Anda di halaman 1dari 17

PROSES INDUSTRI KIMIA

Proses Pembuatan Tetrafloroetilen dari Proses Halogenasi

OLEH : Kelompok 12-B


1. Geraldo Elbert Natanael Bangun (170405066)
2. Romario Fario (170405069)
3. Brigitta Alsycika Daniang (170405080)

Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Ir. Rosdanelli Hasibuan, MT
NIP/NIDN 196808081994032003/0008086806

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan kasih dan sayang-Nya, serta petunjuk dan kekuatan kepada kami sehingga
dapat menyelesaikan makalah yang diberi judul “Proses Pembuatan Tetrafloroetilen dari
Proses Halogenasi”.

Penyusunan makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Proses
Industri Kimia. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Rosdanelli
Hasibuan, MT, selaku dosen mata kuliah Proses Industri Kimia. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Kami
menyadari jika dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Tak ada
gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, kritik
dan saran membangun kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini.

Medan, 1 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................i


Daftar Isi .................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................
1.3 Tujuan ...............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1............................................................................................................................
2.2............................................................................................................................
2.3............................................................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................
3.2 Penutup ...........................................................................................................
Daftar Pustaka ....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Polytetrafluoroethylene (PTFE) merupakan flouro-polimer dari tetrafluoroethylene
yang memiliki banyak aplikasi. Nama lain dari PTFE ialah teflon yang memiliki sifat yang
sangat reaktif dan hazardous. Karena TFE merupakan bahan baku dari PTFE maka jumlah
kebutuhan TFE sangat langsung berkaitan dengan kapasitas produksi PTFE.
Teflon telah digunakan secara komersial sejak tahun 1940 untuk berbagai tujuan, karena
sifatnya yang stabil terhadap bahan kimia lain (sulit bereaksi terhadap bahan kimia lain) serta
dapat menghasilkan permukaan yang anti gores. Pemakaian terbanyak di masyarakat dalam
bentuk peralatan memasak anti lengket misalnya pada wajan dan panci.
Perkembangan industri kimia, otomotif, elektronik, dan manufaktur yang begitu pesat
membuat permintaan terhadap PTFE meningkat setiap tahunnya. Grand View Research
memperkirakan pada tahun 2020 mendatang, penjualan PTFE dunia akan mencapai nilai
6.640 juta USD atau setara dengan 476.000 ton per tahun. Dengan demikian, masih
diperlukan peningkatan produksi PTFE di dunia sekitar 227.500 ton/tahun. Berdasarkan data
tersebut, pada tahun 2017 akan didirikan pabrik PTFE dengan kapasitas PTFE sebesar 20.000
ton per tahun. Pemilihan kapasitas tersebut berada di atas kapasitas pabrik PTFE yang sudah
ada di dunia, dengan tujuan agar pabrik yang didirikan dapat bersaing secara ekonomi di
pasar global.
Oleh karena itu penulis membuat suatu tinjauan pada makalah ini yang membahas akan
proses pembuatan teflon.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Polytetrafluoroethylene (PTFE)?
2. Bagaimana proses pembuatan teflon?
3. Bagaimana sifat-sifat dari telfon?

1.3 Tujuan Penyusunan


1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Proses Industri Kimia.
2. Untuk mengetahui pengertian dari Polytetrafluoroethylene (PTFE).
2. Untuk mengetahui proses pembuatan teflon.
3. Untuk mengetahui sifat-sifat dari teflon.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Polytetrafluoroethylene (PTFE)


