Anda di halaman 1dari 22

TUGAS AKHIR TEKNOLOGI RUMAH KACA DAN HIDROPONIK

“ NUTRISI HIDROPONIK”

Nama : Ajeng Fitria Wardani


Nim: J1B119023
Kelas : R-001
Prodi : Teknik Pertanian
• Pengaruh Nutrisi Ab Mix Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah (Amaranthus
tricolor L.) Secara Hidroponik

Hasil analisis keragaman menerangkan bahwa perlakuan pemberian nutrisi AB mix berpengaruh
nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat basah tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil data statistik perhitungan total rata-rata
tinggi tanaman bayam merah mengalami peningkatan pada perlakuan P1 (5 ml nutrisi AB mix) dengan
rata-rata 18,675 cm, lalu meningkat hingga perlakuan P3 (10 ml nutrisi AB mix) dengan rata-rata 24,2
cm berarti dosis pada perlakuan P1, P2 ,P3 berbeda nyata dengan perlakuan P0. Pada perlakuan dosis P4
(20 ml nutrisi AB mix) memberikan hasil berbeda tidak nyata, dimana pertumbuhan mengalami
penurunan dengan rata-rata sebesar 20,5 cm. Hasil rata-rata tinggi tanaman bayam merah tertinggi
terdapat pada perlakuan P3 (15 ml nutrisi AB mix/liter air) dengan rata-rata tinggi tanaman sebesar 24,2
cm, sedangkan rata-rata tinggi tanaman terendah terdapat pada perlakuan P0 (kontrol/tanpa nutrisi)
dengan rata-rata tinggi tanaman sebesar 5,65 cm.

Pertumbuhan tinggi tanaman kurang memberikan hasil pada P0 diduga karena pada perlakuan
(kontrol/tanpa nutrisi), air sebagai media pertumbuhan tanaman tidak memiliki cukup kandungan nutrisi
yang berperan sangat penting dalam pertumbuhan tanaman. Sedangkan pada dosis P4 (20 ml nutrisi AB
mix) pertumbuhan mengalami penurunan, menurunnya pertumbuhan tanaman diduga karena dosis nutrisi
yang diberikan terlalu tinggi, sehingga tidak berfungsi memacu pertumbuhan tanaman, tetapi
menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil data statistik perhitungan jumlah daun
mengalami peningkatan pada perlakuan P1 (5 ml nutrisi AB mix) dengan rata-rata 12 helai, lalu
meningkat hingga perlakuan P3(15 ml nutrisi AB mix) dengan rata-rata 13,25 helai, berarti dosis pada
perlakuan P1, P2, P3 berbeda nyata dengan perlakuan P0. Pada perlakuan dosis P4 (20 ml nutrisi AB
mix) memberikan hasil berbeda tidak nyata pada perlakuan P1, P2, P3, dimana jumlah daun mengalami
penurunan dengan ratarata 12,75 helai. Hasil jumlah daun tanaman bayam merah tertinggi terdapat pada
perlakuan P3 dengan jumlah daun sebanyak 13,25 helai, sedangkan jumlah daun terendah terdapat pada
perlakuan P0 dengan jumlah daun sebanyak 8,5 helai. Secara statistik terjadi kenaikan dan penurunan
jumlah daun pada tanaman. Adanya perbedaan jumlah daun tanaman karena adanya respon tanaman
yang berbeda terhadap pemberian dosis nutrisi.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa semakin tinggi dosis nutrisi AB
mix yang diberikan pada tanaman bayam merah maka semakin tinggi pertumbuhan tanaman dan
semakin banyak jumlah daun pada tanaman bayam merah. Namun bila dosis nutrisi melewati batas dari
kebutuhan tanaman hidroponik maka tanaman akan menunjukkan penurunan. Menurut Mas’ud (2009)
larutan yang ada pada media harus kaya akan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman sedangkan
ketersediaan hara yang rendah akan menghambat proses fisiologi tanaman. Pemberian nutrisi dalam
kadar tinggi beresiko membakar tanaman hidroponik.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil data statistik perhitungan
jumlah berat basah tanaman mengalami peningkatan pada perlakuan P1 (5 ml nutrisi AB
mix) dengan rata-rata sebesar 9,575 gr, meningkat lagi pada perlakuan P3 (15 ml nutrisi AB
mix) dengan rata-rata sebesar 18,825 gr. Perlakuan P1 dan P3 berpengaruh nyata dengan
perlakuan P0 (Kontrol/tanpa perlakuan). Pada perlakuan dosis P4 (20 ml nutrisi AB mix)
memberikan hasil berbeda tidak nyata pada P1 (5 ml nutrisi AB mix), P2 ( 10 ml nutrisi AB
mix/liter air), P3 ( 15 ml nutrisi AB mix/liter air). Hasil berat basah tanaman bayam merah
(Amaranthus tricolor L.) nilai tertinggi terdapat pada perlakuan P3 dengan berat basah
sebesar 18,825 gr, sedangkan berat basah tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L.)
nilai terendah terdapat pada perlakuan P0 (Kontrol/tanpa perlakuan) dengan berat basah
sebesar 0,375 gr. Berat basah tanaman bayam merah (Amaranthus tricolor L.)

