Anda di halaman 1dari 16

AUDIT ENERGI PADA SISTEM PENERANGAN DAN

SISTEM TATA UDARA DI GEDUNG E5 UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Triani Yulianingsih

Program Studi Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

trianiyulia97@gmail.com

Abstrak─Audit energi adalah analisis manusia. Setiap tahun kebutuhan akan energi
terhadap konsumsi energi untuk listrik semakin meningkat tidak sebanding
mengidentifikasi besaran energi pada suatu dengan ketersediaan tenaga listrik karena
gedung atau bangunan. Peralatan elektronik keterbatasan supply. Pada tahun 2016 sampai
pada gedung E5 menggunakan teknologi
dengan 2025 kebutuhan energi listrik
hemat energi yaitu Air Conditionerl (AC),
diperkirakan akan meningkat dari 216,8
lampu TL LED, dan komponen lainnya.
Beban-beban tersebut adalah beban jenis non-
Terra Watt Hour (TWh) menjadi 457,0 TWh
linear yang dapat menimbulkan harmonisa pada tahun 2025 (ESDM, 2016).
pada sistem tenaga listrik. Pada sistem Pada tanggal 7 April 1982, Pemerintah
pencahayaan disetiap ruangan dilakukan Republik Indonesia mengeluarkan kebijakan
pengukuran terhadap kuat pencahayaan melalui Presiden (Inpres) No. 9 tahun 1982
dengan alat lux meter dan untuk pengukuran tentang Penghematan/Konservasi Energi.
harmonisa menggunanakan alat Power Inpres ini ditujukan untuk sistem
Quality Analyzer di Sub Distribution Panel. pencahayaan gedung, AC, peralatan dan
Dari hasil pengukuran maka dapat diketahui perlengkapan lain yang menggunakan listrik.
bahwa kuat pencahayaan pada ruangan, THD
Untuk menanggulangi krisis energi dan
tegangan, dan THD Arus melebihi standar
pemborosan pembayaran listrik salah satunya
yang berlaku. Penghematan energi pada
gedung harus dilakukan usaha-usaha, seperti
dapat dilakukan dengan menggunakan
mengurangi sekecil mungkin pemakaian metode audit dan konservasi energi. Audit
energi, memperbaiki kinerja peralatan dan energi adalah analisis terhadap konsumsi
penghematan energi pada gedung. Upaya energi untuk mengidentifikasi besaran energi
yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pada suatu gedung atau bangunan.
harmonisa adalah dengan memberikan Pada Peraturan Pemerintah Republik
rekomendasi berupa pemasangan Pasif Filter Indonesia nomor 70 tahun 2009 tentang
Single Tuned. konservasi energi. Menurut pasal 12 point 3
Kata Kunci─Audit Energi, Harmonisa, Total menyebutkan bahwa pemanfaatan energi
Harmonic Distortion (THD). oleh pengguna energi wajib melakukan
konservasi energi melalui manajemen energi
I. PENDAHULUAN dengan cara melaksanakan audit energi
Energi listrik merupakan kebutuhan secara berkala, melakukan rekomendasi hasil
pokok untuk mendukung semua aktivitas audit energi, dan melaporkan hasil
pelaksanaan konservasi energi setiap tahun penghematan yang dapat dilakukan
kepada pihak yang berwenang. secarak spesifik. Pada audit energi
rinci didapat kesimpulan dari besar
II. LANDASAN TEORI peluang penghematan dan melakukan
A. Audit Energi rekomendasi tindak lanjut secara
spesifik.
Menurut peraturan No.14 tahun 2012,
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral C. Indeks Konsumsi Energi (IKE)
menjelaskan bahwa, audit energi merupakan
Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
rangkaian evaluasi akan pemanfaatan energi
adalah perbandingan konsumsi energi
dan mengidentifikasi peluang penghematan
total dengan luas bangunan gedung.
energi serta memberikan rekomendasi untuk
Konservasi energi yang dilakukan
peningkatan efisiensi pada penggunaan
gedung dapat dilihat dari seberapa besar
sumber energi dalam rangka konservasi
nilai IKE pada gedung tersebut. Satuan
energi. Monitoring pemakaian energi secara
IKE adalah kWh/m2 pertahun
teratur merupakan keharusan untuk
(Muslimin, 2018).
mengetahui besarnya energi yang digunakan
pada setiap bagian operasi selama selang Untuk menghitung nilai Intensitas
waktu tertentu. Dengan demikian usaha- Konsumsi Energi (IKE) pada bangunan,
usaha penghematan dapat dilakukan dinyatakan dengan rumus yang sesuai
(Abdurarachim, 2002). dengan SNI 03-6196-2011 yaitu:
IKE = Konsumsi Energi (KW
B. Jenis-jenis Audit Energi
Luas bangunan (m2)
- Audit Energi Awal (AEA)
Dimana pemakaian energi listrik (kWh)
Audit energi awal adalah kegiatan
pengumpulan data yang sudah ((𝑛𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢 𝑥 𝑃𝐿𝑎𝑚𝑝𝑢)+(𝑛𝑆𝑇𝑈 𝑥 𝑃 𝑆𝑇𝑈) 𝑥 𝑡
tersedia, data energi listrik pada kWh= 1000
bangunan, dan data yang perlu adanya
pengukuran. Audit energi awal Dimana :
menggunakan data-data sekunder
n STU : Jumlah system tata udara
sebagai dasar untuk melakukan
terpasang
evaluasi penggunaan energi secara
umum dan cepat. P. lampu : Daya lampu terpasang
(watt)
- Audit Energi Rinci (AER)
Audit energi rinci digunakan untuk P. STU : Daya sistem tata udara (watt)
mengetahui profil penggunaaan n. lampu : Jumlah lampu
energi pada bagunan. Audit energi
t. : Waktu pemakaian
rinci menggunakan data-data primer,
proses identifikasi lebih lanjut untuk
menentukan besarnya peluang
Pada SNI 03-6575-2001 tingkat
Terdapat nilai acuan IKE pada suatu
pencahayaan minimal pada ruangan lembaga
gedung berdasarkan SNI-6197-2011, seperti
pendidikan yang direkomendasikan, dapat
dapat dilihat pada Tabel 1.
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Nilai standar IKE
Tabel 2. Tingkat pencahayaan ruangan
IKE
Kriteria Tingkat
(kWh/m2/tahun)
Fungsi Ruangan Pencahayaan (Lux)
Sangat Efisien 50,04 - 95,04
Ruang kelas 350
Efisien 95,04 - 144,96
Perpustakaan 300
Cukup Efisien 144,96 - 174,96 Ruang
500
Laboratorium
Sedikit Boros 174,96 - 230,04
Ruang guru 300
Boros 230,04 - 285
Ruang gambar 750
Sangat Boros 285 - 450
Kantin 200
Sumber: Badan Standardisasi Nasional, 2011.
Ruang Komputer 500
D. Sistem Pencahayaan
Toilet 200
Sistem pencahayaan suatu bangunan
terbagi menjadi 2, yaitu : Sumber: SNI 03-6575-2001

