PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Penulisan
Penulisan laporan praktek kerja lapangan ini adalah untuk memenuhi salah
satu syarat kelulusan mata kuliah Praktek Kerja Lapangan di Program Studi
Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Lhokseumawe :
1.5 Metodologi
Metodologi yang dilakukan dalam menyelesaikan tugas ini :
2
1.6 Sistematika
BAB 5 Pembahasan
BAB 6 Penutup/Kesimpulan
1.7 Relevansi
Dari tugas ini diharapkan menjadi masukan bagi instansi perusahaan dalam
penyerapan ilmu yang dapat diterapkan pada dunia pendidikan dan dalam perusahan
perusahaan yang memakai teknologi serupa.
3
BAB II
Pupuk urea merupakan salah satu produk yang sangat penting perannya dalam
menunjang produksi pertanian. Kebijakan pemerintah RI membangun pabrik urea,
dirasakan sangat tepat yang dibuktikan dengan Indonesia pernah berhasil serta
mempertahankan swasembada pangan, bahkan untuk beberapa tahun belakangan ini
produksi urea dalam negeri juga telah dapat diekspor keberbagai Negara.
Pembangunan proyek pabrik PT. Pupuk Iskandar Muda awalnya dirintis oleh PT.
PUSRI Palembang sejak 1981 antara pemerintah RI yang dilaksanakan oleh
Departement Perindustrian Dirjen Industri Kimia Dasar dengan kontraktor utama PT.
Rekayasa Industri Indonesia dan Toyo Engineering Corporation dari Jepang.
4
Pembangunan pabrik dimulai 13 maret 1982, dan secara resmi didirikan pada
tanggal 24 Februari 1982 dihadapan notaris Soelaiman Ardjasasmita, SH dengan
nama PT. Pupuk Iskandar Muda yang merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dibawah Departement Perindustrian. Pembangunan pabrik ini dapat
diselesaikan 3 bulan lebih awal (33 bulan) dari rencana semula yaitu 36 bulan. Pada
akhir tahun 1984 pabrik telah dapat berproduksi dengan pengapalan perdana
dilakukan pada tanggal 7 Februari 1985. Pada tanggal 20 Maret 1985 pabrik
diresmikan oleh presiden RI dan operasi secara komersil dimulai pada tanggal 1 April
1985.
5
Makna dari bentuk :
Bunga Seulanga.
Kelopak Bunga.
Yang berjumlah lima lembar mengingatkan kita kepada lima dasar falsafah
Negara Republik Indonesia, Pancasila.
Pinggiran Bunga
Kepala Gajah
Gajah Putih
Sepasang Gading
6
Dua Puluh Empat Guratan
Pada belalai dan dua garis PT PIM dipangkal belalai gajah menggambarkan
hari berdirinya PT PIM pada tanggal 24 Pebruari 1982.
Dua buah titik yang terletak di antara kedua tulisan “Pupuk Iskandar Muda”
dan “Aceh Indonesia” diatas melambangkan Moto karyawan PT. Pupuk
Iskandar Muda yakni“ Bertaqwa dan berprestasi”.
2.3 Visi dan Misi, Tata Nilai, dan Tri Tekad Pekerja PT. Pupuk Iskandar
Muda
2.3.1 Visi
2.3.2 Misi
efisien.
7
2.3.3 Tata Nilai
PT. Pupuk Iskandar Muda memiliki Tata Nilai yang ditanamkan dan harus
dimiliki setiap individu yang berbeda didalamnya yang singkat dengan sebutan
“SPIKE”. Adapun lima tata nilai tersebut yaitu :
SEMANGAT
PEDULI PELANGGAN
INTEGRITAS
KERJASAMA
EFISIEN
8
2.3.4 MAKNA
Organisasi dapat diartikan sebagai suatu system dari aktivitas yang dilakukan
dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama, didalam organisasi
pembagian adalah suatu keharusan, pembagian tugas akhirnya menghasilkan
departemen-departemen dan job description dari masing masing departemen sampai
unit-unit terkecil dalam organisasi. Struktur organisasi dalam suatu perusahaan sangat
diperlukan untuk merumuskan suatu organisasi harus dapat menunjang keberhasilan
perusahaan, perusahaan yang berhasil dalam mencapai tujuan tidak hanya bergantung
pada modal dan proses industrinya tetapi tergantung pada system manajemen yang
baik, yang mana untuk ini diperlukan struktur organisasi yang fleksible dan
berkembang sesuai dengan kondisi yang dihadapi perusahaan. Semua unsure
organisasi perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik intern maupun ekstern untuk mencapai
kesatuan gerak secara sinergi yang disesuaikan dengan tugas pokok masing masing.