Pertumbuhan berat basah tidak memberikan hasil pada P0 diduga karena pada
perlakuan (kontrol/tanpa nutrisi). Air sebagai media pertumbuhan tanaman tidak cukup
memiliki kandungan nutrisi yang berperan sangat penting dalam pertumbuhan tanaman,
sedangkan pada dosis P4 (12,52) pertumbuhan tanaman bayam merah mengalami
penurunan, menurunnya pertumbuhan tanaman bayam diduga karena dosis nutrisi yang
diberikan terlalu tinggi akibatnya nutrisi tersebut tidak berfungsi untuk memacu
pertumbuhan tanaman tetapi menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat.
• PENGARUH KOMPOSISI NUTRISI HIDROPONIK DAN VARIETAS TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCHOY (Brassica chinensis L.) YANG
DITANAM SECARA HIDROPONIK

1. Panjang Tanaman
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi nyata antara perlakuan dari nutrisi
hidroponik dengan dua jenis tanaman pakchoy (Tabel 1), terhadap parameter pengamatan panjang tanaman
pada semua umur pengamatan.

Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan beberapa nutrisi hidroponik terhadap panjang tanaman
pakchoy tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada semua umur pengamatan. Penambahan panjang
tanaman dari dua jenis tanaman pakchoy menunjukkan tidak berbeda nyata pada umur 14 dan 20 hari
setelah tanam, tetapi pada umur 26, 32 dan 38 hari setelah tanam menunjukkan perbedaan yang sangat
nyata terhadap parameter panjang tanaman.
Berdasarkan kenyataan tersebut, hal ini diduga disebabkan karena nutrisi hidroponik yang digunakan
dalam penelitian memiliki unsur hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman (Prihmantoro dan Y. Indriani,
2002).

2. Luas Daun (cm2)


Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi nyata antara perlakuan hidroponik
dengan dua jenis tanaman pakchoy (Tabel 2), terhadap parameter pengamatan luas daun pada akhir
pengamatan umur 38 hari setelah tanam (HST).

Tabel 2 menunjukkan bahwa pertumnbuhan luas daun pada perlakuan dua jenis tanaman pakchoy
menunjukkan pengaruh yang sangat nyata pada umur 38 hari setelah tanam. Perlakuan nutrisi hidroponik N3
yang terdiri dari unsur ZA+SP36 + KCl + POC NASA memberikan hasil luas daun per tanaman pakchoy
terluas, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan yang lainnya
3. Diameter Batang (mm)
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi nyata antara perlakuan dari nutrisi
hidroponik dengan dua jenis tanaman pakchoy (Tabel 3), terhadap parameter pengamatan diameter batang
tanaman pada umur 38 hari setelah tanam (HST)

