Oleh
Sri Wirdayanti Andup
(431418076)
Kelas A Pendidikan Biologi
Kesimpulan
Perlakuan pupuk organik cair sabut kelapa berpengaruh nyata terhadap bobot
kering tajuk pada dosis 300 mL/pot namun berpengaruh tidak nyata terhadap pH
tanah, C-Organik, K-dd, tinggi tanaman dan bobot kering akar. Perlakuan pupuk
kandang ayam menunjukkan pengaruh nyata terhadap pH tanah, C-Organik, K-dd,
tinggi tanaman dan bobot kering tajuk pada dosis 30 ton/ha namun berpengaruh
tidak nyata terhadap bobot kering akar. Interaksi pupuk organik cair sabut kelapa
dengan pupuk kandang ayam hanya berpengaruh nyata terhadap bobot kering
tajuk.
3. Pangaribuan Darwin, dkk. 2017. Aplikasi Pupuk Organik Cair dan Pupuk
Anorganik terhadap Pertumbuhan, Produksi, dan Kualitas Pascapanen
Jagung Manis (Zea mays var. saccharata Sturt.). J. Hort. Indonesia 8(1): 59-
67.
Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa Pengaruh kombinasi pupuk organik
cair dan pupuk anorganik terhadap peubah tinggi tanaman menunjukkan bahwa
perlakuan pupuk organik cair dengan 60% dosis N, P, K rekomendasi (L5)
memberikan pengaruh lebih baik daripada kontrol (L1). Bertambah tingginya
tanaman karena aplikasi pupuk cair hayati sesuai dengan hasil penelitian Kartika et
al., (2016) pada tanaman kemangi. Pengaruh kombinasi pupuk organik cair dan
pupuk anorganik terhadap peubah jumlah daun menunjukkan bahwa semua
perlakuan memberikan pengaruh lebih baik daripada kontrol (L1) kecuali
perlakuan kombinasi pupuk organik cair dan pupuk anorganik dengan dosis 20%
(L6)). Aplikasi taraf pemupukan tidak nyata memberikan pengaruh terhadap
tingkat kehijauan daun maupun serapan N daun. Hal ini karena tanaman lebih
cenderung memanfaatkan serapan N untuk pertumbuhan vegetatif yang lain,
misalnya pembesaran diameter batang dan penambahan jumlah daun tanaman. Hal
ini dibuktikan oleh perlakuan pupuk organik cair, pupuk anorganik maupun
kombinasinya menghasilkan tanaman dengan bobot brangkasan kering yang lebih
berat daripada perlakuan kontrol tanpa pupuk. Mengel dan Kirkby (2001)
berpendapat bahwa peningkatan bobot kering tanaman adalah salah satu ciri
peningkatan serapan nitrogen pada tanaman.
Kesimpulan
Kombinasi pupuk organik cair dan pupuk anorganik (Urea, SP-36, dan KCl)
20% rekomendasi dapat menjadi pupuk alternatif jagung manis yang lebih
ekonomis karena pertumbuhan dan produksinya sama dengan pupuk anorganik
rekomendasi. Kombinasi ini juga menunjukkan penyusutan bobot tongkol paling
rendah sehingga kualitas tongkol jagung manis dapat bertahan lebih lama daripada
perlakuan lainnya.
10. Manullang SG, Abdul Rahmi, dan Puji Astuti, 2014. PENGARUH JENIS
DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMANSAWI (Brassica juncea L.)
VARIETAS TOSAKAN. Jurnal AGRIFOR Volume XIII Nomor 1, ISSN :
1412 t 6885.
