PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia saat ini tengah memasuki era globalisasi dalam segala bidang, yang
menuntut tangguhnya sektor industri dan bidang-bidang lain yang saling
menunjang. Hal itu tentunya memacu kita untuk lebih meningkatkan dalam
melakukan
terobosan-terobosan
baru
sehingga
produk
yang
dihasilkan
mempunyai daya saing, efisien, dan efektif, disamping itu haruslah tetap akrab
dan ramah terhadap lingkungan. Menanggapi situasi tersebut dan upaya untuk
mengurangi ketergantungan impor produk, pemerintah menetapkan peraturan
yang mendorong perkembangan industri tersebut.
Pembangunan industri ke depan ditujukan agar sektor industri dapat tumbuh
lebih cepat sehingga dapat berperan lebih besar dalam penciptaan nilai tambah
yang berujung pada peran sektor industri pada peningkatan pertumbuhan
ekonomi. Industri n-propanol sebagai bahan intermediate mempunyai prospek
yang cukup baik untuk dikembangkan di Indonesia. Karena hingga kini Indonesia
masih mengimpor komoditas tersebut dari Jepang, Korea, China, Taiwan dan
beberapa negara lainnya. Saat ini Asia adalah konsumen terbesar karena Asia
mengkonsumsi 40% dari konsumsi global. Dengan ketersediaan bahan baku yang
ada di Indonesia hal tersebut memungkinkan untuk adanya pendirian pabrik npropanol yang diharapkan nantinya akan menutupi kebutuhan impor.
N-Propanol (juga dikenal sebagai, 1-propanol, Propan-1-l) adalah alkohol
primer dengan formula molekul C3H8O. Ini adalah cairan transparan berwarna
yang memiliki bau tajam yang khas sebanding dengan bau alkohol. Produk ini
sepenuhnya larut dalam air dan larut dengan semua pelarut umum seperti glikol,
keton, alkohol, aldehida, eter dan hidrokarbon alifatik. N-Propanol merupakan
pelarut dan senyawa intermediate yang bermanfaat digunakan dalam indusri
pestisida, insektisida, pembuatan n-propylamine, tinta printer, pelarut untuk
mencetak film polyolefin dan poliamid.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pra-rancangan ini adalah merancang pabrik n-propanol dari ethylene
dan syngas menggunakan proses oxo dengan kapasitas produksi 15.000 ton/tahun.
Pabrik n-propanol dengan bahan baku ethylene dan syngas akan membantu
meningkatkan produksi n-propanol dalam negeri dan mengurangi impor npropanol. Selain itu, pada pra-rancangan pabrik ini akan dibuat diagram alir
-1-
proses, dilakukan perhitungan neraca massa dan energi, penentuan spesifikasi alat,
kebutuhan utilitas, dan tata letak pabrik serta analisis kelayakan pendirian pabrik
secara ekonomi.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang menjadi batasan dalam pra-rancangan pabrik n-propanol
adalah sebagai berikut :
1) Bahan baku utama yang digunakan adalah ethylene yang berasal dari
PT Chandra Asri Petrochemical,
2) Proses atau teknologi yang digunakan dalam pembuatan n-propanol
dari ethylene adalah proses oxo,
3) Katalis yang digunakan pada proses pembuatan n-propanol dari
ethylene dan syngas adalah Rhodium dan Nikel.
4) Kapasitas produksi pabrik n-propanol yang direncanakan yaitu sebesar
15.000 ton/tahun,
5) Produk utama yang dihasilkan adalah n-propanol,
6) Lokasi pendirian pabrik n-propanol ini adalah di Cilegon, Banten.
1.4 Kapasitas Pra-rancangan
Dalam menentukan kapasitas pra-rancangan pabrik, ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan seperti kebutuhan produk, ketersediaan bahan baku, dan
kapasitas rancangan minimum.
1.3.1
Tahun
Bab I Pendahuluan
2008
2009
2010
Jumlah
(ton/tahun)
23.273,956
18.076,144
23.453,294
2011
2012
2013
2014
24.753,153
22.807,778
26.784,104
20.290,808
(Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia, 2015)
Apabila data di atas disajikan dalam bentuk grafik, maka dapat dilihat
Grafik Impor n-propanol di Indonesia pada Gambar 1.1.
