Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH POWER QUALITY ATAU KUALITAS DAYA

“MANAJEMEN ENERGI”

Dosen Pengampu :

Dr.Drs. Giri Wiyono, M.T.

Disusun Oleh :

Yayan Pradipta 20506334043

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2022

1
BAB I

PEENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kualitas daya pada sistem tenaga merupakan salah satu prmasalahan yang banyak
dibahas dalam peneelitian dan disertasi mahasiswa-mahasiswa, khususnya mahasiswa
teknik elektro. Masalah ini dianggap penting, sehingga tidak sedikit para insinyur
mencurahkan perhatiannya dalam menulis buku-buku yang membahas secara lengkap
mengenai harmonisa dan losses dari tegangan listrik. Karena perhatian terhadap
permasalahan tersebut, maka Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) atau
lembaga standarisasi lainnya membuat batasan-batasan yang menjadi acuan secara
International dalam permasalahan pengaruh kualitas daya.

Secara umum kualitas daya dalam sistem tenaga listrik memiliki sisi tinjauan yang
luas. Terdapat dua sisi tinjauan kualitas daya yaitu tinjauan dari sisi sumber dan beban. Sisi
sumber secara umum dapat dikatakan sebagai penyuplai daya ke beban termasuk utilitas,
sedangkan beban secara umum dapat dikatakan sebagai pengguna daya listrik. Sehingga,
dengan adanya dua sisi tinjauan ini maka definisi kualitas daya menjadi berbeda-beda
sesuai sisi tinjauan itu sendiri.

Dalam buku berjudul “Power Quality Monitoring” karya Maurits A. Paath


menyatakan standar IEEE 1159 membakukan banyak istilah untuk digunakan sebagai
acuan dalam mendeskripsikan istilah untuk berbagai fenomena listrik dan untuk
merekomendasikan cara mengukur dan menginterpretasikan fenomena tersebut. Fitur
praktik untuk monitoring kualitas tenaga listrik yang telah disetujui oleh institute of
electrical and electronic engineers (IEEE) dalam 1159-1995 IEEE standar, yaitu
mendefinisikan fenomena elektromagnetik yang dapat menyebabkan masalah kualitas
daya, dan merekomendasikan metode untuk mengukur dan mencatat fenomena tersebut.

Harmonisa tegangan sendiri telah banyak disebutkan definisinya oleh ahli-ahli


kelistrikan dalam buku-buku serta disertasi-disertasi mereka. Dalam sebuah disertasi
berjudul On Harmonic Distortion in Power System disebutkan bahwa,”Penyebutan kualitas

2
daya banyak digunakan selama dekade terakhir ini dan mencakup semua aspek mengenai
penyimpangan sistem dari operasi normalnya. Namun untuk membedakan hal ini lebih
tepatnya bukan (disebut sebagai) kualitas daya, tapi kualitas tegangan dan arus, karena
kualitas daya merupakan bagian dari konsep yang lebih luas”. Karena kualitas daya
mencakup permasalahan yang luas dalam sistem tenaga listrik, maka sisi tinjauannya
menjadi luas (Lunquist, 2001).

Pembangkit listrik biasanya diproduksi pada frekuensi konstan 50 Hz atau 60 Hz


dan generator e.m.f. dapat dianggap praktis sinusoidal. Namun, ketika sumber tegangan
sinusoidal diterapkan ke perangkat nonlinear atau beban, arus yang dihasilkan tidak
sempurna sinusoidal. Di hadapan impedansi sistem arus ini menyebabkan drop tegangan
non-sinusoidal dan, oleh karena itu, menghasilkan distorsi tegangan pada terminal beban,
yaitu yang terakhir mengandung harmonik.

Harmonik sistem daya didefinisikan sebagai tegangan sinusoidal dan arus pada
frekuensi yang merupakan kelipatan bilangan bulat dari frekuensi utama yang dihasilkan
(atau fundamental). Mereka merupakan komponen distorsi utama tegangan listrik dan
beban bentuk gelombang saat ini. Namun, peningkatan konten sistem daya antarharmonik,
yaitu komponen terdistorsi pada frekuensi yang tidak kelipatan bilangan bulat dari
fundamental.

