Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elektronika

Oleh:

Nama : Kanya Nur Shadrina


NIM : 221710201035
Kelas : Elektronika - B
I (Pengenalan Beberapa Alat Ukur dan
Acara :
Komponen Elektronika
Asisten: Refi Zullia Fardani

LABORATORIUM ENERGI, OTOMATISASI, DAN INSTRUMENTASI


PERTANIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2023
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini kemajuan teknologi memberikan manfaat bagi masyarakat, dan
perkembangan teknologi sudah hampir mencakup semua bidang. Contohnya semakin
canggih alat-alat elektronika yang dibuat oleh manusia dengan adanya perkembangan
teknologi. Semakin canggih alat elektronika yang dibuat maka akan membantu
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Elektronika merupakan ilmu yang mempelajari tentang pergerakan elektron
dalam ruang hampa atau ruang yang berisi gas bertekanan rendah, seperti di tabung
hampa, tabung gas, semikonduktor dari superkonduktor dan penggunaannya.
Sedangkan alat yang dibuat berdasarkan prinsip elektronika merupakan pengertian
dari elektronik. Elektronik juga merupakan hal atau benda yang menggunakan alat
yang dibentuk atau bekerja atas dasar elektronika. (Asri, 2014)
Pada praktikum acara satu ini dilaksanakan karena bertujuan untuk pengenalan
alat ukur dan apa saja komponen yang ada pada elektronika. Praktikum ini juga
bertujuan supaya praktikan mengetahui prinsip kerja alat ukur tegangan, mengetahui
sifat konduktor papan projek (project board), mengetahui cara pembasaan kode warna
resistor, mengukur tahanan dan arus, dan mempelajari sifat sensor cahaya dan
temperatur. Fungsi dasar elektronika yaitu sebagai penyearah, penguatan,
pengendalian, dan juga konversi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka diajukan perumusan
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana cara pembacaan dan pengukuran resistor?
2. Bagaimana cara pembacaan dan pengukuran rangkaian seri?
3. Bagaimana cara pembacaan dan pengukuran rangkaian paralel?
4. Bagaimana cara pengukuran arus DC?
5. Bagaimana cara pengukuran tegangan DC?
6. Bagaimana cara mengetahui karakteristik sensor suhu?
7. Bagaimana cara mengetahui karakteristik sensor cahaya?

1.3 Tujuan
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, didapatkan tujuan dalam
praktikum ini sebagai berikut.
1. Mengetahui cara pembacaan dan pengukuran resistor.
2. Mengetahui cara pembacaan dan pengukuran rangkaian seri.
3. Mengetahui cara pembacaan dan pengukuran rangkaian paralel.
4. Mengetahui cara pengukuran arus DC.
5. Mengetahui cara pengukuran tegangan DC.
6. Mengetahui karakteristik sensor suhu.
7. Mengetahui karakteristik sensor cahaya.

1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari hasil praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), sebagai salah satu laporan
pengenalan alat ukur dan komponen elektronika.
2. Bagi pemerintah, dijadikan salah satu acuan penyusunan kebijakan mengenai alat
ukur elektronika perlu diperbarui atau tidak
3. Bagi masyarakat, untuk salah satu referensi dalam mengenal alat ukur dan
komponen elektronik
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Besaran dan Satuan Ukur Elektronika


Besaran yaitu semua yang dapat diukur dan dihitung. Dalam bidang elektronika
ada tiga macam besaran dan satuan ukur yang biasa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Berikut ini merupakan macam-macam dari besaran dan satuan ukur.
2.2.1 Tegangan
Tegangan listrik (voltage) merupakan perbedan potensial listrik antara dua
titik dalam suatu rangkaian listrik. Tegangan dinyatakan dalam satuan V (Volt).
Kuantitas ini mengukur energi potensial medan listrik, yang menyebabkan arus
mengalir dslsm konduktor listrik. Bergantunng pada perbedaan potensial listrik,
tegangan listrik dapat digambarkan sebagai sangat rendah, rendah, tinggi, atau sangat
tinggi. (Hartono, 2015)
Gaya yang menyebabkan elektron mengalir dalam suatu rangkaian disebut
tegangan. Tegangan merupakan nilai perbedaan potensial energi antara dua titik.
Dalam suatu rangkaian, energi potensial yang terssedia untuk memindahkan elektron
dari satu titik ke titik lainnya adalah jumlah tegangan. (Hartono, 2015).

2.2.2 Arus
Arus listrik dapat didefinisikan sebagai jumlah muatan listrik yang mengalir
per satuan waktu. Arus normal memiliki satuan A (ampere) atau dalam rumusnya
kadang ditulis I. Arus listrik adalah gerak sekelompok partikel bermuatan listrik
dengan arah tertentu. (Hartono, 2015)
Arah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar adalah dari potensial
tinggi ke potensial rendah (berlawanan dengan arah gerak elektron). Satu ampere
setara dengan 1 coulomb elektron yang melewati suatu titik per detik. Dalam hal ini,
besarnya energi listrik yang bergerak melalui suatu penghantar (conductor). (Hartono,
2015)
Muatan listrik dapat mengalir melalui kabel atau penghantar listrik lainnya.
Pada zaman kuno, arus secara tradisional didefinisikan sebagai aliran muatan positif,
meskipun sekarang kita tahu bahwa arus listrik dihasilkan oleh aliran elektron
bermuatan negatif dalam arah yang berlawanan. (Hartono, 2015).