9
Dewan Direksi (Board of Director) berfungsi mengelola perusahaan secara
koorporat sesuai dengan yang telah ditetapkan pemegang saham melalui kebijakan
dan pemberdayaan seluruh asset dan kompetensi yang dimiliki. Secara structural unti
kerja dibawah direksi adalah setingkat kompartemen yang dipimpin oleh General
Manager (Grade 1) dan unit kerja di kompartement disebut Departemen dipimpin
oleh Manager (Grade 2).
1. Unsur Pimpinan adalah yang terdiri dari : Direkur Utama, Direktur Produksi,
Direktur Teknik dan Pengembangan, Direktur Komersil, Direktur Sumber
Daya Manusia & Umum.
2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah terdiri dari : Sekertaris Perusahaan,
Satuan Pengawasan Intern (SPI), Kompartemen Manajemen dan Mitigasi
Resiko, Kompartemen Tata Kelola Korporasi, Kompartemen Produksi,
Kompartemen Pemeliharaan, Departement Pengendalian Proses dan Energi,
Kompartemen Teknik dan Perencanaan Korporasi, Kompartemen Pengadaan,
Kompartemen Pemasaran, Kompartemen Keuangan dan Pebendaharaan,
Kompartemen Sumber Daya Manusia dan Kompartemen Umum.
3. Unsur Pelaksanaan adalah yang langsung melaksanakan proses produksi,
pemeliharaan pabrik serta yang melaksanakan pemasaran produk, yaitu:
Kompartemen Produksi, Kompartemen Pemeliharaan dan Kompartemen
Pemasaran.
4. Unsur Penunjang terdiri dari Kompartemen lainnya sebagaimana tertera
pada struktur organisasi.
5. Unsur Pengawasan merupakan unit kerja yang melakukan pengawasan dan
inspeksi seluruh kegiatan perusahaan meliputi operasional dan keuangan yang
terdiri dari : Satuan pengawasan Intern (SPI), Departemen Inspeksi dan
Pengendalian Proses dan Energi.
Dekat dengan sumber bahan baku yang berupa sumber gas alam dari
Lhoksukon dan penyulingan di PT. Perta Arun Gas.
10
Penyaluran bahan baku gas alam dari PT. Perta Hulu Energi dapat
dipermudah dengan pemanfaatan jaringan pipa ke PT. AAF yang telah
dibangun terlebih dahulu.
Pengambilan air baku dari sungai Peusangan juga dapat ditunjang dengan
pemanfaatan jaringan pipa PT. AAF.
Unit ini berfungsi sebagai memproses bahan kebutuhan seperti : air minum,
air bersih untuk pendingin, air bebas mineral untuk ketel uap, uap air (steam), udara
instrument/udara pabrik, tenaga listrik, oksigen dan nitrogen, CO2 gas dan dry ice.
Unit utilitas 1 menghasilkan 80 ton/hari atau 26.400 ton/tahun, dan unit utilitas 2
menghasilkan 85 ton/hari atau 28.050 ton/tahun.
11
steam, dan udara. Unit ammonia 1 menghasilkan 1000 ton/hari atau 330.000
ton/tahun. Dan unit ammonia 2 menghasilkan 1250 ton/hari atau 412.500 ton/tahun.
Unit ini merupakan tempat penyimpanan produk utama, yaitu Urea curah dan
Urea kantong.
Pelabuhan PT.PIM mampu disandari kapal kapal curah berbobot mati 7.500-
25.000 DWT dengan rata rata kedalaman 10 meter pada air surut terendah. Pelabuhan
ini selain dilengkapi dengan sarana untuk memuat pupuk curah kedalam kapal, juga
dilengkapi dengan sarana pengisian air minum untuk kapal serta sarana navigasi dan
komunikasi. Disamping itu juga tersedia fasilitas loading ammonia ke kapal.
