Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia saat ini tengah memasuki era globalisasi dalam segala bidang, yang
menuntut tangguhnya sektor industri dan bidang-bidang lain yang saling
menunjang. Hal itu tentunya memacu kita untuk lebih meningkatkan dalam
melakukan

terobosan-terobosan

baru

sehingga

produk

yang

dihasilkan

mempunyai daya saing, efisien, dan efektif, disamping itu haruslah tetap akrab
dan ramah terhadap lingkungan. Menanggapi situasi tersebut dan upaya untuk
mengurangi ketergantungan impor produk, pemerintah menetapkan peraturan
yang mendorong perkembangan industri tersebut.
Pembangunan industri ke depan ditujukan agar sektor industri dapat tumbuh
lebih cepat sehingga dapat berperan lebih besar dalam penciptaan nilai tambah
yang berujung pada peran sektor industri pada peningkatan pertumbuhan
ekonomi. Industri n-propanol sebagai bahan intermediate mempunyai prospek
yang cukup baik untuk dikembangkan di Indonesia. Karena hingga kini Indonesia
masih mengimpor komoditas tersebut dari Jepang, Korea, China, Taiwan dan
beberapa negara lainnya. Saat ini Asia adalah konsumen terbesar karena Asia
mengkonsumsi 40% dari konsumsi global. Dengan ketersediaan bahan baku yang
ada di Indonesia hal tersebut memungkinkan untuk adanya pendirian pabrik npropanol yang diharapkan nantinya akan menutupi kebutuhan impor.
N-Propanol (juga dikenal sebagai, 1-propanol, Propan-1-l) adalah alkohol
primer dengan formula molekul C3H8O. Ini adalah cairan transparan berwarna
yang memiliki bau tajam yang khas sebanding dengan bau alkohol. Produk ini
sepenuhnya larut dalam air dan larut dengan semua pelarut umum seperti glikol,
keton, alkohol, aldehida, eter dan hidrokarbon alifatik. N-Propanol merupakan
pelarut dan senyawa intermediate yang bermanfaat digunakan dalam indusri
pestisida, insektisida, pembuatan n-propylamine, tinta printer, pelarut untuk
mencetak film polyolefin dan poliamid.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pra-rancangan ini adalah merancang pabrik n-propanol dari ethylene
dan syngas menggunakan proses oxo dengan kapasitas produksi 15.000 ton/tahun.
Pabrik n-propanol dengan bahan baku ethylene dan syngas akan membantu
meningkatkan produksi n-propanol dalam negeri dan mengurangi impor npropanol. Selain itu, pada pra-rancangan pabrik ini akan dibuat diagram alir
-1-

Pra-rancangan Pabrik n-propanol dari Ethylene dan syngas

proses, dilakukan perhitungan neraca massa dan energi, penentuan spesifikasi alat,
kebutuhan utilitas, dan tata letak pabrik serta analisis kelayakan pendirian pabrik
secara ekonomi.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang menjadi batasan dalam pra-rancangan pabrik n-propanol
adalah sebagai berikut :
1) Bahan baku utama yang digunakan adalah ethylene yang berasal dari
PT Chandra Asri Petrochemical,
2) Proses atau teknologi yang digunakan dalam pembuatan n-propanol
dari ethylene adalah proses oxo,
3) Katalis yang digunakan pada proses pembuatan n-propanol dari
ethylene dan syngas adalah Rhodium dan Nikel.
4) Kapasitas produksi pabrik n-propanol yang direncanakan yaitu sebesar
15.000 ton/tahun,
5) Produk utama yang dihasilkan adalah n-propanol,
6) Lokasi pendirian pabrik n-propanol ini adalah di Cilegon, Banten.
1.4 Kapasitas Pra-rancangan
Dalam menentukan kapasitas pra-rancangan pabrik, ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan seperti kebutuhan produk, ketersediaan bahan baku, dan
kapasitas rancangan minimum.
1.3.1