- Sistem Pencahayaan Alami Pada SNI-03-6575-2001, nilai acuan


Sistem pencahayaan alami berasal daya pencahayaan maksimal pada ruangan,
dari cahaya matahari dan harus dapat seperti dapat dilihat pada Tabel 3.
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk Tabel 3. daya pencahayaan maksimum
mengurangi energi listrik pada
bangunan. Daya pencahyaan
Fungsi Ruangan maksimum (W/m2)
- Sistem Pencahayaan Buatan
Ruang kelas 15
Sistem pencahayaan buatan
dihasilkan oleh sumber cahaya buatan Perpustakaan 11
manusia. Dalam sistem penerangan
jumlah cahaya dihitung dengan Ruang Komputer 12
menggunakan metode perhitungan Ruang guru 12
lumen, perhitungan diperoleh dari
intensitas kuat pencahayaan pada Ruang gambar 20
bidang kerja ruangan secara umum Kantin 8
(SNI 03-6575-2001).
Sumber: SNI 03-6575-2001.
Perhitungan untuk mengetahui jumlah Total Distorsi Harmonik (THD) adalah
lampu yang dibutuhkan adalah sebagai rasio nilai rms dari komponen harmonisa
berikut: dengan nilai rms dari komponen dasar. Nilai
𝐸𝑥𝐴 THD dijadikan acuan untuk batasan arus atau
𝑁= tegangan harmonik pada sistem tenaga listrik
𝐾𝑝 𝑥 𝐾𝑑 𝑥 𝐹
yang masih dapat ditoleransi oleh sistem.
Dimana :
Penyebab THD adalah beban non-linier,
N = Jumlah lampu yang akan digunakan besarnya arus tak seimbang dengan besarnya
E = Nilai acuan intensitas pencahayaan tegangan.
(Lux)
Pada standar IEEE 519-1992 terdapat
A = Luas ruangan (m2)
acuan nilai standar THD untuk tegangan,
Kp = Koefisien Penggunaan dengan nilai
seperti dapat dilihat pada Tabel 4.
(0,7)
Kd = Koefisien Defresiasi dengan nilai Tabel 4. Standar THD Tegangan
(0,8)
Individual Total
F = Nilai lumen Voltage Component Voltage
E. Sistem Tata Udara at PCC Voltage Distortion
Distortion (THDVf)
Sistem tata udara adalah keseluruhan
V ≤ 69
sistem yang mengkondisikan udara di dalam 3.00 % 5.00 %
KV
gedung, mengkondisikan gedung dengan 69 KV ≤
mengatur kondisi temperature, kelembaban, V ≤ 161 1.50 % 2.50 %
dan kebersihan sehingga diperoleh kondisi KV
ruangan yang nyaman. V ≤ 161
1.00 % 1.50 %
KV
F. Harmonisa
Sumber: Duffey,1989.
Harmonisa adalah gangguan frekuensi. Pada standar IEEE 519-1992 terdapat
Gangguan pada harmonisa karena adanya acuan nilai standar THD untuk arus, seperti
perubahan bentuk gelombang, dari dapat dilihat pada Tabel 5.
gelombang tegangan dan gelombang arus
Tabel 5. Standar THD Arus
sehingga akan mengganggu sistem distribusi
listrik bahkan kualitas daya. MAXIMUM HARMONIC CURRENT
DISTORTION
IN % OF FUNDAMENTAL
Harmonic Order (Odd Harmonic)
11 17 23
ISC/ILl 35
≤h ≤h ≤h THD
<11 ≤
≤ ≤ ≤ (%)
h
17 23 25
< 20 4.0 2.0 1.5 0.6 0.3 5.0
Gambar 1. Bentuk Gelombang Harmonisa
20 -
7.0 3.5 2.5 1.0 0.5 8.0
1. Mengukur kuat pencahayaan
50 dengan menggunakan alat Lux
50 –
10.0 4.5 4.0 1.5 0.7 12.0 Meter
100
100 – - Penerangan lokal, apabila pada
12.0 5.5 5.0 2.0 1.0 15.0
1000
ruangan terdapat meja kerja maka
1000 15.0 7.0 6.0 2.5 1.4 20.0 pengukuran dapat dilakukan
Sumber: Duffey, 1989. diatas meja kerja.
- Penerangan umum, titik potong
