Anda di halaman 1dari 8

AUDIT ENERGI AWAL

GEDUNG AUDITORIUM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Ikhwannuraziz H., M. Umar C.
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

ABSTRAK
Audit Energi adalah teknik yang dipakai untuk menghitung besarnya konsumsi
energi pada bangunan gedung dan mengenali cara-cara untuk penghematannya.
Konsumsi energi listrik di kampus UNY Karangmalang mengalami peningkatan setiap
bulannya sehingga perlu dilakukan perhitungan konsumsi energi listrik ulang guna
mengetahui apakah konsumsi energi listriknya masih hemat dan efisien atau tidak.
Setelah dilakukan perhitungan konsumsi energi listrik , kemudian mencari alternatif
peluang untuk penghematannya. Untuk maksud inilah perlu dilaksanakan kegiatan
audit energi listrik di Fakultas Teknik UNY Karangmalang.

Keywords-Audit Energi; IKE standard

I. PENDAHULUAN pemanfaatan energi serta peluang


penghematan energi di Gedung Auditorium
Konsumsi energi listrik dari tahun ke Universitas Negeri Yogyakarta ini.
tahun semakin meningkat seiring dengan
kemajuan teknologi di berbagai sektor Dari data yang diperoleh secara garis
bidang. Dengan meningkatnya kebutuhan besar bangunan atau ruangan di gedung
energi listrik, maka keandalan suatu sistem Universitas Negeri Yogyakarta ini
tenaga listrik juga harus berbanding lurus rekapitulasi dayanya sudah sesuai dengan
dengan kebutuhan energi listrik. Kebutuhan spesifikasi yang ada. Kemudian untuk
energi listrik disini adalah konsumsi dari Intensitas Konsumsi Energi dari salah satu
alat-alat yang menggunakan energi listrik ruangan di gedung ini sudah baik.
sebagai sumber daya nya.
Dan dari analisis ini digunakan
Audit energi adalah metode yang perencanaan untuk mengoptimalkan
dipakai untuk menghitung besarnya penggunaan energi listrik serta pemanfaatan
konsumsi energi pada bangunan gedung dan energi lain di gedung Universitas Negeri
mengenali cara – cara untuk Yogyakarta Kampus Wates ini agar dapat
penghematannya. lebih ekonomis dan efisien dalam
penggunaan energi Gedung Auditorium bisa
Audit energi di Universitas Negeri disebut sebagai ruang serbaguna, pasalnya
Yogyakarta Kampus Karangmalang area ini dapat digunakan untuk berbagai
dilakukan pada Gedung Auditorium. Audit aktivitas seperti pertunjukan teater atau
energi gedung ini bertujuan untuk drama musikal. Selain itu, ruangan ini juga
mengetahui rekapitulasi penggunaan daya bisa berfungsi sebagai tempat seminar,
listrik, penggunaan energi dan kondisi wisuda, penyambutan, dan sebagainya.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. METODE PENELITIAN 1. Sistem Penerangan


A. WAKTU DAN TEMPAT Sistem pencahayaan dalam
bangunan adalah desain dan mekanisme
yang dibuat pada bangunan agar bangunan
memperoleh cahaya yang cukup terang
sehingga orang-orang yang menggunakan
bangunan tersebut dapat melihat dengan
jelas. Sistem penerangan adalah suatu
sistem yang tersusun dari berbagai macam
komponen kelistrikan dan kabel- kabel
penghantar yang saling berhubungan
dengan komponen satu dengan yang
Pada penelitian audit energi awal kali
lainnya yang membentuk suatu sistem
ini dilaksanakan kurang lebih selama 2
dengan fungsi untuk memberikan tanda
minggu. Dan untuk tempatnya berada di kepada pengendara lain sehingga
UNY Karangmalang, tepatnya pada Gedung pengendara lain akan tahu.
Auditorium. Yang beralamatkan di Jl. Dalam kegiatan audit kami
Colombo No.1, Karang Malang, menemukan spesifikasi sebagai berikut :
Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281 No Spesifikasi Jumlah Daya
1 TL 16 watt x 2 13 416
Watt
B. ALAT DAN BAHAN
2 DL 12 watt 188 2256
Watt
Dalam praktikum kali ini kita 3 Lampu 6 1200
memerlukan satu set APD, gambar denah Tembak Watt
SLD (Single Line Diagram) Gedung 200Watt
4 Lampu Hood 7 420
Auditorium, dan beberapa alatnya yaitu : 60 Watt Watt
multimeter, tang ampere, lux meter. TOTAL DAYA : 4292
Watt
C. PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data dilakukan 2. Sistem Pendingin


