BAB I
PENDAHULUAN
Senin s/d
1 07.00 s/d 16.00 WIB 12.00 s/d 13.00 WIB
Kamis
2 Jum’at 07.00 s/d 16.30 WIB 12.00 s/d 14.00 WIB
3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
Pabrik ini berdampingan dengan PT Asean Aceh Fertilizer (AAF) dan PT.
Perta Arun Gas (PAG). Penentuan lokasi ini berdasarkan pada penelitian dari
beberapa aspek teknis dan ekonomi antara lain :
a. Dekat dengan sumber bahan baku yang berupa gas alam dari Lhoksukon
dan pengilangannya di PT Perta Arun Gas, serta memanfaatkan pintu masuk
pelabuhan PT AAF sehingga mempermudah pembangunan sarana pelabuhan.
b. Pengambilan air baku dari sungai Peusangan.
c. Sinergi pipa gas alam dengan PT AAF.
d. Di jalur lalu lintas kapal international, Selat Malaka, sehingga sangat strategis
terhadap Negara sasaran ekspor.
6
Kelopak Bunga
Berjumlah lima lembar mengingatkan kita kepada lima dasar falsafah Negara
Republik Indonesia, Pancasila.
Pinggiran Bunga
Berupa garis berirama melambangkan tali persaudaraan yang kuat diantara
karyawan dan keluarga besar PT Pupuk Iskandar Muda.
Kumpulan Putik dan Benang Sari
Kumpulan Putik dan benang sari yang berbentuk bulatan melambangkan
kebulatan tekad, pengabdian, persatuan, dan kesatuan dari seluruh karyawan
dalam mengemban misi pembangunan yang diberikan Pemerintah kepada
perusahaan menuju sasaran.
Kepala Gajah
Menggambarkan kebesaran jiwa dalam dinamika pembangunan.
Gajah Putih
Merupakan simbol kebesaran sejarah kesultanan Aceh dimasa Sultan Iskandar
Muda yang telah membawa kemakmuran bangsa.
Sepasang Gading
Sepasang gading yang menantang menggambarkan senjata yang sewaktu-
waktu dapat digunakan sebagai pertahanan dari gangguan dan ancaman dari
luar
Dua Puluh Empat Guratan
Dua puluh empat guratan pada belalai dan dua garis di pangkal belalai gajah
menggambarkan hari berdirinya PT Pupuk Iskandar Muda pada tanggal 24
Februari 1982.
Tulisan “Pupuk Iskandar Muda”
Menunjukkan nama perusahaan, dan tulisan “Aceh-Indonesia” menunjukkan
lokasi pabrik.
8
2.4.1 Visi
Adapun visi dari PT Pupuk Iskandar Muda adalah “Menjadi perusahaan
pupuk dan petrokimia yang kompetitif “
2.4.2 Misi
Adapun misi dari perusahaan adalah sebagai berikut :
Memproduksi dan memasarkan pupuk dan petrokimia dengan efisien.
Memenuhi standar mutu dan berwawasan lingkungan.
Memberikan nilai tambah kepada Stake Holder.
Berperan aktif menunjang ketahanan pangan.
2.4.3 Tata Nilai
PT Pupuk Iskandar Muda memiliki lima tata nilai yang ditanamkan dan harus
dimiliki setiap individu yang berada didalamnya yang disingkat dengan sebutan
“SPIKE”. Adapun lima tata nilai tersebut yaitu :
Semangat (Passion), yakni berusaha dan pantang menyerah dalam
menghadapi segala tantangan untuk mencapai kejayaan.
Peduli Pelanggan (Customer Orientation), mengerti dan melayani
melebihi harapan serta memberikan solusi yang terbaik.
Integritas (Integrity), memiliki kejujuran, disiplin, tanggung jawab dan
konsisten dalam setiap tindakan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Kerjasama (Team Work), bersatu mencapai tujuan untuk memberikan
hasilterbaik dengan saling menghargai kelebihan dan kekurangan anggota
tim.
9
2.4.4 Makna
“Berperan aktif dalam ketahanan pangan dan kemakmuran bangsa”.
2.4.5 TriTekad Pekerja PT Pupuk Iskandar Muda
Kami pekerja PT Pupuk Iskandar Muda, bertekad :
Tetap semangat dan menjunjung tinggi integritas
Mengutamakan kerja sama dan efisien dalam menggunakan sumber daya
perusahaan.
Peduli terhadap kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
b. Udara
Udara pada unit Ammonia dibutuhkan untuk oksidasi di Secondary Reformer.
Udara proses disuplai dari kompresor udara yang mengambil udara dari atmosfer dan
disaring dengan Filter udara untuk menghilangkan debu-debu.
c. Air
Air yang diperlukan adalah air dalam bentuk Steam (uap air). Steam di unit
ammonia berasal dari pemanfaatan panas pembakaran yang dihasilkan di Reformer.
