Anda di halaman 1dari 24

TRANSFORMATOR 1 PHASA

TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK


Dibuat sebagai syarat untuk mata kuliah Teknik Tenaga Listrik
pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Oleh
Muhammad Imam Pratama

03021181320014

Rionaldi Alamsyah Kuoki

03021181320022

M. Mirza Alief Prakasa

03021181320028

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkatkan kehadapan Allah SWT. Tuhan Yang


Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, makalah yang berjudul
Transformator 1 Phasa dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.
Tersusunnya makalah ini adalah berkat dorongan, bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada yang terhormat:
1. Sri Agustina, S.T, M.T sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan
pembinaan, bimbingan dan materi dalam penulisan makalah ini.
2. Semua pihak yang turut membantu menyelesaikan makalah ini baik secara
langsung maupun tidak langsung berupa masukan dan kritikan yang bersifat
penyempurnaan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan meskipun
penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan. Hal ini dikarenakan
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu dengan senag
hati penulis mengharapkan serta menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun.
Sebagai akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk proses pembelajaran khususnya dan bagi para pembaca
umumnya.

Palembang, November 2014

Penulis.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2


DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang .............................................................................. 5
I.2. Rumusan Masalah............................................................................... 5
I.3. Tujuan Penulisan.................................................................................. 5
I.4. Manfaat Penulisan ............................................................................. 6
I.5. Batasan Masalah............................................................................. 6
I.6. Metode Penulisan ............................................................................. 6
BAB II PEMBAHASAN
II.1. Definisi Transformator ............................................................... 7
II.2. Prinsip Kerja Transformator........................................................ 8
II.2.1. Transformator Beban Nol ............................................... 9
II.2.2. Transformator Berbeban ................................................ 12
II.3. Rangkaian Ekivalen Transformator ............................................ 13
II.4. Konstruksi Transformator ......................................................... 16
II.5. Ideal Transformator .................................................................. 19
II.6. Rugi-rugi Transformator ........................................................... 19
II.7. Efisiensi Transformator ............................................................ 20
II.8. Jenis-Jenis Transformator ......................................................... 21
BAB III PENUTUP
IV.1 Kesimpulan ............................................................................... 23
IV.2 Saran ......................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

Gambar 2. 1 Prinsip dasar dari transformator............................................. ....

Gambar 2. 1.1 Transformator dalam keadaan tanpa beban ............................

10

Gambar 2. 1.2 Transformator dalam keadaan berbeban .................................

12

Gambar 2. 2 Rangkaian Ekivalen Transformator ...........................................

15

Gambar 2. 3 Rangkaian Ekivalen Transformator dilihat dari sisi primer ......

15

Gambar 2. 4 Penyederhanaan Rangkaian Ekivalen Transformator ................

16

Gambar 2.5 Hasil akhir penyederhanaan Rangkaian Ekivalen Transformator.. 16


Gambar 2. 6 Konstruksi transformator satu fasa tipe inti...............................

17

Gambar 2. 7 Konstruksi transformator satu fasa tipe inti yang mempunyai


Tipe L dan Tipe U ......................................................................
Gambar 2. 8 Konstruksi transformator satu fasa tipe cangkang ......................

17
18

Gambar 2. 9 Konstruksi transformator satu fasa tipe cangkang tipe E dan I serta
tipe F ......................................................................................... 18

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
`Selama berabad-abad, manusia telah mengamati tentang proses tejadinya
listrik. Banyak tokoh-tokoh yang berhasil mengungkap dan membuat suatu
penemuan yang erat kaitanya dengan dunia kelistrikan diantaranya adalah
Michael Faraday dengan salah satu hasil kegiatanya adalah tentang rotasi
elektromagnetik. Hasil penemuanya ini merupakan dasar terpenting dari
perkembangan dunia kelistrikan berikutnya. Pada tahun 1850 1884, era
penemuan generator AC dan penggunaan listrik AC, Pada Tahun 1885,
Georges Westinghouse & William Stanley mengembangkan transformer
berdasarkan generator AC. Dan pada tahun 1889, Mikhail DolivoDobrovolski mengembangkan transformer 3 fasa pertama.
Penemuan

tersebut

terus

dikembangkan

dalam

berbagai

alat

elektromagnetik seperti transformator motor, dan generator. Oleh karena itu,


penulis memilih salah satunya ,yaitu untuk membahas tentang transformator
1 phasa.
.
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan Prinsip Kerja dan Persamaan Dasar Rangkaian Ekuivalen !
2. Jelaskan Tentang Transfer Daya !
3. Jelaskan Tentang Distribusi Daya meliputi : P. output , Rugi-rugi dan
Efisiensi !
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini meliputi:
1. Untuk mengetahui prinsip kerja dan komponen-komponen Transformator
2. Untuk mengetahui Persamaan Rangkaian Ekuivalen, Transfer Daya dan
Distribusi Daya

1.4. Manfaat Penulisan


Setelah dilakukan penulisan diharapkan makalah ini memiliki manfaat
sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis, dapat menberikan sumbangan bagi ilmu pendidikan
dalam upaya meningkatkan pengetahuan mengenai Transformator 1 Phasa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi mahasiswa, dapat meningkatkan pengetahuan dan hasil belajar dalam
bidang sistem kelistrikan
b. Bagi pengajar, dapat digunakan sebagai sarana referensi dalam
pembelajaran guna peningkatan prestasi peserta didik dalam proses belajar
mengajar.
1.5. Batasan Masalah
Dalam

penulisan

ini,

Penulis

melakukan

pembahasan

tentang

Transformator 1 Phasa saja


1.6. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah
melalui pengumpulan informasi dan data melalui studi pustaka dan internet.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Transformator


Transformator adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan
energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik
dari satu level ke level tegangan yang lain melalui kinerja satu gandengan
magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat
dari besi berlapis, dan dua buah kumparan yaitu kumparan perimer dan
kumparan sekunder. Kedua kumparan ini tidak terhubung secara langsung.
Satu-satunya hubungan antara kedua kumparan adalah fluks magnetic
bersama yang terdapat dalam inti. Salah satu dari kedua kumparan
transformator tadi dihubungkan ke sumber daya listrik bolak-balik dan
kumparan kedua (serta ketiga jika ada) akan mensuplai daya ke beban.
Kumparan transformator yang terhubung kesumber daya dinamakan
kumparan primer sedangkan yang terhubung ke beban dinamakan
kumparan sekunder, jika terdapat kumparan ketiga dianamakan kumparan
tersier.
Transformator digunakan secara luas baik dalam bidang tenaga listrik
maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem tenaga
memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiaptiap keperluan misalnya, kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman
daya jarak jauh. Penggunaan transformator yang sangat sederhana dan andal
merupakan salah satu alasan penting dalam pemakaiannya dalam penyaluran
tenaga listrik

arus

bolak-balik,

karena

arus

bolakbalik

sangat

banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik.


Pada penyaluran tenaga listrik terjadi kerugian sebesar I 2R watt, kerugian ini
akan banyak berkurang apabila tegangan dinaikkan. Dengan demikian
saluran-saluran tenaga listrik senantiasa mempergunakan tegangan yang
tinggi.
7

Tegangan yang paling tinggi di Indonesia pada saat ini adalah 500 kV.
Hal ini dilakukan terutama untuk mengurangi kerugian energi yang terjadi.
Dan menaikkan tegangan listrik di pusat listrik dari tegangan generator yang
biasanya berkisar antara 6-20 kV pada awal saluran transmisi, dan
menurukannya pada ujung saluran itu ketegangan yang lebih rendah,
dilakukan dengan transformator. Transformator yang dipakai pada jaringan
tenaga listrik merupakan transformator tenaga.
Disamping itu, ada jenis jenis transformator lain yang banyak
dipergunakan, dan yang pada umumnya merupakan transformator yang jauh
lebih kecil. Misalnya transformator yang dipakai di rumah tangga, yang
dipakai pada lampu TL, pesawat radio, televisi dan berbagai alat elektronika
lainnya.
2.2 Prinsip Kerja Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah dan
menyalurkan energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian
ke rangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan megnet dan
berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Transformator di gunakan
secara luas baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika.
Penggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya
tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya,
kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya jarak jauh.
Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder)
yang bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektrik
namun berhubungan secara magnetis melalui jalur yang memiliki
reluktansi (reluctance) rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan
dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan
muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut
membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat
adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan primer terjadi
induksi sendiri (self induction) dan terjadi pula induksi di kumparan

sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut


sebagai induksi bersama (mutual induction) yang menyebabkan timbulnya
fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus sekunder
jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat
ditransfer keseluruhan secara magnetisasi seperti Gambar 2.1.

Gambar 2. 2 Prinsip dasar dari transformator.

e=N
(2.1)

d
dt

Dengan:
e = gaya gerak listrik ( ggl ) [ volt ]
N = jumlah lilitan
d
dt

2.2.1

= perubahan fluks magnet

Keadaan Transformator Beban Nol


Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan
sumber tegangan V1 yang sinusoidal, akan mengalirkan arus primer I o
yang juga sinusoid dan dengan menganggap belitan N 1 reaktif murni. Io
akan tertinggal 900 dari V1. Arus primer Io menimbulkan fluks () yang
sefasa dan juga berbentuk sinusoid. Pada Gambar 2.2.1 dapat dilihat
suatu transformator tanpa beban.
9

I1I2
N1

E2
V1E1

N2

V2

Gambar 2. 1.1 Transformator dalam keadaan tanpa beban

Maka fluks :

m sin t
(2.2)
Menurut hukum faraday, fluks yang dihasilkan menimbulkan tegangan
induksi (e1)

e1 N 1

d
dt

(2.3)

e1 N1

d m sin t
dt

e1 N1 m cos t
e1 N1 m cos t

e1 N 1 m sin t 90 0

(2.4)
Dengan:

10

e1

= gaya gerak listrik induksi

N1 = jumlah belitan di sisi primer

= kecepatan sudut putar

= fluks magnet

Maka tegangan efektifnya adalah:

E1

N 1 max
2

(2.5)

E1 N 1
E1 N 1
E1 N 1

2f max
2
2 3,14 f max
2
6,28 f max
2

E1 4,44 N1 f m

Volt

(2.6)
Dengan:
E1

= gaya gerak listrik induksi efektif

= frekuensi

Bila rugi tahanan dan adanya fluksi bocor diabaikan maka akan terdapat
hubungan:

E1 V1 N 1

a
E 2 V2 N 2
(2.7)
Apabila, a < 1, maka transformator berfungsi untuk menaikkan tegangan
(step up)
a > 1, maka transformator berfungsi untuk menurunkan tegangan
(step down)
Dengan:

11

E1

= ggl induksi di sisi primer (Volt)

E2

= ggl induksi di sisi sekunder (Volt)

V1 = tegangan terminal di sisi primer (Volt)


V2 = tegangan terminal di sisi sekunder (Volt)
N1 = jumlah belitan di sisi primer (Volt)
N2 = jumlah belitan di sisi sekunder (Volt)
a
2.2.2

= faktor trannsformasi

Keadaan Transformator Berbeban


Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban Z L, maka akan
mengalir arus I2 pada kumparan sekunder, dimana I2 = V2 / ZL dengan 2 =
faktor kerja beban,

1
2
3
I1I2
N1
V1E1

E2
N2

V2

ZL

Gambar 2. 1.2 Transformator dalam keadaan berbeban

Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) N2I2 yang
cenderung menentang fluks () bersama yang telah ada akibat arus
pemagnetan Im. Agar fluks bersama itu tidak berubah nilainya, pada
kumparan primer harus mengalir arus I2, yang menentang fluks yang
dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga keseluruhan arus yang mengalir
pada kumparan primer menjadi :

12

I 1 I 0 I 2'
(2.8)
Bila rugi besi diabaikan (IC diabaikan) maka IM = I0

I1 I M I 2'
(2.9)
Agar fluks tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan oleh arus
pemagnetan IM maka

N 1 I M N 1 I1 N 2 I 2
(2.10)
Atau

N1 I M N1 I M I 2' N 2 I 2
N1 I 2' N 2 I 2
(2.11)
'
Karena IM dianggap kecil I 2 I1 jadi

N1 I1 N 2 I 2 atau

I1 N 2
I' N
1

2 2 atau I 2 aI 2'
I 2 N1
I 2 N1 a

(2.12)
Dengan:
I1

= arus pada sisi primer (Ampere)

I0

= arus penguat (Ampere)

IM

= arus pemagnetan (Ampere)

Ic

= arus rugi-rugi tembaga (Ampere)

2.3 Rangkaian Ekivalen Transformator

13

Tidak semua fluks () yang dihasilkan oleh arus pemagnetan IM


merupakan fluks bersama (M), sebagian darinya hanya mencakup
kumparan primer (1) atau

kumparan primer saja (2). Rangkaian

ekivalen digunakan untuk menganalisis kerja suatu transformator, adanya


fluks bocor 1 dan 2 yang dinyatakan sebagai reaktansi X1 dan X2.
Sedangkan untuk rugi tahanan dinyatakan dengan R1 dan R2. Rangkaian
ekivalen suatu transformator seperti Gambar 2.4.

Gambar 2. 2 Rangkaian Ekivalen Transformator

Dari Gambar diatas dapat diturunkan secara matematis

V1 E1 I1 R1 I1 X 1
(2.13)

E2 V2 I 2 R2 I 2 X 2
(2.14)

E1 aE2
(2.15)
I 2 aI 2

'

(2.16)
Impedansi belitan primer:

Z1 R1 jX 1 R12 X 12 tan 1

X1
R1

(2.17)
Impedansi belitan sekunder

14

Z 2 R2 jX 2 R22 X 22 tan 1

X2
R2

(2.18)
Subsitusikan persamaan 2.14 dan 2.15

E1 aV2 I 2 R2 I 2 X 2
(2.19)
Apabila persamaan (2.13) (2.16) dan (2.19) disubsitusikan menjadi
persamaan berikut:

V1 I 1 R1 I 1 X 1 a V 2 I 2 R 2 I 2 X 2
V1 I 1 R1 I 1 X 1 aV 2 aI 2 R 2 aI 2 X 2
'

'

V1 I 1 R1 I 1 X 1 aV 2 a (aI 2 R 2 ) a (aI 2 X 2 )
'

V1 I 1 R1 I 1 X 1 aV 2 I 2 (a 2 R 2 a 2 X 2 )

(2.20)
Apabila semua parameter sekunder dinyatakan dalam harga rangkaian
primer, maka harganya perlu dikalikan dengan faktor a 2, dimana a = E1/E2,
sehingga rangkaian ekivalennya seperti Gambar 2.5.

Gambar 2. 3 Rangkaian Ekivalen Transformator dilihat dari sisi primer

Untuk memudahakan perhitungan, model rangkaian Gambar 2.5 diatas


dapat diubah menjadi seperti Gambar 2.6.

15

Gambar 2. 4 Penyederhanaan Rangkaian Ekivalen Transformator

Maka dari Gambar 2.4 diperoleh:


Rek R1 a 2 R2

atau

Rek = Rp + (Np/Ns)^2 . Rs

atau

Xek = Xp + (Np/Ns)^2 . Xs

(2.21)
X ek X 1 a 2 X 2

(2.22)
Sehingga Gambar 2.4 dapat disederhanakan menjadi seperti pada
I1

Gambar 2.5.

Rek

I2'

I0 Xek
V1
RC

IC

IM

aV2

a2ZL

XM

Gambar 2.5 Hasil akhir penyederhanaan Rangkaian Ekivalen Transformator

2.4 Konstruksi Transformator


Secara umum transformator dapat dibedakan dua jenis menurut
konstruksinya, yaitu:
1. Tipe inti
Transformator tipe inti mempunyai konstruksi 2 kaki yang masingmasing kaki dibelit sama satu kumparan, kumparan sisi primer dan
kumparan sisi sekunder.
16

Pada transformator tipe inti, kumparan mengelilingi inti dan konstruksi


dari intinya berbentuk huruf L atau huruf U
Selain untuk Transformator satu pada, konstruksi Transformator tipe inti
juga terdapat pada transformator tiga fasa, tetapi ada perbedaannya yaitu
pada masing-masing kaki terdapat dua belitan kumparan untuk satu phase
yaitu belitan primer dan belitan sekunder

Gambar 2. 6 Konstruksi transformator satu fasa tipe inti

Gambar 2. 7 Konstruksi transformator satu fasa tipe inti yang mempunyai Tipe L dan Tipe U

2. Tipe cangkang
Transformator tipe cangkang mempunyai konstruksi 3 kaki dan hanya
kaki bagian tengah saja yang dibelit oleh dua kumparan. Kedua
kumparan saling terhubung secara magnetik melalui inti, tetapi terisolasi
secara elektrik, Pada transformator tipe cangkang, kumparan atau belitan
transformator dikelilingi oleh inti dan konstruksi intinya berbentuk huruf
E, huruf I dan huruf F seperti yang dapat dilihat pada Gambar
Selain untuk Transformator satu fasa, konstruksi Transformator tipe
cangkang juga terdapat pada transformator tiga fasa, untuk pemasangan

17

kumparan primer dan sekundernya sama seperti pada tipe pemasangan


transformator satu fasa, tetapi perbedaannya yaitu pada jumlah inti yang
digunakan.

Gambar 2. 8 Konstruksi transformator satu fasa tipe cangkang

Gambar 2. 9 Konstruksi transformator satu fasa tipe cangkang yang mempunyai tipe E dan I serta
tipe F

2.5

Ideal Transformator
Daya pada rangkaian primer = daya pada rangkaian sekunder

18

I1

I2

P1
P2

I1.N1 = I2.N2

I1.V1 =
I2.V2
I2 : I 1 = V 1 : V 2

N1 : N 2 = I 2 : I 1

=a

= V1 : V 2

= Ratio

=a

Trafo

= Ratio
Trafo

P1 = Daya Primer
V1 =
Tegangan Primer
P2 = Daya Sekunder
V2 =
Tegangan Sekunder
I1 = Arus Primer
N1 =
Jumlah Lilitan Primer
I2 = Arus Sekunder
N2 =
Jumlah Lilitan Sekunder

2.6

Kerugian pada Transformer


a. Rugi-rugi inti:
- Rugi-rugi arus pusar / eddy current
- Rugi-rugi hysterisis
b. Rugi-rugi tembaga
1. Rugi Arus Pusar
19

Rugi arus eddy adalah terjadinya arus pusar yang arahnya ber-putar
didalam inti trafo. Arus ini menimbulkan panas didalam inti trafo.
Untuk mengurangi rugi arus eddy, inti trafo dibuat berlapis-lapis masingmasing lapisan disekat, sehingga arah pusaran arus dipependek.

INTI
BER
LAPI
S
DAN
DISE
KAT

EDDY
C
U
R
R
E
NT

2. Rugi Hysterisis
-

Rugi hysterisis memperbesar Iex


Untuk mengurangi rugi hysterisis, inti trafo dibuat dari besi lunak
Rugi hysterisis dan arus pusar tetap, tidak tergantung besar beban

3. Rugi-rugi tembaga
Rugi tembaga adalah rugi-rugi lilitan primer dan sekunder lilitan primer
dan sekunder terdiri dari kawat tembaga yang mempunyai panjang dan
penampang
-

RUGI TEMBAGA PRIMER


P = IP2.RP
RUGI TEMBAGA SEKUNDER P = IS2.RS

(Watt)
(Watt)

RP & RS = Tahanan Primer & Sekunder ()


IP & IS

= Arus Primer & Sekunder (Ampere)

Karena rugi tembaga tergantung dari arus primer dan sekunder, maka rugi
tembaga bersifat tidak tetap tergantung beban trafo

l
A R = Tahanan (Ohm)
20

= Tahanan jenis (Ohm.m)


l = Panjang (m)
A = Luas penampang (m2)
2.7

Efisiensi Transformator
Efisiensi transformator dapat diketahui dengan rumus :
=Po/Pi x 100% Karena adanya kerugian pada transformator. Maka
efisiensi transformator tidak dapat mencapai 100%. Untuk transformator
daya frekuensi rendah, efisiensi bisa mencapai 98%

2.8

Jenis-Jenis Transformator
1. Step Up

lambang transformator step-up


Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan
sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai
penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga
listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi
tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh.
2. Step-Down

skema transformator step-down


Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit
daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan.
Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama
dalam adaptor AC-DC.

21

3. Autotransformator

skema autotransformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut
secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian
lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan
sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya
yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis
dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator
adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada
jenis

dua

lilitan.

Tetapi

transformator

jenis

ini

tidak

dapat

memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan


sekunder.
Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik
tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).

22

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Dari uraian pembahasan mengenai Transformator 1 phasa, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang
lain melalui gandeng magnet berdasarkan pada prinsip elektromagnet.
2. Prinsip kerja transformator adalah induksi antara dua rangkaian yang
dihubungkan oleh fluks magnet. Jika salah satu kumparan dihubungkan
dengan sumber tegangan bolak balik, fluks bolak balik timbul di dalam inti
besi yang dihubungkan dengan kumparan lain yang menibulkan ggl.
3. Transformator ideal terjadi apabila daya pada rangkaian primer sama
dengan daya pada rangkaian sekunder. Pp = Ps
4. Rugi-rugi pada transformator antara lain adalah rugi-rugi arus eddy, rugirugi hysterisis dan rugi-rugi tembaga.
5. efisiensi Transformator dapat dicari dengan :
(Output Power / Input Power) x 100%

23

3.2

Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyarankan bahwa perlunya
kajian lebih lanjut mengenai Transformator , khususnya Transformator 1
Phasa dan mempelajarinya lebih dalam baik secara teoritis maupun praktis.

Daftar Pustaka

Fauzi, Rizki M. 2012. Transformator 1 Fasa.(Online),


(http://muhamadrizkifauzikadili.blogspot.com), diakses 31 Oktober 2014.
I, Hery. 2010. Membuat Trafo. (Online), (http://fid-ar.blogspot.com), diakses 31
Oktober 2014.
Kadir, Abdul.2010.Transformator. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UIPress)
SPLN 50.1982. Pengujian Transformator. Jakarta: PT. PLN.
Prrnomo, Hery. 2012. Dasar Transformator. (Online),
(https://id.scribd.com/doc/191723936/Transformator-1-fasa), diakses 31
Oktober 2014.

24

Anda mungkin juga menyukai