2.1.1 Teflon

Gambar 1. Teflon
Teflon adalah nama dagang terdaftar dari bahan plastik yang sangat berguna
politetrafluoroetilena (PTFE). PTFE adalah salah satu kelas dari plastik yang dikenal sebagai
fluoropolymers. Polimer adalah senyawa yang terbentuk oleh reaksi kimia yang
menggabungkan partikel ke dalam kelompok mengulangi molekul besar. Banyak serat
sintetis umum adalah polimer, seperti poliester dan nilon. PTFE adalah bentuk dari
terpolimerisasi tetrafluoroetilena. PTFE memiliki sifat yang unik, yang membuatnya berharga
di banyak aplikasi. Ia memiliki titik leleh sangat tinggi, dan juga stabil pada suhu yang sangat
rendah. Hal ini dapat dibubarkan oleh apa-apa kecuali fluor gas panas atau logam cair
tertentu, sehingga sangat tahan terhadap korosi. Hal ini juga sangat licin dan licin. Hal ini
membuat bahan yang sangat baik untuk bagian mesin coating yang mengalami panas, pakai,
dan gesekan, untuk peralatan laboratorium yang harus menahan bahan kimia korosif, dan
sebagai pelapis untuk peralatan masak dan peralatan. PTFE digunakan untuk memberikan
ketahanan terhadap noda kain, karpet, dan penutup dinding, dan sebagai atap yang bocor pada
tanda-tanda luar ruangan. PTIZE memiliki konduktivitas listrik rendah, sehingga membuat
isolator listrik yang baik. Hal ini digunakan untuk melindungi kabel banyak data komunikasi,
dan adalah penting untuk pembuatan semi-konduktor. PTFE juga ditemukan dalam berbagai
aplikasi medis, seperti dalam cangkok vaskular. Sebuah kain fiberglass dengan PTFE coating
berfungsi untuk melindungi atap bandara dan stadion. PTFE bahkan dapat dimasukkan ke
dalam serat untuk menenun kaus kaki. Gesekan rendah dari PTFE membuat kaus kaki sangat
halus, melindungi kaki dari lecet.
Teflon sebagai plastik yang tahan panas memiliki sifat yang sangat kuat, tidak
bereaksi dengan zat kimia, punya titik leleh yang tinggi, digunakan untuk membuat bejana
yang tahan terhadap zat kimia dan korosi. Biasanya menggunakan polimer CF2CF2 digunakan
sebagai lapisan anti lengket pada panci teflon.

2.1.2 Manfaat Telfon


Teflon digunakan sebagai bahan penyekat, misalnya untuk kotak penyekat
(stuffing box), cincin geser (sifat geseran dapat diperbaiki dengan Bagian-Bagian alat dari
teflon menambahkan graft ke dalamnya). Digunakan juga untuk cincin 0 atau 0-ring, untuk
gasket konsentrik dengan diberi bahan lunak (sebab teflon tidak begitu elastis), alat-alat yang
kecil, pipa, slang selubung pipa. Teflon dapat dipintal menjadi benang dan kemudian
ditempat. Temman dari teflon merupakan bahan untuk filter yang sangat kuat.
Penggunaan PTFE juga sangat beragam karena sifatnya yang antilengket dan tidak
menghantar listrik. PTFE digunakan antara lain pada :
1. Penggorengan atau Frying Pan.
2. Rice cooker dan Rice Warmer Jar pada pancinya.
3. untuk melapisi tapak dasar dari setrika agar lebih licin dalam menyetrika
4. Melapisi Pipa pipa zat kimia yang sangat sensitive seperti pada uranium hexafluoride.
5. sebagai insulator pada kabel dan konektor perakitan Microwave.
6. menjadi membran pori pori pada kain sintetic
7. penggunaan pada spare part mesin dan alat alat elektronik
8. pada peralatan laboratorium karena sifatnya yang anti korosi
Teflon digunakan sebagai bahan penyekat, misalnya untuk kotak penyekat (stuffing box),
cincin geser (sifat geseran dapat diperbaiki dengan Bagian-Bagian alat dari teflon
menambahkan graft ke dalamnya). Digunakan juga untuk cincin 0 atau 0-ring, untuk gasket
konsentrik dengan diberi bahan lunak (sebab teflon tidak begitu elastis), alat-alat yang kecil,
pipa, slang selubung pipa. Teflon dapat dipintal menjadi benang dan kemudian ditempat.
Temman dari teflon merupakan bahan untuk filter yang sangat kuat (Karyamakmur, 2015).

