Anda di halaman 1dari 10

PRA RANCANGAN PABRIK ASAM FORMIAT DENGAN BAHAN

BAKU METIL FORMIAT MELALUI PROSES HIDROLISIS


KAPASITAS 10.000 TON PER TAHUN
Abdul Fatah1, Fitri Muliawati2
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Jayabaya
fatah03111995@gmail.com , muliawati.fitri@yahoo.co.id

Abstrak
Pra rancangan pabrik asam formiat dengan proses hidrolisis metil formiat kapasitas 10.000
ton/tahun dengan bahan baku metil formiat dan air. Pabrik ini direncanakan di dirikan di Gresik, Jawa
Timur pada tahun 2018 dan beroperasi pada tahun 2020. Asam formiat banyak digunakan sebagai
koagulan pada karet alam, pengatur pH pada proses pewarnaan dalam industri tekstil, digunakan pada
proses penyamakan pada industri kulit.. Pembentukan asam formiat merupakan reaksi hidrolisis yang
dilakukan dengan cara mereaksikan metil formiat dengan air. Reaksi yang terjadi adalah reaksi
endotermis dan dilakukan dalam reaktor alir tangki berpengaduk (RATB). Tahap reaksi ini berlangsung
pada kondisi 120 oC dan tekanan 10 atm. Produk yang dihasilkan adalah asam formiat dengan kemurnian
85% sebagai produk utama dan metanol dengan kemurnian 98% sebagai produk samping. Berdasarkan
hasil analisa ekonomi, diperoleh Total Capital Investment (TCI) sebesar Rp 164.047.477.355, pay back
period selama 1,32 Tahun dan Return On Investmen (ROI) 40%..

Abstract

Pre-designed manufacture formic acid plant with a hydrolysis process of methyl formate with
a capacity of 10,000 tons / year with raw materials for methyl formate and water. The manufacture is
planned to be established in Gresik, East Java in 2018 and will operate in 2020. Formic acid is widely
used as a coagulant in natural rubber, pH regulators in the coloring process in the textile industry, used in
tanning processes in the leather industry. Formic acid formation is a hydrolysis reaction that is carried out
by reacting methyl formate with water. The reaction that occurs is the endothermic reaction and is carried
out in a continuous stirred tank reactor (CSTR). This reaction stage takes place at a condition of 120 oC
and a pressure of 10 atm. The resulting product is formic acid with 85% purity as the main product and
methanol with 98% purity as a second product. Based on the results of economic analysis, obtained Total
Capital Investment (TCI) was Rp 164,047,477,355, pay back period for 1.32 years and Return on
Investments (ROI) was 40%.

1. Pendahuluan Kebutuhan asam formiat terus


1.1 Latar belakang pendirian pabrik meningkat seiring dengan berkembangnya
Asam formiat adalah asam industri yang menggunakannya. Sementara
karboksilat dengan rumus molekul saat ini kebutuhan asam formiat dalam
CHOOH. Penggunaan asam formiat sangat negeri hanya dipenuhi oleh PT Sintas
luas di dunia Industri. Konsumen terbesar Kurama Perdana dengan kapasitas 10.000
asam formiat di Indonesia adalah industri ton per tahun, selain itu dipenuhi dengan
karet. Dalam industri ini asam formiat impor.
digunakan sebagai koagulan karet latex. Untuk itu, pendirian pabrik asam
Selain itu, asam fomiat juga digunakan formiat perlu didirikan. Selain untuk
pada industri tekstil dalam proses memenuhi kebutuhan dalam negeri, dengan
pewarnaan, pengaturan pH, dan pemutihan. berdirinya pabrik ini diharapkan dapat
Sedangkan dalam industri kulit, asam menunjang pertumbuhan industri lainnya
formiat digunakan untuk menetralisir kapur. yang berkaitan dengan asam formiat di
Indonesia, mengurangi ketergantungan

