PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
2
mengenai proses analisa uji mutu, pengolahan air baku, air bebas ion serta
proses produksi steam.
b. Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan
pengalaman di dunia kerja, khususnya pada proses penunjang dalam
industri.
2. Bagi Instansi Magang dan Instansi Pendidikan
Terciptanya hubungan yang baik dan adanya pertukaran informasi antara
PT Pupuk iskandar Muda dengan Politeknik Negeri Lhokseumawe.
3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
4
PIM.Pembangunan proyek pabrik PIM ini awalnya dirintis PT Pusri
Palembang sejak tahun1981. Penandatanganan kontrak pembangunan
pabrik dilakukan 02 Oktober 1981 antara pemerintah RI yangdilaksanakan
oleh Departemen Perindustrian c/q Dirjen Industri Kimia Dasar dengan
kontraktor utama PT Rekayasa Industri dari Indonesia dan Toyo
Engineering Corporation dari Jepang.
5
4. Unit Pabrik Amonia (Pabrik Amonia 2) dengan kapasitas produksi
sebesar 396.000 ton/tahun menggunakan teknologi Kellog Amerika.
Produk yang dihasilkan berupa Ammonia dan pupuk urea yang
mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI) serta Sistem
Manajemen Mutu yang diakui Internasional, berupa sertifikat ISO 9002.
Selain itudihasilkan pula produk samping associated gas seperti
Karbondioksida, Dry Ice, Nitrogen, dan Oksigen.
PT Pupuk Iskandar Muda senantiasa memelihara dan peduli
terhadap lingkungan dalam kegiatan usahanya. Atas upaya tersebut, PT
Pupuk Iskandar Muda telah berhasil mendapatkan pengakuan internasional
berupa sertifikat ISO 14001.Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian
dan Perdagangan RepublikIndonesia No. 93/MPP/3/Kep/2001, Unit Niaga
PT Pusri dan produsen pupuk lainnya harus mengadakan pupuk urea
sampai dengan gudang lini III dimana Unit Niaga PT Pusri dan produsen
pupuk lainnya menjual pupuk kepada distributor. Distributor menjual
pupuk urea dari gudang lini III ke pengecer di lini IV.Pengecer menjual
pupuk urea di lini IV kepada petani.
Di lini I, pupuk urea diproduksi, selanjutnya proses pengantongan
dan dikirim ke gudang lini II atau gudang lini III di kabupaten yang
menjadi wilayah tanggung jawabnya dengan menggunakan truk. Di lini III,
pupuk didistribusikan ke distributor dan disimpan di gudang distributor
untuk dijual ke pengecer. Distribusi pupuk untuk sector pertanian di
wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Provinsi Sumatera Utara,
dan Provinsi Riau dilaksanakan oleh PT Pupuk Iskandar Muda dan
sebagian oleh PT Pusri; sedangkan distribusi dalam negeri lainnya
dilaksanakan oleh PT Pusri. PT Pupuk Iskandar Muda melakukan pula
penjualan urea ekspor dengan negara tujuan ekspor antara lain Vietnam,
Thailand, Malaysia, Myanmar, Taiwan, dan Philipina.
Pada saat berdirinya PT PIM jumlah karyawan dari awal sampai
sekarang telah mengalami peningkatan yang sangat signifikan akibat dari
6
kebutuhan yang sangat tinggi guna mendukung rencana pengembangan
perusahaan ke depan, pada tahun pertama PT PIM berdiri jumlah karyawan
sebanyak 199 orang dan terus bertambah sampai mencapai angka lebih dari
700 orang pada tahun 2019.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia
No. CC2-2278.HT.01.TH83 tanggal 28 Agustus 2008, tujuan dan kegiatan
usaha PT Pupuk Iskandar Muda adalah sebagai berikut: “Melakukan usaha
di bidang industri, perdagangan dan jasa di bidang perpupukan,
petrokimia, dan kimia lainnya serta optimalisasi permanfaatn sumber daya
perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi
dan berdaya saing kuat mendapatkan/mengejar keuntungan guna
meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip
perseroan terbatas”.
7
2.2.2 Area Pabrik
8
Merupakan bunga pujaan masyarakat Aceh, menggambarkan ciri
sekaligus cita-cita seluruh bangsa Indonesia akan kesuburan dan
kemakmuran bangsa.
b. Kelopak Bunga
Berjumlah lima lembar mengingatkan kita kepada lima dasar falsafah
Negara Republik Indonesia, Pancasila.
c. Pinggiran Bunga
Berupa garis berirama melambangkan tali persaudaraan yang kuat
diantara karyawan dan keluarga besar PT. Pupuk Iskandar Muda.
d. Kumpulan Putik dan Benang Sari
Kumpulan putik dan benang sari yang berbentuk bulatan melambangkan
kebulatan tekad, pengabdian, persatuan, dan kesatuan dari seluruh
karyawan dalam mengemban misi pembangunan yang diberikan
pemerintah kepada perusahaan menuju sasaran.
e. Kepala Gajah
Menggambarkan kebesaran jiwa dalam dinamika pembangunanan
f. Gajah Putih
Merupakan simbol kebesaran sejarah Kesultanan Aceh pada masa
Sultan Iskandar Muda yang telah membawa kemakmuran bangsa.
g. Sepasang Gading
Sepasang gading yang menantang menggambarkan senjata yang
sewaktu-waktu dapat digunakan sebagai pertahanan dari gangguan dan
ancaman dari luar.
h. Dua Puluh Empat Guratan
Dua puluh empat geratan pada belalai dan dua garis dipangkal belalai
gajah menggambarkan hari berdirinya PT. Pupuk Iskandar Muda pada
tanggal 24 Februari 1982
i. Tulisan “Pupuk Iskandar Muda”
Menunjukkan nama peruahaan, dan tulisan “Aceh-Indonesia”
menunjukkan lokasi pabrik.
j. Dua Buah Titik
9
Dua buah titik yang terletak di antara kedua tulisan “Pupuk Iskandar
Muda” dan “Aceh-Indonesia” di atas melambangkan moto karyawan
PT. Pupuk Iskandar Muda, yakni “Bertaqwa dan Berprestasi.