2.2 Proses Pembuatan Teflon


2.2.1 Proses Pembuatan
Proses pembuatan TFE telah banyak dikembangkan terutama dalam rangka
meningkatan kemurnian hasil TFE ,sehingga akan mengurangi biaya untuk proses pemurnian
dan diperoleh proses yang efisien. Berikut ini merupakan beberapa proses pembuatan TFE:
1. Thermal Plasma Pyrolisis of Tetrafluoromethane
TFE dapat disintesis dari tetrafluoromethane (CF4) dengan high-intensity arc
menggunakan elektrode berupa karbon. Reaksi kimia yang terjadi dalam pembuatan TFE
dengan cara ini adalah sebagai berikut (Bronfine, 1970):
2 CF4 → C2F4 +2F2
Selain menghasilkan TFE sebagai produk utama, proses ini juga menghasilkan produk
samping berupa hexafluoroethane (C2F6) dan octafluoropropane (C3F8). Semakin tinggi daya
listrik yang digunakan dan semakin rendah tekanan operasi, akan meningkatkan yield TFE yang
diperoleh. Yield TFE maksimum yang dapat diperoleh adalah 75% dengan menggunakan daya
sebesar 20 kW pada tekanan operasi 0,1 atm dan suhu 2000-4000 K. Proses pemisahan TFE dari
produk samping dilakukan dengan proses brominasi yang diikuti dengan dehalogenasi
menggunakan zinc.
Yield TFE yang diperoleh melalui proses ini cukup tinggi, akan tetapi proses ini
menggunakan teknologi yang tergolong baru dan membutuhkan energi yang sangat besar. Selain
itu, untuk memperoleh TFE dengan kemurnian yang tinggi harus melewati proses pemurnian
yang panjang dan kompleks, dengan demikian biaya untuk proses pemurnian produk cukup besar.
2. Dechlorinated and Dimerized of Dichlorodifluoromethane
TFE dapat disintesis melalui proses deklorinasi dan dimerisasi dichlorodifluoromethane
(CF2Cl2) (Vecchio dkk,1972). Proses pembuatan TFE dengan cara ini dilakukan pada tangki
berpengaduk yang berisi medium berupa solven organik dengan alkali amalgam pada suhu 20 oC.
Proses ini mampu menghasilkan yield yang tinggi yaitu sebesar 98% dengan hasil samping yang
sedikit atau dengan kata lain kemurnian TFE yang diperoleh cukup tinggi, sehingga akan
menekan biaya untuk proses pemurnian TFE dari hasil samping lainnya. Selain itu, proses
pembuatan TFE menggunakan cara ini memiliki kelebihan dari segi prosesnya yang cukup
sederhana dengan kondisi operasi yang tidak ekstrim. Akan tetapi proses ini menggunakan salah
satu bahan yang sangat berbahaya baik bagi kesehatan manusia maupun lingkungan yaitu alkali
amalgam. Penggunaan bahan tersebut mulai dikurangi bahkan dilarang terkait dengan dampak
negatif yang ditimbulkan.
3. Thermal Pyrolisis of Chlorodifluoromethane
Pembuatan TFE dengan bahan baku berupa chlorodifluoromethane (CHClF2) melalui
mekanisme reaksi sebagai berikut (Broyer dkk, 1987):
CHClF2 ↔ CF2∙ + HCl
2CF2∙ ↔ C2F4
2C2F4 ↔ c-C4F8
C2F4 + CF2∙ ↔ C3F6
C2F4 + HCl → H(CF2)2Cl
Pembuatan TFE dilakukan melalui proses pirolisis pada plug-flow reactor yang tahan
terhadap korosi seperti platinum pada tekanan subatmosferis hingga atmosferis dengan suhu 590-
900oC. Yield yang dihasilkan melalui proses ini cukup tinggi yaitu sebesar 95%. Untuk
meningkatkan efisiensi proses biasanya digunakan superheated steam sebagai diluen. Setelah
proses pirolisis berlangsung, gas keluar reaktor didinginkan dan dilakukan proses absorpsi
dengan air untuk memisahkan asam yang terbentuk. Campuran gas keluar absorber selanjutnya
dikeringkan menggunakan kalsium klorida atau asam sulfat, kemudian campuran gas dikompresi
untuk selanjutnya masuk ke proses refrigerated distillation dimana terjadi proses pemisahan TFE
dari sisa reaktan dan produk samping lainnya, sehingga diperoleh TFE dengan kemurnian
99,99%.
Proses pembuatan TFE dengan cara ini merupakan proses yang paling banyak digunakan
di seluruh dunia. Kelebihan proses ini adalah dapat menghasilkan yield yang tinggi dengan
menggunakan teknologi proses yang sederhana dibanding proses lainnya. Hasil samping berupa
asam klorida juga merupakan bahan yang memiliki nilai jual cukup tinggi. Selain itu,
ketersediaan bahan baku berupa chlorodifluoromethane yang merupakan salah satu jenis
refrigerant sangat melimpah karena penggunaannya sebagai refrigerant mulai ditinggalkan terkait
dengan isu pemanasan global, dimana senyawa tersebut dapat merusak lapisan ozon pada
atmosfer. Kekurangan dari proses ini adalah banyaknya hasil samping yang dihasilkan, akibatnya
untuk memperoleh TFE dengan kemurnian 99,99% diperlukan proses pemisahan yang cukup
kompleks (Ardy dan Wibowo, 2015).

2.2.2 Polimerisasi
PTFE dipolimerisasi dari tetrafluoroetilena senyawa kimia, atau TFE. Sebuah panci
non-stick terdiri dari berbagai lapisan non-stick.