secara observasi langsung pada gedung Sistem pendingin atau penyejuk
udara, pendingin udara, pengkondisi udara,
Auditorium UNY. Data yang terkumpul
penyaman udara, erkon, atau AC (bahasa
nantinya akan dianalisis di bab selanjutnya
Inggris: air conditioner) adalah sistem atau
untuk mengetahui kualitas energi di lokasi
mesin yang dirancang untuk menstabilkan
yang dilakukan Audit Energi. Selain itu, bab suhu udara dan kelembapan suatu area
ini juga menjelaskan alat-alat digunakan (yang digunakan untuk pendinginan maupun
selama proses observasi. pemanasan tergantung pada sifat udara
pada waktu tertentu).

Dalam sistem pendingin di Gedung


Auditorium UNY menggunakan AC atau Air
conditioner atau pendingin ruangan yang tak
lain fungsinya adalah sebagai pengatur Banyak orang yang mengira bahwa
suhu ruangan, pengatur tingkat kelembapan sound system adalah speaker, padahal
udara, serta menjadi penyaring kualitas nyatanya tidak demikian.
udara pada suatu ruangan atau area.
Dalam audit energi yang kami
Speaker hanyalah salah satu
lakukan kami lebih condong untuk
perangkat yang masuk dalam
melakukan audit pada sistem pendingin.
Karena dalam sistem pendingin sendiri golongan sound system. Sedangkan
merupakan sistem yang membutuhkan daya sound system adalah berbagai alat
yang cukup besar dalam penggunaanya yang memiliki fungsi untuk
atau mungkin malah merupakan alat yang menghasilkan suara. Jika berbicara
mengunakan daya yang paling besar. tentang sound audio, maka Anda
tidak hanya membahas tentang
Dalam kegiatan audit kami speaker saja.
menemukan spesifikasi AC (Air Conditioner) No Jenis Sound Jumlah Daya
sebagai berikut : System

No Jenis AC Jumlah Daya 1 Sound 8 12.8kW


1 AC Central 4 120kW System Stand
30kW 1,6kW
2 AC 12 25,68kW 2 Sound 2 2kW
Konvensional System
2,14kW Horizontal
3 AC Stand 2 8,38kW 1kW
4,19kW TOTAL DAYA : 14.8kW
TOTAL DAYA : 154,06kW
4. Total Daya Keseluruhan

Ac + lampu + Sound = 173,16kW


3. Peralatan Sound System Prosentase Pembebananan Trafo =
173160/555000 = 31,2%
Sound system adalah sebuah istilah
yang digunakan untuk menyebut
sekumpulan alat elektronik yang 5. Analisis data konsumsi daya
memiliki fungsi untuk memproduksi Perhitungan IKE
suara, baik secara live stage maupun
recording. Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
merupakan Intensitas Konsumsi Energi. IKE
Dari pengertian itu, Anda dapat
melihat bahwa sound system bukan dapat dicari menggunakan rumus Konsumsi
hanya berupa satu alat compact, energi per tahun (KWh/th) dibagi dengan
melainkan didukung dengan device
luas ruangan (m2).
lain yang membuatnya semakin
komplit.
Rekening Listrik Nilai IKE dapat dihitung dengan
memperhatikan data seperti diperoleh
Tagihan Listrik Gedung Auditorium UNY
pada tahap audit awal. Penghitungan
Tahun 2022
mencakup:

Bulan DAYA KWH TOTAL


1. Rincian luas bangunan

Januari 555.000 53.232 57.570.367 gedung dan luas total


bangunan gedung (m2)
Februari 555.000 22.048 17.117.860
2. Konsumsi energi bangunan
Maret 555.000 22.200 16.327.000 gedung per tahun
(kWh/tahun)
April 555.000 22.200 16.327.000
3. IKE bangunan gedung per
Mei 555.000 22.200 16.327.000
tahun (kWh/m2)
Juni 555.000 22.200 16.327.000
4. Biaya energi listrik bangunan
Juli 555.000 23.424 16.255.640 gedung (Rp/kWh).

Agustus 555.000 27.672 21.739.680 berikut kami mendapat sampel dari


empat ruangan yang masing masing
September 555.000 22.200 16.327.000 bertempat pada lantai yang berbeda.

IKE = 173,16kW/750m = 230,88

Pada bulan Januari pengggunaan daya dalam Kriteria Keterangan


kWh merupakan yang paling besar karena Sangat Efisien a) Desain gedung
(50 – 95) sesuai standar tata cara
digunakan untuk seminar, pertemuan awal kWh/m2/Tahun perencanaan teknis
semester, acara resepsi dan lain sebagainya konservasi energi
b) Pengoperasian
peralatan energi
Pada agustus digunakan untuk pertemuan dilakukan dengan
awal semester, pameran robot dan acara lain prinsip prinsip
manajemen energi
sebagainya Efisien a) Pemeliharaan
(95 – 145) gedung dan peralatan
kWh/m2/Tahun energi dilakukan
sesuai prosedur
b) Efisiensi
penggunaan energi
masih mungkin
ditingkatkan melalui
penerapan sistem
manajemen energi Intensitas konsumsi energi (IKE) pada
terpadu bangunan merupakan suatu nilai/besaran
Cukup Efisien a) Penggunaan energi yang dapat dijadikan sebagai indikator
(95 – 145) cukup efisien melalui
kWh/m2/Tahu pemeliharaan untuk mengukur tingkat pemanfaatan
n bangunan dan energi di suatu bangunan. Intensitas
peralatan energi masih konsumsi energi di bangunan/gedung
memungkinkan didefinisikan dalam besaran energi per
b) Pengoperasian dan satuan luas area pada bangunan yang
pemeliharaan gedung
belum dilayani oleh energi (kWh/m2/tahun
mempertimbangkan atau kWh/m2/bulan).
prinsip konservasi
energi Mengacu pada Peraturan Menteri Energi
Agak Boros a) Audit energi perlu Sumber Daya Manusia nomor 13 tahun
(145 – 175) dipertimbangkan untuk 2012 nilai IKE Auditorium UNY ,
kWh/m2/Tahu menentukan perbaikan
tergolong kurang bagus dengan
n efisiensi yang mungkin
dilakukan konsumsi 230,8 kWh/m2/bulan.
b) Desain bangunan Dikarenakan banyaknya kegiatan
maupun pemeliharaan maupun acara yang dilakukan dengan
dan pengoperasian konsumsi energi yang sangat banyak
gedung belum
mengakibatkan kurangnya effisiensi
mempertimbangkan
konservasi energi energi pada Gedung auditorium UNY.
Boros
(175 – 285) a) Audit energi perlu 2. SARAN
kWh/m2/Tahu dipertimbangkan untuk Saran yang dapat kami sampaikan antara
n menentukan langkah- lain :
langkah perbaikan a. Melakukan penyeimbangan beban
sehingga pemborosan
energi dapat dihindari
pada tiap phase
b) Instalasi peralatan b. Mnejadikan ruangan yang tidak
dan desain dipakai secara konstan menjadi
pengoperasian dan otomatis baik menggunakan sensor
pemeliharaan tidak gerak maupun sensor yang lain
mengacu pada
c. Menyalakan lampu hanya pada saat
penghematan energi
diperlukan saja
Sangat Boros d. Menggunakan AC saat diperlukan
(285 – 450) a) Agar ditinjau ulang saja, serta melakukan perawatan
kWh/m2/Tahu atas semua instalasi secara rutin.
n /peralatan energi serta
penerapan manajemen V. DAFTAR PUSTAKA
energi dalam
pengelolan bangunan
1. Rianto.A. 2007. Audit Energi dan Analisis
b) Audit energi adalah
langkah awal yang PeluangPenghematan Konsumsi Energi pada
perlu dilakukan Sistem PengkondisianUdara di Hotel Santika
Premiere Semarang. (Tesis).
Semarang:UNNES
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN
2. Luqman Agus. 2007. Audit Energi untuk
pencapaian Efisiensi Penghematan Listrik di
Gedung Tower Universitas Mercubuana.

3. J. A. B. Pasaribu, “Analisis Pengaruh


Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan
Industri, dan Belanja Subsidi Listrik
Terhadap Permintaan Energi Listrik dan
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia,” Skripsi
Program Studi Ekonomi Pembangunan,
Universitas Sumatera Utara, 2018.

Lampiran serta Dokumentasi

1. Gambar Rekening

Anda mungkin juga menyukai