III. METODE PENELITIAN panjang dan lebar ruangan sesuai
Penelitian ini dilaksanakan pada luas ruangan. Apabila luas
gedung E5 Universitas Muhammadiyah ruangan < 10 m2 maka titik
Yogyakarta. Pada penelitian akan melakukan potong garis horizontal pada
pengukuran kuat pencahayaan pada setiap jarak setiap 1 m. Apabila luas
ruangan dengan menggunakan alat Lux Meter ruangan 10-100 m2 maka titik
dan pengukuran harmonisa selama tujuh hari potong garis horizontal dengan
dengan menggunakan alat Power Quality jarak setiap 3 m. Apabila luas
Analyzer. ruangan > 100 m2 maka titik
potong garis horizontal dengan
- Audit Energi awal
jarak setiap 6 m.
Audit energi awal menggunakan data-
data sekunder sebagai dasar untuk 2. Mengukur Harmonisa dengan
melakukan evaluasi penggunaan energi menggunakan alat Power Quality
secara umum dan cepat. Pengumpulan Anylizer.
data, berupa:
Pengukuran Harmonisa pada panel
a) Dokumentasi bangunan, yaitu
SDP (Sub Distribution Panel)
denah gedung seluruh lantai dan
menggunakan alat Power Quality
data luas bangunan gedung.
Anylizer. Data-data yang diambil
b) Data instalasi diagram garis
adalah Frekuensu, Tegangan, Arus,
penerangan dan diagram garis
Daya Aktif, Daya Reaktif, Daya
tata udara seluruh lantai.
Semu, Faktor Daya, THD Tegangan,
- Audit Energi Rinci
dan THD Arus.
Audit energi rinci menggunakan data-
data primer, melakukan proses
identifikasi lebih lanjut untuk
menentukan besarnya peluang
penghematan yang dapat dilakukan
secarak spesifik. Pengumpulan data-data
pengukuran, berupa :
IV. HASIL PENELITIAN Terdapat data lampu di setiap ruangan
lantai satu gedung E5 UMY, seperti dapat
A. Audit Energi Awal
dilihat pada Tabel 7
• Data Lampu
Tabel 7 Data lampu E5 lantai satu
Terdapat data lampu di setiap ruangan
lantai dasar gedung E5 UMY, seperti Jumlah Jumlah
Nama Tipe Daya
dapat dilihat pada Tabel 6 Titik Daya
Ruangan Lampu Lampu
Lampu Lampu
Tabel 6 Data lampu E5 lantai dasar
E5.101
Jumlah Jumlah TL 2 x 18 288
Nama Tipe Daya Ruang 8 Titik
Titik Daya LED Watt Watt
Ruangan Lampu Lampu Kuliah
Lampu Lampu
E5.102
E.001 TL 2 x 18 288
TL 2 x 18 288 Ruang 8 Titik
Ruang 8 Titik LED Watt Watt
LED Watt Watt Kuliah
Kuliah
E5.002 E5.103
TL 12 2 x 18 432 TL 2 x 18 288
Ruang Ruang 8 Titik
LED Titik Watt Watt LED Watt Watt
Kuliah Kuliah
E5.003 E5.104
TL 12 2 x 18 432 TL 2 x 18 288
Ruang Ruang 8 Titik
LED Titik Watt Watt LED Watt Watt
Kuliah Kuliah
E5.004
TL 2 x 18 288 E5.105
Ruang 8 Titik TL 2 x 18 288
LED Watt Watt Ruang 8 Titik
Kuliah LED Watt Watt
Kuliah
Ruang TL 12 2 x 18 432
MMC LED Titik Watt Watt E5.106
TL 2 x 18 288
Ruang 8 Titik
LED Watt Watt
Ruang Kuliah
TL 16 2 x 18 576
Tata
LED Titik Watt Watt Ruang
Usaha TL 16 2 x 18 576
Peradilan
TL 18 36 LED Titik Watt Watt
2 Titik Semu
Ring Watt Watt
Toilet TL 18 36
18 36 2 Titik
TL 2 Titik Ring Watt Watt
Watt Watt Toilet
18 36
Down 18 54 TL 2 Titik
3 Titik Watt Watt
light Watt Watt
Lorong
TL 18 36 Down 18 54
2 Titik 3 Titik
Ring Watt Watt Light Watt Watt
Lorong
TL 18 36 TL 18 36
Tangga 2 Titik 2 Titik
Ring Watt Watt Ring Watt Watt