Adapun sifat fisika dan kimia dari bahan baku pembuatan Ammonia yang meliputi
gas alam, udara dan air dapat dilihat pada Tabel 2.3 dan 2
b. Ammonia
Ammonia mempunyai berat molekul 17,03 gr/mol. Pada tekanan atmosfer,
NH3 berbentuk gas tidak berwarna, berbau menyengat serta sangat larut dalam air,
alkohol dan eter. NH3 juga bersifat mudah meledak, beracun, dan menyebabkan
iritasi dapat dilihat pada Tabel 2.6.
13
2.5.3 Produk
Produk utama yang dihasilkan oleh PT PIM adalah pupuk urea prill dengan
kapasitas produksi 1725 ton/hari atau 570.000 ton/tahun, dengan kualitas sebagai
berikut;
a. Kadar Nitrogen : > 46.0%
b. Kadar air : < 0,5 %
c. Kadar Biuret : < 1,0 ppm
d. Kadar besi : 1,0 ppm (maksimal)
e. Ammonia bebas : 150 ppm (maksimal)
14
failure terjadi dan generator ini siap untuk dibebani. Kemudian kebutuhan Nitrogen
(N2) dan Oksigen (O2) dihasilkan dari Air Separation Plant (ASP), sedangkan
kebutuhan udara Instrument dan udara pabrik berasal dari Instrument dan Plant Air
Unit.
kembali menjadi Ammonia dan CO2 yang akan dikembalikan ke dalam reaktor. Untuk
memisahkan urea dari larutan dilakukan proses pemekatan dengan cara penguapan.
Larutan yang sudah pekat dikirim ke Prilling Tower (pada pabrik Urea-1). Urea padat
berbentuk Prill yang terbentuk sebagian dikirim ke gudang pupuk curah sebelum
dikapalkan dan sisanya dikemas dalam kantong.
4. Bengkellistrik
5. Perbengkelan pertukangan kayu, isolasi dan batu tahan api.
a. Buangan berupa air dikumpulkan dalam kolam pengolahan, dikolam ini terjadi
proses pengendapan yang terlarut, penetralan pH dan penambahan kandungan
oksigen.
b. Buangan berupa gas dari pabrik yang keluar melalui Vent pembuangan sudah
tidak mengandung gas yang berbahaya, sebagian gas buangan tersebut berupa uap
air.
c. Debu-debu urea yang terjadi pada saat pembutiran urea diserap dan diamankan
dengan bagian Filter.
d. Kebisingan yang timbul dari mesin dan cerobong dikurangi dengan memasang
peredam pada rumah-rumah Compressor sehingga memenuhi persyaratan nilai
ambang kebisingan.
20
BAB III
URAIAN PROSES PRODUKSI
PT Pupuk Iskandar Muda yang beroperasi saat ini mempunyai dua pabrik,
masing-masing mempunyai tiga unit, yaitu :
1. Unit Utilitas
2. Unit Ammonia
3. Unit Urea
IA & PA
N2
GAS BUMI
UNIT
AMMONIA
LISTRIK
P W & FW
GAS BUMI
UNIT
UTILITY CO2 NH3
AIR BAKU
P W & FW
LISTRIK
IA & PA
UREA ( NH2CONH2 )
Gambar 3.1 Keterkaitan unit utilitas dengan pabrik Ammonia dan Urea
sebagian besar terletak di Kabupaten Aceh Tengah. Air ini dipompa dengan laju air
normalnya sekitar 700 – 800 ton/jam pada tekanan minimum 2 kg/cm2.G. Pada unit
ini terdapat tiga unit pompa, dimana setiap pompa memiliki kapasitas 1.250 ton/jam.
Area Water Intake meliputi sumber pengambilan air baku dari Sungai
Peusangan yang dipompakan kedalam bak (Reservoir) sebelum air tersebut
dipompakan ke area pengolahan air PT Pupuk Iskandar Muda. Peralatan yang ada di
Water Intake mencakup empat unit Genset dan beberapa unit pompa termasuk unit
penunjang lainnya/ perumahan karyawan dengan kapasitas peralatan sebagai berikut:
a. Kapasitas Diesel Engine Generator per unit, 750 Kw, 2,4 KV
b. I D pipa,30 inchi,flow air baku sebesar 1.700 – 2500 m3/jam
c. Pompa Intake kapasitas max 1700 ton/jam,head 6-8 meter,38 A,3 unit
d. Pompa Transfer kapasitas max 1600 ton/jam , 188 A,3unit dan operasi 1 unit
e. Fuel oil tank FB-4003=331 m3,FB-4002 AB = 36 m3,FB-412 AD = 2000 liter.
Area Water Intake dilengkapi dengan :
a. Water Intake Channel, merupakan suatu kolam yang disekat sehingga
berbentuk saluran (Channel) serta dilengkapi dengan bar screen yang
berfungsi untuk menyaring benda-benda kasar terapung yang mungkin ada di
tempat penyadapan terutama dibagian bangunan sadap sungai, agar tidak
mengganggu proses pengolahan air berikutnya.
b. Intake Pond, merupakan suatu kolam dengan ukuran 27,9 x 7,6 m2 yang
berfungsi untuk menampung air yang di sadap dari sumber dan digunakan
sebagai bahan baku. Air dialirkan ke Settling Basin (bak pengendapan) dengan
menggunakan pompa.
c. Settling Basin, berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel kasar cara
gravitasi dan mengatur aliran yang akan ditranmisikan,basin dibagi menjadi
lima saluran dan secara bergantian sebuah saluran dibersihkan dan diambil
lumpurnya.