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pengaruh konsentrsasi poc berbeda
tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun pada umur 7 hari setelah
tanam serta jumlah daun tanaman pada saat panen, tetapi berbeda terhadap tinggi
tanaman dan jumlah daun tanaman pada umur 21 hari setelah tanam dan tinggi
tanaman sawi pada saat panen. Tidak adanya perbedaan yang nyata dari pengaruh
konsentrasi poc tersebut disebabkan karena tanaman saw masih muda dan masih
dalam tahap pertumbuhan awal, selain itu juga disebabkan karena kebutuhan
unsur hara tanaman masih dapat dipenuhi oleh media tanam tempat tumbuhnya,
yaitu berdasarkan hasil analisis tanah dilaboratorium bahwa media
tanammengandung 0.22% n (tergolong sedang), 88 ppm p2o5 (tergolong tinggi),
dan 158 ppm k2o (tergolong tinggi).adanya perbedaan yang nyata dari pengaruh
konsentrasi poc tersebut terhadap tinggi tanaman pada umur 21
Hari setelah tanam dan pada saat panen serta jumlah daun pada umur 21 hari
setelah tanam disebabkan dengan bertambahnya umur tanaman, sehingga
kebutuhan unsur hara tanaman juga bertambah banyak dan hal tersebut tidak
semuanya dapat dipenuhi oleh media tanam tumbuh tanaman. Sesuai dengan
pendapat mulyani sutejo (2002) bahwa makin bertambahnya umur pertumbuhan
tanaman makin diperlukan pula pemberian unsur hara untuk proses pertumbuhan
dan perkembangannya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan,
yaitu sebagai berikut:
1. Pengaruh jenis POC berbeda nyata terhadap berat tanaman, tetapi berbeda
tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman sawi pada umur
7 dan 21 hari setelah tanam serta pada saat panen. POC Bio Sugih
menghasilkan berat tanaman sawi pada saat panen yaitu 165,21 g tanaman -1
dan POC Nasa yaitu 118,35 g tanaman-1.
2. Pengaruh konsentrasi POC berbeda nyata terhadap tinggi tanaman pada umur
21 hari setelah tanam dan pada saat panen, jumlah daun pada umur 21 hari
setelah tanam, dan berat tanaman sawi, tetapi berbeda tidak nyata terhadap
tinggi tanaman pada umur 7 hari setelah tanam, jumlah daun pada umur 7 hari
setelah tanam dan pada saat panen. Berat tanaman sawi paling tinggi
dihasilkan pada perlakuan 2,0 ml l-1 air (n2) yaitu 185,59 g tanaman-1,
sedangkan yang paling rendah dihasilkan pada perlakuan tanpa pemberian
POC (n0) yaitu 84,02 g tanaman-1.
3. Pengaruh interaksi antara faktor jenis POC dengan faktor konsentrasi POC
berbeda tidak nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman sawi
pada umur 7 dan 21 hari setelah tanam serta pada saat panen, dan berat
tanaman sawi pada saat panen.
11. Gaina, dkk, 2020. PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK SEBAGAI
BAHAN DASAR PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR PERTANIAN
DI DESA CAMPLONG II, KECAMATAN FATULEU, KABUPATEN
KUPANG, NTT. Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan. e-ISSN: 2502-
5392 Vol. 05 No. 2 Tahun 2020.
Pupuk organik dapat berupa cairan ataupun padatan yang dihasilkan dari
pembusukan bahan organik, baik berupa limbah pertanian maupun limbah
peternakan yang memiliki manfaat untuk menyuburkan tanah pada bagian
permukaan tanah, meningkatkan populasi jasad renik, meningkatkan serapan
air,menyimpan air tanah dan dapat memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman.
Unsur hara esensial yang terkandung dalam POC ini dapat berupa nitrogen,
fosfor, kalium, kalsium dan magnesium (Saputra dkk, 2020). Pada kegiatan ini,
kelompok dilatihan memmbuat pupuk cair dari sampah organik rumah tangga dan
sisa limbah pertanian dengan air cucian beras dan menambahkan effective
microorganism (EM4) (Octavia dan Wahidah, 2020) . Dengan kegiatan ini,
masyarakat desa menjadi sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dengan
mengolah sampah organik untuk menghasilkan pupuk yang dapat diaplikasikan
pada tanaman sayur di pekarangan rumah.
Kesimpulan
Pengenalan teknologi pengolahan limbah pertanian menjadi pupuk organik
cair telah memberikan hasil positif serta perubahan perilaku masyarakat desa
dalam memanfaatkan sisa hasil pertanian dengan lebih efektif dan efisien.
15. Wijayanti et al, 2019. Pengaruh Masa Inkubasi Pupuk dari Air Cucian Beras
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.) Jurnal
UNDIP. Volume 4 Nomor 1.
Berdasarkan hasil analisis statistika, pemberian pupuk air cucian beras dengan
masa inkubasi berbeda dapat berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman.
Pertumbahan tinggi tanaman merupakan salah satu bentuk adanya peningkatan
pembelahan dalam meristem apikal, sehingga mendorong terjadinya pertumbuhan
primer.
Berdasarkan hasil analisis statistika pemberian pupuk air cucian beras tidak
memberikan pengaruh yang nyata pada jumlah daun tanaman sawi hijau. Gambar
2, menunjukkan adanya kecenderungan perlakuan tanpa masa inkubasi (0 hari)
dan dengan inkubasi 15 hari memiliki jumlah daun terbanyak dibandingkan
dengan perlakuan lainnya. Daun merupakan organ tanaman tempat mensintesis
makanan untuk kebutuhan tanaman maupun sebagai cadangan makanan (Duaja,
2012). Nutrisi sangat berpengaruh pada pembentukan daun terutama unsur N.
Kandungan hara N yang tinggi pada masa inkubasi 0 hari dan 15 hari,
menyebabkan jumlah daun yang tumbuh semakin bertambah. Ikhtiyanto (2010),
mengatakan bahwa unsur N berperan untuk pertumbuhan vegetatif, yaitu
pembentukan tunas, pembentukan daun, dan pertumbuhan batang, apabila
pasokan N tersedia dalam jumlah yang cukup, daun tanaman akan tumbuh besar
dan memperluas permukaan yang tersedia untuk proses fotosintesis.
Berdasarkan hasil analisis statistika, perlakuan pemberian pupuk air cucian
beras dengan masa inkubasi berbeda tidak berpengaruh terhadap luas daun
tanaman sawi hijau. Hasil rerata luas daun dapat dilihat pada Gambar 3.
Meskipun masa inkubasi tidak berpengaruh tetapi ada kecenderungan pada
perlakuan tanpa masa inkubasi (0 hari) memiliki luas daun tertinggi dibandingkan
dengan perlakuan lainnya.Daun merupakan organ penting tanaman yang berperan
dalam proses fotosintesis karena terdapat klorofil. Luas daun dari setiap tanaman,
umumnya dipengaruhi oleh jumlah daun. Semakin banyak jumlah daun maka luas
daun dari suatu tanaman juga semakin lebar. Ifantri dan Ardiyanto (2015),
menyatakan bahwa suatu tanaman semakin banyak jumlah daunnya maka luas
daunnya akan semakin lebar.
Kesimpulan
Masa inkubasi pada pupuk air cucian beras berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan tinggi tanaman, bobot basah dan jumlah klorofil total tetapi tidak
berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, luas daun, bobot kering dan jumlah
karotenoid tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.). Pertumbuhan tanaman sawi
hijau (Brassica juncea L.), perlakuan masa inkubasi 15 hari, memberikan hasil
terbaik pada parameter tinggi tanaman. Perlakuan 0 hari memberikan hasil terbaik
pada parameter jumlah daun, luas daun, bobot basah, dan bobot kering tanaman
sawi hijau (Brassica juncea L.). Masa inkubasi yang semakin lama justru
menghambat pembentukan pigmen klorofil dan karotenoid dari tanaman sawi
hijau (Brassica juncea L.).
Kesimpulan