Tabel 3 menunjukkan hasil pengamatan diatas bahwa keberhasilan dalam perlakuan nutrisi hidroponik
pada 2 jenis pakchoy karena adanya pengaruh unsur N, P dan K yang tinggi dan zat pengatur tumbuh,
sehingga terjadi pertumbuhan tanaman diantaranya meliputi panjang tanaman, luas daun, diameter batang dan
berat basah tanaman yang seimbang. Zat pengatur tumbuh berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman bagi kelangsungan hidup tanaman. Zat penagtur tumbuh disebut juga sebagai hormon pertumbuhan.
Parnata (2004) menjelaskan bahwa zat pengatur tumbuh pada tanaman didefinisikan sebagai senyawa organik
bukan hara, yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan merubah proses fisiologi tanaman.
4. Berat basah Tanaman (Gr)
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi nyata antara perlakuan nutrisi hidroponik
dengan dua jenis tanaman pakchoy (Tabel 4) terhadap parameter pengamatan berat basah tanaman pada akhir
pengamatan umur 38 hari setelah tanam (HST).

Tabel 4 menunjukkan bahwa akibat dari perlakuan beberapa nutrisi hidroponik dengan dua jenis tanaman
pakchoy yaitu pakchoy hijau dan pakchoy putih pada perlakuan nutrisi hidroponik N4 yang berasal dari Super
NASA menunjukkan hasil berat basah tanaman lebih besar, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan yang
lainnya seperti N1 = nutrisi dari Lab. Ilmu Tanah UPN, N2 = ZA + SP36 + KCl + Gandasil D, N3 = ZA + SP36 +
KCl + POC NASA. Sedangkan tanaman pakchoy P1 yaitu pakchoy hijau menghasilkan berat basah lebih rendah
dan berbeda sangat nyata dengan P2 yaitu pakchoy putih. Tanaman selama masa pertumbuhan dan perkembangan
memerlukan unsur N, P dan K. Unsur tersebut sangat berperan dalam membantu pertumbuhan tanaman, diduga
karena unsur N, P dan K dapat menyediakan kebutuhan tanaman akan unsur hara, sehingga kebutuhan fotosintesa
tanaman menjadi lebih sempurna.
• PENGARUH BERBAGAI JENIS MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI NUTRISI
LARUTAN HIDROPONIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN MENTIMUN
JEPANG (Cucumis sativus L.)
Penelitian ini dilakukan secara hidroponik dengan teknik wick system dimana tanaman mentimun jepang
(Cucumis sativus L.) ditanam dengan menggunakan media arang sekam, limbah jamur dan cocepeat, serta kain
flanel sebagai sumbu sementara larutan nutrisi hidroponik sebagai sumber nutrisi. Pada kondisi ini akar tanaman
tergenang air yang bercampur dengan larutan nutrisi hidroponik. Nutrisi yang digunakan sebagai perlakuan adalah
nutrisi hidroponik AB MIX dengan 3 tingkat konsentrasi, yaitu penggunaan konsentrasi 0 ml (K0) konsentrasi 2
ml (K1), konsentrasi 4 ml (K2), dan konsentrasi 6 ml (K3).