TL 18 36
Tangga 2 Titik
Ring Watt Watt
Terdapat data lampu di setiap ruangan • Data Sistem Tata Udara
lantai dua gedung E5 UMY, seperti dapat a) Air Conditioner (AC)
dilihat pada Tabel 8. Terdapat data AC di setiap ruangan
Tabel 8. Data lampu E5 lantai dua lantai dasar gedung E5 UMY, seperti
dapat dilihat pada Tabel 9.
Jumlah Jumlah
Nama Tipe
Titik
Daya
Daya Tabel 9. Data AC E5 lantai dasar
Ruangan Lampu Lampu
Lampu Lampu
Nama Tipe/Merk Jumla Daya P
Ruangan AC h AC AC K
Ruang TL 2 x 18 288
8 Titik Daikin /
Mediasi LED Watt Watt E.001
1832
Ruang FTNE50JE 1 2
W
Ruang Kuliah V14
TL 2 x 18 288
Peradilan 8 Titik
LED Watt Watt E.002 Panasonic /
Anak 1920
Ruang CS- 1 2
W
Ruang Kuliah YC18MKF
TL 16 2 x 18 576
Peradilan
LED Titik Watt Watt E.003 Panasonic/
Umum 1920
Ruang CS- 1 2
Ruang watt
Kuliah PC12PKP
Jurnal TL 12 2 x 18 432
Media LED Titik Watt Watt E5.004 Daikin /
Hukum 1832
Ruang FTNE50JE 1 2
W
Ruang Kuliah V14
TL 12 2 x 18 432
Pusat
LED Titik Watt Watt Panasonic/
Kajian 1920
Ruang CS- 1 2
watt
TL 18 36 Multime PC12PKP
2 Titik
Ring Watt Watt dia Class Daikin /
Toilet (MMC) 1832
FTNE50JE 1 2
18 36 W
TL 2 Titik V14
Watt Watt
Panasonic /
1920
Down 18 54 CS- 1 2
3 Titik Ruang watt
Light Watt Watt YC18MKF
Tata
Lorong Daikin /
Usaha 1832
TL 18 36 FTNE50JE 1 2
2 Titik W
Ring Watt Watt V14
Terdapat data AC di setiap ruangan Daikin /
1832
lantai satu gedung E5 UMY, seperti Ruang FTNE50JEV1 1
W
2
dapat dilihat pada Tabel 10. Peradila 4
n Umum Panasonic/
Tabel 10. Data AC E5 lantai satu 1
1920
2
CS-PC12PKP watt
Nama Jumla Daya P
Tipe/Merk AC Panasonic /
Ruangan h AC AC K 1920
CS- 1 2
Ruang watt
E5.101 Panasonic / YC18MKF
1920 Jurnal
Ruang CS- 1 2
watt Media Daikin /
Kuliah YC18MKF 1832
FTNE50JEV1 1 2
W
E5.102 Panasonic/ 4
1920
Ruang 1 2
CS-PC12PKP watt Panasonic /
Kuliah 1920
CS- 1 2
E5.103 Ruang watt
Panasonic/ 1920 YC18MKF
Ruang 1 2 Pusat
CS-PC12PKP watt
Kuliah Kajian Daikin /
1832
FTNE50JEV1 1 2
E5.104 Panasonic / W
1920 4
Ruang CS- 1 2
watt
Kuliah YC18MKF
E5.105 Panasonic /
1920 Menghitung jumlah kebutuhan AC untuk
Ruang CS- 1 2
watt
Kuliah YC18MKF menentukan kapasitas AC yang digunakan
E5.106 Panasonic/ 1920 dengan menyesuaikan luas dan tinggi
Ruang 1 2
CS-PC12PKP watt
Kuliah
ruangan. Berikut merupakan perhitungan
Panasonic /
1
1920
2
kapasitas AC pada ruangan :
CS- watt
Ruang YC18MKF
Peradila Data : Luas ruangan = 53,2 m2
n Semu Daikin /
1832 Koefisien ruangan = 200 BTU/h
FTNE50JEV1 1 2
W
4 Tinggi ruangan = 3 m
Terdapat data AC di setiap ruangan Kapsitas AC 1 PK = 9000 BTUH
lantai dua gedung E5 UMY, seperti Perhitungan kebutuhan AC :
dapat dilihat pada Tabel 11.
Luas ruangan x tinggi ruangan x 200
Tabel 11. Data AC E5 lantai dua Kebutuhan AC =
9000