23
Air yang berasal dari Unit Water Intakeini kemudian dialirkan ke instalasi
pengolahan air di PT Pupuk Iskandar Muda dengan laju alir 1.250 ton/jam. Blok
diagram pengolahan air pada PT Pupuk Iskandar Muda yaitu :
POTABLE WATER
LOCATED IN
TANK
SUNGAI PEUSANGAN
RECYCLE WATER
TANK
PACKAGE POLISHED
BOILER WATER
TANK
DEAERATOR
WASTE HEAT
BOILER
3.1.2.1 Clarifier(53-FD-1001)
Clarifier (53-FD-1001) berfungsi sebagai tempat pengolahan air tahap
pertama yaitu proses penjernihan air untuk menghilangkan zat padat dalam bentuk
suspensi yang dapat menyebabkan kekeruhan (Turbidity sekitar 20 ppm) terhadap air
dengan jalan koagulasi, flokulasi dan pengendapan. Clarifier mempunyai kapasitas
1330 ton/jam sedangkan kebutuhan air baku masuk Clarifier adalah 600 – 800
ton/jam (normal). Pada bagian masuk Clarifier diinjeksikan bahan-bahan kimia yaitu
Alum Sulfat, Chlorine, Caustic Soda, sedangkan Coagulant Aid ditambahkan ke
dalam Clarifier karena jika dimasukkan secara bersamaan dapat menggumpalkan
bahan kimia yang diinjeksikan sebelumnya.
Adapun fungsi dari bahan-bahan kimia tersebut adalah :
a. Alum Sulfat (Al2(SO4)3)
Berfungsi untuk membentuk gumpalan dari partikel yang tersuspensi dalam
air. Bila alumunium dikontakkan dengan air maka akan terjadi hidrolisa yang
menghasilkan alumunium hidroksida (Al2(OH)3) dan asam sulfat.
Reaksi yang terjadi adalah :
Al2(SO4)3 . 18 H2O + 6 H2O 2 Al(OH)3 + 3H2SO4 + 18 H2O
Gumpalan Al(OH)3 yang berupa koloid akan mengendap bersama kotoran lain
yang terikut kedalam air dan H2SO4 akan mengakibatkan air bersifat asam.
Penambahan alum tergantung pada kekeruhan (Turbidity) dan laju alir air umpan.
b. Caustik Soda (NaOH)
Berfungsi untuk menetralkan asam akibat reaksi pada proses sebelumnya,
Konsentrasi Caustik Soda yang ditambahkan bergantung pada keasaman larutan. pH
diharapkan antara 6 – 8.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
H2SO4 + NaOH Na2SO4 + 2 H2O
25
c. Klorin (Cl2)
Penambahan klorin untuk mematikan mikroorganisme dalam air, juga untuk
mencegah tumbuhnya lumut pada dinding Clarifier yang mengganggu proses
selanjutnya.
d. Coagulant Aid (Polymer)
Coagulant aid berfungsi untuk mempercepat proses pengendapan, bahan ini
akan mengikat partikel-partikel yang menggumpal sebelumnya menjadi gumpalan
yang lebih besar (Flok) sehinggalebih cepat mengendap pada Clarifier. Clarifier
dilengkapi dengan pengaduk dan Rake (sikat) keduanya bekerja secara kontinyu.
Pengaduk berfungsi untuk mempercepat terjadinya gumpalan lumpur dan bekerja
dengan kecepatan 1,05 – 4,2 rpm. Sedangkan Rake berfungsi mencegah agar
gumpalan lumpur tidak menumpuk di dasar Clarifier danbekerja dengan kecepatan
0,033 rpm.
Kotoran-kotoran yang mengendap bersama lumpur dikeluarkan dari bawah
Clarifier sebagai buangan, sedangkan Over Flow akan diolah lebih lanjut. Blok
diagram pengolahan air pada Clarifier dapat diilustrasikan pada Gambar 3.3
.
COAGULANT AID
NaOH
AIR SUNGAI
FILTER WATER
TANK
CHLORINE
ALUM SULFAT
SAND FILTER
POTABLE WATER
TANK
SLURRY TANK
RESEVOIR TANK
o
Temperatur umpan 29,0 C
27
PH 6,5 – 7,0 -
organik yang ada dalam filter water, serta residu klorin dari air sebelum masuk ke
sistem Deionisasi (Demineralizer).