1
Mahasiswa Jurusan Teknik .................. FTI-UJ
2
Mahasiswa Jurusan Teknik .................. FTI-UJ
negara dengan produk impor, dan menggunakan metode least square (Tabel
menciptakan lapangan pekerjaan. 1.1).
Bahan baku yang digunakan adalah Tabel 1.2. Perancangan Kapasitas
metil formiat dan air. Metil formiat Pabrik Metode Least Square
didapatkan dengan impor dari PT Zibo
Jiashitai Chemical Technology Co. Ltd, Berat (Ton)
Cina. PT ini mampu mensuplai metil Tahun (X) (X.Y) (X2)
(Y)
formiat sebanyak 1000 ton/bulan.
Sedangkan air diperoleh dari air sungai di 2012 4.611,641 -2 -9.223,282 4
sekitar pabrik yang telah dilakukan
pengolahan. 2013 5.484,243 -1 -5.484,243 1
Adapun perusahaan-perusahaan asam
2014 6.500,595 0 0 0
formiat yang telah beroperasi adalah
sebagai berikut 2015 7.853,963 1 7.853,963 1
• BASF, German
• BP, Kanada 2016 9.609,588 2 19.219,176 4
• Kemira Oy, Finlandia
Jumlah 34.060,030 0,000 12.365,614 10,000
• Norsk Hydro, Norwegia
• PT Sintas Kurama Perdana, Indonesia
Bentuk dasar persamaan least square
• Daicel, Jepang
adalah , dimana :
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009
(www.bps.go.id) ∑
Hingga tahun 2016 perusahaan-

perusahaan di atas masih memenuhi
kebutuhan asam formiat dari hasil impor, ∑
hal ini menjadi peluang untuk industri yang

memproduksi asam formiat.
1.2 Tujuan pendirian pabrik Sehingga didapat persamaan :
Tujuan dibuatnya pabrik asam formiat
diantaranya:
1. Memenuhi kebutuhan asam formiat
nasional
2. Mendorong berdirinya industri hilir
yang menggunakan asam formiat sebagai Pabrik diperkirakan akan beroperasi
bahan baku dan bahan penunjang, sehingga pada tahun 2020 (x = 6), dengan
akan mendorong perkembangan industri di menggunakan persamaan least square akan
Indonesia. didapatkan kapasitas produksi (y) ditahun
3. Menunjang program pemerintah tersebut sebesar :
yaitu menyediakan lapangan kerja dan y = 6812 + 1236,56 (6)
menekan jumlah pengangguran di Indonesia
1.3 Kapasitas rancangan y = 14231 Ton
Dalam menentukan kapasitas pra-
rancangan pabrik, ada beberapa hal yang Persamaan tersebut selanjutnya
perlu dipertimbangkan seperti prediksi digunakan untuk memperkirakan
kebutuhan asam formiat dan kapasitas kapasitas pabrik dari tahun 2020 sampai
produksi asam formiat. 2030.
1.3.1 Prediksi Kebutuhan Asam
Formiat
Pabrik diperkirakan akan selesai dibangun
dan siap beroperasi pada tahun 2020.
Kapasitas pabrik diprediksi berdasarkan
data impor asam formiat dengan
33.000 air diperoleh dari air sungai Berang
kecamatan manyar, kabupaten gresik,
23.000 setelah mengalami pengolahan secara fisik
Ton