2.2.3 Hambatan
Hambatan listrik merupakan rasio antara tegangan listrik dari komponen
elektronik (misalnya resistor) terhadap arus listrik yang mengalir melaluinya.
Hambatan dinyatakan dalam satuan ohm. Elektron bebas cenderung bergerak melalui
konduktor dengan gesekan atau bergerak ke arah yang berlawanan. (Hartono, 2015)
Gerakan berlawanan ini biasanya disebut resistensi atau hambatan. Besarnya arus
dalam suatu rangkaian merupakan jumlah energi yang tersedia untuk mendorong
elektron dan juga jumlah hambatan dalam sebuah rangkaian untuk menghentikan
aliran arus. (Hartono, 2015).

2.2 Multimeter Digital


Multimeter merupakan alat yang berfungsi sebagai alat bantu yang digunakan
dalam mengukur arus listrik, tegangan listrik, dan resistansi atau ketahanan suatu
benda yang biasa disebut avometer. Multimeter memiliki berbagai fungsi dan
kegunaan untuk mengukur tegangan atau arus listrik pada suatu benda dan mengatur
tegangannya. (Noya, 2013).
Multimeter digital mempunyai akurasi yang tinggi, dan memiliki kegunaan
yang lebih banyak daripada multimeter analog. Multimeter digital memiliki
tambahan- tambahan satuan yang lebih teliti, dn juga memiliki opsi pengukuran yang
lebih banyak tidak hanya ampere (A), volt (V), dan ohm (O). Kekurangan dari
multimeter digital yaitu sulit untuk memonitor tegangan yang tidak stabil. Makam
ketika melakukan pengukuran tegangan yang bergerak akan mengalami naik-turun.
(Noya, 2013).
Multimeter digital biasanya digunakan untuk penelitian atau pekerjaan
pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi dan lebih mudah serta akurat dalam
menampilkan hasil pengukuran karena memiliki tampilan 4 digit sehingga mudah
untuk dibaca dan digunakan. (Noya, 2013).

Gambar 2. 1 Multimeter Digital

Cara menggunakan multimeter digital :


1. Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap
dipakai.
2. Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan
dengan alat ukur.
3. Catat angka yang tertera pada layar multimeter digital. (Noya, 2013)

2.3 Power Supplay DC


Catu daya DC adalah seperangkat komponen elektronik yang dapat
memberikan tegangan DC ke komponen elektronik lainnya. Setiap perangkat
elektronik membutuhkan tegangan suplai yang berbeda-beda tergantung dari
spesifikasi perangkat elektronik tersebut, mulai dari tegangan rendah, tegangan
menengah hingga tegangan tinggi. Seperti mikroprosesor, IC, motor listrik dan
generator untuk transmisi daya tegangan tinggi. Catu daya semakin dibutuhkan
karena berfungsi yang dapat mengubah tegangan DC, baik dari tegangan rendah ke
tegangan tinggi maupun sebaliknya. Cara ini harus dapat bekerja secara efektif agar
kualitas tegangan keluarannya baik. (Ihsan & Yuhendri, 2021)
Gambar 2. 2 Power Supplay DC

2.4 Project Board


Breadboard adalah papan proyek yang berfungsi sebagai sirkuit elektronika
sebagai dasar untuk membangun dan membuat prototype suatu rangkaian elektronika.
Breadboard banyak digunakan dalam perakitan komponen karena terhubung dengan
papan proyek dan tidak harus melalui langkah penyolderan. Sehingga dapat
digunakan kembali dengan mengganti kabel lain jika kabel yang dicolokkan ke
breadboard putus atau rusak. (Prasetyadana, 2020)
Breadboard atau project board memiliki lima klip pengunci di setiap setengah
baris, ini berlaku untuk semua jenis dan ukuran project board. Jadi kita hanya dapat
menghubungkan lima komponen sebagian atau setengah dari garis di project board.
Project board juga menyertakan angka dan huruf, sehingga memudahkan untuk
penelitian dalam merangkai perangkat prototype yang dibuat. Rangkaian yang
dihasilkan dapat rumit dan cukup kompleks, dan kegagalan dapat terjadi pada
rangkaian tersebut, yang dapat mempengaruhi komponen yang rusak. Oleh karena
itu, memahami fungsi dan pengoperasian project board dapat meminimalkan
kesalahan pada rangkaian komponen elektronika. (Prasetyadana, 2020)
Breadboard adalah papan tes rangkaian elektronika, biasanya digunakan oleh
pemula yang ingin bereksperimen. Papan berlubang cocok untuk memperbaiki
komponen tanpa sambungan tetap. Komponen yang digunakan dalam suatu rangkaian
dapat digunakan kembali jika telah digunakan sebelumnya. (Nusyirwan & Alfarizi,
2019)
Gambar 2.3 Project Board