Nama Jumla Daya P 53,2 m2 x 3 m x 200


Tipe/Merk AC =
Ruangan h AC AC K 9000

Ruang Panasonic/ 1920


1 2 = 3,5 PK
Mediasi CS-PC12PKP watt

Ruang Daikin /
1832
Peradila FTNE50JEV1 1 2
W
n Anak 4
Data hasil perhitungan kebutuhan • Konsumsi Energi pada gedung E5
kapasitas AC di setiap ruangan gedung E5
Untuk menghitung nilai IKE pada gedung
UMY, dapat dilihat pada Tabel 4.12
E5 harus mengetahui nilai dari beban atau
Tabel 4.12. Data Kebutuhan Kapasitas AC
kWh total terlebih dahulu. Sistem tata udara
Tetapan
Nama
Luas Tinggi
Pendingin
Kapasitas
Kebutuhan
pada gedung ini hanya penggunakan Air
Ruangan Ruangan AC 1 PK
Ruangan
(m2) (m)
Ruangan
(BTUH)
AC (PK) Conditioner, untuk penerangan gedung ini
(BTU/h)
E.001
beberapa sudah menggunakan lampu TL
Ruang 53,2 3 200 9000 3,5 LED.
Kuliah
E.002 Contoh perhitungan beban kWh total pada
Ruang 70 3 200 9000 4,7
Kuliah ruangan E5.001 seperti berikut :
E.003
Ruang 71,2 3 200 9000 4,7 Diketahui :
Kuliah
E.004 Jumlah Lampu = 16 buah
Ruang 53,2 3 200 9000 3,5
Kuliah Jumlah AC = 1 buah
Ruang
71,2 3 200 9000 4,7
MMC Daya Lampu = 18 Watt
E5.101
Ruang 47,9 3 200 9000 3,2 Daya AC = 1524 Watt
Kuliah
E5.102 Waktu pemakaian = 193,2 jam/bulan
Ruang 58,4 3 200 9000 3,9
Kuliah
Sehingga :
E5.103
Ruang 58,4 3 200 9000 3,9 ( 16 𝑥 18 )+( 1 𝑥 1524 ) 𝑥 193,2
Kuliah kWh = 1000
E5.104
Ruang 47,9 3 200 9000 3,2
Kuliah
= 294,72 kWh
E5.105 Terdapat data konsumsi energi di setiap
Ruang 47,9 3 200 9000 3,2
Kuliah ruangan gedung E5 UMY, seperti dapat
E5.106 dilihat pada Tabel 4.13
Ruang 58,4 3 200 9000 3,9
Kuliah Tabel 4.13. Data konsumsi energi E5
Ruang
Peradilan 106,5 3 200 9000 7,1 Konsumsi Energi
Semu
Nama Ruangan
Ruang (kWh)
47,9 3 200 9000 3,2
Mediasi
Ruang E.001 Ruang
Peradilan 58,4 3 200 9000 3,9 356,64
Anak
Kuliah
Ruang
E.002 Ruang
476,46
Peradilan 106,3 3 200 9000 7,1 Kuliah
Umum
E.003 Ruang
Ruang 404,95
Kuliah
Jurnal 71,5 3 200 9000 4,8
Media E5.004 Ruang
448,94
Ruang Kuliah
Pusat 141,5 3 200 9000 9,4
Kajian Ruang MMC 828,92
Ruang Tata
785,28
• Intensitas Konsumsi Energi
Usaha
E5.101 Ruang Perhitungan nilai IKE pada gedung E5
582,3
Kuliah Diketahui:
E5.102 Ruang
Kuliah
536,38 Konsumsi energi = 121.376,16
E5.103 Ruang kWh/tahun
527,32
Kuliah Luas Bangunan = 1638,36 m2
E5.104 Ruang
Kuliah
565,05 Sehingga :
121.376,16 kWh/tahun
E5.105 Ruang IKE =
426,44 1.638,36 m2
Kuliah
E5.106 Ruang = 74,08 kWh/m2/tahun.
427,81
Kuliah
Ruang Peradilan Dari hasil perhitungan didapat nilai
798,72
Semu IKE sebesar 74,08 kWh/m2/tahun. Nilai IKE
Ruang Mediasi 469,02 gedung E5 Fakultas Hukum tergolong Sangat
Ruang Peradilan Efisien karena lampu pada ruangan E5
395,08
Anak
sebagian sudah diganti menggunakan lampu
Ruang Peradilan
873,6 TL LED.
Umum
Ruang Jurnal
750,72 B. Audit Energi Rinci
Media
Ruang Pusat • Pengukuran Kuat Pencahayaan
388,99
Kajian
Terdapat data hasil pengukuran lampu di
Toilet 26,2
setiap ruangan lantai dasar gedung E5 UMY,
Lorong 32,76 seperti dapat dilihat pada Tabel 4.14
Tangga 13,1 Tabel 4.14. Data pengukuran lampu
Total Konsumsi
10114,68 Nama Luas Hasill Kondisi
Energi Ruang Ruan Titik Ukur Total Lamp Gord
an gan (Lux) u en
Total konsumsi energi yang dihasilkan E.001 1 143
53,2 Hidu
oleh sistem pencahayaan dan sistem tata Ruang
m2
324
p
Buka
Kuliah 2 181
udara gedung E5 dalam rentan kurun waktu
E.002 1 199
1 bulan adalah 10114,68 kWh. Ruang 70 m2 411
Hidu
Buka
2 212 p
Kuliah
- Total pemakaian energi listrik sebulan
E.003 1 170
71,2 Hidu
Ruang 370 Buka
= 10.114,68 kWh/bulan m2 2 200 p
Kuliah
- Total Pemakaian energi listrik setahun E.004
53,2 1 168 Hidu
Ruang 349 Buka
m2 2 181 p
= 121.376,16/tahun Kuliah

Ruang 71,2 1 168 Hidu


355 Buka
MMC m2 2 187 p
Ruang 71,2 1 145 Hidu E5.103 1 168 Hidup Tutup
313 Tutup 58,4
MMC m2 p Ruang 336
2 168 m2 2 168
Kuliah
Hidu
Toilet 1 77 x E5.104 1 198 Hidup Buka
p
17,2 Hidu Ruang 406
WC 1 1 103 289 x Kuliah 2 208
m2 p
47,9
Hidu E5.104 1 175 Hidup Tutup
WC 2 1 109 x m2
p Ruang 317
Kuliah 2 142