Sebagian besar negara dari waktu ke waktu telah mengembangkan standar atau
rekomendasi harmonik mereka sendiri, agar sesuai dengan kondisi di negaranya. Namun,
dengan adanya pertumbuhan perdagangan global, kebutuhan peralatan yang diproduksi di
satu negara untuk memenuhi standar di negara lain telah mendorong upaya bersama dalam
merumuskan standar internasional tentang harmonik dan antar harmonik.

Dengan mempertahankan lingkungan elektromagnetik yang dapat diterima secara


global yang mengkoordinasikan pengaturan batas emisi dan kekebalan. Ini dicapai dengan
menggunakan tingkat referensi gangguan elektromagnetik, yang disebut sebagai tingkat
kompatibilitas. Yang terakhir diakui sebagai tingkat keparahan yang bisa ada di lingkungan
yang relevan; oleh karena itu semua peralatan yang dimaksudkan untuk beroperasi di
lingkungan tersebut wajib memiliki kekebalan setidaknya pada tingkat gangguan dan,
dengan demikian, marjin yang sesuai untuk peralatan yang bersangkutan biasanya

3
disediakan antara tingkat kompatibilitas dan kekebalan. Dalam menentukan batas emisi
yang sesuai, konsep tingkat perencanaan juga digunakan. Ini adalah tingkat gangguan
spesifik lokal yang diadopsi sebagai referensi untuk pengaturan batas emisi dari instalasi
besar untuk mengkoordinasikan batas-batas tersebut dengan batas yang diadopsi untuk
peralatan yang dimaksudkan untuk dihubungkan ke sistem daya. Sekali lagi, tingkat
perencanaan umumnya lebih rendah dari pada tingkat kompatibilitas dengan beberapa
marjin tertentu yang memperhitungkan struktur dan karakteristik listrik dari jaringan
pasokan lokal. Margin ini diperlukan untuk membuat kelonggaran untuk kemungkinan
resonansi sistem dan untuk penyimpangan ke atas di tingkat jaringan karena beban masa
depan yang mungkin terhubung di mana tidak ada persetujuan yang diperlukan. Beban
tersebut termasuk komputer dan peralatan elektronik rumah dan kantor lainnya yang berisi
pasokan daya modus-switched.

Selain itu ada ketidakpastian tentang impedansi sistem pasokan dan peralatan
pelanggan pada frekuensi harmonik. Dalam menentukan batas emisi yang sesuai, konsep
tingkat perencanaan juga digunakan. Ini adalah tingkat gangguan spesifik lokal yang
diadopsi sebagai referensi untuk pengaturan batas emisi dari instalasi besar untuk
mengkoordinasikan batas-batas tersebut dengan batas yang diadopsi untuk peralatan yang
dimaksudkan untuk dihubungkan ke sistem daya. Sekali lagi, tingkat perencanaan
umumnya lebih rendah daripada tingkat kompatibilitas dengan marjin tertentu yang
memperhitungkan struktur dan karakteristik listrik dari jaringan pasokan lokal. Margin ini
diperlukan untuk membuat kelonggaran untuk kemungkinan resonansi sistem dan untuk
penyimpangan di tingkat jaringan karena beban pada masa depan yang mungkin terhubung
pada jaringan. Beban tersebut termasuk komputer dan peralatan elektronik rumah dan
kantor lainnya yang berisi pasokan daya modus-switched. Selain itu ada ketidakpastian
tentang impedansi sistem pasokan dan peralatan elektronik pada frekuensi harmonik
(Arillaga,J,Bradley,D.A.,Bodger,and P.S, 1985).