2.5 Resistor Linier


Resistor linier atau fixed resistor merupakan suatu komponen elektronika yang
mempunyai dua kutub dimana dua kutub itu dibuat untuk menahan arus listrik dengan
memproduksi tegangan listrik di kedua kutubnya, nilai tegangan pada resistensi akan
berbanding lurus dengan arus yang mengalir, hal ini berdasarkan hukum ohm.
Resistor dibagi manjadi dua yaitu resistor linier yang merupakan sebuah komponen
elektronik pasif yang memiliki nilai resistansi tetap dan tidak berubah-ubah seiring
dengan berubahnya arus listrik yang mengalir melewati resistor tersebut, dan resistor
non linier yang merupakan sebuah komponen elektronik dengan nilai hambatannya
tidak linier disebabkan pengaruh faktor lingkungan seperti suhu dan cahaya. (Jaelani,
2016)
Prinsip kerja dari resitor linier sederhana tetapi sangat penting bagi rangkaian
elektronik. Resistor digunakan pada rangkaian elektronik sebagai pengatur aliran arus
dan tegangan sehingga bisa melindungi dan memperkuat komponen elektronik yang
lainnya. (Jaelani, 2016)

Gambar 2.4 Resitor Linier


2.6 Resistor Non Linier
Resistor non linier merupakan resistor yang memiliki nilai hambatannya tidak linier
yang disebabkan oleh pengaruh faktor lingkungan seperti suhu dan cahaya. Positive
Temperature Coefisien yaitu jenis resistor non linier yang nilai hambatannya
dipengaruhi oleh perubahan suhu. Ketika suhu yang mempengaruhi semakin tinggi
maka akan semakin besar nilai hambatannya Negative Temperature Coefisien yaitu
jenis resistor non linier yang nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan suhu.
Semakin tinggi suhu yang mempengaruhi maka semakin kecil nilai hambatannya.
Light Dependent Resistor merupakan jenis resistor non linier yang nilai hambatannya
terpengaruh oleh perubahan intensitas cahaya yang mengenainya. Semakin besar
intensitas cahaya yang mengenainya maka semakin kecil nilai hambatannya RS.
(Hidayat, Roza, & Ananda, 2021)
2.6.1 Thermistor
Thermistor adalah salah satu sensor temperatur yang sering digunakan di dunia
industri atau digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sensor temperatur selain
thermistor yaitu thermokopel, IC sensor, PT-100, dll. Sensor thermistor dapat
memiliki ukuran yang sangat kecil, ringan, dengan berbagai bentuk yang bermacam-
macam tetapi mudah pecah (fragile). Pada umumnya thermistor memiliki koefisien
tahanan yang negatif atau disebut dengan NTC (Negative Temperature Coefficient).
Artinya, dengan naiknya temperatur maka nilai tahanan yang terjadi akan semakin
kecil. (Mursanto, 2014)

Gambar 2.5 Thermistor

2.6.2 Fotoresistor
Fotoresistor merupakan suatu komponen elektronik yang dapat merespon cahaya
dengan mengubah resistansinya, dimana nilai resistansi akan menurun seiring dengan
peningkatan intensitas cahaya yang diterimanya (Kumara, S. Siregar, & I. Puncuna, 2013).
Selain itu, fotoresistor dikenal dengan sebutan LDR (Light Dependent Resistor) yang
berfungsi sebagai sensor cahaya. LDR mengalami perubahan nilai resistensi jika terkena

cahaya.

Gambar 2.6 Fotoresistor

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Acara praktikum pengenalan beberapa alat ukur dan komponen elektronik ini
dilaksanakan pada Jum’at, 31 Maret 2023 pada pukul 07.00-08.55 WIB yang
bertempat di Laboratorium ENOTIN, Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas Jember

3.2 Alat dan Komponen


Pada praktikum acara 1 menggunakan alat dan komponen sebagai berikut:
3.2.1 Alat:
a. Power Supply DC
b. AVO meter digital
c. AVO meter analog

3.2.2 Komponen:
a. Resistor fixed (2K2Ω;390Ω;4K7Ω;100KΩ;470KΩ)
b. NTC
c. LDR

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Pembacaan dan Pengukuran Resistor
Berikut merupakan diagram alir pembacaan dan pengukuran resistor.

Gambar 3. 1 Diagram alir pembacaan dan pengukuran resistor

Prosedur kerja pembacaan dan pengukuran resistor sebagai berikut :


1. Persiapkan alat dan komponen yang dibutuhkan pada kegiatan praktikum.
2. Ambil sembarang resistor yang sudah disiapkan kemudian mencatat warna yang
ada pada resistor yang diambil.
3. Posisikan pemutar AVO meter pada tanda ohm untuk melakukan pengukuran
resistor.
4. Lekatkan masing-masing pena AVO meter pada kaki resistor.
5. Baca dan catat hasil pengukuran yang ada pada layar display.
6. Ulangi langkah sebanyak tiga kali dengan menggunakan resistor yang berbeda.