3.1.2.5 Demineralizer
Unit ini berfungsi untuk membebaskan air dari unsur-unsur mineral (silika,
sulfat, Chloride (klorida) dan karbonat) dengan menggunakan resin.
b. Degasifier (53-DA-1002)
Degasifier berfungsi untuk menghilangkan gas CO2 yang terbentuk dari asam
karbonat pada proses sebelumnya, dengan reaksi sebagai berikut :
Proses Degasifier ini berlangsung pada tekanan vakum 740 mmHg dengan
menggunakan Steam Ejektor, tangki ini terdapat Nettingring sebagai media untuk
memperluas bidang kontak antara air yang masuk dengan Steam bertekanan rendah
yang diinjeksikan. Sedangkan keluaran Steam Ejektor dikondensasikan dengan
injeksi air dari bagian atas dan selanjutnya ditampung dalam seal pot sebagai umpan
Recovery Tank.
Reaksi ini menghasilkan H2O, oleh karena itu air demin selalu bersifat netral.
Air keluar tangki ini memiliki pH = 7,5 – 8,5 konduktifitas kurang dari 3μΩ.
Air yang telah bebas mineral tersebut dimasukkan ke Polish Water Tank (53-
FB-1004) dan digunakan untuk air umpan Boiler. Karakteristik Air demin yang
diharapkan sesuai dengan desain seperti tertera pada Tabel 2.2.
Pembangkit steam pada unit utilitas ini terdiri dari Package Boiler (53-BF-
4001) dengan sumber panas dari pembakaran Fuel Gas dan Waste Heat Boiler (WHB)
dengan pemanfaatan panas buangan General Main Electric (pembangkit
listrik).Kandungan O2 untuk air umpan Boiler dihilangkan di Deaerator dengan
menginjeksikan Hydrazine (N2H4) untuk mencegah korosi.
Reaksinya adalah sebagai berikut :
N2H4 + O2 2 H2O + N2
31
STEAM SH
GAS & STEAM
BOILER
BFW
STEAM SL
DEAERATOR
O2 & CO2
INHIBITOR &
SCAVANGER
DISPERSANT
dengan Main Generator-2 dan hanya salah satu Main Generator saja yang
beroperasi.
Daya : 15 MW
Tegangan : 13,8 KV
Karakteristik udara yang diharapkan sesuai dengan desain seperti pada tabel
dibawah ini:
Air limbah tersebut dinetralkan dengan menambah acid atau caustic sampai
mencapai pH 6 – 8. Setelah pH air netral, air limbah tersebut dialirkan ke laut.
Tabel 3.4 Zat pengotor dan karakteristiknya
Rumus
Kimia Efek Cara Pengolahan
Komponen
Koagulasi,
Air menjadi keruh, membentuk pengendapan,
Turbiditas -
deposit pada pipa, alat, ketel. filtrasi,
demineralisasi.
Pelunakan,
Ca,Mg, Membentuk kerak pada sistem
distilasi,
Kesadahan sebagai penukar panas, ketel, pipa,
pengolahan
CaCO3 menghambat daya cuci sabun.
internal.
Pelunakan dengan
kapur dan kapur
H2CO3 Timbul buih dan carry over, soda,
padatan ke dalam uap panas demineralisasi,
CO3OH mengakibatkan karat, penambahan
Alkalinitas
bikarbonat dan karbonat asam, dealkilasi
sebagai menghasilkan CO dalam uap
2 dengan penukar
CaCO3 panas (korosif).
ion, distilasi.
CaCO3
Aerasi, deaerasi,
netralisasi dengan
Karbondiok
CO2 Korosif terhadap perpipaan. alkali, filming,
sida
neutralizing
amines.
Demineralisasi,
Menaikkan kandungan padatan distilasi
Klorida Cl-
dalam air, bersifat korosif
Penghilangan
dengan garam Mg,
Membentuk kerak pada ketel demineralisasi,
Silika SiO2
dan sudut-sudut turbin. distilasi
Aerasi, koagulasi
Fe2+ Membentuk deposit pada pipa dan filtrasi,
Besi
Fe3+ dan boiler. pelunakan kapur,
penukar ion.
38
UDARA ( O2 ; N2 ; AR )
GAS BUMI ( NG )
Alkana, CO2 + Impurities AMMONIA
PABRIK
AMMONIA
UAP AIR CARBON DIOXIDE
( H2O )