Selain unit unit diatas, PT.PIM juga dilengkapi denga unit penunjang produksi
diantaranya :
Gudang urea lengkap dengan Portal Scrapper dan ban berjalan dengan
kapasitas 50.000 ton.
Unit pengantongan urea dengan pengantongan plastic
Laboratorium pengendalian proses produksi, berada di unit utilitas, unit
ammonia dan unit urea.
Laboratorium pusat untuk memeriksa mutu hasil produksi dan memantau
masalah air limbah dari pabrik.
Perbengkelan yang menunjang pemeliharaan pabrik, yang terdiri dari:
Bengkel las dan pipa
Bengkel mesin dan peralatan pabrik
Bengkel intrumentasi
Bengkel listrik
Bengkel kayu, isolasi, batu tahan api, dan bengkel automotive
12
2.6.7 Unit Pemasaran
Pemasaran pupuk urea di dalam negeri ditangani oleh PT. PUSRI sedangkan
untuk pemasaran ke luar negeri ditangani langsung oleh PT. PIM. Pemasaran yang di
hasilkan PT> PIM ini terbagi dua kategori yang siap dipasarkan, yaitu :
1. Urea Curah
Urea curah dalam bentuk ini biasanya langsung diambil secara
rutin oleh kapal-kapal PT. PUSRI untuk selanjutnya dikantongkan
pada unit pengantongan pupuk milik PT. PUSRI yang telah ada di
pelabuhan-pelabuhan, seperti di Belawan untuk Sumatra Utara dan
Teluk Bayur untuk Sumatra Barat dan Riau.
2. Urea Kantong
Urea kantong (biasanya berisi 50 kg) setelah dikantongkan
pada unit pengantongan, di kirim ke gudang-gudang milik PT. PUSRI
yang ada di Nanggroe Aceh Darussalam dan selanjutnya sejak juni
tahun 2003 PT. PIM sudah membentuk pemasaran sendiri
pemasarannya untuk Nanggroe Aceh Darussalam dan sekitarnya.
Sebagian urea bisa di ekspor, sedangkan urea kantong jumbo
berukuran 500 kg s.d 1000 kg semuanya di ekspor.
PT. Pupuk Iskandar Muda sebagai produsen pupuk urea senantiasa berupaya
melaksanakan kegiatan industri yang akrab lingkungan untuk memelihara
keseimbangan ekosistem dengan peran aktif seluruh karyawan, manajemen, dan stake
holder.
13
Berusaha dengan sungguh-sungguh dalam melaksanakan sistem manajemen
lingkungan dengan melibatkan seluruh unit kerja dan instansi terkait.
Mempersiapkan unit kerja yang berkompetensi.
14
2.8 Penelitian dan Pengembangan Perusahaan
15
2.8.2 Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi
PT. Pupuk Iskandar Muda dikukuhkan sebagai Pembinaan Usaha Kecil dan
Koperasi di daerah Nanggroe Aceh Darussalam. Pembinaan dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan teknik dan produksi, manajemen, pemasaran, dan
pinjaman modal kerja, terutama dalam sector pengolahan pertanian dan industry
kerajinan rakyat.
2.8.3 Penghargaan
16
Penghargaan”Adi Manggala Krida” diserahkan oleh Presiden RI kepada PT.
Pupuk Iskandar Muda pada tahun 1996.
Sertifikat ISO 9002 diserahkan oleh Memperindag tanggal 27 Mei 1997 dan
sertifikat ISO 14001 pada tahun 1998.
17
BAB III
PROSES PRODUKSI
Unit produksi pada PT. Pupuk Iskandar Muda yang mengolah bahan baku gas
alam dan air menjadi pupuk urea di PT. Pupuk Iskandar Muda dibagi menjadi tiga
unit, yaitu Ammonia, Urea dan Utilitas.
3.1 Ammonia
18
3.1.1 Unit Persiapan Gas Umpan Baku
Gas alam dari PT. Exon Mobil dialirkan ke dalamFuel and Feed
GasKnock Out Drum(61-200-F) untuk memisahkan senyawa hidrokarbon berat.
Dari KO Drumsebagian gas alam digunakan sebagai bahan bakar dan sebagian lagi
sebagai bahan baku proses. Sistem persiapan gas umpan baku terdiri dari beberapa
tahapan proses, yaitu penghilangan sulfur, penghilanganmercury, dan penghilangan
CO2.
Sistem ini bertujuan untuk mengubah gas yang berasal dari sistem
persiapangas umpan baku menjadi gas CO, CO2 dan H2 .
Pada unit ini CO dan CO2 dipisahkan dari gas sintesa, karena CO dan
CO2dapat meracuni katalis ammoniaconverter(61-105-D).
19
3.1.5 Sistem Pendinginan Ammonia
Untuk memberikan pendinginan pada ammonia diperlukan suatu sistem
pendinginan untuk mengkondensasikan ammonia yang ada dalam gas sintesa, gas
buang, serta gas pada interstage kompresor gas sintesa. Sistem pendinginan
dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :
1. Memberi pendinginan untuk mengkondensasikan ammonia yang ada dalam
sintesa loop.
2. Memberi pendinginan untuk mengkondensasikan ammonia yang ada dalam
gas buang.
3. Mendinginkan gas pada interstage kompresor gas sintesa.
3.1.6 Unit Daur Ulang Ammonia (Ammonia Recovery Unit/ARU)
Unit ini berfungsi untuk menyerap NH3 yang terkandung didalam gas buang
sehingga diperoleh efisiensi produk ammonia yang lebih tinggi. Sebagai bahan yang
masuk ke ammonia recovery adalah gas buang bertekanan rendah yang berasal dari
ammonia let down tank (51-107-F) dan flush drum gas chiller (51-126-C) yang
dicampurkan dan dipisahkan kandungan ammonianya pada tekanan 15 kg/cm2 Gdan
suhu -26°C.
3.1.7 Unit Daur Ulang Hidrogen (Hidrogen Recovery Unit/HRU)
Unit daur ulang hidrogen merupakan unit tambahan di pabrik ammonia
sehingga dengan adanya unit ini diharapkan akan dapat menaikkan nilai tambah dari
gas buang di pabrik ammonia yang selama ini hanya dimanfaatkan untuk gas bakar.
Prinsip kerja HRU adalah pemisahan gas proses (H2 ) dari campuran gas buang
didalam membrane Fibre Prism Separator, untuk selanjutnya digunakan kembali
pada proses pembuatan ammonia.
3.1.8 Unit Pembangkit Steam
20
Energi panas yang dihasilkan oleh panas reaksi proses, dimamfaatkan
pada beberapa penukar panas untuk memanaskan air umpanboiler yang akan
dijadikan steam. Penukar panas yang dilalui air umpanboiler adalah :
a. Reformer Waste Heat Boiler (61-101-C).
b. High Pressure Steam Superheater (61-102-C).
c. HTS Effluent Steam Generator (61-103-C1/C2).
d. Ammonia Converter Steam Generator (61-123-C1/C2).
e. BFW PreheatCoil (61-1010BCB).
3.2 Urea
21
Zealand
3. Mitsui Toatsu Chemicals, Inc Osaka, Japan 100 1983
Piesteritz,
4. SKW Piesteritz GmbH 1200 1995
Germany
Kapuni, New
5. Petrochem Ltd. 750 1997
Zealand
Piesteritz,
6. SKW Piesteritz GmbH 500 1998
Germany
Ningxia Chemical Works of
7. Ningxia China 1740 1999
CNPC
PT.Pupuk Iskandar Muda
8. Aceh, Indonesia 1725 2003
(PIM-2)
9. Lutianhua Group Inc. (CNTIC) Sichuan, China 2000 2000
10. Zhanyi Fertilizer Plant Yunnan, China 600 2002
Sumber : Toyo Engineering Corporation
Perbandingan antara Urea Prill dan Urea Granul dapat dilihat pada Tabel
bawah ini:
22
Proses Granulasi yang ada di PIM-2 menggunakan lisensi dari Toyo Engineering
Corporation (TEC), dengan nama TEC Urea Granulation Process. Proses granulasi
secara umum terdiri dari 3 (tiga) bagian:
1. Seksi Granulasi
2. Seksi Recycle dan Pendinginan Produk
3. Seksi Removal dan Recovery Debu
Adapun proses flow diagram TEC Urea Granulation Process adalah sebagai
berikut:
Oversize Undersize
Debu Urea
Udara Udara Crusher Udara
23
Larutan Urea dengan konsentrasi ± 98.5% diumpankan ke granulator untuk
pembesaran Recycle partikel (inti urea) di dalam Granulator. Selanjutnya urea granul
dikeringkan dan didinginkan. Granulator dioperasikan pada temperatur 110-115oC
dan tekanan vakum (negative pressure). Urea granul yang keluar dari Granulator
dipisahkan dalam 4 (empat) ukuran dengan menggunakan Urea Screen yaitu ukuran
kecil (under size), ukuran produk (product size), ukuran besar (over size) dan
gumpalan (lump). Produk granul (product size) didinginkan kurang dari 60oC pada
product cooler untuk kemudian dikirim ke storage.