3.3.2 Pembacaan dan Pengukuran Rangkaian Seri


Berikut merupakan diagram alir pembacaan dan pengukuran rangkaian seri.

Gambar 3. 2 Diagram alir pembacaan dan pengukuran rangkaian seri

Prosedur kerja pembacaan dan pengukuran rangkaian seri sebagai berikut :


1. Persiapkan alat dan komponen yang dibutuhkan pada kegiatan praktikum.
2. Ambil 2 buah sembarang resistor yang telah disiapkan dan catat warna yang ada
pada masing-masing resistor.
3. Buat koneksi pada salah satu kaki resistor dengan satu kaki resistor yang lain
dengan menggunakan Project Board.
4. Posisikan pemutar AVO meter pada tanda OHM untuk melakukan pengukuran
resistor.
5. Lekatkan masing-masing pena AVO meter pada 2 kaki resistor yang bebas.
6. Baca dan catat hasil pengukuran yang ada pada layar display.
7. Ulangi langkah sebanyak tiga kali dengan menggunakan resistor yang berbeda.

3.3.3 Pembacaan dan Pengukuran Rangkaian Paralel


Berikut merupakan diagram alir pembacaan dan pengukuran rangkaian paralel.

Gambar 3. 3 Diagram alir pembacaan dan pengukuran rangkaian paralel

Prosedur kerja pembacaan dan pengukuran rangkaian paralel sebagai berikut :


1. Persiapkan alat dan komponen yang dibutuhkan pada kegiatan praktikum.
2. Ambil 2 buah sembarang resistor yang telah disiapkan dan catat warna yang ada
pada masing-masing resistor.
3. Buat koneksi pada salah satu kaki resistor dengan satu kaki resistor yang lain
dengan menggunakan Project Board
4. Posisikan pemutar AVO meter pada tanda OHM untuk melakukan pengukuran
resistor.
5. Lekatkan masing-masing pena AVO meter pada 2 kaki resistor pada project board
dengan menggunakan jumper.
6. Baca dan catat hasil pengukuran yang ada pada layar display.
7. Ulangi langkah sebanyak tiga kali dengan menggunakan resistor yang berbeda.

3.3.4 Pengukuran Arus DC


Berikut merupakan diagram alir pengukuran arus DC.

Gambar 3. 4 Diagram alir pengukuran arus DC

Prosedur kerja pembacaan dan pengukuran rangkaian paralel sebagai berikut :


1. Persiapkan alat dan komponen yang dibutuhkan pada kegiatan praktikum.
2. Posisikan pemutar AVO meter pada tanda Amp untuk melakukan pengukuranarus
DC.
3. Ambil resistor 4700 Ω, koneksikan salah satu kaki dengan sumber tegangan +5
volt dengan menggunakkan Project Board.
4. Koneksikan kaki resistor yang lain dengan pena positif AVO meter
5. Koneksikan pena negatif AVO meter dengan tegangan 0 volt.
6. Baca dan catat hasil pengukuran pada display.
7. Ulangi dengan tegangan 9 volt dan 12 volt

3.3.5 Pengukuran Tegangan DC


Berikut merupakan diagram alir pengukuran tegangan DC.

Gambar 3. 5 Diagram alir pengukuran tegangan DC

Prosedur kerja pembacaan dan pengukuran rangkaian paralel sebagai berikut :


1. Persiapkan alat dan komponen yang dibutuhkan pada kegiatan praktikum.
2. Posisikan pemutar AVO meter pada tanda Volt untuk melakukan
pengukurantegangan DC.
3. Perhatikan tabel pada lembar kerja, koneksikan pena AVO meter pada terminal
power suply, pena positif diberi tanda √ dan pena negatif tanda 0.
4. Baca dan catat hasil pengukuran.
5. Ulangi sebanyak 6 kombinasi.

3.3.6 Karakteristik Sensor Suhu


Berikut merupakan diagram alir pengamatan karakteristik sensor suhu.

Gambar 3. 6 Diagram alir pengamatan karakteristik sensor suhu


Prosedur kerja pembacaan dan pengukuran rangkaian paralel sebagai berikut :
1. Persiapkan alat dan komponen yang dibutuhkan pada kegiatan praktikum.
2. Ambil resistor 390 Ω, koneksikan salah satu kaki dengan sumber tegangan +5 volt
dengan menggunakkan Project Board.
3. Koneksikan kaki resistor yang lain dengan pena positif AVO meter dan salah satu
kaki NTC.
4. Koneksikan pena negatif AVO meter dengan kaki NTC yang lain dan tegangan 0
volt, sehingga didapat rangkaian dengan gambar.
5. Nyalakan lilin dan perlakukan NTC dengan jarak yang semakin mendekat,
hidupkan catu daya posisikan pemutar AVO meter pada tanda Volt DC → ukur
tegangan, matikan catu daya putar AVO meter ke tanda Ohm → ukur tahanan.
Ulangi hingga didapat 5 pengukuran.
6. Baca dan catat hasil pengukuran pada display AVO meter.
7. Ulangi dengan tegangan 12 volt