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
2006
2008
2010
2012
2014
2016
Tahun
Dari Gambar 1.1, diperoleh persamaan regresi linier untuk mengetahui kebutuhan
n-propanol pada beberapa tahun mendatang. Apabila pabrik n-propanol dari
ethylene dan syngas direncanakan beroperasi pada tahun 2020, maka kebutuhan
impor n-propanol pada tahun 2020 adalah sebagai berikut:
Y= 279,32x 538935
Jika y = kebutuhan benzene dan x= tahun produksi, maka:
Y= 279,32 (2020) 538935
Y= 25.291,4
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jumlah impor n-propanol pada tahun 2020
diprediksikan sebesar 25.291,4 ton/tahun.
1.3.2
Bahan baku merupakan faktor yang sangat penting untuk kelangsungan produksi
pada suatu pabrik. Bahan baku utama yang digunakan berupa ethylene yang
diperoleh dari PT CAP di Cilegon dan syngas diperoleh dari industrial gas
Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
sebagai bahan baku atau bahan pembantu sehingga akan lebih mudah
memasarkan produk tersebut.
3) Transportasi
Sistem transportasi yang memadai akan mempermudah distribusi bahan
baku maupun produk. Di kawasan ini tersedia jalur transportasi yang
cukup lengkap baik jalur darat maupun jalur laut. Distribusi produk
umumnya diutamakan melalui jalur laut. Oleh karena itu, tersedianya
pelabuhan Merak akan mempermudah distribusi produk keluar dari Pulau
Jawa.
4) Tenaga Kerja
Penyediaan tenaga kerja di Cilegon tidaklah sulit karena setiap tahunnya
angka tenaga kerja selalu bertambah. Serang terletak berdekatan dengan
Jawa Barat dan Jabodetabek yang syarat dengan lembaga pendidikan
formal maupun non formal dimana banyak dihasilkan tenaga kerja ahli
maupun non ahli sehingga tenaga kerja mudah didapatkan.
5) Utilitas
Utilitas utama seperti air dan listrik akan sangat mudah dipenuhi.
Penyediaan air untuk kebutuhan minum dan sanitasi diperoleh dari PT
Krakatau Tirta Industri, sedangkan untuk kebutuhan proses dapat diperoleh
dari air laut yang sebelumnya diperoses terlebih dahulu. Sedangkan
penyediaan listrik PT Krakatau Daya Listrik dan generator.
6) Lahan
Cilegon masih memiliki lahan yang dapat digunakan untuk mendirikan
dan mengembangkan suatu pabrik sehingga masih memungkinkan jika
dilakukan perluasan pada pabrik yang didirikan.
7) Kebijakan pemerintah
Pendirian pabrik perlu mempertimbangkan faktor kepentingan pemerintah
yang terkait di dalamnya, kebijaksanaan pengembangan industri, dan
hubungannya dalam pemerataan kesempatan kerja dan kesejahteraan serta
hasil pembangunan. Serang merupakan daerah yang telah disiapkan oleh
Bab I Pendahuluan
tekanan atmosferis, serta dapat larut dalam alkohol dan ester. N-propanol dapat
dibuat dengan beberapa proses . Dari segi proses, pabrik n-propanol termasuk
pabrik beresiko rendah karena proses pembuatannya telah banyak diterapkan pada
sejumlah besar pabrik di dunia, selain itu pabrik juga dijalankan pada tekanan dan
suhu medium.
1.5.1
Proses pembuatan propanol terdiri dari berbagai macam proses. Beberapa proses
yang digunakan pada proses pembuatan n-propanol diantaranya yaitu :
1) Proses Reppe
Proses Reppe adalah sintesis alkohol dari olefin, karbon monoksida dan air.
Teknologi pembuatan n-propanol dengan metode ini dikembangkan oleh
Badische Anilin and Soda Pabric A.G (BASF). Reaksi yang terjadi :
C2H4 + 3 CO + 2 H2O
C3H7OH + 2 CO2
..
(1)
Reaksi dilakukan pada suhu 100 0C dan tekanan 15 atm dengan katalis Iron
pentacarbonyl (Fe(CO)5). Kelebihan dari Proses Reppe adalah tekanan dan suhu
reaksi yang lebih rendah dan selektivitasnya yang lebih tinggi. Namun
penggunaannya masih sedikit karena katalis yang digunakan bersifat sensitif oleh
adanya air dan gas CO2. Selain itu teknologi proses yang digunakan masih lebih
mahal (McKetta, 1975).
2) Proses Oxo
Bab I Pendahuluan
Proses Oxo atau hidroformilasi ditemukan oleh Otto Roelan pada tahun 1938.