2.3 VISI, MISI, TATA NILAI, MAKNA, DAN TRI TEKAD PEKERJA
PT. PUPUK ISKANDAR MUDA
2.3.1 Visi
2.3.2 Misi
Tata nilai utama (Core Values sumber daya manusia PT. Pupuk
Iskandar Muda adalah :
1. Amanah (Trustworthy)
2. Kompeten (Competent)
10
Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah, membantu orang lain belajar, menyelesaikan tugas dengan
kualitas terbaik.
3. Harmonis (Harmonic)
4. Loyal (Loyal)
Definisi :
Panduan Perilaku :
5. Adaptif (Adaptive)
Definisi :
Panduan Perilaku :
11
Cepat menyesuaikan diri untuk menjadi lebih baik, terus menerus
melakukan perbaikan mengikuti perkembangan teknologi bertindak
proaktif.
6. Kolaboratif (Collaborative)
2.3.4 Makna
12
a. Gas Alam
Gas alam yang berasal dari PT. Perta Arun Gas NGL.Co. Sudah
mendapatkan treatmentI, jadi kandungan impurities yang dapat
mengakibatkan gangguan selama operasi berlangsung telah
dihilangakan.Komposisi gas alam yang disuplai dari PT. Perta Arun Gas
NGL.Co.diperlihatkan pada Tabel 2.1
N2 0,01095
CO2 0
CH4 0,93676
C2H6 0,03984
C3H8 0,00813
i-C4H10 0,00231
n-C4H10 0,00199
i-C5H12 0,00002
n-C5H12 0
C6H14+ 0
Tabel 2 1Komposisi Gas Alam
Disamping komponen-komponen di atas gas alam juga mengandung
senywa-senyawa sulfur. Kadar senyawa sulfur yang terdapat dalam gas
alam dapat dilihat pada tabel 2.2
13
udara dari atmosfir dan disaring dengan filter udara masuk menghilangkan
debu-debu.
c.Air
Titik
No Komponen Wujud Warna Bau Titik Beku
Didih
1. Gas Alam
CH4 Gas Tidak Tidak -161oC -182,48oC
CO2 Gas Tidak Tidak -57,5oC -78,4oC
2. Udara
N2 Gas Tidak Tidak -195,8oC -259,2oC
O2 Gas Tidak Tidak 252,7oC -259,1oC
3. Air Cair Tidak Tidak 100oC 0oC
Tabel 2 3 Sifat Fisika Bahan Baku
14
beroperasi sekarang adalah pabrik ammonia-2 yang menyuplai bahan baku
untuk pembuatan urea.
a. Karbondioksida (Co2)
Sifat Harga
Titik Didih -57,5oC
Titik Beku Normal -78,4oC
o
Temperatur Kritis 38 C
Tekanan Kritis 0,6 Kg/cm2
Panas Peleburan 1900 /mol
Tabel 2 5 sifat fisika CO2
b. Ammonia
Ammonia mempunyai berat molekul 17,03 gr/mol. Pada tekanan
atmosfer, NH3 berbentuk gas tidak berwarna, berbau menyengat serta
sangat larut dalam air, alkohol dan eter. NH3 juga bersifat mudah
meledak, beracun, dan menyebabkan iritasi. Sifat fisik ammonia dapat
dilihat pada tabel berikut :
Sifat Harga
Titik Didih -33oC
Titik Beku Normal -77,70oC
Temperatur Kritis 133,35oC
Tekanan Kritis 1657 Psi
Tekanan Uap Cairan 8,5 atm
Tabel 2 6 Sifat Fisika Amonia
15
Unit Utilitas berfungsi sebagai unit penunjang kebutuhan
operasional pabrik secara keseluruhan, antara lain menyiapkan Power
(tenaga listrik dibangkitkan oleh Gas Turbin Generator yang berkapasitas
15MW dan 20 MW), Steam (Uap Bertekanan), Instrument Air, Potable
Water,Demin Water, Nitrogen dan lain-lain. Proses penjernihan air baku
(sungai) menjadi air jernih untuk kebutuhan domestik dan proses pabrik
dilakukan dalam Clarifier dan selanjutnya disaring dalam Sand Filter dan
disimpan dalam Filter WaterTank serta Potable Water Tank yang lebih
dahulu diinjeksikan dengan Chlorine.
Sedangkan untuk menghasilkan air bebas mineral (Demin Water)
yang dipergunakan untuk umpan Boiler (Boiler Feed Water), maka air dari
Sand Filter diproses dalam activated carbon filter untuk menghilangkan
bau dan CO2 terlarut selanjutnya ditransfer ke Cation Tower dan Anion
16
dan generator ini siap untuk dibebani. Kebutuhan Nitrogen(N2) dan
Oksigen (O2) dihasilkan dari Air Separation Plant(ASP) Cryogenic dan
CMS, sedangkan kebutuhan udara instrument dan udara pabrik berasal dari
instrument dan Plant Air Unit.