maupun kimia. Guna mendapatkan


13.000
kemudahan dalam penyediaan bahan baku
3.000 maka lokasi pabrik diusahakan dekat
2020 2022 2024 2026 2028 2030 dengan pelabuhan. Kawasan Industri Gresik
Tahun dipilih karena dekat dengan pelabuhan
Tanjung Perak.
Gambar 1.1 Prediksi Kebutuhan Asam
1.4.2 Pemasaran
Formiat Tahun 2020-2030
Pemilihan lokasi pabrik dikawasan
industri Gresik Jawa Timur sangat tepat
1.3.1 Kapasitas Produksi Asam
karena Jawa Timur merupakan salah satu
Formiat
sentral industri di Indonesia. Dengan
Pabrik asam formiat direncanakan akan
prioritas utama pasar didalam negeri maka
beroperasi pada tahun 2020 dengan
diharapkan lokasi didaerah Jawa Timur
perkiraan kebutuhan asam formiat dalam
tidak jauh dari konsumen sehingga biaya
negeri sebesar 14.231 ton. Terdapat
pengangkutan akan lebih murah. Adapun
beberapa pabrik yang memproduksi asam
industri pengguna produk ini yang berada
formiat, satu diantaranya berada di
disekitar kawasan industri Gresik antara
Indonesia (grafi 1.1). Dengan
lain industri farmasi (PT Salonpas, PT Afi
mempertimbangkan hal tersebut dipilih
farma, PT Coronet Crown, PT Afi farma),
kapasitas pabrik sebesar 10.000 ton per
industri tekstil ( PT. Lotus Indah Tekstil,
tahun, mengacu pada kapasitas PT Sintas
PT. Tristate, PT.. Baktindoteks Prima ),
Kurama Perdana yang telah terbukti
pabrik karet dan industri vulkanisir ban
berjalan secara ekonomis.
(PT. Radia Indolatex, PT madju Mandiri
1.4 Lokasi Pabrik Perkasa), industri kulit ( Aneka usaha),
Penentuan lokasi pabrik sangat industri makanan ternak (PT. Hadeka
berpengaruh terhadap kelangsungan operasi Feedmill, PT. Arta Citra Terpadu Feedmill
pabrik. Penentuan lokasi pabrik yang tepat, ), industri pembuatan minuman anggur dan
ekonomis, dan dapat menguntungkan bir ( PT. Sumber Sari Mekar), industri
dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu letak elektroplating. Letak yang berdekatan
pasar, letak sumber bahan baku, dangan industri lain, akan lebih
transportasi, tenaga kerja, penyediaan air. memudahkan untuk pemasaran produk,
Lokasi yang dipilih harus dapat baik ekspor maupun impor.
memberikan kemungkinan memperluas
atau memperbesar pabrik dan dapat 1.4.3 Fasilitas Transportasi
memberikan keuntungan dalam jangka 1.4.3.1 Transportasi Darat
Wilayah kawasan industri gresik
panjang. Dengan mempertimbangkan faktor
terdapat transportasi darat berupa jalan raya
faktor diatas pendirian pabrik Asam
yang sudah cukup memadai. Distribusi
Formiat dipilih dikawasan Gresik Jawa
produk melalui darat dapat dilakukan,
Timur, dengan pertimbangan sebagai
terutama untuk pemasaran produk asam
berikut :
formiat ke daerah-daerah yang dapat
1.4.1 Sumber Bahan Baku dijangkau dengan jalur darat.
Penyediaan bahan baku merupakan
hal yang penting dalam mengoperasikan 1.4.3.2 Transportasi Laut
Kawasan industri Gresik memiliki
pabrik. Bahan baku dari pabrik asam
pelabuhan laut utama, yaitu Pelabuhan
formiat adalah metil formiat dan air. Metil
Tanjung Perak. Adanya pelabuhan ini
Formiat diperoleh dengan cara mengimpor
memudahkan untuk distribusi produk asam
dari China yaitu PT. PT Zibo Jiashitai
formiat.
Chemical Technology Co. Ltd, sedangkan
dipasaran dijual dengan kemurnian 97-99
%.
1.4.4 Tenaga Kerja Sifat Fisik
Gresik merupakan salah satu daerah  Wujud : cair (P = 1 atm, T = 30
yang menjadi tujuan bagi para tenaga kerja, o
C)
karena letak Gresik yang begitu strategis  Warna : tak berwarna
sebagai kawasan industri Jawa Timur.  Bau : berbau khas
Untuk tenaga kerja dengan kualitas tertentu
 Berat molekul: 60,05 gr/mol
dapat dengan mudah diperoleh meski tidak
 Kemurnian: 97%
dari daerah setempat. Sedangkan untuk
tenaga buruh diambil dari daerah setempat  Pengotor : 3% Metanol
atau dari para pendatang pencari kerja.  Kelarutan air: 300 g/l
 Titik didih pada 1 atm: 31,8 oC
1.4.5 Utilitas  Titik lebur pada 1 atm: -99,8 oC
Gresik merupakan kawasan industri  Berat jenis: 0,997 gr/cc
sehingga sarana yang dibutuhkan untuk Sifat Kimia
kelangsungan proses produksi suatu pabrik
telah tersedia dengan baik. Kebutuhan  Dengan penambahan anhydrous
listrik dapat dipenuhi dari PLN dan ammonia akan membentuk formida
generator sebagai cadangan. Kebutuhan air yang kemudian dengan asam sulfat
dapat dipenuhi dari sungai yang berada (75 % berat dalam air) akan
dekat dengan pabrik sedangkan untuk membentuk asam formiat dan
memenuhi kebutuhan bahan bakar ammonium formiat.
diperoleh dari Pertamina.  Dengan penambahan air akan
menghasilkan asam formiat dan
1.4.6 Faktor Penunjang Lain methanol :
Gresik merupakan salah satu daerah HCOOCH3 + H2O → HCOOH +
kawasan industri yang telah ditetapkan oleh CH3OH
Pemerintah, sehingga faktor-faktor seperti : 1. Air
tersedianya energi listrik, bahan bakar, air, Air yang ada di permukaan bumi
iklim dan karakter tempat atau lingkungan berasal dari beberapa sumber. Berdasarkan
bukan merupakan suatu kendala karena letak sumbernya air dibagi menjadi tiga,
semua telah dipertimbangkan pada yaitu air hujan, air permukaan dan air tanah.
penetapan kawasan tersebut sebagai Air hujan merupakan sumber utama dari air
kawasan industri. di bumi. Air ini pada saat pengendapan
dapat dianggap sebagai air yang paling
2. Tinjauan Pustaka bersih, tetapi pada saat di atmosfer
cenderung mengalami pencemaran oleh
2.1 Spesifikasi Bahan beberapa partikel debu, mikroorganisme
dan gas (misal : karbon dioksida, nitrogen
2.1.1 Bahan Baku dan amonia). Air permukaan meliputi
badan-badan air semacam sungai, danau,
2.1.1.1 Metil Formiat telaga, waduk, rawa dan sumur permukaan.
Metil format atau metil methanoate,
Sebagian besar air permukaan ini berasal
adalah metil ester dari asam format. dari air hujan dan mengalami pencemaran
Merupakan bentuk paling sederhana dari baik oleh tanah, sampah dan lainnya. Air
ester, ester merupakan suatu senyawa
tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke
organik yang terbentuk melalui penggantian permukaan bumi, kemudian mengalami
satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus penyerapan ke dalam tanah dan
hidroksil dengan suatu gugus organik (biasa penyaringan secara alami. Proses-proses ini
dilambangkan dengan R'). metil formiat menyebabkan air tanah menjadi lebih baik
adalah cairan tidak berwarna dengan bau dibandingkan air permukaan.
halus, tekanan uap tinggi, dan tegangan
permukaan rendah. Rata-rata metil formiat
Sifat Fisik mempunyai titik leleh 8oC, titik didih
101oC, dan rapatan sebesar 1,2 g/ml pada
 Wujud : cair (P = 1 atm, T = 28 suhu 20oC, secara ideal struktur karbonil
o
C) senyawa asam formiat mencerminkan
 Warna : tak berwarna ikatan hydrogen yang kuat antara molekul-
 Bau : tidak berbau molekul asam karboksilat (kira-kira 10
 Turbidity: 10 kkal/mol untuk 2 ikatan hydrogen), maka
 Color : 40 asam karboksilat ini sering dijumpai dalam
 Oxygen consumed: 10 ppm bentuk dimer asam karboksilat / bahkan
 Dissolved oxygen: 0,1 ppm dalam fasa uap (Fesenden & Fesenden,
 H2S : 3 ppm 1986).
 Berat molekul : 18,01 gr/mol
 Titik didih pada 1 atm : 100 oC Sifat Fisik
 Titik leleh pada 1 atm : 0 oC  Wujud : cair (P = 1 atm, T = 30
o
C)
 Temperatur kritis : 374,3 C o
 Warna : tak berwarna
 Tekanan kritis : 217,6 atm
 Bau : berbau asam menyengat
 Density : 996,24 kg/m3
(Perry, 1984)  Kemurnian : 85 %
 Pengotor : max. 15% air
Sifat Kimia  Kelarutan air : 10-15g/100mL
pada 20oC
 Bereaksi dengan karbon monoksida  Kandungan H2O : maks. 15 % berat
membentuk asam formiat :  Berat molekul : 46,03 gr/mol
CO + H2O → HCOOH  Titik leleh pada 101,3 kPa: 8,3 oC
 Titik didih pada 101,3 kPa: 100,8 oC
 Bereaksi dengan methyl formate
 Temperatur kritis: 307 oC
membentuk asam formiat dan
methanol :  Density : 1,22647 gr/cc
HCOOCH3 + H2O → HCOOH +  Viskositas pada 25 oC: 1,57 cp
CH3OH
2.1.2 Produk Sifat Kimia
2.1.2.1 Asam Formiat  Bereaksi dengan alkohol membentuk
Asam formiat (asam metanoat) ester :
adalah asam yang termasuk golongan alkil HCOOH + R-OH → HCOOR +
karboksilat. Asam ini terdapat di alam H2O
sebagai sekresi pertahanan sejumlah  Bereaksi dengan asetilen membentuk
serangga, terutama semut. Sejak tahun 1488 vinyl formiat :
zat ini sudah ditemukan di sarang semut, HCOOH + HC=HC →
dan pada tahun 1671 Jhon Ray asal inggris HCOOCH=CH2
mendeskripsikan proses isolasi asam murni
melalui destilasi sarang semut. (Drury D J,  Bereaksi dengan olefin dengan
2013) adanya hidrogen peroksida
Asam formiat tidak berwarna dengan membentuk glikol formiat
bau yang tajam. Asam ini secara total larut
dalam air, aseton, eter, etil asetat, metanol,
etanol dan sedikit larut (sekitar 10%) dalam
benzen, toluen, dan xilen. (Drury D J, 2013)
Asam formiat mempunyai bobot molekul  Mereduksi hidroksimethyl amin
46,03 g/mol dan merupakan asam paling menjadi senyawa amina:
kuat dari deretan gugus asam karboksilat
R2NCH2OH + HCOOH →
serta berfungsi sebagai reduktor. Asam
R2NCH3 + H2O + CO2
formiat dalam keadaan murninya
2.1.2.2 Metanol 2.2 Macam-macam Proses Pembuatan
Metanol merupakan senyawa alkohol Asam Formiat
dengan rumus kimia CH3OH. Metanol Proses-proses pembuatan asam
merupakan bentuk alkohol paling asetat yang banyak digunakan dalam
sederhana. Pada keadaan atmosfer industri dewasa ini adalah sebagai
berbentuk cairan yang mudah menguap, berikut :
tidak berwarna, mudah terbakar, dan
2.2.1 Proses Leonard
beracun dengan bau yang khas (berbau
Reaksi yang terjadi :
lebih ringan dari pada etanol). Metanol
digunakan sebagai bahan pendingin anti HCOOCH3 + H2O ↔ HCOOH + CH3OH
beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai Pembuatan asam formiat melalui
bahan additif bagi industri etanol. Methanol proses ini bersifat continue berdasarkan
adalah salah satu senyawa hidrokarbon dari reaksi hidrolisa metil formiat pada tekanan
golongan alkohol (CnH2n+O) dengan gugus 10 atm dan temperatur 120oC. Reaksi
alkil hidroksil (-OH). Alkohol memiliki hidrolisa terjadi dalam dua tahap, pada
keisomeran fungsi dengan eter. Rumus reaksi hidrolisa tahap pertama terjadi
umum methanol adalah CH4O atau sering hidrolisa metil formiat sebagian yang
ditulis CH3-OH. Ia merupakan bentuk membentuk asam formiat (reaktor
alkohol paling sederhana. Pada “keadaan preliminary hydroliser, gambar 2.1) dan
atmosfer” ia berbentuk cairan yang ringan, selanjutnya produk tersebut digunakan
mudah menguap, tidak berwarna, mudah sebagai katalis pada reaksi hidrolisa tahap
terbakar, dan beracun dengan bau yang kedua (reaktor main hydroliser, gambar
khas (berbau lebih ringan daripada etanol). 2.1). Produk reaksi dan sisa reaktan dari
tahap pertama menjadi umpan pada tahap
Sifat Fisis
kedua. Pada tahap kedua ini methyl formate
 Wujud : cair (P = 1 atm, T = 30 dibuat excess untuk meminimalkan reaksi
o
C) esterifikasi. Reaksi esterifikasi ini juga
 Warna : tak berwarna diminimalkan dengan meminimalkan waktu
kontak antara metanol dan asam formiat
 Bau : berbau alkohol yang
dengan proses flashing dan destilasi pada
menyengat
tekanan dan temperatur rendah. Asam
 Kemurnian: 98 % formiat dengan kemurnian 85 % dapat di
 Pengotor : max 2% (metil formiat peroleh sebagai hasil bawah dari proses
dan air) destilasi tahap kedua. (Leonard, 1981)
 Kelarutan: dapat bercampur dengan
air 2.2.2 Reaksi Hidrolisis Formamide
 Berat molekul: 32,042 gr/mol Reaksi yang terjadi :
 Titik beku: -97,68 oC
 Titik didih: 64,70 oC CO(g) + CH3OH(l) → HCOOHC3 (l)
 Suhu kritis: 293,43 oC HCOOHC3(l) + NH3(g) → HCONH2(l) +
 Tekanan kritis: 79,9 atm CH3OH(l)
 Density pada 25 oC: 0,78663 gr/cc
 Viscositas cair pada 25 oC: 0,541 cp 2HCONH2(l) + H2SO4(l)+2H2O(l)→
Sifat Kimia 2HCOOH(l)+(NH4)2SO4(l)

 Bereaksi dengan asam asetat Karbonasi metanol dengan gas CO


membentuk methyl asetat : membentuk metil formiat pada temperatur
HCOOH + CH3OH → HCOOCH3 80 ˚C dan tekanan 45 atm. Pada tahap ini,
+ H2O ditambahkan katalis sodium (sodium
metoxide) 2% berat kebutuhan metanolnya.
 Bereaksi dengan karbon monoksida Kemudian terjadi amolisis metil formiat
membentul methyl formate : dengan ammonia membentuk formamide
CO + CH3OH → HCOOCH3
pada suhu 65˚C dan tekanan 13 atm. Proses
Hidrolisis formamide ditambah asam sulfat Parameter
68% - 74%. Reaksi ini berjalan pada reaktor Hidrolisis
Leonard
Formamide
alir tangki berpengaduk. Amonium sulfat
dan asam formiat keluar dari reaktor Jumlah Reaktor 2 2
kemudian masuk ke kiln. Disini asam
formiat diuapkan dan selanjutnya masuk ke Temperatur
120 0C 800C
kolom distilasi, sedangkan ammonium Reaktor
sulfat di blow down dan kemudian
dikeringkan. Yield asam formiat yang Tekanan
10 atm 45 atm
dihasilkan pada proses ini 93% terhadap Reaktor
formamide (Reuteman dan Kieckzka, 2000)
Produk samping Methanol Amonium Sulfat
2.3 Kegunaan Produk 1
Alibaba.com, 2018 dengan harga 1$ setara Rp
Kegunaan dari produk asam formiat antara
14.447
lain:
2
daerah.sindonews.com, 2018 Harga air pdam Gresik
1. Pada industri karet, digunakan Jawa Timur Januari 2018
sebagai koagulan pada karet alam.
2. Pada industri tekstil, digunakan Berdasarkan data perbandingan
sebagai pengatur pH pada proses proses pembuatan asam formiat pada tabel
pewarnaan kain. 2.1, dipilih proses hidrolisis metil formiat
3. Pada industri kulit, digunakan pada dengan alasan :
proses penyamakan kulit.
a. Proses yang paling sering
dikembangkan secara komersial
2.4 Pemilihan Proses adalah proses hidrolisis metil formiat,
b. Menggunakan bahan baku dan
2.1 Tabel Perbandingan Proses tahapan reaksi yang lebih sedikit,
Pembuatan Asam Formiat
Proses hidrolisis metil formiat beroperasi
Proses pada tekanan dan suhu yang lebih rendah,
Parameter sehingga dapat mengurangi biaya energi
Hidrolisis dan mengurangi tingkat bahaya yang tinggi.
Leonard
Formamide
3.1 Deskripsi Proses
Metanol1
Proses pembuatan asam formiat
Rp 15.870/Kg dengan cara hidrolisa metil formiat pada
prinsipnya meliputi beberapa tahap, yaitu :
Metil
Karbon
Formiat1 1. Tahap penyiapan bahan baku
Monoksida1
Rp
2. Tahap sintesis proses
Bahan Baku Rp 26.538/ Kg 3. Tahap pemurnian produk
14.447/Kg
Utama
NH3 1
Air2 3.1.1 Tahap Penyiapan Bahan Baku
Rp 3.721/Kg
Metil formiat dari tangki (T-101)
Rp 1,5/Kg pada suhu 28oC tekanan 1 atm, dengan
H2SO4 1 konsentrasi 97% (pengotor metanol)
dipompakan menuju mixer (M-101).
Rp 3.450/Kg Metil formiat dicampurkan dengan air di
mixer (M-101) pada suhu 28oC. Metil
Bahan Baku
- Sodium Metoxide formiat dan air dicampurkan dengan
Pendukung
perbandingan mol 0,7 : 1. Output mixer
(M-101) ditingkatkan tekanannya menjadi
10 atm dengan pompa (P-102), kemudian Hasil atas menara destilasi (D-301)
dipanaskan dengan heater (H-101) hingga dipompa menuju menara distilasi (D-
mencapai suhu 120oC. 302). Menara distilasi ini beroperasi pada
tekanan 1 atm dengan suhu reboiler 65,13
o
3.1.2 Tahap Sintesis Proses C dan suhu kondensor 31,90 oC. Produk
HCOOCH3(l) + H2O(l) ↔ atas D-302 berupa metil formiat yang
HCOOH(l) + CH3OH(l) akan di recycle menuju mixer (M-201).
Proses hidrolisis terjadi dalam Produk bawah D-302 berupa metanol
reaktor alir tangki berpengaduk pada dengan konsentrasi 98 %. Metanol yang
tekanan 10 atm dan suhu 120 oC. Reaksi dihasilkan disimpan di dalam tangki (T-
terjadi dalam dua tahap (persamaan 301) dengan suhu ruang, tekanan
reaksi 3.1). Tahap pertama terjadi pada atmosfir.
preliminary reactor (R-201). Pada tahap Hasil bawah menara destilasi (D-
ini metil formiat dan air bereaksi 301) dipompa menuju menara distilasi
sebagian membentuk asam formiat dan (D-303). Menara distilasi ini beroperasi
metanol (persamaan reaksi 3.1). Tahap pada tekanan 5 atm dengan suhu reboiler
kedua terjadi pada main reactor (R-202). 162,55 oC dan suhu kondensor 158,32 oC.
Pada tahap ini asam formiat yang telah Produk atas D-303 berupa air yang akan
dihasilkan pada reaktor (R-201) di recycle menuju mixer (M-201). Produk
digunakan sebagai katalis pada reaktor bawah D-303 berupa asam formiat
(R-202). Sebanyak 13,33% metil formiat dengan konsentrasi 85 %. Asam formiat
bereaksi pada reaktor (R202). Reaksi yang dihasilkan disimpan di dalam tangki
terjadi secara endotermis. Suhu di kedua (T-302) dengan suhu ruang, tekanan
reaktor dijaga pada suhu 120 oC dengan atmosfir.
jaket pemanas. Untuk mendapatkan
produk dengan spesifikasi yang
diinginkan maka produk keluaran reaktor
perlu dilakukan pemurnian.

3.1.3 Tahap Pemurnian Produk


Produk keluaran reaktor (R-202)
berupa asam formiat, metanol, sisa metil
formiat dan sisa air dipompa menuju
Flash drum (FD-301). Flash drum (FD-
301) beroperasi pada suhu 42,37oC dan
pada tekanan atmosfer. Sebagian output
M-202 akan berubah fase menjadi gas 4. Analisa Ekonomi
dan menjadi produk atas dari flash drum Analisa ekonomi dimaksudkan untuk
(FD-301), sebagian lainnya tetap pada mengetahui apakah pabrik yang dirancang
fase cair dan menjadi produk bawah flash dapat menguntungkan atau tidak. Untuk itu
drum (FD-301). pada prarancangan pabrik asam formiat ini
Produk bawah flash drum (FD-301) dibuat evaluasi serta penilaian investasi
mengandung metil formiat, metanol, air, dengan metode:
dan asam formiat. Produk bawah FD-301  Return Of Investmen (ROI)
dipisahkan dalam destilasi (D301).  Pay Out Time (POT)
Menara distilasi (D-301) beroperasi pada  Break Even Point (BEP)
tekanan 1 atm dengan suhu reboiler  Internal Rate of Return (IRR)
100,22 oC dan suhu kondensor 34,97 oC. Dari perhitungan analisa kelayakan
Pada menara destilasi (D-301) metil didapatkan hasil sebagai berikut:
formiat dan metanol menjadi produk atas,  Return On Investment (ROI)
sedangkan air dan asam formiat menjadi Sebelum pajak = 58,87 %
produk bawah. Setelah pajak = 41.21 %
 Pay Out Time (POT) Indonesia. (2008). Keputusan
POT = 1,32 Tahun Direktur Jenderal Minyak Dan Gas
 Break Even Point (BEP) Bumi Nomor : 14499
BEP = 38,1 % K/14/DJM/2008 tentang Standar Dan
 Internal Rate of Return (IRR) Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar
Umur Pabrik (n) = 10 tahun Fvilnyak Jenis Minyak Diesel Yang
DCF (i) = 40 % Dipasarkan Di Dalam Negeri.
Tersedia pada :
5. Kesimpulan https://migas.esdm.go.id/uploads/regu
Berdasarkan hasil analisa secara lasi/ profil_ peraturan_ 200.pdf
menyeluruh terhadap Pra rancangan Pabrik
Asam Formiat, diperoleh kesimpulan Anonim, 2018. Price of Material. Tersedia
sebagai berikut : pada http://www.alibaba.com
1. Proses yang digunakan adalah Brown, G.G. (1978). Operation Unit,
proses hidrolisis metil formiat Modern Asia Edition. New York :
2. Produk utama yang dihasilkan John Wiley & Sons Inc.,
adalah asam formiat dengan
kemurnian 85% Brownell L.E. dan Young E.H. (1959).
3. Produk samping yang dihasilkan Process Equipment Design. New
adalah metanol dengan kemurnian York : John Wiley & Sons
98%
4. Lokasi pabrik di Gresik, Jawa Coulson, J. M., dan Richardson’s, J. F.,
Timur (1999). Chemical Engineering, 3rd
5. Bentuk perusahaan adalah edition, Volume 6. Butterworth-
Perseroan Terbatas (PT) Heinemann Publications, Oxford.
6. Dari hasil analisa ekonomi,
diperoleh : Drury, D.J. (2013). Kirk-Othmer
 Total Capital Investment (TCI) : Encyclopedia of Chemical
Rp 164.047.477.355 Technology. John Wiley and Sons.
 Pay Back Period :1,32 Doi :
Tahun 10.1002/0471238961.061518130418
 Return On Investmen (ROI) : 2118.a01 .pub2
40% Fesenden, R.J. dan J.S. Fesenden. (1986).
7. Pendirian pabrik Asam Formiat Kimia Organik Dasar Edisi Ketiga
dirancang dengan kapasitas produk Jilid 1 dan 2. Terjemahan oleh A.H
pabrik sebesar 10.000 ton/tahun Pudjaatmaka. Jakarta : Erlangga
dengan perbandingan modal 40%
modal sendiri atau saham, dan 60% Geankoplis CJ. (1993). Transport
modal pinjaman dari bank. Processes and Unit Operations Third
8. Nilai IRR adalah 40%, lebih besar Edition. New Jersey : Prentice Hall
dari bunga riil, sehingga pabrik
Kern, Donald. Q. (1965). Process Heat
layak untuk didirikan.
Transfer. New York : Mc Graw-Hi
Book Company
Daftar Pustaka
[BPS] Badan Pusat Statistik Indonesia. Leonard, D.J.. (1981). Preparation Of
(2017). Data Impor Asam Formiat. Formic Acid By Hydrolysis Of Methyl
tersedia pada : Formate. US Patent 4.299.981
https://www.bps.go.id/all_newtempla
te.php Levenspiel, Octave. (1995). Chemical
Reaction Engineering 2nd Edition.
[ESDM-RI] Departemen Energi dan New York : John Wiley & Sons
Sumber Daya Mineral Republik
Mc Cabe, W.L., Smith, J.C. and Harriot, P. 700 major organic compounds,
(1985). Unit Operation of Chemical Hydrocarbon Processing. Tersedia
Engineering, 5th edition. New York : pada :
Mc. Graw Hill https://www.researchgate.net/file.Post
FileLoader.html?id=56d2c2cb7eddd3
McKetta J.J. dan William Cunningham. cfbf8b4596&assetKey=AS%3A3340
Encyclopedia of Chemical Processing 41053188097%401456653001218.
and Design: Volume 23 – Fluid Flow,
Two-Phase Design to Froth
Flotation. New York : Marcel
Dekker.

Mondher Bellalah and Omar Masood.


(2013). Islamic Banking and Finance.
Cambridge Scholars Publishing: UK

Myers R.L. dan Rusty L. Myers. (2007).


The 100 Most Important Chemical
Compounds : a reference guide.
Westport : Greenwood

Nikolaos Tsorakidis et al. (2008). Break-


Even Analysis. Zerres & Business
Sumup.

Perry, R.H., dan Green, D.W. (1984).


Perry’s Chemical Engineers
Handbook, 6th edition. New York :
Mc. Graw Hill

Peter M.S dan Timmerhaus. (1991). Plant


Design and Economics for Chemical
Engineers 4th edition. New York :
Mc. Graw Hill

Reuteman dan Kieckzka. (2000). Ullmann's


Encyclopedia of Industrial
Chemistry. German : Wiley-VCH
Verlag. Doi :
10.1002/14356007.a12_013
Severns WH. dan Degler H.E.. (1939).
Steam, Air and Gas Power Third
Edition. Tersedia pada :
https://archive.org/stream/steamairgas
power00seve#page/n0

Yaws CL. (1999). Chemical Properties


Handbook. New York : Mc. Graw
Hill

Yaws, C. L. and Yang, H. C. (1989). To


estimate vapor pressure easily.
antoine coefficients relate vapor
pressure to temperature for almost

Anda mungkin juga menyukai