Roelan menyimpulkan bahwa reaksi tersebut berlaku secara umum untuk
semua olefin, dan reaksi ini dinamakan Proses Oxo. Secara umum persamaan
reaksinya :
R-CH=CH2 + H2 + CO
R-CH2-CH2-CHO .
(2)
R-CH2-CH2-OH .
(3)
dengan : R = Gugus alkil
Dengan proses oxo, pembuatan n-propanol adalah proses 2 tahap. Tahap
pertama, etilen direaksikan dengan gas sintesis dengan menggunakan logam
dari gugus transisi. Proses ini menghasilkan n-propanal. Katalisator yang
digunakan secara komersial adalah Co dan Rh, tetapi Rh lebih disenangi
karena dapat beroperasi pada suhu dan tekanan yang lebih rendah dan
selektivitas yang lebih tinggi meskipun harganya lebih mahal (McKetta,
1975). Reaksi yang terjadi adalah (Kirk and Othmer, 1978):
Utama:
C2H4(g) + CO(g) + H2(g)
C3H6O(g)
.(4)
Samping:
C2H4(g) + H2(g)
C2H6(g) .
(5)
Tahap kedua, n-propanal direaksikan dengan hidrogen menjadi npropanol dengan katalis Ni (Nikel). Kondisi operasi dapat berlangsung dalam
fase cair ataupun gas. Hanya saja dalam fase cair untuk skala komersial tidak
banyak dilakukan karena kurang ekonomis. Reaksi yang terjadi :
Bab I Pendahuluan
C3H6O(g) + H2(g)
C3H8O(g)
.(6)
1.6 Spesifikasi Bahan Baku
1.6.1 Spesifikasi Ethylene
Ethylene adalah hidrokarbon dengan rumus C2H4 dan merupakan gas yang mudah
terbakar. Ethylene ini adalah alkena sederhana (hidrokarbon dengan ikatan
rangkap karbon-karbon). Penggunaan ethylene sering digunakan pada industri dan
pertanian. Adapun spesifikasi ethylene dapat dilihat pada tabel 1.2.
Properties
Berat molekul [gr/mol]
Fasa
Titik beku, (pada 1 atm), [C]
Titik didih, (pada 1 atm), [C]
Densitas [g/cm3]
Tekanan kritis [kPa]
Temperatur kritis [C]
1.6.2
Value
28,053
Gas
-169,15
103,7
0,568
5040,8
9,194
99,9%
Kemurnian (%berat)
Impurities
Tabel 1.2 Spesifikasi Ethylene
(PT Chandra Asri Petrochemical, 2013)
Spesifikasi Syngas
Syntesis gas atau Syngas adalah gas campuran yang terdiri dari karbon monoksida
(CO2) dan Hidrogen (H2). Syngas merupakan bahan baku yang dibutuhkan pada
proses pembuatan n-propanol. Adapun perbandingan antara CO dan H2 yang
digunakan yaitu 50:50. Spesifikasi CO dan H 2 dapat dilihat pada tabel 1.3 dan 1.4.
Hidrogen adalah unsur kimia paling melimpah di alam semesta. Pada suhu dan
tekanan standar, hidrogen berwujud gas tidak berwarna, tidak berbau, dan sangat
mudah terbakar. Senyawa hidrogen relatif langka dan jarang dijumpai secara
alami di bumi, biasanya dihasilkan secara industri dari berbagai senyawa
hidrokarbon seperti metana. Sejumlah besar hidrogen diperlukan dalam industri
petrokimia dan kimia. Penggunaan terbesar hidrogen adalah untuk memproses
bahan bakar fosil. Konsumen utama dari hidrogen di kilang petrokimia meliputi
hidrodealkilasi, hidrodesulfurisasi, dan hydrocracking.
Bab I Pendahuluan
Tabel 1.3
Properties
Massa Molekul
Titik lebur, (pada 1 atm), [C]
Titik didih, (pada 1 atm), [C]
Densitas (pada 20C), [g/cm3]
Temperatur kritis, [C]
Tekanan kritis, [atm]
Flash point, [C]
Flammability
limit
udara,
[%volume]
Panas peleburan, [kJ/mol]
Panas penguapan (pada 80,1C),
[kJ/mol]
Panas pembakaran (25C), [kJ/mol]
Kapasitas kalor, [J/mol.K]
Kelarutan dalam air 25C, [g/100 g
air]
Kemurnian (%berat)
Impurities
Spesifikasi Hidrogen
Value
2,016
-259,14
-252,87
0,07
-240,18
12,81
16
4,0-75%
0,117
0,904
-286
28,836
0,10
99,9%
-
Bab I Pendahuluan
Karbon Monoksida (CO) terdiri dari satu atom yang secara kovalen
berikatan dengan satu atom oksigen. Terbentuk apabila terdapat kekurangan
oksigen dalam proses pembakaran.
