Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRATIKUM INSTRUMEN DAN KONTROL BIOSISTEM

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Instrument dan Kontrol Biosistem

Oleh

Nama : Khairin Anisa

Nim : 211710201121

Kelas : TEP-A

Acara : I (Pengenalan beberapa alat ukur dan konponen


elektronik)

Asisten : Achmad Ivo Joan Pamungkas

LABORATARIUM ENERGI, OTOMATIS DAN INSTRUMENTASI


PERTANIAN
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses pengukuran dalam system tenaga listrik merupakan salah satu prosedur
standar yang harus dilakukan, karena melalui pengukuran akan diperoleh besaran-
besaran yang diperlukan, baik untuk pengambilan keputusan dan instrument kontrol
maupun hasil yang diinginkan oleh seseorang user. Pengukuran merupakan factor
yang penting dalam pekerjaan elektronika, salah satu alat ukur dalam instrument
adalah alat yang dipakai tidak boleh menghambat system atau variable yang diukur.

Elektronika dasar merupakan ilmu yang akan melakukan beberapa


eksperimen mengenai kelistrikan. Dalam melakukan eksperimen diperlukan
pengukuran dan alat yang digunakan di dalam pengukuran yang disebut alat ukur.
Sebelum melakukan pengukuran, hal pertama yang harus diketahui adalah nama alat
ukur, komponen-komponennya, lalu bagaimana cara menggunkannya. Alat ukur
listrik yaitu peralatan yang memungkinkan untuk mengamati besaran-besaran listrik,
elektronika perlu dipelajari agar dalam pemakaian tidak terjadi kesalahan.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pratikum ini yaitu :
1. Untuk menegetahui prinsip kerja alat ukur tegangan
2. Untuk mengetahui sifat konduktor papan projek (Project board)
3. Untuk mengetahui cara pembasaan kode warna resistor
4. Untuk mengukur tahanan, arus dan tahanan
5. Untuk mempelajari sifat sensor cahaya dan temperature.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pengukuran

Pengukuran adalah Kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran


lain yang telat ditetapkan sebagai standar pengukuran. Alat bantu dalam proses
pengukuran disebut alat ukur. Alat ukur dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak
misalnya alat ukur panjang, alat ukur massa, alat ukur waktu, dan alat ukur suhu, dll
(Sasmito,2010).
Salah satu syarat alat ukur dalam instrument adalah alat yang dipakai tidak
boleh menghambat system atau variable yang diukur. Untuk memenuhi syarat ini
diperlukan instrument yang sempurna dalam segala hal,
Beberapa alat ukur tersebut yaitu :
1. Amperemeter
Amperemeter adalah alat untuk mengukur arus listrik pada suatu
rangkaian. Amperemeter harus dipasang seri dalam suatu rangkaian,
arus listrik yang melewati hambatan R adalah sama dengan arus listrik
yang mlewati amperemeter tersebut. Idealnya, suatu amperemeter
harus memiliki hambatan yang sangat kecil agar berkurangnya arus
listrik dalam rangkaian juga sangat kecil. (Manurung dan Sinambela,
2018).
2. Voltmeter
Voltmeter adalah alat untuk mengukur tegangan listrik pada suatu
rangkaian. Alat ini biasanya menjadi satu dalam multi tester atau
avometer. Voltmeter dapat digunakan untuk mengukur tegangan AC
maupun DC dan dipasang secra parallel terhadap rangkaian yang akan
diukur . (Hernita, 2014).
3. Ohmmeter
Ohmmeter adalah alat untuk mengukur hambatan listrik. Pada
dasarnya, ohmmeter adalah sebuah galvanometer yang dilengkapi
dengan shunt dan dihubungkan seri dengan sebuah baterai, sehingga
ketika kedua ujung terminalnya dihubungkan dengan suatu hambatan
akan mengalir arus dari baterai kehambatan yang diukur itu, kemudian
masuk ke galvanometer yang sudah dilengkapi shunt sehingga
berfungsi sebagai amperemeter. Kuat arus yang melalui amperemeter
itu nilainya dikalibrasi menjadi nilai hambatan yang diakur. Prinsip
untuk mengunakan ohmmeter untuk memeriksa ada atau tidak adanya
kontak listrik antara dua ujung kabel, antara dua bagian yang
disambungkan untuk memeriksa aapakah sebuah lampu sudah putus
filamennya atau belum dan sebagainya. (Sutrisno, 2004)
4. Multimeter
Multimeter merupakan alat ukur yang paling banyak dipergunakan
oleh para praktisi, habits dan orang yang bekerja dengan rangkaian
listrik seperti : hambatan, arus dan tegangan. Karena dirancang untuk
mengukur tiga besaran tersebut, maka multimeter sering disebut AVO
meter(Amper Volt Ohm). (Sri Wahyuni, 2008 : 65).
5. Multimeter Digintal
Multimeter Digital hampir sama fungsinya dengan multimeter analog
tetapimultimeter digital menggunakan tampilan angka digital.
Multimeter digital pembacaan pengukuran besaran listrik yang lebih
tepat jika dibanding dengan multimeter analog,sehingga multimeter
digital dikhususkan untuk mengukur suatu besaran nilai tertentudari
sebuah komponen secara mendetail sesuai dengan besaran yang
diinginkan(Nilsson, James W. 1996)
6. Resistor
Resistor (hambatan atau tahanan) adalah komponen dasar elektronika
yang dibuat untuk menghambat aliran arus listrik. Sebuah resistor
dapat didesain sedemikian rupa sehingga dapat mempunyai nilai
hambatan tertentu. Berdasarkan nilai hambatannya, resistor dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu resistor tetap (yang mempunyai
nilai hambatan tertentu/tetap) dan resistor variabel (resistor yang nilai
hambatannya dapat diubah-ubah/diatur). Resistor juga dapat
dikelompokkan berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu resistor lilitan
kawat dan resistor karbon. Resistor lilitan kawat digunakan untuk
berbagai keperluan yang membutuhkan akurasi cukup tinggi dan
peralatan yang menggunakan variasi arus yang besar, sedangkan
resistor karbon merupakan resistor yang paling banyak beredar di
pasaran. Resistor karbon mempunyai nilai hambatan yang tetap karena
itu disebut juga resistor tetap (Suryatim, 1998).
7. Fotoresistor
Fotoresistor adalah detektor yang berguna untuk penerapan kecepatan
tanggap rendah dan menengah. Kecepatan tanggap fotoresistor tidak
tinggi dan memerlukan waktu beberapa puluh milidetik untuk
mencapai tahanan yang baru bila intensitas cahaya diubah secara
mendadak. Fotoresistor juga disebut LDR (light dependent resistor).
Besar tahanan fotoresistor dalam keadaan gelap mencapai jutaan ohm
dan turun sampai beberapa ratus ohm dalam keadaan terang.
Fotoresistor dapat digunakan dalam suatu jaringan kerja pembagi
potensial yang menyebabkan terjadinya perubahan tegangan kalau
sinar yang datang berubah intensitasnya. (widodo, edi catur dkk.2003.)
8. Thermistor
Thermistor adalah komponen elektronika yang nilai resistansinya
dipengaruhi oleh Suhu. Thermistor yang merupakan singkatan dari
Thermal Resistor ini pada dasarnya terdiri dari 2 jenis yaitu PTC
(Positive Temperature Coefficient) yang nilai resistansinya akan
meningkat tinggi ketika suhunya tinggi dan NTC (Negative
Temperature Coefficient) yang nilai resistansinya menurun ketika
suhunya meningkat tinggi.
Thermistor yang dapat mengubah energi listrik menjadi hambatan ini
terbuat dari bahan keramik semikonduktor seperti Kobalt, Mangan
atau Nikel Oksida yang dilapisi dengan kaca.(Nugroho, Atmoko dkk.
2019)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 PEMBACAAN DAN PENGUKURAN RESISTOR
Hasil yang didapatkan dari pengukuran sbb :
No. Warna Resistor Pembacaan kode warna(Ω) Pengukuran (Ω)
1. MMJE 220005% 220.00
2. CHKE 150005% 150.00
3. KUKE 470005% 470.00