2. Tahap Reformasi.
Primary Reforming
Secondary Reforming
39
3.2.1.1 Desulfurizer
Gas alam sebagai bahan baku proses dialirkan ke dalam Desulfurizer (61-201-
DA/DB/DC) yang berisikan Sponge Iron, yang berfungsi menyerap sulfur yang ada
dalam gas alam. Masing-masing Desulfurizer mempunyai volume 68,8 M3. Umur
operasinya diperkirakan 90 hari untuk kandungan H2S di dalam gas alam maksimum
40
80 ppm dan keluar dari Desulfurizer diharapkan kandungan H2S dalam gas menjadi 5
ppm. Reaksi yang terjadi adalah :
Fe2O3 + 3H2S Fe2S3 + 3H2O
hidrokarbon menjadi CO, CO2 dan H2.Ada dua jenis katalis yang digunakan untuk
kelangsungan reaksi Reforming pada Primary Reformer, yaitu katalis nikel (ICI – 57
– 4) pada bagian atas dan nikel (ICI – 24 – 5) pada bagian bawah. Untuk melindungi
katalis nikel dari deposit karbon, diisi dengan Potash. Reaksi yang terjadi di Primary
reformer adalah sebagai berikut :
Reaksi pembakaran : CH4 + O2 → CO2 + H2O + Q
Reaksi konversi : HHC + H2O → CH4 + CO2
Reaksi reformasi : CH4 + H2O → CO + 3H2 (endothermic)
CO + 2H2O → CO2 + 2H2 (exothermic)
87,3 I.D
560
854
1194
Pig. Tail
10010
9556
2H2 + O2 2H2O
CH4 + H2O CO + 3H2 + Q
CO + H2O CO + H2 + Q
CO + H2O CO2 + H2 + Q
3.2.3.2 Methanator
Fungsi dari Methanator (61-106-D) adalah untuk merubah gas CO dan CO2
yang masih lolos dari MCR menjadi CH4 yang bersifat Inert (tidak bereaksi).
Methanator merupakan suatu bejana yang diisi dengan katalis nikel terkalsinasi.
Reaksi yang terjadi adalah :
CO + 3H2 CH4 + H2O +Q
CO2 + 4H2 CH4 + 2H2O + Q
Methanator beroperasi pada tekanan 26,7 kg/cm2G dan suhu 330oC. Karena
panas yang dihasilkan dari reaksi ini, maka temperatur gas sintesa naikmenjadi
366oC. Gas sintesa yang keluar dari Methanator mempunyai batasan kandungan CO
dn CO2 maksimum 10 ppm
Distributor
Mullite Ball
Gas Outlet
(Steam Turbine). Tingkatan pertama disebut Low Pressure Case (LPC) dan tingkatan
kedua disebut High Pressure Case (HPC).Gas sintesa masuk ke LPC dengan
temperatur 38oC dan tekanan 24,1 kg/cm2G, kemudian dikompresikan menjadi 63,4
kg/cm2G dan temperatur 67,4oC. Sedangkan pada bagian HPC, gas sintesa
bercampur dengan gas Recycle dari Ammonia Converter. Gas sintesa umpan
memasuki Ammonia Converter dengan temperatur 141oC dan tekanan 147 kg/cm2G
melalui bagian samping reaktor.
Reaktor ini dibagi menjadi dua bagian berdasarkan fungsinya, yaitu ruang
katalis atau ruang konversi dan ruang penukar panas (Heat Exchanger). Reaksi yang
terjadi pada Ammonia Converter adalah sebagai berikut :
N2 + 3H2 2NH3 + Q
Ammonia converter dioperasikan pada suhu 480oC dan tekanan 150 kg/cm2G.
Gambar 3.13 Diagram Alir DCS Pure Gas dan Condensate Recovery Unit
3.3 Urea-1
Unit ureaini akan memproses ammonia dan karbondioksida yang dihasilkan
oleh pabrik ammonia menjadi urea. Pabrik ini didesain untuk memproduksi 1725 ton/
hari urea. Proses yang dipakai adalah proses Mitsui Toatsu Total Recycle C Improved.
Proses ini dipilih karena mempunyai beberapa kemudahan dan keuntungan antara
lain:
- Murah ongkos pembuatannya
- Mudah untuk mengoperasikannya
- Memberi hasil produk yang tinggi
Garis besar pabrik urea terdiri dari 4 unit yaitu sebagai berikut:
- Unit Sintesa
- Unit Purifikasi
- Unit Recovery
- Unit Kristalisasi dan Pembutiran
CO2
SYNTHESIS PURIFICATION CRYSTALLIZATION PRILLING
NH3 SECTION SECTION SECTION SECTION
Mix Gas
Ammonium
Carbamate Mother Liquor BULK
RECOVERY
SECTION STORAGE
BAGGING
MACHINE
Ship loader
Selama proses sintesa, selain reaksi di atas juga terjadi reaksi samping, yaitu
terbentuknya biuret dari urea.Variabel utama yang mempengaruhi reaksi adalah
temperatur, tekanan, komposisi Feed dan waktu reaksi.
Konversi Ammonium Carbamate menjadi urea berlangsung pada fase cair,
sehingga dibutuhkan temperatur dan tekanan tinggi. Temperatur dan tekanan tinggi
menambah konversi pembentukan urea, kalau temperatur rendah menyebabkan
konversi ammonia karbamat menjadi urea berkurang. Kondisi reaksi yang optimum
53
pada temperatur 200oC dan tekanan 250 kg/cm2G. Karena sifat-sifat korosif dari zat-
zat pereaksi dan produk di dalam reaktor maka pada permukaan yang mengalami
kontak dengan campuran reaksi. Reaktor dilapisi dengan Titanium, penambahan
sedikit oksigen bertujuan untuk melindungi reaktor sehingga diperoleh daya tahan
yang lebih lama. Karena reaksi total pembuatan urea bersifat eksotermis, maka
temperatur reaktor harus dikontrol benar. Pengontrolan temperatur dapat diatur
dengan beberapa cara:
- Mengatur kelebihan ammonia yang akan masuk reaktor.
