Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik


Perkembangan industri di Indonesia semakin pesat seiring dengan kemajuan
pengetahuan dan teknologi. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah
bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang
yang bernilai ekonomis. Perindustrian merupakan salah satu komponen penting
yang menunjang perekonomian negara. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian
menargetkan pertumbuhan industri non-migas meningkat sebesar 5,67% pada tahun
2018 yang didukung oleh pembangunan kawasan industri di berbagai daerah di
Indonesia.
Berbagai industri kimia telah tumbuh dan berkembang di Indonesia antara
lain industri petrokimia, oleokimia, agrokimia dan sebagainya. Industri petrokimia
adalah industri yang menghasilkan produk-produk untuk industri kimia dengan
bahan baku dasar yang bersumber dari hasil pengolahan minyak dan gas bumi (gas
alam), produk pencairan batubara, bahkan sekarang sedang dikembangkan
oleokimia berbasis biomassa (Sulaiman, 2016). Industri kimia tersebut
menghasilkan berbagai produk kimia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
serta meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia (Kementerian Perindustrian,
2018). Basis bahan baku dari industri petrokimia adalah kandungan senyawa
hidrokarbon yang didapat dari hasil pengolahan minyak dan gas bumi, maupun
pencairan batu bara dengan kandungan utama unsur kimia atom C dan H beserta
turunannya, termasuk senyawa hidrokarbon dengan ikatan gugus fungsional
senyawa tersebut (Sulaiman, 2016). Kebutuhan produk petrokimia baik secara
global maupun dalam negeri terus mengalami peningkatan namun, jumlahnya
masih belum memenuhi kebutuhan domestik sehingga masih harus impor dari
luar negeri (Sulaiman, 2016). Salah satu bahan baku untuk industri petrokimia
yang masih impor yaitu propilen glikol.

1
Propilen glikol adalah senyawa yang memiliki rumus kimia C3H8O2 yang
memiliki sifat fisik cair dan tidak berwarna. Propilen glikol digunakan sebagai
dasar dalam produksi antifreeze, senyawa poliester untuk industri atau komersial,
pelarut dalam cairan deterjen dan cat manufaktur, serta digunakan sebagai bahan
aditif dalam makanan, obat-obatan, makanan hewan peliharaan, dan industri
tembakau (Hernandez, 2001). Pertimbangan didirikannya pabrik propilen glikol
adalah:
1. Memenuhi kebutuhan propilen glikol dalam negeri sekaligus mengurangi
ketergantungan impor propilen glikol
2. Membuka peluang dan pengembangan industri-industri yang menggunakan
bahan baku propilen glikol
3. Menambah pendapatan negara sekaligus membuka lapangan pekerjaan baru.

1.2 Pemilihan Lokasi Pabrik


1.2.1 Faktor Penentuan Lokasi Pabrik
Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal yang penting dalam pendirian suatu
pabrik. Hal ini menyangkut keberlangsungan pabrik dari segi operasional dan
ekonomis pabrik. Lokasi pabrik yang menguntungkan dan layak harus
mempertimbangkan berbagai faktor, sehingga pabrik dapat beroperasi dalam
jangka waktu yang lama dan dapat memberikan keuntungan yang optimal.
Pemilihan lokasi pendirian pabrik dapat dilakukan dengan menggunakan dua
metode, yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif adalah metode
yang mempertimbangkan analisis pusat gravitasi dan analisis transportasi. Metode
kualitatif adalah metode yang dilakukan dengan cara pemeringkatan berbagai faktor
seperti bahan baku, transportasi, pasar utama, ketersediaan lahan, utilitas, tenaga
kerja, dan kebijakan pemerintah.

1
1.2.2 Penentuan Lokasi Pabrik
Berdasarkan pertimbangan faktor pemilihan lokasi pabrik terdapat dua
alternatif lokasi yaitu Kawasan Industri Cilegon dan Kawasan Industri Medan.
Berikut kondisi dari masing-masing lokasi :
1.2.2.1 Cilegon
a. Bahan Baku
Bahan baku yang diperlukan untuk pembuatan pabrik propilen glikol adalah
propilen oksida yang dapat diimpor dari Lyondell South Asia Pte, Singapura
dengan kapasitas 6.600.000 ton/tahun. Sumber bahan baku berada di luar negeri,
maka letak pabrik di Cilegon dapat memenuhi syarat karena terdapat beberapa
pelabuhan yang dapat menunjang transportasi bahan baku. Kebutuhan bahan baku
air dapat dipenuhi dengan memanfaatkan air laut karena posisi Kota Cilegon dekat
dengan Laut Jawa.
b. Sarana Transportasi
Kota Cilegon termasuk salah satu lokasi pendirian pabrik yang strategis
karena letaknya dekat dengan beberapa pelabuhan seperti pelabuhan Krakatau
Bandar Samudra, Pelabuhan Tanjung Priok, dan Pelabuhan Merak. Ketersediaan
sarana transportasi yang memadai dan kondisi jalan raya yang baik akan sangat
mendukung proses distribusi bahan baku dan produk. Adanya Pelabuhan Merak
akan mempermudah tranportasi bahan baku yang berasal dari Singapura dan juga
pendistribusian produk ke dalam maupun luar negeri.
c. Letak Pasar
Letak pasar menjadi hal yang penting karena akan mempengaruhi proses
distribusi produk. Pabrik propilen glikol ini didirikan untuk memenuhi sebagian
besar kebutuhan dalam negeri dan juga luar negeri. Konsumen produk propilen
glikol meliputi industri resin poliester tak jenuh, industri kosmetik, campuran obat,
pelarut pada industri makanan, pelarut pada industri cat dan pelapis. Kota Cilegon
relatif dekat dengan lokasi pemasaran dibandingkan dengan Kota Medan karena

1
sebagian besar industri dalam negeri yang menggunakan bahan baku propilen glikol
berada di Pulau Jawa. Berikut daftar industri di Indonesia yang diketahui
menggunakan propilen glikol sebagai salah satu bahan baku dalam produknya
sebagaimana ditunjukkan pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Daftar Industri di Indonesia yang Menggunakan


Bahan Baku Propilen Glikol

No. Nama Perusahaan Lokasi


1. PT Unilever Indonesia Tbk. Jln. Jln. Jababeka IX, Blok D 1-
29 Cikarang, Bekasi 17520 Indonesia
2. PT Paragon (PTI) Technology Kawasan Industri Jatake Jln. Industri IV
Innovation Blok AG No. 4 Tangerang-Indonesia
3. PT Procter and Gamble Jln. Harapan II Lot KK 7A-B Kawasan
Indonesia Industri KIIC, Sirnabaya, Teluk Jambe
Timur, Karawang-Indonesia
4. PT Sari Ayu Indonesia Jln. Rawa Bali II No. 5, Pulogadung
Jakarta Timur 13920 Indonesia
5. PT Indofood Sukses Makmur Jln. Tambak Aji II No. 8 Desa
Tbk. Beringin, Tambak Aji Ngaliyan
Semarang 50185
6. PT Indofood Sukses Makmur Jln. Pulokambing II No. 1, Kawasan
Tbk. Industri Pulogadung, Jakarta 13930 –
Indonesia
7. PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Jln. Rawagelam V No. 1 Kawasan
Industri Pulogadung, Jakarta Timur
8. PT Kalbe Farma Kawasan Industri Delta Silicon, Jl. MH
Thamrin Blok A3-1 Lippo Cikarang
Bekasi 17550 Indonesia
9. PT Pharos Indonesia Jln. Limo 40 Permata Hijau, Senayan,
Jakarta
10. PT Indaco Coatings Industri Jln. Raya Solo-Sragen Kebakkramat,
Dadagan, Kabupaten Karanganyar,
Jawa Tengah

Sumber: Kementrian Perindustrian, 2018

d. Ketersediaan Tenaga Kerja


Kota Cilegon merupakan salah satu Kota yang berada di Provinsi Banten
dengan Upah Minimum Regional sebesar Rp 3.600.000. Pada bulan Agustus 2018,
pengangguran terbuka tertinggi berada di Provinsi Banten yang mencapai

4
persentase 7,77 %. Kota Cilegon menyumbang tingkat pengangguran terbuka
terhadap angkatan kerja sebesar 11,88 % (Badan Pusat Statistik, 2018). Dengan
adanya pabrik di lokasi ini, diharapkan dapat membantu program pemerataan
ketenagakerjaan penduduk dari pemerintah. Rincian tingkat pengangguran terbuka
dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut.

