Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi yang


berkembang pesat, dimana peralatan kelistrikan diciptakan untuk mempermudah dan
menstabilkan proses kerja terutama dalam pabrik. Dengan semakin berkembangnya
teknologi pada industry maka proses produksi pabrik semakin stabil. Di PT Pupuk
Iskandar Muda pada saat pabrik mengalami gangguan kelistrikan yang
mengakibatkan pemadaman, maka untuk menjaga kestabilan produktifitas, maka
diperlukan sebuah peralatan yang bernama Unintruptible Power Supply ( UPS ).

Unintruptible Power Supply adalah suatu komponen yang vital dalam


penyaluran listrik maupun pada keadaan yang emergency. Ketika adanya gangguan
pada generator, UPS (Unintruptible Power Supply) akan mem-back up peralatan
pabrik yang sangat vital. Untuk menjaga kestabilan tersebut, maka diperlukan
pengetahuan tentang system operasional serta penyelesaian trouble shooting yang
akan dilakukan untuk menjaga produktifitas UPS yang stabil. UPS (Unintruptible
Power Supply) pada ammonia II terletak di dalam bangunan MCC (Motor Control
Center) ammonia II.

Semua alat instrument dan peralatan elektronik lainnya di pabrik


menggunakan system back up sumber daya yang berasal dari Unintruptible Power
Supply ( UPS ) agar para operator tidak kehilangan data akbiat gangguan kelistrikan
yang terjadi di pabrik.

Berdasarkan uraian tersebut maka sebagai penulis tertarik untuk membahas


judul “Sistem Operasional Unintruptible Power Supply Item : 63–UPS-351 Di PT
Pupuk Iskandar Muda ( PIM )” sebagai judul laporan kerja praktek.

1
1.2 Tujuan Penulisan

Penulisan laporan praktek kerja lapangan ini adalah untuk memenuhi salah
satu syarat kelulusan mata kuliah Praktek Kerja Lapangan di Program Studi
Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Lhokseumawe :

1. Memahami system operasional UPS (Unintruptible Power Supply)


2. Menambah wawasan system sumber daya listrik pada industry

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penulisan laporan adalah :


1. Menjelaskan system operasional UPS (Unintruptible Power Supply)
2. Menjelaskan indikasi trouble shooting pada UPS

1.4 Batasan Masalah


Penulisan laporan praktek kerja lapangan ini hanya berbatas pada operasi
UPS dan Troubleshooting nya.

1.5 Metodologi
Metodologi yang dilakukan dalam menyelesaikan tugas ini :

 Peninjauan lingkungan perusahaan atau lapangan (pabrik)


 Study Literatur, buku-buku referensi, tenaga skill control lapangan
serta permasalahan yang akan ditulis
 Penyusunan Laporan

2
1.6 Sistematika

Laporan tugas praktek lapangan disusun dengan sistematika sebagai berikut :

Pendahuluan yang menjelaskan permasalahan, tugas


BAB 1 praktek dan hal-hal yang berhubungan dengan
penulisan serta penyusunan laporan

BAB 2 Berisikan tentang sejarah perusahaan (PT. Pupuk


Iskandar Muda)

BAB 3 Proses Produksi Urea Granule

BAB 4 Dasar Teori

BAB 5 Pembahasan

BAB 6 Penutup/Kesimpulan

1.7 Relevansi

Dari tugas ini diharapkan menjadi masukan bagi instansi perusahaan dalam
penyerapan ilmu yang dapat diterapkan pada dunia pendidikan dan dalam perusahan
perusahaan yang memakai teknologi serupa.

3
BAB II

SEJARAH PERUSAHAAN PT PUPUK ISKANDAR MUDA

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan swasembada


pangan maka kebutuhan petani akan pupuk terus meningkat. Sedangkan pabrik
pupuk yang sudah ada tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan
adanya kandungan gas alam yang melimpah di Kabupaten Aceh Utara dan
tersedianya lokasi yang baik di daerah pantai serta adanya jalan raya yang melintasi
daerah ini, maka daerah ini sangat layak bagi pembangunan industry berskala besar
dan berskala kecil terutama menggunakan gas alam sebagai bahan baku.

Pupuk urea merupakan salah satu produk yang sangat penting perannya dalam
menunjang produksi pertanian. Kebijakan pemerintah RI membangun pabrik urea,
dirasakan sangat tepat yang dibuktikan dengan Indonesia pernah berhasil serta
mempertahankan swasembada pangan, bahkan untuk beberapa tahun belakangan ini
produksi urea dalam negeri juga telah dapat diekspor keberbagai Negara.
Pembangunan proyek pabrik PT. Pupuk Iskandar Muda awalnya dirintis oleh PT.
PUSRI Palembang sejak 1981 antara pemerintah RI yang dilaksanakan oleh
Departement Perindustrian Dirjen Industri Kimia Dasar dengan kontraktor utama PT.
Rekayasa Industri Indonesia dan Toyo Engineering Corporation dari Jepang.

4
Pembangunan pabrik dimulai 13 maret 1982, dan secara resmi didirikan pada
tanggal 24 Februari 1982 dihadapan notaris Soelaiman Ardjasasmita, SH dengan
nama PT. Pupuk Iskandar Muda yang merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dibawah Departement Perindustrian. Pembangunan pabrik ini dapat
diselesaikan 3 bulan lebih awal (33 bulan) dari rencana semula yaitu 36 bulan. Pada
akhir tahun 1984 pabrik telah dapat berproduksi dengan pengapalan perdana
dilakukan pada tanggal 7 Februari 1985. Pada tanggal 20 Maret 1985 pabrik
diresmikan oleh presiden RI dan operasi secara komersil dimulai pada tanggal 1 April
1985.

2.2 Logo Perusahaan

Makna warna pada logo PIM :

1. Hitam : Meningkatkan keuletan, katahanan dan ketekunan.

2. Kuning : Melambangkan keagungan cita-cita.

3. Biru : Melambangkan kedalaman berpikir.

4. Putih: Melambangkan kesucian, keluhuran budi dan kejujuran

5
Makna dari bentuk :

 Bunga Seulanga.

Adalah bunga pujaan masyarakat Aceh, menggambarkan ciri sekaligus cita-


cita seluruh bangsa Indonesia akan kesuburan dan kemakmuran bangsa.

 Kelopak Bunga.

Yang berjumlah lima lembar mengingatkan kita kepada lima dasar falsafah
Negara Republik Indonesia, Pancasila.

 Pinggiran Bunga

Yang berupa garis berirama melambangkan tali persaudaraan yang


kuat diantara karyawan dan keluarga besar PT PIM.

 Kumpulan Putik dan Benang Sari

Yang berbentuk bulatan melambangkan kebulatan tekad, pengabdian,


persatuan dan kesatuan dari seluruh karyawan dalam mengembangkan
pembangunan yang diberikan Pemerintah kepada perusahaan menuju sasaran.

 Kepala Gajah

Menggambarkan kebesaran jiwa dalam dinamika pembangunan.

 Gajah Putih

Mengingatkan kepada sejarah kerajaan Aceh dimasa Sultan Iskandar Muda


yang telah memanfaatkan gajah putih demi kemakmuran bangsa.

 Sepasang Gading

Yang menantang menggambarkan senjata yang sewaktu-waktu dapat


digunakan sebagai pertahanan dari gangguan dan ancaman luar.

6
 Dua Puluh Empat Guratan

Pada belalai dan dua garis PT PIM dipangkal belalai gajah menggambarkan
hari berdirinya PT PIM pada tanggal 24 Pebruari 1982.

 Tulisan Pupuk Iskandar Muda Aceh Indonesia

Menunjukkan nama perusahaan dan lokasi pabrik.

 Dua Buah Titik

Dua buah titik yang terletak di antara kedua tulisan “Pupuk Iskandar Muda”
dan “Aceh Indonesia” diatas melambangkan Moto karyawan PT. Pupuk
Iskandar Muda yakni“ Bertaqwa dan berprestasi”.

2.3 Visi dan Misi, Tata Nilai, dan Tri Tekad Pekerja PT. Pupuk Iskandar
Muda

2.3.1 Visi

Menjadi Perusahaan Pupuk dan Petrokimia yang Kompetitif.

2.3.2 Misi

 Memproduksi dan memasarkan pupuk dan produk petrokimia dengan

efisien.

 Memenuhi standar mutu dan berwawasan lingkungan.

 Memberikan nilai tambah kepada stakeholder.

 Berperan aktif menunjang ketahanan pangan.