3.3.7 Karakteristik Sensor Cahaya


Berikut merupakan diagram alir pengamatan karakteristik sensor cahaya.
Prosedur kerja pembacaan dan pengukuran rangkaian paralel sebagai berikut :
1. Persiapkan alat dan komponen yang dibutuhkan pada kegiatan praktikum.
2. Ambil resistor 390 Ω, koneksikan salah satu kaki dengan sumber tegangan +5 volt
dengan menggunakkan Project Board.
3. Koneksikan kaki resistor yang lain dengan pena positif AVO meter dan salah satu
kaki LDR.
4. Koneksikan pena negatif AVO meter dengan kaki LDR yang lain dan tegangan 0
volt, sehingga didapat rangkaian dengan gambar.
5. Nyalakan senter dan perlakukan LDR dengan jarak yang semakin mendekat,
hidupkan catu daya posisikan pemutar AVO meter pada tanda Volt DC → ukur
tegangan, matikan catu daya putar AVO meter ke tanda Ohm → ukur tahanan.
Ulangi hingga didapat 5 pengukuran.
6. Baca dan catat hasil pengukuran pada display AVO meter.
7. Ulangi dengan tegangan 12 volt

a. Skema Rangkaian
Berikut ini merupakan skema rangkaian pada praktikum yang telah
dilaksanakan.
Tabel 3.1 Skema rangkaian
No Keterangan Rangkaian
1. Pembacaan dan pengukuran resistor

2. Pembacaan dan pengukuran rangkaian seri


3. Pembacaan dan pengukuran rangkaian paralel

4. Pengukuran arus DC

5. Pengukuran tegangan DC
6. Karekteristik sensor suhu

7. Karakteristik sensor cahaya


BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembacaan dan Pengukuran Warna Resistor


Hasil Pembacaan dan pengukuran resistor dapat dilihat pada tabel 4.1 dan
gambar 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Hasil pembacaan dan pengukuran resistor

N Pembacaan kode warna Pengukuran


Warna Resistor Toleransi
o (kOhm) (kOhm)

1 KUKE 470 5% 459


2 CHME 1 5% 0,98
3 OPCE 0,39 5% 0,38

500

400
Resistensi (kΩ)

300
Teori
200 Pengukuran
(kΩ)
100

0
E E E
U
K M PC
K CH O

Gambar 4.1 Grafik hasil pengukuran resistor


Berdasarkan Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 didapat resistor KUKE memiliki
toleransi 5% dan berdasarkan pembacaan kode warna bernilai 470 kOhm, tetapi
ketika diukur dengan alat maka mendapatkan nilai 459 kOhm. Sementara itu, resistor
CHME memiliki toleransi 5% dan berdasarkan pembacaan kode warna bernilai 1
kOhm, tetapi ketika diukur dengan alat maka mendapatkan nilai 0,98 kOhm. Lalu,
resistor OPCE memiliki toleransi 5% dan berdasarkan pembacaan kode warna
bernilai 0,39 kOhm, tetapi ketika diukur dengan alat maka mendapatkan nilai 0,38
kOhm.
Dari data diatas maka terdapat tiga resistor yang memiliki nilai yang berbeda-
beda. Menurut (Anam, Abiyaksa, & Yasi, 2022) perbedaan nilai resistansi pada
resistor dipengaruhi oleh perbedaan warna yang ada pada gelang resistor. Sedangkan
untuk perbedaan nilai resistansi pada perhitungan secara teoritis dan menggunakan
alat dapat dipengaruhi oleh nilai toleransi dari resistor tersebut.

4.2 Pembacaan dan Pengukuran Rangkaian Seri


Hasil Pembacaan dan pengukuran rangkaian seri dapat dilihat pada tabel 4.2
dan gambar 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Hasil pembacaan dan pengukuran rangkaian seri

No Warna Resistor Teori (kOhm) Pengukuran (kOhm)

1 MMME+CHOE 12,2 12,01


2 MMOE+KUME 26,7 26,4

30
25
20
Resistensi (kΩ)

15
10 Teori
5 Pengukuran
0 (kΩ)
E E
O M
C H U
E+ E +K
M O
M M
M M
Gambar 4.2 Grafik hasil pengukuran rangkaian seri
Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.2 diatas maka didapat nilai resistor seri
MMME+CHOE dibaca secara teori yaitu 12,2 kOhm dan hasil pengukuran dengan alat
menunjukkan nilai 12,01 kOhm. Sedangkan resistor seri MMOE+KUME dibaca secara teori
bernilai 26,7 kOhm dan hasil pengukuran dengan alat menunjukkan nilai 2,4 kOhm. Pada
resistor seri pertama dan kedua terdapat selisih 0,19 kOhm dan 0,3 kOhm antara pembacaan
teori dengan pembacaan menggunakan alat.
Menurut (Alexander, Parjiman, & Subekti, 2020) meskipun ada perbedaan antara
pembacaan menggunakan rumus dan pengukuran, perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan.
Tetapi, penggunaan alat AVO meter lebih akurat daripada metode pembacaan resistor
menggunakan teori. AVO meter dibuat khusus untuk melakukan pengukuran arus, tegangan
listrik, dan tahanan yang terdapat pada alat elektronik untuk memberikan hasil yang lebih
akurat.

4.3 Pembacaan dan Pengukuran Rangkaian Paralel


Hasil Pembacaan dan pengukuran rangkaian paralel dapat dilihat pada tabel
4.3 dan gambar 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Hasil pembacaan dan pengukuran rangkaian paralel

No Warna Resistor Teori (kOhm) Pengukuran (kOhm)

1 MMOE + KUME 3,87 3,8


2 MMME + CHOE 0,6875 1,771

4
3
Resistensi (kΩ)

2
1 Teori
0 Pengukuran
E E (kΩ)
M O
K
U CH
+ +
E E
O M
M M
M M

Gambar 4.3 Grafik hasil pengukuran rangkaian paralel


Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar 4.3 diatas maka didapat hasil pembacaan warna
resistor MMOE+KUME berdasarkan teori bernilai 3,87 kOhm dan pengukuran menggunakan
AVO meter bernilai 3,8 kOhm. Sedangkan hasil pembacaan warna resistor MMME+CHOE
berdasarkan teori bernilai 0,6875 dan pengukuran menggunakan AVO meter bernilai 1,771
kOhm.
Meskipun ada perbedaan antara pembacaan menggunakan rumus dan pengukuran,
perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan. Tetapi, penggunaan alat AVO meter lebih akurat
daripada metode pembacaan resistor menggunakan teori. AVO meter dibuat khusus untuk
melakukan pengukuran arus, tegangan listrik, dan tahanan yang terdapat pada alat elektronik
untuk memberikan hasil yang lebih akurat. (Alexander, Parjiman, & Subekti, 2020)

4.4 Pengukuran Arus DC


Hasil Pembacaan dan pengukuran arus DC dapat dilihat pada tabel 4.4 dan
gambar 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Hasil pembacaan dan pengukuran arus DC

N Tegangan DC
Resistor (Ohm) Arus Teori (mA) Arus Pengukuran (mA)
o (V)

1 5,00 1,06 11,08


2 4700 10,00 1,91 0,99
3 12,00 2,55 12,07

14.00
12.00
10.00
8.00
Arus (mA)

Arus Teori
6.00 (mA)
Arus Pen-
4.00 gukuran (mA)
2.00
0.00
00 .0
0
.0
0
5. 10 12

Gambar 4.4 Grafik hasil pengukuran arus DC


Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar 4.4 diatas maka terdapat hasil dari pengukuran arus
searah (DC) menggunakan resistor bernilai 4700Ω yang dirangkai pada project board dan
power supply DC. Dari grafik diatas maka menunjukkan perbedaan yang signifikan. Nilai
yang didapat menggunakan teori lebih rendah daripada hasil pengukuran menggunakan alat.
Menurut (Effendi, Prasetyo, & Kusharjanta, 2014) pada teori, nilai arus yang
mengalir melewati sebuah resistor berbeda dengan hasil pengukuran menggunakan alat,
karena resistansi dalam amperemeter mempengaruhi nilai tersebut. Semakin besar nilai
resistansi pada resistor maka akan semakin kecil arus yang mengalir melewati resistor
tersebut. Begitupun sebaliknya, jika semakin kecil nilai resistansi pada resistor maka akan
semakin besar arus yang mengalir melewati resistor tersebut.

4.5 Pengukuran Tegangan DC


Hasil Pembacaan dan pengukuran tegangan DC dapat dilihat pada tabel 4.5
dan gambar 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5 Hasil pembacaan dan pengukuran tegangan DC

N
0 5 -12 12 Teori Pengukuran
o
1 0 0
2 √ 0 12 11,75
3 0 √ 7 6,86
4 0 √ -17 -16,74
5 0 √ 5 5
6 0 √ 24 23,6

30
25
20
Tegangan (Volt)

15
10
5
0 Teori
-5 1 2 3 4 5 6 Pengukuran
-10
-15
-20
Pengukuran Ke-

Gambar 4.5 Grafik hasil pengukuran tegangan DC


Berdasarkan tabel 4.5 dan gambar 4.5 diatas maka terdapat hasil dari pengukuran
tegangan DC menggunakan AVO meter dengan resistor bernilai 4700Ω yang dirangkai pada
project board dan power supply DC untuk sumber tegangannya. Dari percobaan
pengukuran tegangan DC dapat diketahui bahwa alat yang kita gunakan berfungsi
dengan baik melewati hasil pengukuran tegangan DC rata-rata. Hal ini bisa
dibuktikan dengan menggunakan alat yang bisa menerima data tegangan output
kemudian mengolahnya untuk memperoleh nilai tegangan DC rata-rata. (Rosdhianto,
et al., 2018)