Kemajuan teknologi tidak selalu memberikan dampak yang baik bagi sistem
kelistrikan. Ketika sistem melayani beban bersifat non-linear dari teknologi-teknologi yang
sedang berkembang saat ini, maka pembebanan non-linear tersebut dapat mempengaruhi
operasi sistem kelistrikan dan menimbulkan distrorsi pada sinyalsinusoidal.

4
Guru besar teknik elektro Institut Teknologi Bandung Sudaryatno Sudirham dalam
Analisis Rangkaian Listrik Jilid 3 mengatakan, “Adanya perkembangan teknologi yang
terjadi disisi beban mengarah pada peningkatan efisiensi peralatan dalam penggunaan
energi listrik. Alat-alat seperti air conditioner, refrigerator, microwave oven, sampai ke
mesin cuci dan lampu-lampu hemat energy makin banyak digunakan dan semua peralatan
ini menggunakan daya secara intermitten. Peralatan elektronik yang pada umumnya
memerlukan catu daya arus searah juga makin banyak digunakan sehingga diperlukan
penyearah arus. Pembebanan-pembebanan semacam ini membuat arus beban tidak lagi
berbentuk gelombang sinus”.(Sudirham, 2010)

Sudaryatno Sudirham juga mengatakan, “Pada pembebanan non-linier, arus yang


mengalir ke beban merupakan arus priodik non-sinus. Terkait dengan pemanfaatan teknlogi
sumber harmonisa, sebagai lembaga pendidikan yang professional. Universitas Negeri
Yogyakarta khususnya kampus Wates sendiri banyak mengaplikasi dan menggunakan
teknologi-teknologi sumber harmonisa sebagai fasilitas untuk menunjang kinerja
Universitas Negeri Yogyakarta. Untuk keperluan praktikum mahasiswa teknik elektro
misalnya, diseddiakan puluhan unit computer, monitor, beberapa unit switch dan router,
papan Power Elektronic Trainer PT970721, dan masih banyak lagi teknologi-teknologi
yang termasuk dalam kategori beban non-linier yang digunakan di beberapa gedung di
Universitas Negeri Yogyakarta. Dengan adanya beban-beban non-linier tersebut, peluang
munculnya masalah pada sistem kelistrikan gedung Praktikum dan Universitas Negeri
Yogyakarta menjadi lebih besar.

Beban non-linier dapat menyebabkan sejumlah gangguan baik distorsi gelombang


tegangan, panas berlebih pada transformator dan berbagai perlengkapan daya, kelebihan
arus padda peralatan yang terhubung dengan konduktor netral, gangguan telepon, dan
masalah pada kontrol microprocessor dan masalah lainnya. (De La Rosa, 2006).

Agar dapat mengetahui lebih jauh permasalah harmonisa dan pengaruhnya terhadap
kualitas daya, maka penulis melakukan analisis dari jurnal atau sumber dari internet
lainnya.

5
1.2 Perumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang diatas, maka penulis merumuskan;

a. Solusi untuk perbaikan faktor daya, ketidakseimbangan beban dan distrosi


harmonik.

b. Kualitas daya listrik pada Gedung Praktikum di Universitas Negeri Yogyakarta


menurut standar ANSI/IEEE.

c. Saran untuk meningkatkan efesiensi energi listrik pada gedung Praktikum

1.3 Batasan Masalah


Penulis menjabarkan beberapa batasan masalah, yang menyangkut masalah yang
akan dihadapi dilapangan yaitu Beban peralatan elektronik yang bersifat non linear pada
industri mengakibatkan harmonik dan penambahan rugi-rugi daya. Harmonik yang timbul
akan mempengaruhi kualitas daya listrik, mempercepat kerusakan, dan memperpendek usia
peralatan listrik. Maka dari itu, dibutuhkan perbaikan faktor daya dan harmonik.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penulisan


Tujuan dan manfaat dari penulisan makalah ini Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis kualitas daya listrik. Diharapkan dapat menjadi informasi bahan
pertimbangan untuk mendapat efisiensi pengeluaran energi dan meningkatkan kualitas
daya listrik. Sehingga dapat mengurangi biaya pengeluaran. Manfaat dari penelitian ini
juga diharapkan mampu menambah wawasan dalam bidang teknik elektro tentang
penurunan kualitas daya akibat faktor daya dan harmonik di dunia pendidikan. Diharapkan
penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat.