Resistor
5000000%
4000000%
3000000%
2000000%
1000000% Resistor
0%

123

Diagram pengukuran resistor


Pada hasil diatas dapat dilihat 3 warna resistor yang berbeda yaitu MMJE,
CHKE, dan KUKE. Dapat dilihat hasil diagram bahwa nilai tertinggi terdapat
pada warna resistor KUKE dengan hasil pengukuran 470,00 dan nilai terendah
terdapat pada warna resistor CHKE dengan hasil pengukuran 150,00.
Perbedaan hasil resistor terjadi karena terdapat perbedaan pembacaan kode
warna pada setiap masing-masing resistor.
3.2 PEMBACAAN DAN PENGUKURAN RANGKAIAN SERI
Hasil yang didapatkan dari pengukuran sbb :
No. Warna Resistor Teori Pengukuran
1. CHKE + KUKE 100.0005%+470.0005%=570.0005% 570.01

2. CHKE + MMJE 100.0005%+22.0005%= 122.0005% 122.01

500,000

400,000

300,000
Series1
200,000 Series2

100,000

0
Resistor 1Resistor 2

Pengukuran rangkaian seri


Hasi dari pengukuran rangkaian seri diatas dapat dilihat bahwa warna
resistor CHKE + KUKE mendapatkan hasil pengukuran sebesar 570.01
dan warna resistor CHKE + MMJE hasil pengukuran sebesar 122.01. Dari
hasil pengukuran tersebut terdapat perbedaan karena pada pengukuran
terdapat perbedaan hasil pada teori warna resistor tersebut.
3.3 PEMBACAAN DAN PENGUKURAN RANGKAIAN PARALEL
Hasil yang didapatkan dari pengukuran sbb :
NO. Warna Resistor Teori Pengukuran
1. CHKE + KUKE 1/100.005% + 82.460
1/470.0005%
2. CHKE + MMJE 1/100.0005%+1/22.0005% 18.036

Ohmmeter
90,000
80,000
70,000
60,000
50,000
40,000
30,000 Ohmmeter
20,000
10,000
0

12

Pengukuran rangkaian parallel


Hasil pengukuran rangkaian parallel diatas didapatkan hasil warna resistor
CHKE + KUKE sebesar 82.460 dan hasil pengukuran CHKE + MMJE
sebesar 18.036. perbedaan hasil pengukuran disebabkan karena perbedaan
jumlah masing-masing resistornya.

3.4 PENGUKURAN ARUS DC


Hasil yang didapatkan dari pengukuran sbb :
NO. Resistor Tegangan Dc (V) Arus Teori (mA) Arus pengukuran
(mA)
1. 4700 5V 5/4700 1.06
2. 4700 9V 9/4700 1.91
3. 4700 12V 12/4700 2.55

14
12
10
8 Tegangan (V)
6
4
2 DC Amperemeter
0 (mA)

123

Pengukuran Arus DC
Pada pengukuran diatas didapatkan hasil pengukuran arus DC dengan
besar resistor 4700 dan tegangan sebesar 5 volt, 9 volt dan 12 volt dengan
hasil pengukura tertinggi pada resistor 4700 dengan tegangan 12 volt
sebesar 2,55mA dan hasil terendah pada resistor 4700 dengan 5volt
sebesar 1,06 mA. Semakin besar tegangan resistor semakin besar pula arus
DC nya.

3.5 PENGUKURAN TEGANGAN DC


Hasil yang didapatkan dari pengukuran sbb :
NO. 0 5 -12 12 Pengukuran
1. - - - - -
2. √ 0 12.0
3. 0 √ 7.00
4. 0 √ -17.0
5. 0 √ 5.00
6. 0 √ 24.0
Hasil pengukuran tegangan DC dengan generator DC 0,5,-12,dan 12
didapatkan hasil pengukuran tertinggi terdapat pada genarator DC dengan
tegangan negative pada generator -12 dan tegangan positif pada generator 12
yaitu 24.0.