Gambar 2. Panci Non-Stick


Sebuah panci non-stick terdiri dari berbagai lapisan non-stick.
TFE disintesis dari fluorspar, asam fluorida, dan kloroform. Bahan-bahan ini digabungkan di
bawah panas tinggi, tindakan yang dikenal sebagai pyrolosis. TFE adalah tidak berwarna,
tidak berbau, gas beracun yang, bagaimanapun, sangat mudah terbakar. Ia disimpan sebagai
cairan, pada suhu rendah dan tekanan. Karena sulitnya transportasi TFE mudah terbakar,
produsen PTFE juga memproduksi mereka TFE sendiri di situs. Proses polimerisasi
menggunakan jumlah yang sangat kecil bahan kimia lainnya sebagai pemrakarsa. Berbagai
pemrakarsa dapat digunakan, termasuk amonium persulfat atau peroksida asam disuccinic.
Bahan penting lainnya dari proses polimerisasi adalah air.
1) Manufaktur Proses
PTFE dapat diproduksi dalam beberapa cara, tergantung pada sifat-sifat tertentu yang
diinginkan untuk produk akhir. Spesifik Banyak dari proses ini adalah rahasia milik
produsen. Ada dua metode utama memproduksi PTFE. Salah satunya adalah polimerisasi
suspensi. Dalam metode ini, TFE dipolimerisasi dalam air, sehingga butiran PTFE. Butiran
bisa diolah lebih lanjut menjadi pelet yang dapat dicetak. Dalam metode dispersi, PTFE yang
dihasilkan adalah pasta susu yang dapat diolah menjadi bubuk halus. Kedua pasta dan bubuk
digunakan dalam aplikasi pelapisan.
2) Membuat TFE
a) Produsen PTFE mulai dengan mensintesis TFE. Ketiga bahan TFE, fluorspar, asam
fluorida, dan kloroform digabungkan dalam sebuah ruang reaksi kimia dipanaskan
sampai antara 1094-1652 ° F (590-900 ° C). Gas yang dihasilkan kemudian
didinginkan, dan disaring untuk menghilangkan kotoran.
Suspensi Polimerisasi:
b) Ruang reaksi diisi dengan air murni dan agen reaksi atau inisiator, zat kimia yang
akan memicu pembentukan polimer. Para TFE cair disalurkan ke ruang reaksi.
Sebagai TFE memenuhi inisiator, ia mulai polimerisasi. PTFE yang dihasilkan
membentuk butiran padat yang mengapung ke permukaan air. Karena ini terjadi,
ruang reaksi secara mekanik terguncang. Reaksi kimia di dalam ruangan
mengeluarkan panas, sehingga ruangan didinginkan oleh sirkulasi air dingin atau lain
pendingin dalam jaket sekitar helai kertas yg luar nya. Kontrol otomatis mematikan
pasokan TFE setelah berat tertentu di dalam ruangan tercapai. Air itu terkuras keluar
dari ruangan,
c) Selanjutnya, PTFE dikeringkan dan dimasukkan ke penggilingan. Gilingan pulverizes
PTFE dengan bilah berputar, menghasilkan bahan dengan konsistensi tepung terigu.
Ini bubuk halus sulit untuk cetakan. Ini memiliki “aliran miskin,” yang berarti tidak
dapat diproses dengan mudah dalam peralatan otomatis. Seperti tepung gandum
unsifted, mungkin memiliki kedua benjolan dan kantong udara. Jadi produsen
mengkonversi serbuk halus menjadi butiran yang lebih besar dengan proses yang
disebut aglomerasi. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara. Salah satu metode
adalah untuk mencampur bubuk PTFE dengan pelarut seperti aseton dan jatuh dalam
drum berputar. Butiran PTFE tetap bersatu, membentuk pelet kecil. Pelet dikeringkan
dalam oven.
d) Pelet PTFE dapat dicetak menjadi bagian menggunakan berbagai teknik. Namun,
PTFE dapat dijual dalam jumlah besar sudah pra-dibentuk menjadi apa yang disebut
billet, yang silinder padat PTFE. Para billet mungkin 5 ft (1,5 m) tinggi. Ini dapat
dipotong menjadi lembaran atau blok yang lebih kecil, untuk cetakan lebih lanjut.
Untuk membentuk billet tersebut, pelet PTFE dituangkan ke dalam cetakan baja
silinder steel. Cetakan ini dimuat ke tekan hidrolik, yang merupakan sesuatu seperti
lemari besar dilengkapi dengan ram tertimbang. Ram turun ke bawah ke dalam
cetakan dan kekuatan diberikannya pada PTFE. Setelah periode waktu tertentu,
cetakan dihapus dari pers dan PTFE unmolded. Itu diperbolehkan untuk istirahat,
kemudian ditempatkan dalam oven selama langkah akhir yang disebut sintering.
e) The PTFE cetakan dipanaskan dalam oven sintering selama beberapa jam, sampai
secara bertahap mencapai suhu sekitar 680° F (360° C). Ini adalah di atas titik leleh
dari PTFE. Partikel PTFE menyatu dan materi menjadi seperti gel. Kemudian PTFE
secara bertahap didinginkan. Para billet selesai dapat dikirimkan kepada pelanggan,
yang akan mengiris atau mencukur menjadi potongan-potongan kecil, untuk diproses
lebih lanjut.
Dispersi Polimerisasi:
f) Polimerisasi PTFE dengan metode dispersi menyebabkan baik serbuk halus atau zat
pasta-seperti, yang lebih berguna untuk coating dan selesai. TFE diperkenalkan ke
dalam reaktor berisi air bersama dengan kimia memulai. Alih-alih penuh semangat
terguncang, seperti dalam proses suspensi, ruang reaksi hanya gelisah dengan lembut.
PTFE membentuk menjadi manik-manik kecil. Beberapa air akan dihapus, dengan
menyaring atau dengan menambahkan bahan kimia yang menyebabkan PTFE manik-
manik untuk menetap. Hasilnya adalah zat susu disebut PTFE dispersi. Hal ini dapat
digunakan sebagai cairan, terutama dalam aplikasi seperti selesai kain. Atau dapat
dikeringkan menjadi bubuk halus digunakan untuk logam mantel.
Peralatan Masak Antilengket :
g) Salah satu penggunaan yang paling umum dan terlihat dari PTFE coating untuk pot
dan wajan antilengket. Panci harus terbuat dari aluminium atau paduan aluminium.
Permukaan panci harus khusus disiapkan untuk menerima PTFE. Pertama, panci
dicuci dengan deterjen dan dibilas dengan air, untuk menghilangkan semua minyak.
Kemudian panci dicelupkan dalam air hangat asam klorida dalam proses yang disebut
etsa. Etching roughens permukaan logam. Kemudian panci dibilas dengan air dan
direndam lagi dalam asam nitrat. Akhirnya dicuci kembali dengan air deionisasi dan
menyeluruh dikeringkan.
h) Sekarang panci siap untuk dilapisi dengan dispersi PTFE. Lapisan cair dapat
disemprotkan atau bergulir. Lapisan ini biasanya diterapkan dalam beberapa lapisan,
dan dapat dimulai dengan primer. Susunan yang tepat dari primer adalah rahasia milik
dipegang oleh produsen. Setelah primer diterapkan, panci dikeringkan selama
beberapa menit, biasanya dalam oven konveksi. Kemudian dua lapisan berikutnya
diterapkan, tanpa periode pengeringan di antaranya. Setelah semua lapisan diterapkan,
panci dikeringkan dalam oven dan kemudian disinter. Sintering adalah pemanasan
lambat yang juga digunakan untuk menyelesaikan billet tersebut. Jadi biasanya, oven
memiliki dua zona. Di zona pertama, panci dipanaskan perlahan-lahan ke suhu yang
akan menguapkan air dalam lapisan. Setelah air menguap, bergerak panci ke zona
yang lebih panas, yang Sinter panci sekitar 800° F (425° C) selama sekitar lima menit.
Ini melebur PTFE. Kemudian panci dibiarkan mendingin. Setelah pendinginan, siap
untuk langkah-langkah perakitan akhir, dan pengepakan dan pengiriman.
(Usahamart, 2012).