Hasil pengukuran didapat nilai total E5.105 1 163


Ruang 312 Hidup Buka
kuat pencahayaan pada ruangan E.001, E.004 Kuliah 2 149
47,9
dibawah standar ketentuan SNI 6197-2011. E5.105 m2
1 164
Pada ruangan E.003 dan ruang MMC dengan Ruang 307 Hidup Tutup
Kuliah 2 143
kondisi lampu hidup dan gorden terbuka
E5.106 1 159
didapat nilai total kuat pencahayaan melebihi Ruang 329 Hidup Buka
standar ketentuan SNI 6197-2011 namun Kuliah 2 170
58,4
masih dalam batas wajar yang tidak terlalu E5.106 m2 1 147
Ruang 318 Hidup Tutup
jauh. Kemudian pada ruangan E.002 dan Kuliah 2 171
toilet didapat nilai total kuat pencahayaan 1 209
melebihi standar ketentuan SNI 6197-2011 Ruang 2 152
yang cukup besar. Peradilan 681 Hidup Tutup
Semu 3 156
Terdapat data hasil pengukuran lampu 106,5
4 164
m2
di setiap ruangan lantai satu gedung E5 1 315
UMY, seperti dapat dilihat pada Tabel 4.15. Ruang 2 708
Peradilan 1500 Hidup Buka
Table 4.15. Data pengukuran lampu Semu 3 265

4 212
Nama Luas Hasill Kondisi Toilet 1 77 Hidup x
Ruang Ruan Titik Ukur Total 17,2
an gan (Lux) Lam Gord WC 1 1 101 284 Hidup x
m2
pu en
WC 2 1 106 Hidup x
E5.101 1 175
Hidu
Ruang 362 Buka Pada ruangan E5.102, E5.105, dan
2 187 p
Kuliah 47,9
m2 E5.106 hasil pengukuran didapat nilai total
E5.101 1 167 Hidu
Ruang 325 Tutup kuat pencahayaan dibawah standar ketentuan
2 158 p
Kuliah
SNI 6197-2011. Pada ruangan E5.101,
E5.102 1 161
Ruang 336
Hidu
Buka E5.103, dan E5.104 dan ruang MMC dengan
2 175 p
Kuliah 58,4 kondisi lampu hidup dan gorden terbuka
E5.102 m2 1 136 Hidu didapat nilai total kuat pencahayaan melebihi
Ruang 277 Tutup
p standar ketentuan SNI 6197-2011 namun
Kuliah 2 141
masih dalam batas wajar yang tidak terlalu
E5.103 1 140
58,4 Hidu jauh. Namun dalam kondisi lampu hidup dan
Ruang 358 Buka
m2 p
Kuliah 2 218 gorden tertutup didapat nilai total
pencahayaan dibawah standar SNI SNI 6197- Ruang 1 168
Jurnal 355 Hidup Buka
2011. Media 71,5
2 187
Ruang m2
Pada ruang peradilan semu dengan dua Jurnal
1 145
313 Hidup Tutup
kondisi yaitu lampu hidup dengan gorden Media 2 168
Ruang 1 199
terutup didapat nilai total kuat pencahayaan
Pusat 411 Hidup Buka
melebihi standar ketentuan SNI 6197-2011 2 212
Kajian 70
yang cukup besar, dalam kondisi ini ruangan Ruang m2 1 165
Pusat 344 Hidup Tutup
hanya mengandalkan pencahayaan buatan Kajian 2 179