6
BAB II.
METODE

Sebagai karya ilmiah, maka tidak bisa dilepaskan dari penggunaan metode. Secara umum
metode penelitian atau metode ilmiah adalah sebuah prosedur atau langkah-langkah dalam
mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. 1 Secara terperinci Almack mendefisikan metode
ilmiah sebagai sebuah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan
penjelasan kebenaran.2 Berangkat dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa adanya metode
penilitian memiliki fungsi yang sangat penting dan menjadi pedoman untuk mengerjakan suatu
penelitian, agar dapat menghasilkan karya tulis yang maksimal.

2.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Bogdan dan
Taylor mendefisinikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Menurut keduanya, pendekatan dengan metode kualitatif
diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh (holistic).
2.2 Instrumen Penelitian
Pada penelitian kualitatif ini intsrumen penelitiannya adalah manusia (peneliti itu
sendiri). Peneliti pada penelitian kualitatif disebut human instrument. Human instrument
berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat
kesimpulan atas temuannya.
2.3 Sumber Data
Data dapat diartikan sebagai fakta atau keterangan-keterangan yang akan diolah
dalam kegiatan penelitian.5 Menurut sumber datanya, data penelitian dapat digolongkan
sebagai data primer dan data skunder. Data primer atau data tangan pertama, adalah data
yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau
alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Data
skunder atau data tangan ke dua, yaitu data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung
diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya.
2.4 Teknik Pengumpulan Data

7
Menurut Arikunto dalam bukunya Hardiansyah, teknik pengumpulan data
yaitu cara memperoleh data dalam melakukan kegiatan penelitian. Menurut
Herdiansyah penelitian kualitatif dikenal beberapa teknik pengumpulan data yang
umum digunakan. Beberpa teknik tersebut, antara lain wawancara, observasi, studi
dokumentasi dan focus grup discussion. Namun pada penelitian ini peneliti
menggunakan teknik studi dokumentasi atau analisis data dari jurnal yang sudah
ada. Studi literatur, yaitu studi kepustakaan dari buku-buku yang berkaitan dengan
materi dari judul skripsi sebagai pendukung penelitian.

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Identifikasi Kualitas Daya


Identifikasi kualitas daya listrik perlu dilakukan untuk melakukan perbaikan atau
peningkatan kualitas daya. Beberapa permasalahan pada kualitas daya listrik antara lain :
1. Tegangan Turun (Voltage Dip)
Penurunan nilai tegangan RMS pada kisaran 10-90% dalam kurun waktu antara 0,5
siklus hingga kurang dari satu menit. Penyebab kejadian ini antara lain adanya kenaikan
beban atau pengasutan motor kapasitas besar. Gejala ini berakibat pada terganggunya
rangkaian sensing pada komputer dan kontrol, serta terdapat beberapa peralatan yang
tidak dapat bekerja.
2. Tegangan Swell
Peningkatan nilai tegangan RMS pada kisaran 110180% dalam kurun waktu antara
0,5 siklus hingga kurang dari satu menit. Penyebab kejadian ini antara lain kegagalan
sistem, switching loads dan switching kapasitor. Akibat dari gejala swell adalah
rusaknya peralatan karena kegagalan isolasi.
3. Transien
Penyimpangan sesaat yang tidak diinginkan dari tegangan supplya atau arus beban.
4. Harmonik
Merupakan distorsi sinusoidal periodik tegangan suplai atau arus beban yang
disebabkan oleh beban non linier. Akibat dari distorsi harmonik adalah overheating
pada motor berbeban, gangguan pada relai, dan rusaknya isolasi.
5. Distorsi Tegangan
Bentuk gelombang arus mengandung distorsi periodik yang bersifat sinusoidal,
yang tidak merupakan kelipatan bilangan bulat dari frekuensi pasokan mendasar.
6. Flicker
Istilah yng digunakan untuk menggambarkan efek visual variasi tegangan kecil
pada peralatan pecahayaan tegangan listrik.Rentang frekuensi gangguan yang
mempengaruhi perlatan pencahayaan , yang terdeteksi mata manusia adalah 1-30 Hz.
7. Ketidakseimbangan Tegangan