4.6 Karakteristik Sensor Suhu


Dalam mengukur karakteristik sensor suhu maka menggunakan alat AVO
meter dan resistor sebesar 390Ω dan juga project board untuk menjadi medianya.
Pada praktikum ini lilin panas digunakan untuk melihat respon sensor suhu.
Pengukuran dilakukan dengan memberi jarak 5cm interval.
Tabel 4.6 Hasil pengukuran karakteristik sensor suhu

V
Pengukuran 5 volt 12 volt
No Sumber :
Ke-
R1 (Ohm) V out R out V out R out
1 1 0,112 188,5 0,125 401,4
2 2 0,105 168,4 0,078 401
3 390 3 0,113 172,9 0,106 386,8
4 4 0,113 166,1 0,116 1,018
5 5 0,107 170,1 0,106 378,5

2
Tegagan (V)

5 volt
12 volt

0
1 2 3 4 5
Percobaan Ke-
Gambar 4. 6.1 Grafik sensor suhu Volt DC
450
400
350

Resistor (Ohm)
300
250
200
5 volt
150
100 12 volt
50
0
1 2 3 4 5
Percobaan ke-

Gambar 4. 6.2 Grafik karateristik sensor suhu ohm


Pada Tabel 4.6, Gambar 4.6.1 dan Gambar 4.6.2 memberikan informasi dan
grafik tentang hasil pengukuran karakteristik sensor suhu. Sensor suhu yang
digunakan pada praktikum ini adalah sensor NTC dengan resistansi 390 ohm, dengan
tegangan 5V dan 12V, yang menggunakan sumber panas berupa lilin dan
mengumpulkan data dari jarak terjauh yang kemudian mendekat. Dari data Tabel 4.6
terlihat bahwa semakin kecil jarak antara sumber panas pada tegangan 5V atau 12V
maka Vout dan Rout semakin kecil. Dari sini dapat disimpulkan bahwa hubungan
antara jarak dengan Vout dan Rout sangat jelas. Karena semakin dekat sensor dari
sumber panas maka kemampuan menghambatnya semakin kecil. Menurut
(Mursanto, 2014) ketika suhu mengalami kenaikan, maka resistansi dari resistor
akan semakin menurun.

4.7 Karakteristik Sensor Cahaya


Dalam mengukur karakteristik sensor cahaya maka menggunakan alat AVO
meter dan resistor sebesar 390Ω dan juga project board untuk menjadi medianya.
Pada praktikum ini diperlukan cahaya dari senter yang digunakan untuk melihat
respon sensor cahaya. Pengukuran dilakukan dengan memberi jarak 5cm.
Tabel 4.6 Hasil pengukuran karakteristik sensor suhu

V Sumber : Pengukuran 5 volt 12 volt


No
R1 (Ohm) Ke- V out R out V out R out
1 1 4,49 3,37 11,54 3,37
2 2 4,44 2,92 11,4 2,92
3 390 3 4,27 2,15 10,65 2,15
4 4 4,1 1,5 10,28 1,5
5 5 3,72 0,96 9,06 0,96

14
12
Tegangan (V)

10
8
6 5 volt
4 12 volt
2
0
1 2 3 4 5
Percobaan Ke-

Gambar 4.7.1 Grafik sensor cahaya Volt DC

4
3.5
Resistor (Ohm)

3
2.5
2
1.5 5 volt
1 12 volt
0.5
0
1 2 3 4 5
Percobaan Ke-

Gambar 4.7.2 Grafik sensor cahaya ohm


Berdasarkan tabel 4.7, gambar 4.7.1 dan gambar 4.7.2 diatas dapat dilihat
bahwa grafik menunjukkan hasil pengukuran karakteristik sensor cahaya dari lima
kali percobaan. Percobaan tersebut dilakukan dalam kondisi ruangan yang gelap dan
hanya menggunakan cahaya senter sebagai sumber pencahayaan.