- Mengatur jumlah larutan Recycle yang akan masuk reaktor.
- Memanaskan ammonia yang akan masuk reaktor
3.3.2 Unit Purifikasi
Produk dari hasil reaksi sintesa terdiri dari urea, biuret, air,
AmmoniaCarbamate dan Ammonia berlebih. Proses selanjutnya diperlukan untuk
memisahkan ureadan produk reaksi yang lain. Pemidahan dilakukan dengan
menurunkan tekanan sehingga Ammonium Carbamate terurai menjadi gas-gas
ammonia dan CO2.
a. Reaksi Dekomposisi Amonium Carmbamat
NH2 COONH4 2NH3 + CO2
Reaksi berlangsung pada temperatur 151oC – 165oC. Pengurangan tekanan
akan menaikkan temperatur sehingga akan memperbesar konversi. Selama
dekomposisi reaksi, hidrolisa urea merupakan faktor penting yang harus
diperhatikan, karena hidrolisa menyebabkan berkurangnya urea yang dikehendaki
sebagai produk.
penyerapan dilakukan dalam beberapa tahap. Gas yang keluar dari High Pressure
Decomposer (52-DA-201) diserap berturut-turut di dalam High Pressure Absorber
Cooler (52-EA-401) dan High Pressure Absorber (52-DA-401).
Gas yang keluar dari High Pressure Absorber sebagian besar terdiri atas
ammonia dan dicairkan kembali di dalam Ammonia Condenser dan diperoleh
ammonia cair. Sedangkan sisa gas yang belum cair diserap di dalam Ammonia
Recovery Absorber dengan air. Gas yang keluar dari low pressure dekomposer
diserap berturut-turut di dalam Low Pressure Absorber dan Off Gas Absorber,
sehingga gas yang keluar dari Low Pressure Absorber hanya mengandung sedikit gas
pereaksi. Gas tersebut dicampur dengan udara dan dikirim ke Gas Separator untuk
membantu menghalau gas dari larutan urea.Gas dari Gas Separator dipisahkan
menjadi ammonia, karbamat cair dan gas sisa di dalam Off gas Condenser. Gas
tersebut diserap di dalam Off Gas Absorber bersama-sama dengan gas yang berasal
dari Low Pressure Absorber dengan menggunakan cairan dari Off Gas Absorber.
Cairan ini sebagian di kirim ke Low Pressure Absorber sebagai cairan induk
penyerap gas berturut-turut di dalam Low Pressure Absorber dan High
PressureAbsorber dan menghasilkan larutan karbamat yang dipakai sebagai Recycle
Solution.
3.3.4 Unit Kristalisasi dan Pembutiran
Larutan urea dari Gas Separator (52-DA-203) dengan konsentrasi 70 – 75%
dikirim ke Crystallizer (52-FA-201) dengan pompa urea (52-GA-205), di sini urea
divakumkan untuk mengurangi kandungan air yang ada dalam larutan urea. Kristal-
kristal yang terbentuk dalam vakum Crystalizer dikirim ke Centrifuge (52-GF-201)
untuk dipisahkan dari Mother Liquor, kemudian dikeringkan melaluiDryer (52-FE-
301) sampai kadar airnya 0,3% dengan menggunakan udara panas.
Kristal-kristal urea kering dikirim ke atas prilling tower (52-IA-301) dengan
Pneumatic Conveyor melalui Fluidizing Dryer (52-FF-301) di situ kristal dilelehkan
di dalam Melter (52-EA-301), dan lelehan tersebut turun ke Head Tank (52-FA-301),
melalui Distributor (52-PF-301) dan Spraying Nozzle Granulator di dalam Prilling
56
Tower dan di bawahnya dihembus dengan udara sebagai media pendingin sehingga
dihasilkan butiran urea.
Urea keluar dari bagian bawah Prilling Tower (Fluidizing Cooler) diayak
melalui tromel (52-FD-303) untuk dipisahkan over sizenya dan yang memenuhi
spesifikasi selanjutnya dikirim ke gudang (Bulk Storage) dengan menggunakan Belt
Conveyer. Butiran urea yang Over Size dilarutkan di dalam Disolving Tank,
selanjutnya dikirim ke Crystalizer dan sebagian lagi dikirim ke Recovery. Debu urea
dan udara bersih yang tidak terserap dibuang ke atmosfir melalui Urethane Foam
Filter. Butiran urea yang dihasilkan berkadar air yang relatif rendah yaitu 0,3% berat
maximum.
Urea yang dihasilkan oleh PTPIM harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut:
- Kadar nitrogen 46 % berat minimum
- Kadar air 0,3 % berat maksimum
- Kadar biuret 0,5 % Berat maksimum
- Kadar besi 0,1 ppm maksimum
- Ammonia bebas 150 ppm maksimum
- Abu 15 ppm maksimum
- Fe (Iron) 1,0 ppm maksimum
BAB IV
TUGAS KHUSUS
EVALUASIJUMLAHKEBUTUHAN CMS PADA UNIT ASP UTILITY -2
PASCA PENGGANTIAN CMS
yang menyatakan bahwa gas dibawah tekanan cenderung tertarik pada permukaan
padatan atau teradsorpsi. Semakin tinggi tekanan, semakin banyak gas yang terserap.