NH3 cair dan CO2 gas dari pabrik Ammonia direaksi kan sehingga
terbentuk ammonium karbamat. Selanjutnya, ammonium karbamat
dihidrolisis menjadi urea dan air. Urea yang terbentuk dipisahkan dari
17
ammonium karbamat, air dan reaktan sisa melalui proses flushing. Pada
proses ini ammonium karbamat akan terpecah kembali menjadi Ammonia
dan CO2 yang akan dikembalikan kedalam reaktor. Untuk memisahkan urea
dari larutan dilakukan proses pemekatan dengan cara penguapan. Larutan
yang sudah pekat dikirim ke prilling tower (pada pabrik Urea-1). Urea
padat berbentuk pril lyang terbentuk sebagian dikirim ke gudang pupuk
curah sebelum dikapalkan dan sisanya dikemas dalam kantong.
Gudang curah (BulkStorage) dengan kapasitas 50.000 ton dan pada saat
ini sedang dalam perluasan untuk PIM-2 dengan kapasitas menjadi
70.000 ton, dilengkapi dengan fasilitas portals crapper dan convenyor
system. Gudang pengantongan (Bagstorage) dengan kapasitas 5.000ton.
18
f. Perbengkelan yang menunjang pemeliharaan pabrik antara lain:
- Bengkel Instrument
- Bengkel Listrik
19
c. Debu-debu urea yang terjadi pada saat pembutiran urea diserap dan
diamankan dengan bagian filter.
20
1. Unsur Pimpinan adalah Direksi yang terdiri dari:
Direktur Utama, Direktur Operasi dan Produksi, Direktur Kauangan dan
Umum.
21
BAB III
URAIAN PROSES PRODUKSI
Unit produksi PT Pupuk Iskandar Muda yang beroperasi saat ini
yaitu :
1. Unit Utilitas
2. Unit Ammonia
3. Unit Urea
3.1 Unit Utilitas
22
Gambar 3 1Keterkaitan Unit Utilitas dengan Unit Ammonia dan Urea
23
c. Settling Basin, berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel kasar
secara gravitasi dan mengatur aliran yang akan ditransmisikan, basin
dibagi menjadi lima channel dan secara bergantian sebuah channel
dibersihkan diambil lumpurnya.
Air yang berasal dari fasilitas Water Intake kemudian dialirkan
kedalam instalasi pengolahan air di PTPupuk Iskandar Muda dengan laju
alir rata-rata 850 ton/jam. Blok diagram pengolahan air pada PT Pupuk
Iskandar Muda di ilustrasikan pada gambar 3.2.
3.1.1.1 Clarifier
Clarifier (53-FD-1001) berfungsi sebagai tempat pengolahan air
tahap pertama yaitu proses penjernihan air untuk menghilangkan zat padat
dalam bentuk suspensi solid yang dapat menyebabkan kekeruhan
(turbidity) terhadap air dengan carakoagulasi, flokulasi, klorinasi, dan
24
sedimentasi. Clarifier mempunyai kapasitas 1.330 ton/jam sedangkan
kebutuhan air baku masuk Clarifier adalah rata-rata 850 ton/jam (normal).
Pada Inlet Clarifier diinjeksikan bahan-bahan kimia yaitu alum sulfat,
klorin, soda kaustik, sedangkan coagulant aid ditambahkan kedalam
Clarifier. Fungsi dari bahan kimia tersebut adalah:
1. Alum Sulfat (Al2(SO4)3)
Berfungsi untuk membentuk gumpalan dari partikel yang
tersuspensi dalam air. Bila alum dikontakkan dengan air maka akan terjadi
hidrolisa yang menghasilkan alumunium hidroksida (Al2(SO4)3) dan asam
sulfat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Al(SO2)3 . 18H2O(s) + 6H2O(l) →2Al(OH)3(s) +3H2SO4(l) + 18H2O(aq)
Gumpalan Al(OH)3 yang berupa koloid akan mengendap bersama
kotoran lain yang terikut kedalam air dan H2SO4 akan mengakibatkan air
bersifat asam. Penambahan alum tergantung pada turbidity dan laju alir air
umpan baku.
2. Soda Kaustik (NaOH)
Berfungsi untuk menetralkan air akibat penambahan alum
sehingga pHnya berkisar antara 6 sampai 8. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :
H2SO4(s) + NaOH(l) → Na2SO4(l) + 3H2O(aq)
3. Klorin (Cl2)
Tujuan utama penambahan zat klorin adalah untuk mematikan
mikroorganisme dalam air, disamping itu juga untuk mencegah
tumbuhnya lumut pada dinding Clarifier dan akan mengganggu proses
selanjutnya.
4. Coagulant Aid (Polimer)
Berfungsi untuk mempercepat proses pengendapan, karena dengan
penambahan bahan ini akan membentuk flok-flok yang lebih besar
sehingga akan lebih mudah dan cepat mengendap.
Clarifier dilengkapi dengan Agitator dan Rake yang berfungsi
sebagai pengaduk, keduanya bekerja secara continue. Agitator berfungsi
25
untuk mempercepat terjadinya flok-flok dan bekerja dengan kecepatan
1,05 sampai 4,2 rpm. Sedangkan Rake berfungsi mencegah agar flok – flok
(gumpalan lumpur) tidak pekat di dasar Clarifier dan bekerja dengan
kecepatan 0,033 rpm.Kotoran-kotoran yang mengendap bersama lumpur
(sludge) dikeluarkan dari bawah Clarifier sebagai blowdown, sedangkan
air jernih dari Clarifier keluar lewat overflow.