Menurut (Nurhayati & B. Maisura, 2021) ketika intensitas cahaya yang


ditangkap LDR semakin tinggi maka resistensinya akan menurun, sebaliknya ketika
cahaya yang mengenai LDR kecil maka resistensinya meningkat. Jadi disimpulkan
bahwa nilai dari V out dan R out merupakan berbanding terbalik dengan besar
intensitas cahaya yang ditangkap oleh LDR.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh pada praktikum pengenalan alat dan komponen
elektronika, yaitu sebagai berikut.
1. Gelang resistor mempunyai fungsi yaitu untuk mengukur nilai resistor secara teori.
Warna-warna yang ada pada resistor menunjukkan nilai dari resistor tersebut.
2. Warna yang berbeda pada resistor sesuai dengan nilai dari resistor yang digunakan
untuk membandingkan dua pendekatan digunakan untuk membaca resistansi pada
resistor.
3. Terdapat perbedaan antara pembacaan menggunakan rumus dan pengukuran
menggunakan alat, perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan.
4. Data pengukuran arus DC menunjukkan perbedaan yang signifikan. Nilai yang didapat
menggunakan teori lebih rendah daripada hasil pengukuran menggunakan alat.
5. Dari percobaan pengukuran tegangan DC dapat diketahui bahwa alat yang kita
gunakan berfungsi dengan baik melewati hasil pengukuran tegangan DC rata-rata.
6. Dari data pengukuran karakteristik sensor suhu didapat hasil ketika semakin kecil
jarak antara sumber panas pada tegangan 5V atau 12V maka Vout dan Rout
semakin kecil. Dari sini dapat disimpulkan bahwa hubungan antara jarak dengan
Vout dan Rout sangat jelas. Karena semakin dekat sensor dari sumber panas maka
kemampuan menghambatnya semakin kecil.
7. Data hasil pengukuran karakteristik sensor cahaya menunjukkan bahwa ketika
intensitas cahaya yang ditangkap LDR semakin tinggi maka resistensinya akan
menurun, sebaliknya ketika cahaya yang mengenai LDR kecil maka resistensinya
meningkat.
5.2 Saran
Setelah melaksanakan praktikum acara satu dapat ditarik saran yaitu
kedepannya fasilitas alat-alat yang digunakan untuk praktikum lebih baik lagi tidak
ada yang rusak. Sebaiknya waktu praktikum cukup untuk melakukan semua
rangkaian pada hari itu juga. Kekurangan alat dan bahan yang tersedia menyebabkan
kegiatan praktikum sedikit terhambat.
DAFTAR PUSTAKA

Alexander, R., Parjiman, & Subekti, M. (2020). Analisis Perbandingan Tingkat


Akurasi AVO meter Sekolah Menengah Kejuruan dengan Dunia Usaha.
Journal of Electrical Vocational Education and Technology.

Anam, M. K., Abiyaksa, M., & Yasi, R. M. (2022). Analysis of Resistor Color
Differences Againts Resistance Values. Jurnal of Education Engineering and
Environment.

Asri, A. H. (2014). Pengenalan Elektronika dan Komponen Dasar Elektronika. 3.

Effendi, H., Prasetyo, S., & Kusharjanta. (2014). Praktikum Menghitung AVO meter
pada Rangkaian DC (Direct Current).

Hartono, I. (2015). Pengukuran Tegangan, Arus, dan Hambatan Listrik.

Hidayat, M., Roza, I., & Ananda, Y. (2021). Rancang Bangun Robot Pencuci Mobil
Otomatis Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8. Jurnal Elektro dan
Telkomunikasi.

Ihsan, A., & Yuhendri, M. (2021). Rancangan Bangun DC Chopper Satu Kuadran
Berbaasis Simulink Matlab. Jurnal Teknik Elektro Indonesia.

Jaelani, I. (2016). Rancangan Bangun Rumah Pintar Otomatis Berbasis Sensor Suhu,
Sensor Cahaya, dan Sensor Hujan. Journal Teknik Elektro dan Komputer.
Kumara, Y., S. Siregar, & I. Puncuna. (2013). Perancangan dan Implementasi System
Control Air Conditioner, Projector dan Lampu dengan Transmisi Infrared.
Jurnal Teknologi Informasi.

Mursanto, W. B. (2014). Analisis Pengkondisi Sinyal Untuk Sensor Thermistor :


Studi Kasus Linierisasi Secara Seri. Jurnal Teknik Energi.

Noya, Y. (2013). Multimeter Digital, Multimeter Analog (Fungsi dan Kegunaan).

Nurhayati, & B. Maisura. (2021). Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Nyala


Lampu dengan Menggunakan Sensor Cahaya Light Dependent Resistor.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro.

Nusyirwan, D., & Alfarizi. (2019). "Fun Book" Rak Buku Otomatis Berbasis Arduino
dan Bluetooth pada Perpustakaan untuk Meningkatkan Kualitas Siswa. Jurnal
Ilmiah Pendidikan teknik Kejuruan.

Prasetyadana, F. E. (2020). Implementasi Internet Of Things Pada Budidaya Jamur


Tiram.

Rosdhianto, H., Suryati, S., Juhari, J., Sonia, S., Wati, N., Dafian, Y., & Alnisa, S.
(2018). Zelscope 1.0 sebagai Pencuplik Data dalam Percobaan Pengukuran
Tegangan DC. Jurnal Pendidikan Fisika.
LAMPIRAN

Gambar 1. Pembacaan & pengukuran Gambar 2. Pembacaan dan pengukuran

resistor rangkaian seri

Gambar 3. Pembacaan dan pengukuran Gambar 4. Pembacaan dan pengukuran


rangkaian paralel arus DC

Gambar 5. Pembacaan dan pengukuran Gambar 6. Pembacaan dan pengukuran


tegangan DC sensor suhu

Lampiran 7. Pembacaan dan pengukuran


sensor cahaya

Anda mungkin juga menyukai