Tabel 1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Tingkat Pengangguran Terbuka


Tertinggi yang
Ditamatkan Agustus 2016 Agustus 2017 Februari 2018
(%) (%) (%)
SD ke bawah 32,19 21,72 24,61
SMP 18,66 22,08 24,61
SMA 17,6 27,91 25,00
SMK 23,64 20,26 18,55
Diploma I/II/III 2 1,32 1,55
Universitas 5,86 6,71 5,68
Jumlah 100 100 100

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2018

e. Utilitas
Sarana utilitas di Kawasan Krakatau Industri Estate Cilegon (KIEC) sangat
mendukung untuk menjalankan proses produksi pabrik. Pemerintah menetapkan
sumber utilitas seperti udara, air dan listrik yang sangat memadai dikawasan
tersebut. Penyediaan air dapat diperoleh dari air laut dan pabrik pengolahan air.
Kawasan Krakatau Industri Estate Cilegon memiliki pabrik pengolahan air industri
2.000 L/detik dan pembangkit listrik PLN sebesar 3.400 MVA.
f. Lahan
Lokasi pabrik yang akan didirikan harus memiliki ruang yang cukup agar
tidak terhambat ketika akan melakukan pengembangan area pabrik. Kawasan
Krakatau Industrial Estate Cilegon memiliki dua kawasan industri yaitu kawasan
industri I mencakup 550 hektar dan sudah terpakai 245 hektar dan kawasan industri
II mencakup 75 hektar. Lahan kosong yang terdapat di kawasan industri I dapat
dijadikan lokasi pendirian pabrik seluas ± 32 hektar.

5
g. Kebijakan Pemerintah
Undang-Undang Perindustrian mewajibkan semua perusahaan untuk
menjalankan usaha mereka di kawasan industri. Kebijakan Peraturan Pemerintah
Nomor 3 Tahun 2014 tentang perindustrian menyatakan bahwa semua pabrik wajib
beroperasi di kawasan industri agar pemerintah bisa memantau dan meminimalkan
dampak pencemaran lingkungan yang muncul dari operasional pabrik. Penempatan
lokasi pabrik pada kawasan industri akan memberikan banyak manfaat. Pertama,
membuat pengaturan rencana tata ruang dan wilayah menjadi lebih baik. Kedua,
memudahkan pengawasan pemerintah, khususnya terhadap pencemaran.
lingkungan oleh pelaku Industri. Ketiga, pengintegrasian infrastruktur pendukung
di industri tersebut. Kawasan Industri Krakatau Industrial Estate Cilegon
merupakan kawasan yang disiapkan untuk industri sehingga pembangunan dan
pengembangan di kawasan tersebut tidak bertentangan dengan kebijakan
pemerintah.

Gambar 1.1 Lokasi Pendirian Pabrik Propilen Glikol

6
1.2.2.3 Medan
a. Bahan Baku
Propilen oksida merupakan bahan baku dalam pembuatan propilen glikol.
Bahan baku propilen oksida diimpor dari Lyondell South Asia Pte, Singapura
kapasitas dengan 6.600.000 ton/tahun. Bahan baku diperoleh dari luar negeri,
sehingga letak pabrik dipilih di daerah yang dekat dengan pelabuhan. Sedangkan
untuk kebutuhan bahan baku air dapat dipenuhi dengan memanfaatkan air laut.
Kawasan Industri Medan merupakan daerah yang dekat dengan Laut Selat Malaka
dan Pelabuhan Belawan.
b. Sarana Transportasi
Medan memiliki wilayah yang dekat dengan Pelabuhan Belawan di Provinsi
Sumatera Utara. Kawasan Industri Medan berhadapan langsung dengan Jalan Tol
Belmera. Sarana transportasi mendukung proses distribusi bahan baku dan produk
baik melalui laut maupun darat. Kawasan Industri Medan berada tidak jauh dari
pusat kota sehingga mempermudah pendistribusian produk.
c. Letak Pasar
Kebutuhan bahan baku propilen glikol di industri Kota Medan relatif lebih
sedikit daripada kebutuhan pada industri di Pulau Jawa. Konsumen utama produk
propilen glikol adalah PT Unilever Oleo Chemical Indonesia Tbk. di Bosar
Maligas, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
d. Ketersediaan Tenaga Kerja
Kota Medan merupakan salah satu Kota yang berada di Provinsi Sumatra
Utara dengan Upah Minimum Regional sebesar Rp 2.700.000. Tingkat
pengangguran terbuka bulan Februari 2018 di Kota Medan mencapai 5,59%.
Adanya pabrik di Kawasan Industri Medan ini diharapkan dapat membantu
program pemerataan ketenagakerjaan penduduk dari pemerintah. Data tingkat
pengangguran terbuka terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas dan data tingkat
pengangguran terbuka terhadap pendidikan disajikan pada tabel 1.3 berikut.

7
Tabel 1.3 Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Medan

Status Keadaan Februari Agustus Februari


Ketenagakerjaan 2017 (%) 2017 (%) 2018 (%)
Tingkat
Pengangguran 6,41 5,6 5,59
Terbuka

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2018

Tabel 1.4 Tingkat Pengangguran Terbuka berdasarkan


Pendidikan Kota Medan

Tingkat Pengangguran Terbuka


Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan Februari 2017 Agustus 2017 Februari 2018
(%) (%) (%)
SMP 53,34 51,02 52,83
SMA 34,4 36,56 35,39
Diploma/ Universitas 12,26 12,42 11,78

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2018

e. Utilitas
Sumber utilitas seperti udara, air dan listrik di Kawasan Industri Medan
sudah cukup memadai. Ketersediaan air bersih mampu mensuplai 300 L/detik.
Sumber air baku berasal dari Sungai Deli yang berjarak 6 km dari lokasi kegiatan
industri. Kelancaran suplai distribusi air didukung dengan adanya jaringan
perpipaan, baik jaringan untuk air bersih maupun jaringan air limbah. Pasokan
listrik berasal dari PLN, PLTU, dan PLTG Belawan.
f. Lahan
Suatu industri harus memiliki ruang yang cukup untuk melakukan
pengembangan area pabrik. Lokasi pabrik yang akan didirikan pasti memerlukan
fasilitas-fasilitas produksi. Pabrik yang didirikan juga harus jauh dari pemukiman
penduduk agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan
sekitarnya. Kawasan Industri Medan memiliki luas kawasan total sebesar 514
hektar. Kawasan tersebut memiliki lahan kosong yang dapat dijadikan lokasi
pendirian pabrik seluas ± 32 hektar.