9
Adanya perbedaan tegangan pada masing-masing phasa pada sisem tiga phasa,
dimana sudut normal antar phase adalah 120o. Akibat dari ketidakseimbangan
tegangan adalah timbul overheating pada perlatan tiga phasa.
8. Deviasi frekuensi
Variasi frekuensi dari frekuensi pasokan nominal, di atas atau di bawah tingkat
yang telah ditentukan, biasanya ± 0,1 %.
9. Gangguan Transien
Didefinisikan sebagai penurunan tegangan suplai atau arus beban, ke tingkat yang
kurang dari 10 % dalam waktu yang tidak lebih dari 1 menit. Kegagalan dapat
disebabkan oleh kesalahan sistem, kegagalan peralatan sistem atau kerusakan control
dan proteksi.
10. Outage
Gangguan yang memiliki durasi lebih dari satu menit. Akibat dari gejala outage
adalah peralatan shutdown atau tidak bekerja.

3.2 Pengaruh kualitas daya pada sektor industri


Pengaruh kualitas daya pada sektor industri sangat berpengaruh pada aspek operasi
industri.
1. Loss Produksi Setiap kali produksi terganggu oleh adanya kualitas daya yang
buruk, akan berakibat pada hasil produksi yang buruk atau tidak sempurna,
sehingga tidak dapat dijual dan menyebabkan kerugian dari segi bisnis.
2. Gangguan Manufaktur
Proses manufaktur yang terganggu, mengakibatkan tidak maksimalnya
performa mesin untuk menghasilkan proses produksi. Hal ini mengakibatkan
kualitas produk dan kuantitas yang dihasilkan berkurang atau tidak sesuai
dengan target yang telah direncanakan.
3. Hilangnya Pendapatan
Adanya gangguan pada proses manufaktur dapat mempengaruhi hasil
penjualan karena jadwal produksi yang tidak sesuai perencanaan.
4. Biaya Produktivitas

10
Tenaga kerja menganggur karena adanya gangguan, membersihkan area
operasi, atau pemeliharaan korektif dan pengalihan sumber daya, yang mana
menurunkan produktivitas dan meningkatkan biaya untuk hal tersebut.
5. Daya Saing Menurun
Gangguan pada kualitas daya mempengaruhi ketidak puasan konsumen
dikarenakan produksi yang tidak maksimal, sehingga menurunkan daya saing
bagi manufaktur tersebut.
6. Kehilangan Peluang
Gangguan pada produksi mengakibatkan hilangnya peluang dalam
penjualan, pertama produk baru tidak bisa diluncurkan pada waktunya, kedua
penjualan terhadap produk dengan permintaan tinggi tidak dapat terpenuhi
secara maksimal.
7. Produk Rusak
Gangguan kualitas daya terkadang mempengaruhi hasil akhir dari produk
yang rusak. Kerusakan produksi menjadikan bertambahnya biaya untuk bahan
produksi
8. Energi Terbuang
Adanya gangguan pada kualitas daya menjadikan banyaknya energi yang
terbuang, karena harus mengulang kembali proses produksi dari awal.
9. Menurunkan umur peralatan
Energi yang besar, kecepatan kenaikan dan waktu transien dapat
mengakibatkan kerusakan rangkaian elektronik, bahkan menjadikan motor dan
trafo menjadi overstress dan memperpendek umur peralatan tersebut.