26
Digunakan sebagai air umpan demin. Air ini diproses lagi untuk
menghasilkan air yang bebas mineral dan akan digunakan sebagai air
umpan Boiler.
Karakteristik air dari proses diatas diharapkan sesuai dengan design
seperti pada Tabel 3.1.
Ph 6,5-7
27
dalam air dan zat-zat organik yang ada dalam Filter Water, serta residual
klorin dari air sebelum masuk ke sistem Deionisasi (Demineralizer).
3.1.1.5 Demineralizer
28
steam bertekanan rendah yang diinjeksikan.Sedangkan Outlet Steam
ejektor dikondensasikan dengan injeksi air dari bagian atas dan
selanjutnya ditampung dalam Seal Pot sebagai umpan Recovery Tank.
c. Anion Tower (53-DA-1003)
Berfungsi untuk menyerap atau mengikat ion-ion negatif yang
terdapat dalam air yang keluar dari Degasifier. Resin pada anion
exchanger adalah R=NOH (Tipe Dowex Upcore Mono C-600). Reaksi
yang terbentuk adalah:
H2SO4(l) + 2R = N – OH(s) →(R = N)2SO4(l) + 2 H2O(aq)
HCl(l) + R = N – OH(s) → R = N – Cl(l) + H2O(aq)
H2SiO3(l)+ 2R = N – OH(s) → (R = N)2SiO3(l)+ 2 H2O(aq)
H2CO3(l) + R = N – OH(s) → R = N – CO3(l)+ H2O(aq)
HNO3(l)+ R = N – OH(s) → R = N – NO3(l)+ H2O(aq)
d. Mixbed Polisher (53-DA-1004)
Berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa logam atau asam dari
proses sebelumnya, sehingga diharapkan air yang keluar dari Mixbed
Polisher telah bersih dari kation dan anion. Di dalam Mixbed Polisher
digunakan dua macam resin yaitu resincation dan resinanion yang
sekaligus keduanya berfungsi untuk menghilangkan sisa kation dan anion,
terutama natrium dan sisa asam sebagai senyawa silika dengan reaksi
sebagai berikut:
✓Reaksi Kation :
Na2SiO3(l) + 2R − SO3H(s) → 2 RSO3Na(l) + H2SiO3(l)
✓ Reaksi Anion:
Na2SiO3(l) + 2R = N – OH(s)→ 2 RSO3Na(l) + H2SiO3(l)
Air yang telah bebas mineral tersebut dimasukkan ke Polish
WaterTank (53-FB-1004) dan digunakan untuk air umpan Boiler.
29
Spesifikasi Kuantitas Satuan
3.1.2 Steam
30
b. Steam bertekanan rendah 3,5 kg/cm2G dan temperatur 175˚C, dihasilkan
dari Blowdown Flash Drum, Letdown Valve, dan keluaran turbin di unit
utilitas yang digunakan untuk pemanas diDeaerator,InstrumentAir Dryer,
Demin Plant, dan unit Stripper Ammonia dan peralatan lainnya yang
memerlukan panas.
31
Kebutuhan udara pabrik pada saat start up serta pada saat
emergencyberasal darikompresor udara (53-GB-5001), kompresor udara
(63-GB-5001), dan kompresor udara (63-GB-5002), sedangkan pada saat
normal beroperasi digunakan kompresor ammonia (101-J)dengan tekanan
35 kg/cm2G dan kompresor udara (63-GB-5002) dengan tekanan 8,5
kg/cm2 G. Udara akan melewati Dryer untuk menghilangkan kandungan air
yaitu dengan menggunakan silika gel (silicagel).
Fungsi dari udara instrument antara lain:
a. Menggerakkan Pneumatic Control Valve
b. Purging di Boiler
c. Flushing di Turbin
Fungsi dari udara pabrik antara lain:
a. Flushing jaringan pipa
b. Mixing tangki kimia pengantong urea
c. Pembakaran di Burning pit
Karakteristik udara yang diharapkan sesuai dengan desain seperti
pada tabel dibawah ini:
Komponen Kuantitas (% mol)
32
moisture (kandungan air) dari udara, pendinginan dilanjutkan dalam
Precooler unit sampai temperatur 5˚C.
Udara yang telah mengembun dikeluarkan melalui Drain Separator
dan dialirkan ke MS Adsorben untuk menyerap CO2 dan H2O, kemudian
udara ini dialirkan ke dalam Cool Box. Pada Cool Box N2 dan O2
dipisahkan dengan tiga mode operasi, yaitu :
1. Mode I adalah produksi N2 gas, maksimal 300 Nm3/hr
2. Mode II adalah produksi N2 cair, maksimal 50 Nm3/hr
3. Mode III adalah produksi O2 gas, maksimal 75Nm3/hr
Masing-masing metode tersebut dijalankan sesuai dengan kebutuhan.
33
Gambar 3 3 Diagram alir NG Metering Station Unit
34
terpasang 1.200 MTON ammonia per hari (MTPD). Ammonia disintesa
menggunakan bahan baku utama gas alam (gas metana, CH4), Nitrogen
(dari udara) dan uap air (steam).
Secara garis besar proses pembuatan ammonia dapat dibagi menjadi 7 Unit,
yaitu :
1. Unit Feed Treating (persiapan gas umpan baku).
2. Unit Reforming (pembuatan gas sintesa).
3. Unit Purifikasi (pemurnian gas sintesa).
4. Unit sintesa ammonia.
5. Unit Refrigerant (pendinginan ammonia).
6. Unit Recovery (daur ulang ammonia).
7. Unit Recovery (daur ulang hydrogen).
8. Unit steam system (pembangkit steam).
35
Fe2O3(s) + 3H2S(g) → Fe2S3(s) + 3H2O(g)
Operasi dilakukan dalam keadaan jenuh dan basa (pH antara 8,0
sampai 8,5).
36
dengan konsentrasi 50% Wt pada temperatur 70°C sampai 79℃ dalam
menara Absorber (61-201-E). Reaksi terjadi adalah:
CO2(g) + H2O(g) → H2CO3(g)
H2CO3(g) + aMDEA(l)→ (aMDEA)(l) + ( HCO3)(g)
Gas masuk ke Absorber dari bagian bawah dan larutan aMDEA dari
bagian atas sehingga terjadi kontak langsung antara keduanya.Larutan yang
telah mengikat CO2 diregenerasi di Stripper (61-202-E) selanjutnya divent
ke udara. Selain mengikat CO2 larutan aMDEA juga mampu mengikat
hidrogen sulfide sehingga produk CO2 hasil regenerasi di CPU tidak dapat
digunakan sebagai produk samping dikarenakan pada proses berikutnya di
pabrik urea memerlukan CO2 murni yang tidak mengandung hidrogen
sulfide dan impurities lainnya. Proses penyerapan CO2 dilakukan pada
tekanan tinggi dan pada temperatur rendah, sedangkan pelepasan pada
tekanan rendah dan tekanan tinggi karena pada kondisi inilah kedua reaksi
diatas berlangsung optimum.
D. Final Desulfurizer
Final Desulfurizer (61-108-D) merupakan Vessel yang berisi dua
unggun katalis, bed bagian atas berisi katalis nickel molibdate yang
berfungsi untuk mengubah sulfur organik yang terdapat di dalam gas
umpan di dalam sulfur anorganik (H2S) dengan mereaksikannya dengan
hidrogen, unggun bagian bawah berisi katalis ZnO yang berfungsi untuk
menyerap H2S yang terbentuk dari unggun utama. Reaksinya adalah:
RSH(s) + H2(g)→ RH(g) + H2S(g)
H2S(g) + ZnO(s)→ ZnS(s) + H2O(g)
Sebelum masuk ke Final Desulfurizer, tekanan gas dinaikkan 39
sampai 44 kg/cm2G dengan Feed Gas Compressor (61-102-J).Temperatur
gas yang masuk dalam Final Desulfurizer 371℃. Bila temperatur di bawah
371℃yaitu pada temperatur 320℃ akan terjadi reaksi metanasi yang
meyebabkan kenaikan temperatur di Final Desulfurizer sendiri, sedangkan
temperatur diatas 371℃ yaitu pada temperatur 400℃ akan terbentuk
karbamat karena ada kandungan NH3 dalam gas H2recycle dan CO2 dalam
37
gas umpan. Kandungan H2S didalam gas outletFinal Desulfurizer
diharapkan lebih kecil dari 0,1 ppm.
Sistem ini bertujuan untuk mengubah gas yang berasal dari sistem
persiapan gas umpan baku menjadi CO, CO2, dan H2 melalui tahapan
proses sebagai berikut:
1. Primary Reformer
Gas proses masuk ke Primary Reformer bersama dengan
superheated steam dengan perbandingan steam dengan karbon 3,2:1 untuk
mengubah hidrokarbon menjadi CO, CO2, dan H2. Bila rasio steam
dengan karbon lebih kecil dari 3,2 menyebabkan terjadi reaksi karbonasi
(carbon formation atau carbon cracking) yang menyebabkan
ketidakaktifan katalis karena pemanasan setempat. Ada dua jenis katalis
yang digunakan untuk kelangsungan reaksi reforming pada Primary
Reformer, yaitu katalis nikel (ICI-25-4) dibidang atas dan nikel (ICI-57-4)
pada bagian bawah. Reaksi yang terjadi di Primary Reformer adalah
sebagai berikut:
38
untuk menjaga kevakuman dipakai Induct Draft Fan (61-101-BJ1T).
Sedangkan udara untuk burner disuplay oleh Force Draft Fant (61-101-
BJ2T).
Seksi konveksi merupakan ruang pemanfaatan dari gas buang dari
hasil pembakaran di radian oleh beberapa coil, yaitu:
a. Mix Feed Coil (61-101-BCX),
Digunakan sebagai tempat Preheater bagi campuran gas alam dan steam
yang bereaksi di dalam tube-tube di Radiant Section.
b. Procces Air Preheater Coil (61-101-BCA),
Merupakan pemanas udara proses yang akan masuk ke Secondary
Reformer.
c. HP Steam Super Heat Coil (61-101-BCS1)
d. LP steam Super Heat Coil (61-101-BCS2)
e. Feed Gas Preheat Coil (61-101-BCF),
Merupakan tempat terjadinya pemanasan gas proses yang akan masuk ke
Hidrotreater.
f. BFW Preheat Coil (61-101-BCB),
Merupakan koil pemanas bagi air umpan ketel yang akan masuk ke
Steam Drum.
g. Burner Fuel Heater Coil (61-101-BCP),
Berfungsi untuk melakukan pemanasan awal terhadap flue gas yang akan
dibakar di Radiant Section.
h. Combution Air PreheatCoil (61-101-BLI)
2. Secondary Reformer
Untuk menyempurnakan reaksi reforming yang terjadi di Primary
Reformer (61-101-B), gas dialirkan ke Secondary Reformer (61-103-D)
yang juga berfungsi untuk gas H2, CO, dan CO2. Aliran gas ini dicampurkan
dengan aliran udara dari Air Compressor (61-101-J) yang mengandung O2
dan N2. Reaksinya adalah sebagai berikut:
2H2(g) + O2(g) →2H2O(g)
CH4(g) + H2O(g) →CO(g) + 3H2(g) CO(g) + H2O(g) →CO2(g)+H2(g)
39
Reaksi utama di Secondary Reformer juga merupakan reaksi
eksotremis, dengan memanfaatkan sumber panas yang dihasilkan dari
pembakaran H2 oleh O2.Secondary Reformer beroperasi pada temperatur
1287˚C dan tekanan 31kg/cm 2G. Panas yang dihasilkan pembakaran H2
oleh O2 juga dimanfaatkan oleh SecondaryReformer Waste Heat Boiler (61-
101-C) dan High Pressure Steam Superheated (61-102-C) sebagai
pembangkit steam (Boiler Feed Water). Gas yang keluar dari Secondary
Reformer setelah dididihkan oleh dua buah Waste Heat Exchanger tersebut
temperaturnya menjadi 371˚C.Katalis yang digunakan adalah nikel yang
harus diaktifkan terlebih dahulu dengan gas hidrogen.
NiO(s) + H2(g) → Ni(s) + H2O(g)
Gas sintesis yang keluar dari Reformer terdiri atas H2, N2, CO, CO2,
Ar dan CH4. Oksigen dalam bentuk CO dan CO2 dapat meracuni katalis di
Ammonia Converter sehingga gas CO dan CO2 residual dari Reformer
harus dipisahkan dari gas sintesis. Tahapan pemurnian gas sintesis adalah
sebagai berikut:
1. High Temperature Shift Converter (HTSC)
Unit ini mengubah CO menjadi CO2 dengan bantuan katalis
promotediron oxide dengan kecepatan reaksi yang tinggi pada temperatur
tinggi (350-420˚C) dan tekanan 30 kg/cm 2G, tetapi tingkat konversinya
cukup rendah. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
CO(g) + H2O(g) → CO2(g) + H2(g)
Gas CO outlet HTSC akan turun dari 13,6% menjadi 3,35%.
2. Low Temperature Shift Converter (LTSC)
Gas proses yang keluar dari High Temperature Shift Converter
(HTSC), sebelum masuk ke LTS yang berisi katalis Cu diturunkan
temperaturnya di dalam alat penukar panas. Proses yang terjadi pada LTS
sama dengan proses yang ada di High Temperature Shift Converter
40
(HTSC). Kondisi operasi pada LTS yaitu pada tekanan 30 kg/cm2G dan
temperatur 246oC dengan kecepatan reaksi berjalan lambat sedangkan laju
perubahannya tinggi.Katalis Cu yang digunakan yang diaktifkan dengan
mereduksikan dengan gas H2. Pada HTSC dan LTSC terjadi reaksi
samping pembentukan methanol: 31
3H2(g) + CO2(g) → CH3OH(g) + H2O(g)
Gas yang keluar dari LTSC dikontrol kandungan CO-nya maksimal
0,5%.
3. Main CO2 Removal Unit
Tujuan dari CO2removal adalah menyerap CO2 yang terdapat dalam
gas sintesa. CO2 merupakan produk samping (side product) dari pabrik
ammonia dan digunakan sebagai bahan baku pabrik urea. Kemurnian CO2
pada seksi ini adalah99,9% vol. Unit ini merupakan unit penyerapan CO2
setelah proses aMDEA pada PT Pupuk Iskandar Muda. Peralatan utama
Main CO2 Removal terdiri dari:
a.CO2 Absorber
b.CO2 Stripper
Gas umpan dialirkan ke absorber dan dikontakkan langsung
dengan larutan activated aMDEA(Methyl-Diethanol Amine) dengan
konsentrasi 40% wt. CO2 dalam gas steam diserap secara proses fisis dan
kimia. Kemudian larutan MDEA diregenerasi pada tekanan rendah dan
temperatur tinggi di Stripper.Gas dengan temperatur 70 masuk ke
Absorber melalui Inlet Sparger dan mengalir keatas melalui Packed Bed.
Larutan lean dari atas tower mengalir kebawah melalui Packed Bed
sehingga terjadi kontak langsung antara gas sintesa dengan lean solution,
sehingga CO2 dapat terserap ke larutan. Gas sintesa yang telah bebas dari
CO2 keluar dari toptower menuju ke unit Synthesa Loop dengan
temperatur 48 dengan komposisi CO2leak 0,1% vol.
CO2 yang telah terlucuti mengalir keatas melalui bagian Direct
ContactCooler yang dilengkapi tray untuk didinginkan menggunakan air
yang disirkulasikan dengan pompa, sehingga temperatur CO2 di top
41
Stripper menjadi40.Fungsi tray di Direct Contact Cooler adalah untuk
memperluas area kontak antara dua fluida sehingga didapatkan hasil yang
optimum.Selanjutnya CO2 tersebut dialirkan ke unit urea untuk diproduksi
lebih lanjut.
Proses penyerapan CO2 di Main CO2Removal juga dilakukan pada
tekanan tinggi dan temperatur rendah sedangkan pelepasan dilakukan
pada tekanan rendah dan temperatur tinggi.