 Hasil uji BNT α(0.05) menunjukkan bahwa pertambahan tinggi tanaman pada perlakuan M1K3 yang
tertinggi dengan nilai rata-rata 105.50 cm dan sangat nyata dengan perlakuan M1K0, M1K2, M3K0, M4K0,
M5K0 dan M5K1 dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan M1K1, M2K0, M2K1, M2K2, M2K3, M3K1,
M3K2, M3K3, M4K1, M4K2, M4K3, M5K2 dan M5K3. Berdasarkan penelitian yang di lakukan bahwa
kombinasi terbaik terdapat pada M1K3 adalah kombinasi menggunakan media arang sekam dan konsetrasi 6
ml, menghasilkan tanaman paling tinggi dengan rata-rata 105.50 cm hal ini terjadi karena pengaruh media
tanam yaitu arang sekam yang mampu menyimpan unsur hara dengan baik dan berpengaruh baik pada
perkembangan fegetatif awal pertumbuhan tanaman dan juga di pengaruhi oleh baiknya nutrisi yang di
gunakan. Sedangkan tanaman yang menghasilkan tinggi tanaman yang terendah M4K0 adalah kombinasi
media arang sekam + limbah Jamur tiram 1:1 dan tanpa menggunakan nutrisi, dengan nilai rata-rata 0. hal ini
disebabkan oleh porositas media yang lebih kecil di bandingkan media lainnya sehingga menjadikan media
lebih padat dan hal ini di karenakan tidak adanya asupan nutrisi yang di berikan pada konsentrasi 0 ml
melainkan hanya menggunakan air sebagai nutrisi untuk di serap oleh akar tanaman tersebu.
 Berdasarkan hasil uji BNT α (0.05) menunjukkan bahwa pada pertambahan jumlah daun (helai) pada
perlakuan M4K3 yang tertinggi dan sangat nyata dengan perlakuan. Perlakuan M4K3 memberikan jumlah daun
terbanyak. Hal ini karena adanya nitrogen yang dapat mempercepat proses fotosintesis sehingga pembentukan
organ daun menjadi lebih cepat. Menurut Munifatul (2014) pembentukan daun oleh tanaman sangat
dipengaruhi oleh ketersedian unsur hara nitrogen dan fosfor pada medium dan yang tersedia bagi tanaman.
Kedua unsur ini berperan dalam pembentukan sel-sel baru dan komponen utama penyusun senyawa organik
dalam tanaman seperti asam amino, asam nukleat, klorofil, ADP dan ATP. Nitrogen merupakan unsur hara
makro esensial yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar. Nitrogen berfungsi sebagai pembentuk khlorofil
yang berperan penting dalam proses fotosintesis, juga sebagai pembentuk protein, lemak dan berbagai
persenyawaan organik lainnya. Semakin tinggi pemberian nitrogen (sampai batas optimumnya) maka jumlah
khlorofil yang terbentuk akan meningkat. Meningkatnya jumlah khlorofil mengakibatkan laju fotosintesis pun
akan meningkat sehingga pertumbuhan tanaman lebih cepat dan maksimum (Lingga, 2014). Dan Menurut
Handoyo (2007) peranan utama nitrogen bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara
keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun, sehingga apabila digunakan dalam jumlah yang optimal
maka akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.

 Hasil pengamatan menujukkan bahwa panjang daun terbaik terdapat pada perlakuan M1K3 dengan nilai
rata-rata 8.28 cm dan sangat berbeda nyata dengan perlakuan M1K0, M1K2, M2K0, M3K0, M3K2, M4K0,
M5K0 dan M5K1, dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan M1K1, M2K1, M2K2, M2K3, M3K1, M3K3,
M4K1, M4K2, M4K3,M5K2 dan M5K3. Kombinasi terendah terdapat pada M4K0 dengan menggunakan
kombinasi media arang sekam dan limbah jamur dengan nilai rata-rata 0 helai dengan tanpa penggunaan nutrisi
0 ml.
pada perlakuan M1K3 arang sekam (8.28 cm) dengan menggunakan konsentrasi nutrisi 6 ml, hal ini terjadi
karena arang sekam yang memiliki porositas yang optimal sehingga sangat baik untuk pertumbuhan awal
tanaman dengan tekstur halus mempunyai ruang pori-pori kecil, dan di bantu dengan adanya media dari
limbah jamur yang mampu membantu penyerapan air menggunakan akar tanaman mentimun jepang (Cucumis
sativus L.). Sedangkan panjang daun yang terpendek terdapat pada M4K0 (0 cm) dengan penggunaan 0 ml
konsentrasi nutrisi hal ini di duga karena
nutrisi tidak terserap baik oleh tanaman, karena pada saat penyiraman pada media kombinasi arang sekam dan
limbah jamur nutrisi tergenang terlebih dahulu di karenakan nutrisi susah menyerap karena pori-pori terlalu
kecil sehingga nutrisi susah turun ke penyimpanan nutrisi dan media limbah jamur sangat lembab dan sangat
padat aibatnya terjadilah pembusukan akar sehingga akar tidak menyerap nutrisi dengan maksimal.