yaitu 16 titik lampu dengan setiap titik lampu Toilet 1 77 Hidup x


WC 1 17,2 1 104 Hidup x
2 x 18 watt. Dalam kondisi lampu hidup dan 288
m2
WC 2 1 107 Hidup x
gorden terbuka didapat nilai total kuat
pencahayaan melebihi standar ketentuan SNI Pada ruangan Ruang Mediasi dan ruang
6197-2011 yang sangat besar, dalam kondisi peradilan anak, hasil pengukuran didapat
ini tidak hanya mengandalkan pencahayaan nilai total kuat pencahayaan dibawah standar
buatan namun juga pencahayaan alami yang ketentuan SNI 6197-2011. Pada ruangan
didapat dari matahari. Ketika waktu siang jurnal media dan ruang pusat kajian dengan
lampu ruangan dihidupkan dan gorden kondisi lampu hidup dan gorden terbuka
jendela dibuka ruangan peradilan semu didapat nilai total kuat pencahayaan melebihi
cukup banyak mendapatkan cahaya dari standar ketentuan SNI 6197-2011 namun
pencahayaan alami. masih dalam batas wajar yang tidak terlalu
Terdapat data hasil pengukuran lampu jauh. Namun dalam kondisi lampu hidup dan
di setiap ruangan lantai dua gedung E5 UMY, gorden tertutup didapat nilai total
seperti dapat dilihat pada Tabel 4.19 pencahayaan dibawah standar SNI SNI 6197-
2011, karena pada saat gorden hanya
Table 4.19. Data pengukuran lampu
mengandalkan pencahayaan buatan.
Luas Hasil Kondisi
Nama Titi
Rua Ukur Total Lam Gorde
Ruangan k Pada ruang peradilan umum dalam dua
ngan (Lux) pu n
Ruang 1 156 Hidu kondisi yaitu lampu hidup dengan gorden
320 Tutup
Mediasi 47,9 2 164 p terutup didapat nilai total kuat pencahayaan
m2 1 153 Hidu
Ruang
328 Buka melebihi standar ketentuan SNI 6197-2011
Mediasi 2 175 p
Ruang Tanpa
yang cukup besar, dalam kondisi ini ruangan
58,4 1 173 Hidu
Peradilan
m2
323
p
Gorde hanya mengandalkan pencahayaan buatan
Anak 2 150 n
yaitu 16 titik lampu dengan setiap titik lampu
1 211
Ruang
2 154 Hidu 2 x 18 watt. Dalam kondisi lampu hidup dan
Peradilan 694 Tutup
Umum
3 155 p gorden terbuka didapat nilai total kuat
106, 4 174
3 m2
pencahayaan melebihi standar ketentuan SNI
1 325
Ruang 6197-2011 yang sangat besar, dalam kondisi
2 712 Hidu
Peradilan 1511 Buka ini tidak hanya mengandalkan pencahayaan
3 265 p
Umum
4 209 buatan namun juga pencahayaan alami yang
didapat dari matahari. Ketika waktu siang
lampu ruangan dihidupkan dan gorden
jendela dibuka maka ruangan cukup banyak Dari permasalahan diatas perlu
mendapatkan cahaya dari pencahayaan dilakukan perbaikan salah satunya dengan
alami. menggunakan Filter pada sitsem distribusi
listrik. Terdapat dua jenis Filter yaitu filter
• Hasil Pengukuran Pada Panel SDP
aktif dan filter pasif. Filter yang digunakan
Terdapat data THD Arus maksimum pada adalah filter pasif, filter pasif dapat
fasa R, fasa S, dan fasa T seperti dapat dilihat mereduksi amplitude dari arus dan tegangan
pada Tabel 4.20. dengan pemasangan berada pada titik
Tabel 4.20. Data THD Arus Maksimum penyebab harmonisa, frekuensi yang
mengandung harmonik dari beban non-linear
THD Arus
Hari yang menuju sumber daya akan dihalangi
Fasa R (%) Fasa S (%) Fasa T (%) oleh filter pasif.
Senin 44,61 36,54 45,38
Untuk merancang filter pasif, harus
Selasa 39,08 34,05 33,84
diketahui nilai harmonisa tiap orde yang ada
Rabu 20,93 41,99 45,2 pada sistem yang diamati yaitu THD arus
Kamis 31,97 44,06 67,04 maksimum. Rangkaian filter pasif akan
Jum'at 55,83 18,4 25,54 mereduksi nilai harmonisa tiap orde untuk
Sabtu 53,57 32,77 73,38 orde harmonisa H<11 dengan SCA <20 yaitu
4%.
Minggu 7,57 7,59 6,84
Terdapat data harmonisa arus setiap
Dari tabel 4.20 dapat diketahui bahwa orde pada hari Sabtu, seperti dapat dilihat
THD arus pada setiap fasa melebihi standar pada Tabel 4.21.
IEEE 519-1992 untuk Isc/IL < 20 yaitu 5%. Tabel 4.21. Data Harmonisa Arus Setiap
THD arus maksimum berada dihari Sabtu Orde Pada Hari Sabtu
yaitu 53,57% pada fasa R, 32,77% pada fasa
Orde Fasa R (%) Fasa S (%) Fasa T (%)
S, dan 73,38% pada fasa T. Distorsi
3 5,66 6,15 4,95
harmonisa arus tersebut terjadi karena
5 4,77 3,99 4,2
pemakaian beban non linier, beban non linier
7 1,15 0,77 1,27
umumnya peralatan elektronik yang
9 1,10 0,54 0,94
didalamnya banyak terdapat komponen semi
konduktor. Pada sistem pencahayaan gedung 11 0,67 0,37 1,06

E5 sendiri terdapat beberapa ruangan yang 13 0,54 0,26 1,13


menggunakan lampu TL atau lampu 15 0,43 0,32 0,70
fluorescent, lampu tersebut sudah dirancang 17 0,29 0,21 0,49
untuk menggunakan arus listrik secara hemat 19 0,20 0,16 0,57
dan efisien karena gelombang arus hanya 21 0,20 0,07 0,22
melalui komponen semi konduktor, namun 23 0,14 0,09 0,22
proses kerja ini akan menyebabkan gangguan 25 0,11 0,09 0,14
gelombang arus yang tidak sinusoidal.
Dari tabel 4.21. data harmonisa arus 3. Menghitung Induktor
setiap orde pada hari Sabtu dapat diketahui Frekuensi pada harmonisa orde ke-3
bahwa harmonisa maksimal terjadi pada orde yaitu 150 Hz. Nilai frekuensi diberi
ke-3 pada fasa T yaitu 3,46%. toleransi dengan cara diturunkan menjadi
1. Menghitung Resistor 145 Hz, agar kerja filter mencapai
Diketahui tegangan sistem adalah 380 peforma maksimal.
V, dan arus maksimum orde ke-3 adalah Xl = 𝜔𝑙
6,15 A.
1.853,4
L = 2. = 2,03 H
Sehingga : 3,14 . 145