7
2.3.3 Tata Nilai

PT. Pupuk Iskandar Muda memiliki Tata Nilai yang ditanamkan dan harus
dimiliki setiap individu yang berbeda didalamnya yang singkat dengan sebutan
“SPIKE”. Adapun lima tata nilai tersebut yaitu :

SEMANGAT

Yakin berusaha dan pantang menyerah dalam menghadapi segala tantangan


untuk mencapai kejayaan.

PEDULI PELANGGAN

Mengerti dan melayani melebihi harapan pelanggan serta memberikan solusi


yang terbaik.

INTEGRITAS

Memiliki kejujuran, disiplin, tanggung jawab dan konsisten dalam setiap


tindakan untuk mencapai tujuan perusahaan.

KERJASAMA

Bersatu mencapai tujuan untuk memberikan hasil terbaik dengan saling


menghargai kelebihan dan kekurangan anggota tim.

EFISIEN

Merencanakan dan melaksanakan aktifitas dengan selalu melakukan evaluasi


dan perbaikan dengan parameter tepat waktu, tepat mutu, tepat biaya, kreatif
dan inovatif untuk mencapai hasil yang kompetitif.

Selanjutnya disingkat dengan sebutan "SPIKE".

8
2.3.4 MAKNA

“Berperan Aktif dalam Ketahanan Pangan dan Kemakmuran Bangsa”

2.3.5 Tri Tekad Pekerja PT. Pupuk Iskandar Muda

Pernyataan Sikap Pekerja PT Pupuk Iskandar Muda adalah:

Kami Pekerja PT Pupuk Iskandar Muda, bertekad :

1. Tetap bersemangat dalam berkarya dan menjunjung tinggi integritas.

2. Mengutamakan kerjasama dan efisien dalam menggunakan sumber daya


perusahaan.

3. Peduli terhadap kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

Disebut dengan “TRI TEKAD PEKERJA PT PIM“.

2.4 Struktur Organisasi dan Sistem Sumber Daya Manusia

Organisasi dapat diartikan sebagai suatu system dari aktivitas yang dilakukan
dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama, didalam organisasi
pembagian adalah suatu keharusan, pembagian tugas akhirnya menghasilkan
departemen-departemen dan job description dari masing masing departemen sampai
unit-unit terkecil dalam organisasi. Struktur organisasi dalam suatu perusahaan sangat
diperlukan untuk merumuskan suatu organisasi harus dapat menunjang keberhasilan
perusahaan, perusahaan yang berhasil dalam mencapai tujuan tidak hanya bergantung
pada modal dan proses industrinya tetapi tergantung pada system manajemen yang
baik, yang mana untuk ini diperlukan struktur organisasi yang fleksible dan
berkembang sesuai dengan kondisi yang dihadapi perusahaan. Semua unsure
organisasi perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan wajib menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik intern maupun ekstern untuk mencapai
kesatuan gerak secara sinergi yang disesuaikan dengan tugas pokok masing masing.

9
Dewan Direksi (Board of Director) berfungsi mengelola perusahaan secara
koorporat sesuai dengan yang telah ditetapkan pemegang saham melalui kebijakan
dan pemberdayaan seluruh asset dan kompetensi yang dimiliki. Secara structural unti
kerja dibawah direksi adalah setingkat kompartemen yang dipimpin oleh General
Manager (Grade 1) dan unit kerja di kompartement disebut Departemen dipimpin
oleh Manager (Grade 2).

1. Unsur Pimpinan adalah yang terdiri dari : Direkur Utama, Direktur Produksi,
Direktur Teknik dan Pengembangan, Direktur Komersil, Direktur Sumber
Daya Manusia & Umum.
2. Unsur Pembantu Pimpinan adalah terdiri dari : Sekertaris Perusahaan,
Satuan Pengawasan Intern (SPI), Kompartemen Manajemen dan Mitigasi
Resiko, Kompartemen Tata Kelola Korporasi, Kompartemen Produksi,
Kompartemen Pemeliharaan, Departement Pengendalian Proses dan Energi,
Kompartemen Teknik dan Perencanaan Korporasi, Kompartemen Pengadaan,
Kompartemen Pemasaran, Kompartemen Keuangan dan Pebendaharaan,
Kompartemen Sumber Daya Manusia dan Kompartemen Umum.
3. Unsur Pelaksanaan adalah yang langsung melaksanakan proses produksi,
pemeliharaan pabrik serta yang melaksanakan pemasaran produk, yaitu:
Kompartemen Produksi, Kompartemen Pemeliharaan dan Kompartemen
Pemasaran.
4. Unsur Penunjang terdiri dari Kompartemen lainnya sebagaimana tertera
pada struktur organisasi.
5. Unsur Pengawasan merupakan unit kerja yang melakukan pengawasan dan
inspeksi seluruh kegiatan perusahaan meliputi operasional dan keuangan yang
terdiri dari : Satuan pengawasan Intern (SPI), Departemen Inspeksi dan
Pengendalian Proses dan Energi.

2.5 Lokasi dan Tata Letak Pabrik

Lokasi pabrik PT. Pupuk Iskandar Muda di wilayah zona industry


lhokseumawe, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, berdampingan dengan pabrik
pupuk PT. Asean Fertilizer dan penyulingan gas alam PT. Perta Arun Gas. Penentuan
lokasi ini berdasarkan pada penelitian dari beberapa aspek teknis dan ekonomis antara
lain :

 Dekat dengan sumber bahan baku yang berupa sumber gas alam dari
Lhoksukon dan penyulingan di PT. Perta Arun Gas.

10
 Penyaluran bahan baku gas alam dari PT. Perta Hulu Energi dapat
dipermudah dengan pemanfaatan jaringan pipa ke PT. AAF yang telah
dibangun terlebih dahulu.
 Pengambilan air baku dari sungai Peusangan juga dapat ditunjang dengan
pemanfaatan jaringan pipa PT. AAF.

Dengan pemanfaatan pintu masuk pelabuhan PT. AAF, maka pembangunan


sarana pelabuhan dapat dipermudah. Untuk keperluan perluasan PT. PIM
dengan rencana pengembangannya, telah di bebaskan lahan seluas 323 Ha,
dengan rencana perincian 162 Ha untuk pabrik dan perkantoran sedangkan
untuk perumahan dan sarana fasilitas sebesar 161 Ha. Adapun penentuan tata
letak pabrik PT. PIM ini dilakukan dengan pertimbangan pertimbangan antara
lain :

 Kemudahan lalu lintas bahan bahan untuk keluar masuk


pabrik.
 Kemudahan pengawasan terhadap alat alat proses.
 Keselamatan kerja serta kemudahan lalu lintas personel
pabrik.

2.6 Unit Pabrik dan Sarana Produksi

Pabrik dan sarana produksi terdiri atas beberapa unit di antaranya:

2.6.1 Unit Utilitas 1 dan Unit Utilitas 2

Unit ini berfungsi sebagai memproses bahan kebutuhan seperti : air minum,
air bersih untuk pendingin, air bebas mineral untuk ketel uap, uap air (steam), udara
instrument/udara pabrik, tenaga listrik, oksigen dan nitrogen, CO2 gas dan dry ice.
Unit utilitas 1 menghasilkan 80 ton/hari atau 26.400 ton/tahun, dan unit utilitas 2
menghasilkan 85 ton/hari atau 28.050 ton/tahun.

2.6.2 Unit Ammonia 1 dan Unit Ammonia 2

Unit ini mempunyai kemampuan untuk menghasilkan ammonia 1000 ton/hari


atau 330.000 ton/tahun sebelum dilakukan optimalisasi. Setelah melakukan
optimalisasi yang pelaksanaannya selesai pada bulan februari tahun 1995,
kapasitasnya diharapkan mencapai 1.170 ton/hari atau 338.00 ton/tahun. Proses yang
digunakan adalah proses Kellog dari Amerika dengan dengan bahan baku gas alam,

11
steam, dan udara. Unit ammonia 1 menghasilkan 1000 ton/hari atau 330.000
ton/tahun. Dan unit ammonia 2 menghasilkan 1250 ton/hari atau 412.500 ton/tahun.

2.6.3 Unit Urea 1 dan Unit Urea 2

Unit ini menggunakan proses Mitsui Toatsu Total Recycle C. Improved


dengan bahan baku ammonia dan karbon dioksida yang dihasilkan dari unit
ammonia. Unit ini memiliki kapasitas terpasang 1.725 ton/hari atau 570.000
ton/tahun urea prill (butiran urea). Untuk granule 750 ton/hari atau 247.500 ton/tahun.

2.6.4 Unit Penyimpanan Produk Utama (PPU)

Unit ini merupakan tempat penyimpanan produk utama, yaitu Urea curah dan
Urea kantong.

2.6.5 Unit Pelabuhan

Pelabuhan PT.PIM mampu disandari kapal kapal curah berbobot mati 7.500-
25.000 DWT dengan rata rata kedalaman 10 meter pada air surut terendah. Pelabuhan
ini selain dilengkapi dengan sarana untuk memuat pupuk curah kedalam kapal, juga
dilengkapi dengan sarana pengisian air minum untuk kapal serta sarana navigasi dan
komunikasi. Disamping itu juga tersedia fasilitas loading ammonia ke kapal.

2.6.6 Unit Penunjang Produksi

Selain unit unit diatas, PT.PIM juga dilengkapi denga unit penunjang produksi
diantaranya :

 Gudang urea lengkap dengan Portal Scrapper dan ban berjalan dengan
kapasitas 50.000 ton.
 Unit pengantongan urea dengan pengantongan plastic
 Laboratorium pengendalian proses produksi, berada di unit utilitas, unit
ammonia dan unit urea.
 Laboratorium pusat untuk memeriksa mutu hasil produksi dan memantau
masalah air limbah dari pabrik.
Perbengkelan yang menunjang pemeliharaan pabrik, yang terdiri dari:
 Bengkel las dan pipa
 Bengkel mesin dan peralatan pabrik
 Bengkel intrumentasi
 Bengkel listrik
 Bengkel kayu, isolasi, batu tahan api, dan bengkel automotive

12
2.6.7 Unit Pemasaran

Pemasaran pupuk urea di dalam negeri ditangani oleh PT. PUSRI sedangkan
untuk pemasaran ke luar negeri ditangani langsung oleh PT. PIM. Pemasaran yang di
hasilkan PT> PIM ini terbagi dua kategori yang siap dipasarkan, yaitu :

1. Urea Curah
Urea curah dalam bentuk ini biasanya langsung diambil secara
rutin oleh kapal-kapal PT. PUSRI untuk selanjutnya dikantongkan
pada unit pengantongan pupuk milik PT. PUSRI yang telah ada di
pelabuhan-pelabuhan, seperti di Belawan untuk Sumatra Utara dan
Teluk Bayur untuk Sumatra Barat dan Riau.

2. Urea Kantong
Urea kantong (biasanya berisi 50 kg) setelah dikantongkan
pada unit pengantongan, di kirim ke gudang-gudang milik PT. PUSRI
yang ada di Nanggroe Aceh Darussalam dan selanjutnya sejak juni
tahun 2003 PT. PIM sudah membentuk pemasaran sendiri
pemasarannya untuk Nanggroe Aceh Darussalam dan sekitarnya.
Sebagian urea bisa di ekspor, sedangkan urea kantong jumbo
berukuran 500 kg s.d 1000 kg semuanya di ekspor.

2.7 Pencegahan Pencemaran

PT. Pupuk Iskandar Muda sebagai produsen pupuk urea senantiasa berupaya
melaksanakan kegiatan industri yang akrab lingkungan untuk memelihara
keseimbangan ekosistem dengan peran aktif seluruh karyawan, manajemen, dan stake
holder.

Untuk mewujudkan maksud tersebut, perusahaan menempuh langkah-langkah dan


upaya antara lain sebagai berikut :

 Mematuhi undang-undang dan peraturan lingkungan hidup yang berlaku.


 Berusaha secara terus menerus untuk memperbaiki kinerja lingkungan.
 Berupaya mencegah dan mengendalikan terjadinya pencemaran.

13
 Berusaha dengan sungguh-sungguh dalam melaksanakan sistem manajemen
lingkungan dengan melibatkan seluruh unit kerja dan instansi terkait.
 Mempersiapkan unit kerja yang berkompetensi.

PT Pupuk Iskandar Muda memiliki komitmen yang sangat kuat terhadap


pengendalian limbah pabrik, baik limbah cair, padat, gas, maupun debu urea yang
merupakan aspek penting yang harus diprioritaskan pengelolaannya. Pengendalian
dilakukan untuk mewujudkan lingkungan yang baik dan serasi di area pabrik,
komplek perumahan, dan sekitar perusahaan sesuai dengan peraturan dan
perundangan yang berlaku.

Upaya pengendalian lingkungan dilakukan dengan cara mencegah terjadinya


pencemaran lingkungan seminimal mungkin:

1. Scrubber System untuk mencegah lolosnya uap amonia dari pabrik ke


lingkungan, pada saat start-up maupun emergency shut down.
2. Pengolahan limbah cair dengan proses Netralisasi, Stripping dan Aerasi
sehingga limbah cair yang dibuang ke media lingkungan memenuhi baku
mutu yang ditetapkan dan tidak mencemari lingkungan.
3. Pencegahan dengan mengurangi limbah dari sumbernya antara lain sebagai
berikut :
o Pemanfaatan kembali gas buang (purge gas) melalui Purge Gas
Recovery Unit yang menghasilkan kembali amonia dan hydrogen,
sehingga purge gas yang dijadikan fuel terbebas dari amonia.
o Pencemaran udara oleh debu urea diminimasi dengan Dust Recovery
System dan Dust Scrubber.
o Pemanfaatan kembali kondensat yang terbebas dari amonia setelah
diproses melalui Process Condensate Stripper.
4. Pemasangan Oil Skimer untuk memisahkan kembali oli yang terbuang
bersama limbah cair.
5. Pemasangan alat monitoring kualitas udara, sebagai upaya mendeteksi lebih
dini bila terjadinya pencemaran udara.

14
2.8 Penelitian dan Pengembangan Perusahaan

Penelitian dan pengembangan teknologi terapan terus di upayakan untuk


peningkatan efisiensi produksi dan pengembangan usaha. Perusahaan telah selesai
melakukan optimalisasi pabrik dengan menghasilkan kapasitas produksi ammonia
meningkat menjadi 117% serta hemat energy per ton ammonia 5%. Mengadakan
penelitian dan pengembangan diverifikasi produk serta mengupayakan agar proyek-
proyek yang potensial dapat dilaksanakan.

Pengembangan sumber daya manusia yang professional, mandiri dan tanggap


terhadap perubahan teknologi dan ekonomi, serta meningkatkan pengetahuan dalam
berbagai program pelatihan dan pembinaan, didukung dengan pelayanan
kesejahteraan kepada karyawan keluarga dengan menyediakan sarana perumahan,
klinik, rumah ibadah, dan penyelenggaraan pendidikan untuk putra putri karyawan
hingga sekolah menengah atas serta menyediakan sarana olahraga yang memadai.

Pembangunan proyek PIM-2 telah mendapat persetujuan pemerintah pada


siding cabinet bulan November 1997 yang lalu. Proyek PIM-2 dibangun terutama
untuk memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri yang semakin meningkat dan sisa
produksi akan diekspor.

2.8.1 Pengembangan Lingkungan

Kehadiran industry berskala besar ditengah-tengah masyarakat, umumnya


membawa implikasi terjadinya pergeseran nilai-nilai social, budaya, dan ekonomi.
Menyadari kemungkinan itu, PT. Pupuk Iskandar Muda dengan cepat menangani hal
tersebut. Secara mengedepankan pola penanganan problema kemasyarakatan secara
cermat dan tepat, juga terus diupayakan efek imbas ke daerah daerah interland,
dengan melakukan pembinan masyarakat secara terencana dan terpadu baik dalam
bidang pendidikan, bidang social, budaya maupun bidang-bidang lainnya. Sehingga
eksistensi dan misi PT. Pupuk Iskandar Muda semakin dirasakan masyarakat luas.

15
2.8.2 Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi

PT. Pupuk Iskandar Muda dikukuhkan sebagai Pembinaan Usaha Kecil dan
Koperasi di daerah Nanggroe Aceh Darussalam. Pembinaan dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan teknik dan produksi, manajemen, pemasaran, dan
pinjaman modal kerja, terutama dalam sector pengolahan pertanian dan industry
kerajinan rakyat.

Pada tahun 1986 PT. Pupuk Iskandar Muda mendapatkan penghargaan


UPAKARTI dari bapak presiden RI atas keberhasilan pembinan industry kecil. Pada
waktu yang sama juga mendapatkan penghargaan di dua unit usaha yang dibina. Pada
tahun 1991 CV. Keluarga Group berhasil meningkatkan produksi alat –alat mesin
pertanian.

2.8.3 Penghargaan

Berkat keandalan kerja perusahaan, serta keberhasilan dalam


mempertahankan factor keselamatan kerja dan perlindungan lingkungan, berbagai
penghargaan telah diperoleh PT. Pupuk Iskandar Muda diantaranya sebagai berikut:
Upakarti dari presiden RI pada tanggal 10 Desember 1986 sebagai Pembina industry
kecil.

 Juara II Sayembara laporan tahunan bidang manufacturing tahun 1987.


 Juara I perusahaan teladan bidang KKK se NAD tahun 1987.
 Pedang kehormatan keselamatan kerja “Sword of Honour” dari British Safety
Council tahun 1989,1993,1996,1997.
 “Primaniyarta” dari presiden RI pada tahun 1992, dalam prestasi dibidang
ekspor Non Migas 29 Oktober 1992 dan penghargaan serupa diperoleh tahun
2001-2003.
 Tahun 1997 memperoleh peringkat biru dari hasil penilaian Proper Prokasih
Bapedal.
 Tahun 1997 memperoleh penghargaan peringkat perak sebagai Pembina
gugus kendali mutu dari Presiden RI.
 Pada tahun 1996 PT. Pupuk Iskandar Muda juga mendapat penghargaan
“Five Star Gradin” dibidang KKK (K3).
 Tahun 1996 memperoleh sebagai Pembina koperasi menerima penghargaan
“Bakti Koperasi”.

16
 Penghargaan”Adi Manggala Krida” diserahkan oleh Presiden RI kepada PT.
Pupuk Iskandar Muda pada tahun 1996.
 Sertifikat ISO 9002 diserahkan oleh Memperindag tanggal 27 Mei 1997 dan
sertifikat ISO 14001 pada tahun 1998.

17
BAB III

PROSES PRODUKSI

Unit produksi pada PT. Pupuk Iskandar Muda yang mengolah bahan baku gas
alam dan air menjadi pupuk urea di PT. Pupuk Iskandar Muda dibagi menjadi tiga
unit, yaitu Ammonia, Urea dan Utilitas.

3.1 Ammonia

Proses pembuatan ammonia di PT. Pupuk Iskandar Muda menggunakan


teknologi Kellog Brown and Root (KBR) dari Amerika Serikat dengan desain operasi
1200 ton per hari (MTPD). Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi
ammonia adalah gas alam, steamdan udara.

Proses pembuatan ammonia terdiri dari beberapa unit, yaitu :

1. Unit persiapan gas umpan baku.


2. Unit pembuatan gas sintesa.
3. Unit pemurnian gas sintesa.
4. Unit sintesa ammonia.
5. Unit pendinginan ammonia.
6. Unit daur ulang ammonia.
7. Unit daur ulang hidrogen.
8. Unit pembangkitsteam.

18
3.1.1 Unit Persiapan Gas Umpan Baku

Gas alam dari PT. Exon Mobil dialirkan ke dalamFuel and Feed
GasKnock Out Drum(61-200-F) untuk memisahkan senyawa hidrokarbon berat.
Dari KO Drumsebagian gas alam digunakan sebagai bahan bakar dan sebagian lagi
sebagai bahan baku proses. Sistem persiapan gas umpan baku terdiri dari beberapa
tahapan proses, yaitu penghilangan sulfur, penghilanganmercury, dan penghilangan
CO2.

3.1.2 Sistem Pembuatan Gas Sintesa

Sistem ini bertujuan untuk mengubah gas yang berasal dari sistem
persiapangas umpan baku menjadi gas CO, CO2 dan H2 .

3.1.3 Unit Pemurnian Gas Sintesa

Pada unit ini CO dan CO2 dipisahkan dari gas sintesa, karena CO dan
CO2dapat meracuni katalis ammoniaconverter(61-105-D).

3.1.4 Unit Sintesa Ammonia


Gas sintesa murni dengan perbandingan volume H2 dan N2 sebesar 3 : 1, dan
konsentrasi NH3 sekitar 1,67%. Gas sintesa tersebut dikompres sampai 172 kg/cm2 G
dan dipanaskan sampai 232℃dialirkan ke ammoniakonverter (61-105-D).
Ammonia konverter dikondisikan pada temperatur 350℃ sampai 500℃ dan
tekanan 130 kg/cm2 G.Reaksi pembentukan ammonia adalah eksotermis dimanfaatkan
sebagai pembangkit steam di 123-C1/C2.

19
3.1.5 Sistem Pendinginan Ammonia
Untuk memberikan pendinginan pada ammonia diperlukan suatu sistem
pendinginan untuk mengkondensasikan ammonia yang ada dalam gas sintesa, gas
buang, serta gas pada interstage kompresor gas sintesa. Sistem pendinginan
dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :
1. Memberi pendinginan untuk mengkondensasikan ammonia yang ada dalam
sintesa loop.
2. Memberi pendinginan untuk mengkondensasikan ammonia yang ada dalam
gas buang.
3. Mendinginkan gas pada interstage kompresor gas sintesa.
3.1.6 Unit Daur Ulang Ammonia (Ammonia Recovery Unit/ARU)
Unit ini berfungsi untuk menyerap NH3 yang terkandung didalam gas buang
sehingga diperoleh efisiensi produk ammonia yang lebih tinggi. Sebagai bahan yang
masuk ke ammonia recovery adalah gas buang bertekanan rendah yang berasal dari
ammonia let down tank (51-107-F) dan flush drum gas chiller (51-126-C) yang
dicampurkan dan dipisahkan kandungan ammonianya pada tekanan 15 kg/cm2 Gdan
suhu -26°C.
3.1.7 Unit Daur Ulang Hidrogen (Hidrogen Recovery Unit/HRU)
Unit daur ulang hidrogen merupakan unit tambahan di pabrik ammonia
sehingga dengan adanya unit ini diharapkan akan dapat menaikkan nilai tambah dari
gas buang di pabrik ammonia yang selama ini hanya dimanfaatkan untuk gas bakar.
Prinsip kerja HRU adalah pemisahan gas proses (H2 ) dari campuran gas buang
didalam membrane Fibre Prism Separator, untuk selanjutnya digunakan kembali
pada proses pembuatan ammonia.
3.1.8 Unit Pembangkit Steam

20
Energi panas yang dihasilkan oleh panas reaksi proses, dimamfaatkan
pada beberapa penukar panas untuk memanaskan air umpanboiler yang akan
dijadikan steam. Penukar panas yang dilalui air umpanboiler adalah :
a. Reformer Waste Heat Boiler (61-101-C).
b. High Pressure Steam Superheater (61-102-C).
c. HTS Effluent Steam Generator (61-103-C1/C2).
d. Ammonia Converter Steam Generator (61-123-C1/C2).
e. BFW PreheatCoil (61-1010BCB).

3.2 Urea

Pupuk urea yang berbasis komponen Nitrogen (N2) merupakan pendukung


utama dalam industri Abgrobisnis. Namun Proses granulasi saat ini merupakan
alternatif lain dari industri pupuk selain urea prill (seperti pabrik PIM-1). Pabrik PIM-
2 yang saat ini sedang dalam tahap persiapan Start Up merupakan salah satu pabrik
pupuk yang ada di dunia yang menghasilkan urea granul. Granulasi merupakan suatu
proses pembentukan/pembesaran urea granul dengan diameter sekitar 2-4 mm. Ada
beberapa industri pupuk di dunia yang memproduksi urea granul (berdasarkan
TECUrea Granulation Process), sebagaimana ditunjukkan pada Tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Industri Pupuk Dunia


Kapasitas Tahun
No. Pabrik Lokasi
(MTPD) Produksi
1. Mitsui Toatsu Chemicals, Inc Chiba, Japan 200 1975
2. Petrochem Ltd. Kapuni, New 470 1983

21
Zealand
3. Mitsui Toatsu Chemicals, Inc Osaka, Japan 100 1983
Piesteritz,
4. SKW Piesteritz GmbH 1200 1995
Germany
Kapuni, New
5. Petrochem Ltd. 750 1997
Zealand
Piesteritz,
6. SKW Piesteritz GmbH 500 1998
Germany
Ningxia Chemical Works of
7. Ningxia China 1740 1999
CNPC
PT.Pupuk Iskandar Muda
8. Aceh, Indonesia 1725 2003
(PIM-2)
9. Lutianhua Group Inc. (CNTIC) Sichuan, China 2000 2000
10. Zhanyi Fertilizer Plant Yunnan, China 600 2002
Sumber : Toyo Engineering Corporation

Perbandingan antara Urea Prill dan Urea Granul dapat dilihat pada Tabel
bawah ini:

Tabel 3.2 Perbandingan Urea Prill dan Granule


Granulasi Prilling
Crushing Strength Produk 3.0 kg per 2,8 mm 1.0 kg per 2,4 mm
Ukuran 2 ~ 4 mm > 90 % 1 ~ 2.4 mm > 95%
Formaldehide 4.5 kg/ton produk Tidak ada
Moisture 0.50 % wt maks 0.50 % wt maks
Biuret 1.0% maks 1.0% maks
Bulk Density 740 ~ 760 kg/m3 740 ~ 760 kg/m3

22
Proses Granulasi yang ada di PIM-2 menggunakan lisensi dari Toyo Engineering
Corporation (TEC), dengan nama TEC Urea Granulation Process. Proses granulasi
secara umum terdiri dari 3 (tiga) bagian:

1. Seksi Granulasi
2. Seksi Recycle dan Pendinginan Produk
3. Seksi Removal dan Recovery Debu

Adapun proses flow diagram TEC Urea Granulation Process adalah sebagai
berikut:

Larutan Urea Dust Scrubber

Debu Urea Debu Urea Debu Urea Debu Urea


Larutan Urea
Granulator Cooler Screen Screen Cooler Produk

Oversize Undersize
Debu Urea
Udara Udara Crusher Udara

Seed (Urea inti)

Gambar 3.1 Flow Diagram Proses Granulasi

23
Larutan Urea dengan konsentrasi ± 98.5% diumpankan ke granulator untuk
pembesaran Recycle partikel (inti urea) di dalam Granulator. Selanjutnya urea granul
dikeringkan dan didinginkan. Granulator dioperasikan pada temperatur 110-115oC
dan tekanan vakum (negative pressure). Urea granul yang keluar dari Granulator
dipisahkan dalam 4 (empat) ukuran dengan menggunakan Urea Screen yaitu ukuran
kecil (under size), ukuran produk (product size), ukuran besar (over size) dan
gumpalan (lump). Produk granul (product size) didinginkan kurang dari 60oC pada
product cooler untuk kemudian dikirim ke storage.
Sementara itu untuk ukuran yang produk besar dihancurkan di crusher. Hasil
dari crusher dan produk yang kecil (under size) dikirim kembali ke granulator
sebagai urea inti. Sedangkan urea gumpalan (lump) langsung dikirim ke dissolving pit
untuk dilarutkan kembali yang selanjutnya dikirim kembali ke proses. Debu urea
yang terkandung didalam udara buangan dari granulator, screen, cooler dan crusher
diserap di dust scrubber yang menggunakan larutan urea secara berlawanan arah
(counter current) untuk mengurangi polusi oleh debu urea dan ammonia. Debu urea
yang keluar dari dust scrubber adalah kurang dari 30 mg/Nm3.

3.2.1 Keuntungan Proses Granulasi

Keuntungan dari proses granulasi adalah:

1. Effisiensi Energi
a. Tidak perlu memampatkan udara, untuk udara spouting di granulator dan
akan mengurangi konsumsi power, udara spouting disupply dengan
menggunakan blower dan kondisi vakum di Granulator
b. Sirkulasi seed pada temperatur tinggi (~90oC) dapat meminimalisasi
kebutuhan udara pendingin dan perpindahan panas dalam proses

24
c. Tinggi Unggun yang optimal dapat meminimalisasi kehilangan tekanan
(pressure drop) di Granulator
d. Design dust scrubber yang unik akan mengurangi konsumsi power Induce
Fan Kebutuhan Steam dan Power pada proses Granulasi adalah sebagai
berikut :
Steam = 0 ~ 0.03 MT/MT urea produk
Power = 23 ~ 25 kWh/MT urea produk
2. Kualitas Produk yang Baik
a. Pendinginan urea granul yang cepat di granulator dengan minimum residence
time akan mengurangi pembentukan biuret
b. Efisiensi pengeringan di granulator mengurangi kandungan air (moisture) dan
menaikkan hardness (kekerasan) produk
c. Kombinasi dari Unggun Spouting dan Fluidisasi menghasilkan urea granul
yang bulat dan seragam
3. Ramah Lingkungan
a. Kecepatan udara unggun spouting yang optimal dapat meminimalisasi
pembentukan debu di Granulator
b. Design Dust Scrubber yang unik menghasilkan debu urea kurang dari 30
mg/Nm3

3.2.2 Filosofi Proses Granul

Pada Gambar 2 ditunjukkan sketch Granulator yang terdiri dari unggun


spouting dan fluidisasi pada perforated plate, spray nozzle dan manifold duct untuk
udara pendingin, spouting dan fluidisasi. Tiap unggun spouting mempunyai 1 (satu)
spray nozzle. Urea granul recycle diperbesar melalui unggun spouting dan unggun
fluidisasi.Larutan urea dengan konsentrasi >95% disemprotkan ke unggun spouting
melalui spray nozzle.

25
Laju pertumbuhan partikel di Granulator menurut Kunii dan
Levenspielmerupakan fungsi dari laju umpan larutan urea, besar padatan, diameter
partikel dan distribusi ukuran recycle partikel. Hubungan tersebut secara empiris
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:

R = f F,w,dp,Po

Dimana:

R = Laju Pertumbuhan Partikel

F = Laju Umpan Larutan Urea

w = Berat Padatan Pada Unggun Spouting

dp = Diameter partikel

Po = Distribusi ukuran dari recycle partikel

Guna membentuk pertumbuhan partikel urea di dalam Granulator, terdapat 3


(tiga) mode pembesaran ukuran partikel yang antara lain:

1. Penumpukan (aglomerisasi), yaitu penempelan beberapa partikel dengan partikel


lainnya oleh larutan urea sebagai pengikat. Penumpukan sehingga menimbulkan
produk yang homogen.
2. Pelapisan (layering), yaitu pertumbuhan oleh penambahan lapisan secara berturut-
turut di sekitar inti partikel. Pelapisan cara ini biasa disebut dengan Onion Skin.
Dalam proses pelapisan tersebut, terjadi lapisan yang agak tebal dari larutan urea
26
dengan jarak waktu yang tetap sehingga terjadi pembekuan antara masing-masing
lapisan
3. Pertumbuhan (accreation), yaitu pertumbuhan partikel dengan penguapan air
yang terkandung didalam larutan urea secara terus menerus dan pada saat yang
sama terjadi pembekuan dari sejumlah larutan urea ke partikel inti urea (seed)

Unggun Fluidisasi Granulator adalah suatu cara yang mengandalkan


pertumbuhan untuk pembentukan partikel urea yang lebih besar. Hal ini berarti
selama berada di daerah granulasi, setiap inti urea secara berulang-ulang tersemprot
oleh partikel larutan urea. Oleh karena itu partikel tumbuh secara bertahap dan
membentuk ukuran yang sama, bersamaan dengan terjadinya penguapan air dari
larutan.

27
Induce Fan

SS 304, 200 mm
Spray Nozzle Demister Atas

SS 304, 100 mm
Demister Bawah

Spray Nozzle
Spray Nozzle

Packed Bed
Proses Kondensat 2.0 m (Type TP Ring)

Udara + Debu Urea

Pompa Sirkulasi

Larutan Urea
ke Dissolving Pit
(62-FA-601)
Recycle Granule
Inlet

1
5 Granul Outlet
3

Larutan Urea
98.5%
2 2 2
Udara Fluidisasi 2
Udara Spouting 4 4

1 Unggun Spouting
2 Perforated Plate
3 Spray Nozzle
4 Air Header
5 Unggun Fluidisasi

Gambar 3.2 TEC Urea Granulation Proses

Unggun spouting membuat urea granul yang bulat dan seragam. Udara
spouting dan fluidisasi bukan hanya menghilangkan panas solidifikasi tapi juga
mengurangi kadar air (evaporasi) yang terkandung dari larutan urea dan urea granul.
Urea granul keluar granulator mempunyai kadar air (moisture) sekitar 0.30% berat.
Penguapan air (evaporasi) di Granulator merupakan fungsi dari kandungan air urea

28
granul, ketebalan lapisan urea granul, total luas permukaan granul dan relative
humuditydan dinyatakan dengan persamaan :

M = f Ct,S,H

Dimana:

M = Kandungan air urea granul

Ct = Ketebalan lapisan (coated) urea granul

S = Total luas permukaan granul

H = Relative Humidity

Polusi udara yang diakibatkan oleh debu urea dan ammonia dapat dikurangi
dengan adanya Dust Scrubber pada bagian atas dari Granulator. Secara teknis dan
ekonomis Dust Scrubber diterapkan dengan pertimbangan:

1. Debu urea mengandung partikel-partikel halus dapat diserap dengan baik


2. Rendahnya kehilangan tekanan di Dust Scrubber akan menghemat biaya
3. Biaya pemasangan dan perancangan lebih sederhana dan fleksibel

TEC telah mengembangkan desain Dust Scrubber dengan tujuan


mendapatkan Efesiensi Penangkapan Debu (Dust Collection Efficiency) dan biaya
pemasangan yang murah. Dengan penerapan Packed Bed type dust scrubber (TP

29
Ring) akan didapat efisiensi penangkapan debu dan biaya pemasangan yang murah.
Secara umum Efisiensi Penangkapan Debu (E) di Dust Scrubber dapat dinyatakan
sebagai fungi dari:

E = f k,,h,L

Dimana:

k = Packing efisiensi

 = Dust Collection Effisiensi dari Sprayed Water

h = Tinggi Packing efektif

L = Liquid Load

Persamaan diatas mencerminkan hubugan antara E dan variable lainnya serta


parameter yang dikembangkan oleh TEC untuk merancang Dust Scrubber yang
fleksibel.

3.3 Unit Utility II

Unit Utility merupakan unit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam suatu
pabrik atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal sampai
produk akhir.

30
Pada PT. Pupuk Iskandar Muda , Unit Utility meliputi:

a. AreaWater Intake Facility


b. Unit Pengolahan Air
c. Unit Pembangkit Steam
d. Unit Pembangkit Listrik
e. Unit Udara Instrument / Udara Pabrik
f. Unit Gas Matering Station
g. Unit Pengolahan Air Buangan

3.3.1 Area Water Intake Facility

Pada saat pabrik beroperasi, untuk melayani kebutuhan air diseluruh pabrik,
perkantoran dan perumahan PT. Pupuk Iskandar Muda diambil dari sungai Peusangan
yang jaraknya sekitar 25 km dari lokasi pabrik. Luas Daerah Aliran Sungai
Peusangan adalah 2.260 km2.

Air ini dipompa dengan laju air normalnya sekitar 700-800 ton/jam pada
tekanan minimum 2 kg/cm2G. Pada fasilitas water intake terdapat 3 buah pompa,
dimana setiap pompa memiliki kapasitas 1250 ton/jam.

3.3.2 Unit Pengolahan Air

Kebutuhan air di dalam pabrik diperlukan untuk bahan baku proses yaitu
dalam bentuk filter water dan demin water atau polish water, disamping itu
diproduksi pula potable water sebagai air minum.

3.3.3 Unit Pembangkit Steam


Pada Unit Utility terdapat satu sumber pembangkit steam yang digunakan
untuk kebutuhan operasi, yaitu package boiler. Air dari polish water tank

31
dimasukkan ke dalam deaerator untuk menghilangkan gas CO2 dan O2 yang
menyebabkan korosi pada pipa-pipa. Di deaerator juga diinjeksikan hydrazine (N2H4)
untuk mengikat gas O2 yang terdapat dalam air. Pada outlet deaerator diinjeksikan
ammonia yang befungsi untuk menaikkan pH dari boiler feed water.

3.3.4 Unit Pembangkit Listrik

Untuk memenuhi kebutuhan listrik, pabrik PT. Pupuk Iskandar Muda


mensupply listrik dari beberapa generator sebagai sumber tenaga pembangkit

listrik yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Main Generator ; dengan Daya : 20 MW dan Tegangan : 13.8 KV


2. Emergency Generator ; dengan Daya : 750 KW dan Tegangan : 480V
3. Uninterupted Power supply ( UPS ) dengan Daya : 80 KVA dan tegangan :
110V

3.3.5 Unit Udara Instrument/Udara Pabrik

Kebutuhan pabrik saat awal pabrik dioperasikan dengan kompresor udara,


setelah pabrik normal beroperasi udara diambil dari kompresor udara ammonia
dengan tekanan 35 kg/cm2G.Udara ini masih belum kering atau murni maka
dikeringkan pada dryer untuk menghilangkan H2O nya dengan menggunakan silica
Alumina Gel (silicagel).

Fungsi udara instrument adalah menggerakkan pneumatic control valve,


purging di boiler, Flushing di turbin. Fungsi udara pabrik, antara lain Flushing
jaringan pipa, Mixing tangki kimia, pengantongan urea, pembakaran di burning pit.

32
3.3.6 Unit Gas Matering Station

Gas alam yang berasal dari ladang Arun dengan flow 0 – 75.000 Nm3/hr
dengan tekanan 28,1 kg/cm3G dan suhu ± 26 0C masuk ke dalam knock out drum
untuk dipisahkan hidrokarbon berat dengan gas ringan. Hidrokarbon berat keluar dari
bagian bawah dan gas ringan keluar dari bagian atas dan selanjutnya dialirkan ke
pabrik Ammonia dan utility (untuk gas turbin atau boiler).

3.3.7 Unit Pengolahan Air Buangan

Untuk menghindari pencemaran terhadap lingkungan, maka buangan dari


proses produksi diolah terlebih dahulu sebelum dibuang. Unit penampungan air
limbah ini terdiri dari waste water pond (WWP) dan Kolam Penampungan dan
Pengendalian Limbah (KPPL).

33
BAB IV

DASAR TEORI

4.1 UPS (Uninterruptible Power Supply)

UPS adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk memberi daya sementara
ketika daya utama dari jaringan padam,daya sementara ini bersumber dari daya DC
yang disimpan pada baterai charger. UPS

UPS (Uninterruptible Power Supply) adalah suatu alat yang berfungsi


sebagai buffer antara power supply dengan peralatan elektronik yang kita gunakan
seperti komputer, printer, modem, dsb. Bila ada gangguan, atau dengan kata lain
suplai daya terputus, maka UPS akan segera bekerja dalam waktu secepat mungkin
sehingga peralatan elektronik yang kita miliki tidak mengalami kerusakan. Dalam hal
ini berfungsi sebagai supply daya baru (backup dari supply daya utama).

Sering terjadi supply daya dari PLN yang terputus-putus maka


mengakibatkan menurunnya kualitas supply daya dari PLN itu sendiri,
padahal supply daya tersebut sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
peralatan elektronik yang disuplainya. Beberapa hal utama yang menyebabkan
menurunnya kualitas supply daya antara lain :

1. Tegangan lebih akibat petir. Tegangan lebih akibat petir biasanya terjadi
dalam waktu beberapa mikro detik. Tegangan lebih ini biasanya dapat
merusak perangkat keras (hardware) dari peralatan elektronik yang
dikenainya2. Tegangan lebih akibat switch. Biasanya terjadi akibat
mesin listrik dengan daya yang besar diputus dari supply.

3. Tegangan kedip sesaat akibat peralatan listrik berdaya besar baru


dinyalakan. Tegangan kedip ini dapat menyebabkan trouble pada beban,
salah pembacaan pada sistem atau kerusakan pada sistem tersebut.

4. Tegangan kurang, akibat PLN tidak mampu melayani beban puncak. Hal
ini mengakibatkan peralatan kita dicatu dengan tegangan lebih rendah
dari ratingnya. Hal ini sangat berbahaya bagi peralatan kita sangat
sensitif terhadap perubahan tegangan.

5. Black-Out . Tegangan dari PLN terputus.

34
4.2 Komponen UPS

Dalam UPS itu sendiri terdapat beberapa komponen penyusunnya, dimana


setiap komponen tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Komponen
penyusun utama dari sistem UPS tersebut antara lain :

a) Battery

Sebagai penyimpan energi listrik dimana prosesnya melalui reaksi


kimiawi (elektro-kimia).baterai ini pada umumnya mampu menjadi sumber
tegangan cadangan maksimal selama 30 menit pada computer, dan pada
industry baterai mampu menjadi sumber tegangan selama beberapa hari.

b) Rectifier

Berfungsi untuk mengubah tegangan AC menjadi DC dari supply daya


untuk mengisi battery.

c) Inverter

Berfungsi untuk mengubah tegangan DC menjadi AC ke peralatan yang


dilindungi oleh UPS. Hal ini dilakukan pada saat baterai pada UPS digunakan
untuk member tegangan ke beban.

4.3 Jenis-jenis UPS berdasarkan cara kerjanya

1. Off-Line UPS

Jenis UPS ini memiliki ciri dimana switch yang terdapat pada
rangkaiannya pada keadaan biasa menghubungkan antara supply tegangan
utama dengan beban (peralatan) di mana pada saat yang sama battery di-
charge oleh rectifier dan inveter dalam keadaan stand-by , pada saat supply
tegangan utama terganggu maka switch dihubungkan dengan inverter untuk
menyuplai beban. UPS jenis ini merupakan UPS paling murah diantara jenis
UPS yang lain, karena komponen rectifier dan inverter memiliki rangkaian
tidak terlalu kompleks.

35
Kelemahan dari jenis ini adalah terdapat delay waktu pada saat
perpindahan switch sehingga dapat mempengaruhi tegangan yang ada pada
beban, maka perlu adanya sinkronisasi antara tegangan inverter dan supply
utama.

2. On-Line UPS

Jenis UPS ini memiliki ciri dimana switch pada keadaan biasa
menghubungkan supply tegangan utama dengan rectifier yang mengisi
battery dan menyuplai inverter dimana inverter juga menyuplai beban secara
kontinyu. Pada saat supply tegangan utama terganggu maka beban disupplsy
oleh battery melalui inverter sedangkan posisi switch tidak berubah, posisi
switch berubah jika inverter mengalami kerusakan sehingga beban langsung
disupply oleh supply tegangan utama. Jenis ini lebih mahal daripada yang
pertama karena inverternya harus baik.

Sedangkan kelemahannya adalah pada inverter karena jika inverter


beroperasi secara terus menerus maka tidak menutup kemungkinan akan
memperpendek umur dari inverter itu sendiri.

3. Line Interactive UPS

Pada jenis ini, UPS menggunakan sisitem bi-directionalinverter sehingga


battery di-charge oleh inverter bi-directional, dimana inverter selalu
terhubung dengan beban dan supply tegangan utama secara paralel sedangkan
switch terletak pada saluran utama tidak terhubung langsung dengan beban.
Pada saat supply tegangan utama terganggu maka switch dilepas dan inverter
mencatu beban tanpa terputus. Jenis ini juga memerlukan sisitem kontrol yang
kompleks, karena inverternya bekerja secara bi-directional.

36
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Struktur Unintruptible Power Supply 63-UPS-351

UPS 63-UPS-351 TERDIRI DARI BEBERAPA UNIT PERALATAN :

1. UNIT RECTIFIER
Sebagai alat proses melalui input T1 ke Rectifier yang mengubah Arus
Bolak Balik (AC) menjadi arus searah (DC), yang berfungsi sebagai :

a. Charge Battery.
Tegangan dalam DC Volt decontrol dengan beberapa regulator :
 Regulator Tegangan yang bertujuan agar tegangan DC yang
dihasilkan selalu stabil.
 Besarnya tegangan output Rectifier ini, sangat bergantung dari
Sign Manufacture UPS tersebut.
 Regulator Arus bertujuan agar arus yang masuk ke battery
dapat decontrol atau di batasi dengan Current Limitter Control
sesuai setting.
b. Supply Power DC ke Inverter
Besarnya tegangan DC, selalu sama dengan tegangan dari output
rectifier atau tegangan battery.

Pada beberapa macam UPS terdapat beberapa nilai besaran tegangan


dari Rectifier, yaitu :

a. Nilai Floating yang selalu dipakai pada operasi rectifier secara


continu.
b. Nilai Charging/Boost untuk charge battery pada harga maksimum
dengan waktu tertentu saja, antara 8 s/d 16 jam.
c. Nilai Nominal hanya dipakai pada perhitungan untuk menentukan
berapa banyak jumlah cell battery yang akan dipakai.

Khusus untuk UPS yang sudah memakai Battery Kering (Maintenance


Free), disarankan agar setting Nilai Floating disamakan dengan nilai
charging.

37
1.1 Power Rectifier Thyristor Circuit 3 Phase

Pada UPS generasi lama dan yang baru, masih ada yang menggunakan
Power Thyristor atau SCR (Silicon Control Rectifier) seperti pada gambar
4.

Gambar 5.1. Power Rectifier Thyrystor Circuit 3 Phase

38
1.2 Power Rectifier IGBT Circuit 3 Phase
Pada UPS Generasi terbaru, sudah ada yang memulai menggunakan power
IGBT (Isolated Gate Bipolar Transistor) seperti gambar 5.

Gambar 5.2 Power Rectifier IGBT Circuit 3 Phase

2. Unit Battery Bank


Sebagai unit untuk menyimpan energy dari output rectifier, yang nantinya
akan dipakai sebagai Back Up Power bila kehilangan Power Main Input
UPS. Batterai yang di gunakan pada UPS-351 menggunakan battery basah
bermerk FIAMM dan untuk battery charge menggunakan battery basah
dengan merk NSB.

Banyaknya Cell dan Kapasitas dari unit battery ini, tergantung dari :

a. Besarnya tegangan battery sama dengan besarnya tegangan output


charger, sesuai dengan Sign Manufacture dari UPS tersebut.
b. Tegangan per-cell battery, akan menentukan jumlah cell battery yang
dibutuhkan.
c. Kapasitas battery dalam Ampere Hours (AH), ditentukan berdasarkan
perhitungan:
Kemampuan battery meng back-up beban dengan UPS selama ½ jam
dengan beban penuh.

39
Faktor factor lain yang dapat mempengaruhi umur battery :

a. Temperature Ruang Battery sebaiknya disarankan agar < 22o C,


ditambah dengan flow udara keluar.
b. Connection Support Plate di kepala battery, dari battery cell ke battery
cell lainnya dalam kondisi yang kencang.
c. Pada kondisi charging, arus ke battery jangan terlampau besar,
idealnya hanya 10 ampere saja, dengan waktu yang cukup lama (8 s/d
16 jam).
d. Kepala battery dan connectionnya harus di oles terleih dahulu dengan
minyak grizz agar terhindar dari sifat korosif/jamuran dan tetap
kondisi bersih.
e. Untuk unit yang memakai battery basah (dengan electrolyt), level
caranya jangan sampai dibawah garis minimum.

3. Unit Inverter

3.1 Power Inverter Bridge Circuit.

Sebagai alat untuk mengubah arus searah atau DC menjadi arus bolak
balik atau AC

3.2 Inverter Control

Untuk mengontrol besarnya Energi yang akan di transformasikan ke


primer trafo T2 dengan menggunakan teknik Pulsa Width Modulation
(PWM), yang di control dengan Valve Loop Control (Voltage Regulator)
dan Synchronizing Phasa By Pass, sehingga tegangan output inverter pada
secundair trafo T2 sebesar AC 110 Volt dengan frekuensi 50 Hz ± 0.5 Hz,
yang sudah berbentuk sinusoida selalu stabil dan selalu se-phasa dengan
phasa power by pass.

3.3 PWM Control Proses

Besarnya energy yang akan ditransformasikan ke primer trafo


T2, sangat tergantung dengan lebarnya pulsa yang diproses oleh
control PWM.

40
4. Unit Power By Pass

Sebagai fasilitas untuk power reserve atau power cadangan dari power
output inverter. Disarankan, agar sumber bus power by pass ini tidak sama
dengan sumber bus power main, dengan tujuan untuk pekerjaan
maintenance atau dapat terhindar dari gangguan sumber bus power
tersebut.

Untuk Output UPS 110 volt Frequency 50 Hz, maka tegangan power by
pass pada titik synchron nya harus 110 volt ± 5% dan frequency 50 Hz ±
0.5 Hz. Diluar toleransi tersebut, kemungkinan besar UPS nya tidak dapat
mengikuti lagi, dengan indikasi fail “Unsynchron”.

4.1 Power By Pass Input 110 Volt

Power Input 110 volt sesuai dengan Output UPS.

Gambar 5.3 Power By Pass Input 110 Volt

41
4.2 Power By Pass Input 460 volt

Power Input 460 Volt, harus melalui isolated trafo (T3) step down dari
460 Volt ke 110 Volt

Gambar 5.4 Power By Pass Input 460 Volt

5. Unit Transfer Switch

Sebagai alat untuk perpindahan power output UPS, dari power by pass ke
power output inverter atau sebaliknya, dengan tidak terjadi pemutusan power
atau Unintruptible.

Adapun filosofi umum pada perpindahan power tersebut :

a. Perpindahan power dari power by pass ke power output inverter dilakukan


secara manual
b. Perpindahan dari power output inverter ke power by pass:

 Secara auto, bila pada power output inverter terjadi fail atau trip
 Secara manual, untuk pemeliharaan atau tujuan tertentu.

42
5.2 Sistem Operasional UPS (Uninstruptible Power Supply)

Gambar 5.5 Sistem Operasional UPS Menuju Beban.

Unintruptible Power Supply (UPS) adalah perangkat yang biasanya menggunakan


baterai back up sebagai catu daya alternative , untuk dapat mensuplai daya yang
tidak terganggu yang tidak terganggu untuk perangkat yang terpasang. UPS
merupakan system penyedia listrik yang sangat penting dan diperlukan sekaligus
benteng dari kegagalan daya serta kerusakan system dan hardware.

UPS bekerja berdasarkan kepekaan tegangan. UPS akan bekerja pada saat
menemukan penyimpangan pada jalur voltase (Line Voltage) sehingga
menyebabkan system kelistrikan pada GTG terputus pada bebannya. Hal ini
disebabkan karena high voltage, low voltage, unsynchron dan juga
penyimpangan yang disebabkan oleh pemakaian alat pembangkit yang rentan
rusak. Karena gagal, UPS berpindah ke operasi on battery sebagai reaksi pada
penyimpangan yang di sebabkan oleh pembangkit listrik untuk melindungi
bebannya terhadap pemutusan listrik. Jika kualitas listrik kurang untuk mensuplai
tegangan, UPS mungkin akan sering berubah ke operasi on-battery. Kalau beban
bias berfungsi dengan baik dalam kondisi tersebut, kapasitas dan umur batterai
dapat bertahan lama melalui penurunan kepekaan UPS.

Cara kerja UPS ini ketika rectifier dijalankan dengan masukan AC, kemudian
diubah menjadi tegangan DC. Pada bagian output rectifier digunakan untuk
mengisi battery. Ketika power gagal atau terjadi pemadaman arus listrik, tegangan

43
DC dari battery mengalir ke inverter yang kemudian menghasilkan tegangan AC
pada keluaran inverter lalu di distribusi ke bagian-bagian critical seperti DCS
(Distribusi Control Sistem), Komputer, dan ke bagian critical lainnya.

Pada PT. Pupuk Iskandar Muda ketika GTG (Gas Turbine Gas) terjadi trouble
maka DEG ( Diesel Emergency Generator) harus memback-up secara cepat agar
tidak ada terjadinya pemadaman pada saat produksi, tetapi DEG tidak bisa
memback-up beban kelistrikan dengan cepat sehingga tegangan yang disalurkan
ke beban pasti akan terputus, DEG bisa memback-up beban setelah melakukan
start up secara automatic selama 12 detik. Dengan waktu selama itu, beban akan
terputus dari tegangannya, oleh karena itu, UPS berperan dalam 12 detik tersebut
untuk memback-up beban selama 12 detik, lalu dilanjutkan oleh DEG ( Jika
Diesel Emergency Generator digunakan ).

5.3 Trouble Shooting Pada UPS

Seperti yang di ketahui bahwa setiap system yang ada di UPS tidak selalu
seperti yang kita perkiraan, terkadang UPS juga bisa mengalami trouble
shooting sehingga tidak bisa bekerja dengan keadaan normal. UPS juga
memiliki beberapa trouble shooting yang harus kita ketahui.

Trouble Shooting pada UPS :

1. Rectifier Fail (Trip) yang berakibat hilangnya power DC Output dari


rectifier.
a. Hilangnya Main Power.

Hal ini disebabkan oleh CB input main jatuh (open) atau hilang dari
sumber utamanya

b. DC Over Voltage.

Hal ini di sebabkan oleh Card Control pada rectifier mengalami crash
atau kerusakan yang menyebabkan Card Control tidak berfungsi.

c. Fuse Power Rectifier Putus.


44
Hal ini di sebabkan karena :
 Terjadinya over load/over current pada Power DC Output
Rectifier ke bebannya.
 Short circuit pada power semi conductornya seperti Thyristor
atau IGBT (Isolated Gate Bipolar Transistor).
 Kemungkinan lain terjadinya Short Circuit pada bus bar DC,
Capasitor DC filter ada yang Short Circuit atau Short Circuit
pada bebannya.
d. Fuse Power ke trafo supply atau Card-card control terputus.

Hal ini disebabkan oleh :


 Terjadi Short Circuit pada instalasi atau Cooling Fan
 Terjadi Short Circuit pada trafo supply atau salah satu Card
Control.
e. Terjadinya Overheat pada UPS.
Hal ini di sebabkan oleh :
 Terjadinya Over Temperature pada Heat Sink Power Semi
Conductor yang berupa power IGBT nya.
 Cooling system rusak atau tidak sempurna akibat adanya
sumbatan kotoran dan debu.

Akibat rectifier fail, rectifier akan trip, battery back up discharge sehingga tercapai
nilai DC undervoltage, transfer switch akan pindah, dari inverter ke by pass dan
inverter trip.

2. Inverter Fail (Trip)

a. Terjadinya fail DC undervoltage

Penyebabnya adalah terjadinya fail pada system rectifier dan energy


battery back up sudah hamper habis, sehingga terjadi DC under voltage.

b. Fuse Power Inverter Bridge Terputus

Penyebabnya dikarenakan terjadi short circuit pada power inverter bridge


atau salah satu power semi conductornya ada yang short circuit (bocor).

c. Terjadi ledakan atau bunyi yang keras pada power inverter bridge
45
Penyebabnya dikarenakan terjadinya short circuit pada bus bar circuit
power inverter bridge ataupun terjadi short circuit pada power
semiconductor dari inverter bridge, yang berupa thyristor atau IGBT.

Fail dengan indikasi inverter trip, akan berakibat kehilangan power output inverter.
Bila UPS yang dipakai benar benar handal, terjadi inverter trip, maka transfer switch
akan segera dipindahkan secara automatis dari posisi inverter ke posisi By Pass
sehingga beban UPS tetap aman.

3. Unsynchron
a. Selisih tegangan antara power By Pass dengan tegangan power output inverter
melebihi dari 5%.
b. Selisih frequency antara power by pass dengan frequency power output
inverter melebihi dari 0,5 Hz.
c. Adanya indikasi Fail Unsynchron palsu yang disebabkan oleh distorsi atau
kerusakan dari control Protection Logig atau Hange.

Fail “Unsynchron” akan mengakibatkan fungsi sequence Transfer Switch Change


menjadi terkunci (Blocking) sehingga Transfer Switch tidak dapat pindah, baik secara
auto maupun secara manual.

Fail dengan indikasi “Unsynchron”, akan berakibat transfer switch tidak dapat
pindah.

46
BAB VI

PENUTUP

6.1 KESIMPULAN

UPS (Uninstruptible Power Supply) termasuk factor pendukung yang vital


dalam pengoperasian kelistrikan di PT. Pupuk Iskandar Muda, terutama pada bagian
alat-alat instrument yang bisa dibilang sangat sensitive terhadap adanya tegangan,
dengan adanya UPS, kualitas tegangan yang dikirim oleh GTG (Gas Turbine
Generator) tidak perlu di khawatirkan lagi, karena pada saat tegangan masuk ke UPS
tegangan dari sumber telah disaring oleh rectifier dan inverter, jadi pada saat
tegangan masuk ke UPS bisa dibilang tegangan tersebut sudah bebas dari gangguan
yang disebabkan oleh GTG. Selain itu tidak ada perpindahan waktu jika ada
pergantian dari Normal Mode ke By Pass Mode, ini disebabkan oleh peran static
switch yang bekerja dengan jeda waktu yang sangat kecil yaitu 0,004 detik.

6.2 SARAN

Saran dari saya selaku praktikan dari praktek kerja lapangan ini, baterai dari
UPS harus diperhatikan terutama pada UPS 63-UPS-351, ini dikarenakan tipe UPS
ini memakai baterai basah jadi bisa saja suhu pada battery room terlalu panas
sehingga bisa membuat baterai meledak, dan hal yang harus diwaspadai pada saat
UPS berganti dari mode normal ke dalam keadaan emergency, pada saat itu bisa saja
terjadi distorsi harmonic (gelombang cacat), sehingga dapat menggangu kualitas
tegangan yang disuplay ke beban sehingga beban dapat mengalami kerusakan.

47

Anda mungkin juga menyukai