8
g. Kebijakan pemerintah
Kawasan Industri Medan telah ditetapkan pemerintah dalam Peraturan
Pemerintah No. 13 Tahun 1995 tentang izin usaha industri. Hal-hal terkait kebijakan
pemerintah dalam hal perijinan, lingkungan, faktor sosial, serta perluasan pabrik
sangat mendukung untuk berdirinya pabrik propilen glikol.
Berdasarkan faktor-faktor pemilihan lokasi pabrik di atas, maka terdapat dua
alternatif lokasi yaitu Kawasan Industri Medan dan Kawasan Industri Cilegon.
Berikut perbandingan pemilihan lokasi pabrik berdasarkan berbagai faktor,
sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 1.5.
Tabel 1.5 Perbandingan Lokasi Pendirian Pabrik Propilen Glikol

Kawasan Krakatau Industrial Kawasan Industri Medan


Faktor
Estate Cilegon (KIEC) (KIM)
Bahan baku Impor dari Lyondell South Asia Impor dari Lyondell
Pte Singapura. South Asia Pte
Singapura
Transportasi Dekat dengan Pelabuhan Dekat Pelabuhan
Krakatau Bandar Samudra, Internasional Belawan
Pelabuhan Tanjung Priok, dan Jalan Tol Belmera
Pelabuhan Merak dan Jalan Tol
Merak – Jakarta
Pasar utama Dekat dengan lokasi pemasaran Dekat dengan PT
seperti PT Unilever Indonesia Unilever Oleo
Tbk di kawasan Cikarang Jawa chemichal Indonesia
Barat, Procter and Gamble Tbk di Simalungun
(P&G) di Kawasan Industri
Sukamakmur Karawang Jawa
Barat, serta PT. Pustaka Tradisi
Ibu di Tangerang, Banten.
Tenaga kerja Tingkat pengangguran Tingkat pengangguran
terbuka 11,88 % Terbuka 5,59 %
Utilitas Pasokan listrik dari PLN unit Pasokan listrik dari
Suralaya dan ketersediaan air PLN, PLTU dan PLTG
dari laut dan pabrik Belawan.
pengolahan airbersih Air bersih dari pengolahan
air dan air baku dari Sungai
Deli
Ketersediaan lahan Lahan kosong luas Lahan kosong luas
Kebijakan Mendapat dukungan penuh Mendapat dukungan penuh.
pemerintah

9
Berdasarkan kondisi dari masing-masing lokasi yang ada, maka dilakukan
penilaian untuk mengetahui lokasi terbaik sesuai pertimbangan- pertimbangan yang
sudah ditentukan diatas. Berikut penilaian dari masing- masing lokasi pendirian
pabrik sebagaimana disajikan pada Tabel 1.6.
Tabel 1.6 Penilaian Lokasi Pendirian Pabrik Berdasarkan Berbagai Kriteria
Cilegon Medan
Faktor Bobot
Skor Nilai Skor Nilai
Letak Pemasaran 0,25 90 22,5 70 17,5
Letak Bahan Baku 0,2 70 14 90 18
Transportasi 0,15 80 12 70 10,5
Utilitas 0,1 70 7 70 7
Tenaga Kerja 0,1 70 7 80 8
Lahan 0,1 75 7,5 70 7
Kebijakan Pemerintah 0,1 70 7 70 7
Total 1 77 75

Keterangan :
≥ 85 : Sangat Baik
75 – 84 : Baik
65 – 74 : Cukup
≤ 64 : Kurang
Berdasarkan perhitungan pemeringkatan berbagai faktor, dapat diambil
keputusan pemilihan lokasi pabrik propilen glikol yaitu pabrik didirikan di Kota
Cilegon–Banten tepatnya di daerah Kawasan Krakatau Industrial Estate Cilegon.

1.3 Pemilihan Kapasitas Rancangan


Penentuan kapasitas prarancangan pabrik memerlukan beberapa
pertimbangan, diantaranya kebutuhan produk di Indonesia, ketersediaan bahan
baku, dan kapasitas pabrik sejenis yang sudah beroperasi. Kapasitas produksi pabrik
akan mempengaruhi perhitungan teknis maupun ekonomis dalam perancangan
pabrik. Pabrik propilen glikol yang direncanakan beroperasi pada tahun 2024
kapasitas 50.000 ton/tahun dengan pertimbangan sebagai berikut:

10
1.3.1 Perkiraan Kebutuhan Propilen Glikol diIndonesia
Kebutuhan propilen glikol terus meningkat setiap tahunnya. Saat ini,
berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), nilai impor
propilen glikol di Indonesia terus meningkat. Berdasarkan keterangan tersebut,
propilen glikol sangat dibutuhkan di Indonesia, sehingga pendirian pabrik propilen
glikol sangat diperlukan.
Besarnya kebutuhan propilen glikol di Indonesia dapat dilihat dari jumlah
impornya. Data statistik kebutuhan impor propilen glikol di Indonesia dalam
beberapa tahun terakhir ditunjukkan pada Tabel 1.7
Tabel 1.7 Data kebutuhan impor propilen glikol di Indonesia

Tahun Impor (Ton)


2010 26119,670
2011 30770,940
2012 36983,281
2013 36456,668
2014 35743,138
2015 35217,807
2016 36748,374
2017 39816,224
(Sumber: www.bps.go.id)
Berdasarkan Tabel 1.7 tersebut maka dapat dibuat suatu grafik untuk
memperkirakan kebutuhan propilen glikol di Indonesia.

Gambar 1.2 Kebutuhan Impor Propilen Glikol di Indonesia

11
Berdasarkan Gambar 1.2 diperoleh kebutuhan propilen glikol di Indonesia
setiap tahun cenderung mengalami peningkatan. Dari grafik diperoleh persamaan
regresi sebagai berikut:
y = 1.425,632x - 2.835.778,211 ...................................................................... (1.1)
Keterangan:
y = kebutuhan (ton)
x = tahun didirikannya pabrik (2024)
Berdasarkan hasil regresi data kebutuhan impor propilen glikol di
Indonesia, dapat ditentukan kapasitas pabrik propilen glikol yang akan didirikan
pada tahun 2024 adalah sebagai berikut:
Peluang kapasitas produksi propilen glikol
= 1.425,632 (2024) – 2.835.778,211
= 49701,14927 ton
1.3.2 Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku utama propilen glikol adalah propilen oksida dan air. Propilen
oksida diimpor dari negara lain karena di Indonesia belum ada perusahaan yang
memproduksi bahan baku tersebut. Tabel 1.8 menunjukkan pabrik propilen oksida
yang beroperasi di dunia.
Tabel 1.8 Daftar Pabrik Propilen Oksida di Dunia

Perusahaan Lokasi Kapasitas (ton / tahun)


Zhangdian Petrochem a China 10.000
Manali Petrochem a India 12.000
Mitsui Toatsu a Japan 36.000
Dow Chemical a Texas 1.400.000
Dow Chemical a Plaquimine, LA 695.000
Hunstman b Port Neches, Texas 525.000
Lyondell b Bayport, Texas 1.200.000
Lyondell b Channelview, Texas 1.160.000
Lyondell South Asia b Singapura 6.600.000
Sumber: a. Ullman, 2004; b. Schultz, 2016
Lyondell South Asia Pte Singapura dengan kapasitas 6.600.000 ton/tahun
dipilih sebagai perusahaan utama penyedia bahan baku karena lokasinya paling
dekat dengan Indonesia. Disajikan pada Tabel 1.9 data kebutuhan bahan baku
pabrik propilen glikol dengan kapasitas 50.000 ton/tahun.

