Anda di halaman 1dari 72

BAHAN AJAR I

TEORI MESIN LISTRIK

MESIN ARUS SEARAH

DISUSUN
SUNYOTO, M.Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FEBRUARI 2018

i
PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU BAHAN AJAR PEMBELAJARAN
MATA KULIAH MESIN LISTRIK

Untuk menggunakan buku bahan ajar ini beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain
:
1. Sebelum mengerjakan tugas-tugas yang ada didalam buku bahan ajat ini, mahasiswa
harus membaca dan memahami tentang materi yang dipelajari.
2. Dalam mengerjakan tugas dan mengerjakan soal-soal, jangan sampai hanya
formalitas, menggunakan teknik “copy paste” terhadap contoh soal yang ada dengan
mengganti data, namun harus menguasai benar teori pendukungnya. Jika terdapat
keragu-raguan harap berkonsultasi dengan dosen.
3. Setelah tugas selesai dikerjakan, hasil pekerjaan dapat dikonsultasikan ke dosen
untuk dikoreksi dan diberi masukan jika terdapat kesalahan. Dengan cara demikian,
diharapkan mahasiswa secara mandiri dapat belajar dengan baik dan pada akhirnya
dapat diperoleh hasil yang baik pula.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi petunjuk
dan hidayah kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas merevisi
buku bahan ajar mata kuliah Mesin Listrik (teori) sebagai sumber belajar mahasiswa.
Buku bahan ajar ini merupakan salah satu sumber belajar mahasiswa yang disusun lebih
praktis sehingga diharapkan mahasiswa mudah mengikutinya. Agar apa yang diharapkan
mahasiswa dapat tercapai sesuia yang diharapkan, mahasiswa harus disiplin dan jujur
dalam mengerjakan tugas-tugas dalam buku bahan ajar ini. Keberhasilan mahasiswa
dalam menempuh mata kuliah Mesin Listrik sangat tergantung dari kedisiplinan dan
kejujuran mahasiswa. Penyusun mempuyai keyakinan penuh, jika mahasiswa secara jujur
benar-benar menguasai materi ajar dalam buku bahan ajar ini, mereka pasti akan
memperoleh hasil yang memuaskan.
Dalam Mata Kuliah Mesin Listrik terdapat 3 buku bahan ajar. Ketiga buku bahan
ajar tersebut adalah : Bahan Ajar Mesin Arus Searah, Bahan Ajar Transformator 1 Fasa
dan 3 fasa dan Bahan Ajar Mesin Arus Bolak-Balik. Buku Bahan Ajar Mesin Listrik Arus
Searah ini terdiri atas 2 bab yaitu Bab I : Generator dan Bab II : Motor. Buku Bahan Ajar
ini dilengkapi dengan ringkasan masing-masing bab. Latihan soal-soal beserta teknik
penyelesaiannya dan sejumlah pertanyaan dan soal sebagai tugas mahasiswa yang
seyogyanya dikerjakan baik secara individu maupun secara kelompok.
Penyusun menyadari bahwa sistematika, materi dan pola penyusunan masih jauh
dari sempurna. Untuk itu saran serta masukan akan senantiasa penyusun pertimbangkan
demi lebih baiknya penyusunan Buku Bahan Ajar ini.
Terimakasih senantiasa penyusun sampaikan atas segala bentuk bantuan yang
telah diberikan. Semoga kebaikan yang telah diberikan mendapat imbalan pahala dari
Allah SWT. Amin.

Yogyakarta, Februari 2016


Penyusun

SUNYOTO

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU BAHAN AJAR ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR v
BAB I GENERATOR ARUS SEARAH 1
A. PRINSIP DASAR GENERATOR ARUS SEARAH 1
B. PRINSIP PENYEARAHAN 2
C. KONSTRUKSI GENERATOR 5
D. JENIS-JENIS GENERATOR ARUS SEARAH 8
E. DAYA, RUGI DAYA DAN EFISIENSI GENERATOR 15
F. POLARITAS TEGANGAN GENERATOR ARUS SEARAH 18
G. LILITAN JANGKAR 19
H. GGL INDUKSI PADA LILITAN JANGKAR 20
I. REAKSI JANGKAR DAN CARA MENGATASINYA 23
J. KARAKTERISTIK GENERATOR ARUS SEARAH 27
RINGKASAN 34
PERTANYAAN 37
SOAL-SOAL 38
BAB II MOTOR ARUS SEARAH 41
A. PRINSIP DASAR MOTOR ARUS SEARAH 41
B. KONSTRUKSI DAN PRINSIP LILITAN JANGKAR 42
C. JENIS-JENIS MOTOR ARUS SEARAH 42
D. GGL LAWAN PADA MOTOR ARUS SEARAH 47
E. TORSI MOTOR 49
F. DAYA, RUGI DAYA DAN EFISIENSI 50
G. KARAKTERISTIK MOTOR 53
H. PRINSIP PENGENDALIAN MOTOR ARUS SEARAH 58
RINGKASAN 62
PERTANYAAN 63
SOAL-SOAL 64
DAFTAR PUSTAKA 65

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar I-1 Sebuah Kumparan Yang Diputar Diantara Dua Kutub 1


Gambar I-2 Kaidah Telapak Tangan Kanan 1
Gambar I-3 Kumparan Yang Diputar Diantara 2 Kutub Dengan 2 Komutator 2
Gambar I-4 Prinsip Penyearahan Pada Generator Arus Searah 4
Gambar I-5 Bentuk Gelombang Tegangan Pada Sikat 4
Gambar I-6 Konstruksi Generator Arus Searah Kutub Dua 5
Gambar I-7 Konstruksi Jangkar 7
Gambar I-8 Kumparan Jangkar Pada Generator Arus Searah 8
Gambar I-9 Untai Kesetaraan Generator Penguat Terpisah 9
Gambar I-10 Untai Kesetaraan Generator Shunt 10
Gambar I-11 Untai Kesetaraan Generator Seri 12
Gambar I-12 Untai Kesetaraan Generator Komponen Panjang 13
Gambar I-13 Untai Kesetaraan Generator Komponen Pendek 14
Gambar I-14 Blok Aliran Daya Pada Generator Arus Searah 16
Gambar I-15 Susunan Sisi Kumparan Dalam Alur Jangkar 29
Gambar I-16 Bagian Dari Jangkar Mesin Arus Searah 21
Gambar I-17 Arah Ggm Utama (U) dan Ggm Jangkar (A) 24
Gambar I-18 Arah Ggm Utama Setelah Dipengaruhi Ggm Jangkar 25
Gambar I-19 Arah Ggm Pada Generator Arus Searah 26
Gambar I-20 Pemasangan Kutub Bantu dan Distribusi Kemagnetannya 26
Gambar I-21 Konstruksi Lilitan Kompensasi 27
Gambar I-22(a) Untai Pengujian
Gambar I-22(b) Karakteristik E = f(Im) Generator Penguat Terpisah 28
Gambar I-23 Karakteristik E = f(Im) Untuk 3 Macam Putaran 28
Gambar I-24 Karakteristik Luar Generator Penguat Terpisah 29
Gambar I-25 Untai Pengujian dan Karakteristik Beban Nol Generator Shunt 30
Gambar I-26 Karakteristik V = f(IL) Generator Shunt 31
Gambar I-27 Karakteristik Luar V = f(IL) Generator Seri 32
Gambar I-28 Karakteristik V = f(IL) Generator Kompon 33
Gambar II-1 Kaidah Telapak Tangan Kiri 41
Gambar II-2 Untai Kesetaraan Motor Penguat Terpisah 43
Gambar II-3 Untai Kesetaraan Motor Shunt 44
Gambar II-4 Untai Kesetaraan Motor Seri 45

v
Gambar II-5 Untai Kesetaraan Motor Komponen Panjang 46
Gambar II-6 Untai Kesetaraan Motor Komponen Pendek 46
Gambar II-7 Gaya Yang Dihasilkan Pada Sebuh Kumparan 49
Gambar II-8 Blok Aliran Daya Pada Motor Arus Searah 50
Gambar II-9 Karakteristik Ta = f(Ia) Motor Shunt 54
Gambar II-10 Karakteristik n = f(Ia) Motor Shunt 55
Gambar II-11 Karakteristik Ta = (Ia) Motor Seri 55
Gambar II-12 Karakteristik n = (Ia) Motor Seri 56
Gambar II-13 Berbagai Karakteristik Pada Motor Kompon 57
Gambar II-14 Untai Mengatur Putaran Motor Dengan Mengatur Arus Magnet 59
Gambar II-15 Untai Pengereman Dinamik 60

vi
BAB I
GENERATOR ARUS SEARAH

A. PRINSIP DASAR GENERATIR ARUS SEARAH


Generator adalah suatu alat yang berfungsi mengubah tenaga mekanik
menjadi tenaga listrik. Khusus generatir arus searah, listrik yang dihasilkan
merupakan listrik arus searah. Prinsip yang digunakan adalah Hukum Faraday yang
mengatakan bahwa suatu penghantar yang berada pada sejumlah garis gata magnet
(ggm) yang berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan dibangkitkan gaya
gerak listrik (ggl) induksi. Untuk memperoleh ggl tersebut, pada generator arus searah
dilakukan dengan cara memutar kumparan diantara kutub-kutub magnet seperti
gambar I-1 dibawah.

Gambar I-1. Sebuah Kumparan Yang Diputar Diantara Dua Kutub

Untuk menentukan arah arus yang mengalir didalam kumparan, digunakan kaidah
telapak tangan kanan seperti gambar I-2 berikut.

Gambar I-2. Kaidah Telapak Tangan Kanan

1
Telapak tangan disusun sedemikian seperti gambar I-2. Jika ggm menembus tegal
lurus telapak tangan kanan, ibu jari menunjukkan arah gerakan, maka keempat jari
tengah menunjukkan arah arus yang mengalir di dalam penghantar.

B. PRINSIP PENYERAHAN
Pada generator arus searah, penyearahan dilakukan secara mekanis dengan
menggunakan suatu alat yang disebut komutator atau lamel. Komutator merupakan
sebuah cincin yang dibelah dua, kemudian disatukan kembali dan masing-masing
belahan disekat dengan isolator. Masing-masing komutator dihubungkan dengan
ujung kumparan tempat terbangkitnya gigi induksi. Gambar I-3 merupakan contoh
sebuah kumparan yang diputar dua kutub dengan dua buah komutator.

Gambar I-3. Kumparan Yang Diputar Diantara 2 Kutub Dengan 2 Komutator

Komutator I dihubungkan dengan sisi AB, sedangkan komutator II dihubungkan


dengan sisi CD. Jika kumparan ABCD diputar, sikat-sikat akan bergesekan dengan
komutator I dan II secara bergantian. Peristiwa perpindahan atau pergeseran sikat dari
komutator yang satu ke komutator yang lain disebut komutasi. Adapun prinsip
penyerahan pada generator arus searah adalah sebagai berikut.
1. Cermati gambar I-3. Mulai-mula sisi AB berada pada kedudukan nol (0) dan sisi
CD berada pada kedudukan (6). Pada kedudukan yang demikian, sisi AB dan CD
tidak membangkitkan ggl induksi. Pada saat ini pula sikat-sikat berhubungan
dengan bagian isolator yang terletak diantara dua komutator yang berdekatan. Hal
demikian berarti kedua sikat berpotensial nol (0) atau kedua komutator tidak ada
beda potensial.

2
2. Kumparan berputar terus, sehingga sisi AB berada di daerah kutub utara, dari
kedudukan nol (0) menuju (3) dan sisi CD berada pada daerah kutub selatan.
Sesuai dengan kaidah tangan kanan, arus pada sisi AB mempunyai arah menjauhi
(x), sedangkan pada sisi CD mempunyai arah mendekati (.). pada saat yang
demikian ini komutator I berpotensi negatif (-) dan pada komutator II berpotensial
positif (+). Ini berarti bahwa sikat E yang berhubungan dengan komutator I
berpotensial negatif (-) sedangkan sikat F berpotensial positif (+).
3. Pada putaran selanjutnya, sisi kumparan AB berada pada kedudukan (6) dan sisi
kumparan CD berada pada kedudukan 0 (nol) atau 12. Pada saat yang demikian
ini terjadi hal yang sama dengan posisi 1 diatas, yaitu sikat-sikat berpotensial o
(nol).
4. Karena kumparan berputar terus, maka kedudukan sekarang berubah yaitu sisi
kumparan AB berada pada daerah kutub selatan dan sisi kumparan CD berada
pada daerah kutub utara. Hal ini juga dapat dikatakan, sisi AB bergerak dari
kedudukan (6) menuju (9) dan sisi CD bergerak dari kedudukan 0 (nol) menuju
(3). Pada sisi AB, arus akan mempunyai arah mendekati kita (.), dan pada sisi CD
arus yang mengalir akan mempunyai arah menjauhi kita (x). Pada saat ini berarti
komutator I berpotensial positif (+) dan komutator II berpotensial negatif (-).
Peristiwa 1 sampai dengan 4 terjadi terus menerus selama kumparan diputar
(perhatikan kembali gambar I-3 dan gambar I-4).
Dari uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa walaupun ggl induksi
yang dibangkitkan oleh kumparan merupakan tegangan bolak-balik, namun polaritas
tegangan pada sikat-sikat merupakan polaritas tegangan yang sejenis.

3
Gambar I-4. Prinsip Penyearahan Pada Generator Arus Searah
Berdasarkan gambar I-4, bentuk gelombang ggl yang dibangkitkan pada
sikat adalah seperti gambar I-5. Meskipun bentuk gelombangnya tidak rata, namun
dapat dikatakan bahwa gelombang tersebut merupakan gelombang searah yang
berdenyut. Jika ujung-ujung skat dihubungkan dengan beban, maka arus yang
mengalir juga searah walaupun masih berdenyut.

Gambar I-5 Bentuk Gelombang Tegangan Pada Sikat

4
C. KONSTRUKSI GENERATOR
Konstruksi generator arus searah dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu :
1. Bagian yang diam disebut stator. Beberapa komponen yang terdapat pada stator
antara lain : gandar (badan stator), inti kutub, lilitan penguat magnet, sikat dan
kotak hubung.
2. Bagian yang bergerak disebut rotor. Beberapa komponen yang terdapat pada rotor
antara lain : jangkar, lilitan jangkar, komutator dan poros.
Gambar I-6 berikut merupakan contoh konstruksi sebuah generator arus searah
kutub dua.

Gambar I-6. Konstruksi Generator

Fungsi masing-masing bagian adalah sebagai berikut :


1. Gandar (frame atau badan generator)
Fungsi utama gandar adalah tempat mengalirnya gaya gerak magnet (ggm)
yang dihasilkan oleh kutub-kutub magnet. Di samping itu, badan juga berfungsi
melindungi dan meletakkan komponen-komponen tertentu. Oleh karena itu, gandar
yang berbentuk silinder ini dibuat dari bahan ferro magnetik dan kuat. Untuk
memenuhi kedua persyaratan tersebut, untuk generator yang kecil biasanya dibuat
dari besi tuang, sedangkan untuk daya yang relatif besar dibuat dari plat-plat
campuran baja yang dibuat dalam bentuk silinder.

5
Permukaan gambar terdapat name plate yang berisi data dan spesifikasi
generator. Dengan adanya data dan spesifikasi tersebut, maka dengan mudah dapat
diketahui beberapa hal pokok dari generator misalnya daya nominal, tegangan,
arus, putaran mesin dan sebagainya.
Pada gambar juga terdapat kotak hubung. Kotak hubung ini merupakan
tempat ujung-ujung lilitan, baik lilitan jangkar maupun lilitan penguat magnet.
Dengan adanya kotak hubung ini, untuk melakukan perubahan sambungan lilitan
jangkar dapat dilakukan dengan mudah.
2. Inti Kutub Magnet dan Lilitan Penguat Magnet
Sebagaimana telah diketahui bahwa ggm pada generator dihasilkan oleh
kutub-kutub magnet. Untuk memperoleh ggm tersebut, pada generator yang kecil
biasanya digunakan kutub permanen, sedangkan untuk generator yang berkapasitas
besar digunakan magnet buatan (elektro magnet). Pada inti kutub terdapat lilitan
penguat magnet. Pada inti tersebut terdapat 2 (dua) macam lilitan penguat magnet
yaitu lilitan penguat magnet yang jumlah lilitannya banyak namun luas
penampangnya kecil dan lilitan penguat magnet yang jumlah lilitannya sedikit
namun luas penampangnya besar.
3. Sikat-Sikat
Fungsi sikat-sikat adalah sebagai penghubung atau jembatan aliran arus
listrik dari lilitan jangkar dengan beban. Agar gesekan sikat dengan komutator
pada saat rotor berputar balik mengakibatkan keausan bagi komutator tersebut,
maka bahan yang digunakan lebih lunak dari pada bahan yang digunakan untuk
komutator. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, sikat-sikat dibuat dari bahan
arang. Dipilih bahan arang karena bahan tersebut memiliki titik lebur yang tinggi
dan daya hantar listrik yang baik.
4. Komutator
Komutator adalah komponen dalam rotor generator yang berfungsi
menyerahkan listrik arus bolak-balik yang dibangkitkan oleh lilitan jangkar
menjadi listrik arus searah secara mekanik. Komutator dalam generator arus searah
mempunyai jumlah yang banyak dan berbentuk lempengan-lempengan dalam
pemasangannya, antara lempengan yang satu dengan lempengan yang lain disekat
menggunakan isolator.

6
5. Jangkar (Angker)
Jangkar yang digunakan berbentuk silinder yang pada bagian permukaannya
diberi alur-alur. Alur-alur tersebut digunakan untuk menempatkan kawat-kawat
lilitan. Jangkar dibuat dari bahan yang kuat dari bahan ferromagnetis dengan
maksud agar kawat-kawat lilitan jangkar berada di dalam daerah yang induksi
magnetnya besar. Konstruksinya jangkar pada dasarnya adalah seperti gambar I-7.

Gambar I-7. Konstruksi Jangkar

Untuk mengurangi kerugian akibat arus pusar, inti jangkar dibuat dari bahan
yang berlapis-lapis. Sedangkan untuk mengurangi kerugian akibat histerisis, inti
jangkar dibuat dari bahan besi lunak.
6. Kawat Lilitan Jangkar
Lilitan jangkar adalah tempat terbangkitnya ggl induksi. Dalam satu alur
jangkar dapat diisi satu atau beberapa sisi kumparan yang masing-masing sisi
kumparan berisi banyak kawat lilitan. Setiap kumparan terdiri dari :
a. Sisi Kumparan Aktif, yaitu bagian sisi kumparan yang terletak di dalam alur
jangkar yang merupakan bagian yang aktif membangkitkan ggl induksi.
b. Kepala kumparan, yaitu bagian dari kumparan yang terletak diluar alur
jangkar. Pada bagian ini tidak membangkitkan ggl induksi.
c. Juluran, yaitu bagian ujung kumparan yang menghubungkan sisi kumparan
aktif dengan komutator.
Gambar I-8 dibawah merupakan contoh bentuk sebuah kumparan jangkar generator
arus searah. Antara kumparan yang satu dengan kumparan yang lain selalu
disambung seri.

7
Gambar I-8. Kumparan Jangkar Pada Generator Arus Searah

D. JENIS-JENIS GENERATOR ARUS SEARAH


Kutub magnet yang digunakan pada generator arus searah meurpakan kutub
buatan (elektro magnet). Ditinjau dari sumber arus penguat magnet bagi kutub-kutub
magnet generator arus searah dibedakan menjadi :
1. Generator Penguat Terpisah, yaitu generator yang arus penguta magnet bagi
kutub magnetnya diperoleh dari sumber tenaga listrik lain misalnya aki.
2. Generator Penguat Sendiri, yaitu generator yang tegangan suplai untuk lilitan
penguat magnetnya diperoleh dari tegangan keluaran generator itu sendiri. Besar
arus penguat magnet sangat dipengaruhi oleh tegangan yang dibangkitkan oleh
generator tersebut.

1. Generator Penguat Terpisah


Dengan terpisahnya tegangan suplai penguat magnet dengan tegangan
keluaran generator, berarti besar kecilnya arus penguat magnet tidak terpengaruh
oleh tegangan keluaran generator. Untai kesetaraan generator penguat terpisah
adalah sebagai berikut :

8
Gambar I-9. Untai Kesetaraan Generator Penguat Terpisah
Persamaan arus : Im = Em/Rm; Ia = IL
Persamaan tegangan : Ea = V + Ia . Ra + 2 e
Im = Arus penguat magnet (A)
Ia = Arus Jangkar (A)
IL = Arus beban (A)
Em = Tegangan suplai lilitan penguat magnet (Volt)
V = Tegangan terminal generator (V)
Ea = Ggl induksi yang dihasilkan oleh lilitan jangkar (V)
e = Kerugian tegangan pada sikat (V)
RL = Hambatan beban ()
Ra = Hambatan lilitan jangkar ()
Contoh Soal :
Generator penguat terpisah 234 volt, hambatan beban R L = 117 , hambatan lilitan
jangkar Ra = 1 , kerugian pada sikat diabaikan.
Hitunglah : Arus jangkar Ia dan ggl induksi Ea.
Penyelesaian (Perhatikan gambar I-9) :
V = 234 Volt, RL = 117 , Ra = 1 , 2e = 0
Ea = V + Ia . Ra + 2e
Ia = IL ; IL = --- = --- = 2A
Ea = 234 V + 2 . 1 + 0 = 236 V

9
2. Generator Penguat Sendiri
Disebut generator penguat sendiri karena tegangan suplai untuk lilitan penguat
magnet diambil dari keluaran generator itu sendiri. Besar tegangan suplai penguat
magnet akan terpengaruh oleh tegangan keluaran generator. Ggl induksi yang
dibangkitkan oleh generator pada saat generator mulai diputar berasal dari ggm
tinggal yang ada pada inti magnet.
Berdasarkan jenis sambungan antara lilitan jangkar dan lilitan penguat magnet,
generator arus searah penguat sendiri dibedakan menjadi :
a. Generator Shunt (paralel)
b. Generator Seri
c. Generator Kompon (Camputan)

a. Generator Shunt
Generator shunt adalah generator arus searah yang lilitan penguat magnetnya
disambung paralel dengan lilitan jangkar. Karena lilitan penguat magnet
disambung paralel, maka hambatan liltan shunt harus besar. Untuk itu pada
lilitan penguat magnet shunt digunakan kawat lilit dengan luas
penampang kecil namun jumlah lilitan banyak. Untai kesetaraan generator
shunt adalah seperti gambar I-10 berikut.

Gambar I-10. Untai Kesetaraan Generator Shunt

10
Berdasarkan untai kesetaraan gambar I-10 di atas, diperoleh persamaan arus
dan tegangan sebagai berikut :
Persamaan arus :
Ia = IL + Ish
Persamaan tegangan
Ea = V + Ia . Ra + 2e ;
V = Vsh = Ish . Rsh
Ish = Arus pada lilitan penguat magnet shunt
Rsh = Hambatan lilitan penguat magnet shunt
Contoh Soal :
Sebuah generator shunt 240 Volt, Rsh = 240 , Ra = 1 , RL = 10 
Hitunglah : Arus jangkar Ia dan ggl induksi Ea. Jika kerugian tegangan pada
sikat diabaikan.
Penyelesaian (Perhatikan gambar I-10) :
V = 240 volt ; Rsh = 240  ; Ra = 1  ; RL = 10 

V = Ish . Rsh atau Ish = = =1A

V = IL . RL atau IL = = = 24 A

Ia = IL + Ish = 24 + 1 = 25 A
Ea = V + Ia . Ra + 2e
Ea = 240 + 26 . 1 + 0 ; Ea = 265 Volt.
b. Generator Seri
Disebut generator seri karena lilitan penguat magnet disambung seri dengan
lilitan jangkar. Agar kerugian tegangan pada lilitan penguat seri kecil, maka
hambatan pada lilitan penguat seri harus kecil. untuk itu pada lilitan
penguat seri jumlah lilitannya sedikit namun luas penampang kawat besar.
Dengan luas penampang kawat yang besar ini juga dimaksudkan agar lilitan
penguat seri mampu dialiri arus ke beban. Gambar I-11 berikut menunjukkan
untai kesetaraan generator penguat seri.

11
Gambar I-11. Untai Kesetaraan Generator Seri
Berdasarkan untai kesetaraan gambar I-11 diperoleh persamaan arus dan
tegangan sebagai berikut :
Persamaan arus : Ia = Is = IL
Persamaan tegangan : Ea = V + Ia . Ra + Is . Rs + 2e
Is = Arus penguat magnet seri
Rs = Hambatan lilitan penguat magnet seri
Contoh Soal :
Sebuah generator seri mempunyai data sebagai berikut : Tegangan V = 240
Volt ; Rs = 1  ; Ra = 1  ; R = 10 . Kerugian pada sikat diabaikan.
Hitunglah : Arus jangkar Ia dan ggl induksi Ea.

Penyelesaian (Perhatikan gambar I-11) :


V = IL . RL atau IL = V/RL = 240 / 10 = 24 A ; Ia = IL = Is = 24 A ;
Ea = V + Ia . Ra + Is . Rs + 2e
Ea = 240 + 24 . 1 + 24 . 1 + 0
Ea = 288 volt

12
c. Generator Kompon (Campuran)
Disebut generator kompon karena pada generator tersebut pada masing-masing
inti kutub magnet mempunyai 2 macam lilitan penguat magnet, yaitu lilitan
penguat magnet shunt dan lilitan penguat magnet seri. Ditinjau dari cara
penyambungannya, generator kompon dibedakan menjadi :
1) Generator Kompon Panjang
Untai kesetaraannya adalah seperti gambar I-12.

Gambar I-12 Untai Kesetaraan Generator Kompon Panjang

Berdasarkan untai kesetaraan gambar I-12 di atas, diperoleh persamaan


arus dan tegangan sebagai berikut :
Persamaan arus : Is = IL + Ish
Persamaan tegangan : Ea = V + Ia . Ra + Is . Rs + 2e
Vsh = V = Ish . Rsh
Contoh Soal :
Generator kompon panjang mempunyai data : Tegangan terminal = 240 V;
hambatan lilitan seri Rs = hambatan lilitan jangkar Ra = 1  ; hambatan
lilitan penguat shunt Rsh = 240  ; hambatan beban RL = 10 .

13
Hitunglah arus jangkar Ia dan ggl induksi Ea jika kerugian pada sikat
diabaikan.
Penyelesaian (Perhatikan gambar I-12) :
V = 240 volt, Rs = 1 , Rsh = 240 , Ra = 1 , RL = 10 
V = Ish . Rsh atau Ish = V/Rsh = 240/240 = 1 A
V = IL . RL atau IL = V/RL = 240/10 = 24 A
Ia = Is = IL + Ish, Ia = Is = 24 + 1 = 25 A
Ea = V + Ia . Ra + Is . Rs + 2e ;
Ea = 240 + 25 . 1 + 25 . 1 + 0
Ea = 290 V

2) Generator Kompon Pendek


Untai kesetaraan generator kompon pendek adalah seperti gambar I-13.

Gambar I-13. Untai Kesetaraan Generator Kompon Pendek


Berdasarkan untai kesetaraan gambar I-13 di atas, diperoleh persamaan
arus dan tegangan sebagai berikut :
Persamaan arus : Ia = Ish + Is
Ish = Vsh / Rsh

14
Persamaan tegangan : Ea = V + Ia . Ra + Is . Rs + 2e
Vsh = V + Is . Rs = Ea – Ia . Ra - 2e
Contoh Soal :
Generator kompon pendek mempunyai data : Tegangan terminal V = 240
volt, Ra = Rs = 1 , Rsh = 240  dan RL = 10 . Hitunglah : Arus jangkar
Ia dan ggl induksi Ea jika kerugian pada sikat diabaikan.
Penyelesaian (Perhatikan gambar I-13) :
V = 240 volt, Rs = 1 , Rsh = 240 , Ra = 1 

V = IL . RL atau IL = = = 24 ; Is = IL = 24 A

Vsh = V + Is . Rs = 240 + 24 . 1 = 264 Volt


Vsh = Ish . Rsh atau Ish = Vsh/Rsh ; Ish = 264/240 = 1,1 A
Ia = Is + Ish ; Ia = Is + Ish = 24 + 1,1 = 25,1 A
Ea = V + Ia . Ra + Is . Rs + 2e
Ea = 240 + 25,1 . 1 + 24 . 1 + 0 ; Ea = 289,1 Volt

E. DAYA, RUGI DAYA DAN EFISIENSI GENERATOR


1. Daya Generator
Terdapat 3 macam daya yaitu daya masukan (Pin), daya jangkar (Pa) dan
daya keluaran (Pout atau PL). Daya masukan adalah daya yang digunakan untuk
memutar rotor. Daya jangkar adalah daya yang dihasilkan oleh lilitan jangkar dan
daya keluaran adalah daya yang dipakai oleh beban.
2. Rugi-Rugi Daya
Terdapat 2 macam kerugian daya yaitu : (1). Rugi inti besi dan rugi gesek
(Pb). Besarnya kerugian inti adalah tetap. (2). Rugi tembaga (Pcu). Kerugian ini
besarnya selalu berubah tergantung oleh arus. Kerugian tembaga (Pcu) terdiri dari
rugi-rugi tembaga pada : (a). Lilitan jangkar (Ra) besarnya = Ia2.Ra, (b). Lilitan
penguat shunt (Rsh) besarnya = Ish2.Rsh. (c). Lilitan penguat seri (Rs) besarnya =
Is2.Rs, (d). Lilitan yang lain yaitu lilitan kompensasi dan lilitan pada kutub bantu.
Gambar I-14 merupakan blok aliran daya pada generator arus searah.

15
Gambar I-14. Blok Aliran Daya Pada Generator Arus Searah
Daya keluaran = Pout = V . IL Watt
Karena V = IL . RL Watt
Maka Pout = IL2 . RL Watt
Daya jangkar = Pa = Ea . Ia Watt
Pin = daya masukan generator = Pa + Pb Watt

3. Efisiensi Generator
Perbandingan antara daya keluaran Pout atau PL dengan daya masukan Pin
disebut efiseinsi generator (ng) dan dinyatakan dengan rumus :
ng =

Contoh Soal :
1) Sebuah generator shunt memikul beban 6 KW pada tegangan terminal 200 V.
Hambatan lilitan shunt dan jangkar masing-masing 50  dan 0,5 . Jika rugi-
gugi tetap (Pb) adalah 1000 watt, hitunglah efisiensi generator tersebut.
Penyelesaian (Perhatikan gambar I-10) :
Ish = 200/50 = 4 A;
IL = 6000/200 = 30 A;
Ia = IL + Ish = 30 + 4 = 34 A
Rugi Tetap = 100 W
Rugi tembaga = Ia2.Ra + Ish2.Rsh
= (34)2 . 0,5 + 2002 . 4
= 578 + 800

16
= 1378 W
Rugi total = 100 + 1378
= 1.478 W
Daya masukan = 6000 + 1478
= 7478 W
ng = 6000 / 7478 = 0,802
Catatan : Coba hitung ulang dengan cara yang lain

2) Sebuah generator seri 500 W, 250 V memiliki data : hambatan lilitan penguat
seri Rs = 1  dan Ra = 1 . Kerugian tegangan pada sikat diabaikan. Rugi
besi dan gesek (Pb) = 100 watt. Hitunglah : Efisiensi generator.
Penyelesaian (Perhatikan gambar I-11) :
V = 250 volt, Rs = 1 , Ra = 1 , Pout = 500 W, Pb = 476 W
PL = V . IL atau IL = 5000/250 = 20 A;
Ia = Is = IL = 20 A
Ea = V + Ia . Ra + Is . Rs + 2e
Ea = 250 + 20 . 1 + 20 . 1 + 0 ; Ea = 290 V
Pa = Ea . Ia ; Pa = 290 . 20 ;
Pa = 5800 Watt
Pin = Pa + Pb ; Pin = 5800 + 100 ;
Pin = 5900 Watt
ng = P out / P in = 0,847
Catatan : Coba hitung ulang dengan cara yang lain

3) Sebuah generator kompon panjang 5000 W, 250 V memiliki beberapa data


yaitu : hambatan lilitan penguat shunt Rsh = 250  dan Ra = Rs = 1 .
Kerugian tegangan pada sikat diabaikan. Rugi besi dan gesek (Pb) = 100 Watt.
Hitunglah : efiseinsi generator
Penyelesaian (Perhatikan gambar I-12) :
V = 250 volt, Rsh = 250 , Ra = Rs = 1 , Pout = 5000 W, Pb = 450 W.
PL = V . IL atau IL = 20 A
V = Ish . Rsh atau Ish = 1 A

17
Ia = Is = IL + Ish ; Ia = Ia = 20 + 1 ; Ia = 21 A
Ea = V + Ia . Ra + Is . Rs + 2 e ;
Ea = 250 + 21 . 1 + 21 . 1 + 0 = 292 V
Pa = Ea . Ia ; Pa = 292 . 21 ; Pa = 6132 Watt
Pin = Pa + Pb ; Pin = 6132 + 100 ; Pin = 6232 Watt
ng = P out / P in = 0,802
4) Generator Kompon Pendek 5000 W, 250 V, Hambatan shunt Rsh = 270 , Ra
= Rs = 1 . Kerugian pada sikat diabaikan. Rugi besi-gesek (Pb) = 100 Watt.
Hitunglah : Efisiensi generator.
Penyelesaian (Perhatikan gambar I-13) :
V = 250 volt, Rsh = 270 , Ra = Rs = 1 , Pout = 5000 W, Pb = 450 W.
PL = V . IL atau IL = 20 A; IL = Is = 20 A
Vsh = Ish . Rsh ; Vsh = V + Is . Rs ;
Ish = 1 A ; Ia = Is + Ish ; Ia = 20 + 1 ; 21 A
Ea = V + Ia . Ra + Is . Rs + 2e ; Ea = 250 + 21 . 1 + 20 . 1 + 0 = 291 V
Pa = Ea . Ia ; Pa = 291 . 21 ; Pa = 6111 Watt
Pin = Pa + Pb ; Pin = 6111 + 100 ;
Pin = 6211 Watt
ng = P out/P in = 0,805

F. POLARITAS TEGANGAN GENERATOR ARUS SEARAH


Polaritas tegangan yang dihasilkan pada terminal generator tergantung oleh
polaritas kutub (arah ggm) dan arah putaran jangkar. Pembalikan polaritas kutub
atau pembalikan arah putaran jangkar pada generator penguat terpisah tidak
mempengaruhi besarnya tegangan yang dibangkitkan, tetapi akan mengakibatkan
terbaliknya polaritas tegangan yang dihasilkan. Namun pada generator penguat
sendiri, pembalikan polaritas kutub atau pembalikan arah putaran jangkar akan
mengakibatkan hal yang lain, yaitu sebagai berikut : Mengingat arus penguat magnet
diperoleh dari keluaran generator itu sendiri, maka jika polaritas kutub dibalik yang
berarti arah ggm dibalik, arus yang mengalir pada lilitan penguat magnet akan terbalik
pula. Pembalikan arus pada lilitan penguat magnet tidak memperkuat ggm sisa, tetapi
akan memperlemah dan akibatnya ggm sisa yang ada pada kutub-kutub magnet akan

18
hilang. Jika hal ini terjadi, maka meskipun generator diputar terus dengan kecepatan
nominal, generator tidak membangkitkan tegangan. Hal yang sama dapat pula terjadi
dengan polaritas kutub yang benar tetapi arah putar jangkarnya terbalik.

G. LILITAN JANGKAR
Lilitan jangkar pada generator merupakan tempat terbangkitnya ggl induksi.
Lilitan jangkar terletak pada bagian yang berputar. Oleh karena itu, generator arus
serah sering disebut dengan generator kutub luar, artinya bahwa kutub-kutub
magnetnya berada pada bagian yang diam (stator) dan lilitan tempat terbangkitnya ggl
induksi berada pada bagian yang berputar (rotor).
Tinjauan tentang lilitan jangkar pada generator arus searah sangat luas. Untuk
memahami lebih jauh tentang kajian jangkar ini dapat dibaca pada buku bahan ajar
Mata Kuliah Teori Mesin Listrik. Pada modul ini hanya akan dikaji secara singkat
tentang lilitan jangkar tersebut.
Jika jumlah kawat lilitan dalam satu sisi kumparan dinyatakan dengan Zs.
Jumlah sisi kumparan total yang dimasukkan ke dalam alur dinyatakan dengan S.
Jumlah seluruh kawat lilitan dalam jangkar dinyatakan dengan Z, maka :
Z = S . Zs
Untuk memperoleh ggl induksi yang besar, selalu digunakan kawat lilitan
dengan jumlah yang banyak. Karena alur jangkar terbatas, maka kumparan
dimasukkan ke dalam alur secara berlapis yaitu 2 lapis. Tiap lapisan dapat diisi satu
sampai tiga sisi kumparan. Jumlah sisi kumparan tiap lapis tersebut dinyatakan dengan
U. U. Susunan sisi kumparan dalam alur adalah seperti gambar I-15 berikut.

Gambar I-15 Susunan Sisi Kumparan Dalam Alur Jangkar

19
Jika jumlah alur dinyatakan dengan G, jumlah sisi kumparan dinyatakan
dengan S, maka jumlah sisi kumparan total dapat diperoleh dengan rumus :
S = 2 U G.
Tiap-tiap kumparan selalu dihubungkan dengan kumparan berikutnya secara
seri melalui komutator. Sehingga semua kumparan senantiasa dihubung seri dan
merupakan suatu rangkaian tertutup.
Ditinjau dari jenis lilitannya, lilitan jangkar dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
a. Lilitan gelung (jerat). Lilitan gelung bertujuan mendapatkan tegangan yang kecil
namun arus yang besar. Lilitan gelung ada 2 (dua) macam yaitu gelung tunggal
dan lilitan gelung majemuk m. Pada lilitan gelung jumlah cabang paralelel lilitan
jangkar A = P untuk gelung tunggal dan A = m.P untuk lilitan gelung majemuk
(ganda) m.
b. Lilitan gelombang. Lilitan gelombang dilakukan dengan tujuan mendapatkan
tegangan yang besar namun arus yang kecil. lilitan gelombang ada 2 (dua)
macam yaitu gelombang tunggal dan lilitan gelombang majemuk (ganda) m. Pada
lilitan gelombang jumlah cabang paralelel lilitan jangkar A = 2 untuk gelombang
tunggal tidak pandang berapapun jumlah kutub dan A = 2 m untuk lilitan
gelombang majemuk (ganda) m.

H. GGL INDUKSI PADA LILITAN JANGKAR (Ea)


Besarnya ggl induksi yang dibangkitkan oleh lilitan jangkar mengacu prinsip
Hukum Faraday. Misalnya dalam sebuah generator arus searah jumlah pasang kutub
dinyatakan dengan : p atau jumlah kutub = P; jumlah kawat lilit dalam jangkar total :
Z, jumlah cabang paralel lilitan jangkar jika dilihat dari sikat-sikat : A, maka jumlah
kawat lilit dalam sambungan seri pada tiap-tiap cabang paralel adalah : Z/A. Dengan
mengacu gambar 3.1, besarnya ggl induksi Ea adalah :
Ea = Ba . I .  . R
Ba = kerapatan ggm (Wb/m2)
I = panjang sisi aktif (m)
 = kecepatan sudut
R = jari-jari perputaran (m)
Ea = Ba . I .  . R . volt

20
Karena : B = ∅ perkutub/q; q = luas daerah kutub, maka berdasarkan gambar I-16 :
. .
q=
.. .
∅ perkutub = weber

atau :
.∅
Ba = . .
Weber/m2

Gambar I-16 Bagian dari Jangkar Mesin Arus Searah


Besarnya ggl induksi Ea adalah :
.∅ .∅. .
Ea = . .
. . ; Ea = .
; p = P/2
.∅. . .
Ea = . .
; Ea = (P.∅.2 .n.Z) / 2 . . 60)

Ea = P . ∅ . Z / A.n/60 Volt
Karena : P . Z/A . 1/60 adalah konstan = C1 maka :
Ea = C1 . n . ∅ volt
Ea = Ggl induksi lilitan jangkar (volt)
p = Jumlah kutub
z = Jumlah penghantar lilitan jangkar total pada mesin
A = Jumlah cabang paralel lilitan jangkar
n = Jumlah putaran generator (rpm)

Pada generator penguar sendiri terdapat beberapa jenis sambungan yaitu :


generator pengaut shunt, seri dan kompon (kompon panjang dan kompon pendek).
Pada sambungan kompon baik kompon panjang maupun kompon pendek, ditinjau dari

21
arah arus yang mengalir pada lilitan penguat magnet shunt dan seri, dikenal generator
kompon bantu dan kompon lawan. Dikatakan generator kompon bantu jika arus pada
lilitan penguat magnet shunt dan seri menghasilkan ggm yang saling memperkuat atau
∅t = ∅sh + ∅s. Sebaliknya dikatakan generator kompon lawan jika arus pada lilitan
penguat magnet shunt dan seri menghasilkan ggm yang saling memperlemah atau ∅t =
∅sh - ∅s.
Contoh Soal
a. Generator shunt kutub 4, gelombang tunggal, 24 alur, 1 sisi kumparan tiap lapis,
10 kawat lilit tiap sisi kumparan. ∅/kutub = 0,025 Wb, n = 1000 rpm.
Hitung : Ggl induksi (Ea)
Penyelesaian : Dengan menggunakan rumus :
Ea = P . ∅ . Z / A.n/60 Volt
Ea = 4 x 0,025 x (2 x 24 x 10)/2 x 1000/60
Ea = 400 Volt
b. Generator shunt kutub 4, gelung tunggal, 24 alur, 1 sisi kumparan/lapis, 10 lilit
tiap sisi kumparan, ∅/kutub = 0,025 Wb, n = 1000 rpm
Hitung : Ggl induksi Ea
Penyelesaian : Dengan menggunakan rumus
Ea = P . ∅ . Z / A.n/60 Volt
Ea = 4 x 0,025 x (2 x 24 x 10)/4 x 1000/60
Ea = 200 Volt
c. Generator shunt kutub 4, gelombang majemuk 2, 24 alur, 1 sisi kumparan tiap
lapis, 10 lilitan tiap sisi kumparan, ∅/kutub = 0,025 Wb, n = 1000 rpm
Hitung : Ggl induksi (Ea)
Penyelesaian : Dengan menggunakan rumus
Ea = P . ∅ . Z / A.n/60 Volt
Ea = 4 x 0,025 x (2 x 24 x 10)/(2x2) x 1000/60
Ea = 200 Volt
d. Generator shunt kutub 4, gelombang majemuk 2, 24 alur, 1 sisi kumparan tiap
lapis, 10 lilitan tiap sisi kumparan, ∅/kutub = 0,025 Wb, generator diputar 1000
rpm.
Hitung : Ggl induksi (Ea)

22
Penyelesaian : Dengan menggunakan rumus
Ea = P . ∅ . Z / A.n/60 Volt
Ea = 4 x 0,025 x (2 x 24 x 10)/(4x2) x 1000/60 ; Ea = 100 V
e. Generator kompon panjang, kompon bantu, memiliki data sebagai berikut : jumlah
kutub 4, gelung tunggal, 24 alur, 1 sisi kumparan tiap lapis, 10 lilitan tiap sisi
kumparan, ∅sh saat berbeban perkutub = 0,03 Wb, ∅ saat berbeban 0,02 Wwb
dan genarator diputar 1000 rpm.
Hitung : Ggl induksi (Ea)
Penyelesaian : Dengan menggunakan rumus
Ea = P . ∅ . Z / A.n/60 Volt
∅t = ∅sh + ∅s = 0,03 Wb + 0,02 Wb = 0,05 Wb
Ea = 4 x 0,025 x (2 x 24 x 10)/(4) x 1000/60 ; Ea = 400 V
f. Generator kompon pendek, kompon lawan, memiliki data sebagai berikut : jumlah
kutub 4, gelung tunggal, 24 alur, 2 sisi kumparan tiap lapis, 10 lilitan tiap sisi
kumparan, ∅sh saat berbeban perkutub = 0,03 Wb, ∅ saat berbeban 0,02 Wb dan
genarator diputar 1500 rpm.
Hitung : Ggl induksi (Ea)
Penyelesaian : Dengan menggunakan rumus
Ea = P . ∅ . Z / A.n/60 Volt
∅t = ∅sh - ∅s = 0,03 Wb - 0,02 Wb = 0,01 Wb
Ea = 4 x 0,01 x (2 x 24 x 20)/(4) x 1500/60
Ea = 240 V
Hitung ulang jika masing-masing soal divariasi untuk :
1) Jenis generator yang berbeda.
2) Jumlah kutub yang berbeda.
3) Jenis lilitan yang berbeda.

I. REAKSI JANGKAR DAN CARA MENGATASINYA


Gambar I-17 (a) dan I-17 (b) adalah arah ggm kutub magnet utama dan ggm
yang dihasilkan oleh lilitan jangkar.

23
(a) (b)
Gambar I-17. Arah Ggm Utama (∅U) dan Ggm Jangkar (∅A)

Jika generator belum dibebani, di dalamnya hanya ada ggm yang dihasilkan
oleh kutub-kutub magnet dan disebut ggm Utama (∅U). Sebagai contoh dapat dilihat
pada gambar I-17 (a) dengan mesin berkutub dua. Garis NL tegak lurus garis sumbu
kutub magnet. Garis NL disebut garis netral teoritis. Namun saat generator dibebani,
lilitan jangkar akan dialiri arus. Arus yang mengalir akan menghasilkan ggm jangkar
(∅A). Arah ggm jangkar tegak lurus dengan ggm utama seperti terlihat pada gambar
I-17 (b). Karena ggm utama dan ggm jangkar timul bersama-sama, maka akan timbul
ggm gabungan seperti dapat dilihat pada gambar I-18. Pengaruh ggm jangkar terhadap
ggm utama disebut reaksi jangkar. Pengaruh ggm jangkar akan mengakibatkan pula
garis netral sesungguhnya N’L’ bergeser dengan sudut alpha ( ) terhadap garis netral
teoritis NL.

24
Gambar I-18. Arah Ggm Utama Setelah Dipengaruhi Ggm Jangkar
Gambar I-18 merupakan arah berbagai ggm yang terjadi dalam kondisi berbeban, yaitu
ggm utama (∅U), ggm jangkar (∅A) dan ggm paduan (∅R). Untuk memperoleh
komutasi yang baik, sikat-sikat harus digeser sesuai dengan pergeseran garis netral
yaitu sebesar alpha ( ). Untuk generator pergeseran dilakukan searah dengan
putarannya dan berlawanan arah untuk motor. Dalam kenyataan, pergeseran sikat
bukannya mengatasi pengaruh reaksi jangkar, tetapi mengakibatkan bertambah
besarnya reaksi jangkar. Akibat dari penggeseran sikat-sikat akan timbul : ggm utama
(∅U), ggm lintang (∅T) dan ggm lawan (∅W). Ketiga ggm tersebut akan terpadu
menjadi ggm gabungan (∅R). Arah ggm gabungan dapat dilihat pada gambar I-19.
Atas dasar gambar 3.5, jelas bahwa ggm gabungan (∅R) selalu lebih kecil dari ggm
utama (∅U). Semakin besar arus beban IL, semakin besar pula ggm jangkarnya, tetapi
semakin kecil ggm gabungan (∅R) yang terjadi. Dengan adanya reaksi jangkar, pada
saat peristiwa penyearahan, timbul bunga api dan regulasi tegangan yang besar. Untuk
mengatasi reaksi jangkar, mesin dirancang sedemikian rupa sehingga reaksi jangkar
dapat ditiadakan, paling tidak ditekan sekecil mungkin, yaitu dengan membangkitkan
ggm yang arah dan besarnya memperlemah ggm jangkar. Ada 2 cara yang dapat
dilakukan yaitu : (1). Memasang kutub bantu (interpole) dan (2). Memasang lilitan
kompensasi.

25
Gambar I-19. Arah Ggm Pada Generator Arus Searah
Kutub bantu merupakan kutub yang kecil dipasang diantara kutub utama. Lilitan
penguat magnet kutub bantu disambung seri dengan lilitan jangkar. Konstruksi
pemasangan kutub bantu dan distribusi ggm adalah seperti gambar I-20. Dengan
adanya kutub bantu ini, sikat-sikat tetap berada pada garis netral teoritis.
Untuk mendapatkan komutasi yang baik, mesin harus ditambah dengan lilitan
kompensasi seperti gambar I-21. Lilitan kompensasi dipasang dalam alur-alur yang
dibuat di sepatu kutub utama dan disambung seri dengan lilitan jangkar. Arah arus
pada lilitan kompensasi dibuat sedemikian rupa sehingga ggm yang dihasilkan dapat
meniadakan ggm yang terjadi pada lilitan jangkar. Konstruksi lilitan kompensasi
adalah seperti gambar I-21.

Gambar I-20. Pemasangan Kutub Bantu dan Distribusi Kemagnetannya

26
Gambar I-21. Konstruksi Lilitan Kompensasi

J. KARAKTERISTIK GENERATOR ARUS SEARAH


Karakteristik generator adalah suatu gambaran secara grafis yang menunjukkan
hubungan antara dua besaran listrik, sehingga dapat diketahui karakter atau sifat dari
generator tersebut. Terdapat 2 (dua) karakteristik penting pada generator arus searah
yaitu : Karakteristik beban nol E = f(Im), untuk IL = 0 dan n = tetap dan Karakteristik
luar V = f(IL), untuk Im = tetap dan n = tetap baik untuk generator penguat terpisah
maupun generator penguat sendiri.
1. Karakteristik Generator Penguat Terpisah
a. Karakteristik E = f(Im)
Untuk menggambarkan karakteristik ini, IL = 0 dan putaran n = tetap. Ggl
induksi E merupakan fungsi dari ggm (∅) dan ggm sangat tergantung oleh arus
penguat magnet. Jadi karakteristik beban nol mempunyai bentuk yang sama
dengan lengkung kemagnetan seperti dapat dilihat pada gambar I-22 (b).
Berdasarkan gambar tersebut, meskipun arus penguat magnet Im = 0 namun
generator telah membangkitkan ggl induksi E sebesar OP. Ggl induksi ini
timbul karena adanya magnet tinggal (magnet sisa atau ggm sisa) pada kutub
magnet.

27
Gambar I-22. (a). Untai Pengujujian, (b). Karakteristik E = f(Im) Generator
Penguat Terpisah

Dengan mengubah arus penguat magnet Im, tegangan yang dibangkitkan oleh
generator akan berubah pula. Sebelum kutub magnet mengalami kejenuhan,
perubahan tegangan yang dibangkitkan linier. Setelah kutub-kutub magnet
mengalami kejenuhan, walaupun arus penguat magnet terus ditambah, ggl
induksi E relatif konstan. Ggl induksi juga tergantung oleh putaran generator,
untuk itu jika putaran berubah, ggl induksi juga berubah. Karena gejala
histerisis, ggl induksi E pada pengaturan arus penguat pada saat naik dan turun
akan berbeda.

Gambar I-23. Karakteristik E = f(Im) Untuk 3 Macam Putara

28
b. Karakteristik
Untuk menggambarkan karakteristik ini, arus penguat magnet Im dan putaran
generator n = konstan. Beban dari sebuah generator selalu berubah, sehingga
tegangan generator ikut berubah. Dengan adanya reaksi jangkar dan rugi
tegangan yang ada, jika terjadi kenaikan beban, reaksi jangkar akan semakin
besar dan mengakibatkan penurunan tegangan hingga V. Kerugian tegangan
akan naik secara linier. Gambar I-24 di bawah menunjukkan karakteristik luar
generator penguat terpisah.

Gambar I-24. Karakteristik Luar Generator Penguat Terpisah

2. Karakteristik Generator Penguat Sendiri


a. Karakteristik Generator Shunt
1) Karakteristik E = f(Im), n = konstan
Pada awalnya tegangan yang dihasilkan oleh lilitan jangkar adalah kecil
sekali. Tegangan ini dihasilkan karena adanya ggm sisa pada kutub
magnetnya. Tegangan yang kecil ini dapat digunakan untuk menyuplai
lilitan penguat magnet. Dengan suplai tegangan tersebut, arus mengalir
kelilitan penguat magnet (arus ini sangat kecil, 1-6% dari I nominal) dan
membuat ggm naik dan tegangan yang dihasilkan oleh lilitan jangkar naik
pula. Dengan kenaikan tegangan ini, arus penguat magnet shunt naik lagi
yang berarti ggm juga naik lagi. Dengan kenaikan ggm ini tegangan yang
dihasilkan akan naik pula.

29
Hal yang demikian ini terus berlangsung sampai dengan tercapainya
tegangan nominal generator.

Gambar I-25. Untai Pengujian dan Karakteristik Beban Nol Generator Shunt

2) Karakteristik V = f(IL), n = konstan


Gambar I-26 merupakan karakteristik luar generator shunt tanpa kutub
bantu. Lengkung I diperoleh dengan penguatan terpisah, sedangkan
lengkung II diperoleh dengan penguatan sendiri sebagai generator shunt.
Pada penguatan terpisah penurunan tegangan terminal V tidak terlalu cepat
walaupun arus beban dinaikan. Sedangkan dengan penguatan sendiri,
dengan kenaikan arus beban, arus penguat magnet sesuai dengan penurunan
tegangan terminalnya.
Hal ini terjadi terus menerus sesuai dengan perubahan arus beban. Dapat
dilihat bahwa penurunan tegangannya pada lengkung II lebih besar dari
pada lengkung I. Jika hambatan luar RL terus diperkecil, maka pada suatu
saat tegangan terminal V akan lebih cepat turun, sehingga arus beban
IL=V/RL yang seharusnya naik, tetapi IL turun sehingga lengkung V = f(IL)
berbalik sampai harga V = 0 dan akibatnya Im = 0. Berdasarkan gambar I-
26, selewat titik L keadaannya goyah dengan arti bahwa lengkung LK dapat
tergambarkan tanpa mengubah harga RL. Arus OK disebut arus hubung
singkat. Arus ini terjadi karena ggl induksi yang dibangkitkan oleh ggm sisa
pada kutub-kutub magnet. Arus terbesar OM seperti pada gambar I-26
disebut arus kritis yang besarnya lebih tinggi dari arus nominalnya.

30
Gambar I-26. Karakteristik V = f(IL) Generator Shunt

b. Karakteristik Generator Seri


1) Karakteristik E = f(Im), n = konstan
Pada generator seri, arus beban IL = arus jangka Ia dan arus penguat seri Is
adalah sama. Jadi untuk menggambarkan karakteristik beban nol E=f(Im)
tidak dapat dibuat.
2) Karakteristik V = f(IL), n = konstan
Satu-satunya karakteristik yang dapat dibuat dengan penguat sendiri adalah
karakteristik luar V = f(IL). Karena arus beban IL, juga merupakan arus
penguat magnet, maka bentuk karakteristik luar generator seri sangat
menyerupai karakteristik beban nol.
Gambar I-27 merupakan karakteristik beban nol yang diambil dengan
penguat terpisah dan karakteristik luar generator seri, karakteristik luar
letaknya lebih rendah dari pada karakteristik beban nol. Hal ini disebabkan
oleh adanya reaksi jangkar dan kerugian tegangan pada lilitan jangkar dan
lilitan penguat magnet seri.

31
Gambar I-27. Karakteristik luar V = (IL) Generator Seri

c. Karakteristik Generator Kompon


1) Karakteristik E = f(Im), n = konstan
Karakteristik beban nol pada generator kompon serupa dengan karakteristik
beban nol generator shunt, sebab pada generator kompon ini lilitan penguat
magnet serinya tidak berarus.
2) Karakteristik V = f(IL), n = konstan
Terdapat beberapa kemungkinan pada generator kompon baik kompon
panjang maupun kompon pendek, yaitu : pertama, dengan adanya arus
beban, mengakibatkan ggm seri dan ggm shunt saling memperkuat. Dengan
pemilihan jumlah lilitan penguat seri sedemikian rupa, sehingga pengaruh
reaksi jangkar dapat di atasi. Tegangan generator kompon dalam batas-batas
tertentu mempunyau harga yang tetap (lengkung I gambar I-28). Generator
yang demikian disebut generator kompon datar dan banyak digunakan di
dalam perusahaan-perusahaan kecil dengan sedikit pengawasan. Kedua,
berdasarkan generator kompon bantu (kompon lebih). Karakteristik ini
diperoleh dengan jalan memilih jumlah lilitan penguar seri sedemikian rupa
sehingga ggl induksi yang dibangkitkan oleh ggm seri lebih besar dari
kerugian-kerugian yang ada. Generator kompon lebih banyak digunakan di
dalam traksi-traksi.

32
Gambar I-28. Karakteristik V = (IL) Generator Kompon

Ketiga, jika arus pada lilitan penguat shunt dan seri sedemikian rupa
sehingga mengakibatkan tegangan terminalnya turun, maka dengan
kenaikan beban mengakibatkan tegangan terminalnya turun. Generator yang
demikian disebut generator kompon lawan. Karakteristik ini dapat
digambarkan seperti gambar I-28 lengkung III. Generator jenis banyak
digunakan untuk suatu pekerjaan yang sering terjadi hubung singkat
misalnya untuk mesin-mesin las listrik.

33
RINGKASAN

1. Prinsip dasar generator arus eserah adalah Hukum Faraday.


2. Untuk menentukan arah arus yang mengalir pada kumparan digunakan kaidah
telapak tangan.
3. Untuk menyearahkan ggl induksi yang dibangkitkan oleh lilitan jangkar dilakukan
dengan komutator secara mekanis.
4. Konstruksi generator dibagi dua bagian yaitu bagian yang diam disebut stator dan
bagian yang berputar disebut rotor. Komponen-komponen yang terdapat pada
stator antara lain : gandar (badan stator), inti kutub, lilitan penguat magnet, sikat dan
kotak hubung. Sedangkan komponen-komponen yang terdapat pada rotor antara lain:
jangkar, lilitan jangkar, komutator dan poros.
5. Ditinjau dari sumber tegangan untuk menyuplai lilitan penguat magnet, terdapat dua
macam generator yaitu generator penguat terpisah dan generator penguat sendiri.
Pada generator penguat sendiri terdapat bermacam-macam jenis yaitu : generator
shunt, generator seri dan generator kompon. Generator kompon ada dua macam
yaitu generator kompon panjang dan generator kompon pendek. Pada masing-
masing jenis generator terdapat persamaan arus dan tegangan yang mengacu Hukum
Kirchoff I dan Khirchoff II.
6. Terdapat tiga macam daya pada generator yaitu : Daya masukan (Pin), Daya
Jangkar (Pa) dan Daya Keluaran (Pout atau PL). Perbandingan daya keluaran Pout
dengan daya masukan Pin = Efisiensi.
7. Terdapat dua kerugian daya pada generator yaitu : Rugi daya inti dan gesek (Pb)
yang besarnya tetap dan rugi daya tembaga (Pcu) yang, besarnya berubah-ubah.
8. Pada generator penguat terpisah, jika arah putar terbalik atau polaritas kutub
terbalik, akan mengakibatkan polaritas tegangan yang dibangkitkan akan terbalik
pula. Namun pada generator penguat sendiri, jika arah putra atau polaritas kutub
terbalik, generator tidak membangkitkan tegangan.
9. Terdapat dua macam lilitan jangkar yaitu : (a). Lilitan gelung (jerat) jika diinginkan
dihasilkan tegangan yang kecil namun arusnya besar. Jumlah cabang paralel lilitan
gelung = A = P untuk gelung tunggal, A = m.P untuk lilitan gelung majemuk ganda m.
(b). Lilitan Gelombang jika diinginkan dihasilkan tegangan yang besar namun

34
arusnya kecil. Jumlah cabang pararel lilitan gelung = A = 2 tidak pandang jumlah
kutub untuk gelung tunggal, A = 2.m untuk lilitan gelombang majemuk ganda m.
10. Jumlah kawat lilitan jangkar Z dapat dihitung dengan memperhatikan : jumlah alur,
jumlah kawat lilitan tiap sisi kumparan, jumlah sisi kumparan tiap lapis (selalu dua
lapis per alur).
11. Besarnya ggl induksi = Ea = P ∅ . Z/A . n/60 Volt.
12. Reaksi jangkar terjadi saat generator dibebani. Ggm yang terjadi pada lilitan jangkar
sangat merugikan. Reaksi jangkar akan membuat timbulnya bunga api saat terjadi
penyerahan dan membuat regulasi tegangan sangat besar. Untuk mengatasi reaksi
jangkar dipasang kutub bantu dan lilitan kompensasi.
13. Terdapat 2 (dua) karakteristik utama pada generator jenis generator yaitu : (a).
Karakteristik E = f(Im) dan (b). f(IL) untuk masing-masing jenis generator. Semakin
besar arus beban, semakin besar pula ggl induksi yang dibangkitkan.
14. Daya jangkar = Pa = Ea x Ia. Daya keluaran (PL=Pout) = V x IL. Daya masukan
(Pin) = Daya jangkar Pa + Rugi inti gesek (Pb).
15. Efisiensi generator = daya keluaran/daya masukan.
16. Terdapat tiga macam daya pada generator yaitu : Daya masukan (Pin), Daya
Jangkar (Pa) dan Daya Keluaran (Pout atau PL). Perbandingan daya keluaran Pout
dengan Daya Masukan Pin = efisiensi.
17. Terdapat dua kerugian daya apda generator yaitu : Rugi daya inti dan gesek (Pb)
yang besarnya tetap dan rugi daya tembaga (Pcu) yang besarnya berubah-ubah.
18. Pada generator penguat terpisah, jika arah putar terbalik atau polaritas kutub
terbalik, akan mengakibatkan polaritas tegangan yang dibangkitkan akan terbalik
pula. Namun pada generator penguat sendiri, jika arah putar atau polaritas kutub
terbalik, generator tidak membangkitkan tegangan.
19. Jumlah kawat lilitan tiap sisi kumparan, jumlah sisi kumparan tiap lapis (selalu dua
lapis per alur).
20. Pada generator kompon bantu, ∅t = ∅sh + ∅s. Sebaliknya pada generator kompon
lawan ∅t = ∅sh - ∅s.
21. Jumlah kawat lilitan jangkar Z dapat dihitung dengan memperhatikan : jumlah alur,
jumlah kawat lilitan tiap sisi kumparan, jumlah sisi kumparan tiap lapis (selalu dua
lapis per alur).

35
22. Besarnya ggl induksi = Ea = P ∅ . Z/A. n/60 Volt.
23. Pada generator kompon bantu, ∅t = ∅sh + ∅s. Sebaliknya pada generator kompon
lawan ∅t = ∅sh - ∅s.
24. Reaksi jangkar terjadi saat generator dibebani. Ggm yang terjadi pada lilitan jangkar
sangat merugikan. Reaksi jangkar akan membuat timbulnya bunga api saat terjadi
penyearahan dan membuat regulasi tegangan sangat besar. Untuk mengatasi reaksi
jangkar dipasang kutub bantu dan lilitan kompensasi.
25. Terdapat 2 (dua) karakteristik utama pada generator yaitu : (a). Karakteristik E = f(Im)
dan (b). V = f(IL) untuk masing-masing jenis generator. Semakin besar arus beban,
semakin besar pula ggl induksi yang dibangkitkan.
26. Daya jangkar = Pa = Ea x Ia. Daya keluaran (PL=Pout) = V x IL. Daya masukan
(Pin) = Daya jangkar Pa + Rugi inti gesek (Pb).
27. Efisiensi generator = Daya keluaran/Daya Masukan.

36
PERTANYAAN

1. Apa pengertian generator arus searah?


2. Hukum apa yang mendasari terbangkitnya ggl induksi pada generator ?
3. Tuliskan isi dari hukum tersebut secara ringkas dan benar !
4. Untuk menentukan arah arus yang mengalir pada kumparan, kaidah apa yang
digunakan? Bagaimana pernyataan kaidah tersebut?
5. Apa pengertian stator dan rotor ?
6. Sebutkan komponen-komponen yang ada pada stator dan rotor !
7. Sebutkan secara singkat fungsi masing-masing komponen tersebut !
8. Sebutkan pengertian generator penguat terpisah !
9. Gambarkan untai kesetaraan generator penguat terpisah dengan lengkap dan benar!
10. Tuliskan persamaan arus dan tegangan pada generator!
11. Sebutkan jenis-jenis generator penguat sendiri !
12. Sebutkan pengertian masing-masing jenis generator penguat sendiri !
13. Gambarkan untai kesetaraan masing-masing jenis generator penguat sendiri dengan
lengkap dan benar !
14. Tuliskan persamaan arus dan persamaan tegangan pada masing-masing jenis generator
penguat sendiri !
15. Sebutkan ciri-ciri lilitan penguat magnet pada generator penguat sendiri !
16. Gambarkan blok aliran daya secara lengkap dan benar pada sebuah generator !
17. Ada berapa macam daya dan kerugian daya pada generator ! Sebutkan dan tuliskan
rumusnya !
18. Apa yang terjadi pada generator penguat terpisah jika arah putar atau arus penguat
magnet terbalik. Bagaimana pula jika kedua-duanya terbalik ?
19. Apa yang terjadi pada generator penguat sendiri jika arah putar atau arus penguat
magnet !
20. Sebutkan jenis-jenis lilitan pada generator arus searah !
21. Apa tujuan dari masing-masing jenis tersebut ?
22. Apa pengertian generator kompom bantu dan generator kompon lawan ?
23. Tuliskan rumus untuk menghitung ggl induksi pada lilitan jangkar !
24. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya ggl induksi ?

37
25. Apa pengaruh reaksi jangkar (medan jangkar) saat generator dibebani terhadap medan
utama pada generator arus searah ?
26. Bagaimana cara mengatasi adanya reaksi jangkar ?
27. Apa pengertian karakteristik V = f(IL) ?
28. Mengapa pada karakteristik tanpa beban E = f(Im) pada saat tertentu bukan merupakan
garis lurus tetapi garis melengkung ?
29. Mengapa pada generator kompon bantu dan generator seri semakin besar arus beban
tegangan jangkar dan tegangan terminal generator semakin besar ?

SOAL-SOAL

1. Generator shunt 12,5 KW, 250 volt, memiliki data : Ra = 1  dan Rsh = 150 . Rugi
inti gesek Pb = 100 Watt. Soal : (a). Gambar untai kesetaraan dengan lengkap dan
benar. (b). Hitung ggl induksi Ea (c). Hitung daya pada jangkar Pa (d). Hitung daya
masukan Pin dan (e). Hitung efisiensi generator.
2. Generator seri 12,5 KW, 250 volt, memiliki data : Ra = Rs = 1 . Rugi inti gesek Pb =
150 Watt. Daya jangkar. Soal : (a). Gambar untai kesetaraan dengan lengkap dan
benar. (b). Hitung ggl induksi Ea (c). Hitung daya pada jangkar Pa (d). Hitung daya
masukan Pin dan (e). Hitung efisiensi generator.
3. Generator kompon pendek 12,5 KW, 250 volt, Ra = Rs = 1  dan Rsh = 150 . Rugi
inti gesek Pb = 100 Watt. Daya jangkar. Soal : (a). Gambar untai kesetaraan dengan
lengkap dan benar. (b). Hitung efisiensi generator.
4. Generator kompon panjang 12,5 KW, 250 volt, Ra = Rs = 1 , Rsh = 150 . Rugi inti
gesek Pb = 150 Watt. Soal : (a). Gambar untai kesetaraan dengan lengkap dan benar.
(b). Hitung ggl induksi Ea (c). Hitung daya pada jangkar Pa (d). Hitung daya masukan
Pin dan (e). Hitung efisiensi generator.
5. Generator shunt 12,5 KW, 250 volt, memiliki data : Ra = 1  dan Rsh = 150 . Rugi
inti gesek Pb = 100 Watt. Soal : (a). Gambar untai kesetaraan dengan lengkap dan
benar. (b). Hitung ggl induksi Ea (c). Hitung daya pada jangkar Pa (d). Hitung daya
masukan Pin dan (e). Hitung efisiensi generator.
6. Generator seri 12,5 KW, 250 volt, memiliki data : Ra = Rs = 1 . Rugi inti gesek Pb =
150 Watt. Daya jangkar. Soal : (a). Gambar untai kesetaraan dengan lengkap dan

38
benar. (b). Hitung ggl induksi Ea (c). Hitung daya pada jangkar Pa (d). Hitung daya
masukan Pin dan (e). Hitung efisiensi generator.
7. Generator kompon pendek 12,5 KW, 250 volt, Ra = Rs = 1  dan Rsh = 150 . Rugi
inti gesek Pb = 100 Watt. Daya jangkar. Soal : (a). Gambar untai kesetaraan dengan
lengkap dan benar. (b). Hitung efisiensi generator.
8. Generator kompon panjang 12,5 KW, 250 volt, Ra = Rs = 1 , Rsh = 150 . Rugi inti
gesek Pb = 150 Watt. Soal : (a). Gambar untai kesetaraan dengan lengkap dan benar.
(b). Hitung ggl induksi Ea (c). Hitung daya pada jangkar Pa (d). Hitung daya masukan
Pin dan (e). Hitung efisiensi generator.
9. Generator shunt kutub 4, gelombang tunggal, 48 alur, 1 sisi kumparan tiap lapis, 5
kawat lilit tiap sisi kumpaan, ∅/kutub = 0,025 Wb dan generator diputar 1000 rpm.
Hitung : Ggl induksi Ea.
10. Generator shunt kutub 6, gelombang tunggal, 16 alur, 1 sisi kumparan/lapis, 10 kawat
lilit tiap sisi kumpaan, ∅/kutub = 0,025 Wb dan generator diputar 1000 rpm. Hitung :
Ggl induksi Ea.
11. Generator shunt kutub 6, gelombang majemuk 2, 12 alur, 2 sisi kumparan tiap lapis,
10 kawat lilit tiap sisi kumpaan, ∅/kutub = 0,025 Wb dan generator diputar 1000 rpm.
Hitung : Ggl induksi Ea.
12. Generator shunt kutub 2, gelombang majemuk 2, 24 alur, 1 sisi kumparan tiap lapis,
10 kawat lilit tiap sisi kumpaan, ∅/kutub = 0,025 Wb dan generator diputar 1000 rpm.
Hitung : Ggl induksi Ea.
13. Generator kompon panjang, kompon lawan, kutub 4, gelombang tunggal, 1400 rpm,
12 alur, 3 sisi kumparan tiap lapis, 15 kawat lilit tiap sisi kumparan. Saat berbeban sh
= 0,004 Wb, s = 0,002 Wb. Arus jangkar Ia = 10 A. Data yang lain, Ra = 1 , Rs = 1
, dan Rsh = 116 . Rugi inti gesek Pb = 100 Watt. Soal :
a. Gambar untai kesetaraan dengan lengkap dan benar!
b. Hitung efisiensi generator!
14. Generator kompon pendek, kompon bantu, kutub 2, gelombang tunggal, 1400 rpm, 12
alur, 3 sisi kumparan tiap lapis, 15 kawat lilit tiap sisi kumparan. Saat berbeban sh =
0,003 Wb, s = 0,002 Wb. Arus jangkar Ia = 10 A. Data generator yang lain, Ra = 1
, Rs = 1 , dan Rsh = 116 . Di dalam pengujian, diketahui rugi inti gesek 150

39
Watt. Soal : (a). Gambar untai kesetaraan dengan lengkap dan benar. (b). Hitung
efisiensi generator.
15. Generator shunt kutub 4, gelombang tunggal, 48 alur, 1 sisi kumparan tiap lapis, 5
kawat lilit tiap sisi kumpaan, ∅/kutub = 0,025 Wb dan generator diputar 1000 rpm.
Hitung : Ggl induksi Ea.
16. Generator shunt kutub 6, gelombang tunggal, 16 alur, 1 sisi kumparan/lapis, 10 kawat
lilit tiap sisi kumpaan, ∅/kutub = 0,025 Wb dan generator diputar 1000 rpm. Hitung :
Ggl induksi Ea.
17. Generator shunt kutub 6, gelombang majemuk 2, 12 alur, 2 sisi kumparan tiap lapis,
10 kawat lilit tiap sisi kumpaan, ∅/kutub = 0,025 Wb dan generator diputar 1000 rpm.
Hitung : Ggl induksi Ea.
18. Generator shunt kutub 2, gelombang majemuk 2, 24 alur, 1 sisi kumparan tiap lapis,
10 kawat lilit tiap sisi kumpaan, ∅/kutub = 0,025 Wb dan generator diputar 1000 rpm.
Hitung : Ggl induksi Ea.
19. Generator kompon panjang, kompon lawan, kutub 4, gelombang tunggal, 1400 rpm,
12 alur, 3 sisi kumparan tiap lapis, 15 kawat lilit tiap sisi kumparan. Saat berbeban sh
= 0,004 Wb, s = 0,002 Wb. Arus jangkar Ia = 10 A. Data yang lain, Ra = 1 , Rs = 1
, dan Rsh = 116 . Rugi inti gesek Pb = 100 Watt. Soal :
a. Gambar untai kesetaraan dengan lengkap dan benar!
b. Hitung efisiensi generator!
20. Generator kompon pendek, kompon bantu, kutub 2, gelombang tunggal, 1400 rpm, 12
alur, 3 sisi kumparan tiap lapis, 15 kawat lilit tiap sisi kumparan. Saat berbeban sh =
0,003 Wb, s = 0,002 Wb. Arus jangkar Ia = 10 A. Data generator yang lain, Ra = 1
, Rs = 1 , dan Rsh = 116 . Di dalam pengujian, diketahui rugi inti gesek 150
Watt. Soal : (a). Gambar untai kesetaraan dengan lengkap dan benar. (b). Hitung
efisiensi generator.

40
BAB II
MOTOR ARUS SEARAH

A. PRINSIP DASAR MOTOR LISTRIK ARUS SEARAH


Motor listrik arus searah suatu alat yang berfungsi mengubah daya listrik arus
searah menjadi daya mekanik. Motor listrik arus searah mempunyai prinsip kerja
berdasarkan Hukum Lorentz yang mengatakan : “Jika sebatang penghantar listrik
yang berarus berada di dalam medan magnet, maka pada penghantar tersebut akan
timbul suatu gaya”. Gaya yang timbul tersebut dinamakan gaya Lorentz. Untuk
menentukan arah gaya, digunakan kaidah telapak tangan kiri seperti gambar II-1. Jika
ggm menembus tegak lurus telapak tangan kiri, arus yang mengalir pada penghantar
sesuai arah keempat jari, maka gaya yang ditimbulkan pada penghantar sesuai arah ibu
jari.
Besarnya gaya yang dihasilkan pada penghantar ditentukan berdasarkan rumus:
F = B . I . l sin  (Newton (N)
F : gaya yang dihasilkan pada penghantar (Newton, N)
I : arus yang mengalir pada penghantar (A)
l : panjang penghantar (m)
B : kerapatan garis gaya magnet (Wb/m2)
 : sudut antara garis gaya magnet dengan posisi kawat penghantar

Gambar II-1 Kaidah Telapak Tangan Kiri

41
B. KONSTRUKSI DAN PRINSIP LILITAN JANGKAR
Konstruksi dan lilitan jangkar motor arus searah sama dengan konstruksi dan
lilitan jangkar pada generator arus searah. Karena pada dasarnya bahwa jika sebuah
generator arus searah disuplai dengan sumber listrik searah, maka ia akan berfungsi
sebagai motor. Sebaliknya, jika sebuah motor listrik arus searah diputar, maka ia akan
berfungsi sebagai motor. Sebaliknya, jika sebuah motor listrik arus searah diputar,
maka ia akan berfungsi sebagai generator arus searah. Oleh karena itu konstruksi dan
lilitan jangkar baik jenis lilitan dan cara menghitung jumlah kawat lilit pada motor
listrik arus searah sama dengan generator arus searah. Untuk itu konstruksi dan lilitan
jangkar dapat diperiksa pada generator arus searah.
Seperti pada generator arus searah, konstruksi motor arus searah terdiri dari 2
(dua) bagian yaitu bagian yang diam disebut stator dan bagian yang berputar disebut
rotor. Komponen-komponen yang terdapat di masing-masing bagian adalah sama
dengan komponen-komponen yang ada pada generator. Lilitan jangkar : Lilitan
jangkar pada motor arus searah sama dengan lilitan jangkar pada generator arus
searah. Terdapat lilitan gelung tunggal dan lilitan gelung majemuk (ganda) mdan
lilitan gelombang tunggal dan lilitan gelombang majemuk (ganda) m. Lilitan
gelung tunggal mempunyai jumlah cabang paralel lilitan jangkar A = P dan A = m.P.
Sedangkan lilitan gelombang tunggal mempunyai jumlah cabang paralel lilitan
jangkar A = 2 tidak pandang berapapun jumlah kutubnya dan A = 2 m untuk lilitan
gelombag majemuk (ganda) m.

C. JENIS-JENIS MOTOR ARUS SEARAH


Jenis-jenis arus searah ditentukan berdasarkan cara penyambungan lilitan
penguat magnet. Jenis-jenis motor listrik searah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Motor Penguat Terpisah
Gambar II-2 berikut merupakan untai kesetaraan motor arus searah penguat
terpisah.

42
Gambar II-2. Untai Kesetaraan Motor Penguat Terpisah
Atas dasar gambar II-2, diperoleh persamaan arus dan tegangan sebagai berikut :
Persamaan arus :
Ia =I
Im = Em/Rm
Persamaan Tegangan :
V = Ea + Ia . Ra + 2e
Em : Sumber tegangan lilitan penguat magnet
Rm : Hambatan lilitan penguat magnet
Im : Arus pada lilitan penguat magnet
Ia : Arus pada lilitan jangkar
I : Arus motor
Ra : Hambatan lilitan jangkar
Ea : Ggl lawan yang dihasilkan lilitan jangkar
V : Tegangan sumber motor
e : Kerugian tegangan pada sikat

2. Motor Penguat Sendiri


Seperti pada generator arus searah, pada motor arus searah juga terdapat beberapa
jenis motor yaitu :

43
a. Motor Shunt
Disebut motor shunt karena lilitan penguat magnet motor disambung
paralel dengan lilitan jangkar. Untai kesetaraan motor penguat shunt adalah
seperti gamabr II-3 berikut.

Gambar II-3. Untai Kesetaraan Motor Shunt


Berdasarkan gambar II-3, diperoleh persamaan arus dan tegangan sebagai
berikut :
Persamaan arus :
I = Ia + Ish
Ish = V/Rsh
Persamaan tegangan :
V = Ea + Ia . Ra + 2e
V = Ish . Rsh

b. Motor Seri
Disebut motor seri karena lilitan penguat magnet disambung seri dengan
lilitan jangkar. Untai kesetaraan motor penguat seri adalah seperti gambar II-
4.

44
Gambar II-4. Untai Kesetaraan Motor Seri
Berdasarkan gambar II-4 diperoleh persamaan arus dan tegangan sebagai
berikut :
Persamaan arus : I = Ia = Is
Persamaan tegangan : V = Ea + Ia . Ra + Is . Rs + 2e

c. Motor Kompon
Disebut motor kompon karena pada inti magnetnya mempunyai dua macam
lilitan penguat magnet yaitu lilitan penguat magnet shunt dan lilitan
penguat magnet seri. Ditinjau dari sambungnya, dikenal motor kompon
panjang dan motor kompon pendek. Sedangan ditinjau dari jumlah ggm
pada inti kutub, dikenal motor kompon bantu dan motor kompon lawan.
Jika ggm shunt dan ggm seri saling memperkuat, disebut motor kompon
bantu. Sebaliknya jika ggm shunt dan ggm seri saling memperlemah disebut
motor kompon lawan.
1) Motor Kompon Panjang
Gambar II-5 berikut adalah untai kesetaraan generator kompon panjang.

45
Gambar II-5. Untai Kesetaraan Motor Kompon Panjang
Atas dasar gambar II-5 diperoleh persamaan arus dan tegangan sebagai
berikut :
Persamaan arus : I = Is + Ish ; Is = Ia ; Ish = V/Rsh
Persamaan tegangan : V = Ea + Ia . Ra + Is . Rs + 2e ; Vsh = V

2) Motor Kompon Pendek


Gambar II-6 berikut adalah untai kesetaraan motor kompon pendek.

Gambar II-6. Untai Kesetaraan Motor Kompon Pendek

46
Atas dasar gambar II-6, diperoleh persamaan arus dan tegangan sebagai
berikut :
Persamaan arus : I = Is ; Is = Ia + Ish
Persamaan tegangan : V = Ea + Ia . Ra + Is . Rs + 2e
Vsh = V – Is . Rs atau Vsh = Ea + Ia . Ra + 2e

D. GGL LAWAN PADA MOTOR ARUS SEARAH


Jika lilitan jangkar dihubungkan dengan suplai listrik searah, maka lilitan
jangkar akan berputar. Lilitan jangkar tersebut berputar diantara kutub-kutub magnet.
Berdasarkan hukum Faraday pada lilitan jangkar akan menghasilkan ggl induksi. Ggl
induksi ini melawan tegangan yang menyebabkan, sehingga ggl induksi ini disebut
juga “ggl lawan (EL)” dan besarnya adalah sebagai berikut :
Ea = EL = P .  . Z/A . n/60 Volt
P = jumlah kutub
A = jumlah cabang paralel lilitan jangkar
n = jumlah putaran rotor (rpm)
Z = jumlah kawat lilitan jangkar
 = ggm per kutub (Weber)
Contoh Soal :
1. Motor shunt kutub 4, gelombang tunggal, 24 alur, 1 sisi kumparan tiap lapis, 10
kawat lilit tiap sisi kumparan, /kutub = 0,025 Wb, n = 1000 rpm.
Hitung : Ggl lawan Ea = EL
Penyelesaian : Dengan menggunakan rumus :
Ea = P  . Z/A . n/60 Volt
Ea = 4 x 0,025 x (2 x 24 x 10) / 2 x 1000/60 ; Ea = 400 Volt
2. Motor shunt kutub 4, gelung tunggal, 24 alur, 1 sisi kumparan tiap lapis, 10 lilit
tiap sisi kumparan, /kutub = 0,025 Wb, generator diputar 1000 rpm.
Hitung : Ggl lawan Ea atau EL
Penyelesaian : Dengan menggunakan rumus :
Ea = EL = P  . Z/A . n/60 Volt
Ea = EL = 4 x 0,025 x (2 x 24 x 10) / 4 x 1000/60
Ea = 200 Volt

47
3. Motor shunt kutub 4, gelombang majemuk 2, 24 alur, 1 sisi kumparan tiap lapis,
10 lilitan tiap sisi kumparan, /kutub = 0,025 Wb, n = 1000 rpm.
Hitung : Ggl lawan Ea atau EL
Penyelesaian : Dengan menggunakan rumus :
Ea = P  . Z/A . n/60 Volt
Ea = EL = 4 x 0,025 x (2 x 24 x 10) / (2 x 2) x 1000/60
Ea = EL = 200 Volt
4. Motor shunt kutub 4, gelung majemuk 2, 24 alur, 1 sisi kumparan tiap lapis, 10
lilitan tiap sisi kumparan,  perkutub = 0,025 Wb, generator diputar 1000 rpm.
Hitung : Ggl lawan Ea atau EL
Penyelesaian : Dengan menggunakan rumus :
Ea = P  . Z/A . n/60 Volt
Ea = EL = 4 x 0,025 x (2 x 24 x 10) / (4 x 2) x 1000/60
Ea = EL = 100 Volt
5. Motor kompon panjang, kompon bantu, memiliki data sebagai berikut : jumlah
kutub 4, gelung tunggal, 24 alur, 1 sisi kumparan tiap lapis, 10 lilitan tiap sisi
kumparan, sh saat berbeban perkutub = 0,03 Wb, s saat berbeban = 0,02 Wb dan
generator diputar 1000 rpm.
Hitung : Ggl lawan Ea atau El.
Penyelesaian : Dengan menggunakan rumus :
Ea = P  . Z/A . n/60 Volt
t = sh + s = 0,03 Wb + 0,02 Wb = 0,05 Wb
Ea = 4 x 0,05 x (2 x 24 x 10)/(4) x 1000/60
Ea = EL = 400 V
6. Motor kompon pendek, kompon lawan, memiliki data sebagai berikut : jumlah
kutub 4, gelung tunggal, 24 alur, 2 sisi kumparan tiap lapis, 10 lilitan tiap sisi
kumparan, sh saat berbeban perkutub = 0,03 Wb, s saat berbeban = 0,02 Wb dan
generator diputar 1500 rpm.
Hitung : Ggl lawan Ea atau El.
Penyelesaian : Dengan menggunakan rumus :
Ea = P  . Z/A . n/60 Volt
t = sh - s = 0,03 Wb - 0,02 Wb = 0,01 Wb

48
Ea = 4 x 0,01 x (2 x 24 x 20) / (4) x 1500/60
Ea = EL = 240 V
Hitung ulang jika masing-masing soal divariasi untuk :
1) Jenis generator yang berbeda.
2) Jumlah kutub yang berbeda.
3) Jenis lilitan yang berbeda.

E. TORSI MOTOR
Besarnya torsi motor adalah sebagai berikut :

Gambar II-7. Gaya Yang Dihasilkan Pada Sebuah Kumparan


Berdasarkan gambar II-7 Torsi T = F x R. Usaha = Gaya x Jarak. Jika jarak
yang ditempuh merupakan suatu bentuk lingkaran seperti gambar II-7, maka :
Usaha = F x 2nR Youle
Misal poros berputar n putaran perdetik, maka :
Usaha perdetik = F x 2nR.n Youle/detik
= F x R (2nn) Youle/detik
= T x  Youle/detik
Atau : Daya = T x  Watt
Untuk n = Jumlah putaran permenit, maka :
( . )
= ; dapat juga ditulis bahwa :

T= . /
Nm atau T = 0,159 , /
Kgm

Berdasarkan rumus diatas, maka :


Ta = . /
Nm atau Ta = . /
Nm

49
. . .∅.
Ta = . /
Nm

Ta = C2 ∅ Ia, C2 = (z/2 ).(P/A)

F. DAYA, RUGI DAYA DNA EFISIENSI


Jenis-jenis kerugian pada motor arus searah adalah sebagai berikut :
1. Rugi Inti dan Gesek (Pb)
Kerugian ini dapat diperoleh dengan tes beban kosong. Pada saat beban
kosong, daya keluaran Pout = 0. Mengacu gambar 8, berarti daya pada lilitan
jangkar Pa = Pb. Dengan kata lain bahwa Pb = Pa saat beban kosong atau Ea
(beban kosong) x Ia (beban kosong). Pb ini besarnya sama jika ia difungsikan
sebagai generator.
2. Rugi Tembaga (Pcu)
Pcu selalu berubah jika beban berubah. Pcu terdiri dari : (a). Pcu pada lilitan
jangkar, (b). Pcu pada lilitan penguat magnet seri, (c). Pcu pada lilitan penguat
magnet shunt, (d). Pcu pada lilitan kutub bantu dan (e). Pcu pada lilitan
kompensasi. Khusus untuk rugi tembaga lilitan penguat magnet shunt besarnya
selalu tetap. Pada motor arus searah diperoleh blok aliran daya seperti gambar II-8
berikut.

Rugi Tembaga (Pcu) Rugi Inti dan Rugi Gesek (Pb)


Gambar II-8. Blok Aliran Daya Pada Motor Arus Searah
Pin = daya masukan motor
= Pa + Pcu
= V x Imotor

50
Pa = daya pada jangkar = Ea . Ia atau EL . Ia
Pout = Daya keluaran motor
= Pa = Pb

3. Efisiensi Motor
Efisiensi motor merupakan perbandingan antara daya keluaran dengan daya
masukan. Ifisiensi motor dapat dirumuskan sebagai berikut :
 motor (m) = Pout/Pin
Contoh Soal :
1. Sebuah motor penguat terpisah 250 Volt menarik arus 10 A dengan putaran
1400 rpm. Hambatan jangkar Ra = 1 . Tes beban kosong, daya jangkar = 100
Watt. Hitunglah :
a. Daya Jangkar Pa
b. Daya Keluaran (Pout)
c. Efisiensi
d. Torsi keluaran motor (Tout)
Penyelesaian (periksa gambar II-2) :
Daya masukan = 250 x 10 = 2500 Watt
Ea = V – Ia . Ra - 2e = 250 – 10.1 – 0 = 240 V
Ia = I motor = 10 A
Daya jangkar Pa = Ea x Ia = 240 x 10 = 2400 Watt
Daya keluaran = Pa – Pb = 2400 – 100 = 2300 Watt
Efisiensi = Pout/Pinput = 2300/2500 = 0,92
Torsi keluaran Tout = /
= , /
= ,
= 15,67 Nm.

2. Sebuah motor shunt 250 Volt menarik arus 20 A dengan putaran 1400 rpm.
Hambatan jangkar Ra = 1 , hambatan shunt = 1 . Pada tes beban kosong,
daya jangkar = 200 Watt. Hitunglah :
a. Daya Jangkar
b. Daya Keluaran
c. Efisiensi
d. Torsi keluaran motor

51
Penyelesaian (periksa gambar II-3) :
Daya masukan = 250 x 20 = 5000 Watt
I motor = I = 20 A, Ish = 250/100 = 2A
Ia = I – Ish = 20 A – 2 A = 18 A
Ea = V – Ia . Ra - 2e = 250 – 18.1 – 0 = 231,9 V
Daya jangkar Pa = Ea x Ia = 231,9 x 18 = 4174,2 Watt
Daya keluaran Pout = Pa + Pb = 4174,2 + 200 = 4374,2 Watt
Efisiensi motor = 4374,2/5000 = 0,874
,
Torsi keluaran Tout = /
= , /
= 29,85 Nm.

3. Sebuah motor seri 250 Volt menarik arus 20 A dengan putaran 500 rpm.
Hambatan jangkar Ra = 1  dan hambaran seri = 1 . Pada tes beban kosong,
daya jangkar = 200 Watt. Hitunglah :
a. Daya Jangkar
b. Daya Keluaran
c. Efisiensi motor
d. Torsi keluaran motor
Penyelesaian (periksa gambar II-2) :
Daya masukan = 250 x 20 = 5000 Watt
I motor = I = Is = Ia = 20 A
Ea = V – Ia . Ra – Is.Rs - 2e = 250 – 20.1 - 20.1 – 0 = 210 V
Daya jangkar Pa = Ea x Ia = 210 x 20 = 4200 Watt
Daya keluaran Pout = Pa + Pb = 4200 + 200 = 4400 Watt
Efisiensi motor = 4400/5000 = 0,88
Torsi keluaran Tout = /
= , /
= ,
= 84 Nm.

4. Motor kompon panjang, disuplai dengan tegangan 240 volt, digunakan untuk
memutar suatu peralatan sehingga arus jangkar Ia = 15 A pada putara 1400 rpm.
Ra = 1 , Rs = 1 , Rsh = 100 . Pada tes beban kosong daya jangkar
Pa = 60 W. Soal : (a). Gambarkan untai kesetaraan dengan lengkap dan benar,
(b). Hitung torsi keluaran motor (Tout), (c). Hitung pula efisiensi motor.
Penyelesaian (Periksa gambar II-5).
Ia = Is = Im – Ish ; Im = Ia + Ish ; Ish = V/Rsh ; Ish = 240 V/100  = 2,4 A

52
Im = 10 A + 2,4 A = 12,4 A
Ea = EL = V – Ia . Ra – Is . Rs - 2e
Ea = EL = 240 – 10.1 – 10.1 – 0 ; Ea = EL = 220 V
Pa = Ea x Ia ; Pa = 220 x 10 = 2200 W
P out motor = Pa – Pb ; Pb = Pa beban kosong. Pb = 60 W
Pout motor = 2200 W – 60 W = 2140 W
Torsi keluaran = T out = Pout/2nn/60 ; T out = 2140/2.n.1.1400/160
T out = 2140 W/146,5 Nm = 14,6 Nm
Daya masukan motor (Pin) = 240 V x 12,4 A = 2976 W
m = 2140 W/2976 W = 0,72
5. Sebuah motor kompon pendek dihubungkan pada tegangan 400 V, menarik arus
dari sumber 40 A. Motor mempunyai data : Ra = 0,21 , Rs = 0,3 , dan Rsh =
194 ., putaran motor = 1200 rpm. Sola : (a). Gambarkan untai kesetaraan
dengan lengkap dan benar, (b). Hitung arus penguat magnet shunt Ish, (c).
Hitung arus jangkar Ia, (d). Hitung ggl lawan Ea atau E L (f). Hitung pula torsi
pada jangkar Ta.
Penyelesaian (Periksa gambar II-6).
Is = I = 40 A, Vsh = V – Is . Rs, Vsh = 400 V – (40.0,3) V ; Vsh = 388 V
Ish = Vsh/Rsh ; Ish = 388/194 = 2 A
Ia = I – Ish ; Ia = 40 A – 2 A = 38 A
Ea = Vsh – Ia . Ra – 2 e
= 388 V – (38 . 0.21) – 0 V = 380 V
Ta = Pa/2nn/60 ; Ta = (380 x 38) / 2 n . 1200/60 = 114,8 Nm

G. KARAKTERISTIK MOTOR
Terdapat 3 (tiga) karakteristik yang serig diungkap dalam motor arus searah, yaitu :
1. Karakteristik Ta = f(Ia), untuk V konstan.
2. Karakteristik n = f(Ia), untuk V konstan.
3. Karakteristik n = f(Ta), untuk V konstan.
Tinjauan masing-masing karakteristik untuk masing-masing jenis motor adalah
sebagai berikut :

53
1. Karakteristik Motor Penguat Terpisah
Karakteristik motor penguat terpisah menyerupai karakteristik pada motor shunt.
Oleh karena itu tinjauan pada motor ini dapat dilihat pada motor shunt.
2. Karakteristik Motor Penguat Sendiri
1) Karakteristik Motor Shunt
a) Karakteristik Ta = f(Ia), V = Konstan, Ish = Konstan
Pada motor shunt arus jangkar Ia = Im – Ish dan Ish = V/Rsh. Karena
tegangan suplai motor besarnya konstan, hambatan shunt juga konstan,
maka arus penguat magnet shunt juga konstan, yang berarti ggm shunt juga
konstan, sehingga besarnya Ta = C2Ia, karena  tetap, maka Ta = C2’Ia,
sehingga secara matematis Ta = f(Ia) adalah merupakan garis lurus seperti
gambar II-9. Karena adanya kerugian daya, Ta tidak dimulai dari nol,
melainkan dimulai dari titik A. OA adalah arus beban nol yaitu arus
jangkar yang digunakan untuk membangkitkan torsi untuk memutar
jangkar.

Gambar II-9. Karakteristik Ta = f(Ia) Motor Shunt

b) Karakteristik n = f(Ia) Motor Shunt, V = Konstan, Ish = Konstan


Terdapat suatu persamaan : Ea = C1n atau n = Ea/(C1)
Ea = V – IaRa’
Maka : n = (V – IaRa’)/(C1)
Karena  magnet shunt tetap maka : n = (V – IaRa’)/C1’

54
Jika terjadi kenaikan beban, arus jangkar Ia juga naik sehingga V – IaRa’
semakin kecil dan akhirnya putaran motor berkurang. Penurunan putaran
ini tergantung oleh hambatan pada rangkaian jangkar Ra’. Karena tegangan
suplainya konstan, maka putaran saat beban kosong dengan saat beban
nominal relatif konstan.

Gambar II-10. Karakteristik n = f(Ia) Motor Shunt


2) Karakteristik Motor Seri
a) Karakteristik Ta = f(Ia) Motor Seri, V = Konstan
Persamaan arus : Ia = Is = I. Jika terjadi kenaikan beban, maka arus motor
I, arus jangkar Ia, dan arus penguat magnet Is naik sehingga jumlah ggm
seri juga naik. Sebelum kutub magnet mengalami kejenuhan, jumlah ggm
seri sebanding dengan besar arus motor. Jadi semakin besar arus motor
semakin besar pula jumlah ggm serinya. Berdasarkan : Ta = C 2Ia,
sehingga Ta = f(Ia) merupakan garis lengkung (fungsi kuadrat). Setelah
kutub jenuh, Ta = f(Ia) merupakan garis lurus (lihat gambar II-11). Oa
adalah arus yang diperlukan untuk memutar jangkar.

Gambar II-11. Karakteristik Ta = (Ia) Motor Seri

55
b) Karakteristik n = f(Ia) Motor Seri, V = Konstan
Terdapat persamaan : n = (V – IaRa’)/(C). Jika motor seri dioperasikan
pada beban kosong, arus motor Im kecil, arus penguat magnet seri Is juga
kecil, berarti ggm juga kecil. jika hal ini terjadi, maka akan berakibat
putaran motor sangat tinggi. Untuk itu khusus motor seri tidak diijinkan
beroperasi pada keadaan beban kosong. Jika terjadi kenaikan arus motor,
arus jangkar dan arus penguat magnet seri juga naik. Sebelum terjadi
kejenuhan pada inti kutub, putaran motor akan turun dengan cepat sekali
(penurunannya fungsi kuadrat). Gambar II-12 merupakan karakteristik n =
f(Ia) motor seri pada tegangan suplai tetap.

Gambar II-12. Karakteristik n = (Ia) Motor Seri

3) Karakteristik Motor Kompon


a) Karakteristik Ta = f(Ia) Motor Kompon, V = Konstan, Ish = Konstan
Ditinjau dari arus penguat magnetnya, dikenal motor kompon bantu dan
motor kompon lawan. Disebut motor kompon bantu jika ggm shunt dan
ggm seri saling memperkuat. Sebaliknya disebut motor kompon lawan jika
ggm dihasilkan oleh lilitan penguat shunt dan seri saling memperlemah.
Ggm penguat shunt adalah konstan. Oleh karena itu karakteristik motor
shunt merupakan dasar untuk menggambarkan karakteristik-karakteristik
yang ada pada motor kompon bantu maupun motor kompon lawan. Jika
terjadi perubahan beban, maka arus yang mengalir pada lilitan penguat
magnet seri juga berubah. Demikian pula arus yang mengalir ke jangkar
motor juga berubah. Perubahan tersebut akan mengakibatkan :

56
 Untuk Motor Kompon Bantu
Ggm shunt akan diperkuat oleh ggm seri. Berdasarkan persamaan : Ta =
C2Ia, Ea = C1n dan Ea = V = IaRa’.
Maka : Jumlah putaran motor akan turun, lebih kecil dari motor shunt
dan torsi motor naik, berada di atas karakteristik Ta = f(Ia) motor shunt.
 Untuk Motor Kompon Lawan
Ggm shunt diperlemah oleh ggm seri, sehingga berdasarkan persamaan :
Ta = C2Ia, Ea = C1n, dan Ea = V – IaRa’.
Jumlah putaran motor akan lebih besar dari motor shunt dan torsi motor
turun berada di bawah karakteristik Ta = f(Ia) pada motor shunt.
Berbagai karakteristik pada motor kompon adalah seperti gambar II-13.

Gambar II-13. Berbagai Karakteristik Pada Motor Kompon


Keterangan :
1. n = f(Ia) Motor Shunt
2. Ta = f(Ia) Motor Shunt
3. n = f(Ia) Motor Kompon Bantu
4. Ta = f(Ia) Motor Kompon Bantu
5. N = f(Ia) Motor Kompon Lawan
6. Ta = f(Ia) Motor Kompon Lawan

57
H. PRINSIP PENGENDALIAN MOTOR ARUS SEARAH
Prinsip pengendalian motor arus searah meliputi : (1). Starting motor, (2).
Mengatur putaran motor (3). Membalik putaran motor dan (4). Pengereman Motor.
1. Starting (menjalankan) Motor
Pada saat saklar ditutup (di-on-kan), sebenarnya pada detik itu juga motor
masih dalam keadaan diam (n=90). Berdasarkan persamaan : Ea = C 1n, jika n = 0
maka Ea = 0. Berdasarkan persamaan : Ea = V + IaRa’, maka : Ia = V/Ra’. Harga
Ra’ adalah kecil. Oleh karena itu arus jangkar Ia akan sangat besar. Dengan kata
lain jika sebuah motor arus searah saat start disambung langsung dengan tegangan
nominal, maka arus jangkar akan sangat tinggi yang kadang-kadang jauh
melampaui harga nominalnya. Untuk itu dalam starting motor dengan mengacu
persamaan :
Ia = V/Ra’ dapat dilakukan dengan cara :
a. Memperkecil harga tegangan terminal V dengan nilai Ra’ tetap.
b. Memperbesar Ra’ dengan tegangan terminal V tetap.
Contoh Soal :
1. Motor shunt 5000 W, 250 V, Rsh = 250 , Ra = 1 , Soal : Tegangan suplai
100 V. Berapa arus dari sumber saat motor di-start ?
Penyelesaian (periksa untai motor shunt gambar II-3) :
Ia start = V/Ra’ ; Ra’ = Ra ; Ia start = 100/1 = 100 A
I sumber saat start = Ia + Ish
Ish = V/Rsh ; Ish = 100/250 = 0,25 A
Arus dari sumber saat start = 100 + 0,25 = 100,25 A.
2. Motor kompon panjang 5000 W, 250 V, Rsh = 250 , Ra = Rs = 1 , soal :
Dengan tegangan suplai 100 V. Berapa arus dari sumber saat motor di-start.
Penyelesaian (periksa untai motor kompon panjang gambar II-5).
Ia start = V/Ra’ ; Ra’ = Ra + Rs ; Ia start = 100/1 +1= 50 A
I sumber saat start = Ia + Ish
Ish = V/Rsh ; Ish = 100/250 = 0,25 A
Arus dari sumber saat start = 50 + 0,25 = 100,25 A.

58
2. Mengatur Putaran Motor
Putaran motor arus searah dapat diukur dengan halus sesuai dengan yang
diinginkan. Untuk mengatur putaran motor dapat dilakukan secara mekanik
maupun secara elektronik. Pengaturan secara elektronik apabila di dalam mengatur
jumlah putaran motor menggunakan komponen-komponen elektronika mislanya :
SCR, Thyristor dan sebagainya. Sedangkan mengatur putaran secara mekanik
adalah menggunakan komponen-komponen listrik misalnya hambatan asut, dsb.
untuk mengatur putaran motor berpedoman pada persamaan :
n = (V + IaRa) / C1
Berdasarkan persamaan tersebut, jumlah putaran motor n dapat diatur dengan
beberapa cara yaitu sebagai berikut :
a. Mengatur jumlah ggm dengan tegangan suplai V tetap.
b. Mengatur hambatan rangkaian lilitan jangkar Ra’, tegangan suplai tetap.
c. Mengatur tegangan suplai V dengan arus penguat magnet tetap dan hambatan
pada rangkaian lilitan jangkar Ra; tetap.
Dari beberapa cara tersebut, yang banyak digunakan adalah mengatur putaran
motor dengan mengatur arus penguat magnet. Untai kesetaraan mengatur putaran
motor dengan mengatur arus penguat magnet adalah seperti gambar II-14.
Mengatur putaran motor dengan cara ini sangat murah dan sederhana. Selain itu
kerugian panas yang disebabkan oleh hambatan asut Rv kecil. motor arus searah
yang sering diatur dengan cara ini adalah motor shunt dan penguat terpisah.

Gambar II-14. Untai Mengatur Putaran Motor Dengan Mengatur Arus Magnet

59
3. Membalik Putaran Motor
Untuk membalik putaran motor arus searah dapat dilakukan dengan
mengacu pada kaidah telapak tangan kiri. Untuk membuat agar arah putar terbalik
maka dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Membalik arah ggm dengan arah arus jangkar tetap. Hal ini berarti membalik
arah arus pada lilitan penguat magnet.
b. Membalik arah arus jangkar, dengan arah ggm tetap.
4. Pengereman Motor
Jika tegangan suplai dimatikan, putaran motor dapat berhenti karena adanya
gesekan-gesekan. Untuk sampai motor dapat berhenti khususnya motor-motor yang
menggunakan komponen penstabil putaran misal fly whell, agar motor cepat
berhenti dibutuhkan waktu yang relatif lama. Untuk itu agar putaran motor dapat
berhenti dengan waktu yang singkat, dapat dilakukan pengereman. Terdapat
beberapa macam pengereman yaitu :
a. Pengereman Dinamik
Untaian pengereman dinamik adalah seperti gambar II-15 Jika tegangan suplai
dimatikan, maka putaran motor pada saat itu masih berputar dengan kecepatan
relatif tinggi. Untuk menghentikannya, pada terminal motor dihubungkan
dengan sebuah beban RL. Pada saat yang demikian karena motor tersebut
berfungsi sebagai generator, maka dengan adanya beban RL tersebut putaran
jangkar akan cepat berhenti.

Gambar II-15. Untai Pengereman Dinamik

60
Harga RL dipilih sedemikian rupa sehingga arus yang mengalir tidak terlalu
besar (biasanya 2 x arus jangkar beban penuh).
b. Pengereman Regeneratif
Pengereman regeneratif pada dasarnya sama dengan pengereman dinamik.
Sedikit perbedaan yaitu di dalam sistem ini daya yang tersimpan dikembalikan
ke jaringan. Sistem ini biasanya digunakan pada kereta api listrik. Ketika kereta
berjalan menurun, kecepatan (putaran) motor tinggi sekali sehingga ada
kemungkinan ggl induksi motor lebih besar dari pada tegangan suplainya. Saat
yang demikian daya pada putaran motor (dalam hal yang demikian motor
berfungsi sebagai generator) dikembalikan ke jala-jala untuk keperluan tertentu.
Peristiwa yang demikian merupakan pengereman terhadap motor yang sedang
beroperasi.
c. Pengereman Dengan Sistem “Plugging”
Pengereman dengan sistem plugging adalah pengereman yang dilakukan dengan
cara membalik putaran motor secara mendadak. Setelah motor berhenti, suplai
tegangan harus segera diputus. Pelaksanaan sistem ini adalah sebagai berikut :
Pada saat tegangan suplai dimatikan, dengan menggunakan peralatan tertentu
dilakukan pembalikan putaran motor (lihat kembali prinsip membalik putaran
motor) secara mendadak. Setelah motor berhenti, tegangan suplai harus segera
diputus. Pengereman dengan sistem ini menghasilkan pengereman yang sangat
singkat.

61
RINGKASAN

1. Prinsip dasar motor arus searah adalah berdasarkan hukum Lorents yaitu : “Jika
sebatang penghantar listrik yang berarus berada di dalam magnet, maka pada kawat
penghantar tersebut akan timbul suatu gaya”. Gaya yang timbul tersebut dinamakan
gaya Lorentz. Untuk menentukan arah gaya tersebut, dapat digunakan kaidah telapak
tangan kiri.
2. Jenis-jenis motor sama dengan jenis-jenis generator yaitu : Motor penguat terpisah dan
motor penguat sendiri. Motor penguat sendiri terdiri atas : motor shunt, motor seri dan
motor kompon. Sambungan motor kompon ada dua macam yaitu motor kompon
panjang dan motor kompon pendek. Baik motor kompon panjang maupun motor
kompon pendek dikenal motor kompon bantu dan motor kompon lawan.
3. Dengan menggunakan hukum Kirchoff I dan II, diperoleh persamaan arus dan
tegangan pada masing-masing jenis motor.
4. Pada motor terdapat rumus ggl induksi (merupakan ggl lawan) yaitu :
Ea = EL = P.. Z/A. n/60 Volt
Berdasarkan rumus tersebut dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya ggl lawan motor.
5. Daya pada motor adalah (perhatikan blok aliran daya motor) : (a) Daya masukan = Pin
= V x Imotor, (b). Daya jangkar (Pa) = Ea x Ia ; daya keluaran (P out) = Pa – P inti
gesek (Pb).
6. Terdapat 2 (dua) kerugian daya pada motor yaitu : Rugi daya inti dan gesek (Pb) yang
besarnya tetap dan rugi daya tembaga (Pcu) yang besarnya berubah-ubah.
7. Torsi pada jangkar Ta = /
; Torsi keluaran Tout = /

8. Untuk menentukan rugi inti dan gesek Pb dapat dilakukan dengan tes beban kosong.
Pb = Pabeban kosong = Eabeban kosong x Iabeban kosong Watt.
9. Terdapat 3 (tiga) karakteristik untuk masing-masing jenis motor arus searah yang
sering diungkap yaitu : (1). Karakteristik Ta = f(Ia), untuk V konstan ; (2).
Karakteristik n = f(Ia), untuk V konstan dan (3). Karakteristik n = f(Ta), untuk V
konstan.

62
10. Starting motor arus searah tidak diijinkan dihubung langsung dengan tegangan suplai
secara penuh (nominal). Pada dasarnya dalam starting motor diusahakan arus jangkar
Ia saat start tidak melampaui arus nominal motor.
11. Dua cara membalik putaran motor yaitu membalik arus jangkar dengan polaritas kutub
tetap dan membalik polaritas kutub dengan arah arus jangkar tetap.
12. Mengatur motor yang sangat mudah adalah dengan mengatur arus.
13. Penguat magnet pada tegangan suplai motor yang tetap.
14. Terdapat beberapa cara pengereman motor yaitu : (a). Cara dinamik, (b). Cara
regeneratif dan (c). Cara “Plugging”.

PERTANYAAN
1. Hukum apa yang mendasari prinsip motor dan bagaimana bunyinya ?
2. Kaidah apa yang digunakan untuk menentukan arah gerakan pada motor dan
bagaimana bunyinya ?
3. Sebutkan pengertian motor penguat terpisah !
4. Gambar rangkaian kesetaraan motor penguat terpisah dengan lengkap dan benar.
5. Tuliskan persamaan tegangan dan persamaan arus pada motor penguat terpisah.
6. Sebutkan pengertian motor penguat sendiri !
7. Sebutkan jenis-jenis motor penguat sendiri !
8. Sebutkan pula pengertian masing-masing jenis motor penguat sendiri !
9. Gambarkan untai kesetaraan untuk masing-masing jenis motor penguat sendiri dengan
lengkap dan benar !
10. Apa pengertian motor kompon bantu dan pengertian motor kompon lawan ?
11. Tuliskan persamaan tegangan dan persamaan arus pada masing-masing jenis pada
motor penguat sendiri !
12. Tuliskan rumus besarnya ggl lawan pada lilitan jangkar ?
13. Faktor apa yang mempengaruhi besarnya ggl lawan pada motor ?
14. Gambarkan blok aliran daya secara lengkap dan benar pada sebuah motor !
15. Ada berapa macam daya dan kerugian daya pada motor !
16. Tuliskan rumus daya pada lilitan jangkar dan daya keluaran motor ?
17. Tuliskan rumus torsi pada jangkar dan torsi keluaran motor ?
18. Bagaimana cara untuk menentukan rugi inti dan gesek pada motor arus searah.

63
SOAL-SOAL

1. Motor shunt 240 V, memikul beban sehingga I motor = 8 A, putaran n = 1400 rpm. Ra
= 1 , Rsh = 120 . Rugi inti gesek Pb = 325 W. Soal : (a). Hitung efisiensi dan (b).
Torsi keluaran motor (Tout).
2. Motor seri, 240 V, memikul beban sehingga I motot = 10 A ; putaran 600 rpm. Ra = Rs
= 1 . Rugi inti dan gesek Pb = 100 Watt. Soal (a). Hitunglah efisiensi dan (b). Torsi
keluaran motor (Tout).
3. Motor kompon pendek, 240 V, memikul beban sehingga I motor = 15 A dengan putaran
n = 1400 rpm. Ra = Rs = 1 , Rsh = 120 . Saat tes beban kosong, daya pada lilitan
jangkar Pa = 100 W. Soal : (a). Hitunglah efisiensi dan (b). Torsi keluaran motor (Tout).
4. Motor kompon panjang, kompon lawan, kutub 4, gelombang tunggal, 1500 rpm, jumlah
alur = 12 ; 2 sisi kumparan tiap lapis, 5 kawat lilit tiap sisi kumparan. sh = 0,030 Wb,
s= 0,010 Wb, Ia = 30 A, Ra = 1 , Rs = 1 , Rsh = 100 . Rugi inti dan gesek Pb =
200 W. Soal : (a). Hitunglah ggl lawan Ea (b). Hitung Ish (c). Hitung Daya pada jangkar
Pa (d). Hitung torsi pada jangkar Ta (e). Hitung Daya keluaran Pout (f). Hitung torsi
keluaran Tout dan (g). Hitung Efisiensi motor.
5. Motor kompon pendek, kompon bantu, kutub 4, gelung tunggal, 1500 rpm, jumlah alur
= 12 ; 2 sisi kumparan tiap lapis, 5 kawat lilit tiap sisi kumparan. sh = 0,030 Wb, s=
0,010 Wb, Ia = 30 A, Ra = 1 , Rs = 1 , Rsh = 100 . Rugi inti dan gesek Pb = 200
W. Soal : (a). Hitunglah ggl lawan Ea (b). Hitung Ish (c). Hitung Daya pada jangkar Pa
(d). Hitung torsi pada jangkar Ta (e). Hitung Daya keluaran Pout (f). Hitung torsi
keluaran Tout dan (g). Hitung Efisiensi motor.
6. Motor kompon panjang, kompon bantu, kutub 4, gelombang tunggal, 1500 rpm, jumlah
alur = 12 ; 2 sisi kumparan tiap lapis, 5 kawat lilit tiap sisi kumparan. sh = 0,030 Wb,
s= 0,010 Wb, Ia = 30 A, Ra = 1 , Rs = 1 , Rsh = 100 . Rugi inti dan gesek Pb =
150 W. Soal : (a). Gambar untai kesetaraan dengan benar dan lengkap (b). Hitunglah
ggl lawan Ea (c). Hitung Daya pada jangkar Pa (d). Hitung torsi pada jangkar Ta (e).
Hitung Daya keluaran Pout (f). Hitung torsi keluaran Tout dan (g). Hitung Efisiensi
motor.
7. Motor seri : 1500 Watt, 250 Volt, Rsh = 100 , Ra = 1 . Soal : Saat distart, tegangan
suplai = 100 V, Berapa arus dari sumber saat motor di-start?

64
8. Motor shunt : 1500 Watt, 250 Volt, Rsh = 100 , Ra = 1 . Soal : Saat start, tegangan
suplai = 100 V. Berapa arus dari sumber saat motor di-start ?

65
DAFTAR PUSTAKA

Alfandi, t,th. Mesin Arus Searah. Bandung.

Chester L. Dawes. 1954. Electrical Engineering Vol.I. Direct Current. Mc.Graw Hill
Book.Co.

Steven F. Jurek. 1972. Electrical Machine for Technician Engineer. London. Long. Man.

Sunyoto. 1998. Mesin Listrik Arus Searah. Bahan Perkuliahan Teknik Elektro.
Yogyakarta : FPTK IKIP Yogyakarta.

Theraja, BL. 1976. Fundamentals of Electrical Enginering and Electronic. Ram Nagar :
New Delhi.

Zuhal. 1972. Dasar Tenaga Listrik. Bandung : ITB.

66

Anda mungkin juga menyukai