Sementara itu untuk ukuran yang produk besar dihancurkan di crusher. Hasil
dari crusher dan produk yang kecil (under size) dikirim kembali ke granulator
sebagai urea inti. Sedangkan urea gumpalan (lump) langsung dikirim ke dissolving pit
untuk dilarutkan kembali yang selanjutnya dikirim kembali ke proses. Debu urea
yang terkandung didalam udara buangan dari granulator, screen, cooler dan crusher
diserap di dust scrubber yang menggunakan larutan urea secara berlawanan arah
(counter current) untuk mengurangi polusi oleh debu urea dan ammonia. Debu urea
yang keluar dari dust scrubber adalah kurang dari 30 mg/Nm3.
1. Effisiensi Energi
a. Tidak perlu memampatkan udara, untuk udara spouting di granulator dan
akan mengurangi konsumsi power, udara spouting disupply dengan
menggunakan blower dan kondisi vakum di Granulator
b. Sirkulasi seed pada temperatur tinggi (~90oC) dapat meminimalisasi
kebutuhan udara pendingin dan perpindahan panas dalam proses
24
c. Tinggi Unggun yang optimal dapat meminimalisasi kehilangan tekanan
(pressure drop) di Granulator
d. Design dust scrubber yang unik akan mengurangi konsumsi power Induce
Fan Kebutuhan Steam dan Power pada proses Granulasi adalah sebagai
berikut :
Steam = 0 ~ 0.03 MT/MT urea produk
Power = 23 ~ 25 kWh/MT urea produk
2. Kualitas Produk yang Baik
a. Pendinginan urea granul yang cepat di granulator dengan minimum residence
time akan mengurangi pembentukan biuret
b. Efisiensi pengeringan di granulator mengurangi kandungan air (moisture) dan
menaikkan hardness (kekerasan) produk
c. Kombinasi dari Unggun Spouting dan Fluidisasi menghasilkan urea granul
yang bulat dan seragam
3. Ramah Lingkungan
a. Kecepatan udara unggun spouting yang optimal dapat meminimalisasi
pembentukan debu di Granulator
b. Design Dust Scrubber yang unik menghasilkan debu urea kurang dari 30
mg/Nm3
25
Laju pertumbuhan partikel di Granulator menurut Kunii dan
Levenspielmerupakan fungsi dari laju umpan larutan urea, besar padatan, diameter
partikel dan distribusi ukuran recycle partikel. Hubungan tersebut secara empiris
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
R = f F,w,dp,Po
Dimana:
dp = Diameter partikel
27
Induce Fan
SS 304, 200 mm
Spray Nozzle Demister Atas
SS 304, 100 mm
Demister Bawah
Spray Nozzle
Spray Nozzle
Packed Bed
Proses Kondensat 2.0 m (Type TP Ring)
Pompa Sirkulasi
Larutan Urea
ke Dissolving Pit
(62-FA-601)
Recycle Granule
Inlet
1
5 Granul Outlet
3
Larutan Urea
98.5%
2 2 2
Udara Fluidisasi 2
Udara Spouting 4 4
1 Unggun Spouting
2 Perforated Plate
3 Spray Nozzle
4 Air Header
5 Unggun Fluidisasi
Unggun spouting membuat urea granul yang bulat dan seragam. Udara
spouting dan fluidisasi bukan hanya menghilangkan panas solidifikasi tapi juga
mengurangi kadar air (evaporasi) yang terkandung dari larutan urea dan urea granul.
Urea granul keluar granulator mempunyai kadar air (moisture) sekitar 0.30% berat.