Kebutuhan N-Propanol di Indonesia

Kebutuhan n-propanol di Indonesia cukup besar, namun kebutuhan tersebut belum


sepenuhnya terpenuhi dari produksi n-propanol dalam negeri. N-propanol masih
diimpor untuk memenuhi kebutuhan n-propanol di Indonesia. Berdasarkan data
yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Indonesia, perkembangan jumlah impor
n-propanol dari tahun 2008 hingga 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Data Impor n-propanol Indonesia

Tahun

Bab I Pendahuluan

2008
2009
2010

Jumlah
(ton/tahun)
23.273,956
18.076,144
23.453,294

Pra-rancangan Pabrik n-propanol dari Ethylene dan syngas

2011
2012
2013
2014

24.753,153
22.807,778
26.784,104
20.290,808
(Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, 2015)

Apabila data di atas disajikan dalam bentuk grafik, maka dapat dilihat
Grafik Impor n-propanol di Indonesia pada Gambar 1.1.
30000
25000
20000

Kebutuhan Impor n-Propanol (ton)

f(x) = 279.32x - 538935.49


R = 0.04

15000
10000
5000
0
2006

2008

2010

2012

2014

2016

Tahun

Gambar 1.1 Grafik Impor n-propanol di Indonesia

Dari Gambar 1.1, diperoleh persamaan regresi linier untuk mengetahui kebutuhan
n-propanol pada beberapa tahun mendatang. Apabila pabrik n-propanol dari
ethylene dan syngas direncanakan beroperasi pada tahun 2020, maka kebutuhan
impor n-propanol pada tahun 2020 adalah sebagai berikut:
Y= 279,32x 538935
Jika y = kebutuhan benzene dan x= tahun produksi, maka:
Y= 279,32 (2020) 538935
Y= 25.291,4
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jumlah impor n-propanol pada tahun 2020
diprediksikan sebesar 25.291,4 ton/tahun.
1.3.2

Ketersedian Bahan Baku

Bahan baku merupakan faktor yang sangat penting untuk kelangsungan produksi
pada suatu pabrik. Bahan baku utama yang digunakan berupa ethylene yang
diperoleh dari PT CAP di Cilegon dan syngas diperoleh dari industrial gas
Bab I Pendahuluan

Pra-rancangan Pabrik n-propanol dari Ethylene dan syngas

company di Cilegon. PT CAP menghasilkan 230.000 ton ethylene setiap tahunnya


dan industrial gas company akan menyuplai syngas sesuai kebutuhan yang
diperlukan oleh industri.
1.3.3 Kapasitas Minimum Pabrik Sejenis
Kapasitas rancangan minimum pabrik pembuatan n-propanol dapat diketahui dari
data kapasitas pabrik sejenis dalam skala komersial yang telah ada. Kapasitas
global untuk produksi n-propanol pada tahun 1979 melebihi 130.000 ton di
Amerika Serikat. Pada tahun 1975, total produksi USA sebesar 57.000 ton, dan
6.600 ton diekspor. (Kirk & Othmer).
Berdasarkan pertimbangan tersebut, yang meliputi jumlah kebutuhan npropanol di masa yang akan datang, ketersediaan bahan baku, serta melihat
kapasitas pabrik yang telah berdiri, maka ditetapkan kapasitas pabrik n-propanol
yang akan didirikan pada tahun 2020 adalah sebesar 15.000 ton/tahun.
1.4 Pemilihan Lokasi Pabrik
Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal yang sangat penting dalam setiap prarancangan suatu pabrik, karena menyangkut kelangsungan dan keberhasilannya,
baik dari segi ekonomi, maupun teknisnya. Orientasi perusahaan dalam
menentukan lokasi pabrik pada prinsipnya ditentukan berdasarkan pertimbangan
pada letak geografis, teknis, ekonomis dan lingkungan. Dari pertimbangan
tersebut lokasi pabrik dari pra-rancangan pabrik n-propanol ini dipilih di Cilegon,
Banten dengan pertimbangan sebagai berikut :
1) Penyediaan Bahan Baku
Bahan baku pembuatan n-propanol adalah ethylene dan syngas. Bahan
baku yang digunakan berlokasi di Cilegon, sehingga jarak yang dekat
dengan sumber bahan baku akan menekan biaya transportasi dan akan
memudahkan dalam penyediaanya.
2) Pemasaran Produk
Lokasi pemasaran sangat mempengaruhi harga produk dan biaya
transportasi. Letak yang berdekatan dengan pasar utama merupakan
pertimbangan yang sangat penting karena akan lebih mudah terjangkau
oleh konsumen. Daerah Cilegon merupakan daerah yang tepat untuk
pemasaran karena banyak pabrik-pabrik yang mempergunakan n-propanol