4. Methanator
Fungsi dari Methanator adalah untuk mengubah gas CO dan CO2
yang masih lolos dari Main CO2 Removal menjadi CH4. Methanator
merupakan suatu bejana yang berisi katalis nikel yang terkalsinasi
(penukaran logam kepada oksidanya dengan cara pembakaran). Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut:
CO(g) + 3H2(g) → CH4(g) + H2O(g)
CO2(g) + 4H2(g) → CH4(g) + 2H2O(g)
Reaksi ini bersifat eksotermis sehingga CO dan CO2 yang masuk ke
Methanator harus dikontrol tidak lebih dari desain (CO = 0,5% dan CO2 =
0,1%), karena setiap mol gas CO2 yang bereaksi dengan gas H2
mengakibatkan kenaikan temperatur sekitar 74˚C, sedangkan untuk setiap
mol CO yang bereaksi dengan gas H2 menaikkan temperatur sekitar 60˚C.
Pada kondisi desain CO dan CO2Outlet Methanator adalah 0,6 dan 0,7
mol. Gas sintesis yang keluar dari Methanator (61-106-D) merupakan
campuran dari gas H2 dan N2 sebagai komponen utama di samping juga
ada gas inert (CH4 dan Ar).Methanator beroperasi pada tekanan 26,7
kg/cm2G dan temperatur 330°C. Karena panas yang dihasilkan dari reaksi
ini, maka temperatur gas sintesa naik menjadi 366°C. Oleh karena itu,
kandungan CO dan CO2 dalam gas yang keluar dari CO2Absorber dibatasi
maksimal 0,1% vol agar tidak terjadi overheating. Gas sintesa keluar
Methanator mempunyai batasan kandungan CO dan CO2 maksimum 10
ppm.
42
3.2.4 Unit Sintesa Ammonia (Ammonia Synthesis Loop)
43
Gambar 3 5 DCS Ammonia Converter
44
Produk ammonia yang dihasilkan terdiri dari dua jenis produk dingin
dan produk panas.Produk dingin yang mempunyai temperatur -33˚C
dikirim ke tangki penyimpanan ammonia, sedangkan produk panas dengan
temperatur 30˚C dikirim ke pabrik urea.
45
Gambar 3 7 DCS Pured Gas dan Condensate Recovery Unit
Larutan aquas ammonia dari HP Ammonia Srubber dan LP
AmmoniaScrubber serta kondensat dari HRU dipanaskan sampai 165˚C di
Ammonia Stripper Feed/Effluent(61-141-C) lalu dialirkan ke Ammonia
Stripper (61-105-E). Pada column ini terjadi pelepasan ammonia dari
aquas ammonia, ammonia yang telah dipisahkan dikirim kembali ke
Refrigerant System. Untuk menjaga Temperatur ammonia keluar dari top
column dispray ammonia cair dari produk panas melalui inlet sparger di
top column. Untuk memberi panas ke column digunakan Ammonia
Stripper Reboiler (61-140-C) dengan menggunakan steam.
46
Bundle Hollow Fiber, melewati internal Tube Sheet, keluar melalui Nozzle.
Hidrogen yang keluar dari kedua Prisma tersebut merupakan produk High
Pressure Preamate dan dialirkan ke Syn Gas Compressor 1 Stage Cooler
(61-130-C) dengan tekanan 57kg/cm2G.
Aliran tail gas yang meninggalkan Shell Side dari HP Prisma
Separator di Letdown, kemudian mengalir ke LP prisma separator ini
merupakan produk LowPressure Permeate dan dikirim ke uap Stream
Methanator Effiuent Cooler (61- 115-C) dengan tekanan 31 kg/cm2. Tail
gas kemudian meninggalkan Sheel SideLP Prisma Separator dengan
kondisi minim hidrogen gas non-permeate. Gas non-permeate terdiri dari
inert gas methan dan argon yang dibuang dari Ammonia Synthesis Loop,
dan digunakan sebagai bahan bakar Primary Reformer.
47
kg/cm2G, kemudian dipanaskan lagi di HP Steam Super Heat Coil (101-
BCS1/BCS2) untuk menghasilkan Superheated Steam (steam SX) dengan
temperatur 510˚C dan tekanan 123 kg/cm 2G.
Produk steam SX yang dihasilkan sebesar 211 ton/jam digunakan
untuk penggerak Turbin Air Compressor (61-103-JT), selebihnya
diturunkan tekanannya menjadi steam SH. Exchaust dari steam tersebut
adalah steam SH bertekanan 42,2 kg/cm2 G dan temperatur 510˚C,
digunakan untuk menggerakkan turbin-turbin lain yaitu :
a. Turbin Refrigerant Compressor (61-105-JT) sebesar 21 ton/jam.
b. Turbin Feed Gas Compressor (61-102-JT) sebesar 8,84 ton/jam.
c. Turbun BFW Pump (61-104-JT) sebesar 17,4 ton/jam.
d. Turbin ID Fan (61-101-BJIT) sebesar 8,17 ton/jam.
e. Turbin RC Lube Oil Pump (61-105-JLOT) sebesar 0,55 ton/jam.
f. Turbin Air Compressor (61-101-JT) sebesar 2,3 ton/jam.
Pemakaian terbesar steam SH adalah untuk steam proses di
PrimaryReformer yaitu terbesar 81 ton/jam dan sekitar 30 ton/jam diimpor
ke unit urea. Steam SH dari Letdown turbin-turbin diatas menghasilkan
steam SL bertekanan 3,5 kg/cm2G dan temperatur 219˚C, digunakan sebagai
media pemanas di Reboiler, sebagai Steam Bubbling/Striping Dearator
sebagai air umpan Boiler.
Sedangkan condensing steam SX dari Turbin dikirim ke Surface
Condenser (61-101-JC) untuk dikondensasi dengan air pendingin,
kemudian dikirim ke off site sebesar 54 ton/jam dan sebagian kecil
digunakan sebagai Make Up Jaket Water, Make Up aMDEA sistem sebagai
pelarut bahan-bahan kimia.
3.3 Urea-II
Pabrik Urea dirancang untuk memproduksi 1.725 MT per hari urea
granule dengan kualitas tertentu dengan memakai bahan baku, NH3 dan
CO2, yang didapat dari Pabrik Ammonia yang berdekatan. Proses urea
terdiri dari 6 yaitu:
48
1. Seksi Synthesa
2. Seksi Purifikasi
3. Seksi Konsentrasi
4. Seksi Granulasi
5. Seksi Recovery
6. Seksi Process Condensate Treatment
3.3.1 Seksi Synthesa
49
dan 62-EA-102) serta Scrubber adalah sama seperti kondisi tekanan operasi
di Reaktor.
Larutan urea synthesa, setelah mencapai konversi sekali lewat (once-
through) 67% didalam Reaktor, mengalir turun melalui pipa didalam
Reaktor dan masuk menuju Stripper secara gravitasi. Di dalam Stripper
sebelah atas, larutan urea synthesa dari Reaktor turun dan kontak dengan
gas yang telah dipisahkan di bagian bawah melalui sieve tray, dimana
komposisi larutan diatur secara adiabatis dan sesuai untuk CO2 stripping.
Di dalam bagian bawah Stripper, ammonium carbamate dan
ammonia berlebih yang terkandung dalam larutan urea synthesa di urai dan
dipisahkan dengan CO2 stripping dan pemanasan dengan steam pemanas
falling film heater.Kondisi operasi di Stripper tekanannya adalah 175
Kg/Cm2G dan temperatur 178oC.Gas dari bagian atas dikirim ke 1 dan 2
Carbamate Condenser.Setelah di stripping oleh CO2 di dalam Stripper,
larutan dengan kandungan ammonia sisa sekitar 13% berat dikirim ke Seksi
Purifikasi. Di dalam Carbamate Condenser, gas yang keluar dari bagian
atas Stripper di kondensasikan dan diserap oleh larutan karbamat recycle
dari Seksi Recovery. Panas kondensasi dan panas absorpsi dimanfaatkan
untuk pembangkit steam bertekanan 5 Kg/Cm2G dalam Carbamate
Condenser 1 dan untuk pemanasan larutan urea outlet Stripper di dalam
Carbamate Condenser 2.
Gas serta larutan karbamat di bottom Carbamate Condenser
dimasukkan ke dalam Reaktor. Gas dari top Reaktor, mengandung sejumlah
kecil ammonia dan CO2, dikirim ke Scrubber untuk di recover. Di dalam
Scrubber, ammonia dan CO2 direcover memakai larutan carbamat recycle,
yang kemudian dikirim ke Reaktor (62-DC-101).Gas yang berasal dari top
Scrubber dikirim ke HP Absorber (62-EA-401) untuk selanjutnya ammonia
dan CO2 direcovery kembali.Sebagian gas tersebut, yang masih
mengandung oksigen digunakan kembali sebagai udara anti korosi untuk
Carbamate Condenser 2 sisi shell.
50
3.3.2 Seksi Purifikasi
51
yang telah dipisahkan didalam LP Decomposer dikirim ke LP Absorber (62-
EA-402) di Seksi Recovery.
Setelah pemisahan gas didalam LP Decomposer, larutan urea
diumpankan untuk pemurnian tingkat akhir ke Flash Separator (62-FA-202),
residual ammonia dan CO2 selanjutnya dipisahkan dengan cara flashing
pada tekanan vacuum. Larutan urea pada outlet Urea Solution Tank
mengandung sekitar 65% urea dan ammonia sekitar 0.45% berat,
selanjutnya dikirim ke Seksi Konsentrasi.
52
3.3.4 Seksi Granulasi
53
Vibrating Feeder for Granulator outlet (62-JF-603 A/B), Granulator outlet
Conveyor (62-JD-603) dan Bucket Elevator (62-JD-601).
2. Seksi Recycle
Seluruh urea inti (recycled urea seed) terdiri dari urea ukuran besar
yang telah dipecahkan, urea product size yang telah dipecahkan, dan urea
ukuran kecil yang dikembalikan secara bersamaan ke Granulator oleh Recycle
Weigher(62-JF-602) pada recycle rasio antara 0.5-1.0.
54
3. Dedusting dan Seksi Recovery
4. Unit MMU
55
dengan pH yang telah diatur di dalam MMU Premixer (62-DA-351) pipa
statis jenis mixer, dan direaksikan di dalam MMU Reaktor (62-DA-352), type
vertikal.
Panas yang dihasilkan oleh reaksi dilepaskan oleh MMU Cooler 1 (62-
EA-353), MMU Cooler 2 (62-EA-354) dan MMU Reaktor. Larutan MMU
yang telah direaksikan dikirim ke MMU Evaporator (62-EA-351) dan MMU
Separator (62-FA-352) dan dipekatkan menjadi larutan 85%. Larutan yang
telah dipekatkan diinjeksikan pada suction Urea Feed Pump (62-GA-303 A,
B). Larutan urea yang mengandung formaldehyde dengan perbandingan
Urea:Formaldehyde molar ratenya adalah 1:5.
56
3.3.6 Seksi Process Condensate Treatment
57