 Hasil uji BNT α(0.05) menunjukkan bahwa pertambahan lebar daun (helai) tertinggi pada perlakuan
M2K1 dengan nilai rata-rata 7.41 cm, dan sangat nyata dengan perlakuan M1K0, M2K0, M3K0, M4K0,
M5K0, dan M5K1 dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan M1K1, M1K2, M1K3, M2K2, M2K3, M3K1,
M3K2, M3K3, M4K1, M4K2, M4K3 M5K2 dan M5K3. Berdasarkan penelitian yang di lakukan bahwa
kombinasi yang terbaik terdapat pada kombinasi M2K1 media Cocopeat dengan menggunakan konsentrasi 4
ml larutan nutrisi, sedangkan kombinasi terendah terdapat pada M4K0 dengan menggunakan kombinasi media
arang sekam dan limbah jamur 1:1 dengan nilai rata-rata 0 cm dengan tanpa penggunaan nutrisi 0 ml.
Pertambahan lebar daun yang terbaik yaitu pada perlakuan M2K1 (cocopeat) dengan menggunakan konsentrasi
nutrisi 2 ml dengan nilai 7.41 cm, hal ini terjadi karena Unsur hara yang terkandung oleh cocopeat yaitu unsur
hara makro dan mikro yang terdapat pada serbuk sabuk kelapa (cocopeat) anatara lain Kalium (K), Fosfor (P),
Calsium (Ca), Magnesium (Mg), Natrium (Na), namun dari sekian banyaknya kandungan unsur hara yang
dimiliki cocopeat.
Unsur hara makro yaitu nutrien yang dibutuhkan dalam jumlah banyak dan unsur mikro yaitu nutrien yang
dibutukan dalam jumlah sedikit cocopeat juga mampunu menyerap air yang banyak. Sedangkan panjang daun
yang terpendek terdapat pada M4K0 dengan nilai rat-rata 0 cm dengan penggunaan 0 ml konsentrasi nutrisi
hal ini di duga karena nutrisi tidak terserap baik oleh tanaman, karena pada saat penyiraman pada media
kombinasi arang sekam dan limbah jamur nutrisi tergenang terlebih dahulu di karenakan nutrisi susah
menyerap karena pori-pori terlalu kecil sehingga nutrisi susah turun ke penyimpanan nutrisi dan media limbah
jamur sangat lembab dan sangat padat aibatnya terjadilah pembusukan akar sehingga akar tidak menyerap
nutrisi dengan maksimal.

• KOMPOSISI NUTRISI DAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN


HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) SISTEM HIDROPONIK
1. Jumlah Daun
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media dan nutrisi memberikan hasil
yang berbeda nyata pada umur pengamatan 18 dan 35 hst dan tidak berbeda nyata pada umur
pengamatan 9 dan 27 hst (Tabel 1).
2. Luas Daun
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media dan nutrisi memberikan hasil
yang berbeda nyata pada umur pengamatan 9 dan 35 hst dan pada umur 18 dan 27 hst tidak memberikan
pengaruh yang nyata (Tabel 2).
3. Bobot Segar Total Per Tanaman
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media dan nutrisi memberikan hasil
yang berbeda nyata pada umur pengamatan 9, 18 dan 27 hst dan pada umur 35 hst tidak memberikan
pengaruh yang nyata (Tabel 3).
4. Bobot Segar Konsumsi per Tanaman
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media dan nutrisi memberikan hasil
yang berbeda nyata pada umur pengamatan 9, 18, 27 hst dan pada umur pengamatan 35 hst tidak
memberikan pengaruh yang nyata (Tabel 4).

5. Bobot Kering Total per Tanaman


Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media dan nutrisi memberikan hasil
yang berbeda nyata pada umur pengamatan 18, 27 dan 35 hst dan pada umur pengamatan 9 hst tidak
memberikan pengaruh yang nyata (Tabel 5).