Penguapan air (evaporasi) di Granulator merupakan fungsi dari kandungan air urea
28
granul, ketebalan lapisan urea granul, total luas permukaan granul dan relative
humuditydan dinyatakan dengan persamaan :
M = f Ct,S,H
Dimana:
H = Relative Humidity
Polusi udara yang diakibatkan oleh debu urea dan ammonia dapat dikurangi
dengan adanya Dust Scrubber pada bagian atas dari Granulator. Secara teknis dan
ekonomis Dust Scrubber diterapkan dengan pertimbangan:
29
Ring) akan didapat efisiensi penangkapan debu dan biaya pemasangan yang murah.
Secara umum Efisiensi Penangkapan Debu (E) di Dust Scrubber dapat dinyatakan
sebagai fungi dari:
E = f k,,h,L
Dimana:
k = Packing efisiensi
L = Liquid Load
Unit Utility merupakan unit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam suatu
pabrik atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal sampai
produk akhir.
30
Pada PT. Pupuk Iskandar Muda , Unit Utility meliputi:
Pada saat pabrik beroperasi, untuk melayani kebutuhan air diseluruh pabrik,
perkantoran dan perumahan PT. Pupuk Iskandar Muda diambil dari sungai Peusangan
yang jaraknya sekitar 25 km dari lokasi pabrik. Luas Daerah Aliran Sungai
Peusangan adalah 2.260 km2.
Air ini dipompa dengan laju air normalnya sekitar 700-800 ton/jam pada
tekanan minimum 2 kg/cm2G. Pada fasilitas water intake terdapat 3 buah pompa,
dimana setiap pompa memiliki kapasitas 1250 ton/jam.
Kebutuhan air di dalam pabrik diperlukan untuk bahan baku proses yaitu
dalam bentuk filter water dan demin water atau polish water, disamping itu
diproduksi pula potable water sebagai air minum.
31
dimasukkan ke dalam deaerator untuk menghilangkan gas CO2 dan O2 yang
menyebabkan korosi pada pipa-pipa. Di deaerator juga diinjeksikan hydrazine (N2H4)
untuk mengikat gas O2 yang terdapat dalam air. Pada outlet deaerator diinjeksikan
ammonia yang befungsi untuk menaikkan pH dari boiler feed water.
32
3.3.6 Unit Gas Matering Station
Gas alam yang berasal dari ladang Arun dengan flow 0 – 75.000 Nm3/hr
dengan tekanan 28,1 kg/cm3G dan suhu ± 26 0C masuk ke dalam knock out drum
untuk dipisahkan hidrokarbon berat dengan gas ringan. Hidrokarbon berat keluar dari
bagian bawah dan gas ringan keluar dari bagian atas dan selanjutnya dialirkan ke
pabrik Ammonia dan utility (untuk gas turbin atau boiler).
33
BAB IV
DASAR TEORI
UPS adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk memberi daya sementara
ketika daya utama dari jaringan padam,daya sementara ini bersumber dari daya DC
yang disimpan pada baterai charger. UPS
1. Tegangan lebih akibat petir. Tegangan lebih akibat petir biasanya terjadi
dalam waktu beberapa mikro detik. Tegangan lebih ini biasanya dapat
merusak perangkat keras (hardware) dari peralatan elektronik yang
dikenainya2. Tegangan lebih akibat switch. Biasanya terjadi akibat
mesin listrik dengan daya yang besar diputus dari supply.
4. Tegangan kurang, akibat PLN tidak mampu melayani beban puncak. Hal
ini mengakibatkan peralatan kita dicatu dengan tegangan lebih rendah
dari ratingnya. Hal ini sangat berbahaya bagi peralatan kita sangat
sensitif terhadap perubahan tegangan.
34
4.2 Komponen UPS
a) Battery
b) Rectifier
c) Inverter
1. Off-Line UPS
Jenis UPS ini memiliki ciri dimana switch yang terdapat pada
rangkaiannya pada keadaan biasa menghubungkan antara supply tegangan
utama dengan beban (peralatan) di mana pada saat yang sama battery di-
charge oleh rectifier dan inveter dalam keadaan stand-by , pada saat supply
tegangan utama terganggu maka switch dihubungkan dengan inverter untuk
menyuplai beban. UPS jenis ini merupakan UPS paling murah diantara jenis
UPS yang lain, karena komponen rectifier dan inverter memiliki rangkaian
tidak terlalu kompleks.
35
Kelemahan dari jenis ini adalah terdapat delay waktu pada saat
perpindahan switch sehingga dapat mempengaruhi tegangan yang ada pada
beban, maka perlu adanya sinkronisasi antara tegangan inverter dan supply
utama.
2. On-Line UPS
Jenis UPS ini memiliki ciri dimana switch pada keadaan biasa
menghubungkan supply tegangan utama dengan rectifier yang mengisi
battery dan menyuplai inverter dimana inverter juga menyuplai beban secara
kontinyu. Pada saat supply tegangan utama terganggu maka beban disupplsy
oleh battery melalui inverter sedangkan posisi switch tidak berubah, posisi
switch berubah jika inverter mengalami kerusakan sehingga beban langsung
disupply oleh supply tegangan utama. Jenis ini lebih mahal daripada yang
pertama karena inverternya harus baik.
36
BAB V
PEMBAHASAN
1. UNIT RECTIFIER
Sebagai alat proses melalui input T1 ke Rectifier yang mengubah Arus
Bolak Balik (AC) menjadi arus searah (DC), yang berfungsi sebagai :
a. Charge Battery.
Tegangan dalam DC Volt decontrol dengan beberapa regulator :
Regulator Tegangan yang bertujuan agar tegangan DC yang
dihasilkan selalu stabil.
Besarnya tegangan output Rectifier ini, sangat bergantung dari
Sign Manufacture UPS tersebut.
Regulator Arus bertujuan agar arus yang masuk ke battery
dapat decontrol atau di batasi dengan Current Limitter Control
sesuai setting.
b. Supply Power DC ke Inverter
Besarnya tegangan DC, selalu sama dengan tegangan dari output
rectifier atau tegangan battery.
37
1.1 Power Rectifier Thyristor Circuit 3 Phase
Pada UPS generasi lama dan yang baru, masih ada yang menggunakan
Power Thyristor atau SCR (Silicon Control Rectifier) seperti pada gambar
4.
38
1.2 Power Rectifier IGBT Circuit 3 Phase
Pada UPS Generasi terbaru, sudah ada yang memulai menggunakan power
IGBT (Isolated Gate Bipolar Transistor) seperti gambar 5.
Banyaknya Cell dan Kapasitas dari unit battery ini, tergantung dari :
39
Faktor factor lain yang dapat mempengaruhi umur battery :
3. Unit Inverter
Sebagai alat untuk mengubah arus searah atau DC menjadi arus bolak
balik atau AC
40
4. Unit Power By Pass
Sebagai fasilitas untuk power reserve atau power cadangan dari power
output inverter. Disarankan, agar sumber bus power by pass ini tidak sama
dengan sumber bus power main, dengan tujuan untuk pekerjaan
maintenance atau dapat terhindar dari gangguan sumber bus power
tersebut.
Untuk Output UPS 110 volt Frequency 50 Hz, maka tegangan power by
pass pada titik synchron nya harus 110 volt ± 5% dan frequency 50 Hz ±
0.5 Hz. Diluar toleransi tersebut, kemungkinan besar UPS nya tidak dapat
mengikuti lagi, dengan indikasi fail “Unsynchron”.
41
4.2 Power By Pass Input 460 volt
Power Input 460 Volt, harus melalui isolated trafo (T3) step down dari
460 Volt ke 110 Volt
Sebagai alat untuk perpindahan power output UPS, dari power by pass ke
power output inverter atau sebaliknya, dengan tidak terjadi pemutusan power
atau Unintruptible.
Secara auto, bila pada power output inverter terjadi fail atau trip
Secara manual, untuk pemeliharaan atau tujuan tertentu.
42
5.2 Sistem Operasional UPS (Uninstruptible Power Supply)
UPS bekerja berdasarkan kepekaan tegangan. UPS akan bekerja pada saat
menemukan penyimpangan pada jalur voltase (Line Voltage) sehingga
menyebabkan system kelistrikan pada GTG terputus pada bebannya. Hal ini
disebabkan karena high voltage, low voltage, unsynchron dan juga
penyimpangan yang disebabkan oleh pemakaian alat pembangkit yang rentan
rusak. Karena gagal, UPS berpindah ke operasi on battery sebagai reaksi pada
penyimpangan yang di sebabkan oleh pembangkit listrik untuk melindungi
bebannya terhadap pemutusan listrik. Jika kualitas listrik kurang untuk mensuplai
tegangan, UPS mungkin akan sering berubah ke operasi on-battery. Kalau beban
bias berfungsi dengan baik dalam kondisi tersebut, kapasitas dan umur batterai
dapat bertahan lama melalui penurunan kepekaan UPS.
