dan sesuai dengan WGK dan LGK.
23

K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

Gambar 7. Safety Shower Gambar 8. APD

Gambar 9. Alat Pemadam Kebakaran Gambar 10. Bak Cuci

Gambar 11. Petunjuk Arah Keluar Lab Gambar 12. Kotak P3K
24

Gambar 13. MSDS

Penggolongan Zona Bahaya

Zona Bahaya Tingkat Tinggi

Pada laboratorium Seameo Biotrop, zona bahaya tingkat tinggi dapat dilihat dari
aktivitas pada ruangan asam, karena di ruangan asam tempat penyimpanan asam pekat,
basa pekat, dan mereaksikan bahan bahan organik yang berbahaya.

Gambar 14. Ruang Asam


25

Zona Bahaya Tingkat Sedang

Pada laboratorium Seameo Biotrop, zona bahaya tingkat sedang dapat dilihat dari ativitas
pada meja preparasi karena di meja preparasi merupakan tempat merekasikan senyawa senyawa
yang tidak terlalu bahaya, mengencerkan sebuah larutan, melakukan penitaran dan sebagainya.

Gambar 15. Meja Preparasi

Zona Bahaya Tingkat Rendah

Pada laboratorium Seameo Biotrop, zona bahaya tingkat rendah dapat dilihat dari
aktivitas pada ruang timbang, meja kerja, dan sebagainya.

Gambar 16. Ruang Timbang


26

Tata Letak Laboratorium

Dinding

Pada laboratorium air dan udara Seameo Biotrop antar ruangan dibatasi dengan dinding
sehingga tidak bercampur antara ruang timbang, ruang instrument, dan lain sebagainya.

Lantai

Pada laboratorium air dan udara Seameo Biotrop lantainya terbuat dari keramik sehingga
tidak dapa ditembus oleh bahan-bahan kimia yang bersifat korosif.

Gambar 17. Lantai pada laboratorium

Bak Cuci Tangan


Bak cuci tangan laboratorium Seameo Biotrop mempunyai bibir yang cukup untuk
menghindari percikan air ke lantai, agar lantai tidak lincin.

Gambar 18. Bak pencucian tangan


27

Pintu Masuk dan Keluar Laboratorium

Pada Laboratorium lingkungan Seameo Biotrop terdapat 2 pintu yaitu pintu masuk dan
pintu keluar, posisi pintu masuk dan pintu keluar membuka ke arah dalam, Daun pintu
menghalangi koridor, pintu yang digunakan kayu.

Gambar 19. Pintu masuk laboratorium

Meja laboratorium
 Dilengkapi dengan bibir meja, menggunakan kayu, dan keramik komposit
yang dilengkapi saluran pembuangan, instalasi listrik.
 Tipe meja yang digunakan pada laboratrium air dan udara menggunakan meja
tipe pulau dan meja tipe semenanjung dengan lebar 75cm serta tingginya
80cm.
 Jarak antara meja dengan meja lainnya yaitu 150cm.

Gambar 20. Jarak antar meja


28

Ruang Asam
Pada laboratorium air dan udara terdapat ruang asam yang berada di dekat pintu keluar,
dekat ruang asam terdapat shower dan pembasuh mata sebagai alat pendukung k3.

Gambar 21. Ruang asam dan shower

Akomodasi dan Lingkungan

Ruang timbang yang bebas debu dilengkapi meja bebas getar dengan suhuruangan 20ºC
± 3ºC dan kelembaban 45% - 65% menggunakan pintu yang dibuka ke arah dalam.

Gambar 22. Temperatur ruang timbang dan keadaan ruangan timbang

Ruang instrumen dengan suhu ruangan 20ºC ± 3ºC dan kelembaban 45% - 65%, misalnya
untuk: Spektrofotometer UV-Vis berukuran 12m2
29

Gambar 23. Ruangan instrumentasi

Terdapat ruang mikrobiologi.

Gambar 24. Ruang mikrobiologi


Ruang penyimpanan bahan kimia diletakkan di ruang timbang

Gambar 25. Ruang penyimpanan bahan kimia


30

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil kunjungan yang telah dilakukan secara keseluruhan bagian dari desain
laboratorium di SEAMEO BIOTROP telah memenuhi standar tetapi untuk bagian pintu yang ada
di laboratorium belum memenuhi standar yang berlaku karena arah yang dianjurkan dalam
penataan pintu ketika terbuka adalah mengarah ke bagian luar laboratorium.

Saran

Untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi, disarankan letak antara ruang preparasi


dengan ruang instrumen tidak berjauhan.
31

DAFTAR PUSTAKA

1. http://perikanan.fp.unila.ac.id/laboratorium/laboratory-of-aquaculture/standar-operasional-
prosedur/sop-penggunaan-laboratorium/
2. http://dokumen.tips/documents/desain-labdocx.html
3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tahun 2009 tentang Persyaratan Laboratorium
Lingkungan
4. GRIFFIN. 2005. Laboratory Design Guide Third Edition Architectural Press. An Imprint of Elsevier
Linacre House, Jourdan Hill, Oxford Oxi 8dp 200Wheeler Road. Burlington, MA 010803.
5. http:// sl biotrop.org/index.php?option=com_content &view =article&id=123&itemid=11
6. http:// Perkulian.com/makalah manajemen laboratorium/ 5oktober2016 (09.10)
7. http:// www.scribd.com/makalah laboratorium/5oktober2016 (10.15)

Anda mungkin juga menyukai