6. Indeks Panen
Rerata Indeks Panen tanaman pakcoy akibat perlakuan komposisi media dan nutrisi disajikan pada
(Tabel 6). Nutrisi NPK dan Gandasil D menunjukkan Indeks Panen paling tinggi dibandingkan dengan
perlakuan lain.

Perlakuan komposisi media dan nutrisi memberikan hasil yang berbeda nyata pada tanaman pakcoy
terhadap semua parameter pertumbuhan pakcoy. Parameter jumlah daun pada umur pengamatan 18 dan 35 hst,
luas daun pada umur pengamatan 9 dan 35 hst, bobot segar total tanaman dan bobot segar konsumsi pada umur
pengamatan 9, 18 dan 27 hst, dan bobot kering pada semua umur pengamatan. Perlakuan komposisi media dan
nutrisi memberikan hasil yang berbeda nyata pada tanaman pakcoy terhadap hasil produksi pakcoy dengan
sistem hidroponik. Komposisi media pasir dengan nutrisi NPK dan Gandasil D mampu memberikan hasil
terbaik untuk pada parameter pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy sistem hidroponik.
• BUDIDAYA CABAI RAWIT (capsicum frutescens) SISTEM HIDROPONIK SUBSTRAT DENGAN
VARIASI MEDIA DAN NUTRISI

1. Tinggi Tanaman
Berdasarkan gambar 1 menunjukkan Perlakuan serat batang aren berbeda nyata dengan substrat kontrol arang
sekam dan substrat yang lainnya.