Cara kerja UPS ini ketika rectifier dijalankan dengan masukan AC, kemudian
diubah menjadi tegangan DC. Pada bagian output rectifier digunakan untuk
mengisi battery. Ketika power gagal atau terjadi pemadaman arus listrik, tegangan
43
DC dari battery mengalir ke inverter yang kemudian menghasilkan tegangan AC
pada keluaran inverter lalu di distribusi ke bagian-bagian critical seperti DCS
(Distribusi Control Sistem), Komputer, dan ke bagian critical lainnya.
Pada PT. Pupuk Iskandar Muda ketika GTG (Gas Turbine Gas) terjadi trouble
maka DEG ( Diesel Emergency Generator) harus memback-up secara cepat agar
tidak ada terjadinya pemadaman pada saat produksi, tetapi DEG tidak bisa
memback-up beban kelistrikan dengan cepat sehingga tegangan yang disalurkan
ke beban pasti akan terputus, DEG bisa memback-up beban setelah melakukan
start up secara automatic selama 12 detik. Dengan waktu selama itu, beban akan
terputus dari tegangannya, oleh karena itu, UPS berperan dalam 12 detik tersebut
untuk memback-up beban selama 12 detik, lalu dilanjutkan oleh DEG ( Jika
Diesel Emergency Generator digunakan ).
Seperti yang di ketahui bahwa setiap system yang ada di UPS tidak selalu
seperti yang kita perkiraan, terkadang UPS juga bisa mengalami trouble
shooting sehingga tidak bisa bekerja dengan keadaan normal. UPS juga
memiliki beberapa trouble shooting yang harus kita ketahui.
Hal ini disebabkan oleh CB input main jatuh (open) atau hilang dari
sumber utamanya
b. DC Over Voltage.
Hal ini di sebabkan oleh Card Control pada rectifier mengalami crash
atau kerusakan yang menyebabkan Card Control tidak berfungsi.
Akibat rectifier fail, rectifier akan trip, battery back up discharge sehingga tercapai
nilai DC undervoltage, transfer switch akan pindah, dari inverter ke by pass dan
inverter trip.
c. Terjadi ledakan atau bunyi yang keras pada power inverter bridge
45
Penyebabnya dikarenakan terjadinya short circuit pada bus bar circuit
power inverter bridge ataupun terjadi short circuit pada power
semiconductor dari inverter bridge, yang berupa thyristor atau IGBT.
Fail dengan indikasi inverter trip, akan berakibat kehilangan power output inverter.
Bila UPS yang dipakai benar benar handal, terjadi inverter trip, maka transfer switch
akan segera dipindahkan secara automatis dari posisi inverter ke posisi By Pass
sehingga beban UPS tetap aman.
3. Unsynchron
a. Selisih tegangan antara power By Pass dengan tegangan power output inverter
melebihi dari 5%.
b. Selisih frequency antara power by pass dengan frequency power output
inverter melebihi dari 0,5 Hz.
c. Adanya indikasi Fail Unsynchron palsu yang disebabkan oleh distorsi atau
kerusakan dari control Protection Logig atau Hange.
Fail dengan indikasi “Unsynchron”, akan berakibat transfer switch tidak dapat
pindah.
46
BAB VI
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
6.2 SARAN
Saran dari saya selaku praktikan dari praktek kerja lapangan ini, baterai dari
UPS harus diperhatikan terutama pada UPS 63-UPS-351, ini dikarenakan tipe UPS
ini memakai baterai basah jadi bisa saja suhu pada battery room terlalu panas
sehingga bisa membuat baterai meledak, dan hal yang harus diwaspadai pada saat
UPS berganti dari mode normal ke dalam keadaan emergency, pada saat itu bisa saja
terjadi distorsi harmonic (gelombang cacat), sehingga dapat menggangu kualitas
tegangan yang disuplay ke beban sehingga beban dapat mengalami kerusakan.
47