Anda di halaman 1dari 9

MODUL 1 PENGENALAN SIMULASI ALAT UKUR DAN

RANGKAIAN ARUS SEARAH


Muhammad Jannathias Omali Prawana (120400016)
muhammad.120400016@student.itera.ac.id
Asisten: Fahmi Dian Nugroho
Tanggal Percobaan: 29/10/2021
TT2106 – Praktikum Teknik Telekomunikasi I
Laboratorium Dasar Elektronika – Jurusan Teknik Elektro, Informatika, dan Sistem Fisis ITERA
resistensi dari suatu komponen listrik, dan pada praktikum ini
akan menggunakan
ABSTRAK
Praktikum teknik telekomunikasi modul 1 mengenai alat ukur dan
rangkaian arus searah memberikan capaian belajar berupa
pengenalan alat praktikum yang diuji dan diukur ke rangkaian software yaitu Electronics Workbench yang nantinya akan
listrik, alat ini adalah Voltmeter (sebagai alat untuk mengukur kita gunakan sebagai simulasi dari suatu rangkaian listrik
tegangan), Amperemeter (sebagai alat untuk mengukur arus) dan sehingga kita dapat menghitung ata mencari sumber tegangan,
Ohmmeter (sebagai alat untuk mengukur resistensi), dalam arus maupun resistensi.
praktikum kali ini kita sebagai praktikan dapat memahami
bagaimana cara kerja alat tersebut sehingga kita bisa mengetahui
keterbatasan dari alat praktikum ini. Alat praktikum yang diajarkan STUDI PUSTAKA
merupakan alat yang tidak berbentuk fisik melainkan berupa Voltmeter
software yang ada di aplikasi Electronics Workbench, para
Voltmeter adalah sebuah alat yang dapat mengukut tegangan
praktikan diminta untuk membuat sebuah rangkaian di software
dari sebuah rangkaian listrik, cara menggunakan alat ini
tersebut dan mencoba untuk menghitung dan membuktikan hasilnya
benar, rangkaian listrik nantinya akan dihubungkan ke multimeter adalah dengan menempatkannya di ujung pararel terhadap
dan osiloskop, yang nantinya kitab isa memastikan perhitungan kita suatu rangkaian yang akan dicari tegangannya.
tidak salah dan sesuai dengan software Electronics Workbench.
Kata Kunci : Osiloskop, Multimeter, Electronics Workbench,
Resistensi, Arus, Ohmmeter, Voltmeter.

PENDAHULUAN
Di jaman sekarang listrik menjadi skala prioritas kita sehari-
hari yang sangat kita butuhkan setiap hari, Listrik juga tidak
terlepas dengan perabotan alat rumah tangga kita mulai dari
peralatan yang membutuhkan daya yang besar seperti AC,
Kulkas, TV hingga peralatan yang membutuhkan daya yang Gambar 2.Rangkaian Paralel
dari Voltmeter
kecil seperti Router, Laptop dan Handphone. Di dalam Gambar 1.Voltmeter
peralatan rumah tangga yang disebutkan tadi ada banyak Multimeter
komponen elektronika, komponen tersebut mempunyai
spesifikasi tegangan AC dan DC dengan hambatan yang Multimeter adalah sebuah alat ukur listrik yang berfungsi
berbeda-beda. Beberapa contoh komponen elektronika adalah untuk mengukur besar suatu resistensi dari rangkaian listrik
resistor dimana fungsi resistor untuk memperkecil arus listrik, yang dapat digunakan juga untuk mengukur tegangan AC dan
kapasitor berfungsi untuk menyimpan muatan listrik dan DC serta hambatan yang terjadi dalam suatu arus rangkaian
komponen elektronika yang sering dikenal adalah inductor listrik, Multimeter ada 2 macam jenis yaitu Multimeter digital
yang berfungsi untuk menyimpan arus listrik, lalu ada juga dan Multimeter analog
alat untuk mengukur hambatan listrik dari komponen
elektronika tersebut salah satunya Voltmeter yang berfungsi
sebagai alat mengukur tegangan listrik, lalu ada Amperemeter
sebagai alat mengukur arus listrik dan yang terakhir ada
Ohmmeter alat ini berfungsi sebagai alat untuk mengukur

Gambar 3.Multimeter Analog dan Digital

2
Laporan Praktikum – Labotarium Dasar Elektronika - ITERA
dan gelombang , serta mengukur frekuensi dan tegangan
AC/DC.

Amperemeter
Amperemeter adalah sebuah alat untuk mengukur besaran
Arus listrik di suatu rangkaian, Besaran pokok Arus Listrik
merupakan satuan ampere (A), berbeda dengan voltmeter
yang mana dipasang secara paralel, Amperemeter dipasang
secara seri di rangkaian listrik.