Tinggi cabai di media serat batang aren menunjukan terendah karena serat batang aren mempunyai nilai bulk
density terendah yaitu 0,095 g/cm3. Berarti kerapatan lindak yang rendah. Kerapatan lindak rendah menunjukan
bahwa substrat longgar atau tidak padat sehingga daya topang ke tanaman lemah. Serat batang aren mempunyai
nilai kapasitas menahan air tinggi sebesar 94,06%. Kapasitas menahan air tinggi memungkinkan media menjadi
jenuh air yang berakibat pada kadar oksigen rendah. Dalam kondisi demikian, tanaman melakukan fermentasi,
mengakibatkan akar tanaman busuk.
2. Jumlah Daun
Substrat dan nutrisi berpengaruh nyata terhadap jumlah daun cabai. Interaksi antara perlakuan substrat dan
nutrisi terhadap jumlah daun tidak terjadi (gambar 2). Jumlah daun paling banyak diperoleh pada media arang
sekam (578 helai), sedangkan paling sedikit diperoleh pada media serat batang aren (195 helai). Serat batang aren
dan sekam kukus berbeda nyata dengan substrat kontrol (arang sekam) dan memberikan hasil terendah
dibandingkan substrat lain.
3. Jumlah Ketiak Cabang
Interaksi antara substrat dan nutrisi terhadap jumlah ketiak cabang tidak terjadi (gambar 4). Jumlah
ketiak cabang dapat dijadikan salah satu indikator dalam memprediksi jumlah bunga cabai yang muncul.
Jumlah ketiak cabang mempunyai korelasi dengan jumlah bunga dan juga secara tidak langsung
berkorelasi juga dengan jumlah buah. Ketersediaan unsur hara menyebabkan pertumbuhan tanaman
menjadi lebih baik dan lebih mudah dalam menyerap unsur hara sehingga cabai akan membentuk
cabangcabang baru dengan baik. Selanjutnya perbaikan dalam penyerapan nutrisi akan mendukung
proses metabolisme sehingga tanaman akan aktif membentuk cabang-cabang baru.
4. Jumlah Bunga
Substrat berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga cabai sedangkan perlakuan nutrisi tidak berpengaruh
nyata (gambar 6). Interaksi antara perlakuan substrat dan nutrisi terhadap jumlah bunga cabai tidak nyata.
Jumlah bunga berkorelasi positif dengan ketiak cabang, namun pada semua substrat jumlah bunga lebih sedikit
dibandingkan jumlah ketiak cabang. Hal ini dikarenakan kuncup bunga cabai sudah mengalami kerontokan
sebelum mengalami penyerbukan dan pembuahan. Berdasarkan pengamatan kondisi lingkungan, suhu di screen
house pada siang hari bisa mencapai 39oc, mengakibatkan bunga cabai banyak rontok. Godawatte dan Silva
(2014) menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan tanaman jelek saat dibudidayakan pada suhu
lingkungan melebihi suhu optimum untuk proses fisiologis.
5. Volume Akar
Fungsi utama akar bagi tanaman adalah alat pertautan tanaman ke tanah, alat penyalur larutan nutrisi dari
tempat sarapan ke organ lain tanaman. Substrat berpengaruh nyata terhadap volume akar sedangkan perlakuan
nutrisi tidak berpengaruh nyata (gambar 7). Interaksi antara perlakuan substrat dan nutrisi terhadap volume akar
cabai tidak nyata. Cabai mampu menghasilkan asimilat tinggi apabila asupan hara dan mineral yang dibutuhkan
tersedia dengan optimal. Suplai hara dan mineral akan bergantung kepada kemampuan akar untuk menyerap
hara. Kapasitas serapan akar tinggi ditandai dengan volume akar yang tinggi
6. Berat Kering Tajuk
Berat kering tanaman mencerminkan pertumbuhan tanaman dan banyaknya unsur hara yang terserap per
satuan bobot biomassa yang dihasilkan. Substrat berpengaruh nyata terhadap berat kering tajuk cabai sedangkan
perlakuan nutrisi tidak berpengaruh nyata (gambar 8). Interaksi antara perlakuan substrat dan nutrisi terhadap
berat kering tajuk tidak nyata. Berat kering tajuk tanaman dipengaruhi proses fotosintesis yang terjadi pada
tanaman tersebut. Jika fotosintesis berjalan dengan baik maka fotosintesis yang dihasilkan juga banyak. Hasil
fotosintat akan digunakan untuk pembentukan organ dan jaringan dalam tanaman (Purbarani, 2011).
7. Berat Buah Cabai
Substrat berpengaruh nyata terhadap berat buah cabai sedangkan perlakuan nutrisi tidak berpengaruh nyata
(gambar 9). Interaksi antara perlakuan substrat dan nutrisi terhadap berat buah tidak nyata. Berat buah cabai
dipengaruhi jumlah dan ukuran cabai. Jumlah buah berkorelasi dengan jumlah bunga. Semakin banyak jumlah
bunga mucul maka kemungkinan jumlah buah yang dihasilkan juga semakin besar. Berat buah per tanaman
subtrat serat batang aren dan sekam kukus rendah karena jumlah bunga yang muncul sedikit. Salah satu faktor
yang mempengaruhi jumlah bunga dan jumlah buah yaitu ketersediaan nutrisi hara, terutama unsur fosfor. Unsur
fosfor berfungsi untuk mempercepat perbungaan, pemasakan biji, dan pembuahan.
Tanggapan dan Komentar

Dari penjelasan beberapa jurnal yang telah diriview diketahui bahan nutrisi berpengaruh
nyata terhadap tanaman yang telah di uji coba seperti Bayam merah, Pakcoy, Mentimun Jepang,
dan Cabai rawit. Penambahan nutrisi yang semakin tinggi dosis nutrisi AB mix yang diberikan
pada tanaman maka semakin tinggi pertumbuhan tanaman dan semakin banyak jumlah daun
pada tanaman. Namun bila dosis nutrisi melewati batas dari kebutuhan tanaman hidroponik
maka tanaman akan menunjukkan penurunan. Karena pada dasarnya nutrisi merupakan zat-zat
yang dibutuhkan tanaman yang menggunakan metode hidroponik untuk menggantikan nutris
yang diperlukan sehingga penambahan nutrisi sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman.

Anda mungkin juga menyukai