Apabila tekanan diturunkan, gas akan dilepas.
Proses PSA dapat digunakan untuk memisahkan gas dalam campuran gas,
karena tiap gas memiliki kecenderungan penyerapan yang berbeda, kuat atau lemah
terhadap permukaan padatan. Misalnya,jika campuran gas seperti udara dialirkan
dibawah tekanan melalui suatu bejana yang berisi suatu bed adsorben, yang menarik
lebih banyak nitrogen daripada oksigen. Sebagian besar atau seluruh nitrogen akan
tetap berada didalam bed, sedangkan gas yang keluar dari bejana akan diperkaya oleh
oksigen. Ketika bed mencapai akhir kapasitasnya untuk menyerap nitrogen, bed dapat
diregenerasikan dengan cara menurunkan tekanan sehingga melepaskan nitrogen
yang teradsorpsi. Dengan begitu bed dapat digunakan kembali untuk memproduksi
udara yang kaya akan oksigen. Gas yang diinginkan dari unit PSA ini hanya
Hidrogen. Gas-gas buangan yang dihasilkan unit PSA akan dipakai untuk bahan
bakar dari Steam Reformer, setelah dahulu disimpan dalam sebuah tangki yang
disebut Surge Drum.
Gas-gas pengotor yang terjadi adalah CH4, CO, CO2, H2O, H2, O2, dan N2.
Adanya gas pengotor di dalam pendingin memicu terjadinya oksidasi ataupun
karburisasi-dekarburisasi oleh karenanya konsentrasinya dalam pendingin harus
dijaga serendah mungkin. Salah satu tahapan proses dalam SPH adalah penyerapan
pengotor oleh Molecular Sieve terutama untuk gas CO2 dan H2O. Makalah ini
membahas pengaruh tekanan terhadap kemampuan daya serap Molecular Sieve yang
dikenal dengan pressure swing adsorption (PSA). Analisis bertujuan untuk
mengetahui tekanan paling efektif yang akan dioperasikan pada kolom Molecular
Sieve. Molecular Sieve dimodelkan dengan software ChemCAD dalam bentuk 2 unit
operasi adsorpsi, satu unit untuk proses penyerapan (sorpsi), dan yang lainnya
standby untuk proses regenerasi (desorpsi). Pressure Swing Adsorption (PSA).
60
.
Gambar 4.1 PSA Oxsigen generator
Salah satu material yang dapat digunakan sebagai Molecular Sieve adalah
Zeolit. Zeolit adalah senyawa zat kimia alumino-silikat berhidrat dengan kation
natrium, kalium dan barium. Secara umum, Molecular Sieve memiliki sruktur yang
unik, di mana atom Silikon dikelilingi oleh 4 atom oksigen sehingga membentuk
semacam jaringan dengan pola yang teratur. Di beberapa tempat di jaringan ini, atom
Silikon digantikan degan atom Aluminium, yang hanya terkoordinasi dengan 3 atom
Oksigen. Atom Aluminium ini hanya memiliki muatan 3+, sedangkan Silikon sendiri
memiliki muatan 4+. Keberadaan atom Aluminium ini secara keseluruhan akan
menyebabkan
Molecular Sieve memiliki muatan negatif. Muatan negatif inilah yang
menyebabkan Molecular Sieve mampu gikat kation, dalam hal ini pengotor gas
helium.
Tahapan ketiga dari proses pemurnian helium adalah penangkapan gas pengotor
dengan menggunakan Molecularmen Sieve.
62
CMS adalah material padatan berpori yang tersusun atas atom karbon
sedemikian rupa sehingga strukturnya membentuk jaringan pori-pori yang ukuran
diameter rata-ratanya berkisar antara 0,3 s/d 1 nm. Dengan ukuran pori sekecil itu,
maka material ini dapat dimanfaatkan untuk mesnyeleksi suatu campuran gas yang
diameter molekulnya ada pada kisaran ukuran diameter rata-rata pori material karbon
tersebut. CMS mempunyai potensi aplikasi yang luas. Di samping dapat
dipergunakan untuk adsorbent atau ayakan molekuler, CMS juga dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pengemban katalis. Pembuatan CMS dari bahan alam seperti batubara,
tempurung kelapa, atau tempurung kacang macademia mempunyai kekurangan
antara lain kualitas produk yang dihasilkan kurang konsisten karena kualitas bahan
baku alami seperti batu bara, tempurung kelapa, dan lain-lain sangat dipengaruhi oleh
umur, jenis, dan kondisi alam. Di samping itu, distribusi ukuran pori dan surface area
CMS yang terbuat dari bahan alami tersebut tidak mudah untuk dikontrol.