Gambar 6.Osiloskop

METODOLOGI

Install Electronics
Workbench

Gambar 4.Amperemeter Membuat Rangkaian


Listrik di EWB
Ohmmeter
Ohmmeter merupakan alat untuk mengukur resistensi dari
hambatan arus listrik di suatu rangkaian listrik, Prinsip Menghitung data yang
kerjanya adalah mengukur hambatan aliran listrik yang di dapatkan dari EWB
mengalir pada suatu benda. Hambatan tersebut adalah
perbandingan tegangan listrik antara komponen elektronik
dengan arus listrik yang melewatinya.
Menulis Hasil data di
Laporan Praktikum

Menginstall software Electronics Workbench yang telah


dibagikan di google classroom oleh Asisten Praktikum,
selanjutnya buka software EWB dan membuat rangkaian
listrik berupa pengukuran tegangan dan arus searah (DC) yang
telah diberikan di Modul 1 Praktikum Teknik Telekomunikasi
I.

Gambar 5.Ohmmeter Langkah Percobaan


Buatlah suatu rangkaian listrik seperti ini menggunakan
Osiloskop software Electronics Workbench di Laptop/Pc
Osiloskop merupakan alat ukur elektronik yang dapat
memproyeksikan sinyal dan frekuensi listrik dalam bentuk
digital Osiloskop digunakan untuk mengukur jumlah frekuensi

2
Laporan Praktikum – Labotarium Dasar Elektronika - ITERA
4. Ganti voltmeter dengan osiloskop (dalam EWB,
osiloskop terdapat di sebelah kanan dari function
generator). Hubungkan probe function generator dengan
osiloskop. Catat hasil pengukuran yang terlihat.

Pengukuran Beda Fasa


1. Buat rangkaian seperti dibawah ini. Atur nilai C = 1 pF
dan R = 10K
Selanjutnya, Berikan sumber tegangan DC 5V. secara
teoretikal, hitung nilai tegangan di R3 dan arus di R1. Lalu
ubah nilai R1 dari 2K2, menjadi 4K7, dan 1K

2. Atur generator sinyal pada gelombang sinusoidal 2 Vpp


dan frekuensi 200KHz
Simbol V di bagian indicator adalah symbol untuk alat
3. Hubungkan probe osiloskop Ch1 pada Vinput. Catat
simulasi Voltmeter yang akan digunakan pada percobaan
berapa tegangan efektif pada titik ini.
berikut ini.
4. Hubungkan probe osiloskop Ch2 pada VR. Catat berapa
tegangan efektif pada titik ini.
5. Tampilkan kedua sinyal tersebut. Pause dan ambil
gambar screenshot.
6. Ukur T dari sinyal yang tertampil di layar osiloskop.
Tentukan beda fasa antar kedua sinyal tersebut.
7. Lakukan kembali percobaan di atas dengan merubah
Ukur arus di R1 dengan menggunakan ampemeter dalam
nilai C menjadi 10 pF, dan 100 pF. Catat semua hasil
software EWB. Klik tombol indicators lalu klik dan seret icon
pengamatan.
ammeter yang dilingkari merah dalam gambar ke lembar
kerja. Lalu rangkai secara seri untuk mengukur arus di R1.
Teorema Superposisi

1. Buat lembar kerja baru di EWB, lalu cari function


generator di bagian Instruments
2. Atur frekuensi 1KHz, amplitude 5V, duty cycle 50%,
dan keluaran sinyal sinusoidal. Amplitude menunjukkan
nilai tegangan maksimum dari sinyal.
3. Hubungkan probe function generator dengan voltmeter.
Catat keluaran pengukuran yang terlihat pada
multimeter.

2
Laporan Praktikum – Labotarium Dasar Elektronika - ITERA
RI IAB VCD VCD
IAB pengkuran
(Ω) perhitungan pengukuran perhitungan

2.2 1,353 mA  1,351 mA 2,024 V  2,024 V 

4.7  806,9 µV 806,6 µV  1,207 V 1,207 V 

1  2,003mA 2,004 mA  2,997 V 22,998 V 

Tabel 1 diatas berdasarkan dari pembuktian


menggunakan software Electronics Workbench dan
pengerjaan manual dari rumus analisis mesh.
Saat tegangan V1 aktif :
1. Beri tegangan DC pada V1 sebesar 12V Rangkaian R2 bernilai 2,2 kOhm kOhm di dapatkan data
2. Hubung singkatkan V2 PENGENALAN dari pengukuran IAB Sebesar 1,353 mA. Sedangkan
INSTRUMENTASI LABORATORIUM 24 untuk perhitungan 1,351 mA. Pada pengukuran VCD
3. Ukurlah I4 menggunakan multimeter, catat hasil diperoleh nilai 2,024 V dan perhitungan yang sama dari
pengukuran. VCD juga menhasilkan nilai 2,024 V.
4. Ukur tegangan VAB dengan multimeter, catat hasil
pengukuran. Selanjutnya, pada rangkaian R1 dengan nilai yang
terpasang adalah 1kOhm dan diperoleh data pengukuran
Saat tegangan V2 aktif : sebesar 2,003 mA. Dengan data perhitungan 2,004 mA.
1. Beri tegangan DC pada V2 sebesar 6V
2. Hubung singkatkan V1 Jadi dari data tersebut diperoleh kesimpulan bahwa
3. Ukurlah I4 menggunakan multimeter, catat hasil semakin besar suatu hambatan disebuah rangkaian, maka
pengukuran dari itu semakin kecil pula nilai arus dan tegangannya.
4. Ukur tegangan VAB menggunakan multimeter, catat
hasil pengukuran 2. Pengukuran Tegangan AC Dengan Multimeter dan
Osiloskop
Saat tegangan V1 dan V2 aktif :
1. Beri tegangan DC pada V1 sebesar 12V Osiloskop
Frekuensi
Multimeter
(KHz)
2. Beri tegangan DC pada V2 sebesar 6V Vpp Vmax Veff

3. Ukurlah I4 menggunakan multimeter, catat hasil 1 123,8 µV 10 V 5V 7,072 V


pengukuran
2 123,8 µV 10 V 5V 7,072 V
4. Ukur tegangan VAB menggunakan multimeter, catat
3 123,8 µV 10 V 5V 7,072 V
hasil pengukuran
4 123,8 µV 10 V 5V 7,072 V

5 -123,8 µV 10 V 5V 7,072 V
HASIL DAN ANALISIS
1. Pengukuran Arus dan Tegangan DC
Tabel diatas adalah hasil table untuk mencari nilai dari sebuah
alat ukur multimeter menggunakan software EWB kemudian

2
Laporan Praktikum – Labotarium Dasar Elektronika - ITERA
mencari nilai dari osiloskop, data nilai dari frekuensinya yaitu mA

1,2,3,4, dan 5kHz. Dan didapatkan suatu hasil dari data On Off  2,340 mA  7,321 V

tersebut dari Vpp, Vmax, dan Veff yang konstan dalam


frekuensi yang bernilai 10 V, 5 V, dam 7,072 V.
Dilihat dari table diatas bahwasanya Ketika V1 off kemudian
Kesimpulannya dari data percobaan yang di lakukan
V2 on akibatnya nilai yang dihasilkan kecil sebab tidak
bahwasanya nilai dari sebuah frekuensi tidak akan adanya input suatu tegangan di V1 on dan V2 off maka
diperoleh sebuah nilai yang memiliki tegangan yang tinggi
mempengaruhi nilai dari Vpp, Vmax, dan Veff.
alasannya yaitu karena memperoleh input dari V1.

3. Pengukuran Frekuensi
6. Teorema Substitutsi
V1(V) V2(V) I2(mA) I4(mA) VAB(V)
Frekuensi Frekuensi osiloskop
Periode (s)
generator (Hz) (Hz) On Off 0.9955 2.340 7.321

100 0,01 100 On On 0.9956 2.339 7.321

200 0,05 200

250 0,04 250


Pada tabel ke 6 diatas dapat diketahui apabila mengganti
rangkaian resistor dengan menggunakan rangkaian sumber
Dari tabel di atas diketahui bahwa hasil dari mencari nilai tegangan di posisi sama dengan nilai tegangannya juga
periode dan frekuensi osiloskop di dapatkan hasil dengan nilai
sesuai dengan nilai dari tegangan di saat rangkaian resistor
periode yaitu 00,1, 00,5, dan 00,4. Serta nilai frekuensi
osiloskop adalah 100, 200, dan 250. yang terpasang, maka data yang diperoleh yakni bernilai I2
dan I4 dan VAB sama.
4. Pengukuran Beda Fasa
C(pF) ∆T(s) T(s) φᵒ KESIMPULAN