Gambar 3. Proses Umum Pembuatan Teflon

2.2.3. Quality Control dan Produk Samping/Limbah


Kualitas tindakan pengendalian dilakukan baik di fasilitas manufaktur PTFE primer
dan di pabrik di mana langkah-langkah pengolahan lebih lanjut, seperti pelapis, selesai.
Dalam fasilitas manufaktur utama, prosedur standar industri yang diikuti untuk menentukan
kemurnian bahan, ketepatan suhu, dll Produk Akhir diuji untuk kesesuaian dengan standar.
Untuk dispersi PTFE, ini berarti viskositas dan berat jenis dispersi diuji. Pemeriksaan lainnya
bisa dilakukan juga. Karena Teflon adalah produk merek dagang, produsen yang ingin
menggunakan nama merek untuk bagian atau produk yang dibuat dengan Teflon PTFE harus
mengikuti pedoman pengendalian mutu yang ditetapkan oleh Du Pont. Dalam kasus produsen
peralatan masak antilengket, misalnya, para pembuat peralatan masak mematuhi Program
Sertifikasi Mutu Du Pont, yang mengharuskan mereka memonitor ketebalan lapisan PTFE
dan suhu baking, dan melakukan tes adhesi beberapa kali selama setiap shift.
Produk samping / Limbah
Meskipun PTFE itu sendiri tidak beracun, pembuatannya menghasilkan produk
sampingan yang beracun. Ini termasuk asam fluorida dan karbon dioksida. Area kerja harus
cukup ventilasi untuk mencegah paparan gas sementara PTFE sedang dipanaskan, atau ketika
mendingin setelah sintering. Dokter telah mendokumentasikan penyakit tertentu yang disebut
polimer Demam uap yang diderita oleh pekerja yang telah menghirup gas produk sampingan
dari produksi PTFE. Pekerja juga harus dilindungi dari menghirup debu PTFE ketika PTFE
bagian yang tooled.
Beberapa limbah dibuat selama proses manufaktur dapat digunakan kembali. Karena
PTFE pada awalnya sangat mahal untuk diproduksi, produsen memiliki insentif yang tinggi
untuk menemukan cara untuk menggunakan barang bekas. Limbah atau sampah yang
dihasilkan dalam proses manufaktur dapat dibersihkan dan dibuat menjadi bubuk halus.
Bubuk ini bisa digunakan untuk pencetakan, atau sebagai aditif untuk pelumas tertentu,
minyak, dan tinta.
Digunakan PTFE bagian harus dikubur di tempat pembuangan sampah, tidak dibakar,
karena terbakar pada suhu tinggi akan merilis hidrogen klorida dan zat beracun lainnya. Satu
studi yang dirilis pada tahun 2001 mengklaim bahwa PTFE juga degradasi lingkungan
menjadi satu zat yang merupakan racun bagi tanaman. Ini adalah trifluoroacetate, atau TFA.
Sementara tingkat saat ini TFA di lingkungan yang rendah, substansi tetap ada untuk waktu
yang lama. Jadi polusi TFA mungkin adalah kekhawatiran untuk masa depan (Usahamart,
2012).