Dalam penelitian ini CMS dibuat dari bahan polimer sintetis phenol formaldehyde
sebagai prekursor dengan melalui proses pirolisis dan gasifikasi parsial. Resin phenol
formaldehid tersebut dibuat dengan mereaksikan antara phenol dengan formaldehyde
sehingga membentuk bahan polimer melalui reaksi dua tahap, yaitu reaksi adisi dan
reaksi kondensasi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan teknik
pembuatan CMS untuk pemisahan campuran gas N2/O2 dari pirolisis suatu bahan
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
Adsorption (PSA) merupakan salah satu teknologi yang digunakan untuk
memisahkan beberapa jenis gas dari Pressure Swing campuran gas sesuai dengan
jenis karakteristik molekuler dan afinitas dari bahan adsorben. Proses swing yaitu
proses perubahan dari tekanan tinggi ke tekanan rendah untuk mendesorpsi bahan
adsorben.
Proses PSA dapat digunakan untuk memisahkan gas dalam campuran gas,
karena setiap gas memiliki kecenderungan penyerapan yang berbeda, kuat atau
lemah terhadap permukaan padatan
CMS adalah material padatan berpori yang tersusun atas atom karbon,
Dengan ukuran pori sekecil itu, maka material ini dapat dimanfaatkan untuk
mesnyeleksi suatu campuran gas yang diameter molekulnya ada pada kisaran ukuran
diameter rata-rata pori material karbon. Molecular sieve suatu methoda pengeringan
gas dengan menggunakan media solid sebagai pengering. Prinsipnya adalah
penyerapan air oleh media solid tersebut. Dalam satu dehydration unit bisa terdiri dari
dua macam atau lebih media penyerap.
Dari hasil perhitungan Evaluasi jumlah kebutuhan CMS pada unit ASP utility
-2 pasca penggantian CMS yang di butuhkan adalah 6116,351 kg/hr, dan oksigen
yang di serap pada reaktor PSA adalah 4025,952 kg /hr untuk memproduksi 300
Nm3/jam.
68
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. CMS padat memisahkan oksigen dan nitrogen , dengan menggunakan
proses perangkat PSA ( Pressure Swing Adsorption ) yang di serap adalah
nitrogen dan yang di lepaskan adalah oksigen.
2. CMS yang di butuhkan pasca penggantian CMS 6116,351 kg . dan
Oksigen (O2) yang di melewati CMS 4025,952 kg/jam untuk
memproduksi 300 Nm3/jam.
3. Pressure Swing Adsorption (PSA) merupakan salah satu teknologi yang
digunakan untuk memisahkan beberapa jenis gas dari campuran gas di
utilyti -2 PSA.
6.2 Saran
1. Perawatan dan pemeliharaan vesel ASP diperhatikan agar tidak mudah
terjadinya kerusakan.
2.
69
DAFTAR PUSTAKA
Https://Docplayer.Info/44321095-Pembuatan-Ayakan-Molekuler-Berbasis Karbon-
Untuk-Pemisahan-N-2-O-2-Dari-Pirolisis-Resin-Phenol-
Formaldehyde.Html. Diakses Pada Tanggal 18 Juli 2019.
Http:///=Sifat+Sifat+Dari+Penyaringan+Carbon+Molekular+&Oq=Sifat+Sifat+Dari+
Penyaringan+Carbon+Molekular+&Aqs=Heirloom-Srp.DiaksesPada
Tanggal 18 Juli 2019.
Http://Www.US:Official&Q=Struktur+Karbon+Aktif&Sa=X&Ved=2ahukewie_Epq
pnrjahwkl48khxh6bzwq1qj6bagaeai. Diakses Pada Tanggal 20 Juli 2019.
Https://Www.Researchgate.Net/Publication/303303373_Teknologi_Membran_Untuk
_Pemisahan_Karbon_Dioksida_Dari_Gas_Buang. Diakses Tanggal 21 Juli
2019.
Ahmadpour, A. and Do, D.D., (1997), Preparation of Activated Carbon from
Macadamia Nut Shell by Chamical Activation, Carbon, 35, 1723-1732
Juntgen, H., Knoblauch, K., and Harder, K., (1981), Carbon Molecular Sieves:
Production from Coal and Application in Gas Separation, Fuel, vol.60, pp.
817-822, IPC Business Press.
Prasetyo, I., dkk., (2004), Pembuatan Ayakan Berbasis Karbon dari Tempurung
Kelapa, Laporan Penelitian RUT IX, KNRT, Jakarta
70
LAMPIRAN A
DATA PERHITUNGAN
Diketahui :
komposisi umpan
O2 = 21 %
N2 = 79 %
1. Blok Diagram
O2 yang di lepaskan
N 2 product
ASP
Udara lingkungan
F + L = 845,45 kg + B (1 )
Neraca massa nitrogen ( N2 )
845,45 𝑘𝑔
0,21 F = 845,45 kg ↔ F = = 4025,952 kg
0,21
Neraca massa oksigen ( O2 )
0,79 % F = XN2. B
XN2.B = O,79 . 4025,952 kg
XN2.B = 3180,502 kg
Neraca massa CMS
L = XCMS. B (2)