𝑉 Sehingga dari perhitungan diatas dapat


Hambatan : R = 𝐼 didapat nilai induktor yang digunakan
380 𝑉 yaitu 2,03 H.
= 6,15 𝐴 = 61,78 𝛺
4. Menghitung Kapasitor
Daya : P = V . I
Frekuensi pada harmonisa orde ke-3
= 380 V . 61,78 A yaitu 150k Hz. Nilai frekuensi diberi
= 23.476,4 W toleransi dengan cara diturunkan menjadi
145 Hz, agar kerja filter mencapai
Dari perhitungan diatas didapat nilai peforma maksimal.
resistor sebesar 61,78 𝛺 dan didapat nilai
1
rating daya sebesar 23.476,8 Watt. Xc = ωC
2. Menghitung Q Faktor 1 1
C = ωXc = (2 . 3,14 . 145) 1.853,4
Diketahui nilai Q faktor adalah 30 –
100. Maka dipilih nilai Q faktor yg paling = 5,92 x 10-7 F
rendah yaitu 30 dan nilai R yaitu 109,82
Sehingga:
𝛺, sehingga :
Dari perhitungan didapat nilai kapasitor
Xl = X c = Xn yang digunakan yaitu 5,92x10-7 F.
Xn Sehingga dari perhitungan diatas
Q =
R diperoleh spesifikasi filter pasif yang akan
Xn = Q . R digunakan untuk mereduksi harmonisa
pada orde ke-3 adalah sebagai berikut :
= 30 . 61,78 𝛺
Tabel 4.26. Data Spesifikasi Filter Pasif
= 1.853,4 𝛺
Sehinggapdariplperhitunganpdiatasp Hambatan (R) 61,78 𝛺
didapatknilaikXnksebesar 1.853,4 𝛺. Nilai
Xn = Xl = X c. Daya (P) 23.476,4 Watt

Xl = X c = Xn 1.853,4 𝛺
energi dan meningkatkan efisiensi
Induktor (L) 2,03 H
energi listrik pada gedung E5.
Kapasitor (C) 5,92 x 10-7 F

V. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA


A. Kesimpulan
[1] Suhendar, .Ervan .Efendi, H..(2013).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Audit Sistem Pencahayaan dan Sistem
dilakukan maka didapat kesimpulan berikut Pendingin Ruangan di Gedung Rumah
ini : Sakit Umum Daerah (RSUD ) Cilegon.
Setrum, 2(2), 21–27.
1. Nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE)
pada gedung E5 menunjukan pada [2] Muslmin,H .t.t. ”Audit energi listrik
kriteria “Sangat Efisien” dengan pada pusat perbelanjaan department
jumlah nilai IKE sebesar = 74,08 store matahari a. yani mega mall
kWh/m2/tahun. pontianak”.

2. Dari hasil pengukuran pada sistem [3] Magdalena M (2009). Menekan


pencahayaan dan sistem tata udara Konsumsi dengan Audit Energi, 13.
menunjukkan bahwa nilai kuat [4] ESDM,Peraturan Menteri ESDM no.14
pencahyaan dan kebutuhan AC dalam Tentang Manajemen Energi, 2012.
ruangan terdapat beberapa yang belum
[5] Abdurarachim. Halim Pasek
sesuai dengan standar SNI.
Darmawan Ari, dan Sulaiman. 2002.
3. Nilai harmonisa arus per-orde pada Audit Energi, Modul 2, Energi
orde ke-3 dan orde ke-5 tidak Conservation Efficiency And Cost
memenuhi batas standar minimal IEEE Saving Course, Bandung : PT. Fiqry
519-1992 pada range < 20 A sebesar Jaya Mandiri..
4%. [6] Handoko, J., Merawat & Memperbaiki
AC, Kawan Pustaka., Jakarta, 2007.
4. Perbaikan harmonisa menggunakan
Filter Pasif dengan nilai R adalah [7] SNI-6197-2011. “Konservasi Energi
61,78 𝛺, nilai L adalah 6,7 H, dan nilai Pada Sistem Pencahayaan”. Jakarta :
C adalah 1,7 x 10-7 F. Filter digunakan Badan Standardisasi Nasional (BSN).
untuk mereduksi amplitudo frekuensi [8] Caffal, C., 1995. Energy Management
dari arus dan tegangan. Perbaikan in Industry. Centre for the Analysis and
menggunakan filter mampu Dissemination of Demonstrated
mengurangi rugi-rugi pada sistem Energy Technologies, Sittard, the
kelistrikan sehingga mampu Netherlands.
memberikan peluang penghematan
[9] Ibrahim Yacob, H. M. (2003). Studi
Kelayakan Bisnis, Edisi Revisi.
Jakarta. PT. Rineka
[10] Agus Sartono, Manajemen Keuangan,
Edisi Tiga , BPFE, Yogyakarta,1998.

[11] (Hidayati & Warnana, 2017)Hidayati,


N., & Warnana, D. D. (2017). Analisis
kelayakan finansial pengembangan
kelas alam terbuka kebumian dan
lingkungan berkonsep rekreasi dan
inspirasi untuk anak di surabaya.
3(Sendi_U 3), 650–656.

Anda mungkin juga menyukai