2.3 Prinsip – prinsip parameter pengukuran air secara biologis


2.3.1 Sifat Fisik/Kimia Teflon
Teflon adalah bahan sintetik yang sangat kuat, umumnya berwama putih. Teflon
mempunyai performa yang baik pada temperatur ekstrim, tahan pada temperatur -240°C dan
tahan terhadap panas sampai kira-kira 250°C. Di atas 250°C teflon mulai melunak, di dalam
api akan meleleh dan sulit menjadi arang. Teflon juga anti radiasi Ultra Violet dan tahan
segala cuaca, dan anti lengket.
Berat jenisnya kira-kira 2,2 g/cmI. Tahan terhadap banyak bahan kimia, termasuk
ozone, chlorine, acetic acid, ammonia, sulfuric acid, dan hydrochloric acid. Satu –satunya
bahan kimia yang bisa merusak lapisan teflon adalah lelehan logam alkali.
Teflon tidak tahan terhadap larutan alkali hidroksida. Juga kurang tahan terhadap
hidrokarbon yang mengandung khlor. Teflon digunakan sebagai bahan penyekat, misalnya
untuk kotak penyekat (stuffing box), cincin geser (sifat geseran dapat diperbaiki dengan
bagian-bagian alat dari teflon menambahkan graft ke dalamnya). Digunakan juga untuk
cincin 0 atau 0-ring, untuk gasket konsentrik dengan diberi bahan lunak (sebab teflon tidak
begitu elastis), alat-alat yang kecil, pipa, slang selubung pipa.
Pada proses pembuatan Teflon, digunakan zat kimia lain yang bernama
Perfluorooctanoic acid (PFOA or C8) yang merupakan garam ammonia. Zat ini digunakan
sebgai surfaktan dalam emulsi polimer PTFE.
POFA menjadi perhatian para peneliti karena zat ini dapat tertinggal di dalam
lingkungan dan menumpuk di tubuh manusia untuk jangka waktu yang sangat lama.
Pemeriksaan darah pada penduduk Amerika menunjukkan adanya POFA yang tertinggal
meskipun dalam jumlah kecil. Akhir-akhir ini US Environtmental Protection Agency (EPA)
menetapkan POFA sebagai zat yang kemungkinan bersifat karsinogenik terhadap manusia.
Penelitian lebih lanjut masih dilakukan untuk menetukan kadar karsinogen yang menjadi
acuan. Beberapa efek buruk lain yang telah diteliti seperti peningkatan kadar kolesterol pada
para pekerja pabrik Teflon.
Beruntungnya, POFA digunakan dalam proses pembuatan Teflon, hanya sedikit kadar
yang masih terdeteksi dalam hasil akhir produk Teflon.
Saat ini, EPA belum membuat rekomendasi pasti mengenai apakah masyarakat harus
menghindari penggunaan Teflon atau tidak.
PTFE memiliki titik lebur yang relatif tinggi (dikarenakan oleh kekuatan gaya tarik
antara rantai-rantainya) dan sangat resisten terhadap serangan kimia. Rantai karbon begitu
melekat pada atom-atom fluorin sehingga tidak ada yang bisa mencapainya untuk bereaksi
dengannya. Ini bermanfaat dalam industri kimia dan dalam industri makanan untuk melapisi
wadah dan membuat wadah-wadah tersebut kebal terhadap hampir segala sesuatu yang dapat
membuatnya korosi.
Dikenal sebagai bahan yang sangat tahan gesek, tahan kimia, tahan suhu tinggi
(260oC) dan konstanta dielektriknya rendah. Dipakai sebagai bahan isolator listrik, seal,
gasket, bushing dan alat anti gesek pada industri kimia, listrik dan textile.
Secara struktural, PTFE mirip seperti poli(etena) kecuali bahwa masing-masing
hidrogen dalam struktur diganti dengan sebuah atom fluorin. Rantai-rantai PTFE cenderung
terkemas dengan baik dan PTFE cukup berhablur (kristalin). Karena atom-atom fluorin,
ranta-rantainya juga mengandung lebih banyak elektron (dengan panjang yang sama)
dibanding rantai poli (etena) yang sebanding. Jika pengemasan yang baik dikombinasikan
dengan elektron-elektron ekstra yang ada maka gaya dispersi Van der Waals akan lebih kuat
dibanding pada poli(etena) sekalipun yang berkepadatan tinggi.
1. Sifat mekanik
Beberapa sifat mekanik yang ada pada bahan Teflon antara lain:
 Kekuatan (strength) dan ketangguhan (toughness)
 Sifat sintetisnya sangat Kuat
 tahan Panas dari -100 sampai 250 derajat
 tidak bisa menjadi arang jik dibakar
 Teflon memiliki titik leleh 342°C.
 Tidak tahan oleh Alkali Hidroksida dan kurang tahan dengan Hidrokarbon
yang mengandung Khlor
 Tahan akan gesekan
 Tahan akan kimia kecuali Alkali Hidroksida dan Hidrokarbon
 Karena Teflon adalah termasuk bahan penyekat maka Teflon tahan oleh uap
air
 Memiliki resistivitas atau hambatan listrik yang besar
 Kekerasan (thougness). Karena Teflon termasuk bahan penyekat bentuk padat
maka Teflon memiliki kekerasan yang tinggi.
 ElastisitasKarena Teflon termasuk bahan penyekat bentuk padat maka Teflon
