Anda di halaman 1dari 7

Prarancangan Pabrik Tetrafluoroethylene dari Chlorodifluoromethane dengan

Kapasitas 24.000 Ton/Tahun

BAB I
PENGANTAR

1.1 Latar Belakang

Tetrafluoroethylene (TFE) merupakan produk intermediate yang juga bahan


baku (monomer) dalam pembuatan Polytetrafluoroethylene (PTFE) atau yang lebih
dikenal dengan nama Teflon. Bahan tersebut memiliki sifat yang sangat reaktif dan
hazardous. Karena TFE merupakan bahan baku dari PTFE maka jumlah kebutuhan
TFE sangat langsung berkaitan dengan kapasitas produksi PTFE.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Grand View Research, penjualan
PTFE secara global pada tahun 2012 mencapai 3.465 juta USD atau setara dengan
248.500 ton PTFE. Hampir 30% kebutuhan PTFE dunia dihasilkan oleh negara-
negara di regional Asia-Pasifik seperti India, Tiongkok, dan Jepang sementara di
Indonesia belum terdapat pabrik PTFE. Kapasitas produksi beberapa pabrik
penghasil PTFE di dunia ditunjukkan pada tabel I berikut ini.

Tabel I.1. Kapasitas Pabrik PTFE di Dunia Tahun 2004


No Pabrik Negara Kapasitas (ton/tahun)
1 Asahi Glass Company Inggris 3000
2 duPont Belanda 5500
3 3M Jerman 9800
4 SolveySolexis Italia 6500
5 Daikin Amerika Serikat 3000
6 Asahi Glass Company Jepang 4000
7 Daikin Jepang 3000
8 duPont Mitsui Jepang 3800
6000
(pada tahun 2011
Gujarat Fluorochemical
9 India kapasitas produksi
Industry
meningkat menjadi
16000 ton/tahun)
Sumber: The Gasket Fabricator Newsletter, December 2011

Unggul Adi Wibowo 11/319209/TK/38339 1


Wahyu Faizal Ardy 11/319134/TK/38265
Prarancangan Pabrik Tetrafluoroethylene dari Chlorodifluoromethane dengan
Kapasitas 24.000 Ton/Tahun

Perkembangan industri kimia, otomotif, elektronik, dan manufaktur yang


begitu pesat membuat permintaan terhadap PTFE meningkat setiap tahunnya.
Grand View Research memperkirakan pada tahun 2020 mendatang, penjualan
PTFE dunia akan mencapai nilai 6.640 juta USD atau setara dengan 476.000 ton
per tahun. Dengan demikian, masih diperlukan peningkatan produksi PTFE di
dunia sekitar 227.500 ton/tahun. Berdasarkan data tersebut, pada tahun 2017 akan
didirikan pabrik PTFE dengan kapasitas PTFE sebesar 20.000 ton per tahun.
Pemilihan kapasitas tersebut berada di atas kapasitas pabrik PTFE yang sudah ada
di dunia, dengan tujuan agar pabrik yang didirikan dapat bersaing secara ekonomi
di pasar global. Diharapkan dengan pendirian pabrik PTFE tersebut dapat
memenuhi kebutuhan PTFE di dunia dan pada akhirnya akan meningkatkan
perekonomian negara.

Untuk menunjang rencana pendirian pabrik PTFE tersebut tentunya juga


diperlukan pabrik TFE sebagai penghasil bahan baku pembuatan PTFE. Proses
polimerisasi TFE menjadi PTFE menghasilkan yield sebesar 86%, berbekal dasar
tersebut maka untuk menghasilkan PTFE dengan kapasitas 20.000 ton per tahun
diperlukan TFE sekitar 24.000 ton per tahun. Dengan demikian, pabrik TFE yang
direncanakan akan didirikan pada tahun 2017 bersamaan dengan pabrik PTFE
memiliki kapasitas 24.000 ton per tahun. Chlorodifluoromethane yang diperlukan
sebagai bahan baku pembuatan TFE sebesar 72.191,14 ton per tahun (basis yield
sebesar 93% dan konversi 65%) dan diperoleh dengan cara impor karena
ketersediaannya di dunia yang masih cukup melimpah. Pada tabel II berikut ini
disajikan data ketersediaan chlorodifluoromethane di dunia.

Tabel I.2. Kapasitas Produksi Chlorodifluoromethane di Dunia

No. Tahun Produksi Chlorodifluoromethane (ton/tahun)


1. 2004 189.545
2. 2005 176.373
3. 2006 165.478
4. 2007 165.862
Sumber: Alternative Fluorocarbons Environmental Acceptability Study (AFEAS)
2007 report

Unggul Adi Wibowo 11/319209/TK/38339 2


Wahyu Faizal Ardy 11/319134/TK/38265
Prarancangan Pabrik Tetrafluoroethylene dari Chlorodifluoromethane dengan
Kapasitas 24.000 Ton/Tahun

Pemilihan lokasi pendirian pabrik merupakan salah satu hal yang penting
dalam perancangan suatu pabrik kimia. Banyak faktor yang menjadi pertimbangan
dalam pemilihan lokasi suatu pabrik. Dalam perancangan pabrik TFE dari
chlorodifluoromethane ini, Dumai, Riau merupakan tempat yang dipilih sebagai
lokasi pendirian pabrik.

Gambar 1.1. Lokasi Pendirian Pabrik Tetrafluoroethylene

Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi pabrik


tersebut antara lain yaitu:

1. Sumber Bahan Baku


Bahan baku chlorodifluoromethane diperoleh dengan cara impor dari
Gujarat Fluorochemical Industry yang berada di India. Lokasi pabrik
yang berada di Dumai berada pada posisi yang strategis dan mudah
dijangkau dari sumber bahan baku.
2. Sarana Transportasi
Salah satu alasan pemilihan Dumai sebagai lokasi pendirian pabrik TFE
ini adalah karena letaknya yang berada di dekat garis pantai yang cukup
luas. Kondisi ini memberikan kemudahan dalam hal transportasi bahan
yang dapat dilakukan melalui jalur laut. Hal ini juga sejalan dengan

Unggul Adi Wibowo 11/319209/TK/38339 3


Wahyu Faizal Ardy 11/319134/TK/38265
Prarancangan Pabrik Tetrafluoroethylene dari Chlorodifluoromethane dengan
Kapasitas 24.000 Ton/Tahun

kebijakan pembangunan ekonomi nasional yang berorientasi pada


kemaritimian. Kebijakan tersebut salah satunya adalah pembangunan tol
laut yang akan menghubungkan pulau-pulau besar di Indonesia
termasuk di pulau Sumatera. Hadirnya pelabuhan tersebut nantinya akan
terintegrasi dengan pabrik TFE.
3. Sarana Utilitas
Posisi Dumai yang berada di dekat laut juga akan memberikan
keuntungan dalam hal kemudahan mendapatkan air untuk penyediaan
air proses.
4. Kondisi Alam
Letak Dumai berada pada sisi timur pulau sumatera yang berjauhan
dengan jalur api (ring of fire) sehingga dapat dikatakan bahwa pabrik
TFE berada pada lokasi yang relatif aman dari bencana erupsi, gempa
bumi, dan tsunami.
5. Sosial Masyarakat
Pabrik TFE tergolong pabrik yang berisiko tinggi karena menggunakan
bahan yang berbahaya sehingga pabrik harus berada pada lokasi yang
relatif jauh dengan pemukiman padat penduduk. Pemilihan lokasi
pendirian pabrik di Dumai salah satunya disebabkan karena daerah
tersebut merupakan daerah yang tidak padat penduduk.

1.2 Tinjauan Pustaka


Proses pembuatan TFE telah banyak dikembangkan terutama dalam rangka
meningkatan kemurnian hasil TFE ,sehingga akan mengurangi biaya untuk proses
pemurnian dan diperoleh proses yang efisien. Berikut ini merupakan beberapa
proses pembuatan TFE:

1. Thermal Plasma Pyrolisis of Tetrafluoromethane

TFE dapat disintesis dari tetrafluoromethane (CF4) dengan high-intensity


arc menggunakan elektrode berupa karbon. Reaksi kimia yang terjadi dalam
pembuatan TFE dengan cara ini adalah sebagai berikut (Bronfine, 1970):

2 CF4 → C2F4 +2F2 (1.1)

Unggul Adi Wibowo 11/319209/TK/38339 4


Wahyu Faizal Ardy 11/319134/TK/38265
Prarancangan Pabrik Tetrafluoroethylene dari Chlorodifluoromethane dengan
Kapasitas 24.000 Ton/Tahun

Selain menghasilkan TFE sebagai produk utama, proses ini juga menghasilkan
produk samping berupa hexafluoroethane (C2F6) dan octafluoropropane (C3F8).
Semakin tinggi daya listrik yang digunakan dan semakin rendah tekanan operasi,
akan meningkatkan yield TFE yang diperoleh. Yield TFE maksimum yang dapat
diperoleh adalah 75% dengan menggunakan daya sebesar 20 kW pada tekanan
operasi 0,1 atm dan suhu 2000-4000 K. Proses pemisahan TFE dari produk samping
dilakukan dengan proses brominasi yang diikuti dengan dehalogenasi
menggunakan zinc.

Yield TFE yang diperoleh melalui proses ini cukup tinggi, akan tetapi proses
ini menggunakan teknologi yang tergolong baru dan membutuhkan energi yang
sangat besar. Selain itu, untuk memperoleh TFE dengan kemurnian yang tinggi
harus melewati proses pemurnian yang panjang dan kompleks, dengan demikian
biaya untuk proses pemurnian produk cukup besar.

2. Dechlorinated and Dimerized of Dichlorodifluoromethane

TFE dapat disintesis melalui proses deklorinasi dan dimerisasi


dichlorodifluoromethane (CF2Cl2) (Vecchio dkk,1972). Proses pembuatan TFE
dengan cara ini dilakukan pada tangki berpengaduk yang berisi medium berupa
solven organik dengan alkali amalgam pada suhu 20 oC. Proses ini mampu
menghasilkan yield yang tinggi yaitu sebesar 98% dengan hasil samping yang
sedikit atau dengan kata lain kemurnian TFE yang diperoleh cukup tinggi, sehingga
akan menekan biaya untuk proses pemurnian TFE dari hasil samping lainnya.
Selain itu, proses pembuatan TFE menggunakan cara ini memiliki kelebihan dari
segi prosesnya yang cukup sederhana dengan kondisi operasi yang tidak ekstrim.
Akan tetapi proses ini menggunakan salah satu bahan yang sangat berbahaya baik
bagi kesehatan manusia maupun lingkungan yaitu alkali amalgam. Penggunaan
bahan tersebut mulai dikurangi bahkan dilarang terkait dengan dampak negatif yang
ditimbulkan.

3. Thermal Pyrolisis of Chlorodifluoromethane

Pembuatan TFE dengan bahan baku berupa chlorodifluoromethane


(CHClF2) melalui mekanisme reaksi sebagai berikut (Broyer dkk, 1987):

Unggul Adi Wibowo 11/319209/TK/38339 5


Wahyu Faizal Ardy 11/319134/TK/38265
Prarancangan Pabrik Tetrafluoroethylene dari Chlorodifluoromethane dengan
Kapasitas 24.000 Ton/Tahun

CHClF2 ↔ CF2∙ + HCl (1.2)

2CF2∙ ↔ C2F4 (1.3)

2C2F4 ↔ c-C4F8 (1.4)

C2F4 + CF2∙ ↔ C3F6 (1.5)

C2F4 + HCl → H(CF2)2Cl (1.6)

Pembuatan TFE dilakukan melalui proses pirolisis pada plug-flow reactor yang
tahan terhadap korosi seperti platinum pada tekanan subatmosferis hingga
atmosferis dengan suhu 590-900 oC. Yield yang dihasilkan melalui proses ini cukup
tinggi yaitu sebesar 95%. Untuk meningkatkan efisiensi proses biasanya digunakan
superheated steam sebagai diluen. Setelah proses pirolisis berlangsung, gas keluar
reaktor didinginkan dan dilakukan proses absorpsi dengan air untuk memisahkan
asam yang terbentuk. Campuran gas keluar absorber selanjutnya dikeringkan
menggunakan kalsium klorida atau asam sulfat, kemudian campuran gas
dikompresi untuk selanjutnya masuk ke proses refrigerated distillation dimana
terjadi proses pemisahan TFE dari sisa reaktan dan produk samping lainnya,
sehingga diperoleh TFE dengan kemurnian 99,99%.

Proses pembuatan TFE dengan cara ini merupakan proses yang paling
banyak digunakan di seluruh dunia. Kelebihan proses ini adalah dapat
menghasilkan yield yang tinggi dengan menggunakan teknologi proses yang
sederhana dibanding proses lainnya. Hasil samping berupa asam klorida juga
merupakan bahan yang memiliki nilai jual cukup tinggi. Selain itu, ketersediaan
bahan baku berupa chlorodifluoromethane yang merupakan salah satu jenis
refrigerant sangat melimpah karena penggunaannya sebagai refrigerant mulai
ditinggalkan terkait dengan isu pemanasan global, dimana senyawa tersebut dapat
merusak lapisan ozon pada atmosfer. Kekurangan dari proses ini adalah banyaknya
hasil samping yang dihasilkan, akibatnya untuk memperoleh TFE dengan
kemurnian 99,99% diperlukan proses pemisahan yang cukup kompleks.

Berdasarkan pertimbangan kelebihan dan kekurangan proses tersebut yang


meliputi aspek teknologi proses, kondisi operasi, dan yield yang diperoleh, maka

Unggul Adi Wibowo 11/319209/TK/38339 6


Wahyu Faizal Ardy 11/319134/TK/38265
Prarancangan Pabrik Tetrafluoroethylene dari Chlorodifluoromethane dengan
Kapasitas 24.000 Ton/Tahun

dalam tugas prarancangan pabrik kimia ini dipilih proses pembuatan TFE dari
chlorodifluoromethane dengan proses thermal pyrolysis.

Unggul Adi Wibowo 11/319209/TK/38339 7


Wahyu Faizal Ardy 11/319134/TK/38265

Anda mungkin juga menyukai