10  10^-6 5x10^-6 720 Dari analisa dan kesimpulan dari praktikum modul 1 ini,
diketahui bahwa semua rangkaian yang telah di ukur dan
100  10^-6  5x10^-6  720
diperhitungkan bernilai sama antara software EWB dengan
di perhitungkan secara matematis. Kemudian penggunaan
Pada tabel di atas dapat dimengerti bahwa adalah pengukuran alat ukur multimeter dan osiloskop memberikan hasil bahwa
dengan beda fasa dalam metode osiloskop dua trace yang
sebuah frekuensi tidak akan mempengaruhi gelombang dari
dimana mendapatkan hasil yang sama pada setiap percobaan
dari ∆T(s), T(s), dan φᵒ yang nilainya sebesar 5x10 -6 adalah alat ukur osiloskop. Pada pengukuran frekuensi meiliki hasil
72° .
yang dipengaruhi dari nilai periode gelombang. Dari
teorema superposisi dan tegangan diketahui bahwa bisa saja
5. Teorema Superposisi dipengaruhi dari posisi teorema rangakaian. Apabila
teorema subtansi menunjukkan sebuah rangkaian resistor
V1 V2 I4 VAB
dengan sumbernya akan memiliki nilai yang sama.
On On  2,886 mA 6,228 V

Off On  0,5463  1,093 V BIOGRAFI PENULIS

2
Laporan Praktikum – Labotarium Dasar Elektronika - ITERA
Perkenalkan nama saya Muhmmad Jannathias Omali
Prawana berusia 18 tahun yang berkelahiran di Pangkalan
Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Saya merupakan
anak ketiga dari 4 bersaudara, sekarang saya melanjutkan
Pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri Institut Teknologi
Sumatera (ITERA) yang sedang mengambil program studi
S1 Teknik Telekomunikasi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] U. Nurfauzia, Analisis Rangkaian, 2012.


[2] I. G. Rasagama, Pengembangan Modul Praktikum
Osiloskop Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Arus Bolak-Balik Mahasiswa, 2019.
[3] D. Arifianto, Kumpulan Rangkaian Elektronika
Sederhana, Cianjur: PT Kawan Pustaka, 2011.
[4] Sudaryanto, Rangkaian Listrik, 2002.
[5] Sudirman, Analisis Rangkaian Listrik, 2002.
[6] R. Heryanto, Pengukuran Dan Analisa Data Kalibrasi
Voltmeter, Jakarta, 2016.
[7] B. Sembodo, Ampere Meter DC Menggunakan ADC,
Surabaya, 2011.
[8] Sumarna, Listrik Arus Searah, 2008.
[9] M. Nya Daniaty Malau, Fisika Gelombang Dan
Praktikum, 2018.
[10] S. S. M. Eng.Sc, Kuliah Gelombang, 2013.

LAMPIRAN

1. Pengukuran tegangan dengan arus DC


 R = 2,2 kOhm, R = 4,7 kOhm, dan R = 1 kOhm

2
Laporan Praktikum – Labotarium Dasar Elektronika - ITERA
2. Pengukuran arus dan tegangan DC dengan multimeter
dan Osiloskop.
 Frekuensi 1kHz
 Frekuensi
5kHz

 F
rekuensi 2kHz

 Frekuensi 3kHz

 Frekuensi 4kHz

2
Laporan Praktikum – Labotarium Dasar Elektronika - ITERA
3. Pengukuran Frekuensi
 Frekuensi Generator= 100 Hz

 Frekuensi Generator= 200 Hz

4. Pengukuran Beda Fasa


 C= 10 pF

 Frekuensi Generator= 250 Hz

  C= 100 pF

2
Laporan Praktikum – Labotarium Dasar Elektronika - ITERA
6. Teorema Substitusi
 V1 on dan V2 off

 V1 on dan V2 on

5. Teorema Superposisi
 V1 dan V2 on, V2 on, V1 on

2
Laporan Praktikum – Labotarium Dasar Elektronika - ITERA

Anda mungkin juga menyukai