memiliki kemampuan elastisitas yang rendah
PTFE memiliki titik lebur yang relatif tinggi (dikarenakan oleh kekuatan gaya tarik
antara rantai-rantainya) dan sangat resisten terhadap serangan kimia. Rantai karbon begitu
melekat pada atom-atom fluorin sehingga tidak ada yang bisa mencapainya untuk bereaksi
dengannya. Ini bermanfaat dalam industri kimia dan dalam industri makanan untuk melapisi
wadah dan membuat wadah-wadah tersebut kebal terhadap hampir segala sesuatu yang dapat
membuatnya korosi.
Yang tak kalah pentingnya bahwa PTFE juga memiliki sifat anti-lengket yang sangat
baik – sifat inilah yang menyebabkan PTFE paling banyak digunakan dalam peralatan dapur
dan perkebunan yang tidak-melengket. Dengan sifat ini juga, PTFE bisa digunakan pada
barang-barang seperti bantalan anti gesekan.
1. Akrilat(Metil akrilat) =Kaca jendela pesawat
2. Bakelit(metanal+fenol) =alat-alat listrik
3. Dakron(metil tereftalat+etilen glikol)=Serat tekstil
4. Karel alam (isoprena) =Pembuatan ban
5. SBR(Stirena+1,3 Butadiena) =Tapak kembangan ban mobil
Dampak Penggunaan Polimer Sintetik Terhadap Kesehatan Dan Lingkungan
Industri polimer sintetik dewasa ini berkembang sangat pesat, sehingga menghasilkan
produk-produk yang membuat kehidupan bertambah praktis dan nyaman Selain harganya
relatif murah, bahan plastik juga tahan lama. Bahkan plastik dianggap sebagi simbol
kemajuan zaman.. Namun penggunaannya yang luas di berbagai segi kehidupan ternyata
dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Ini karena pada umumnya polimer
sintetik tersebut sukar diuraikan oleh mikroorganism (nonbiodegradable). Barang-barang
yang sudah tidak dipakai lagi akan menumpuk dalam bentuk sampah yang tidak dapat
membusuk.
2. Sifat Non Mekanik
Teflon memiliki sifat – sifat yang unik, berikut diantaranya:
 Tahan terhadap banyak bahan kimia, termasuk ozone, chlorine, acetic acid,
ammonia, sulfuric acid, dan hydrochloric acid. Satu –satunya bahan kimia
yang bisa merusak lapisan teflon adalah lelehan logam alkali.
 Anti radiasi Ultra Violet dan tahan segala cuaca.
 Anti lengket.
 Mempunyai performa yang baik pada temperatur ekstrim, tahan pada
temperatur -240°C sampai pada 260 °C. Teflom memiliki titik leleh 342°C.
 Bersifat hidrofobik (tidak suka air).
(Karyamakmur, 2015)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Teflon adalah nama dagang terdaftar dari bahan plastik yang sangat berguna
politetrafluoroetilena (PTFE). PTFE adalah salah satu kelas dari plastik yang dikenal sebagai
fluoropolymers. Polimer adalah senyawa yang terbentuk oleh reaksi kimia yang
menggabungkan partikel ke dalam kelompok mengulangi molekul besar. Banyak serat
sintetis umum adalah polimer, seperti poliester dan nilon. PTFE adalah bentuk dari
terpolimerisasi tetrafluoroetilena. PTFE memiliki sifat yang unik, yang membuatnya berharga
di banyak aplikasi. Ia memiliki titik leleh sangat tinggi, dan juga stabil pada suhu yang sangat
rendah. Hal ini dapat dibubarkan oleh apa-apa kecuali fluor gas panas atau logam cair
tertentu, sehingga sangat tahan terhadap korosi. Hal ini juga sangat licin dan licin. Hal ini
membuat bahan yang sangat baik untuk bagian mesin coating yang mengalami panas, pakai,
dan gesekan, untuk peralatan laboratorium yang harus menahan bahan kimia korosif, dan
sebagai pelapis untuk peralatan masak dan peralatan. PTFE digunakan untuk memberikan
ketahanan terhadap noda kain, karpet, dan penutup dinding, dan sebagai atap yang bocor pada
tanda-tanda luar ruangan. PTIZE memiliki konduktivitas listrik rendah, sehingga membuat
isolator listrik yang baik. Hal ini digunakan untuk melindungi kabel banyak data komunikasi,
dan adalah penting untuk pembuatan semi-konduktor. PTFE juga ditemukan dalam berbagai
aplikasi medis, seperti dalam cangkok vaskular. Sebuah kain fiberglass dengan PTFE coating
berfungsi untuk melindungi atap bandara dan stadion. PTFE bahkan dapat dimasukkan ke
dalam serat untuk menenun kaus kaki. Gesekan rendah dari PTFE membuat kaus kaki sangat
halus, melindungi kaki dari lecet.Kualitas air yang menurun dapat berakibat terhadap banyak
hal baik terhadap biota air,lingkungan dan kesehatan manusia.Salah saatu dampaknya
terhadap biota air adalah akan banyaknya biota air yang mati,sedangkan pada manusia
banyak penyakit yang dapat disebabkan seperti diare,penyakit kulit,dan banyak penyakit lain.

3.2 Saran
Disarankan para membaca memberi kritikan atas makalah yang dibuat oleh penulis.
Daftar Pustaka

Ardy, Wahyu Faizal dan Unggul Adi Wibowo. 2015. Prarancangan Pabrik
Tetrafluoroethylene dari Chlorodifluoromethane dengan Kapasitas 24.000
Ton/Tahun. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Aryanta, Hendra, Abdullah Ma’ruf, Khanif Khoirul dan Nurida Finahari. 2017. Analisis
Pengaruh Serat Limbah Teflon Terhadap Sifat Mekanik Komposit Fiber Sebagai
Material Pengganti Alas Cor Beton. Jurnal Rotor. 10(2): 6-11.
Broyer E., Bekker A. Y., and Ritter A. B., Kinetics of the Pyrolisis of
Chlorodifluoromethane, Ind. Eng. Chem. Res. 1988, 27, 208-211.
CV. Karya Makmur. 2015. Sejarah dan Kegunaan Teflon Dari Waktu ke Waktu. [Online]:
https://www.karyamakmur.co.id/sejarah-dan-kegunaan-teflon-dari-waktu-ke-waktu/
diakses pada 29 September 2019
Usahamart. 2012. MEMBUAT TEFLON. [Online]:
https://usahamart.wordpress.com/2012/02/23/membuat-teflon/ diakses tanggal 29
September 2019

Anda mungkin juga menyukai