Bab I Pendahuluan

Pra-rancangan Pabrik n-propanol dari Ethylene dan syngas

sebagai bahan baku atau bahan pembantu sehingga akan lebih mudah
memasarkan produk tersebut.
3) Transportasi
Sistem transportasi yang memadai akan mempermudah distribusi bahan
baku maupun produk. Di kawasan ini tersedia jalur transportasi yang
cukup lengkap baik jalur darat maupun jalur laut. Distribusi produk
umumnya diutamakan melalui jalur laut. Oleh karena itu, tersedianya
pelabuhan Merak akan mempermudah distribusi produk keluar dari Pulau
Jawa.
4) Tenaga Kerja
Penyediaan tenaga kerja di Cilegon tidaklah sulit karena setiap tahunnya
angka tenaga kerja selalu bertambah. Serang terletak berdekatan dengan
Jawa Barat dan Jabodetabek yang syarat dengan lembaga pendidikan
formal maupun non formal dimana banyak dihasilkan tenaga kerja ahli
maupun non ahli sehingga tenaga kerja mudah didapatkan.
5) Utilitas
Utilitas utama seperti air dan listrik akan sangat mudah dipenuhi.
Penyediaan air untuk kebutuhan minum dan sanitasi diperoleh dari PT
Krakatau Tirta Industri, sedangkan untuk kebutuhan proses dapat diperoleh
dari air laut yang sebelumnya diperoses terlebih dahulu. Sedangkan
penyediaan listrik PT Krakatau Daya Listrik dan generator.
6) Lahan
Cilegon masih memiliki lahan yang dapat digunakan untuk mendirikan
dan mengembangkan suatu pabrik sehingga masih memungkinkan jika
dilakukan perluasan pada pabrik yang didirikan.

7) Kebijakan pemerintah
Pendirian pabrik perlu mempertimbangkan faktor kepentingan pemerintah
yang terkait di dalamnya, kebijaksanaan pengembangan industri, dan
hubungannya dalam pemerataan kesempatan kerja dan kesejahteraan serta
hasil pembangunan. Serang merupakan daerah yang telah disiapkan oleh
Bab I Pendahuluan

Pra-rancangan Pabrik n-propanol dari Ethylene dan syngas

pemerintah sebagai kawasan industri sehingga pendirian pabrik di kawasan


tersebut tidak akan melanggar kebijakan pemerintah.
8) Sarana dan Prasarana
Serang merupakan kawasan industri yang sudah maju dilengkapi dengan
sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai seperti bank-bank
maupun jaringan telekomunikasi yang baik dan lengkap.
1.5 Tinjauan Pustaka
N-Propanol adalah

suatu cairan yang tidak berwarna pada suhu kamar dan

tekanan atmosferis, serta dapat larut dalam alkohol dan ester. N-propanol dapat
dibuat dengan beberapa proses . Dari segi proses, pabrik n-propanol termasuk
pabrik beresiko rendah karena proses pembuatannya telah banyak diterapkan pada
sejumlah besar pabrik di dunia, selain itu pabrik juga dijalankan pada tekanan dan
suhu medium.
1.5.1

Macam Macam Proses Pembuatan N-Propanol

Proses pembuatan propanol terdiri dari berbagai macam proses. Beberapa proses
yang digunakan pada proses pembuatan n-propanol diantaranya yaitu :
1) Proses Reppe
Proses Reppe adalah sintesis alkohol dari olefin, karbon monoksida dan air.
Teknologi pembuatan n-propanol dengan metode ini dikembangkan oleh
Badische Anilin and Soda Pabric A.G (BASF). Reaksi yang terjadi :
C2H4 + 3 CO + 2 H2O

C3H7OH + 2 CO2

..

(1)
Reaksi dilakukan pada suhu 100 0C dan tekanan 15 atm dengan katalis Iron
pentacarbonyl (Fe(CO)5). Kelebihan dari Proses Reppe adalah tekanan dan suhu
reaksi yang lebih rendah dan selektivitasnya yang lebih tinggi. Namun
penggunaannya masih sedikit karena katalis yang digunakan bersifat sensitif oleh
adanya air dan gas CO2. Selain itu teknologi proses yang digunakan masih lebih
mahal (McKetta, 1975).

2) Proses Oxo
Bab I Pendahuluan

Pra-rancangan Pabrik n-propanol dari Ethylene dan syngas

Proses Oxo atau hidroformilasi ditemukan oleh Otto Roelan pada tahun 1938.
Roelan menyimpulkan bahwa reaksi tersebut berlaku secara umum untuk
semua olefin, dan reaksi ini dinamakan Proses Oxo. Secara umum persamaan
reaksinya :
R-CH=CH2 + H2 + CO

R-CH2-CH2-CHO .
(2)

Jika aldehid direaksikan dengan hidrogen maka terbentuk alkohol dengan


reaksi :
R-CH2-CH2-CHO + H2

R-CH2-CH2-OH .

(3)
dengan : R = Gugus alkil
Dengan proses oxo, pembuatan n-propanol adalah proses 2 tahap. Tahap
pertama, etilen direaksikan dengan gas sintesis dengan menggunakan logam
dari gugus transisi. Proses ini menghasilkan n-propanal. Katalisator yang
digunakan secara komersial adalah Co dan Rh, tetapi Rh lebih disenangi
karena dapat beroperasi pada suhu dan tekanan yang lebih rendah dan
selektivitas yang lebih tinggi meskipun harganya lebih mahal (McKetta,
1975). Reaksi yang terjadi adalah (Kirk and Othmer, 1978):
Utama:
C2H4(g) + CO(g) + H2(g)

C3H6O(g)

.(4)
Samping:
C2H4(g) + H2(g)

C2H6(g) .

(5)
Tahap kedua, n-propanal direaksikan dengan hidrogen menjadi npropanol dengan katalis Ni (Nikel). Kondisi operasi dapat berlangsung dalam
fase cair ataupun gas. Hanya saja dalam fase cair untuk skala komersial tidak
banyak dilakukan karena kurang ekonomis. Reaksi yang terjadi :

Bab I Pendahuluan

Pra-rancangan Pabrik n-propanol dari Ethylene dan syngas

C3H6O(g) + H2(g)

C3H8O(g)

.(6)
1.6 Spesifikasi Bahan Baku
1.6.1 Spesifikasi Ethylene
Ethylene adalah hidrokarbon dengan rumus C2H4 dan merupakan gas yang mudah
terbakar. Ethylene ini adalah alkena sederhana (hidrokarbon dengan ikatan
rangkap karbon-karbon). Penggunaan ethylene sering digunakan pada industri dan
pertanian. Adapun spesifikasi ethylene dapat dilihat pada tabel 1.2.
Properties
Berat molekul [gr/mol]
Fasa
Titik beku, (pada 1 atm), [C]
Titik didih, (pada 1 atm), [C]
Densitas [g/cm3]
Tekanan kritis [kPa]
Temperatur kritis [C]

1.6.2

Value
28,053
Gas
-169,15
103,7
0,568
5040,8
9,194
99,9%

Kemurnian (%berat)
Impurities
Tabel 1.2 Spesifikasi Ethylene
(PT Chandra Asri Petrochemical, 2013)
Spesifikasi Syngas

Syntesis gas atau Syngas adalah gas campuran yang terdiri dari karbon monoksida
(CO2) dan Hidrogen (H2). Syngas merupakan bahan baku yang dibutuhkan pada
proses pembuatan n-propanol. Adapun perbandingan antara CO dan H2 yang
digunakan yaitu 50:50. Spesifikasi CO dan H 2 dapat dilihat pada tabel 1.3 dan 1.4.
Hidrogen adalah unsur kimia paling melimpah di alam semesta. Pada suhu dan
tekanan standar, hidrogen berwujud gas tidak berwarna, tidak berbau, dan sangat
mudah terbakar. Senyawa hidrogen relatif langka dan jarang dijumpai secara
alami di bumi, biasanya dihasilkan secara industri dari berbagai senyawa
hidrokarbon seperti metana. Sejumlah besar hidrogen diperlukan dalam industri
petrokimia dan kimia. Penggunaan terbesar hidrogen adalah untuk memproses
bahan bakar fosil. Konsumen utama dari hidrogen di kilang petrokimia meliputi
hidrodealkilasi, hidrodesulfurisasi, dan hydrocracking.
Bab I Pendahuluan

Pra-rancangan Pabrik n-propanol dari Ethylene dan syngas

Tabel 1.3

Properties
Massa Molekul
Titik lebur, (pada 1 atm), [C]
Titik didih, (pada 1 atm), [C]
Densitas (pada 20C), [g/cm3]
Temperatur kritis, [C]
Tekanan kritis, [atm]
Flash point, [C]
Flammability
limit
udara,
[%volume]
Panas peleburan, [kJ/mol]
Panas penguapan (pada 80,1C),
[kJ/mol]
Panas pembakaran (25C), [kJ/mol]
Kapasitas kalor, [J/mol.K]
Kelarutan dalam air 25C, [g/100 g
air]
Kemurnian (%berat)
Impurities
Spesifikasi Hidrogen

Value
2,016
-259,14
-252,87
0,07
-240,18
12,81
16
4,0-75%
0,117
0,904
-286
28,836
0,10
99,9%
-

(Kirk-Othmer, 1998 dan PT. Air Liquide)

Bab I Pendahuluan

Pra-rancangan Pabrik n-propanol dari Ethylene dan syngas

Karbon Monoksida (CO) terdiri dari satu atom yang secara kovalen
berikatan dengan satu atom oksigen. Terbentuk apabila terdapat kekurangan
oksigen dalam proses pembakaran.
Tabel 1.3
Hidrogen

Keterangan
Fasa (P,T ruang)
Berat molekul
Titik didih
Titik beku
Temperatur kritis
Tekanan kritis
Volume kritis
Densitas pada 273 K
Entalpi pembentukan
Specific gravity (298 K,1atm)
Panas laten penguapan
Panas laten peleburan
Kelarutan (293 K, 1 atm)
Kemurnian [%]
Impurities

Nilai

Spesifikasi

Gas
28,01 kg/kmol
68,09 K
81,65 K
132,9 K
34,99 atm
181 cm3/mol
1,2501 gr/ml
-110,525 KJ/mol
0,9676
1444 kal/mol
200 kal/mol
2,32
99.9
-

(Krik Orthmer, 1998 dan PT. Air Liquide)

1.6.3

Spesifikasi Bahan Penunjang

Katalis merupakan suatu zat atau substansi yang dapat mempercepat reaksi
(mengarahkan atau mengendalikannya), tanpa terkonsumsi oleh reaksi, sehingga
katalis tidak muncul di dalam persamaan stoikiometri reaksi. Katalis bersifat
mempengaruhi kecepatan reaksi, tanpa mengalami perubahan secara kimiawi pada
akhir reaksi. Proses yang dilakukan oleh katalis ini disebut katalisis.
Katalis dapat dibedakan menjadi dua golongan utama berdasarkan fasenya di
dalam sistem reaksi, yakni katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis
homogen merupakan katalis yang ada dalam fase yang sama dengan fase reaktan.
Yang paling umum berupa fase cair, dengan katalis dan reaktan berada dalam
Bab I Pendahuluan

10

Pra-rancangan Pabrik n-propanol dari Ethylene dan syngas

larutan. Sedangkan katalis heterogen merupakan katalis yang fasenya tidak sama
dengan fase reaktan. Umumnya fase katalis berupa padatan dan fase reaksi berupa
gas. Khusus untuk katalis heterogen, biasanya disangga (supporting) oleh
komponen-komponen yang dapat menunjang sifat katalis agar sesuai dengan yang
diharapkan seperti luas permukaan yang tinggi, aktivitas, selektivitas, dan
sebagainya. Katalis yang digunakan dalam reaktor adalah katalis golongan
heterogen, yakni katalis Rh dan juga katalis nikel. Spesifikasi katalis Rh dan juga
katalis nikel dapat dilihat pada Tabel 1.5. dan 1.6.
Tabel 1.6 Spesifikasi Katalis Rh

Keterangan
Wujud
Berat Molekul
Diameter (m)
Umur Pakai (tahun)

Nilai
Padat
102,90550 g/mol
80
1
(Yurui (Shanghai)
Chemical Co.,Ltd,

Tabel 1.5 Spesifikasi

2015)

Properties
Wujud
Diameter, [mm)]
Densitas bulk, [kg/L]
Umur pakai, [tahun]

Value
Padat
1,8
0,9
1

Katalis Nikel

(Zibo Yinghe Chemical Co., Ltd,2015)

1.7 Spesifikasi Produk


N-Propanol menunjukkan reaksi normal dari suatu alkohol primer. Cairan tidak
berwarna, alkohol ringan. Digunakan dalam pembuatan kosmetik, tinta printer dan
preparat ram. Dapat dikonversi menjadi alkil halide, misalnya merah fosfor dan
yodium menghasilkan propel iodide. Adapun spesifikasi dari n-propanol dapat
dilihat pada Tabel 1.7.

Bab I Pendahuluan

11

Pra-rancangan Pabrik n-propanol dari Ethylene dan syngas

Tabel 1.7

Properties
Fasa
Berat molekul [gr/mol]
Titik beku, (pada 1 atm), [C]
Titik didih, (pada 1 atm), [C]
Densitas (pada 20C), [g/cm3]
Flash point, [C]
Tekanan kritis [kPa]
Temperatur kritis [C]
Kemurnian [%wt]
Impurities
Spesifikasi n-propanol

Value
Cair
60
-126
97,20
0,80375
28,9
5169,60
263,65
99,90
-

(Krik Orthmer, 1998)

1.8 Basis Desain


1.8.1 Rona Lingkungan
Rona lingkungan adalah kondisi awal lingkungan di sekitar lokasi rencana
kegiatan yang akan digunakan sebagai acuan terhadap kondisi lingkungan
selanjutnya. Lokasi pabrik yang akan didirikan berada di Kawasan Industri
Cilegon, Banten Indonesia. Berikut ini rona lingkungan dan iklim di lingkungan
pabrik.
1. Kelembaban
(1) Rata-rata harian maksimum

: 85%

(2) Rata-rata harian minimum

: 77%

(3) Rata-rata tahunan

: 80,7%

2. Udara Pabrik
- Kondisi
Bab I Pendahuluan

12

Pra-rancangan Pabrik n-propanol dari Ethylene dan syngas

Rancangan

Operasi

Suhu

: 60 oC

Tekanan

: 10,5 kg/cm2 G

Suhu

: Lingkungan

Tekanan

: 7,5 kg/cm2 G

Kualitas

Bebas minyak dan debu.


3. Suhu
1

Suhu Lingkungan
Maksimum

: 36,5 oC

Minimum

: 18,3 oC

Rata-rata harian maksimum : 31,4 oC


Rata-rata harian minimum

: 22,7 oC

Suhu rancangan untuk kompresor dan blower

: 22,7 - 31,4 oC

Suhu tititk embun rancangan untuk menara pendingin

: 28,5 oC

Suhu rancangan untuk ekspansi termal : 22,7 oC

Suhu rancangan untuk insulasi


Insulasi panas

: 22,7 oC

Insulasi dingin

: 31,4 oC (pada kelembapan relatif

max.

85%)
6

Suhu rancangan untuk AC


Bola kering

: 35 oC

Bola basah

: 28,5 oC

4. Angin
1

Arah
MUSIM
April
Nov.
Des.
Maret

ARAH

KECEPATA
N

- Utara,
12 m/s
Timur laut
Timur laut 11,3 m/s

Kecepatan angin maksimum

: 12 m/s

Bab I Pendahuluan

13

Pra-rancangan Pabrik n-propanol dari Ethylene dan syngas

1.8.2 Kode Standard


Pada pra-rancangan pabrik n-propanol, digunakan beberapa standar yang telah
diakui secara internasional. Kode dan standar yang digunakan untuk peralatan
proses dalam simbol dan penamaannya mengacu pada literatur American
Petroleum Institute (API).
1.9 Gross Profit Margin (GPM)
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan besarnya keuntungan
yang diperoleh sebuah perusahaan dalam periode tertentu. Rasio ini digunakan
untuk menilai seberapa efisien keuntungan yang diperoleh dalam mendirikan
suatu pabrik. Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan yang didirikian dalam menghasilkan keuntungan. Salah satu metode
perhitungan rasio profitabilitas adalah Gross Profit Margin (GPM).
Gross Profit Margin (GPM) merupakan perbandingan laba kotor (penjualan
bersih dikurangi harga pokok penjualan) terhadap penjualan bersih (Ang, 1997).
Gross Profit Margin (GPM) dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
GPM =

Harga Produk Harga Bahan Baku


Harga Produk

x 100%

Untuk menghasilkan produk n-propanol sebanyak 1 ton membutuhkan bahan


baku 467,76 kg ethylene dan 501 kg syngas. Perhitungan Gross Profit Margin
(GPM) untuk pembuatan n-propanol dari ethylene dan syngas adalah sebagai
berikut.
Harga ethylene

= US$ 1,708/ton (ICIS Pricing, 2015)


= Rp. 22.204.000/ton

Harga syngas

= US$ 1,422/ton (ICIS Pricing, 2015)


= Rp. 18.486.000/ton

Harga n-propanol

= US$ 3,295/ton (ICIS Pricing, 2015)


= Rp. 42.835.000,-/ton

Gross Profit Margin (GPM)

( Total Harga Produk )( Harga Bahan Baku)


(Total Harga Produk)

100%
= 54%
Bab I Pendahuluan

14

Pra-rancangan Pabrik n-propanol dari Ethylene dan syngas

Hasil research Richard Torian terhadap persentase GPM pada 27 industri


kimia secara acak yang dirilis pada tahun 2013, menunjukan bahwa rata-rata GPM
industri kimia adalah 27,9%. Hal tersebut menunjukan bahwa pabrik n-propanol
berada diatas rata-rata persentase GPM industri kimia. Sehingga pendirian pabrik
n-propanol masih memiliki nilai ekonomis yang baik dan layak untuk dibangun.

Bab I Pendahuluan

15

Anda mungkin juga menyukai