3.6 KARAKTERISTIK SENSOR SUHU


NO. Vsumber 5volt 12 volt
R1 V out R out V out R out
1. 4,97 5,3691 11,9 12.315
2. 4,98 5,3723 12 12,348
3. 390 4,97 5,3538 11,9 12,302
4. 4,94 5,3235 11,8 12,221
5. 4,88 5,2565 11,6 12,019

Dari pengukuran sensor suhu dengan menggunakan resistor 390Ω dengan


batrai 5V dan 12v yang menggunkan pecobaan suhu sebesar 0,-10,2, 5,15
dan 30. Pada tegangan v Out dengan tegangan 5 volt iddapatkan hasil
tertinggi pada suhu -10 yaitu 4,98 dan tegangan 12volt didapatkan hasil
tertinggi pada suhu -10 yaitu sebesar 12. jadi semakin rendah suatu suhu
semakin tinggi hasil pengukuran yang didapatkan.
3.7 KARAKTERISTIK SENSOR CAHAYA
Hasil yang didapatkan dari pengukuran sbb :
NO. Vsumber 5volt 12 volt
R1 V out R out V out R out
1. 5 5,388 12 12,385
2. 4,96 5,3484 11,9 12,294
3. 390 4,81 5,1877 11,8 12,294
4. 4,18 4,6104 10 10,368
5. 2,81 30,278 6,74 6,9699

Pada pengukuran sensor cahaya yang menggunkan resistor sebesar 390Ω


dengan batrai 5volt dan 12 volt dimana masing-masing tegangan diukur
dengan cahaya sebesar 0,3,5,7,dan 9. Pada pengukuran V out dengan
tegangan 5 volt didapatkan hasil pengukuran tertinggi pada cahaya 0
(gelap) juga yaitu 5 v dan pada tegagan 12 volt pengukuran tertinggi pada
cahaya 0 (gelap) yaitu 12v. Dan pada pengukuran R out dengan tegangan
5volt dan 12 volt didapatkan nilai tertinggi pada cahaya gelap. Jadi
semakin gelap cahaya semakin besar hasil pengukuran yang didapatkan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN

Kesimpulan pada pratikum ini yaitu :


1. Amperemeter adalah alat untuk mengukur arus listrik pada suatu
rangkaian
2. Pada pengukuran resistor dilihat pada hasil pembacaan warna resistor
3. Pengukuran arus DC dapat dilihat bahwa Semakin besar tegangan resistor
semakin besar pula arus DC nya.
4. Pengukuran sensor suhu dapat dilihat bahwa semakin rendah suatu suhu
semakin tinggi hasil pengukuran yang didapatkan.
5. Pengukuran cahaya semakin gelap cahaya semakin besar hasil pengukuran
yang didapatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Hernita, D. 2014. Alat Ukur Listrik Tentang Voltmeter. Makalah.
Manurung, S,R.,& Sinambela, M. (2018). Perangkat pembelajaran IPA berbentuk
LKS berbasis laboratorium. Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI),
6(1), 80-87.
Nilsson, James W. 1996. Electric Circuit 5th Edition. Wesley Publishing Company
Nugroho Atmoko, dkk. 2019. Analisa metode validasi sensor suhu untuk aplikasi
internet of things. Jurnal pengembangan rekayasa dan teknologi, vol 15, No1
Sasmito, Teguh. 2010. Pengukuran, Besaran dan Satuan. Jakarta: Erlangga.
Sri Wahyuni. 2008. Alat ukur dan tingkat pengukuran Jilid 1 . Jakarta : Erlangga
Suryatim, Budi. 1998. Fisika untuk Sains dan Tekhnik. Jakarta : Erlangga
Sutrisno. 2004. Modul Listrik Dinamis. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Widodo,Edi Catur dkk.2003. Pembuatan alat pendeteksi kebakaran dengan detector
asap.Jurnal Berkala fisika Vol. 6, No 3

Anda mungkin juga menyukai