12
Tabel 1.9 Data Kebutuhan Bahan Baku Pabrik Propilen Glikol
Kapasitas 50.000 Ton/Tahun

Komponen Input (kg/jam) Output (kg/jam)


Bahan Baku
Propilen Oksida 7263,173 726,317
Air 33799,881 31972,860
Produk
Propilen Glikol - 6944,444
Dipropilen Glikol - 1224,449
Tripropilen Glikol - 194,980

Reaksi hidrolisis propilen glikol berlangsung pada fase cair-cair dan bersifat
eksotermis dengan suhu campuran keluaran reaktor sebesar 200°C.
Konversi maksimal yang dapat dicapai dari reaksi ini 90% dengan produk
berupa propilen glikol, dipropilen glikol, dan tripropilen glikol yang memiliki
perbandingan massa 100:10:1 (US Patent 7084310 B2, 2006). Produk berupa
campuran ini akan dipisahkan pada tahap pemisahan produk untuk mendapatkan
produk utama berupa propilen glikol dan produk samping yaitu dipropilen glikol
dan tripropilen glikol.

1.3.3 Kapasitas Rancangan Minimum Pabrik


Salah satu syarat kapasitas pendirian suatu pabrik harus berada di atas
kapasitas minimal, atau paling tidak harus sama dengan kapasitas pabrik yang
sedang berjalan. Berikut adalah data kapasitas pabrik propilen glikol yang sudah
beroperasi di dunia sebagaimana ditunjukkan pada tabel 1.10.

13
Tabel 1.10 Daftar Pabrik Propilen Glikol di Dunia

Kapasitas
Produsen Negara
(Ton/Tahun)
Sintorgan Argentina 120.000
Dow Quimica Brazil 120.000
F. Maia SA Brazil 100.000
Dow Chemical Jerman Inc. Jerman 280.000
Polioles SA Meksiko 80.000
Industria derivados del Etileno SA Meksiko 100.000
Arco Chemical Co Amerika Serikat 140.000
Olin Brandenburg Amerika Serikat 35.000
Etoxyl CA Cina 140.000
CNOOC/Shell Petrochemicals Cina 60.000
Shanghai Gaoqiao Petrochemical Jepang 15.000
Asahi Denka Koygo KK Jepang 140.000
Asahi Glass CO Ltd Jepang 100.000
Nihon Oxirane Jepang 110.000
Tokyo Junyaku Koygo Korea Selatan 20.000
Manali Petrochemical India 150.000
Dow Chemical Thailand Thailand 30.000
(Sumber: www.icis.com)
Kapasitas pendirian suatu pabrik harus berada di atas kapasitas minimal,
atau paling tidak harus sama dengan kapasitas pabrik yang sedang berjalan.
Berdasarkan Tabel 1.10, didapatkan kebutuhan propilen glikol di Indonesia pada
tahun 2024 diperkirakan mencapai 49338,89191 ton. Oleh karena itu prancangan
pabrik propilen glikol yang akan beroperasi pada tahun 2024 direncanakan
memiliki kapasitas sebesar 50.000 ton/tahun. Kapasitas tersebut didukung oleh data
pabrik propilen glikol di dunia yang range kapasitas produksinya sebesar 15.000 –
280.000 ton/tahun. Perancangan pabrik ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
propilen glikol dalam negeri dan luar negeri khususnya di wilayah Asia sehingga
dapat menambah devisa negara.

14
1.4 Analisis Gross Economic Evaluation (GEE)
Gross Economic Evaluation merupakan suatu penilaian secara kuantitaif
menggunakan teknik analisa ekonomi, yang diperoleh dari perbandingan harga jual
produk dengan harga beli bahan baku. Pabrik tersebut layak didirikan apabila nilai
GEE lebih dari 2,5.
Gross Economic Evaluation (GEE) dapat diperoleh dari persamaan sebagai
berikut:
Harga jual produk
Gross Economic Evaluation (GEE) = ..................... (1.2)
Harga beli bahan baku
$210.070.608,835
= = 2,6085
$80.534.062,778

Hasil perhitungan GEE pada pabrik propilen glikol sebesar 2,6085 sehingga
hasil tersebut memenuhi syarat justifikasi kapasitas.

1.5 Uraian Proses


1.5.1 Macam-Macam Proses Pembuatan Propilen Glikol
Secara garis besar proses pembuatan propilen glikol dapat diklarifikasikan
menjadi dua yaitu:
1. Proses pembuatan propilen glikol dengan hidrolisis propilen oksida.
a. Hidrolisis propilen oksida tanpa katalis
Reaksi

CH2 – CH – CH3 + H2O CH2– CH – CH3(l) ...................... (1.3)

O OH OH
Propilen Oksida Air Propilen Glikol

Proses ini berlangsung pada tekanan tinggi, temperatur tinggi, dan tanpa
katalis. Propilen oksida dan air direaksikan di tahap awal proses dengan
perbandingan molar sebesar 1 : 15. Air berlebih dalam proses tersebut
menghasilkan propilen glikol, dipropilen glikol dan tripropilen glikol dengan
perbandingan 100 : 10 : 1. Konversi yang dihasilkan dari proses ini mencapai
90%, pada reaksi yang berlangsung pada temperatur 180 - 220oC dengan
tekanan 15 - 25 bar (Ullivan dkk., 2012).

15
b. Hidrolisis propilen oksida dengan katalis asam
Reaksi:
katalis asam
CH2 – CH – CH3 + H2O CH2– CH – CH3(l) ......... (1.4)

O OH OH
Propilen Oksida Air Propilen Glikol

Proses ini berlangsung pada kondisi temperatur operasi 150 -1800C dengan
tekanan 1 atm (Miller dan Jackson, 2008). Proses dilakukan dengan cara
mereaksikan propilen oksida dengan air dan asam sulfat sebagai katalis.
Konversi yang diperoleh sebesar 90% (Benham dan Kurata, 1955).
Peningkatan kecepatan reaksi yang signifikan dapat diperoleh pada nilai
pH yang rendah. Nilai pH proses ini berkisar 4. Katalis asam harus dihilangkan
sebelum proses distilasi untuk mencegah korosi pada dinding menara distilasi
dan menghindari penurunan kualitas produk pada reboiler menara distilasi.
Pendekatan yang digunakan untuk menghilangkan masalah ini adalah dengan
menggunakan ion-exchanger resin dan polimer (Mc. Ketta, 1990).
c. Hidrolisis propilen oksida dengan katalis basa
Reaksi:
katalis basa
CH2 – CH – CH3 + H2O CH2– CH – CH3(l) ....................... (1.5)

O OH OH

Propilen Oksida Air Propilen Glikol

Proses produksi propilen glikol dengan katalis basa berlangsung pada


temperatur 150 - 180oC dan tekanan 1 atm (Miller dan Jackson, 2008).
Pengunaan katalis asam maupun basa dapat meningkatkan kecepatan reaksi.

16
Pada kondisi pH lebih dari 12, reaksi hidrolisis propilen oksida dengan katalis
basa tidak digunakan dalam industri karena :
a. Basa kuat membutuhkan pengolahan yang signifikan
b. Memerlukan penghilangan basa sebelum distilasi
c. Lebih banyak menghasilkan glikol tingkat tinggi
d. Menghasilkan isomer diglikol yang tidak diinginkan
(Mc. Ketta, 1990)

2. Proses pembuatan propilen glikol dengan hidrogenasi gliserol


CH2-CH-CH3 + H2O

OH OH
(1,2 Propanediol)
CH2-CH-CH2 + H2 CH2-CH2-CH2 + H2O ................ (1.6)

OH OH
(1,3 Propanediol)

CH2-CH2+ CH3OH

OH OH

Proses produksi propilen glikol dengan proses hidrogenasi gliserol


berlangsung pada temperature 160 - 240oC dengan tekanan 27 - 109 atm. Reaksi ini
menggunakan katalis berupa 2,5% kobalt, 0,45% paladium, dan 2,4% renium.
Konversi yang dihasilkan pada proses ini sebesar 75 - 77% (Oberg dkk., 2015).
Berikut ini disajikan perbedaan beberapa jenis proses produksi propilen glikol
dalam berbagai aspek:

17
Tabel 1.11 Berbagai Proses Produksi Propilen Glikol

Jenis Proses
Parameter Hidrolisis propilen oksida Hidrolisis propilen oksida Hidrolisis propilen oksida Hidrogenasi gliserol
tanpa katalis dengan katalis asam dengan katalis basa dengan katalis padat

Propilen Oksida dan Air Propilen Oksida dan Air Propilen Oksida dan Air Gliserol
Reaktan

Suhu Operasi 180 - 220oC 150 - 180oC 150 - 180oC 160 - 240oC
Tekanan Operasi 14.8 - 24.6 atm 1 atm 1 atm 27 - 109 atm
Fase Reaksi Cair Cair Cair Cair
Konversi 90% 90% - 75 - 77%
Katalis - Asam Basa 2,5% Kobalt
0,45% Paladium
2,4% Renium

Keterangan Reaksi ini berlangsung Katalis asam harus Basa kuat membutuhkan Proses ini menghasilkan
pada tekanan tinggi. dinetralisir sebelum masuk pengolahan yang beberapa produk samping
Perbandingan propilen menara distilasi untuk signifikan. Menghasilkan seperti etilen glikol,
oksida dan air adalah 1:15, menghindari penurunan isomer diglikol yang tidak sodium laktat, dan propanol
air dibuat excess. kualitas produk di reboiler. diinginkan. Lebih banyak yang membuat proses
menghasilkan glikol pemisahan lebih rumit.
tingkat tinggi.
Sumber (Ullivan dkk., 2012) (Miller dan Jackson, 2008) (Miller dan Jackson, 2008) (Oberg dkk., 2015)

19
Tabel 1.12 Kelebihan dan Kekurangan Berbagai Proses Produksi Propilen Glikol

Proses Kelebihan Kekurangan

- Tekanan rendah - Bahan yang diperlukan dalam proses lebih banyak


Hidrolisis Katalis Asam - Konversi tinggi - Biaya produksi lebih mahal
- Alat proses yang digunakan dalam proses lebih banyak seperti
ion-exchanger
- Titik didih propilen oksida yang rendah menyebabkan
terjadinya penguapan pada tekanan atmosfer
Hidrolisis Katalis Basa - Tekanan rendah - Basa kuat membutuhkan pengolahan yang signifikan
- Memerlukan penghilangan basa sebelum distilasi
- Lebih banyak menghasilkan glikol tingkat tinggi
- Menghasilkan isomer diglikol yang tidak diinginkan
Hidrogenasi Katalis - Katalis tahan lama - Proses pemisahan rumit
- Bahan baku merupakan produk samping - Suhu operasi tinggi
biodiesel (harga murah) - Terlalu banyak produk samping
- Tekanan proses tinggi
- Menggunakan banyak katalis
Hidrolisis Tanpa Katalis - Konversi tinggi - Reaksi berlangsung dengan tekanan yang tinggi
- Alat proses yang digunakan sedikit - Suhu dan tekanan yang digunakan tinggi
- Bahan sedikit, dengan produk utama
yang lebih banyak

20
1.5.2 Deskripsi Proses Pembuatan Propilen Glikol
Proses pembuatan propilen glikol (PG) dari hidrolisi propilen oksida (PO) dan
air secara umum dapat dibagi menjadi tiga tahap utama, yaitu:
1. Tahap penyimpanan bahan baku
2. Tahap persiapan bahan baku
3. Tahap pembetukkan produk
4. Tahap pemisahan dan pemurnian produk
1.5.2.1 Tahap Penyimpanan BahanBaku
Bahan baku PG yaitu air disimpan pada kondisi suhu 30°C dalam tekanan 1
atm, sedangkan PO disimpan pada kondisi 30°C dan tekanan 1atm, hal ini dilakukan
agar senyawa tersebut tetap dalam kondisi cair. Bahan baku PO diperoleh dengan
kemurnian 99,95%.
1.5.2.2 Tahap Persiapan BahanBaku
Tahap ini dilakukan untuk menyiapkan bahan baku PO dan air sebelum
direaksikan. PO dengan kemurnian 99,95% pada kondisi penyimpanan 30°C dan
tekanan 1 atm dialirkan ke dalam pompa untuk dinaikkan tekanannya menjadi 20 atm.
Setelah itu PO dari tangki dan PO hasil keluaran evaporator 1 dimasukkan ke dalam
pemanas, untuk dipanaskan hingga 190°C sesuai kondisi operasi di dalam reaktor. Air
dari unit utilitas yang sudah ditreatment dialirkan ke dalam pompa untuk dinaikkan
tekanannya menjadi 20 atm. Kemudian air dimasukkan ke dalam pemanas, hingga
suhunya mencapai 190°C. Pipa keluaran pemanas dilengkapi dengan sensor flow
control (FC) yang memerintahkan flow ratio control (FRC) untuk menghitung rasio
PO dan air sebelum masuk reaktor (R-201). Rasio PO dan air terjaga pada
perbandingan 1:15.
1.5.2.3 Tahap PembentukanProduk
Reaksi pembentukan PG berlangsung di dalam reaktor tubular. Umpan PO
dan air direaksikan pada suhu 190°C dan tekanan 20 atm dengan perbandingan massa
reaktan PG terhadap air sebesar 1:15 (Ullman, 2003).
1.5.2.4 Tahap Pemisahan dan Pemurnian Produk
Tahap ini bertujuan untuk memisahkan propilen glikol (PG) dari dipropilen
glikol (DPG) dan sisa rektan lainnya untuk mendapatkan produk PG. Tahap pemurnian
dan pemisahan produk terdiri dari:
1. Produk dari reaktor dialirkan ke evaporator untuk memekatkan hasil sehingga PO
dan air dapat terpisah dan digunakan kembali pada reaktor. Air yang tidak terpisah
secara sempurna keseluruhan selanjutnya di umpankan ke evaporator sehingga
kandungan air pada umpan distilasi seminimal mungkin.
2. Menara distilasi I bertujuan untuk memisahkan sebagian besar PG yang merupakan
produk utama dengan fraksi berat dengan kadar produk atas sebesar 99,9 %. Adanya
hasil bawah dari menara distilasi I adalah campuran yang mengandung sebagian
kecil PG dan sebagian besar fraksi berat. Hasil atas dari menara distilasi I ini
kemudian didinginkan untuk disimpan pada tanki penyimpanan PG yang beroperasi
pada suhu 45oC sedangkan hasil bawah dialirkan ke menara distilasi untuk
dipisahkan antara produk DPG dan produk samping tripropilen glikol (TPG).
3. Dalam menara distilasi II terjadi pemisahan produk DPG dan produk samping
tripropilen glikol (TPG). Hasil atas adalah dipropilen glikol. Kadar DPG 99,8%
yang selanjutnya dialirkan dalam tangki penyimpanan produk yang beroperasi pada

suhu 45oC dan tekanan 1 atm. Produk samping TPG mempunyai kadar 99,7% yang
selanjutnya dialirkan ke tangki penyimpanan produk yang beroperasi pada suhu

45oC dan tekanan 1 atm.


1.5.3 Kegunaan Produk
Propilen glikol memiliki banyak kegunaan, diantaranya:
1. Sebagai bahan baku kimia untuk produksi resin poliester tak jenuh
2. Sebagai humektan, pelarut, dan pengawet dalam makanan dan produk
makanan hewan peliharaan.
3. Sebagai pelumas untuk mesin, sebagai pelarut dalam pengolahan makanan,
dalam bungkus makanan, dan sebagai agen anti beku dalam air pendingin
mesin.
4. Sebagai emolien, zat pelembut, dan humektan dalam produk perawatan kulit
dan kosmetik, dan sebagai pembawa produk obat ternak.
5. Propilen glikol direaksikan dengan asam lemak atau rantai panjang asam
karboksilat untuk menghasilkan ester pelumas, emulsifier, dan plasticizer.
6. Bereaksi dengan propilen oksida untuk memberikan oligomer dan polimer
yang digunakan dalam aplikasi polyuretan.
7. Sebagai humektan, pelarut dan pengawet dalam makanan dan untuk produk
tembakau, serta menjadi bahan utama dalam cairan yang digunakan dalam
rokok elektrik yang dikombinasikan dengan gliserin nabati.
8. Banyak digunakan pada produk pangan seperti minuman kopi, pemanis cair,
es krim, produk susu dan soda. Selain itu, propilen glikol juga digunakan di
industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG) dan kecantikan serta sebagai
pelarut dalam farmasi.
9. Sebagai bahan kecil dalam dispersan minyak

(Ullivan dkk., 2012)


1.6 Dasar Reaksi
Propilen glikol diproduksi dari propilen oksida dan air dengan hidrolisis fase
cair dengan air berlebih (Chan dkk., 2004). Proses pembuatan propilen glikol
berlangsung dalam reaktor plug flow dan beroperasi secara adiabatis (Lopez, 2015).
Proses ini dipilih karena reaksi terjadi pada tekanan yang tinggi yaitu 21,7 bar dan
suhu 120-190oC (Martin dan Muphy, 1994). Berikut adalah rekasi utama pembentukan
propilen glikol:

C3H8O(l) + H2O(l) C3H8O2 .................. (1.7)


Propilen oksida Air Propilen glikol

(Chan dkk., 2004)

Reaksi utama hidrolisis propilen oksida dan air tersebut juga menghasilkan
reaksi samping berupa dipropilen glikol dan tripropilen glikol (Kagaku, 2014).

C3H6O(l) + C3H8O2(l) C6H14O3(l) ........... (1.8)


Propilen oksida Propilen glikol Dipropilen glikol

C3H6O(l) + C6H14O3(l) C9H20O4(l) .......... (1.9)

Propilen oksida Dipropilen glikol Tripropilen glikol

1.7 Tinjauan Kinetika


Tinjauan kinetika digunakan untuk menghitung konstanta kecepatan reaksi
pembentukan propilen glikol, dipropilen glikol, dan tripropilen glikol. Pembentukan
propilen glikol untuk reaksi tanpa katalis dilakukan dalam tiga langkah dengan proses
reaksi seri paralel yang persamaan kecepatan reaksi pembentukannya dapat dituliskan
sebagai berikut:
Propilen oksida + air k1 Propilen glikol ............................. (1.10)
Popilen glikol + Propilen oksida k2 Dipropilen glikol .................... (1.11)

Dipropilen glikol + Propilen oksida k3 Tripropilen glikol................ (1.12)


Jika persamaan (1), (2), dan (3) diasumsikan irreversible dan densitas reaksi
konstan, kecepatan reaksi dapat dituliskan sebagai berikut:

𝑑𝐶𝑝𝑜
− = 𝑘1 𝐶𝑤 𝐶𝑝𝑜 + 𝑘2 𝐶𝑝𝑔 𝐶𝑝𝑜 + 𝑘3 𝐶𝑑𝑝𝑔 𝐶𝑝𝑜 ................................................. (1.13)
𝑑𝑡

𝑑𝐶𝑝𝑔
= 𝑘1 𝐶𝑤 𝐶𝑝𝑜 − 𝑘2 𝐶𝑝𝑔 𝐶𝑝𝑜 .......................................................................... (1.14)
𝑑𝑡

𝑑𝐶𝑑𝑝𝑔
= 𝑘2 𝐶𝑝𝑔 𝐶𝑝𝑜 − 𝑘3 𝐶𝑑𝑝𝑔 𝐶𝑝𝑜 ..................................................................... (1.15)
𝑑𝑡

𝑑𝐶𝑡𝑝𝑔
= 𝑘3 𝐶𝑑𝑝𝑔 𝐶𝑝𝑜 ........................................................................................... (1.16)
𝑑𝑡

(Akyalcin, 2017)

Keterangan:
Cpo = Konsentrasi propilen oksida (mol/L)
Cw = Konsentrasi air (mol/L)
Cpg = Konsentrasi propilen glikol (mol/L)
Cdpg = Konsentrasi dipropilen glikol (mol/L)
Ctpg = Konsentrasi tripropilen glikol (mol/L)
k = kecepatan reaksi (mol/L.s)
T = suhu (K)

Perhitungan nilai k1, k2, k3 pembentukan propilen glikol dengan reaksi tanpa
katalis menggunakan suhu 358 K, 373 K, dan 388 K dengan perbandingan mol air
propilen oksida dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.13 Nilai k1, k2 dan k3 pada Reaksi Pembentukan Propilen Glikol

Temperatur (K) k1×104 k2×104 k3×104

358 0.439±0.051 0.768±0.075 0.358±0.048


373 1.08±0.11 2.441±0.172 9.855±1.891
388 2.319±0.066 5.865±0.738 21. 265±232
Pada proses ini air yang digunakan pada kondisi berlebih. Apabila nilai k pada
tabel tersebut diaplikasikan pada persamaan arrhenius dengan kecepatan reaksi
konstan persamaannya menjadi:
k1 = exp (11.52 – 7713/T)
k2 = exp (16.87 – 9421/T)
k3 = exp (43.45 – 19086/T)
(Akyalcin, 2017)
Berdasarkan persamaan arrhenius di atas dapat disimpulkan bahwa semakin
besar suhu reaksi maka harga k akan semakin besar sehingga reaksi akan semakin
cepat berlangsung.

1.8 Spesifikasi Bahan Baku


1.8.1 Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku
1.8.1.1 Propilen Oksida
Bahan baku propilen glikol ini diperoleh dari Lyondell South Asia Pte Ltd Singapura dengan
spesifikasi sebagai berikut:
 Sifat fisis
 Berat molekul : 58,08 g/mol
 Titik didih : 34 oC
 Titik beku : -112 oC
 Densitas : 0,83 g/cm3
(www.worldofchemical.com, 2018)
 Sifat kimia
 Reaksi dengan Air
Propilen oksida bereaksi dengan air dengan menggunakan katalis (katalis
asam atau basa) dan tanpa katalis
 Reaksi dengan Amonia
Propilen oksida bereaksi dengan amonia akan membentuk mono, di- tri-
isopropanalamina. Bereaksi dengan amina primer membentuk amina
sekunder dan tersier.
 Reaksi dengan asam organik
Bereaksi dengan asam organik akan membentuk glikol monoeter.
 Reaksi dengan komponen thio
Dapat bereaksi dengan hidrogen sulfida, thio (merkaptan) dan thiopenol
tanpa katalis membentuk merkaptoproponal dan glikoltrieter.
 Reaksi dengan produk natural
Jika direaksikan dengan gugus hidroksil dalam gula selulosa dan glikol
dengan katalis alkalin maka akan membentukhidroksi propieter dan
turunan eter serta turunan glikol
(Kirk Othmer, 1983)
1.8.1.2 Air
 Sifat fisis
 Berat molekul : 18,02 g/mol
 Titik didih : 100oC
 Titik beku : 0 oC
 Densitas (25oC) : 0,99 g/ml
 Viskositas (25oC) : 0,882 cp
 Suhu kritis : 374,1oC
 Tekanan kritis : 217,6 atm
 Sifat kimia
 Mudah melarutkan zat cair, padat maupun gas
 Merupakan reagent penghidrolis dalam proses hidrolisis
(Sitasinya ilang cuy)
1.8.2 Sifat Fisik dan Bahan Kimia Produk
1. Propilen Glikol
 Sifat fisis
 Berat molekul : 76,10 g/mol
 Titik didih : 187 oC
 Titik beku : -57 oC
 Densitas (25oC) : 1,033 g/ml
 Viskositas (25oC) : 48,6 cp
(Yaws, 1997)
 Sifat Kimia
 Propilen glikol diesterifikasi dengan maleik, fumarik atau asam-
asam sejenis hasil halida atau asam anhidrid menghasilkan mono dan
diester dengan katalis peroksida pada tekanan rendah dengan zat
adesif.
 Propilen glikol digunakan sebagai inisiator dalam katalis basa untuk
menghasilkan mono (primer dan sekunder) dan dieter
(polieterpoliol).
 Kondensasi propilen glikol dengan aldehid menghasilkan siklik
asetal atau 4 metil 1,3 dioksilan.
(Ullmann, 1983)

2. Dipropilen Glikol
 Sifat fisis
 Berat molekul : 134,2 g/mol
 Titik didih : 228-236oC
 Titik beku : -39,2 oC
 Densitas (25oC) : 1,022 g/ml
 Viskositas (25oC) : 75 cp
(Yaws, 1997)
 Sifat kimia
 Propilen lebih beracun dibandingkan propilen glikol
 Dapat terdekomposisi menjadi karbon monoksida dan karbon dioksida
(Kirk Othmer, 1983)

3. Tripropilen Glikol
 Sifat fisis
 Berat molekul : 192,3 g/mol
 Titik didih : 266-275 oC
 Titik beku : -41oC
 Densitas (25oC) : 1,019 g/cm3
 Viskositas (25oC) : 57,2 cp

(Yaws, 1999)

 Sifat kimia
 Dapat terdekomposisi menjadi karbon monoksida dan karbon
dioksida.
(Kirk Othmer, 1983)

1.9 Tinjauan Termodinamika


Untuk mengetahui sifat reaksi dari proses ini dilakukan tinjauan
Termodinamika dengan menhitung panas pembentukan standar (ΔHfo) pada tekanan
1 atm dan suhu 298 K.
Reaksi utama dan reaksi samping yang terjadi kesemuanya berlangsung searah
(irreversible) secara eksotermis. Bila ditinjau dari energi bebas gibbs diperoleh
rumus sebagai berikut:

29
∆Hf 298K reaksi = ∆Hf produk - ∆Hf reaktan (1)
∆Gf 298K reaksi = ∆Gf produk - ∆Gf reaktan (2)
= - RT ln K (3)

(Smith dkk., 2001)

Keterangan :
∆Gf = Energi bebas gibbs pembentukan, J/mol
R = Konstanta gas universal, 8,314 J/mol K
K = Konstanta keseimbangan reaksi
T = Temperatur reaksi, K
Diketahui data entalpi dan energi gibbs masing-masing komponen pada suhu
298 K adalah sebagai berikut:
Tabel 1.14 Data Entalpi dan Energi Gibbs Masing-Masing Komponen pada
Suhu 298 K

Komponen ∆Gf (kJ/mol) ∆Hf (kJ/mol)


C3H6O -25,77 -92,76
H2O -237,129 -285,830
C3H8O2 -304,48 -433
C6H14O3 -406 -628
C9H20O4 -451 -810
(Dean, 1999)

 Reaksi utama :
C3H6O (l) + H2O (l) C3H8O2 (l)
∆H298 = ∆HfC3H8O2 – (∆Hf C3H6O + ∆Hf H2O)
∆H298 = -433 – (-92,76 + -285,830)
∆H298 = - 54,41 kJ/mol
Perhitungan di atas menunjukkan nilai panas reaksi pada 25°C (ΔHf) C3H8O2
bernilai negatif, maka terbukti bahwa reaksi pembentukan propilen glikol bersifat
eksotermis.

30
Untuk menentukan konstanta keseimbangan pada suhu operasi dapat
dilakukan melalui perhitungan energi gibbs standar (ΔGf 298 k) sebagai berikut:
∆G298 = ∆Gf produk - ∆Gf reaktan
∆G298 = ∆G C3H8O2 – (∆G C3H6O + ∆G H2O)
∆G298 = -304,48 – (-25,77 237,129) ∆G298
= -41,581 kJ/mol

Jadi, reaksi samping pembentukan dipropilen glikol yang terjadi bersifat


iireversible karena harga K yang didapat lebih besar dari 1.

(Smith dkk., 2001)

C3H6O (l) + C6H14O3 (l) C9H20O4 (l)

∆H298 = ∆Hf C9H20O4 – (∆Hf C3H6O + ∆Hf C6H14O3)

∆H298 = -810 – (-92,76 + -628)

∆H298 = -89,24 kJ/mol

Perhitungan di atas menunjukkan nilai panas reaksi pada 25°C (ΔHf) C9H20O4
bernilai negatif, maka terbukti bahwa reaksi pembentukan tripropilen glikol bersifat
eksotermis.

31
Untuk menentukan konstanta keseimbangan pada suhu operasi dapat
dilakukan melalui perhitungan energi gibbs standar (ΔGf 298K) sebagai berikut:
∆G298 = ∆G C9H20O4 – (∆G C3H6O + ∆G C6H14O3)
∆G298 = -19,23 kJ/mol

32
𝑙𝑛𝐾298
Dengan demikian, reaksi pembentukan propilen glikol merupakan reaksi
yang bersifat eksotermis dan irreversible.
 Reaksi samping :
C3H6O (l) + C3H8O2 (l) C6H14O3 (l)
∆H298 = ∆Hf C6H14O3 – (∆Hf C3H6O + ∆Hf C3H8O2)
∆H298 = -628 – (-92,76 + -433)
∆H298 = -102,24 kJ/mol
Perhitungan di atas menunjukkan nilai panas reaksi pada 25°C (ΔHf) C6H14O3
bernilai negatif, maka terbukti bahwa reaksi pembentukan dipropilen glikol bersifat
eksotermis.
Untuk menentukan konstanta keseimbangan pada suhu operasi dapat
dilakukan melalui perhitungan energi gibbs standar (ΔGf298 K) sebagai berikut:
∆G298 = ∆G C6H14O3 – (∆G C3H6O + ∆G C3H8O2)
∆G298 = -75,75 kJ/mol
∆𝐺298
=−
𝑅. 𝑇

K298 = 2339,578
K ∆H298 1 1
𝑙n = ⌊ − ⌋
K 298 R T T298

K = 3,71 x 104

Jadi, reaksi samping pembentukan tripropilen glikol yang terjadi bersifat


ireversible karena harga K yang didapat lebih besar dari 1.

(Smith dkk., 2001)

33
Jadi, reaksi utama yang terjadi bersifat ireversible karena harga K yang
didapat lebih besar dari 1.
(Smith dkk., 2001)

34
LAMPIRAN

A. Perhitungan Kebutuhan Propilen Oksida

Komponen Simbol Berat Molekul (gr/mol) Titik Didih ( oC )


Propilen Oksida PO 58,081 34,23
Air H2O 18,019 100
Propilen Glikol PG 76,1 187,9
Dipropilen Glikol DPG 134,18 232,8
Tripropilen Glikol TPG 192,3 265,1

1 tahun = 300 hari


1 hari = 24 jam

Perhitungan Reaktan Mula-mula


Basis = 1 kmol/jam feed Propilen Oksida
PO C3H6O(l) = 1 kmol/jam
H2O(l) = 15 kmol/jam
Reaksi
Reaksi 1 PO = basis perhitungan * 0,9 * 100/111
= 1,395997297
Reaksi 2 PO = basis perhitungan * 0,9 * 10/111
= 0,139600009
Reaksi 3 PO = basis perhitungan * 0,9 * 1/111
= 0,013960001

35
Basis 1 jam reaksi
Perhitungan dalam kmol.
Konversi : 0,9

Reaksi 1 C3H6O(l) + H2O(l) C3H8O2(l)


1 15
0,810810811 0,810810811 0,810810811
0,189189189 14,18918919 0,810810811

Reaksi 2 C3H6O(l) + C3H8O2(l) C6H14O3(l)


0,189189189 0,810810811
0,081081081 0,081081081 0,081081081
0,108108108 0,72972973 0,081081081

Reaksi 3 C3H6O(l) + C6H14O3(l) C9H20O4(l)


0,108108108 0,081081081
0,008108108 0,008108108 0,008108108
0,1 0,072972973 0,008108108

Diperoleh Hasil Perhitungan:

Komponen Input Output


(kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam)
PO C3H6O(l) 1 58,081 0,1 5,8081
H2O(l) 15 270,285 14,189189 255,675
PG C3H8O2(l) 0 0 0,7297297 55,53243
DPG C6H14O3(l) 0 0 0,072973 9,791514
DTG C9H20O4(l) 0 0 0,0081081 1,559189
Total 328,366 328,366

36
Kapasitas Propilen Glikol = 50.000 ton/tahun
Kapasitas pabrik propilen glikol = 50.000 ton/tahun
= 50.000.000 kg/tahun
Waktu kerja per tahun = 300 hari = 166666,667 kg/hari
= 6944,444 kg/jam

Komponen Input Output


kg/jam kg/jam
PO C3H6O(l) 7263,173 726,317
H2O(l) 33799,881 31972,860
PG C3H8O2(l) 0,000 6944,444
DPG C6H14O3(l) 1224,449
TPG C9H20O4(l) 194,980

Perhitungan dalam kmol/jam


Reaksi 1 C3H6O(l) + H2O(l) C3H8O2(l)
125,052 1875,781
101,394 101,394 101,394
23,658 1774,387 101,394

Reaksi 2 C3H6O(l) + C3H8O2(l) C6H14O3(l)


23,658 101,394
10,139 10,139 10,139
13,519 91,254 10,139

Reaksi 3 C3H6O(l) + C6H14O3(l) C9H20O4(l)


13,519 10,139
1,014 1,014 1,014
12,505 9,125 1,014

37
Input Output
Komponen
(kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam)
PO C3H6O(l) 125,052 7263,173 12,505 726,317
H2O(l) 1875,781 33799,881 1774,387 31972,860
PG C3H8O2(l) 0,000 0,000 91,254 6944,444
DPG C6H14O3(l) 0,000 0,000 9,125 1224,449
TPG C9H20O4(l) 0,000 0,000 1,014 194,980
Total
41063,05 41063,05

B. Perhitungan GEE

Kebutuhan Harga
(kg/jam)
Bahan baku $/kg Total $kg/tahun
($ kg/jam)
Propilen Oksida 7263,173 1,4 10168,442 80534062,778
Produk
Propilen Glikol 6944,444 2,2 15277,778 120999999,992
DPG 1224,449 6 7346,693 58185808,143
TPG 194,980 20 3899,596 30884800,699
Total harga jual 210070608,835

GEE = harga jual produk/harga beli bahan baku


= 210070608,835/80534062,778= 2,60847803.
Syarat justifikasi kapasitas
- GEE > 2,5
- Ketersediaan bahan baku

38
DAFTAR PUSTAKA

Akyalcin, Sema. 2017. Kinetic Study of the Hydration of Propylene Oxide In The
Presence of Heterogeneous Catalyst. Chemical Industry & Chemical
Engineering. Vol. 23.No. 4:573−580

Badan Pusat Statistik Banten. 2018. Keadaan Ketenagakerjaan Banten Februari 2018.
Banten:Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik Banten. 2018. Kota Cilegon Dalam Angka Kota Cilegon.
Banten: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. 2018. Keadaan Angkatan Kerja di Provinsi
Sumatra Utara. Sumatra Utara: Badan Pusat Statistik.

Benham, A.L., dan Kurata, F. 1955. Kinetics of the Catalyzed and Uncatalyzed Liquid-
Phase Hydration of Propylene Oxide. Halaman 118–124

Chan, Arthur, dan Seider, W.D. 2004. Batch Manufacture of Propylene Glycol.

Dean, J.A. 1999. Lange’s Hand Book of Chemistry 5thEdition. Mc. Graw-Hill Inc.,
New York

Hernandez, Oscar. 2001. 1,2-Dihydroxypropane. Amerika Serikat: Unep Publication.

ICIS. 2018. Diakses dari https://www.icis.com/explore/commodities/chemicals/ (3


Desember 2018)

Kagaku, Sumitomo. 2014. Development of New Dipropylene Glycol/Tripropylene


Glycol Process.

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. 2018. Kemenperin Bidik Industri


Tumbuh 5,6% Tahun 2018. Diakses dari
http://www.kemenperin.go.id/artikel/18558/Kemenperin-Bidik-Industri-
Tumbuh-5,6-Persen-Tahun-2018 (3 Desember 2018)

Kirk, R.E., dan Othmer, D.F. 1983. Encyclopedia of Chemical Engineering


Technology. New York: John Wiley and Sons Inc.

López-Zamora, S.M.I., Dobrosz-Gómez, dan Gómez-García, M.Á. 2015. Stability


Criteria and Critical Runway Conditions of Propylene Glycol Manufacture in
A Continuous Stirred Tank Reactor. Ing. Investig. Vol. 35.No. 2. ISSN 0120-
5609.

39
Martin, A.E., dan Muphy, F.H. 1994. Glycols Propylene Glycols. Dow Chemical
Company, Vol. 12.
Miller, D. J., dan Jackson, J. E. 2008. (12) Patent Application Publication (10) Pub.
No. US 2008/0242898A1, 1(19).

Oberg, A.A., Us, W.A., dan Zacher, A.H. 2015. (12) United States Patent (10) Patent
No. Recycle : 44g Propylene Glycol 11g Water 633g Ethylene Glycol, NaOH,
Byproducts 31g Propylene Glycol NaOH, Byproducts, 2 (12).

Sulaiman, Fatah. 2016. Mengenal Industri Petrokimia. Untirta Press:Banten. ISBN.


9786021013526.

Schultz, E.W., Schwartz, M.B., Yu, K.M., & Schultz, E.W. 2016. Production of
Propylene Oxide from Propylene Using Patented Silver Based Catalyst.
Diakses
dari http://repository.upenn.edu/cbe_sdr%5Cnhttp://repository.upenn.edu/cb
e_sdr/86

Smith, J.M., Van Nes, H.C., dan Abbott, M.M. 2001. Introduction to Chemical
Engineering Thermodynamic, 5th edition. Mc. Graw Hill Book Studnt
International Edition. Tokyo.

Ullivan, C.A.R.L.J.S., Company, A. C., dan Square, N. 2012. 1,2- Propanediol and
Higher Propylene Glycols. Diakses dari
https://doi.org/10.1002/14356007.a22

Ullmann’s. 2003. Encyclopedia of Industrial Chemustry. Wiley-VCH Verlag & Co.


KGaA. Weinheim.

Ullmann’s. 1983. Encyclopedia of Industrial Chemustry. Wiley-VCH Verlag & Co.


KGaA, Weinheim.

Yaws, C.L. 1999. Thermodinamic and Physical Properties data. Mc Graw Hill Book
Co. Singapore.

40
41
42
43
44
45

Anda mungkin juga menyukai