Tabel 1.3
Hidrogen
Keterangan
Fasa (P,T ruang)
Berat molekul
Titik didih
Titik beku
Temperatur kritis
Tekanan kritis
Volume kritis
Densitas pada 273 K
Entalpi pembentukan
Specific gravity (298 K,1atm)
Panas laten penguapan
Panas laten peleburan
Kelarutan (293 K, 1 atm)
Kemurnian [%]
Impurities
Nilai
Spesifikasi
Gas
28,01 kg/kmol
68,09 K
81,65 K
132,9 K
34,99 atm
181 cm3/mol
1,2501 gr/ml
-110,525 KJ/mol
0,9676
1444 kal/mol
200 kal/mol
2,32
99.9
-
1.6.3
Katalis merupakan suatu zat atau substansi yang dapat mempercepat reaksi
(mengarahkan atau mengendalikannya), tanpa terkonsumsi oleh reaksi, sehingga
katalis tidak muncul di dalam persamaan stoikiometri reaksi. Katalis bersifat
mempengaruhi kecepatan reaksi, tanpa mengalami perubahan secara kimiawi pada
akhir reaksi. Proses yang dilakukan oleh katalis ini disebut katalisis.
Katalis dapat dibedakan menjadi dua golongan utama berdasarkan fasenya di
dalam sistem reaksi, yakni katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis
homogen merupakan katalis yang ada dalam fase yang sama dengan fase reaktan.
Yang paling umum berupa fase cair, dengan katalis dan reaktan berada dalam
Bab I Pendahuluan
10
larutan. Sedangkan katalis heterogen merupakan katalis yang fasenya tidak sama
dengan fase reaktan. Umumnya fase katalis berupa padatan dan fase reaksi berupa
gas. Khusus untuk katalis heterogen, biasanya disangga (supporting) oleh
komponen-komponen yang dapat menunjang sifat katalis agar sesuai dengan yang
diharapkan seperti luas permukaan yang tinggi, aktivitas, selektivitas, dan
sebagainya. Katalis yang digunakan dalam reaktor adalah katalis golongan
heterogen, yakni katalis Rh dan juga katalis nikel. Spesifikasi katalis Rh dan juga
katalis nikel dapat dilihat pada Tabel 1.5. dan 1.6.
Tabel 1.6 Spesifikasi Katalis Rh
Keterangan
Wujud
Berat Molekul
Diameter (m)
Umur Pakai (tahun)
Nilai
Padat
102,90550 g/mol
80
1
(Yurui (Shanghai)
Chemical Co.,Ltd,
2015)
Properties
Wujud
Diameter, [mm)]
Densitas bulk, [kg/L]
Umur pakai, [tahun]
Value
Padat
1,8
0,9
1
Katalis Nikel
Bab I Pendahuluan
11
Tabel 1.7
Properties
Fasa
Berat molekul [gr/mol]
Titik beku, (pada 1 atm), [C]
Titik didih, (pada 1 atm), [C]
Densitas (pada 20C), [g/cm3]
Flash point, [C]
Tekanan kritis [kPa]
Temperatur kritis [C]
Kemurnian [%wt]
Impurities
Spesifikasi n-propanol
Value
Cair
60
-126
97,20
0,80375
28,9
5169,60
263,65
99,90
-
: 85%
: 77%
: 80,7%
2. Udara Pabrik
- Kondisi
Bab I Pendahuluan
12
Rancangan
Operasi
Suhu
: 60 oC
Tekanan
: 10,5 kg/cm2 G
Suhu
: Lingkungan
Tekanan
: 7,5 kg/cm2 G
Kualitas
Suhu Lingkungan
Maksimum
: 36,5 oC
Minimum
: 18,3 oC
: 22,7 oC
: 22,7 - 31,4 oC
: 28,5 oC
: 22,7 oC
Insulasi dingin
max.
85%)
6
: 35 oC
Bola basah
: 28,5 oC
4. Angin
1
Arah
MUSIM
April
Nov.
Des.
Maret
ARAH
KECEPATA
N
- Utara,
12 m/s
Timur laut
Timur laut 11,3 m/s
: 12 m/s
Bab I Pendahuluan
13
x 100%
Harga syngas
Harga n-propanol
100%
= 54%
Bab I Pendahuluan
14
Bab I Pendahuluan
15