11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Kualitas daya adalah bagaimana mempertahankan kesetabilan keadaan suatu daya
listrik yang memacu pada tegangan listrik, atau arus listrik yang nantinya akan dialirkan
pada sebuah pemasok atau konsumen, biasanya kualitas daya dapat dilihat secara
umumnya dari bagaimana pelayanan pada kualitas pasokan listrik tersebut, lalu ada
keandalan pada pasokan listrik, walaupun terjadi gangguan gangguan namun tetap
mempertahankan kesetabilan layanan dan tentunya yang terpenting adalah kualitas dari
tegangan dan arus listrik yang akan dikonsumsi untuk kebutuhan sehari hari.
Transien terjadi akibat perubahan dari suatu tegangan dan arus secara tiba tiba atau
bersamaan dalam kurun waktu tertentu dari kejadian tunak (steady state) yang dipengaruhi
oleh suatu unsur parameter, yakni : resistif (R), induktif (L), kapasitif (C). Harmonisa yaitu
suatu gangguan distorsi yang terjadi disaat sistem kerja pada sebuah instalasi listrik
sehingga menyebabkan terjadinya abnormal sistem bahkan kerusakan pada peralatan
listrik. Resonansi dapat terjadi karena nilai parameter induktif (XL) sama besarnya dengan
nilai parameter kapasitif (Xc), dan ketika nilai tegangan maksimumnya tetap. Feresonansi
biasanya terjadi pada suatu sistem transmisi tenaga listrik/trafo, yaitu suatu kejadian atau
peristiwa dari transien dimana nilai induktifnya berubah, lalu nilai resisftif dan nilai
kapasitif stabil, hal tersebut disebabkan karena adanya arus hubung singkat switching.
Flashover gangguan yang terjadi karena kegagalan kinerja suatu sistem isolasi yang
disebabkan oleh tegangan tinggi, sehingga menyebabkan terjadi suatu peristiwa flashover
atau berupa loncatan api disepanjang permukaan isolasi. Corona adalah peristiwa
pelepasan muatan listrik diarea penghantar listrik yang disebabkan oleh ionisasi fluida
disekitar penghantar, sehingga munculnya pendederan cahaya dan kegagalan isolasi udara.
4.2 Saran
Untuk mengetahui bagaimana kualitas daya yang buruk kita bisa melakukannya
dengan cara menganalisis/mengamati keadaan dari perangkat/peralatan suatu sistem
jaringan listrik, yaitu biasanya secara umum jika kualitas daya yang buruk akan merusak
sebuah perangkat jaringan sistem listrik, biasanya suatu perangkat tersebut akan
mengalami berhentinya dalam pengoperasian, dapat juga terjadi suatu abnormal sistem
pada perangkat jaringan listrik, kerusakan sementara atau kerusakan permanen. Contohnya
: mengetripnya CB karena arus lebih, atau biasanya tiba tiba alat elektronik gagal
sistem/berjalan tidak sesuai seperti biasanya atau kelainan kinerja.
Karena dalam pengoperasian sistem tenaga listrik kualitas daya akan sangat
mempengaruhi kinerja pada peralatan sistem tenaga listrik, keandalan pada sistem tenaga
listrik, dan tentunya layanan yang diberikan kepada konsumen. Jika kualitas daya buruk,
maka hal tersebut akan menyebabkan kerusakan pada peralatan sistem tenaga listrik
sehingga produksi atau layanan daya listrik akan berhenti beroperasi karena masalah
tersebut, yang nantinya pasti akan merugikan untuk produksi listrik, layanan pasokan
listrik, dan juga dapat merugikan lingkungan. Sebaliknya, jika kualitas daya yang baik akan
memberikan dampak posistif/kinerja pada operasi sistem tenaga listrik yang baik bahkan
maksimal, dan tentunyu hasil atau produksi daya listrik akan baik juga.

12
DAFTAR PUSTAKA

[1] https://www.academia.edu/30074517/Kualitas_Daya_Listrik_Industri
[2] http://repo.iain-tulungagung.ac.id/5133/13/BAB%20III.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai